tidak, yang diterima sangat nyata seperti pemikiran orang itu sendiri. Halusinasi
ini harus terjadi dalam konteks sensoris yang jelas, yang terjadi ketika jatuh
tertidur (hypnagogic) atau saat bangun (hipnopompik) dipertimbangkan untuk
berada pada pengalaman normal. Halusinasi mungkin hal yang normal dalam hal
pengalaman religius pada beberapa kebudayaan.
Pemikiran yang tidak terorganisir (kemampuan berbicara)
Pemikiran yang tidak terorganisir (gangguan pemikiran formal) secara tipikal
disimpulkan dari kemampuan berbicara seseorang. Seseorang mungkin mampu
mengubah pembicaraan dari satu topik ke topik lainnya (derailment atau asosiasi
yang goyah). Jawaban dari pertanyaan mungkin cenderung berhubungan atau
justru sangat tidak berhubungan (tangensial). Jarangnya, kemampuan berbicara
mungkin sangat tidak terorganisir hingga hampir tidak bisa dipahami dan
menyerupai afasia reseptif dalam disorganisasi linguistik (inkoheren atau word
salad). Karena disorganisir kemampuan berbicara ringan sangat umum dan tidak
spesifik, gejalanya harus cukup berat untuk secara inti menganggu komunikasi
efektif. Keparahan dari gangguan mungkin sulit dinilai jika seseorang yang
melakukan diagnosis berasal dari latar belakang linguistik yang berbeda dari
orang yang sedang diperiksa. Gangguan pemikiran yang tidak terorganisir
mungkin terjadi saat periode prodromal dan residual dari skizofrenia.
Grossly disorganized atau Kebiasaan Motorik Abnormal (termasuk Katatonia)
Grossly disorganized atau kebiasaan motorik abnormal mungkin bermanifestasi
dalam berbagai hal, dimulai dari kekonyolan yang bersifat kekanak-kanakan
sampai agitasi yang tidak terprediksi. Masalah mungkin tercatat dalam berbagai
bentuk kebiasaann yang goal-directed, menyebabkan kesulitan untuk melakukan
hal tersebut pada keseharian.
Kebiasaan katatoni ditandai dengan menurunya reaktifitas terhadap lingkungan
sekitar. Ini mulai dari resistensi terhadap perintah (negativisme); hingga ke
mempertahankan keadaan tubuh yang kaku, postur tubuh yang tidak sewajarnya
atau aneh; hingga ke kurangnya respon verbal dan motorik (mutisme dan stupor).
Hal ini juga bisa dimasukkan dalam aktifitas motorik yang tidak bertujuan dan
aktifitas motor berlebihan tanpa penyebab (gaduh gelisah). Fitur lainnya yaitu
pengulangan pergerakan yang terus-menerus, menatap, mutisme dan echo
berbicara. Meskipun katatoni secara riwayatnya diasosiasikan dengan skizofrenia,
gejala katatonik tidak spesifik dan mungkin terjadi pada gangguan mental lainnya
(contohnya bipolar atau gangguan depresif dengan katatonia) dan dalam kondisi
medis (gangguan katatonik karena kondisi medis lainnya).
Gejala negatif
Gejala negatif terhitung memiliki porsi yang cukup banyak pada morbiditas yang
dikaitkan dengan skizofrenia tapi kurang menonjoll di gangguan psikotik lainnya.
Dua simptom negatif yang umumnya menonjol pada skizofenia: lemahnya
ekspresi emosi dan avolition. Minimnya ekspresi emosi termasuk berkurangnya
ekspresi emosi dalam wajah, kontak mata, intonasi dalam bicara (prosody), dan
pergerakan dari tangan, kepala dan wajah yang biasanya memberikan penekanan
mengenai apa yang dibicarakan. Avolition adalah berkurangnya motivasi diri
untuk melakukan suatu aktifitas. Orang tersevut mungkin duduk dalam periode
yang lama dan kurang menunjukkan ketertarikan berpartisipasi dalam hal
pekerjaan ataupun kegiatan sosial. Simptom negatif lainnya termasuk alogia,
anhedonia, dan asosialis. Alogia bermanifestasi dari kurangnya output berbicara.
