Bim PDF
Bim PDF
Disampaikan oleh
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur
Pada :
RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
JAKARTA, 5 FEBRUARI 2015
DJBIM
DAFTARISI
I.
II.
III.
PENDAHULUAN
ISU STRATEGIS DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 2015
KEBIJAKAN MENDORONG PENGEMBANGAN PRODUK INDUSTRI
BERORIENTASI EKSPOR
IV. PENGEMBANGAN INDUSTRI SUBSTITUSI IMPOR BAHAN BAKU &
BARANG MODAL
V. UPAYA MENARIK INVESTASI MELALUI INSENTIF
VI. PROGRAM KERJA DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 2015
VII. PROGRAM QUICK WINS DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 2015
2019
VIII. KESIMPULAN
DJBIM
I. PENDAHULUAN
DJBIM
A.ACUANPEMBANGUNANINDUSTRI
UUNo.3Thn.2014tentang Perindustrian
Pembangunan industri
yang maju diwujudkan
melalui
penguatan
struktur Industri yang
mandiri, sehat, dan
berdaya saing, dengan
mendayagunakan
sumber daya secara
optimal dan efisien
DJBIM
B.PERTUMBUHANINDUSTRIPENGOLAHANNONMIGAS
MENURUTCABANGCABANGINDUSTRI
LAPANGAN USAHA
1). Makanan, Minuman dan Tembakau
2). Tekstil, Barang Kulit & Alas kaki
3). Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya
2009
2010
2011
2012
TW III
2013
2013
TW III
2014
11,22
2,78
9,14
7,57
3,34
2,78
6,89
0,60
1,77
7,52
4,27
6,06
6,54
3,68
-1,38
-3,47
0,35
-3,14
6,18
6,04
8,11
6,34
1,67
1,40
-4,75
4,45
7,26
9,04
1,64
4,70
3,95
10,50
2,21
-3,59
-0,29
-0,51
2,18
7,19
7,80
3,00
2,82
-2,90
-4,26
2,38
13,06
5,86
6,93
3,28
6,59
-2,87
10,38
6,81
7,03
10,54
11,67
5,52
3,19
3,00
1,82
-1,13
-0,70
0,07
1,52
2,56
5,12
6,74
6,42
6,10
5,63
5,01
4,63
6,22
6,49
6,26
5,78
6,07
5,32
Sumber:BPSdiolahKemenperin;
Pertumbuhan cabang industri non-migas pada triwulan III tahun 2014 yang tertinggi dicapai oleh Industri Kertas dan
Barang Cetakan sebesar 9,04%, Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya sebesar 8,11%, Industri Makanan,
Minuman dan Tembakau sebesar 6,89%, serta Industri Logam Dasar Besi & Baja sebesar 6,59%.
DJBIM
C. PERANTIAPCABANGINDUSTRITERHADAPPDBSEKTOR
INDUSTRI
LAPANGAN USAHA
1). Makanan, Minuman dan Tembakau
2009
2010
2011
2012
2013
TW III
2014
33,16
33,60
35,20
36,28
35,76
37,94
9,19
8,97
9,23
9,12
9,14
8,96
6,33
5,82
5,44
4,98
5,02
5,02
4,82
4,75
4,46
3,91
3,86
3,81
12,85
12,73
12,21
12,62
12,21
11,02
3,43
3,29
3,27
3,38
3,39
3,11
2,11
1,94
2,00
1,93
1,90
1,81
27,33
28,14
27,44
27,12
28,10
27,73
0,77
0,76
0,73
0,67
0,63
0,61
Kontribusi terbesar pada pembentukan PDB sektor Industri diberikan oleh cabang Industri Makanan,
Minuman dan Tembakau sebesar 37,94%, diikuti oleh cabang Industri Alat Angkut, Mesin &
Peralatannya sebesar 27,73% dan cabang Industri Pupuk, Kimia & Barang dari Karet sebesar 11,02%
DJBIM
D.GLOBALCOMPETITIVENESSREPORT2013 2014
Peringkat Daya Saing Beberapa NegaraAsiadalam GlobalCompetitivenessReport20132014
Country
2013
2012
Change
Singapore
Japan
10
Taiwan
12
13
Malaysia
24
25
Korea
25
19
China
29
29
Thailand
37
38
Indonesia
38
50
India
60
59
Vietnam
70
75
Philipinnes
59
65
Cambodia
88
85
Sumber:GlobalCompetitivenessReport20132014
DJBIM
3.Tujuandibentuknya AEC
MenciptakanASEANsebagaisebuahpasartunggaldankesatuanbasisproduksidimanaterjadifreeflow
atasbarang,jasa,faktorproduksi,investasidanmodalsertapenghapusantarifbagiperdaganganantar
negaraASEAN
4.AECBlueprintmemuat4pilarutamayakni:
Pilar 1,ASEANsebagaipasardanbasisproduksitunggal
Pilar 2,ASEANsebagaikawasanberdayasaingekonomitinggi
Pilar3, ASEANsebagaikawasandenganpengembanganekonomiyangmerata
Pilar4, ASEANsebagaikawasanyangterintegrasipenuhdenganekonomiglobal
Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur
DJBIM
KONTRIBUSIEKSPORPRODUKINDUSTRIINDONESIAKEPASARASEAN
Ekspor Indonesia Intra ASEAN
DJBIM
KONDISIIMPORPRODUKBASISINDUSTRIMANUFAKTUR
No
KodeHS
Komoditas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
7225509000
7208279000
7210491200
7308909900
7207202900
7326909990
2501009010
2809209900
3901109910
3907209000
4002199000
4002209000
3808931900
3402139000
3907400090
2929102000
3808929000
3808919900
3305109000
3926909900
5407610090
BesiBajadanProdukTurunan
BesiBajadanProdukTurunan
BesiBajadanProdukTurunan
BesiBajadanProdukTurunan
BesiBajadanProdukTurunan
BesiBajadanProdukTurunan
KimiaDasar
KimiaDasar
KimiaDasar
KimiaDasar
KimiaDasar
KimiaDasar
KimiaDasar
KimiaDasar
KimiaDasar
KimiaDasar
KimiaDasar
KimiaDasar
Kosmetika
Plastik
Tekstil
TOTAL21Komoditas
JanuariJuli2014
TrendPertumbuhan
Supplier
Berat(TON) Nilai(USDJuta) Berat(%) Nilai(%)
98,173,538
77.23
43.63
42.22 JAPAN(58,88)
101,606,386
75.7
39.34
37.99 JAPAN(58,67)
61,139,314
50.39
39.02
38 JAPAN(35,91)
67,434,075
153.27
38.07
39.59 CHINA(69,45)
111,599,228
68.71
36.06
36.11 CHINA(40,64)
26,695,656
161.58
35.67
41.15 CHINA(31,69)
1,263,410,877
58.38
45.71
36.81 AUSTRALIA(78,58)
109,425,628
77.97
40.76
38.99 MOROCCO(36,83)
118,619,238
199.15
39.34
41.1 MALAYSIA(36,38)
47,529,615
103.69
37.41
39.39 SINGAPORE(39,62)
41,305,844
83.05
35.99
37.03 KOREAREPUBLICOF(67,20)
29,507,988
62.52
35.98
36.61 KOREAREPUBLICOF(67,48)
20,084,684
86.46
35.82
40.16 CHINA(55,37)
21,055,844
50.96
35.53
37.53 THAILAND(31,58)
24,318,614
62.37
35.37
37.81 THAILAND(43,59)
24,171,918
51.82
35.27
37.33 JAPAN(44,37)
7,199,928
51.43
32.48
38.43 CHINA(26,04)
4,626,559
61.51
31.5
38.99 CHINA(49,03)
22,208,743
69.64
35.17
38.12 THAILAND(97,79)
17,154,184
79.52
34.13
38.83 CHINA(63,28)
9,247,942
56.41
32.83
38.23 CHINA(74,75)
1741.76
Supplier
CHINA(16,92)
KOREAREPUBLICOF(28,74)
KOREAREPUBLICOF(27,83)
MALAYSIA(14,10)
MALAYSIA(32,32)
JAPAN(14,29)
INDIA(20,97)
JORDAN(35,38)
SINGAPORE(27,66)
CHINA(28,06)
TAIWANPROVINCEOFCHINA(7,10)
CHINA(7,52)
MALAYSIA(30,49)
SINGAPORE(20,26)
JAPAN(17,67)
KOREAREPUBLICOF(24,10)
INDIA(25,28)
INDIA(14,95)
CHINA(1,15)
SINGAPORE(8,41)
TAIWANPROVINCEOFCHINA(10,01)
- Terjadi Lonjakan Impor pada beberapa cabang industri yang perlu mendapatkan perhatian lebih
Sumber:BPS(2014),diolah DJKIIKemenperin
Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur
DJBIM
KONDISIEKSPORPRODUKBASISINDUSTRIMANUFAKTUR
No
HS
Komoditas
Sektor
Logest
Berat
Nilai
Negara
Negara
Ditjen BIM
142,27% 155,11%
1,508
2 3102300000 P u p u k
Ditjen BIM
138,91% 132,52%
58,773
Ditjen BIM
132,55% 133,21%
65,059
Ditjen BIM
131,12% 132,44%
412
Ditjen BIM
123,15% 121,60%
6,560
Ditjen BIM
122,81% 120,14%
24,293
Ditjen BIM
114,00% 130,59%
212
8 8544491200 Elektronika
Ditjen BIM
112,56% 125,39%
1,359
Ditjen BIM
112,45% 115,10%
250
Ditjen BIM
108,44% 103,17%
134,452
Ditjen BIM
101,97% 119,05%
481
Ditjen BIM
98,94%
109,84%
4,732
Ditjen BIM
98,22%
97,90%
1,755
14 3916201000 Plastik
Ditjen BIM
97,56%
106,59%
560
122,59% 123,37%
4,982
Ditjen IA
120,51% 122,71%
3,594
Ditjen IA
105,99% 101,40%
2,430
18 8407322200 Mesin
