Oleh :
Kelompok XIII
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
NAMA
EFRINALDO PARDEDE
RUKIA RISKITA DEWI
UMMI ANA SARI NASUTION
MARTAULI NAIBAHO
SALMAN ALFARIZI
RIRIEN FEBY SHARA
FURQON FAISAL
HENDY SEPTIAN
NIM
141121055
141121094
141121020
141121009
141121044
141121095
141121097
141121061
Waktu
: 13.00 WIB
Hari/tgl
: 06 Oktober 2016
Latar Belakang
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan
Tujuan
1. Tujuan Umum
Penatalaksanaan Kegiatan
1. Topik
Pelatihan P3K pada Dokter kecil
2. Metode
-
Ceramah
Demonstrasi
Tanya Jawab
Power Point
Hari /tanggal
: 06 Oktober 2016
Jam
: 13.00 wib
Tempat
: SD
Susunan Acara
N
Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan Audiens
Waktu
o
1
Pembukaan
5 menit
Memberi salam
Memperkenalkan
diri
wab salam
-
Menjelaskan kontrak
waktu dan tujuan pertemuan
Mend
engarkan
Mengkaji
Mend
engarkan
Menj
Memberi
dan
memperhatikan
-
reinforcement positif
Meng
emukakan pendapat
Mend
engarkan
dan
memperhatikan
2
Pelaksanaan
-
Mendemonstrasikan -
Mend
engarkan
pingsan
memperhatikan
20 menit
dan
Meng
ulangi kembali
maag/mual
-
Mend
engarkan
Mendemonstrasikan
Mem
perhatikan
Mem
perhatikan
Menjelaskan tentang
sistematika pertolongan pertama
Mem
perhatikan
Penutup
-
5
Ajukan
pertanyaan -
Audie
ns mendengarkan
5 menit
Memberikan
Audie
ns
menjawab pertanyaan
pertanyaan
Memberi
reinforcement (+)
-
audiens
Mend
egarkan
Mengevaluasi
bersama
menjawab
menyimpulkan
Mend
engarkan
materi
dan
memperhatikan
Ikut
menyimpulkan
Memberi salam
Mem
balas
Menja
wab
Pengorganisasian
a. Penyaji
b. Moderator
b. Evaluasi proses
-
c. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan audiens dapat :
Lampiran
MATERI
PELATIHAN P3K DOKTER KECIL
A. Pingsan (Syncope/collapse)
Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak
kekurangan
O2,
lapar,
terlalu
banyak
mengeluarkan
Gejala
b.
Perasaan limbung
Pandangan berkunang-kunang
Telinga berdenging
Muka pucat
Lemas
Keringat dingin
Menguap berlebihan
Takrespon (beberapamenit)
tenaga,
dehidrasi
Selimuti korban
Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >>
Rujuk ke instansi kesehatan
B. Maag/Mual
Maag/Mual adalah gangguan lambung/saluran pencernaan.
a.
Gejala
Berkeringat dingin
Lemas
b.
Penanganan
C. Mimisan
Mimisan adalah pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu
ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
a.
Gejala
b. Penanganan
Tenangkan korban
Dimintabernafaslewatmulut
Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan
Pertama
D. Luka
Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba
karena kekerasan/injury.
a.
Gejala
Terbukanya kulit
Pendarahan
Rasa nyeri
b.
Penanganan
2.
mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
E. Sistematika Pertolongan Pertama
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang.Apabila kecelakaan bersifat massal,
korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk
membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang
menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah
terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban.
Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan
dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada
kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secaratergesagesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis
dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak
memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban
hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulangtulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya
kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran
pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
DaftarPustaka
Oleh :
Kelompok XIII
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
NAMA
EFRINALDO PARDEDE
RUKIA RISKITA DEWI HRP
UMMI ANA SARI NASUTION
MARTAULI NAIBAHO
SALMAN ALFARIZI
RIRIEN FEBY SHARA
FURQAN FAISAL
HENRY SEPTIAN
NIM
141121055
141121094
141121020
141121009
141121044
141121095
141121097
141121061
Waktu
: 09.00 WIB
Hari/tgl
: 08 Oktober 2016
A. Latar Belakang
Diabetes
Melitus
merupakan
sekelompok
kelainan
heterogen
yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia. (Smeltzer & Bare,
Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah). Menurut catatan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), pada tahun 1996 di dunia terdapat 120 juta penderita diabetes
2025.
Kenaikan
ini
B. Tujuan
3. Tujuan Umum
Tujuan senam untuk penderita diabetes yaitu agar penderita diabetes dapat
mengurangi resistensi insulin di dalam tubuhnya serta untuk mengontrol kadar
gula dalam darah
4. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan penderita dapat :
a. Mengetahui tujuan dari senam diabetes
b. Mampu mempraktekan secara mandiri ataupun dibantu oleh
tenagakesehatan
C. Penatalaksanaan Kegiatan
6. Topik
Senam Kaki Pada Lansia
7. Metode
-
Ceramah
Demonstrasi
Tanya Jawab
Leaflet
Infokus
Power Point
Laptop
Video
Hari /tanggal
: 08 Oktober 2016
Jam
: 09.00 wib
Tempat
D. Susunan Acara
N
Kegiatan Mahasiswa
o
1
Kegiatan Audiens
Waktu
Pembukaan
5 menit
Memberi salam
Memperkenalkan
diri
wab salam
-
Menjelaskan kontrak
waktu dan tujuan pertemuan
Mengkaji
kaki pada lansia
Mend
engarkan
dan
memperhatikan
-
Memberi
Mend
engarkan
Menj
Meng
emukakan pendapat
reinforcement positif
Mend
engarkan
dan
memperhatikan
Pelaksanaan
-
Lansia
Menjelaskan Tujuan Senam Kaki
Lansia
Menjelaskan Langkah-langkah
Mend
engarkan
20 menit
dan
memperhatikan
-
Meng
ulangi kembali
Mend
engarkan
Mem
perhatikan
Penutup
-
5
Ajukan
pertanyaan -
ns mendengarkan
-
Memberikan
menjawab pertanyaan
reinforcement (+)
materi
audiens
Mend
egarkan
Mengevaluasi
bersama
menjawab
pertanyaan
Memberi
Audie
ns
Audie
Ikut
menyimpulkan
menyimpulkan
-
Mem
i.
Mengucapkan terima
kasih
balas
-
Memberi salam
Menja
wab
E. Pengorganisasian
d. Penyaji
e. Moderator
: Furqan Faisal
f. Observer
g. Fasilitator
b. Evaluasi proses
-
c. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan audiens dapat :
-
Lampiran
MATERI
SENAM KAKI LANSIA
A. Definisi
Senam kaki lansia adalah kegiatan atau latihan yang baik dilakukan oleh lansia
untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredarah darah bagian
kaki (S,Sumosardjuno,1986).
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan
memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan
bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan
otot
otot
pergerakan
paha,
dan
juga
mengatasi
keterbatasan
betis,
sendi. (www.diabetesmelitus.com)
B. Tujuan Senam Kaki Lansia
2. Memperbaiki sirkulasi darah
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
a.
INDIKASI
DAN
KONTRAINDIKASI
Indikasi
a.
INDIKASI
KONTRAINDIKASI
DAN
Indikasi
Indikasi
sejak
pasien
didiagnosa
menderita
Diabetes
a. Klien
mengalami
perubahan
fungsi
fisiologis
seperti
3.
sebanyak 10 kali
Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki
ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
diangkat keatas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan
4.
5.
sebanyak 10 kali
Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan
Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut
dan gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai.
8.
9.
bergantian.
10.
Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola
dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti
semula menggunakan kedua belah kaki.
Cara ini dilakukan hanya sekali saja :
1. Robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
DOKUMENTASI PENYULUHAN
SENAM KAKI DIABETIK
Oleh :
Kelompok XIII
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
NAMA
EFRINALDO PARDEDE
RUKIA RISKITA DEWI HRP
UMMI ANA SARI NASUTION
MARTAULI NAIBAHO
SALMAN ALFARIZI
RIRIEN FEBY SHARA
FURQAN FAISAL
HENRY SEPTIAN
: Ibu-Ibu Posyandu
Tempat
Waktu
: 10.00 WIB
NIM
141121055
141121094
141121020
141121009
141121044
141121095
141121097
141121061
Hari/tgl
: 10 Oktober 2016
A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Ibu dapat memahami tentang diare
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Ibu dapat:
a. Menjelaskan Pengertian Diare
b. Menjelaskan Faktor Penyebab Terjadinya Diare
c. Menjelaskan Jenis Jenis Diare
d. Menjelaskan Tanda Dan Gejala Klinis
e. Menjelaskan Penatalaksanaan Diare
C.
METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
D. MEDIA/ALAT
1. Leafleat
E. WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN
F.
N
o
a. Hari/tanggal
b. Waktu
: 10.00 WIB
c. Tempat
KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiat
an
Kegiatan
Penyuluh
Kegiatan Peserta
Waktu
Pembu
kaan
Penyuluh
memulai
penyuluhan
dengan
mengucapkan
salam
Memperkenal
kan diri
-
Menjelaskan
tujuan
penyuluhan
dan alokasi
waktu
Menanyakan
pengetahuan
peserta
tentang diare
Menjelaskan defenisi diare
2
.
Pelaksa naan/
Inti
-
Menjelaskan
penyebab
terjadinya
diare
Menjelaskan
jenis-jenis
diare
Menjelaskan
tanda
dan
gejala
klinis
-
Penutu p
Menjelas
kan penata
Laksanaan
diare
Melakukan
Tanya jawab
dengan
peserta
penyuluhan
Menutup
penyuluhan
dengan
menyimpulka
Menjawab salam.
5 menit
Mendengarkan
dan
memperhatikan.
Mendengarkan
dan
memperhatikan.
Menjawab
pertanyaan
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Menjawab
pertanyaan
Mendengarka
n
dan
memperhatikan
Menjawab
salam
10 menit
5
me
n
-
Mengucapkan
salam
penutup
G. Pengorganisasian
Penyaji
: Efrinaldo Pardede
Moderator
: Henry Septian
Observer
Fasilitator
H. Kriteria Hasil
1.
Evaluasi Struktur
1. Persiapan Ibu mengikuti penyuluhan.
2. Media dan alat memadai dan sesuai dengan tujuan pelaksanaan.
3. Tempat sesuai dengan kegiatan.
4. Waktu sesuai dengan jadwal kegiatan (managemen waktu yang tepat)
2. Evaluasi Proses
Peserta penyuluhan dapat mengikuti penyuluhan sesuai dengan prosedur.
Kegiatan dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan.
Peserta kooperatif dan aktif berpartisipasi dalam program kegiatan.
3. Evaluasi Hasil
Peserta
pengertian diare, penyebab terjadinya diare, jenis jenis diare, tanda dan gejala
klinis, penatalaksanaan diare.
Lampiran
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
DIARE
B. DEFINISI
Diare adalah adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan
bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair, dan bertambahnya
frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih (Depkes RI, 2005).
Diare adalah suatu keadaan dimana terjadi kehilangan cairan dan elektrolit
secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar tiga kali atau lebih
dengan bentuk encer atau cair (Suriadi, 2001).
2.
Tidak Sadar
Mata cekung
Gelisah, rewel
Mata cekung
b.
Jumlah yang
diberikan tiap
kali BAB
50-100 ml
( - gls)
100-200 ml (1/2 - 1
gls)
200300 ml (1 1 gls)
300400 ml (1 1 gls)
DAFTAR REFERENSI
Nursalam (2005). Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak ( Untuk Perawat Dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika.
Suriadi (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1. Jakarta: CV. Sagung
Seto.
Oleh :
Kelompok XIII
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
NAMA
EFRINALDO PARDEDE
RUKIA RISKITA DEWI HRP
UMMI ANA SARI NASUTION
MARTAULI NAIBAHO
SALMAN ALFARIZI
RIRIEN FEBY SHARA
FURQAN FAISAL
HENRY SEPTIAN
NIM
141121055
141121094
141121020
141121009
141121044
141121095
141121097
141121061
: Ibu-Ibu Posyandu
Tempat
Waktu
: 10.00 WIB
Hari/tgl
: 12 Oktober 2016
A. Latar Belakang
Imunisasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk melindungi seseorang
terhadap penyakit menular tertentu agar kebal dan terhindar dari penyakit infeksi
atau menular tersebut.
B.
Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan pasien
dan ibu-ibu pasien mampu menjelaskan tentang Imunisasi pada anggota ibuibu dengan tepat.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan ibu-ibu
mampu:
C.
Metode:
-
Ceramah
Tanya jawab
D.
Media
-
Leaflet
E.
Pengorganisasian
Penyaji
Moderator
: Martauli Naibaho
Fasilitator
: Henry Septian
Salman Alfarizi
F.
Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Pendahulua
n
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
-Penyuluh
menjelaskan - Ibu-ibu
secara singkat gambaran
memperhatikan dan
materi
mendengarkan.
yang
akan
disampaikan.
-Penyuluh
- Ibu-ibu
menjelaskan
memberikan
menguraikan
materi
secara sistematis.
mendengarkan.
- Ibu-ibu
memperhatikan dan
mendengarkan.
20 menit
mendengarkan
dan
memperhatikan
memberikan - Ibu-ibu
menjawab
pertanyaan
penyuluh.
dari
diberi
untuk
-Penyuluh
memberikan
kesempatan
bertanya
tentang
jelas.
ibu
Penutup
memperhatikan dan
-Penyuluh
untuk
menjawab
sehubungan
dengan
materi.
-Penyuluh
Waktu
5 menit
membuat - Ibu-ibu
menjawab
5 menit
pertanyaan
penyuluh.
dari
kepada
-Penyuluh
memberi
penyuluh
dia pahami.
untuk
bertanya
sehubungan
tentang
materi.
-Mengucapkan Salam
G.
Evaluasi
Penyuluhan berjalan lancar, 90% Ibu-ibu mampu menjelaskan dan menyebutkan
hal-hal penting dari Imunisasi yang diberikan oleh penyuluh.
Lampiran
Materi Penyuluhan Kesehatan Imunisasi
A. Defenisi
Menurut WHO Imunisasi adalah vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh
atau ditelan untuk melindungi diri terhadap kemungkinan serangan dari kumankuman. Imunisasi juga merupakan suatu metoda untuk memperoleh kekebalan tubuh
manusia dengan cara memasukkan Ag ke dalam tubuh manusia.(Kamus Kedokteran)
Imunisasi juga dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk melindungi
seseorang terhadap penyakit menular tertentu agar kebal dan terhindar dari penyakit
infeksi tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa Imunisasi adalah suatu cara untuk
mempertahankan imunitas tubuh manusia dengan memasukkan vaksin ke dalam
tubuh guna menghindari seseorang dari penyakit infeksi tertentu.
B. Sasaran
1. Semua anak-anak di bawah umur 1 tahun (bayi).
2. Anak-anak lain yang belum mendapat imunisasi lengkap.
3. Anak usia sekolah (Imunisasi boster).
4. Semua wanita usia subur yang belum diimunisasi tetanus.
5. Imunisasi ibu hamil.
C. Tempat Pelaksanaan
1. Posyandu
2. Puskesmas
3. Rumah sakit
4. Klinik / praktek dokter atau tenaga medis
5. Sekolah
D. Klasifikasi
Imunisasi dapat dibedakan menjadi imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
1. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah imunitas yang diperolah secara aktif atau disebut juga
vaksinasi. Vaksinasi ini bertujuan untuk membangkitkan imunitas yang efektif
sehingga terbentuk antibodi dan sel-sel memori. Semakin sering dilakukan vaksinasi
semakin banyak jumlah sel memori yang terbentuk.
Ada 2 tipe vaksin yang dibuat yaitu vaksin hidup dan vaksin mati. Vaksin
yang hidup mengandung bakteri atau virus yang tidak berbahaya tapi dapat
menginfeksi tubuh dengan merangsang pembentukan antibodi.Vaksin yang mati
dibuat dari bakteri atau virus yang mati atau bahan toxic yang dihasilkannya, yang
dibuat tidak berbahaya yang disebut toxoid.
Pada beberapa kejadian kadang-kadang imunitas yang di bangkitkan oleh
organisme yang dimatikan berkualitas lebih rendah dibanding dengan vaksin
organisme hidup. Hal ini karena organisme hidup akan mampu memberikan antigen
yang lebih banyak.
Jenis antigen dan contoh vaksin yang umum digunakan pada imunisasi aktif
dapat dilihat pada tabel berikut:
Jenis Antigen
Organisme
Contoh Vaksin
Alamiah
Hidup
Dilemahkan
Organisme Utuh
Virus
Bakteri
2. Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah imunitas yang diperoleh secara pasif. Pemberian
antibodi yang diberikan dapat berbentuk homolog yaitu dari spesies yang sama,
misalnya: dari manusia ke manusia. Yang paling sering mendapatkan antibody
homolog yaitu dari ibu untuk janin. Untuk bulan-bulan pertama janin mendapatkan
Ig G dari ibunya melalui plasenta. Sedangkan pada bayi., didapat melalui asi yang
mengandung Ig A yang berfungsi melindungi saluran cerna. Bentuk lain yaitu
antibody heterolog. Antibody ini diperoleh dari hewan-hewan seperti kelinci, kuda,
dan lain-lain yang sengaja disuntik dengan bibit penyakit yang dikehendaki.
E. Jenis-Jenis Imunisasi
1. Imunisasi Yang Diharuskan
A. BCG
Vaksin BCG yang mengandung kuman BCG yang masih hidup dan dilemahkan.
-
Tujuan :
Waktu pemberian :
Saat yang tepat untuk pemberian imunisasi BCG adalah ketika bayi baru
lahir sampai berusia 12 bulan, tetapi sebaiknya pada usia 0-2 bulan.
Imunisasi BCG cukup diberikan satu kali saja. Anak yang berusia lebih dari
2 bulan dianjurkan untuk melakukan uji mantoux sebelum imunisasi
gunanya untuk mengetahui apakah ia telah terjangkit penyakit TBC. Namun
penyuntikan BCG dapat juga dilakukan tanpa uji mantoux terlebih dahulu.
Bila pemberian imunisasi BCG berhasil beberapa minggu kemudian akan
terdapat benjolan kecil ditempat suntikan, menimbulkan bekas dan kadangkadang bernanah namun dapat sembuh sendiri.
Efek Samping :
Jarang dijumpai adanya efek samping akibat imunisasi BCG. Namun dapat
juga terjadi pembengkakan kelenjar getah bening yang akan sembuh sendiri.
Bila suntikan BCG dilakukan dilengan atas, dapat terjadi pembengkakan
kelenjar pada ketiak atau leher bagian bawah. Suntikan dipaha dapat
menimbulkan pembengkakan kelenjar diselangkangan. Pembengkakan ini
biasanya disebabkan karena penyuntikan yang kurang tepat atau terlalu
dalam.
Kontra Indikasi :
Tidak ada kontra indikasi pemberian imunisasi BCG kecuali anak yang
sedang terkena penyakit TBC atau menunjukkan uji mantoux positif.
Dosis :
Bayi
: 0,05 ml
Anak : 0,1 ml
-
Cara Pemberian :
Dilakukan dengan penyuntikan intra kutan pada muskulus deltoideus.
B. DPT
Vaksin DPT terbuat dari toksin kuman difteri yang telah dilemahkan(toxoid)
yang biasanya dikemas bersama dengan vaksin tetanus dalam bentuk vaksin DT
atau vaksin tetanus dan pertusis dalam bentuk vaksin DPT.
-
Tujuan :
Waktu Pemberian :
Pemberian imunisasi DPT dimulai sejak bayi berusia 2 bulan, sebanyak 3 kali
dengan interval penyuntikan minimal 4 minggu. Imunisasi ulang I dilakukan
ketika anak berusia 1,5-2 tahun atau 1 tahun setelah penyuntikan imunisasi dasar
yang ke 3. Imunisasi berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun. 6 tahun berikutnya
diberikan lagi imunisasi DT. Vaksin pertusis tidak dianjurkan untuk anak yang
berusia lebih dari 7 tahun karena dapat menimbulkan reaksi yang lebih hebat.
Imunisasi ulang juga diperlukan bila anak berhubungan dengan anak lain yang
menderita difteria, meskipun belum waktunya.
Efek Samping :
Dapat timbul demam tinggi atau kejang. Bila hanya diberikan DT, tidak
menimbulkan efek samping.
Kontra Indikasi :
Tidak boleh diberikan pada anak yang sakit parah, penyakit kejang demam, anak
dengan batuk yang mungkin disebabkan pertusis, penyakit gangguan kekebalan.
Pada penyuntikan yang pertama, jika terjadi reaksi yang berat, maka pada
penyuntikan berikutnya hanya diberikan DT saja.
Dosis :
Diberikan sebanyak 0,5 ml.
C. Polio
Ada dua jenis vaksin polio,yang pertama adalah vaksin yang mengandung virus
polio yang sudah dimatikan (vaksin saik). Yang kedua adalah virus polio yang
masih hidup tetapi yang telah dilemahkan (vaksin sabin).
-
Tujuan :
Waktu Pemberian :
Waktu pemberian dilakukan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari
selanjutnya setiap 4 atau 6 minggu. Pemberian imunisasi ulang juga masih
diperlukan seandainya seorang anak pernah terjangkit polio.
Efek Samping :
Tidak ada efek samping. Bila ada mungkin kelumpuhan anggota gerak seperti
penyakit polio lainnya.
Kontra Indikasi :
Anak yang diare atau sakit parah, sakit defisiensi imun (misalnya: leukemia,
disgammaglobulinemia, dan lain-lain).
Dosis :
Sebanyak 2 tetes (0,1 ml)
Cara Pemberian :
Diteteskan ke mulut (peroral)
D. Campak
Vaksin ampak mengandung virus campak hidup yang dilemahkan.
Tujuan :
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak secara aktif.
Waktu Pemberian :
Bayi baru lahir biasanya telah mendapatkan kekebalan pasif terhadap
penyakit campak dari ibunya saat dalam kandungan. Makin bertambah umur
bayi, makin berkurang kekebalan tersebut. Saat anak umur 6 bulan biasanya
sebahagian dari bayi itu tidak mempunyai kekebalan pasif lagi.
Menurut WHO imunisasi campak dilakukan 1 kali suntikan setelah bayi
berumur 9 bulan karena kekebalan yang diperoleh berlangsung seumur hidup.
Efek Samping :
Dapat menyebabkan diare, rash, konjungtivitis, fibril comfulsion, ensefalitis,
ensefalopati (tetapi jarang).
Kontra Indikasi :
Pada anak yang menderita infeksi yang disertai demam, defisiensi imun,
pengobatan intensiv yang bersifat imunosupresif, anak-anak yang rentan
terhadap protein telur, kanamisin, dan eritromisin.
-
Dosis :
Sebanyak 0,5 ml. Saat wabah dapat dilakukan mulai 6 bulan disusul dengan 0,5
ml pada 6 bulan berikutnya.
Cara Pemberian :
Suntikan subcutan (SC) pada lengan atas.
E. Hepatitis B
Vaksin ini terbuat dari bagian virus hepatitis B ang disebut HbsAg. HbsAg ini
diperoleh dari serum manusia atau dengan rekayasa genetik dengan bantuan sel
ragi.
Tujuan :
Untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap hepatitis B.
Waktu Pemberian :
Diberikan suntikan dasar sebanyak 3 kali dengan jarak 1 bulan antara suntukan
1, 2, dan 5 bulan antara suntikan 2 dan 3. Imunisasi ulang diberikan setelah 5
tahun imunisasi dasar.
Efek Samping :
Tidak ada efek samping yang berarti.
Kontra Indikasi :
Anak yang sedang sakit berat.
Dosis :
0,5 ml secara subcutan atau intra muskular.
Tujuan :
Waktu Pemberian :
Diberikan 1 kali suntukan setelah anak berumur 12 bulan, akan lebih baik
setelah berumur 19 bulan. Imunisasi ulang diberikan pada anak setelah usia 12
bulan.
Efek Samping :
Jarang ditemui efek samping. Pada vaksin gondong biasanya berupa radang
otak, bercak merah dan gatal di kulit, tetapi jarang.
Kontra Indikasi :
Anak yang sakit parah, keganasan, defisiensi imun.
Tujuan :
Vaksin terhadap penyakit meningitis yang disebabkan oleh kuman HiB.
Waktu Pemberian :
Untuk Act HiB : imunisasi dasar pada bayi usia 2 bulan, 3 kali suntukan 0,5
ml dengan jarak 1-2 bulan. Sedangkan bayi usia 6-12 bulan diberi 2 kali dengan
jarak 1-2 bulan. Imunisasi ulang diberikan 12 bulan setelah imunisasi dasar
terakhir.