Anhedonia yaitu berkurangnya kemampuan untuk merasakan kegembiraan dari
stimulasi positif atau degrqqadasi dalam mengingat kembali kegembiraan yang
sebelumnya dirasakan. Asosialis ditunjukkan untuk kurangnya ketertarikan dalam
interaksi sosial dan mungkin diasosiasikan dengan avolition, tapi bisa juga
merupakan manifestasi dari kurangnya kesempatan untuk berinteraksi sosiall.
Gangguan dalam bab ini
Bab ini diorganisir berdasarkan tingkatan dari psikopatologi. Klinisi awalnya
harus memikirkan kondisi yang tidak memenuhi kriteria penuh untuk gangguan
psikotik atau yang terbatas pada satu domain dari psikopatologi. Kemudian
mereka harus mempertimbangkan kondisi yang dibatasi oleh waktu. Dan terakhir,
diagnosis dari gangguan spektrum skizofrenia membutuhkan ekslusi dari kondisi
lainnya yang mungkin meningkatkan psikosis.
Gangguan pribadi skizotipal dicatat dalam bab ini dimasukkan diantara spektrum
skizofrenia, meskipun penggambaran penuhnya terdapat pada bab gangguan
kepribadian. Diagnosis gangguan pribadi skizotipal mengambil berbagai pola
yang menjalar dari defisit sosial dan interpersonal, termasuk berkurangnya
kapasitas untuk hubungan yang dekat, distorsi kognitif atau perseptual, dan
kebiasaan eksentrik, biasanya dimulai dari dewasa muda tapi dalam beberapa
kasus dimulai dari masa kanak-kanak dan remaja. Abnormalitas dalam
kepercayaan, pemikiran, dan persepsi merupakan permulaaan dari diagnosis dari
gangguan psikotik.
Dua kondisi yang ditetapkan oleh keterbatasan abnormalitas menjadi domain dari
psikosis: delusi dan katatonia. Gangguan delusi dikarakterisasikan dengan paling
kurang 1 bulan dari delusi tapi tidak ada gejala psikotik lainnya. Katatonia akan
digambarkan pada bab berikutnya dan pada lebih lanjut pada diskusi ini.
Gangguan psikotik singkat bertahan lebih dari 1 hari dan remisi setidaknya 1
bulan dari gejala fase aktif. Gangguan bentuk skizofreni dikarakterisasikan
dengan sebuah tampilan simptomatik yang serupa skizofrenia kecuali durasinya
(kurang dari 6 bulan) dan tidak adanya kebutuhan untuk menolak beraktifitas.
Skizofrenia bertahan selama paling kurang 6 bulan dan termasuk paling kurang 1
bulan dari gejala fase aktif. Dalam gangguan skizoafektif, episode suasana hati
dan episode fase aktif dari skizofrenia terjadi bersamaan dan didahului atau diikuti
oleh paling tidak 2 minggu delusi atau halusinasi tanpa gangguan suasana hati
yang menonjol.
Gangguan psikotik mungkin disebabkan oleh kondisi lainnya. Dalam gangguan
psikotik karena medikasi atau zat-zat tertentu, gejala psikotik dinilai sebagai
konsekuensi fisioglogis dari penyalahgunaan obat-obatan, medikasi, atau paparan
racun dan menghilang setelah penyebabnya dihilangkan. Dalam gangguan
psikotik karena kondisi medis lainnya, gejala psikotik dinilai sebagai konsekuensi
fisiologik dari kondisi medis tersebut.
Katatonia dapat terjadi pada beberapa gangguan, termasuk neurodevelopmental,
psikotik, bipolar, depresi, dan gangguan mental lainnya. Bab ini juga menyertakan
diagnosis katatonia yang diasosiasikan dengan gangguan mental lainnya
(katatonia spesifik), gangguan katatonia dikarenakan kondisi medis lainnya, dan
katatonia tidak spesifik, dan kriteria diagnosis untuk tiga kondisi yang terjadi
bersama.
Spektrum skizofreni spesifik dan tidak spesifik lainnya dan gangguan psikotik
dimasukkan dalam kelasgambaran psikotik yang tidak masuk dalam kriteria
manapun dari gangguan psikotik, atau simptomologi psikotik dimana tidak
aadekuattnya atau berlawanannya informasi yang didapatkan.
Penilaian klinis dari gejala dan fenomena yang berhubungan secara klinis dalam
psikosis.
Gangguan psikosis beraneka ragam dan keparahan dari gejala dapat
memprediksikan aspek penting dalam penyakit, seperti tingkat defisit kognitif
atau neurobiologis. Untuk maju lebih kedepannya, kerangka yang mendetail untuk
penilaian derajat keparahan trmasuk dalam bagian III mengukur assesment yang
mungkin membantu dalam rencana terapi, menentukan prognosis, dan penelitian
dalam mekanisme patopsiologikal. Bagian III pengukuran assesment juga
memiliki penilaian dimensional dari gejala primer dari psikosis termasuk
e. Gangguan tidak disebabkan oleh efek psikologikal dari penggunaan obatobatan atau kondisi medis dan tidak bisa dijelaskan dengan baik oleh
gangguan mental lainnya seperti gangguan dismorfik tubuh atau gangguan
obsesif-kompulsif.
Spesifik jika:
Tipe erotomania: subitipe ini diterapkan ketika tema utama dari delusi
adalah bahwa seseorang sedang jatuh cinta dengan orang tersebut.
Tipe grandiose: Subtipe ini diterapkan ketika tema utuma dari delusi
adalah seseorang memiliki kemampuan yang luar biasa (tapi tak dikenali)
atau ramalan atau telah membuat penemuan yang penting.
Tipe cemburu: Subtipe ini diterapkan ketika tema utama dari delusi yaitu
suaminya atau kekasihnya tidak setia.
Tipe persecutory: Subtipe ini diterapkan ketika tema utama dari delusi
termasuk kepercayaan individu tersebut bahwa ada konspirasi melawan
dirinya, ditipu, dimata-matai, diikuti, diracuni, difitnah, dilecehkan dan
dihalangi untuk mengejar tujuan jangka panjangnya.
Tipe somatik: Subtipe ini diterapkan ketika tema utama dari delusi ini
berhubungan dengna fungsi tubuh dan sensasi.
Tipe campuran: subtipe ini diterapkan ketika tidak ada satu tema
mendominasi delusi.
Tipe tidak spesifik: Subtipe ini diterapkan ketika delusi dominan tidak bisa
ditetapkan dengan jelas atau tidak digambarkan dalam tipe yang spesifik.
(contohnya delusi referensial tanpa komponen persecutory atau grandiose
yang menonjol)
Spesifik jika:
Dengan konten bizzare: Delusi dikatakan bizzare jika sudah jelas tidak
masuk akal, tidak dimengerti, dan tidak berasal dari pengalaman yang
terjadi sehari-hari (contohnya kepercayaan seseorang bahwa seseoran
gtelah mengambil organ dalamnya dan menggantinya dengan organ dalam
seseorang tanpa meninggalkan luka atau bekas apapun).
Spesifik jika:
Beberapa specifiers ini hanya digunakan setelah durasi gangguannya terjadi lebih
dari 1 tahun:
Episode awal, sekarang dalam episode akut: Manifestasi awal dari
gangguan mencapai kriteria diagnostik gejala dan waktu. Episode akut
adalah periode waktu dimana kriteria gejala terpenuhi.
Episode awal, sekarang dalam remisi parsial: Remisi parsial adalah
periode waktu dimana terjadi perkembangan setelah episode sebelumnya
bertahan dan dimana kriteria penentu dari gangguan ini hanya sebagian
terpenuhi.
Episode awal, sekarang remisi penuh: Remisi penuh adalah periode waktu
setelah episode sebelumnya dimana tidak adanya gejala yang nampak.
Episode multipel, sekarang dalam episode akut.
Episode multipel, sekarang dalam remisi parsial.
Episode multipel, sekarang dalam remisi penuh.
Kontinyu: Gejala memenuhi kriteria diagnosis dari gangguan yang terus
bertahan pada sebagian besar perjalanan penyakit, dimana periode gejala
subthreshold relatif sangat singkat dibanding perjalanan gejala
keseluruhan.
Tidak spesifik.
Menentukan derajat keparahan saat ini:
Derajat keparahan ditentukan dari penilaian kuantitas dari gejala utama
psikosis, termasuk delusi, halusinasi, gangguan kemampuan bahasa,
kebiasaan psikomotor abnormal, dan simptom negatif. Tiap gejala
mungkin ditentukan dari waktu (paling berat bertahan hingga 7 hari)
dalam skala 5-poin dimulai dari 0 (tidak ada) hingga 4 (ada dan berat).
(lihat dimensi hubungan klinis dari keparahan gejala psikosis dalam bab
penilaian assesment.
Catatan: diagnosis dari gangguan delusi dapat dibuat tanpa menggunakan
penentu derajat keparahan).
Subtipe
Dalam tipe erotomania, tema utama dari delusi adalah seseorang jatuh cinta
dengan individu tersebut. Seseorang yang terlibat biasanya memliki status yang
lebih tinggi (cotohnya seorang yang terkenal atau atasan dalam pekerjaan) tapi
bisa juga seseorang yang benar-benar asing. Usaha untuk berkomunikasi dengan
objek dari delusi sering terjadi. Dalam tipe grandiose, tema utama dari delusi yaitu
keyakinan bahwa orang tersebut memiliki kemampuan luar biasa atau ramalan
atau membuat suatu temuan penting. Jarangnya, orang tersebut berdelusi bahwa ia
memiliki hubungan spesial dengan seseorang yang penting atau dirinya
merupakan seseorang yang penting (dimana pada kenyataannya orang tersebut
dinyatakan sedang menyamar). Delusi grandiose mungkin juga memiliki konten
religius. Dalam tipe pencemburu, tema utama dari delusi yaitu orang tersebut
memiliki pasangan yang tidak setia. Keyakinan ini muncul tanpa adanya penyebab
dan berdasarkan pada bukti kecil yang tidak benar (contohnya pakaian yang
kusut). Individu dengan delusi ini biasanya bertengkar dengan pasangannya dan
berusaha mengintervensi selingkuhannya. Dalam tipe persecutory, tema utama
dari delusi berhubungan dengan kepercayaan seseorang bahwa ada konspirasi
untuk melawannya, dibohongi, dimata-matai, diikuti, diracuni, difitnah,
dilecehkan, atau dihalangi untuk mencapai tujuan jangka panjang tertentu.
Bagian-bagian remeh mungkin dibesar-besarkan dan menjadi fokus dari sistem
delusi. Individu yang mengalami hal ini mungkin beberapa kali mencoba untuk
mencapai kepuasaan dengan aksi legal atau legislatif. Individu dengan delusi
persecutory mungkin menyimpan dendam dan pemarah dan mungkin melakukan
kekerasan kepada seseorang yang dinilai membahayakan dirinya. Dalam tipe
somatik, tema utama dari delusi berhubungan dengan fungsi tubuh dan sensasi.
Delusi somatik dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Paling sering dari keyakinan
bahwa dirinya memiliki bau tidak enak, bahwa ada serangga yang bersarang
dalam tubuhnya, bahwa ada parasit dalam tubuhnya, bahwa ada beberapa bagian
tubuhnya yang aneh atau merasa dirinya jelek, atau ada beberapa bagian tubuh
yang tidak berfungsi.
Fitur diagnostik
Fitur penting dalam gangguan delusi yaitu adanya satu atau lebih delusi yang
bertahan hingga paling kurang 1 bulan (kriteria A). Diagnosis dari gangguan
delusi tidak diberikan jika seseorang pernah memiliki tamilan gejala yang
mencapai kriteria A untuk skizofrenia (kriteria B). Diluar dari dampak langsung
dari delusi, gangguan dalam fungsi psikososial mungkin lebih terbatas dibanding
mereka yang memiliki gangguan psikotik seperti skizofenia, dan kebiasaan yang
tidak pasti bizzare atau aneh (kriteria C). Jika episode suasana hati/mood terjadi
saat delusi, durasi total dari episode mood cenderung singkat dibanding total
durasi dari periode delusi. (kriteria D). Delusi tidak berhubungan dengan efek
fisiologik dari zat-zat tertentu (contoh kokain) atau kondisi medis lainnya (contoh
Gangguan fungsional biasanya lebih terbatas dari yang terlihat dalam gangguan
psikotik, meskipun dalam beberapa kasus, gangguan mungkin substansial dan
termasuk fungsi okupasi yang buruk dan isolasi sosial. Ketika fungsi psikososial
yang buruk muncul, orang yang mengalami delusi percaya bahwa dirinya
memerankan bagian yang penting. Karakteristik individu yang umum dengan
gangguan delusi yaitu sikap normal yang semu ketika ide delusi mereka tidak
sedang didiskusikan atau tidak dilakukan.
Diagnosis diferensial
Gangguan yang berhubungan dengan obsesif-kompulsif. Jika individu dengan
gangguan obsesif-kompulsif sepenuhnya percaya bahwa gangguan obsesifkompulsifnya nyata, maka diagnosis dari hal ini yaitu gangguan obsesifkompulsif, dengan tidak adanya keyakinan delusi spesifik, harus diberikan
dibanding dengan diagnosis gangguan delusi. Serupa, jika seorang individu
dengan gangguan dismorfik tubuh yakin bahwa delusinya nyata, maka diagnosis
gangguan tubuh dismorfik, dengan tidak adanya delusi spesifik harus diberikan
dibandingkan dengan diagnosis gangguan delusi.
Delirium, gangguan neurokognitif mayor, gangguan psikotik karena kondisi medis
lainnya, dan gangguan psikotik karena obat atau zat tertentu. Individu dengan
gangguan ini mungkin menunjukkan gejala gangguan delusi. Contohnya,
gangguan delusi persecutory sederhana dalam konteks gangguan neurokognitif
mayor mungkin didiagnosis sebagai gangguan neurokognitif mayor dengan
gangguan sikap. Gangguan psikotik karena obat dan zat tertentu secara silang
dapat identik dengan gejala gangguan delusi tapi dapat dipisahkan dengan
hubungan kronoligis dari penggunaan obat-obatan hingga ke onstet dan remisi
dari delusi.
Gangguan skizofrenia dan skizofrniform. Gangguan delusi dapat dipisahkan dari
skizofrenia dan skizofreniform dari tidak adanya karakteristik gejala dari fase
aktif skizofrenia.
Gangguan depresi dan bipolar dan gangguan skizoafektif. Gangguan ini mungkin
dapat dibedakan dari gangguan delusi berdasarkan hubungan temporal antara
gangguan mood dan delusi dan berdasarkan beratnya gejala suasana hati/mood.
Jika delusi terjadi hanya pada episode mood, diagnosisnya adalah gangguan
depresif atau bipolar dengan fitur psikotik. Simptom suasana hati/mood yang
memenuhi kriteria untuk episode mood dapat tumpang dalam gangguan delusi.
Gangguan delusi dapat didiagnosis jika total durasi dalam episode mood tetap
relatif singkat dibanding dari toatal duaris dari gangguan delusi. Jika tidak, maka
diagnosis dari spektrum skizofrenia spesifik atau tidak spesifik dan gangguan
Fitur diagnostik
Fitur diagnostik yang penting dari gangguan psikotik yaitu gangguan yang
berhubunjgan dengan onset yang mendadak dari setidaknya satu dari gejala
psikotik positif: delusi, halusinasi, gangguan bicara, gangguan psikomotor
abnormal, termasuk katatonia (kriteria A), Onset mendadak yang digambarkan
sebagai perubahan dari tingkat nonpsikotik ke tingkat psikotik yang jelas dalam 2
minggu, biasanya tanpa gejala prodormal. Sebuah episode dengan gangguan yang
bertahan setidaknya 1 hari tapi kurang dari 1 bulan, dan individu tersebut akhirnya
kembali berfungsi secara penuh hingga ke tingkat premorbid. (kirteria B).
Gangguan tidak dapat dijelaskan dengan baik dengan gnagguan bipolar atau
depresi dengan fitur psikotik, gangguan skizoafektif, atau skizofrenia dan tidak
dihubungkan dengan efek psikologikal dari zat tertentu (contohnya halusinogen)
atau kondisi medis lainnya. (contoh hematoma subdural) (kriteria C).
Sebagai tambahan dari 5 gejala utam diidentifikasi dengan kriteria diagnosis,
penilaian kognitif, depresi dan gejala mania merupakan hal penting untuk
memisahkan kriteria antara berbagai spektrum skizofrenia dan gangguan psikotik
lainnya.
Fitur yang berhubungan untuk mendukung diagnosis
Meski tingkat relaps tinggi, pada kebanyakan individu berhasil dalam hal fungsi
sosial dan simptomatologi.
Diagnosis diferensial
Kondisi medis lainnya. Berbagai gangguan medis mungkin bermanifestasi dalam
gejala psikotik dalam durasi singkat. Gangguan psikotik karena kondisi medis
lainnya atau delirium didiagnosis ketika ada bukti dari riwayat, pemeriksaan fisis,
atau pemeriksaan lab bahwa delusi atau halusinasi merupakan konsekuensi
fisiologis langsung dari kondisi medis spesifik (contoh cushings syndrome, tumor
otak) (lihat gangguan psikotik karena kondisi medis lainnya selanjutnya di bab
ini).
Gangguan yang berhubungan dengan zat-zat tertentu. Gangguan psikotik karena
zat atau medikasi, delirium karena zat tertentu, dan intoksikasi zat dipisahkan dari
gangguan psikotik singkat berdasarkan fakta bahwa zat tertentu (contoh
penyalahgunaan obat, medikasi, dan paparan racun) dinilai sebagai etiologi dari
gejala psikotik (Lihat gangguan psikotik karena zat tertentu dan medikasi
selanjutnya di bab ini) . Tes laboratorium, seperti tes urin atau tingkat alkohol,
mungkin dapat membatu dalam memisahkannya, mungkin juga riwayat yang rinci
dari penggunaan obat-obatan tanpa tujuan menjadi hubungan yang temporal atara
konsumsi zat tersebut dan onset dari gejala dan pada lingkungan dimana zat
tersebut digunakan.
Gangguan depresif atau bipolar. Diagnosis dari gangguan psikotik singkat tidak
dapat dibuat jika gejala psikotik lebih dapat dijelaskan pada episode mood (gejala
psikotik terjadi khususnya saat episode berat dari depresi, mania, atau episode
campuran).
Gangguan psikotik lainnya. Jikagejalapsikotik bertahan selama satu bulan atau
lebih, maka diagnosisnya entah gangguan skizofrenia, gangguan delusi, gangguan
depresi dengan fitur psikotik, gangguan bipolar dengan fitur psikotik, atau
spektrum skizofrenia spesifik atau tidak spesifik dan gangguan psikotik lainnya,
tergantung dari gejala lain yang muncul. Diagnosis diferensial dari gangguan
psikotik singkat dan gangguan skizofreniform sulit jika gejala psikotik telah
remisi sebelum 1 bulan sebagai respon dari terapi yang sukses dengan medikasi.
Perhatian khusus harus diberikan [ada kemungkinan adanya gangguan rekuren
(contoh gangguan bipolar, skizofrenia rekuren eksaserbasi akut) mungkin juga
bertanggung jawab atas episode psikotik yang terjadi.
Malingering atau gangguan yang dibuat-buat. Pada beberapa individu dengan
gangguan kepribadian, tekanan psikososial mungkin mempresipitasi gejala
psikotik dengan periode singkat. Gejala ini biasanya tansien dan tidak menjamin
diagnosis yang terpisah. Jika gejala psikotik terus berlanjut sampai setidaknya 1
hari, diagnosis tambahan untuk gangguan psikotik singkat mungkin dapat
diberikan.
