IDENTIFIKASI FORENSIK
melainkan dilakukan oleh pihak kepolisian. Delapan metoda yang lain, yaitu: metoda
visual, pakaian, perhiasan, dokumen, medis gigi, serologi dan metoda eksklusi. (1)
Dengan diketahuinya jati diri korban, pihak penyidik dapat melakukan
penyidikan untuk menggungkap kasus menjadi lebih terarah; oleh karena secara
kriminologis pada umunya ada hubungan antara pelaku dengan korbannya. Dengan
diketahuinya jati diri korban, penyidik akan lebih mudah satu daftar dari orang-orang
yang patut dicurigai. (1)
1. Metoda visual, dengan memperhatikan dengan cermat atas korban, terutama
wajahnya oleh hak keluaga atau rekan dekatnya, maka jati diri korban dapat
diketahui. Walaupun metoda ini sederhana, untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan perlu diketahui bahwa metoda ini baru dapat dilakukan bila
keadaan tubuh dan terutama wajah korban masih dalam keadaan baik dan
belum terjadi pembusukan yang lanjut.
Selain itu perlu diperhatikan faktor psikologis, emosi serta latar belakang
pendidikan; oleh karena faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
Juga perlu diingat bahwa manusia itu mudah terpengaruh oleh sugesti,
khususnya sugesti dari pihak penyidik.
2. Pakaian, pencatatan yang diteliti atas pakaian, bahan yang dipakai, mode
serta adanya tulisan-tulisan seperti: merk pakaian, penjahit, laudry atau initial
nama, dapat memberikan informasi yang berharga, milik siapakah pakaian
tersebut. Bagi korban yang tidak dikenal, menyimpan pakaian secara
keseluruhan atau potongan-potongan dengan ukuran 10 cm x 10 cm, adalah
merupakan tindakan yang tepat agar korban masih dapat dikenali walaupun
tubuhnya telah kubur.
3. Perhiasan, anting-anting, kalung, gelang serta cincin yang pada tubuh
korban, khususnya bila pada perhiasan itu terdapat initial nama seseorang
yang biasanya terdapat pada bagian dalam dari gelang atau cincin; akan
membantu dokter atau penyidik didalam menentukan identitas korban.
Mengingat kepetingan tersebut maka penyimpanan dari perhiasan haruslah
dilakukan dengan baik.
4. Dokumen, kartu tanda penduduk, surat izin mengemudi, paspor, kartu
golongan darah, tanda pembayaran dan lain sebagainya yang ditemukan
didalam dompet atau tas korban dapat menunjukkan jati diri korban.
pengembangan sidik jari pada jari sudah keriut, serta mencopot kulit ujung
jari yang telah mengelupas dan memasangnya pada jari yang sesuai pada jari
pemeriksa, baru kemudian dilakukan pengambilan sidik jari, merupakan
prosedur yang harus diketahui oleh dokter.
8. Serologi, penentuan golongan darah diambil dari dalam tubuh korban,
maupun bercak darah yang berasal dari bercak-bercak yang terdapat pada
pakaian, akan dapat mengetahui golongan darah si korban. Dan bila orang
yang diperiksa itu kebetulan termasuk golongan secretor (penentuan
golongan darah dapat dilakukan dari seluruh cairan tubuh), maka
pemeriksaan ini selain utntuk menentukan jati diri seseorang dalam arti
sempit, akan bermanfaat pula didalam membantu penyedikian; misalnya pada
kasus perkosaan, tabrak lari, serta kasus bayi yang tertukar dan penentuan
bercak darah milik siapa yang terdapat pada senhata dan pada pakaian
tersangka pelaku kejahatan di dalam kasus-kasus pembunuhan.
9. Eksklusi, metoda ini umumnya hanya dipakai pada kasus dimana banyak
korban (kecelakaan massal), seperti peristiwa tabrakan kapal udara, tabrakan
kereta api atau angkutan lainnya yang membawa banyak penumpang.
Dari daftar penumpang (passanger list), peswat terbang, akan dpat diketahui
siapa-siapa yang menjadi korban.
Bila dari sekian banyak korban tinggal satu yang belum dapat dikenali oleh
karena keadaan mayatnya sudah seemikian rusaknya; maka atas bantuan
daftar penumpang tadi, akan dapat diketahui siapa nama korban tersebut yaitu
dari daftar penumpang yang ada dikurang korban lain yang sudah diketahui
identitsanya.