Untuk PedvaxHiB : imunisasi dasar yang diberikan 2 kali pada bayi berusia
2-14 bulan 0,5 ml dengan jarak 2 bulan.
Efek Samping :
Dapat terjadi reaksi lokal berupa pembengkakan, nyeri, dan kemeraham kulit
atau reaksi umum berupa ruam kulit, demam dan urtika.
Kontra Indikasi :
Cara Pemberian :
Suntikan intramuskular (IM) dan subcutan (SC).
C. Demam Tifoid.
Ada 2 jenis yaitu vaksin oral (vivotif) dan vaksin suntikan (Typhim Vi).
-
Tujuan :
Untuk memperoleh kekebalan aktif terhadap penyakit demam tifoid.
Waktu Pemberian :
Vaksin suntikan diberikan 1 kali mulai umur 2 tahun dan harus diulang setiap 3
kali. Vaksin oral diberikan saat umur 6 tahun atau lebih.
Efek Samping :
Cukup aman, jarang sekali terjadi efek samping yang berbahaya.
Kontra Indikasi :
Tidak diberikan pada anak yang sangat kecil.
Cara Pemberian :
Secara oral dan intracutan.
D. Hepatitis A
Vaksin hepatitis A yang beredar saat ini yaitu Harvix yang mengandung virus
hepatitis A yang telah dilemahkan.
-
Tujuan :
Untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit hepatitis A.
Waktu Pemberian :
Imunisasi dasar hepatitis A dengan vaksin Harvix diberikan 2 kali dengan selang
waktu 2-4 minggu. Dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama.
Dosis :
360 U
Cara Pemberian :
Diberikan secara suntikan di daerah lengan atas.
BCG
DPT I
DPT II
DPT III
Campak
Jenis Imunisasi
Polio I
Polio II
Polio III
Polio IV
HB I
HB II
HB III
BCG
HB I
HB II
HB III
Jenis Imunisasi
Polio I
Polio II
Polio III
Polio IV
DPT I
DPT II
DPT III
Campa
k
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 2, Jakarta:
EGC
Mansjoer A, dkk., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1, Jakarta:
Media Aesculapius FK UI
Oleh :
Kelompok XIII
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
NAMA
EFRINALDO PARDEDE
RUKIA RISKITA DEWI HRP
UMMI ANA SARI NASUTION
MARTAULI NAIBAHO
SALMAN ALFARIZI
RIRIEN FEBY SHARA
FURQAN FAISAL
HENRY SEPTIAN
NIM
141121055
141121094
141121020
141121009
141121044
141121095
141121097
141121061
Sasaran
: Siswa/i Sekolah SD
Tempat
: SD Trijaya Medan
Waktu
: 13.00 WIB
Hari/ Tanggal
A. Latar Belakang
Sebagian besar anak-anak di Indonesia menyukai jajanan. Jajananadalah segala jenis
makanan yang dijual di pedagang kaki lima, toko-tokodan swalayan. Anak-anak banyak
menyukai jajanan yang berwarnamencolok atau bentuknya menarik, ditambah dengan
rasa yang manis dangurih, tapi ternyata makanan tersebut tidak aman untuk
dikomsumsi. Padazaman modern ini, banyak juga orang tua yang tidak memantau
pola makandan jajanan yang dikonsumsi anak-anaknya, jadi jangan sembarang menjajankan
anaknya.
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak adalah
generasi
penerus
bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Upaya
peningkatan kualitas sumber dayamanusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan
berkesinambungan.Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung
pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik sertabenar.
Pencapaian gizi seimbang masih merupakan masalah yangcukupberat. Pada hakikatnya
berpangkal pada keadaan ekonomi yangkurang dan terbatasnya pengetahuan tentang nilai gizi dari
makanan yangada (Irianto,2004).
Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atauasupanmakanan pada
anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna.Sering timbul masalah terutama dalam
pemberian makanan yangtidak benardan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan
gangguanpada banyakorgan organ dan sistem tubuh anak. Food borne diseases ataupenyakitbawaan
makanan merupakan masalah kesehatan masyarakat yangutama dibanyak negara. Penyakit
ini dianggap bukan termasuk penyakityang seriusuntuk jangka pendek, sehingga seringkali
kurang diperhatikanbaik olehorang tua, masyarakat atau instansi yang terkait dengan
masalahini(Anonim, 2007).
B. Tujuan
1. Tujuan umum:
Memberikan informasi kepada peserta penyuluhan tentang jajanan sehatbagi anak dan
diharapkan peserta dapat mengaplikasikan dalamkehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus:
Setelah mendapat penyuluhan tentang jajanan sehat pada anak maka diharapkan peserta
dapat memahami dan menjelaskan kembali tentang :
a) pengertian jajanan sehat.
b) Manfaat jajanan sehat
c) Cara memilih jajanan sehat
d) Dampak mengkonsumsi jajanan tidak sehat.
C. Metode
1. Ceramah
2. Menonton video
3. Tanya jawab
D. Media
1. Liflet
2. Power point
E. Pengorganisaasian
1. Penyaji
: Ririen Feby Shara dan Ummi Ana Sari Nasution
2. Moderator : Furqan Faisal
3. Observer
: Rukia Riskita Dewi Harahap dan Salman Alfarizi
4. Fasilitator : Efrinaldo Pardede, Hendy septian dan Martauli Naibaho
F.
Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Pendahuluan
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Waktu
-Penyuluh
menjelaskan - Siswa/i
memperhatikan 5 menit
secara
singkat
dan mendengarkan.
menjelaskan - Siswa/i
dari
materi
memperhatikan
dan mendengarkan.
- Siswa/i
memberikan
memperhatikan
dan mendengarkan.
tentang
tujuan penyuluhan.
-Penyuluh
menjelaskan - Siswa/i mendengarkan dan 20 menit
dan
menguraikan
materi
secara
sistematis.
-Penyuluh
memperhatikan
- Siswa/i
memberikan
contoh-contoh
dari
setiap
point-point
materi
serta
menjelaskan
menjawab
pertanyaan
dari
penyuluh.
secara
memberikan
materi
yang
kurang
jelas.
untuk
menjawab sehubungan
Penutup
dengan materi.
-Penyuluh
membuat - Siswa/i
menjawab
pertanyaan
penyuluh.
dari
memberi
kepada - Siswa/i
mau
kepada
sehubungan
tentang
materi.
pahami.
-Mengucapkan Salam
- Menjawab salam
G. Evaluasi
bertanya
penyuluh
menit
Penyuluhan berjalan lancar, 90% Siswa/i mampu menjelaskan dan menyebutkan halhal penting dari Jajanan Sehat yang diberikan oleh penyuluh.
Lampiran
Materi Penyuluhan Jajanan Sehat Pada Anak
F. Defenisi
Makanan jajanan adalah jenis makanan yang disajikan dandiperjual belikan oleh
pedagang kaki lima, toko-toko makananmaupunswalayan. Makanan jajanan tersebut
sangat bervariasi, baikdalam bentuk,rasa, aroma, dan harga. Makanan jajanan yangmengandung
zat gizi,dikemas dan diolah secara aman memiliki dayatarik tersendiri bagimasyarakat
(Anonim, 2003).
Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkandari kehidupan masyarakat,
baik di perkotaan maupun dipedesaan.Konsumsi makanan jajanan di masyarakat diperkirakan
terusmeningkat, makin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolahmakanan
sendiri.Keunggulan makanan jajanan adalah murah danmudah didapat, serta cita rasa yang
enak dan cocok dengan selerasebagian besar masyarakat (Mudjajanto, 2005).
Menurut Moehji (2000), makanan jajanan pada umumnyamengandung tinggi
karbohidrat, sehingga membuat cepat kenyang,selain itu keamanan dan kesehatan dari
jajanan tersebut masih sangatdiragukan. Makanan yang tidak cukup mengandung zat-zat
gizi yangdibutuhkan anak, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalamotak, sehingga
mengakibatkan ketidak mampuan berfungsi secaranormal. Pada keadaan yang lebih berat
dan kronis, kekurangan gizimenyebabkan pertumbuhan terganggu, jumlah sel otak berkurang,
danterjadi ketidak sempurnaan biokimia dalam otak sehingga berpengaruh terhadap
perkembangan kecerdasan dan fungsi kognitif anak (Anwar,2000).
G. Manfaat mengkonsumsi jajanan sehat
1. Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
2. Terhindar dari berbagai penyakit
3. Sehat, dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan
H. Cara memilih jajanan sehat
1. Amati warnanya, mencolok atau tidakMakanan atau jajan yang mengandung
rodhamin B (zat pewarna) warnya akan lebih mencolok dibandingkan makanan atau jajan
yang menggunakan bahan alami.
2. Cicipi rasanya, jika jajan rasanya sudah agak asam jajanan tersebut sudah
tidak layak di konsumsi (Ed)
3. Baui aromanya Jika aromanya masih bagus maka jajanan tersebut masih layak
dikonsumsi.
4. komposisinya Amati komposisi jajanan tersebut jika jajanan banyak mengand
ung zat-zat kimia yang berbahaya sebaiknya jajan tersebut tidakdikonsumsi.
5. Perhatikan kualitasnya Jajan yang baik untuk dikonsumsi yaitu jajan yang tidak
mengandung zat-zat yang berbahaya. Akan lebih baik lagi jika jajanan tersebut
terbuat dari bahan-bahan yang alami dan tidak mengandung penyedap rasa maupun zat
pengawet lainnya.
6. Terdaftar di BPOM Jajan yang layak untuk dikonsumsi yaitu jajan yang sudah mendapa
tizin dagang dari BPOM.
I. Dampak mengkonsumsi jajanan tidak seha
1. Pemanis buatan: sakarin ( kanker kandung kemih)
2. Pewarna tekstil: Rhodamine B ( pertumbuhan lambat, gelisah)
3. Bahan pengenyal boraks (demam, kerusakan ginjal, diare, mual,muntah,
pingsan, kematian)
4. Penambah rasa: Mono Sodium Glutamat (MSG) ( pusing, seleramakan
terganggu, mual, kematian)
5. Bahan pengawet: formalin (sakit perut, kejang-kejang, muntah,kencing darah,
tidak bisa kencing, muntah darah, hingga akhirnyamenyebabkan kematian).
6. Timah (pikiran kacau, pingsan, lemah, tidak ingin bermain, sulitbicara, mual,
muntah)g. Makanan tidak bergizi ( Gangguan berfikir Makanan mengandungmikroba,
basi atau beracun, sakit perut, diare)
J. Bahan berbahaya yang terkandung dalam jajanan
1. Borax
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri
nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik.
Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air,
tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai
pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal
dari kandungan asam borat didalamnya.
2. Formalin
Formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan,
pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan
kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam
air maupun alkohol. Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet
untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh
manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan
terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh
lainnya,serta gejala lainnya.
3. Rhodamin B
Rhodamin B merupakan zat kimia berbahaya yang tak boleh dicampur dengan
makanan, Rhodamin B merupakan zat pewarna yang tersedia di pasar untuk
industri tekstil. Zat ini sering disalahgunakan sebagai zat pewarna makanan
dan kosmetik di berbagai Negara.
Bahaya makanan jajanan dapat menyebabkan kanker dan tumor organ tubuh
manusia, mempengaruhi fungsi otak, gangguan perilaku pada anak, gangguan
perilaku tersebut meliputi gangguan tidur, gangguan konsentrasi, gangguan
emosi, hiperaktif dan memperberat gejala pada penderita autism dan dapat
mengakibatkan pusing, mual, muntah, diare atau bahkan kesulitan buang air
besar.
Untuk mengurangi jajan anak dapat dilakukan dengan tips seperti memberikan
informasi kepada anak tentang bahyaa jajan sembarangan, karena itu sangat
berpengaruh terhadap pengetahuan dan pola jajan anak, membuat makanan
sendiriuntukmemancingselera anak supaya tidak jajan sembarangan diluar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Bahan Pengawet dalam Jajanan Anak. http://ziah91.student.
umm.ac.id/2010/07/29/bahan-pengawet-dalam-jajanan-anak/.
Dr. Judarwanto, W. Perilaku Makan Anak Sekolah. Picky Eaters Clinic (Klinik
Khusus Kesulitan Makan Pada Anak).
Riyadi, P.H, Azis N.B, Tri W.A. Analisis Kebijakan Keamanan Pangan Produk Hasil
Perikanan Di Pantura Jawa Tengah dan DIY. Staf Pengajar FPIK UNDIP.
