Sop Icu
Sop Icu
No. Dokumen
PT /
Halaman
1/1
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
RS LAIN
INSTALASI
RAWAT
INAP
UGD
EVALUASI OLEH
DOKTER ICU
Diantar
INDIKASI ( - )
Dijemput
DITOLAK
MASUK ICU
PINDAH RUANG
Baik
Indikasi keluar ( + )
Status Quo / Vegetatif
Meninggal
Dijemput
TETAP DIRAWAT
/
RUJUK /
PULANG APS
KAMAR
JENAZAH
Catatan :
Diantar / dijemput s/d pintu keluar / masuk ICU
Pasien dari luar mengikuti ketentuan dari Rumah Sakit
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/2
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
IGD
Rawat Inap
IBS
IRJ
RHD
Instal Jang Diagnostik
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
UNIT TERKAIT
No. Dokumen
PT /
Halaman
1/1
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
Menyelamatkan kehidupan :
1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau respirasi melalui
pengenalan dan intervensi segera.
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan
ventilasi melalui RJP.
3. Memberikan oksigenasi kepada otak, jantung dan organ
organ vital lainnya serta mengembalikan fungsi jantung dan
ventilasi yang normal.
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
TERAPI OKSIGEN
No. Dokumen
PT /
Halaman
1/2
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan alat :
1. Sentral oksigen, tabung O2, manometer set, flow meter,
humidifier.
2. Catheter nasal / kanul nasal / sungkup muka sederhana /
sungkup muka dengan kantong udara / sungkup muka dengan
parsial rebreathing.
Langkah langkah :
1. Kateter nasal / Kanul nasal :
a. Cuci tangan.
b. Memberi tahu pasien.
6
UNIT TERKAIT
3.
1.
2.
Instalasi Farmasi.
Sijangmed.
7
No. Dokumen
PT /
Halaman
1/1
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
Diagnostik :
1. Menilai data dasar saturasi oksigen yang merupakan bagian
pengakajian oksigenasi.
2. Deteksi dini terhadap perubahan saturasi yang sering berubah
terutama pada keadaan kritis.
3. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas oksigenasi
pasien seperti suction, reposisi, merubah konsentrasi O2.
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
1.
2.
3.
UNIT TERKAIT
1.
2.
ASISTENSI INTUBASI
No. Dokumen
PT /
Halaman
1/2
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan alat :
1. Laringoscope dengan bilah yang sesuai.
2. Magills untuk membantu memasukkan pipa.
3. Maudrin ( bila ada kesulitan saat memasukkan tube )
4. OTT / NTT sesuai dengan kebutuhan pasien
5. Xylocain jelly
6. Sarung tangan
7. Obat obatan untuk persiapan intubasi antara lain :
Sedasi : midazolam, propofol, pentotal
Muscle relaxan : Succinyl cholin, rocuronium,
atracurium, vecuronium.
Xylocain spray / semprot.
Pressure cuff / spuit cuff.
Guedell / mayo.
Stetoscope.
Suction catheter untuk menghisap sekresi.
Emergency trolly yang berisi obat obat emergency.
Air viva, face mask untuk oxigenasi.
Plester / pita untuk fiksasi.
Suction dinding / sentral / manual.
Cara Kerja :
Cuci tangan.
Jelaskan prosedur pada pasien.
Cek suction sentral dan atur tekanan antara
100 200 mmHg atau suction manual dan sambungkan
selang catheter steril.
Nilai kesadaran pasien, bila sadar diberitahu.
Bersihkan jalan nafas dengan cara suctioning.
9
1. Instalasi Farmasi
2. Sijangmed
10
EXTUBASI
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/2
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Memenuhi kebutuhan
penyembuhan.
pengobatan
dan
membantu
proses
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan alat :
1. Laringoscope
2. Peralatan suction yang lengkap
3. Spuit cuff.
4. Pinset, spirometer
5. Alat alat untuk memberikan pelembaban dan oksigen.
misal = O2 + NRM
O2 + binasal
11
1. Instalasi farmasi
2. Laboratorium
12
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/2
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Memenuhi kebutuhan
penyembuhan.
pengobatan
dan
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan alat :
1. Spirometri untuk mengukur tidal volume
2. Humidifier untuk O2 dan udara.
3. Slang inspirasi
4. Kantong plastik untuk penampung.
5. Konektor untuk ke tube.
membantu
proses
1. Instalasi farmasi
2. Sijangmed
14
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/2
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan :
Persiapan alat :
a. Personalia : 1 orang perawat.
b. Perlengkapan :
o Cuff inflator ( portex )
o Selang konektor ( dipakai untuk monitoring
tekanan cuff secara kontinyu )
15
2. Cara kerja :
Pengisian balon ETT :
a. Cuci tangan
b. Suctioning pasien dan suruh pasien untuk batuk
c. Sambungkan katup pilot balon dengan alat cuff inflator,
kempeskan cuff dengan menekan tombol merah sampai
mencapai nilai nol.
d. Untuk pengisian balon ETT, pompakan alat cuff inflator
dengan memijat balon karret inflator sampai mencapai
angka dibawah tanda merah ( 30 mmHg ) kemudian
turun sedikit sampai pada angka normal ( tekanan
normal 15 25 mmHg )
1. Sijangmed
2. Bagian anestesi.
16
SPIROMETRI INTENSIF
No. Dokumen
PT /
Halaman
1/1
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Beri tahu pasien
3. Persiapkan pasien dan beri posisi yang nyaman ( lebih
diutamakan posisi duduk atau semi fowler )
4. Instruksikan pasien untuk meletakkan selang spirometri di
mulut dan tarik nafas dalam selama 3 detik.
5. Instruksikan pasien untuk expansi secara lambat dan bernapas
secara normal kembali.
6. Instruksikan pasien untuk nafas dalam kembali dan usahakan
agar kekuatan inspirasi bertambah 100 ml 250 ml tiap kali
nafas dalam.
7. Setelah volume maximum tercapai instruksikan pasien untuk
latihan napas dalam 10 kali. Anjurkan pasien untuk latihan ini
minimal 3x /hari.
8. Bereskan peralatan dan dokumentasikan tindakan.
17
UNIT TERKAIT
1. Instalasi farmasi
2. Poli paru
No. Dokumen
PT /
Halaman
1/1
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
Mengevaluasi
kekuatan
otot
otot
pernafasan pasien.
2.
3.
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan alat :
Spirometer portable ( respirometer portable )
Langkah langkah :
1. Cuci tangan
2. Sambungkan konektor ke jalan napas pasien.
3. Hubungkan spirometer portable ke jalan napas pasien.
4. Anjurkan pasien untuk napas dalam sebisa mungkin, dan 0
kan spirometer dan suruh pasien untuk mengeluarkan napas.
18
Instalasi farmasi.
FISIOTERAPI DADA
No. Dokumen
PT /
Halaman
1/2
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
Cara kerja :
1. Cuci tangan.
2. Beritahu pasien.
3. Jika pasien sadar anjurkan pasien untuk latihan napas dalam
dengan cara memegang perut pasien dengan kedua tangan
kemudian tarik napas dalam lewat hidung, tahan, kemudian
keluarkan lewat mulut. Lakukan tindakan tersebut minimal 10
kali, jika pasien masih mampu lakukan lagi dalam 1 periode
( 10 x ).
4. Auskultasi seluruh lapang paru.
5. Posisikan pasien tidur dengan miring kiri atau kanan.
6. Tempatkan handuk diatas dada pasien.
7. Lakukan penepukan / claping dengan kedua tangan di seluruh
lapang paru dalam waktu 1 3 menit.
8. Lakukan vibrasi saat pasien ekspirasi dalam waktu 1 3
menit.
9. Lakukan claping dan vibrasi pada dada yang satunya dengan
lama waktu yang sama.
10. Jika pasien sadar lakukan postural drainage dan posisikan
pasien sesuai daerah paru dimana sekret akan dialirkan.
11. Jika pasien mampu batuk efektif anjurkan pasien untuk batuk
efektif.
12. Jika pasien tidak mampu batuk efektif lakukan suctioning
dengan tekanan 60 100 mmHg untuk bayi, 100 120
mmHg untuk anak anak, 100 300 mmHg untuk dewasa,
jika pasien dengan VM berikan O2 100 pre, post dan diantara
tindakan suctioning.
13. Catat jumlah, warna dan konsistensi sputum.
14. Kembalikan pasien pada posisi semula.
15. Rapihkan peralatan dan dokumentasikan tindakan.
Hal hal yang harus diperhatikan :
Didalam melakukan fisioterapi dada harus melihat keadaan umum
penderita, sehingga kita dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.
Tindakan yang berhubungan dengan fisioterapi dada :
1. Latihan bernapas / breathing exercise
2. Penepukan / clapping
3. Menggetarkan / vibrating
4. Drainage posisi
5. Penghisapan / Suction
UNIT TERKAIT
1.
2.
20
INHALASI
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/2
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
1.
2.
3.
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan :
1.
Persiapan alat :
a. Hansel mask ( masker inhalasi )
b. Oksigen sentral / tabung
c. Flow meter yang berisi air
d. Obat bronkodilator ( misal : ventolin, bisolvon, solution,
alupent )
e. Aqua for injection
2.
Persiapan pasien :
a. Jelaskan tujuan dan langkah prosedur kepada pasien /
21
keluarga.
b. Posisikan pasien semi fowler.
Langkah langkah :
1. Cuci tangan
2. Tempatkan obat bronkodilator pada reservoar masker ( pada
obat tertentu memerlukan pengenceran dengan aqua for
injection )
3. Sambungkan selang oksigen ke flow meter, alirkan oksigen
6 8 lt/menit.
4. Cek adanya penguapan obat, bila ada letakkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien.
5. Instruksikan pasien untuk nafas dalam dalam, lambat sambil
menghirup partikel uap obat sampai obat habis.
6. Observasikan pengembangan dada pasien, lakukan auskultasi.
7. Setelah obat habis, lepaskan masker dan anjurkan pasien
untuk membatukkan sekret yang ada atau dilakukan
penghisapan dengan lembut.
8. Monitoring adanya sesak napas dan perubahan tanda vital
selama terapi.
Hal hal yang perlu di perhatikan :
Perubahan tanda vital pasien.
UNIT TERKAIT
1. Instalasi laboratorium
2. Instalasi farmasi
22
BRONCHIAL WASHING
No. Dokumen
PT /
Halaman
1/2
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Cara kerja :
1. Sebelum melakukan bronchial washing harus observasi dulu :
saturasi, nadi, pernafasan, tekanan darah, monitoring EKG.
2. Berikan oksigenasi dengan konsentasi tinggi melalui air viva.
3. Tuangkan NaCL 0,9 % ke dalam mangkok / wadah yang steril
secukupnya lalu hisap dengan spuit 10 cc.
4. Semprotkan cairan NaCL 0,9 % yang ada dalam spuit
kedalam bronchus melalui ETT / TT sebanyak 5 cc dan pada
waktu memasukkan cairan, posisi pasien disebut flower /
ditinggikan.
5. Lakukan secepatnya pemompaan dengan air viva beberapa
kali supaya cairan menyebar pada bagian bagian bronchus.
6. Buat posisi drainage ( bila pasien memungkinan ) kemudian
lakukan penghisapan secepatnya.
7. Berikan kembali oksigen dengan konsentrasi tinggi melalui
air viva.
8. Perasat ini boleh diulang sampai sekresi benar benar sudah
bersih / banyak berkurang.
9. Pada penghisapan terakhir kita kempeskan isi cuff, lamanya
pemasangan cuff sesuai dengan diisi kembali secukupnya.
10. Setelah perasat ini selesai cuff diisi kembali secukupnya.
11. Kalau ada ukur volume dengan menggunakan wright
spirometer.
12. Alat alat dirapikan kembali.
Hal hal yang perlu diperhatikan :
1. Bronchial washing dilakukan sesudah chest fisioterapi.
2. Perawat harus cuci tangan.
3. Dikerjakan sebelum makan
4. Dikerjakan oleh 3 orang perawat :
a. Memasukkan cairan NaCL 0,9 % dan melakukan
suction.
b. Memompa dengan self inflating bag setelah cairan
masuk.
c. Merubah posisi tempat tidur penderita.
UNIT TERKAIT
Instalasi farmasi.
24
SUCTIONING
No. Dokumen
PT /
Halaman
1/2
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan alat :
1. Peralatan oksigenasi : air viva, oksigen + selang.
2. Peralatan suction yang lengkap : suction dinding, selang
suction, tubing / kateter suction steril yang sesuai dengan
usia dan nomor.
3. Sarung tangan steril atau pinset steril.
4. Ember yang berisi larutan savlon untuk tempat suction kath
bekas.
25
1. Instalasi farmasi
2. Laboratorium
3. Sijangmed
26
No. Dokumen
PT /
Halaman
1/2
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan :
1. Persiapan etiket :
a. Nama pasien
b. Tanggal dan jam pengambilan
27
1.
2.
Instalasi laboratorium
Instalasi Farmasi
28
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/2
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Pemenuhan kebutuhan
penyembuhan.
pengobatan
dan
membantu
PROSEDUR PELAKSANAAN
proses
2. Cara kerja :
a. Cuci tangan dan persiapkan alat.
b. Instruksikan pasien untuk meletakkan tangan dan pilih
vena yang baik untuk ditusuk.
c. Letakkan torniquet diatas tempat penusukkan.
d. Lihat dan palpasi vena dan bersihkan daerah tersebut
dengan alkohol 70 % kemudian keringkan.
e. Tekan vena yang akan ditusuk dengan jari., kemudian
tusuk dibawahnya dengan ketinggin 5 350, masukkan
jarum kedalam vena.
f. Lepaskan torniquet.
g. Arsipkan spuit sampai didapat darah minimal 5 cc.
h. Tarik jarum dan tekan daerah tusukan dengan kassa
steril selama 2 4 menit.
i. Masukkan darah tersebut sebanyak 5 cc kedalam botol
kultur / batek.
Catatan :
Tindakan ini dilakukan dengan tehnik steril.
KULTUR DAN SENSITIVITAS SPUTUM
1. Persiapan alat :
a. Sarung tangan steril
b. Mucus extractor steril ( selang suction dengan
kontainer ) atau jika tidak tersedia dengan selang suction
steril dan spuit steril 10 cc.
c. Peralatan suction.
d. Personal : 2 orang perawat.
e. Lokasi : suctioning melalui endotrakeal tube,
tracheostomy tube, hidung.
f. NaCL 0,9 % steril, 2 6 cc.
2. Cara kerja :
a. Cuci tangan
b. Hidupkan mesin suction
c. Beri oksigen 100 %
d. Gunakan sarung tangan steril, tangan kiri memegang
selang dari alat suction.
e. Instruksikan perawat lain untuk memegang selang dari
alat suction.
f. Instruksikan perawat lain untuk membuka mucus
extractor dan pegang dengan tangan dan jaga tetap
steril.
g. Instruksikan perawat lain untuk memegang ET / ETT
dan membuka jalan nafas pasien ( jika menggunakan
ventilator atau oksigen, dilepas terlebih dahulu )
h. Masukkan selang mucus refractor ke dalam jalan nafas
30
i.
j.
k.
l.
3.
Cara kerja :
Klem kateter urine 1 jam
Cuci tangan dan persiapan alat
Gunakan sarung tangan
Bersihkan ujung kateter dengan alkohol 70 % atau
betadine
Aspirasi urine sebanyak 10 cc dengan spuit steril untuk
bahan kultur
Alat alat dibereskan dan tangan
Cara Kerja :
a. Cuci tangan, alat disiapkan
b. Bersihkan kulit disekitar tusukan dan daerah tusukan
dengan alkohol 70 % tidak dengan betadine
c. Tarik kateter dengan forceps steril, hindari ujung kateter
mengenai kulit.
d. Kateter bagian distal ( ujung ) dipotong sepanjang 5 cm
31
1.
2.
Instalasi laboratorium
Instalasi Farmasi
CHALLENGE TEST
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/2
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
32
PROSEDUR PELAKSANAAN
UNIT TERKAIT
1.
Persiapan alat : cairan koloid /
kristaloid
2.
Cara kerja :
a. Memberikan cairan melalui infus selama 10 menit
b. Bila : CVP < 8 cm H2O guyur cairan ( RL ) 200 cc
c. Bila : CVP 8 14 cm H2O guyur cairan ( RL )100 cc
d. Bila : CVP > 14 cm H2O guyur cairan ( RL ) 50 cc
3.
Hal hal yang harus diperhatikan :
a. Bila CVP naik 0 2 cm H2O coba guyur sebanyak
jumlah semula
b. Bila CVP naik 2 5 cm H2O guyur dosis
c. Bila CVP naik 5 cm H2O tidak perlu
Instalasi Farmasi
KOREKSI ALBUMIN
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
proses
1.
Persiapan
a. Pasien dipasang infus
b. Cairan albumin
c. Jarum udara
2.
Cara kerja
33
a.
b.
c.
d.
e.
KOREKSI KALIUM
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
1.
Memenuhi kebutuhan pengobatan
dan membantu proses penyembuhan
2.
Ada Instruksi medis tentang
pemberian therapy.
PROSEDUR PELAKSANAAN
1.
Hitung kekurangan kalium
dengan rumus = Delta K x BB x
2.
Encerkan KCl dalam D5%
( Pengenceran disesuaikan ) atau jika memakai syringe pump
tidak perlu diencerkan.
34
3.
Biarkan KCl dalam cairan
D5% drip / dalam syringe pump.
4.
Sambungkan selang infus /
perfusor yang berisi KCl pada CVC atau vena besar, hindari
pemberian pada vena kecil.
5.
Atur kecepatan pemberian
max 20 mEq kcl/jam, pemberian konstan.
6.
Apabila defisit > 30 mEq
KCl, berikan dalam cairan 150 cc D5 % selama 2 jam.
7.
Monitor nadi, tekanan darah
dan cek adanya phlebitis / terbakarnya vena.
8.
Labeling KCl pada infus set /
perfusor.
9.
Dokumentasikan pemberian
dan rapihkan peralatan.
UNIT TERKAIT
1.
2.
Instalasi farmasi
Instalasi Laboratorium
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/2
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
3.
Pemberian cairan atau obat obat
dalam jumlah yang sangat kecil.
4.
Pemberian infus jangka lama.
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
CC
6.
Gunakan tombol ON / OFF untuk
menyalakan alat.
7.
Sambungkan set infus ke pasien.
8.
Tetapkan kecepatan pemberian
tetesan dengan menekan tombol angka ( lihat nilainya pada
layar infus pump )
9.
Gunakan tombol start / stop untuk
memulai pemberian infus.
10.
Jika alarm berbunyi tekan tombol
alarm ( ) yang dapat berbunyi selama 2 menit.
11.
Jika ingin merubah / membatalkan
cairan yang akan diberikan tekan tombol start / stop kemudian
tekan tombol C sampai tampak angka 0000 pada layar atas.
Kemudian tekan tombol untuk menentukan kecepatan
pe,berian cairan yang baru.
12.
Untuk mematikan alat ini tekan
dan tahan tombol ON / OFF.
Fungsi Khusus :
1. Layar bawah yang akan menginformasikan data jika tombol
dibawah ini difungsikan.
2. Tombol ml ( volume ) digunakan untuk memasukkan data
volume cairan yang akan diberikan.
3. Tombol time, digunakan untuk memasukkan data waktu yang
dibutuhkan untuk pemberian cairan, caranya : tekan tombol
time, kemudian tekan tombol angka untuk menentukan waktu
yang dibutuhkan ( Jika waktu yang dibutuhkan 3 jam, 30
menit maka tekan angka 330 sedangkan jika waktu yang
dibutuhkan 1 jam 7 menit maka tekan angka 107 ).
4. Tombol ml/h, digunakan untuk memastikan volume cairan
yang diberikan perjamnya.
5. Tombol fungsi / model khusus, digunakan untuk fungsi :
a. Stand By
b. Seleksi obat
c. Model CC
d. Adanya tekanan karena sumbatan
e. Kontrol tetesan
f. Kapasitas akumulator
g. Mengunci data
UNIT TERKAIT
Sijangmed
PEMANTAUAN TEKANAN INVASIF
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/2
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
37
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
Tranduser
Holter tranduser
Monitor tekanan
Diafragma dome
Flush device
Pressure bag
Cairan Nacl 0,9 %
Cairan anti septik
Kapas alkohol
Sarung tangan steril
Kassa steril
Benang, jarum
Administration set
Manometer line
Three Way Stop Cock
Kateter angiocath
Xylocain 2 %
Heparin
Spuit 2,5 cc, 1 cc
Salep anti septik
Gunting
Plester
Spalk
Duk steril
Bengkok
Langkah langkah :
1.
Kerjakan dengan cara aseptis.
2.
Lakukan desinfeksi di daerah
pemasangan dengan cairan antiseptik.
3.
Pasang duk steril
4.