Walaupun ada Sembilan metoda identifikasi yang kita kenal, maka di dalam
prateknya untuk menentukan jati diri tidak semua metoda dikerjakan;
melainkan cukup minimal dua metoda saja: identifikasi primer dari pakaian;
identifikasi konfirmatif dari gigi. (1)
PENENTUAN JENIS KELAMIN (1)
Pada umumnya penentuan jenis kelamin pada orang hidup tidaklah
sukar. Hanya dari penampilan wajah, potongan tubuh, bentuk rambut, pakaian
serta ciri-ciri seks dan pertumbuhan buah dada; kita sudah dapat mengenali
apakah orang tersebut laki-laki atau perempuan.
Hanya pada kasus-kasus khusus yang jarang terjadi, diperlukan
pemeriksaan mikroskopik dari ovarium dan testis.
Pria pada umumnya memiliki tulang yang lebih panjang, lebih berat dan lebih
kasar, serta impresinya lebih banyak.
Tulang pada (os. Femur), merupakan tulang panjang yang dapat diandalkan
dalam penentuan jenis kelamin, ketepatannya pada orang dewasa skitar 80
persen. Konfigurasi, ketebalan, ukuran dan caput femoris serta bentukan dari
otot dan ligament serta perangai radiologis perlu diperhatikan.
Tabel berikut menunjukkan ciri seks pada tengkorak (2)
Tanda
Pria
Wanita
Besar
Kecil
Arsitektur
Kasar
Halus
Tonjolan supraorbital
Sedang kasar
Kecil sedang
Prosesus mastoideus
Sedang kasar
Kecil sedang
Jelas menonjol
Eminensia frontalis
Kecil
Besar
Eminensia parietalis
Kecil
Besar
Orbita
Dahi
Curam
membundar
Tulang pipi
Mandibular
Besar,
simfisisnya Kecil, dengan ukuran
tinggi,
ramus corpus dan ramus lebih
asendingnya lebar
kecil
Palatum
Besar
dan
lebar Kecil, cenderung seperti
cenderung seperti huruf parabola
U
Kondilus oksipitalis
Besar
Gigi-geligi
Besar,
M1
bawah Kecil, molar biasanya 4
sering % kuspid.
kuspid
kurang Membundar,
infantile
penuh,
Kecil
menghadapai
kasus-kasus
forensik,
maka
penentuan atau lebih tepatnya perkiraan umur, dibagi dalam tiga fase, yaitu:
bayi yang baru dilahirkan; anak-anak dan dewasa sampai umur 30 tahun; dan
dewasa diatas 30 tahun.
1. Bayi yang baru dilahirkan
Perkiraan umur bayi sangat penting bila dikaitkan dengan kasus
pembunuhan anak, dalam hal ini penentuan umur kehamilan (maturitas),
dan variabilitas. Kriteria yang umumnya dipakai adalah: berat badan;
tinggi bdan dan pusat-pusat penulangan. Tinggi badan mempunyai nilai
yang lebih bila dibandingkan dengan berat badan di dalam hal perkiraan
umur.
adalah:
1. Formula Stevenson
2. Formula Trotter dan Gleser
Formula Trotter dan Gleser dan Stevenson merupakan formula
sebagai berikut:
1. Penentuan kandungan Nitrogen
- Dengan metoda mikro-Kjeldhal
- Nitrogen lebih besar dari 3 gram persentimeter
- Nitrogen lebih besar dari 2 gram persentimeter, berarti umur
tulang/saat kematian kurang ari 350 tahun.
2. Penentuan kandungan Asam-amino
- Dengan metoda khromatografi lapisan tipis (TLC)
- Bila umur/saat kematian kurang dari 70-100 tahun, akan
-
Reaksi masih dapat dipakai pada tulang yang masih utuh atau
serbuk.
4. Fluoresensi dengan sinar ultra-violet
- Fluoresensi positif pada tulang yang masih baru sampai 100 tahun
- Umur/tulang saat kematian 500-800 tahun, fluoresensi akan
menghilang.
5. Immunologi
- Aktivitas immunologi ditentukan dengan metoda gel-diffusion
-
dari korban.
Kasus tabrak lari, adanya rambut yang melekat pada kendaraan penabrak
Secara mikroskopis, bagian tengah disebut medulla yang berisi sel-sel udara;
cortex yang mengandung butir-butir pigmen yang memberi warna dan fusi
kortikal (ronggal yang berisi udara); kulit dan sisik yang merupakan bagian
paling luar dari rambut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Idries, dr. Abdul Mun'im. PEDOMAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK