Parangloe, Gowa, Sulawesi Selatan. Ahad, 25 Oktober 2015.
Gambar 1. Peserta Field Trip
Sulawesi Selatan memiliki struktur geologi yang sangat kompleks beberapa ahli kebumian menyatakan pulau Sulawesi menarik dijadikan sebagai objek penelitian karena mempunyai jenis bebatuan dari segala tingkatan umur yang kompleks.
Sesar Parangloe merupakan sesar
yang berada di air terjun Parangloe yang mengarah ke daerah Bili-Bili. Formasi Batuan yang ada di daerah Parangloe merupakan formasi batu Rapecindako, di sebelah utara dari air terjun merupakan sesar yang membatasi formasi batu Rapecindako dan formasi Camba, kedua formasi tersebut memiliki umur yang sama yaitu Tersier Pra Tersier. Sesar dan kekar Minor yang menandakan adanya pergerakan pada arah sebelah barat dari Parangloe dan merupakan daerah formasi Lompo Battang yang memiliki umur kuarter.
Pulau Sulawesi merupakan salah satu
pulau yang telah mengalami proses tektonik yang kompleks dalam waktu geologi (Massinai, at al 2013). Kondisi pulau Sulawesi dibentuk oleh interaksi 3 lempeng, pergerakan lempeng ini dapat diamati melalui formasi batuan yang ada. Dari segi geodinamika, daerah Parangloe adalah daerah yang dulunya merupakan laut yang dalam dan mengalami pengangkatan(uplift). Bukti adanya pengangkatan dapat dilihat di daerah Jenelata karena perlapisan batuan yang kasar dan halus.
Gambar 2. Kekar Pada Batuan
Pada daerah Kampili dapat dilihat adanya Lava Bantal yang terbentuk pada saat erupsi gunung api dimana lavanya langsung berasosiasi dengan air. Gunung api yang mengerupsi adalah gunung api Sapaya, dimana erupsinya mencakup daerah Takalar, Jeneponto dan Jenelata. Hasil erupsi yang menuju daerah Jenelata bersatu dengan Jeneberang hilir membentuk lava bantal, karena pada saat itu daerah tersebut masih merupakan laut dangkal.
Tipe batuan yang ada di air terjun
Parangloe ini merupakan tipe Basalt. Jika ditinjau dari geodinamikanya, tipe basalt berasal dari laut dalam sehingga air terjun parangloe ini mengalami proses pengangkatan.
Gambar 3. Lapa Bantal
Sesar Parangloe masih memiliki proses tektonik aktif yang dimana ditandai dengan adanya struktur batuan yang bertingkat. Gambar 5. Batu Basalt
Gambar 4. Batuan Yang Menangga
Air terjun Parangloe masih merupakan daerah Sesar Parangloe, dapat dilihat bidang sesarnya yang menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan sesar normal, dapat dilihat dari garis-garis kekar yang membentuk model yang tampak pada air terjun Parangloe, dimana kekarnya merupakan kekar Tarik.
Pada area air terjun Parangloe
terdapat batuan yang mengalami pergeseran sehingga batuan tersebut terlihat terpisah(Offset) hal tersebut menandakan bahwa proses-proses yang ada di daerah ini selalu bergerak. Dari segi geomorfologi dapat dilihat pada pertemuan antara sesar di daerah ini membentuk suatu lipatan(fold). Daerah air terjun Parangloe merupakan suatu daerah singkapan, dimana batuannya tersingkap akibat tergerus oleh air.