Anesthesi dengan xylocain 2 %
5.
Masukkan dalam arteri secara
perkutan, kemudian jarum di tarik biasanya, keteter terletak 4
6 cm dalam arteri.
6.
Hubungkan kateter arteri dengan
sistem tranduser.
7.
Fiksasi kateter kemudian di tutup
38
Thrombosis
Kehilangan darah
Emboli udara
Infeksi sistemik
Spasme arteri
Hematom
Instalasi farmasi.
PEREKAMAN EKG
No. Dokumen
PT /
/ 2008
No. Revisi
Halaman
1/2
39
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Pemenuhan kebutuhan
penyembuhan.
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan penderita :
1. Penerangan tujuan pemeriksaan.
2. Reaksi selama pemeriksaan :
a. Hindari gerakan gerakan anggota tubuh.
b. Tidak diajak bicara.
3. Persiapan sebelum pencatatan.
Kulit dibersihkan dari lemak dan rambut.
Persiapan alat :
1.
2.
EKG.
3.
4.
5.
6.
7.
pengobatan
dan
membantu
Mesin EKG.
Kertas Grafik
proses
Kertas
Cara kerja :
1.
Cuci tangan
2.
Siapkan
peralatan
dan
lingkungan, jaga privasi pasien.
3.
Jelaskan prosedur pada
pasien
4.
Instruksikan pasien tidur
refleks ( tangan, tungkai tidak bersentuhan )
5.
Instruksikan pasien tidak
menyentuh tepi tempat tidur.
6.
Pasang flat dan elektroda
pada dada pasien dengan ketentuan :
a.
Kabel
merah
( R ) : Pasang di tangan kanan ( RA )
b.
Kabel kuning
( K ) : Pasang di tangan kiri ( LA )
c.
Kabel
hijau
40
1.
2.
Instalasi farmasi
Sijangmed.
41
KOREKSI Na BIKARBONAT
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Instalasi farmasi.
2. Laboratorium.
PEMBERIAN DOPAMIN
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
UNIT TERKAIT
1. Instalasi Farmasi.
2. Sijangmed
44
PEMBERIAN DOBUTAMIN
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
TTD
UNIT TERKAIT
TT
1. Instalasi Farmasi.
2. Sijangmed
46
PEMBERIAN ADRENALIN
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
TTD
UNIT TERKAIT
TT
1. Instalasi Farmasi.
2. Sijangmed
48
UJI AIR
No. Dokumen
PT /
Halaman
1/1
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan :
1. NGT
2. Spuit 50 cc
3. Air putih ( Dextrose 5 % )
4. Lap Makan
Langkah langkah :
1. Cek posisi NGT
2. Aspirasi isi lambung
3. Berikan pada :
a.
ml air putih ( Dextrose 5 % )
Jam I
30
49
b.
Jam II
30
ml air putih ( Dextrose 5 % )
c.
Jam III 30
ml air putih ( Dextrose 5 % )
d.
Jam IV 30
ml air putih ( Dextrose 5 % )
4.
- Klem NGT, tunggu 1 jam
aspirasi, bila jumlah residu
> 60 ml, tunda enteral, jika
Jumlah residu < 60 ml coba enteral 25 ml / jam selama 4 jam.
- Klem NGT, tunggu 1 jam aspirasi, bila = cairan aspirasi
> 50 ml, stop enteral. Jika cairan aspirasi < 50 ml, teruskan
enteral.
5.
Tingkatkan enteral sesuai
kebutuhan.
UNIT TERKAIT
1. Instalasi gizi
2. Instalasi farmasi.
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/3
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
TUJUAN
tonus
pembuluh
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan
Daerah pemasangan :
1.
2.
3.
4.
Vena jugularis
Vena subklavia
Vena femoralis
Vena antekubital / brakhialis
Persiapan alat
Untuk pemasangan :
1.
Kateter ukuran sesuai daerah
pemasangan.
2.
Cairan Nacl 0,9 %
3.
Infus set
4.
Xylocain 2 %
5.
Spuit 2,5 cc, 20 cc
6.
Cairan antiseptik
7.
Kapas alkohol
8.
Kassa steril
9.
Duk steril
10.
Gunting
11.
Standar cairan
12.
CVP monometer
13.
Three way stopcock
14.
Masker, sarung tangan
15.
Benang steril dan jarum
16.
Bila
memakai
sistem
tranduser siapkan : monitor, tranduser, manometer line,
pressure bag
17.
Bengkok
Untuk pencabutan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Gunting
Pinset anatomi
Pinset chirrugi
Kassa steril
Kassa alkohol
Plester
Sarung tangan steril
Bak instrumen
Bengkok
4.
Dokter melakukan pungsi
vena.
5.
Jarum intraduser dicabut dan
hubungkan kateter dengan cairan dan infus set.
6.
Perhatikan tanda perdarahan
selama pemasangan.
7.
Fikasasi, tutup kassa steril
dan salep tutup dengan plester hypavik.
8.
Foto
thorak
untuk
mengetahui posisi kateter.
Langkah langkah pemantauan CVP :
1.
Posisi pasien terlentang,
tentukan titik nol dengan membuat garis setinggi atrium
kanan yaitu garis mid axillaries daerah intercosta ke 5 atau
kurang lebih 5 cm dibawah sternum, kemudian samakan garis
atrium kanan dengan titik nol pada manometer dengan water
ring.
2.
Isi manometer dengan cairan
Nacl 0,9 % sambil membuka three way stopcock ke pasien
dibuka.
3.
Nilai CVP diambil pada
keadaan cairan dalam manometer stabil, sambil
memperhatikan fluktuasi cairan manometer.
4.
Undulasi fluktuasi cairan
dalam manometer dipengaruhi irama penafasan.
5.
Perubahan nilai CVP harus
di interprestasikan sesuai dengan gambaran klinis pasien.
6.
Kalibrasi setiap 4 jam atau
setiap perubahan posisi pasien.
Hal hal yang harus diperhatikan :
1.
hemathoraks
2.
3.
4.
5.
6.
7.
UNIT TERKAIT
1.
2.
Pneumothoraks
Dysritmia
Infeksi
Emboli udara
Thrombophlebitis
Tamponade pericard
Lesi saraf
Instalasi farmasi
Instalasi radiologi
52
No. Dokumen
PT /
/ 2008
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Halaman
1/1
Di tetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
April 2008
dr. Budi Wiranto, Sp. THT
Kolonel ckm NRP. 31839
PENGERTIAN
1.
Sarana komunikasi bagi
semua staf di IRI
2.
Legal proteksi bagi rumah
sakit
3.
Media pembelajaran bagi
staf dan peserta didik di IRI
4.
Dasar pemberi asuhan dan
pendidikan bagi pasien dan keluarga.
5.
Salah satu data kendali mutu
dan penelitian.
6.
Sebagai dasar perhitungan
biaya.
KEBIJAKAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
1.
2.
Identitas
a.
No. Dok.
Med : di isi rekam medik pasien ( No. RM )
b.
Tanggal :
di isi tanggal saat instruksi harian dibuat.
c.
Nama :
di isi nama pasien.
d.
Umur :
di isi umur pasien dalam tahun / bulan atau hari.
e.
Diagnos
a : di isi diagnosa medis saat masuk dan selama di IRI.
f.
Hari ke :
di isi hari keberapa pasien di rawat di IRI dihitung mulai
pasien masuk IRI.
g.
Dr.
ICU : di isi dokter yang merawat dan bertanggung jawab
di IRI.
3.
Intake
a.
Enternal :
di isi jenis makanan, jumlah dan cara pemberian / 24 jam
b.
Volume :
di isi volume enteral ( cc ) dalam 24 jam
c.
Kalori :
di isi total kalori dari karbohidrat dan lemak yang
terkandung dalam diit enteral.
d.
Protein :
di isi jumlah protein yang terkandung dalam diit enteral.
e.
Parentera
l : di isi jenis, jumlah dan cara pemberian nutrisi
parenteral dalam 24 jam.
f.
Volume :
di isi volume parenteral ( cc ) dalam 24 jam.
g.
Kalori :
54
5.
Obat
a.
Enteral /
lain lain : di isi nama, dosis, cara dan jadwal pemberian
obat dalam 24 jam.
b.
Parentera
l : di isi nama, dosis, cara dan jadwal pemberian obat
dalam 24 jam.
Jam : jelas
9.
6
5
4
55
d) Fleksi abnormal
e) Respon ekstensor
f) Tidak respon
3
2
1
3)
UNIT TERKAIT
56
57
58