Suci, E.S. 2009. Gambaran Perilaku jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta. Fakultas
Psikologi, Universitas Katolik Atma jaya Jakarta. ISSN 2085-4242, Vol 1,
29-38.
OLEH
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
NAMA
EFRINALDO PARDEDE
RUKIA RISKITA DEWI HRP
UMMI ANA SARI NASUTION
MARTAULI NAIBAHO
SALMAN ALFARIZI
RIRIEN FEBY SHARA
FURQAN FAISAL
HENRY SEPTIAN
NIM
141121055
141121094
141121020
141121009
141121044
141121095
141121097
141121061
Sasaran
Hari/tanggal
Waktu
Tempat
A. Latar Belakang
Cuci tangan merupakan salah satu penerapan perawat dalam pencegahan
infeksi nasokomial, dimana kebersihan tangan adalah suatu prosedur tindakan
membersihkan tangan dengan menggunakan sabun/antiseptik dibawah air mengalir
atau dengan menggunakan handsrub yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran
dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
(Persatuan Pengendalian Infeksi Indonesia Perdalin, 2010).
Menurut Sumurti (2008), cuci tangan dilakukan untuk mengangkat
mikroorganisme yang ada ditangan, mencegah infeksi silang, menjaga kondisi steril,
melindungi diri dan pasien dari infeksi dan memberikan perasaan segar dan bersih.
Prosedur cuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Infeksi
nasokomoial dapat terjadi kepada penderita, tenaga kesehatan, juga setiap orang yang
datang ke rumah sakit. Infeksi yang ada di pusat pelayanan kesehatan ini dapat
ditularkan atau diperoleh melalui petugas kesehatan, orang sakit dan pengunjung
yang berstatus karier atau kondisi rumah sakit. Angka kejadian infeksi nasokomial
dapat dijadikan sebagai tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit. Dalam
meningkatkan mutu pelayanan dan meminimalisir terjadinya infeksi nasokomial
dibutuhkan kerja sama dan tingkat kepatuhan dalam pencegahan infeksi nasokomial
di rumah sakit (Numed,2012).
B. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan selama 45 menit, pasien dan
keluarga dapat mengerti, memahami dan mempraktekkan tentang 6 langkah
cuci tangan yang benar dan sehat.
2.
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, pasien dan keluarga mampu:
a. Menjelaskan pengertian cuci tangan
b. Menyebutkan tujuan mencuci tangan
c. Menjelaskan pentingnya mencuci tangan
d. Menjelaskan waktu yang tepat untuk mencuci tangan
e. Mendemostrasikan cara mencuci tangan yang benar dan sehat
C. Pokok Bahasan
Enam langkah mencuci tangan yang baik dan benar
D. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian cuci tangan
b. Tujuan mencuci tangan
c. Pentingnya mencuci tangan
d. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan
e. Cara mencuci tangan yang benar dan sehat
E. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi dan tanya jawab
F. Media dan Alat
Media
: leaflet
G. Proses Pelaksanaan
No.
1.
Kegiatan Penyaji
Memberi salam
Memperkenalkan diri
Melakukan
kontrak
waktu
Menjelaskan tujuan dan
materi
yang
akan
diberikan
2.
Kegiatan
(30 menit)
3.
Penutup
(10 menit)
Kegiatan Audien
Menjawab salam
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Menyepakati kontrak
Memperhatikan
dan
mendengarkan
Menggali pengetahuan
audien tentang cara
mencuci tangan
Memberikan
reinforcement
positif
pada peserta yang
menjelaskan
Menjelaskan pengertian
cuci tangan
Menjelaskan
tujuan
cuci tangan
Menjelaskan
pentingnya
mencuci
tangan
Mendemonstrasikan
cara mencuci tangan
yang benar dan sehat
Mendemonstrasikan
bersama
Memberi kesempatan
audien untuk bertanya
Memberikan
reinforcement positif
Meminta masukan dari
pembimbing akademik
dan atau pembimbing
klinik
Menanggapi
menjelaskan
dan
Memperhatikan
mendengarkan
dan
Memperhatikan
mendengarkan
dan
Memperhatikan
mendengarkan
Memperhatikan
mendengarkan
dan
Memperhatikan
mendengarkan
dan
Mendemontrasikan cara
mencuci tangan
Memberikan pertanyaan
Evaluasi validasi
Menyimpulkan
bersama-sama
Mengucapkan terima
kasih
Mengucapkan
salam
penutup
dan
Memperhatikan
dan
mendengarkan
Memberikan jawaban
Menyimak
Memperhatikan
mendengarkan
Memperhatikan
mendengarkan
Menjawab salam
dan
dan
H. Pengorganisasian
Penyaji
: Martauli Naibaho
Moderator
: Salman Alfarizi
Observer
Fasilitator
: Furqan Faisal
Ririen Feby Shara
Hendy Septian
Efrinaldo Pardede
I. Evaluasi
Evaluasi akan dilakukan adalah:
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Kontrak dengan peserta pada H-1, diulangi kontrak pada hari H.
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan.
d. Pasien dan keluarga 1 orang ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang
disepakati.
2. Evaluasi Proses
a
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan peserta mampu
a. Memahami pengertian mencuci tangan
b. Memahami manfaat mencuci tangan
c. Memahami pentingnya mencuci tangan
d. Memahami waktu yang tepat mencuci tangan
e. Mendemonstrasikan 6 langkah mencuci tangan yang baik dan benar
Lampiran Materi
MATERI PENYULUHAN
6 LANGKAH MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR
1. Pengertian
Mencuci tangan adalah menggosok tangan dengan sabun secara bersama sama
seluruh kulit dengan permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian
dibilas dibawah aliran air.
2. Tujuan
1. Supaya tangan bersih
2. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme
3. Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh
4. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme
5. Mencegah infeksi silang atau infeksi nosokomial di RS
3.
4.
b. Setelah buang air besar Besar kemungkinan tinja masih tertempel di tangan,
sehingga diharuskan untuk mencuci tangan
c. Setelah bermain Kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang
kotor.Seperti tanah. Dimana kita tahu bahwa banyak sekali kuman didalam
tanah, jadi selesai bermain harus mencuci tangan supaya kuman dari tanah
hilang dan tidak menempel ditangan.
d. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan Bagi adik-adik mencuci tangan ini
juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan sesudah
bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.
5. Langkah-langkah dalam mencuci tangan
Langkah langkah dalam melakukan cuci tangan yang benar dan sehat adalah
a. Ratakan sabun, basahi tangan dengan air dibawah kran atau air mengalir
gosok kedua telapak tangan
b. Gosok telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dan telapak kiri di
atas punggung tangan kanan
c. Gosok telapak tangan dengan telapak tangan dan jari dengan jari saling
terkait
d. Letakkan punggung jari pada telapak tangan satunya dengan jari saling
mengunci
e. Jempol kanan digosok memuta oleh telapak kiri dan sebaliknya
f. Jari kiri menguncup, gosok memutar, kekanan pada telapak tangan kanan dan
sebaliknya
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI bekerjasama dengan Perdalin. 2009. Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan
Lainnya. SK Menkes No 382/Menkes/2007. Jakarta: Kemenkes RI
Hidayat A. & Uliyah M. (2004). Buku Saku Pratikum Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne.(2001). Keperawatan Medikal Bedah.. Jakarta : EGC
akan
semampunya
dapat
menjelaskan
tanda
dan
gejala
Hipertensi
d) Peserta
akan
dapat
menjelaskan
penatalaksanaan
Hipertensi
semampunya
e) Peserta akan dapat menjelaskan komplikasi Hipertensi semampunya
f) Peserta akan dapat menjelaskan obat-obatan tradisional dari Hipertensi
semampunya.
J. Bentuk Kegiatan
Ceramah dan tanya jawab tentang penyuluhan kesehatan mengenai Hipertensi.
K. Sasaran
Peserta di Lingkungan X TSM 1
L. Media
Leaflet
M. Waktu dan tempat Kegiatan
Hari/ Tanggal
Waktu
Tempat
: Lingkungan X TSM 1
N. Pengorganisasian
Penyaji
Moderator
Fasilitator
: Henry Septian
O. Dana
a. Perbanyak leaflet
: Rp. 20.000, 00
Kegiatan Penyuluh
Estimasi Waktu
Keluarga
Pendahuluan
Peserta
memperhatikan dan
akan disampaikan.
mendengarkan.
5 menit
Penyajian
Peserta
Peserta.
memperhatikan dan
Penyuluh memberikan
mendengarkan.
Peserta
memperhatikan dan
mendengarkan.
Peserta mendengarkan
dan memperhatikan
sistematis.
mencatat
diperkenankan.
Peserta menjawab
pertanyaan dari
20 menit
penyuluh.
Penutup
Peserta diberi
kesempatan untuk
materi.
Penyuluh membuat kesimpulan
Peserta menjawab
pertanyaan dari
penyuluh.
kepada penyuluh
tentang yang kurang
dia pahami.
Q. Evaluasi
i. Struktur
5 menit
ii. Proses
Pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Peserta kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses pemberian
pendidikan kesehatan.
1) Cara
: Lisan
Daftar Pustaka
Charles J Reeves. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Herdi Sibuea et al (1992). Ilmu Penyakit Dalam, jakarta : rumah sakit PGI
Tjikini. FKUI.
Mansjoer, dkk. (1999). Kapita Selekta kedokteran .Jilid 1. Edisi 3. Jakarta:
Media Aesculapius FK UI.
B. Penyebab Hipertensi
-
Faktor keturunan
Kebiasaan hidup
Kegemukan (obesitas)
Stres
Menghindari kegemukan
Olahraga teratur
E. Komplikasi Hipertensi
-
Perdarahan otak
Pembesaran jantung
Stroke
DOKUMENTASI PENYULUHAN
HIPERTENSI
Oleh :
Kelompok XIII
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
NAMA
EFRINALDO PARDEDE
RUKIA RISKITA DEWI HRP
UMMI ANA SARI NASUTION
MARTAULI NAIBAHO
SALMAN ALFARIZI
RIRIEN FEBY SHARA
FURQAN FAISAL
HENRY SEPTIAN
NIM
141121055
141121094
141121020
141121009
141121044
141121095
141121097
141121061
Sasaran
Hari/tanggal
: 14 Oktober 2016
Waktu
: 30 menit
Tempat
G. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan bila ada
keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik diabetes
seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7
tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini
terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi.
Diabetes
melitus
jika
tidak
dikelola
dengan
baik
akan
dapat
dicegah, atau setidaknya dihambat. Berbagai faktor genetik, lingkungan dan cara
hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes.
Jumlah penderita penyakit diabetes melitus akhir-akhir ini menunjukan
kenaikan yang bermakna di seluruh dunia. Perubahan gaya hidup seperti pola
makan dan berkurangnya aktivitas fisik dianggap sebagai faktor-faktor penyebab
terpenting. Oleh karenanya, DM dapat saja timbul pada orang tanpa riwayat DM
dalam keluarga dimana proses terjadinya penyakit memakan waktu bertahuntahun dan sebagian besar berlangsung tanpa gejala. Namun, penyakit DM dapat
dicegah jika kita mengetahui dasar-dasar penyakit dengan baik dan mewaspadai
perubahan gaya hidup kita.
H. Tujuan
2.
Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang diet pada penderita DM, diharapkan
pasien dan keluarga dapat mengaplikasikan informasi tentang diet bagi
penderita DM.
3.
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang diet pada peerita DM, diharapkan
pasien dan keluarga mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang diet yang
baik bagi penderita DM.
I. Pokok Bahasan
Diet pada penderita DM
J. Sub Pokok Bahasan
1.
Komponen gizi
2.
3.
4.
K. Metode
4. Ceramah
5. Diskusi dan tanya jawab
Leaflet
Power Point
LCD
M. Proses Pelaksanaan
No.
1.
Kegiatan Penyaji
Memberi salam
Kegiatan Audien
Menjawab salam
(5 menit)
Memperkenalkan diri
Melakukan
kontrak
yang
Kegiatan
(30 menit)
akan
Menyepakati
Memperhatikan dan
mendengarkan
Menggali pengetahuan
audien
dan
kontrak
diberikan
2.
Mendengarkan
memperhatikan
waktu
tentang
Menanggapi
dan
menjelaskan
pengertian DM
Memberikan
reinforcement
pada
peserta
positif
Memperhatikan dan
mendengarkan
yang
menjelaskan
Menjelaskan pengertian
DM
mendengarkan
Menjelaskan penyebab
DM
Menjelaskan
komponen gizi
Memperhatikan dan
Memperhatikan dan
mendengarkan
tentang
Memperhatikan dan
Menjelaskan
bahan
mendengarkan
daftar
makanan
pengganti
bagi
Memperhatikan dan
mendengarkan
penderita DM
Menjelaskan
contoh
menu sehari
Memberi
kesempatan
Memperhatikan
dan mendengarkan
Memberikan
Memberikan
pertanyaan
reinforcement positif
Memberikan
kesempatan
audien
lain
pada
untuk
mendengarkan
menjawab
Memberikan
jawaban
Memberikan
reinforcement
Memperhatikan dan
positif
Memperhatikan dan
mendengarkan
Memperhatikan dan
mendengarkan
3.
Penutup
Evaluasi validasi
Menyimak
(10 menit)
Menyimpulkan
Memperhatikan dan
bersama-sama
Mengucapkan
mendengarkan
terima
kasih
Mengucapkan
penutup
I. Pengorganisasian
Memperhatikan dan
mendengarkan
salam
Menjawab salam
Penyaji
: Efrinaldo Pardede
Moderator
: Henry Septian
Observer
Fasilitator
I. Evaluasi
Evaluasi akan dilakukan adalah:
4. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Kontrak dengan peserta pada H-1, diulangi kontrak pada hari H.
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan.
d. Pasien dan keluarga 1 orang ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang
disepakati.
5. Evaluasi Proses
f
g
h
i
6. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan oleh perawat saat evaluasi.
Lampiran Materi
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
DIET PENDERITA DM
A. PENGERTIAN
Diabetes melitus atau sering dikenal dikalangan masyarakat dengan Sakit
Gula atau Kencing Manis merupakan suatu keadaan abnormal dimana kadar gula
darah (KGD) meningkat yaitu, > 200 mg/dl.
Pada penderita diabetes melitus, tubuh mengalami kekurangan atau
kelemahan insulin. Insulin adalah suatu hormon dalam tubuh yang mengatur kadar
gula darah sehingga sel-sel tubuh mendapatkan nutrisi/ zat-zat makanan yang
dibutuhkan untuk proses metabolisme.
Jika insulin mengalami penurunan jumlah atau kualitas, maka kadar gula darah
akan meningkat namun sel-sel tubuh tetap tidak mendapatkan nutrisi/makanan
yang cukup, lama kelamaan hal ini akan mempengaruhi berbagai sistem tubuh.
B. KOMPLIKASI DIABETES MELITUS
1. Neuropati Diabetic (Kematian Syaraf)
Gejala yang timbul gatal-gatal, kesemutan, rasa lemah, mual, muntah dan
diare.
2. Retinopati Diabetic (Kerusakan pada Mata)
Penglihatan kabur atau buta.
3. Nefropati Diabetic (Kerusakan Ginjal)
Gejala yang timbul lemas, mual, pucat dan sesak nafas.
4. Kelainan Mikrovaskular
Bisa terjadi luka gangren, gagal jantung, penyakit jantung koroner, dll.
2. Protein
Rencana makan dapat mencakup penggunaan beberapa makanan sumber
protein nabati (tumbuhan) seperti: kacang-kacangan dan biji-bijian.
3. Lemak
Pada penderita DM dianjurkan untuk mengurangi konsumsi lemak. Hal ini
dapat mengurangi resiko kenaikan kadar kolesterol darah yang dapat
menyebabkan penyakit koroner yang merupakan penyebab kematian.
4. Serat
Sayuran.
URT
Berat
Ayam
1 ptg sdg
(Gr)
50
Dgg sapi
1 ptg sdg
50
Ikan segar
1 ekor
50
Telur ayam
1 butir
50
Telur bebek
1 butir
60
URT
Berat
Kacang Hijau
2 sdm
(Gr)
20
Kacang tanah
2 sdm
20
Tahu
1 bj besar
100
Tempe
2 ptg bsr
50
1 gls
200
Susu kedele
Sumber Karbohidrat
1 satuan penukar = 175 kalori; 4 gr protein; 40 gr karbohidrat.
Bahan Makanan
URT
Berat
Kentang
2 bj sdg
(Gr)
200
Mie kering
bgks
50
Nasi
bgks
100
Roti
2 ptg sdg
80
Tepung terigu
8 sdm
50
Sayuran
Sayuran A
Bebas dimakan.
Sayuran B
1 satuan penukar
Kandungan kalori
dapat diabaikan.
kal, 3 gr protein, 10
gr KH
Kangkung
Tomat
Bayam
Terong
Buncis
Ketimun
Daun singkong
Kol
Wortel
Rebung
Kacang panjang
Sawi
Labu siam
Nangka muda
Menu
Pagi
Nasi
Telur dadar
Tumis
panjang
kacang
Selingan
Pisang rebus
Siang
Nasi
Pepes ikan
Tumis
merah
kacang
Sayur asam
Pepaya
Selingan
Malam
Pisang
Nasi
Semur ayam
Tahu goreng
Sup bayam
Lalap ketimun
, sambel
Pepaya
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta: EGC.
Buku Ajar Penyakit Dalam. (1995). Jilid I Edisi ke 3. Jakarta : FK UI.
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
OLEH
NAMA
EFRINALDO PARDEDE
RUKIA RISKITA DEWI HRP
UMMI ANA SARI NASUTION
MARTAULI NAIBAHO
SALMAN ALFARIZI
RIRIEN FEBY SHARA
FURQAN FAISAL
HENRY SEPTIAN
NIM
141121055
141121094
141121020
141121009
141121044
141121095
141121097
141121061
Pokoko Bahasan
: Osteoporosis
Sasaran
: Lansia
Waktu
: 09.00 WIB
Hari/ Tanggal
: 15 Oktober 2016
dalam kondisi sehat atau sakit. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap
lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh
untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.Penurunan kemampuan berbagai organ,
fungsi, dan system tubuh ada umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia
45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun.
Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua, di bawah penyakit
jantung sebagai masalah kesehatan utama dunia. Menurut data internasional
Osteoporosis Foundation, lebih dari 30% wanita diseluruh dunia mengalami resiko
seumur hidup untuk patah tulang akibat osteoporosis, bahkan mendekati 40%.
Sedangkan pada pria, resikonya berada pada angka 13%.
Menurut Departemen Kesehatan RI, dampak osteoporosis di Indonesia sudah
dalam tingkat yang patut diwaspadai, yaitu mencapai 19,7% dari populasi.
Hasil studi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bogor, yang
melakukan penelitian dari tahun 1999 2002 pada beberapa Propinsi di Indonesia
didapatkan bahwa satu dari lima perempuan mengalami osteoporosis pada usia
memasuki 50 tahun. Dan pada laki-laki umur 55 tahun. Kejadian osteoporosis lebih
tinggi pada wanita ( 21,74 % ) dibandingkan dengan laki-laki (14,8 %). ( Siswono,
2003 )
Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. (Nugroho, 2000).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun
demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia
dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan tulang, jaringan pada otot,
susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
Penyebab osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pada individu
bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat, kurang gerak/tidak berolah raga
serta pengetahuan mencegah osteoporosis yang kurang akibat kurangnya akibat akti
vitas fisik yang dilakukan sehari-hari mulai anak-anak sampai dewasa, serta
kurangnya asupan kalsium, maka kepadatan tulang menjadi rendah sampai terjadinya
osteoporosis.
Persoalan osteoporosis pada lansia erat sekali hubungannya dengan
kemunduran produksi beberapa hormone pengendali remodeling tulang, seperti
Kalsitonim dan hormone seks. Dengan bertambahnya usia, produksi beberapa
hormone tersebut akan merosot, hanya saja penurunan produksi beberapa osteoblast,
sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan tulang, akan mengendur
aktivitasnya setelah seseorang menginjak usia ke 50 disusul tahun terakhir adalah
testosterone pada kurun waktu usia 48 52. Persoalan besar akan muncul juga jika
terjadi gangguan dalam keseimbangan kedua proses itu, seperti yang terjadi pada
osteoporosis. Dalam osteoporosis proses demineralisasi lebih cepat dan lebih tinggi
dibandingkan dengan proses meneralisasi. Resikonya terjadilah pengeroposan tulang.
Tulang akan kehilangan masa dalam jumlah besar sehingga kekuatannya pun
merosot drastis. Kondisi ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja penurunan
sepersepuluh kepadatan tulang saja menimbulkan resiko patah tulang 2 3 kali lebih
sering, jika kondisi ini dibiarkan resiko terjadi patah tulang sulit dihindari. Proses
tidak seimbang bisa muncul secara alamiah seperti akibat pengaruh usia lanjut,
menopause, gangguan hormonal, dan ketidak aktifan tubuh.
Tujuan
dapat menjelaskan
makanan
Ceramah
Tanya jawab
4.
Liflet
Power point
Hari/ tanggal
: 15 Oktober 2016
Jam
: 09.00 WIB
Tempat
Pengorganisasian
h. Penyaji
: Efrinaldo Pardede
i. Moderator
mencegah
Susunan Acara
Tahap/
Waktu
Pendahuluan
Kegiatan Pengajar
(5 menit)
Memberi
Kegiatan Peserta
salam
dan Menjawab
pembuka
Menginformasikan
&
memperhatikan
memperkenalkan diri
salam
materi
yang
akan Memperhatikan
disampaikan
Penyajian
Materi
(15 menit)
Apersepsi
dengan
cara
menggali
&
menjawab pertanyaan
pengetahuan yang dimiliki peserta
dan
Menjelaskan
tentang Mendengarkan
memperhatikan
pengertian osteoporosi.
Memperhatikan
Menyebutkan tanda
dan
gejala
osteoporosis.
Menyebutkan faktor
resiko
yang
mempengaruhi osteoporosis.
bertanya
seputar
materi
yang
disampaikan
Menjawab pertanyaan
(5 menit)
Penutup
Mendengarkan
(5 menit)
Evaluasi
Evaluasi
Evaluasi akan dilakukan adalah:
1. EvaluasiStruktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Kontrak dengan peserta pada H-1, diulangi kontrak pada hari H.
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan tentang
Osteoporosis,
LAMPIRAN
MATERI OSTEOPOROSIS
a. Pengertian Osteoporosis
disertai
mikro arsitektur
tulang dan
penurunan
Wanita selain memiliki resiko terhadap osteoporosis pada usia tua, namun resiko
ini menjadi meningkat dengan adanya faktor-faktor dibawah ini :
i. Merokok
ii. Konsumsi alcohol
iii. Diet rendah kalsium
iv. Gangguan dalam hal diet: bulimia dan anoreksi
v. Menopause yang lebih awal
Pada usia diatas 30 tahun, di dalam tubuh wanita sudah mulai mengambil
cadangan kalsium yang ada di dalam tulang untuk keperluan metabolisme lainnya,
sehingga pada usia ini pula resiko akan osteoporosis sudah mulai terjadi. Untuk itu
bagi wanita yang sudah berumur 30 tahun dianjurkan untuk mulai mengkonsumsi
suplemen kalsium.
d. Cara-Cara Pencegahan Osteoporosis
i. Rajin berolah raga
ii. Upayakan mencapai berat tubuh yang idal
iii. Penuhi kebutuhan nutrisi tulang dengan menambah Kalsium clan vitamin D
iv. Hilangkan kebiasaan seperti merokok, mengonsumsi alkohol clan kafein.
v. Berjemur 15 menit di bawah sinar matahari pagi atau sore hari, membantu
tubuh untuk mensintesa atau membuat vitamin D-nya sendiri.
vi.
wortel
sebagai
campuran
salad.
Usahakan
untuk
mengonsumsi makanan diatas setiap hari agar Anda memiliki tulang yang kuat.
iv. Sayuran yang berdaun hijau
v. Ikan
DAFTAR PUSTAKA
Frost HM, Thomas CC. Bone Remodeling Dynamics. Springfield, IL: 1963.
Riggs, B.L.; Melton, Lj 3.r.d. (2005). "The worldwide problem of osteoporosis:
insights afforded by epidemiology.".
Cauley JA, Hochberg MC, Lui LY et al (2007). "Long-term Risk of Incident
Vertebral Fractures".JAMA 298: 27612767.
OLEH
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
NAMA
EFRINALDO PARDEDE
RUKIA RISKITA DEWI HRP
UMMI ANA SARI NASUTION
MARTAULI NAIBAHO
SALMAN ALFARIZI
RIRIEN FEBY SHARA
FURQAN FAISAL
HENRY SEPTIAN
NIM
141121055
141121094
141121020
141121009
141121044
141121095
141121097
141121061
: Menopause
Sasaran
Hari/Tanggal
Waktu
: 30 Menit
Tempat
A. LATAR BELAKANG
Peristiwa Menopause sangat alamiah dan normal terjadi pada seorang wanita,
dimana banyak keluhan yang dirasakan namun biasanya hanya ditanggapi sebagai
proses menua atau disangka penyakit lain, sehingga tidak mendapat pengobatan
yang sesuai. Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh wanita yang masih
dipengaruhi oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau pada
usia 50 tahunan. Wanita dikatakan menopause bila tidak mendapat haid lagi sejak 1
tahun terakhir. Proses ini diawali dengan gangguan siklus haid atau akhirnya hilang
sama sekali.
Oleh karena itu pengetahuan mengenai menopause sangat dibutuhkan oleh
setiap wanita khususnya yang akan menghadapi usia senja agar tercapai kehidupan
yang tetap sehat dan berkualitas.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang menopause, klien memahami
pengertian dan pemahaman mengenai menopause termasuk gejala yang
menyertai, cara menghadapi menopause hingga pengaturan zat gizi.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan selama 30 menit, klien diharapkan
mampu :
a. Mengetahui pengertian dan pemahaman mengenai menopause.
b. Mengetahui perubahan yang terjadi pada fisik dan psikologis.
c. Untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi menopause dengan baik.
Ceramah
Demonstrasi
Tanya Jawab
Power Point
LCD
Leaflet
Jam
: 09.00 wib
Tempat
PENYULUH
1.
Pembukaan
2.
RESPON KELUARGA
5 Menit
1. Salam pembukaan
Menjawab salam
2. Apersepsi
Berpartisipasi aktif
3. Mengkomunikasikan tujuan
Memperhatikan
20 Menit
dan
1. Menjelaskan
Pengertian menopause
Tanda
dan
gejala
menopause
WAKTU
Memperhatikan
penjelasan
dengan cermat
penyuluh
menopause
Pengaturan
gizi
saat
menopause
2. Memberikan
kesempatan
Menanyakan
hal-hal
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan klien
yang disuluh yang berkaitan
Memperhatikan
jawaban dari penyuluh.
jelas
Penutup
5 menit
Memperhatikan
kesimpulan
evaluasi
materi
disampaikan.
Menjawab pertanyaan
3. Mengakhiri
penyuluhan.
H. METODE
1.
Ceramah
2.
Tanya jawab
kegiatan
Menjawab salam
A. MENOPAUSE
Merupakan berhentinya siklus menstruasi secara pemanen dan merupakan
suatu titik balik dan bukan penyakit. Akan tetapi, kondisi ini bisa memengaruhi
kesejahteraan hidup perempuan.
Sebelum memasuki masa menopause terlebih dahulu seorang wanita
menjalani masa pra menopause yang merupakan masa transisi menuju menopause.
Ini meliputi beberapa tahun setelah menstruasi benar-benar berhenti, dan kemudian
perubahan-perubahan terjadi maka wanita pra menopause akan menuju ke masa
menopause (Kasdu, 2002).
Menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif menuju
perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan berkurangnya hormon
estrogen dan progesteron (Lestari, 2010).
B. PENYEBAB
Berhentinya produksi hormon esterogen yang mempengaruhi kerapuhan
tulang seperti osteoporosis.
C. GEJALA & TANDA MENOPAUSE
Menjadi tua, mengalami menopause bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti.
Yang penting adalah bagaimana kita sebagai pribadi menghadapinya dengan
dukungan penuh kasih dari keluarga.
Masa Menopause merupakan masa peralihan dari usia dewasa ke usia lanjut.
Dari usia produktif yang optimal dalam berbagai bidang baik fisik berupa kondisi
tubuh yang fit dankondisi psikis dalam karier, keluarga, keuangan dan pergaulan ke
arah yang relatif cenderungmundur.
Pada periode ini, terdapat perpaduan antara penurunan kondisi fisik dengan
permasalahan psikis yang sedemkian kompleks sehingga dibutuhkan persiapanpersiapan yang cukupmemadai baik fisik maupun psikis agar masa ini dapat kita
hadapi dengan baik dan wajar. Proses menjadi tua dapat mempunyai arti yang lebih
positif apabila diidentikkan denganmatang. Disini terjadi proses kematangan dalan
aspek spiritual, intelektual, konsep pikirandan wawasan hidup.
Dengan kata lain terjadi proses menjadi manusia yang lebih bijaksana.Proses
menjadi
tua
pada
wanita
mempunyai
manifestasi
klinik
klimakterium
2.
3.
2.
Sukar tidur
Dalam periode Menopause ini sering kali seorang wanita menjadi sukar
tidur.
3.
4.
5.
Gejolak panas atau lebih sering disebut hot flush juga kadang terjadi,ini
biasanya ditandaidengan wajah mudah menjadi merah padam dan hangat seperti
bila sedang malu sekali ataumarah dan mudah berkeringat.
6.
7.
8.
dengan rasa panas dan dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah dan
jantung berdebar-debar. Beberapa keluhan fisik yang terjadi antara lain:
2. Ketidak teraturan siklus haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid kadang kala haid
muncul tepat waktu tetapi tidak pada siklus berikutnya, ketidakteraturan ini
sering disertai dengan darah yang sangat banyak tidak disertai dengan
volume darah yang normal.
Gejala perkemihan
Perubahan akibat pada lapisan pada bagian vagina yang juga terjadi berakibat pada
bagian saluran urethra.Saluran urethra ini lambat laun akan
mengering,Menipis,dan kurang elastis diakibatkan penurunan kadar estrogen.
4. Sembelit
Seluruh proses metabolisme mulai menurun sesuai dengan
bertambahnya Usia.Tubuh berusaha beradaptasi dengan ambang kadar
estrogen yang baru.Kondisi inilah yang sering mengakibatkan sembelit,Selain
itu,sembelit juga dipengaruhi oleh penambahan kalsium untuk kepentingan
mengurangi resiko osteoporosis serta kurangnya mengkonsumsi sayursayuran dan buah-buahan.
5. Perubahan kulit
Ekstrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit ketika menstruasi
berhenti, maka kulit akan terasa tipis, kurang elastis terutama pada daerah
sekitar wajah, leher, dan lengan.Untuk mencegah kerutan pada bagian kulit
antara lain jangan merokok,banyak minum air dan makan makanan yang
mengandung minyak salad setiap hari untuk menghindari kulit yang kering.
6. Keringat di malam hari
Berkeringat pada malam hari banyak sehingga perlu mengganti
pakaian serta dapat mengganggu istirahat sehingga ketegangan meningkat.
7. Sulit tidur (insomnia)
Insomnia atau sulit tidur terjadi akibat dari penurunan dari
serotonin yang berperan dalam mempengaruhi suasana hati seseorang
sehingga pada wanita menopause akan mudah depresi dan sulit tidur
oleh karena itu, untuk meningkatkan serotonin harus mengkonsumsi
makanan
yang
banyak
mengandung
karbohidrat dan
inijuga
kadar
estrogen
yang
diikuti
dengan
namun
sesudah
dalammengingat
mengalami
bahkan
sering
menopause
terjadi
lupa
hal-hal
pada
yang
timbul
berhubungan
dengan
adanya
kekuatiran
Perasaannya
menjadi
sangat
sensitif
terhadap
sikap
5. Depresi
Karena
depresi
menyerang
wanita.
Kadang-kadang
depresi
merupakan
respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami
dalam fase, kehidupan tertentu akan tetapi beberapa wanita mungkin
mengembangkan masa
depresi
yang
dalam
tidak
sesuai
atau
2.
3.
Perbanyak
permainan-permainan
yang
meningkatkan memori otak sepertimengisi teka teki silang, catur dan sudoku.
4.
5.
6.
7.
8.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, Hanifa. 1997. Ilmu Kandungan.Jakarta : YBP-SP.
Bagian Obstetri dan Ginekologi. 1981. Ginekologi. Bandung : Elstar Offset.
Oleh :
Kelompok XIII
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
NAMA
EFRINALDO PARDEDE
RUKIA RISKITA DEWI HRP
UMMI ANA SARI NASUTION
MARTAULI NAIBAHO
SALMAN ALFARIZI
RIRIEN FEBY SHARA
FURQAN FAISAL
HENRY SEPTIAN
NIM
141121055
141121094
141121020
141121009
141121044
141121095
141121097
141121061
Sasaran
Waktu
: 09.00 WIB
Hari/tgl
: 15 Oktober 2016
A. LATAR BELAKANG
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap
manusia sebagai makhluk biopsikososial, dimana tidur dapat memulihkan tingkat
aktifitas normal dan keseimbangan normal dari berbagai bagian sistem saraf pusat.
Apabila seseorang mengalami gangguan tidur dapat menimbulkan dua efek fisiologik
yaitu : efek pada sistem saraf dan efek pada struktur tubuh lainnya. Efek pada sistem
saraf dapat mengacaukan fungsi tubuh maupun organ tubuh itu sendiri. Secara tidak
langsung kekurangan tidur akan mempengaruhi sistem saraf pusat.
Gangguan tidur ini sering dikaitkan dengan gangguan fungsi pikiran yang
progresif dan kadang-kadang bahkan dapat menimbulkan perilaku abnormal dari
sistem saraf. Gangguan tidur yang berkepanjangan dapat menyebabkan kelambahan
berfikir, mudah tersinggung atau bahkan menjadi psikotik. Gangguan tidur ini sering
dialami oleh orang dewasa dan lansia yang disebabkan oleh berbagai hal seperti
stress dan cemas. Untuk itu perlu penanganan secara komprehensif.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada lansia dan keluarga binaan, lansia diharapkan
dapat mengaplikasikan informasi tentang tips tidur sehat
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan pada lansia dan keluarga lansia, diharapkan
lansia binaan mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang tips tidur sehat
C. MANFAAT
Penyuluhan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan lansia dan keluarga
lansia tentang masalah tidur dan diharapkan terapi yang diberikan dapat mengatasi
kesulitan tidur yang dialami klien.
Waktu
: 09.00 WIB
Tempat
J. PELAKSANAAN PENYULUHAN
N
KEGIATAN
O
1
Pembukaan
Kegiatan inti
PENYULUHA
N
1.
PESERTA
MEDIA
Memberi
1.
Menjawab
salam
salam
2.
Menjelaska 2.
Mendengark
n
tujuan,
an
dan
manfaat
dan
memperhatikan
cakupan materi
1.
Menjelaska 1.
Mendengark leaflet
n
pengertian
an
dan
tidur
memperhatikan
2.
Mendengark
2.
Menjelaska
an
dan
n fungsi tidur
memperhatikan
WAKTU
3 Menit
20 menit
3.
3.
Menjelaska
n tanda-tanda
kurang tidur
Mendengark
an
dan
memperhatikan
4.
Mendengark
Menjelaska
an
dan
n akibat tidak
memperhatikan
tercukupinya
kebutuhan
istirahat tidur
5.
Mendengark
5.
Menjelaska
an
dan
n
tips tidur
memperhatika
sehat
6.
Mendengark
an
dan
6.
Obat/ramu
memperhatikan
an tradisional
yang
dapat
membuat tidur
nyenyak
4.
Penutup
1.
Melakukan
tanya jawab
2.
Menyimpu
lkan
materi
penyuluhan
3.
Menutup
dan
memberi
leaflet
4.
Memberi
salam
1.
Menjawab
salam
K. PENGORGANISASIAN
a Penyaji
: Salman Alfarizi
b
Moderator
: Efrinaldo Pardede
Observer
Fasilitator
L. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
-
7 Menit
2. Evaluasi Proses
-
3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan oleh perawat saat
evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Miller, Carol A. 1995. Nursing care of Older Adult Sleep and Rest. Second edition.
Philadelphia : JB Lippincot
Pengertian
Tidur merupakan suatu keadadan tidak sadar, dimana sesorang dapat
Fungsi tidur
1. Penyimpanan energi
2. Meningkatkan sintesis protein melalui transportasi asam amino ke sel
3. Memperbaiki dan menumbuhkan sel-sel yang rusak
4. Meningkatkan imunitas tubuh
5. Memelihara dan mempertahankan keseimbangan sistem biologis tubuh
manusia.
Merasa capai
2.
Mudah tersinggung
3.
Apatis
4.
5.
Konjungtiva merah
6.
7.
Pusing
8.
Mual
2.
3.
Ganggun
persepsi
halusinasi
pandangan
dan
pendengaran
4.
5.
Koordinasi menurun
6.
Jika belum terbiasa tidur pada jam ini, majukan waktu tidur setengah jam
lebih awal setiap minggu sampai akhirnya anda terbiasa tidur pukul 22.30
Wib
7. Mandi air panas sebelum pergi tidur
Teteskan minyak vanila atau cendana kedalam air mandi membuat anda lebih
rileks, redupkan lampu dan pasang terapi aroma. Jika memungkinkan
dengarkan musik yang lembut dan menenangkan.
8. Minum air hangat
Minuman dapat berupa susu hangat.
9. Membaca buku
Jangan membaca novel dramatis atau bacaan yang membutuhkan pemikiran,
pilih buku yang memberi inspirasi.
10. Rasakan tubuh anda
Ketika sudah berbaring ditempat tidur, tutup mata dan rasakan tubuh anda,
dengan cara itu, anda membawa perhatian ke tubuh. Jika ada ketegangan
dibagian tubuh tertentu, bawa rileks ke daerah itu.
F. Obat/ramuan tradisional yang dapat membuat tidur nyenyak
RAMUAN I
Bahan :
1 sendok teh biji jintan putih
3 potong kangkung sayur
2 lembar daun pegagan
sendok makan ketumbar
Cara membuat :
Semua bahan tersebut di rebus bersama 2 gelas air sampai mendidih hingga
tinggal 1 gelas, kemudian di saring.
Cara menggunakan :
Diminum menjelang tidur
RAMUAN II
Bahan :
1 buah biji buah pala
1 sendok teh madu
Air panas untuk menyeduh
Cara membuat :
Pecahkan biji buah pala, kemudian haluskan. Seduh dengan air panas 1 gelas
kemudian di saring.
Cara menggunakan :
Diminum 2x sehari sore dan malam hari sebelum tidur malam.
A. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan/pendidikan kesehatan keluarga klien
diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang upaya pencegahan
penularan TB dari penderita ke anggota keluarga lainnya.
1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan/pendidikan kesehatan selama 1 x 15
menit klien diharapkan dapat:
a) Memahami definisi TB paru
b) Memahami cara penularan TB paru
c) Memahami tanda dan gejala TB paru
d) Memahami dan mau melakukan upaya pencegahan penularan TB paru
dari penderita ke anggota keluarga lainnya.
B. Sasaran
Sasaran penderita TB Paru
C. Metode
Ceramah dan Diskusi
D. Media
Leaflet
Power Point
E. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
No
Kegiatan
Waktu
Perawat
Peserta
Media/
alat
Pembuka
an
D=
Deskripsi
T=
Tujuan
R=
Relevansi
Kerja
1 menit
1. Salam Pembuka
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan topik
yang akan
disampaikan
4. Menjelaskan TIU
dan TIK
5. Menjelaskan
relevansi dari materi
yang disampaikan
terhadap kesehatan
5 menit 1.Penyampaian Materi
Menjelaskan tentang:
a. Definisi
TB
paru
b. Cara penularan
4 menit
TB paru
c. Tanda
dan
gejala TB paru
d. Upaya
pencegahan
2 menit
penularan TB
paru ke anggota
keluarga
lainnya
Menjawab salam
1. Mendengarkan Leaflet
2. Mengajukan
pertanyaan
3. Menjawab
pertanyaan
2. Tanya Jawab
Memberikan
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya
Penutup
3 menit
3. Evaluasi
Memberikan
pertanyaan tentang
Upaya Pencegahan
TB paru ke anggota
keluarga lainnya
1. Menyimpulkan 3. Mendengarkan
2. Salam penutup
F. Pengorganisasian
Penyaji
: Rukia Riskita Dewi Hrp
Moderator
: Ummi Ana Sari Nst
Observer
: Ririen Feby Shara, Salman Alfarizi dan Furqan Faisal
Fasilitator : Hendy Septian, Efrinaldo Pardede dan Martauli Naibaho
G. Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
1. Membuat SAP
SAP dibuat pada tanggal 12 Mei 2016, SAP selesai
2. Kontrak waktu
Kontrak waktu disepakati keluarga klien di ruang rawat inap RA-5 Paru
3. Menyiapkan peralatan
Alat atau media yang digunakan adalah leaflet
4. Setting
Tempat penyuluhan adalah ruangan RA-5 Paru RSUP Haji Adam Malik
Medan
b. Evaluasi Proses
1. Keluarga klien penyeluhuan mengikuti kegiatan sampai selesai
2. Keluarga klien penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama
proses penyuluhan
3. Pertemuan berjalan dengan lancar
c. Penyuluh
1. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
2. Dapat menjalankan Perannya sesuai tugas dan tanggung jawab
Lampiran
Materi TB Paru
A. Defenisi
TB adalah singkatan dari tuberkulosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh
bakteri. TB menyerang paru-paru dan dapat menginfeksi organ lain. TB juga dapat
ditularkan melalui udara, saat orang yang terjangkit TB, batuk atau bersin.
B. Cara penularan
Tuberkulosis ditularkan dari orang ke orang oleh transmisi melalui udara.
Individu terinfeksi melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa, atau bernyanyi,
melepaskan droplet besar dan kecil. Droplet yang besar menetap, sementara droplet
yang kecil tertahan di udara dan terhirup oleh individu yang rentan.
Referensi
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Chin, James. (2006). Manual pemberantasan penyakit menular, edisi 17, cetakan II.
Jakarta: Info Medika.
Mata Kuliah
: Komunitas I
: Masyarakat
Waktu
: 10 (30 menit)
Hari/tgl
: 14 Oktober 2016
Latar Belakang
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yaitu virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan albirictus.
Visi Indonesia sehat 2010 yang telah ditetapkan sebagai gambaran prediksi
atau harapan tentang keadaan masyarakat pada tahun 2010 haruslah
dapat
rencana
strategis
untuk
mencapai
indikator
keberhasilan
Oleh karena itu maka sangat penting kiranya meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat mengenai DHF, salah satunya adalah melaui pendidikan
kesehatan.
Tujuan
5. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan semua audiens/peserta
mengetahui tentang DHF
6. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta/audiens dapat :
a. Menyebutkan pengertian DHF
b. Menyebutkan tanda dan gejala DHF
c. Menyebutkan perawatan DHF dirumah
d. Menyebutkan cara pencegahan DHF
Penatalaksanaan Kegiatan
11. Topik
Pendidikan kesehatan tentang DHF
12. Metode
-
Ceramah
Tanya jawab
Leaflet
Hari /tanggal
Jam
: 13 September 2016
: 13.00 wib
Susunan Acara
N
Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan Audiens
Wkt
o
1
Pembukaan
5 mnt
Memberi salam
Memperkenalkan
diri
wab salam
-
Menjelaskan kontrak
waktu dan tujuan pertemuan
Mend
engarkan
Mend
engarkan
Mengkaji
Menj
dan
memperhatikan
-
reinforcement positif
Meng
emukakan pendapat
Mend
engarkan
dan
memperhatikan
2
Pelaksanaan
-
engarkan
Meng
ulangi kembali
Memberi
reinforcement positif
Menjelaskan tentang
penyebab DHF
Mend
engarkan
Menjelaskan tentang
dan
memperhatikan
Mend
Mem
perhatikan
Menjelaskan tentang
Mem
perhatikan
penatalaksnaaan DHF
-
perhatikan
Memberi
kesempatan audiens untuk bertanya
Mem
Menjawab
Mem
perhatikan
20 mnt
Berta
nya (jika ada)
Mend
engarkan
dan
memperhatikan
3
Penutup
-
Ajukan
pertanyaan -
Audie
ns mendengarkan
Memberikan
Audie
ns
menjawab pertanyaan
pertanyaan
Memberi
reinforcement (+)
-
menjawab
Mend
egarkan
Meluruskan konsep -
Mend
engarkan
memperhatikan
dan
Mengevaluasi
bersama
audiens
menyimpulkan -
materi
-
Ikut
menyimpulkan
Mengucapkan terima
kasih
Memberi salam
Mem
balas
Menja
wab
Pengorganisasian
k. Penyaji
15. Kriteria Hasil
a. Evaluasi struktur
b. Evaluasi proses
-
c. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan audiens dapat :
-
60% orang tua dari anak yang dirawat diruang rawat inap dapat
menghadiri kegiatan
Lampiran
MATERI
DEMAM BERDARAH/DHF
A. PENGERTIAN
Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang
masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepti.
2.
3.
Gelisah
2.
3.
Berikan cairan sebanyak 2-3 liter berupa air putih, jus seperti jus jambu
klutuk/ jambu biji, air teh, air gula dsb..
Berikan kompres dengan air biasa, bila suhu tidak turun datangi pelayanan
kesehatan terdekat.
Berikan cairan sebanyak 2-3 liter berupa air putih, jus , air teh, air gula dsb
Daftar Pustaka
Arif Mansjoer dkk. (2002). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
(2003).
Indikator
Prilaku
Skala
Normal.
Diakses
dari
http://www.infokes.com
Hendarwanto. (1999). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi III. Jakarta : EGC.
Virus Dengue
Nyamuk Aedes Agypti/Aedes Albapictus
Tubuh manusia
MK : Hipertermia
Pe
suhu tubuh
Anoreksia
Aktivitas komplemen
trombositopesia
Mual-mual
Perpindahan cairan
intrasl ke ekstrasal
Efusi flura
MK : Kekurangan vol.
Kecemasan
HT
Renjatan hipovalomia
Darah kental
Hipotensi
Aliran darah
Asidosis metabolik
Edema
Dispnlie
WOC
MK : Kerusakan
Pertahankan gas
Penurunan kesadaran
MK : Perubahan perfusi
jaringan
Meninggal
Cairan tubuh
Pokokbahasan
Sub pokokbahasan
Sasaran
: Siswa/I SMA
Waktu
: 30 menit
Tempat
: SMA
Tanggal
: 13 Oktober 2016
A. LatarBelakang
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual (Daili, 2007; Djuanda, 2007).Sejak tahun 1998,
istilah STD mulai berubah menjadi STI (Sexually Transmitted Infection), agar dapat
menjangkau penderita asimtomatik (Daili, 2009).Menurut WHO (2009), terdapat
lebih kurang 30 jenis mikroba (bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan
melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi
gonorrhoeae, chlamydia, syphilis, trichomoniasis, chancroid, herpes genitalis,
infeksihuman immunodeficiency virus (HIV) dan hepatitis B. Dalam semua
masyarakat, Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan penyakit yang paling sering
dari semua infeksi (Holmes, 2005; Kasper, 2005).
Menurut survey Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN), 52 % remaja di Medan sudah melakukan seks pranikah yang berdampak
kepada terjangkitnya penyakit Infeksi Menular Seksual. Pasalnya, perilaku seks
bebas atau seks di luar nikah sangat erat dalam kehidupan remaja saat ini. Dalam
menanggulangi kasus infeksi menular seksual ini, Dinkes Sumut akan merencanakan
seluruh kab / kota memiliki petugas medis dan administrasi dalam hal pelayanan
Infeksi Menular Seksual. (IrwanRangkuti, 2011).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan para remaja dapat
memahami tentang pentingnya deteksi dini penyakit menular seksual
2. Tujuan Khusus
Setelahdiberikanpenyuluhan, sasaranmampu:
a) Memahamimacam-macam PMS yang seringditemukan
b) Memahami penyebab penyakit menular seksual
c) Memahami cara cara mendeteksi penyakit menular seksual
d) Memahami manfaat melakukan deteksi dini PMS
C. Sub Pokok Bahasan
a) Definisi PMS
b) Macam macam PMS yang seringditemukan
c) Penyebab PMS
d) Cara cara mendeteksi PMS
e) Manfaat melakukan deteksi dini PMS
D. Metode
a) Ceramah
b) Demonstrasi
c) Diskusidantanyajawab
E. Media
a) Liflet
b) Power point
F. Pengorganisasian
l. Penyaji
m. Moderator
: Furqan Faisal
G. Kegiatan Penyuluhan
No.
1.
Waktu
10
Kegiatan
Respon
Pembukaan
menit
Salam
Menjawab salam
Memperkenalkan diri
Mendengarkan
danmemperhatikan
Mendengarkan dan
memperhatikan
2.
40
Penyampaian materi
menit
Mendengarkan dan
memperhatikan
Mendengarkan dan
memperhatikan
memperhatikan
PMS
Mendengarkan dan
memperhatikan
PMS
3.
10
menit
Mendengarkan
Memperlihatkangambartentangpenyakit
PMS
Penutup
1.
Mendengarkan
2.
Menjawab
3.
Menjawab salam
H. Evaluasi
Evaluasi akan dilakukan adalah:
7. Evaluasi Struktur
e. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
f. Kontrak dengan peserta pada H-1, diulangi kontrak pada hari H.
g. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan.
8. Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan tentang PMS,
tentang definisi PMS, tujuan PMS, manfaat deteksi dini PMS, penyebab PMS.
9. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit peserta mampu
e. 80% sasaran mampu menyebutkan pengertian PMS dengan benar
f. 60% sasaran mampu menjelaskan tujuan PMS
g. 60% sasaram mampu menjelaskanPMS dengan benar
h. 60% sasaran mampu menjelaskan manfaat deteksi dini PMS
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
Gejala yang di tunjukkan adalh luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri,
bercakmerah di tubuh, kelainan saraf ,jantung, pembulu darah, dan kulit.Komplikasi
dari penyakit sifilis yaitu:
1. Dapat menibulkan kerusakan berat pada otak dan jantung jika tidak diobati
2. Selama kehamilan dapat di tularkan pada janin dan dapat menyebabkan
keguguran atau lahircacat
3. Memudahkan penularan HIV
c. Herpes
Disebabkan oleh virus herpes simplex .Masa inkubasi umumnya bekisar antara 37 hari setelah virus berada dalam tubuh, dimulai dengan rasa terbakar, kesemutan
pada tempat masuknya virus.Gejala herpes yaitu:
1. Bintil-bintil berkelompok seperti anggur berairdan nyeri pada kemaluan
2. Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering berkerak, lalu hilang
dengan sendirinya
3. Dapat muncul lagi seperti gejala awal, biasanya hilang dan timbul.
4. Membesarkan kelejar getah bening diselakangan
5. Sulit buang air kecil
Komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit Herpes yaitu:
1. Rasa nyeri berasal dari saraf
2. Tertular pada bayi dan menyebabkan lahir muda , cacat bayi, dan lahir mati
3. Radang tengorokan (faringitis
4. Infeksi saluran otak (meningitis )
5. Tertular HIV
6. Kanker leher Rahim
d. AIDS (Acquired immune Deficiency Synrom)
Disebabkan
oleh
HIV (Human
Immunodeficiency Virus)
yang
dapat
Semakin banyak pasangan dalam berhubungan seksual maka resiko penularan PMS
juga akan semakin meningkat. Mempunyai bayak pasangan harus sadar bahwa
pasangan tersebut adalah orang yang juga suka berganti ganti pasangan dalam
berhubungan seks.
b. Melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom
Pemakaian kondom memang tidak berarti menjamin akan terhindar dari PMS, namun
pemakaian kondom dapat mengurangi resiko transmisi (penularan).
c. Konsumsi alkohol yang berlebihan
Penggunaan alkohol yang terlalu sering dan dalam jumlah banyak, akan
menyebabkan pikiran tidak jernih untuk mengambil keputusan. Termasuk perilaku
seks yang tidak aman atau bahkan menyimpang (melakukan hubungan seksual
pervagina, peroral dan peranal)
d. Menggunakan obat obatan terlarang
Penggunaan obat terlarang menyebabkan manusia tidak lagi stabil dalam mengambil
keputusan, termasuk mengenai hubngan seksual . penggunaan jarum suntik secara
bergantian juga akan meningkatkan resiko terkena HIV dan hepatitis.
e. Tidak ada pembekalan ilmu seks
Remaja maupun dewasa muda khusunya wanita lebih muda terkena PMS
dibandingkan dengan orang yang cukup umur hal ini dikarenakan secara biologis
para perempuan muda mempunyai kondisi fisik yang lebih kecil, dan akan lebih
muda robek saat melakukan intercourse. Servik wanita usia remaja dan muda belum
berkembang dangan sempurna sehingga lebih rentan terkena Clamydia, gonorhea
dan PMS lainnya. Aspek lainnya yang menigkatkan tingginya PMS pada remaja
adalah mereka jarang menggunakan kondom dan lebih cenderung mengambil resiko
dalam hal seksual.
3. Cara mendeteksi PMS
a. Tampak diwajah
Sipilis
Dapat dideteksi dari luka terbuka yang lebar dibibir dan mulutnya. Luka biasanya
muncul sekitar 3 6 minggu setelah hubungan seksual
Herpes genital
Clamydia
Pada wanita
1)
2)
3)
4)
5)
Pada pria
1)
2)
Pemeriksaan sampel luka (Swab) : kutil kelamin (HPV), kanker servik pada wanita
dan sifilis, gonorhea, clamydia pada wanita dan pria.
DAFTAR PUSTAKA
Kumalasari, Intan, kesehatanreproduksi, salembamedika, Jakarta, 2012
Widoyono MPH, epidemiologi penularan, pencegahan, & pemberantasan penyakit
menular, Erlangga, Jakarta : 2008
DOKUMENTASI PENYULUHAN
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
Oleh :
Kelompok XIII
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
NAMA
EFRINALDO PARDEDE
RUKIA RISKITA DEWI HRP
UMMI ANA SARI NASUTION
MARTAULI NAIBAHO
SALMAN ALFARIZI
RIRIEN FEBY SHARA
FURQAN FAISAL
HENRY SEPTIAN
NIM
141121055
141121094
141121020
141121009
141121044
141121095
141121097
141121061
: Siswa/i SMP
Tempat
: SMP Muhammadiyah 48
Waktu
: 10.00 WIB
Hari/tgl
R. Latar Belakang
Pedoman Gizi Seimbang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955.
Pedoman tersebut menggantikan slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang telah
diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta masalah dan
tantangan yang dihadapi. Tahun 1990 an kita sudah punya Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS). Lebih dari 15 tahun lalu Pedoman Gizi Seimbang telah
dikenalkan dan disosialisasikan kepada masyarakat, namun masih banyak masalah
dan kendala dalam sosialisasi Gizi Seimbang sehingga harapan untuk merubah
perilaku gizi masyarakat ke arah perilaku gizi seimbang belum sepenuhya tercapai.
Konsumsi pangan belum seimbang baik kuantitas maupun kualitasnya, dan perilaku
hidup bersih dan sehat belum memadai. Memperhatikan hal diatas telah tersusun
Pedoman Gizi Seimbang yang baru, pada tanggal 27 Januari 2014 lalu telah
diselenggarakan workshop untuk mendapat masukan dari para pakar pemerintah
serta non pemerintah, lintas sektor, lintas program dan organisasi profesi.
Untuk mendapatkan hasil maksimal dari menerapkan pola gizi seimbang, harus
pula diimbangi dengan penerapan hidup sehat seperti olah raga yang teratur, istirahat
yang cukup, menjaga kebersihan diri dan serta selalu memantau perkembangan berat
badan tubuh.
S. Tujuan
6. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan siswaA/I
mampu menjelaskan tentang Gizi seimbang.
T. Metode:
-
Ceramah
Tanya jawab
U. Media
-
Leaflet
Powerpoint
LCD
V. Pengorganisasian
Penyaji
Moderator
: Furqan Faisal
Fasilitator
: Efrinaldo Pardede
Observer
W. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Pendahulua
n
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
-Penyuluh
menjelaskan - Siswa/i
secara singkat gambaran
memperhatikan dan
materi
mendengarkan.
yang
akan
disampaikan.
-Penyuluh
- Siswa/i
menjelaskan
memperhatikan dan
Waktu
5 menit
memberikan
mendengarkan.
- Siswa/i
memperhatikan dan
mendengarkan.
materi
secara sistematis.
-Penyuluh
20 menit
mendengarkan
dan
memperhatikan
memberikan - Siswa/i
menjawab
pertanyaan
penyuluh.
dari
diberi
untuk
-Penyuluh
memberikan
kesempatan
bertanya
tentang
meminta
jelas.
salah
satu
materi.
-Penyuluh
dengan
membuat - Siswa/i
menjawab
pertanyaan
penyuluh.
dari
kepada
-Penyuluh
memberi
kesempatan
siswa/i
untuk
dia pahami.
sehubungan
materi.
-Mengucapkan Salam
X. Evaluasi
penyuluh
tentang
5 menit
Penyuluhan berjalan lancar, 90% Siswa/i mampu menjelaskan dan menyebutkan halhal penting dari Imunisasi yang diberikan oleh penyuluh.
Lampiran
3. Zat Pembangun
Pada gambar terletak di bagian atas karena porsinya paling sedikit dibanding yang
lain. Zat pembangun berguna untuk pembentukan, pertumbuhan serta
pemeliharaan sel sel dalam semua organ tubuh. Zat pembangun yang utama
adalah protein, baik itu protein nabati seperti kedelai, kacang tanah dan semua
makanan yang dihasilkan dari bahan bahan tersebut, maupun protein hewani
seperti daging, telur, ikan serta susu.
Di bagian paling ujung piramida makanan gizi seimbang atau Tri Guna
Makanan, terdapat satu bagian atau potongan paling kecil untuk menggambarkan
makanan yang juga harus dipenuhi namun dalam porsi sangat kecil atau seperlunya
yaitu minyak, gula, dan garam. Sedangkan pada bagian bawah diberikan alas berupa
gambar air dalam porsi paling besar. Artinya bahwa kebutuhan air untuk tubuh
adalah kebutuhan yang paling besar yang harus dipenuhi, baik dengan minum air
putih murni maupun dari kandungan air yang terdapat pada buah buahan.
malam,
yaitu karbohidrat(
makanan
yang
nasi,roti,
kita
mie,
komsumsi
gandum,
mengandung
jagung,
unsur,
umbi2an), protein
hewani ( ayam, ikan, seafood, daging sapi,dll ), protein nabati( tahu, tempe,
kacang2.an), sayur,dan buah.
2.
3.
4.
kita
dianjurkan
makan
dengan
seimbang,kita
juga
dianjurkan
6.
Biasakan sarapan
Sarapan sangat penting dilakukan karena sarapan merupakan makanan bagi otak
agar otak kita siap menjalani aktifitas kita sepanjang hari yang padat. Sarapan juga
bisa mencegah kelebihan berat badan karena bila kita tidak sarapan, kita akan
lapar dan cenderung melampiaskan lapar kita pada waktu makan siang, akibatnya
makan siang kita jadi tidak terkontrol dan memicu kelebihan berat badan.
7.
8.
9.
10.
Karbohidrat Kompleks (tepung, mie, roti, nasi, buah-buahan segar, dll) dan
Karbohidrat Sederhana ( gula, sirup, permen, coklat, dll). Cadangan karbohidrat
dalam tubuh disimpan dalam bentuk glikogen otot. Apabila saat beraktifitas
cadangan glikogen otot menurut akibat kekurangan karbohidrat, hal ini akan
menyebabkan mempercepat timbulnya kelelahan. Semakin berat bentuk
aktifitas/olahraga yang dilakukan, maka semakin besar pula kebutuhan
karbohidrat.
2.
3.
vitamin B dan C)
4.
Protein berfungsi untuk proses tumbuh kembang, mengganti sel tubuh
yang rusak, serta untuk perkembangan otot selama pembinaan latihan. Selain itu
protein dapat berfungsi sebagai sumber tenaga ketika cadangan karbohidrat
berkurang. Kebutuhan akan protein berkisar antara 15-20%. Sedangkan untuk
atlit
yang
berolahraga
ringan
1.0
gram/kg
BB/hari,
dan
5. Lipida atau lemak yang terbentuk dari rantai karbon , Oksigen, dan Hydrogen
pada proses metabolism tubuh. Komponen dasar lemak adalah trigliserida
(gliserol+asam lemak) lemak dapat dibagi menjadi 3, yaitu lemak yang terlihat
(mentega, lemak hewan), lemak yang tidak terlihat ( lemak daging, keju) dan
bahan makanan rendah lemak (susu skim, yoghurt). Sedangkan asam lemak
dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1.
Air, merupakan bagian terpenting dari setiap sel tubuh yang dapat
ditemukan pada hampir semua bahan makanan baik hewani maupun Perlu
diketahui pula bahwa dalam struktur tubuh manusia, air merupakan zat yang
lebih dominan sebagai pembangun struktur tubuh itu sendiri. Air adalah
kebutuhan tubuh no 2 setelah oksigen, saat berolahraga tubuh mengeluarkan
cairan dalam bentuk keringat. Rehidrasi sangat dibutuhkan untuk menjaga cairan
tubuh tetap seimbang. Sedangakan elektrolit adalah cairan dalam tubuh dalam
bentuk larutan, berfungsi sebagai penghantar rangsang saraf.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982.
Supariasa, I. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002