Gangguan skizofreniform
Kriteria diagnosis
A. Dua (atau lebih) dari gejala dibawah ini, muncul dalam porsi signifikan
selama periode 1 bulan (atau kurang jika berhasil diterapi). Paling kurang
satu dari (1), (2), atau (3):
1. Delusi
2. Halusinasi
3. Gangguan berbicara
4. Gangguan disorganisasi atau kebiasaan katatonik
5. Simptom negatif (kurangnya ekspresi emosi)
B. Episode dari gejala bertahan paling tidak 1 bulan tapi kurang dari 6 bulan.
Ketika diagnosis harus dibuat tanpa menunggu kesembuhan, harus
dikualifikasikan atas provisional.
C. Gangguan skizoafektif dan depresi atau bipolar dnegan fitur psikotik telah
disingkirikan entah karena 1) tidak ada episode depresi berat atau mania
yang terjaadi selama gejala fase aktif, atau 2) jika episode mood terjadi
selama gejala fase aktif, telah muncul sebagian kecil dari durasi total dari
periode aktif dan residu dari penyakit.
D. Gangguan tidak berhubungan dengan efe fisiologis karena zat tertentu
(contoh penyalahgunaan obat-obatan atau medikasi) atau kondisi medis
lainnya.
Spesifikkan jika:
Dengan fitur prognosis yang baik: Hal ini membutuhkan adanya
setidaknya dua dari fitur ini: onset dari gejala psikotik yang menonjol
sekitar 4 minggu dari pertama kali dirasakan perubahan dalam tingkah
laku atau fungsional sehari-hari; kebingungan; premorbid sosial yang baik
dan fungsi okupasi; tidak adanya afek datar.
Tidak dengan prognosis yang baik: Diterapkan jika lebih dari dua fitur
diatas tidak ada.
Spesifikkan jika:
Dengan katatonia (ditunjukkan untuk kriteria katatonia yang berhubungan
dengan gangguan mental lainnya, pp. 119-120, untuk definisi).
Sebagai tambahan dari 5 gejala utama dari kriteria diagnosis, penilaian kognitif,
depresi, gejala mania merupakan hal penting untuk membuat kriteria yang
membedakan atara berbagai spektrum skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya.
Fitur tambahan yang mendukung diagnosis
Seperti skizofrenia, saat ini tidak ada tes laboratorium atau psikometrik untuk
gangguan skizofreniform. Ada beberapa bagian otak dimana neuroimaging,
neuropatologis dan neurofisiologis teliti yang mengindikasikan adanya
abnormalitas, tapi tidak ada yang bersifat diagnostik.
Prevelensi
Insiden dari gangguan skizofreniform pada berbagai sosiokultural sama seperti
skizofrenia. DI US dan negara maju lainnya, insidennya rendah mungkin lima kali
lebih sedikit dari skizofrenia. Pada negara berkembang, insidennya mungkin
meningkat, terutama spesifier dengan fitur prognosis yang baik; pada beberapa
tempat gangguan skizofreniform mungkin sama seringnya dengan skizofrenia.
Perkembangan dan perjalanan
Perkembangan dari skizofreniform mungkin mirip dengan skizofrenia. Sekitar 1
dari tiga individu dengan diagnosis awal skizofreniform (provisional) sembuh
sekitar 6 bulan dan gangguan skizofreniform dalam diagnosis akhirnya. Mayoritas
dari sisanya biasanya akan menerima diagnosis skizofrenia atau gangguan
skizoafektif.
Faktor risiko dan prognosis
Genetik dan fisiologis. Relatifnya orang dengan skizofreniform meningkatkan
risiko untuk menjadi skizofrenia.
Konsekuensi fungsional dari gangguan skizofreniform
Pada sebagaian besar individu denan gangguan skizofreniform yang akhirnya
menerima diagnosis skizofrenia atau gangguan skizoafektif, konsekuensi
fungsionalnya bersifat sama. Kebanyakan individu merasakan disfungsi dalam
beberapa area dalam keseharian, seperti sekolah atau bekerja, hubungan
interpresonal, dan merawat diri. Individu yang sembuh dari gangguan
skizofreniform memiliki fungsi yang lebih baik.
Diagnosis banding
Gangguan mental lainnya dan kondisi medis. Berbagai macam kondisi mental dan
medis yang luas dapat bermanifestasi pada gejala psikotik yang harus dipikirkan