2,110
477
20 8432901000 Mesin
60
TOTAL 20 Komoditas
261,435
Sumber:BPS(2014),diolah DJKIIKemenperin
DJBIM
TARGET/PROYEKSIDITJEN BIM
2015
2016
2017
2018
2019
6,83
7,35
7,87
8,19
8,38
5,83
6,33
6,83
7,04
7,20
4,63
5,12
5,75
6,27
6,53
IndustriKimiaDasar
6,86
7,39
8,32
8,61
8,76
Industri KimiaHilir
5,07
5,35
6,02
6,32
6,61
6,27
6,83
6,92
6,87
6,88
21,22
21,95
22,68
23,42
24,15
6,26
6,45
6,64
6,82
7,00
Sesuai target yang telah ditetapkan oleh Ditjen BIM selama periode 2015 2019,
diambil identifikasi permasalahan dengan langkah langkah kebijakan sebagai berikut:
DJBIM
DJBIM
Cabang-cabang produksi yang penting dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara
(Pasal 33 ayat 2)
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat (Pasal 33 ayat 3)
UU 22 tahun 2001 tentang Minyak Dan Gas Bumi
Penyelenggaraan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi bertujuan menjamin efektivitas pelaksanaan dan
pengendalian usaha Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpanan, dan Niaga secara akuntabel yang
diselenggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat, dan transparan; (Pasal 3b)
Kegiatan usaha Hilir migas meliputi Izin Usaha Pengolahan; Izin Usaha Pengangkutan; Izin Usaha
Penyimpanan dan Izin Usaha Niaga. (Pasal 23, ayat 2)
Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi wajib meningkatkan nilai tambah mineral
melalui pengolahan dan pemurnian di dalam negeri atau bekerjasama dengan Pemegang IUP lain (Pasal
102 dan 103)
Pemegang Kontrak Karya (KK) yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian selambat-lambatnya 5
(lima) tahun sejak UU 4 tahun 2009 diundangkan (Pasal 170)
DJBIM
Dalam rangka peningkatan nilai tambah sumber daya alam, Pemerintah mendorong pengembangan Industri
pengolahan di dalam negeri. (Pasal 31)
DJBIM
INDUSTRI MANUFAKTUR
Ruang Lingkup Industri Manufaktur :
Industri dasar yang mengolah sumber daya alam menghasilkan bahan baku yang
digunakan untuk kegiatan industri lainnya maupun sub sektor ekonomi lainnya
serta industri padat karya yang menghasilkan barang konsumsi strategis.
1.
2.
3.
4.
5.
DJBIM
Industritekstil;
Industriproduk tekstil;
Industribarang kulit;
Industri alaskaki;
Industri Aneka.
1. IndustriPengolahandan
PemurnianBesiBajadasar
2. IndustriPengolahandan
PemurnianBukanBesi
3. IndustriPembentukanLogam
(MetalForming)
4. IndustriLogamuntukindustri
strategis
5. IndustriBahanGalianNonLogam
(semen,keramik,kaca,asbes,
marmer,danamplas)
1. IndustriPetrokimiaHulu,
2. IndustriKimiaOrganik,
3. IndustriResinSintetikdanBahan
Plastik,
4. IndustriKaretSintetik,dan
No
Industri Prioritas
Jenis Industri
1.
INDUSTRI FARMASI,
KOSMETIK DAN ALAT
KESEHATAN
2.
INDUSTRI TEKSTIL,
KULIT, ALAS KAKI
DAN ANEKA
3.
DJBIM
INDUSTRI BARANG
MODAL, KOMPONEN,
BAHAN PENOLONG
DAN JASA INDUSTRI
Industri Komponen:
Kemasan(Packaging)(basiskarton dan plastik),
Pengolahankaretdanbarangdarikaret:Banpnumatic,Banluar
danbandalam,dll
Banvulkanisir ukuran besar (Giantvulcanised tyre)(untuk pesawat
dan offroad)
Barang karet untuk keperluan industri dan komponen otomotif
ZatAditif ,Zatpewarnatekstil(Dyestuff),plastik dan karet (pigmen)
Bahankimiaanorganik (antara lain:yodium dan minerallaut)
No
Industri Prioritas
4.
DJBIM
Jenis Industri
Semen,Keramik,Kaca/gelas,Kaca/gelas Pharmaceutical
Grade,Refractory,Zirkonia,zirkonsilikat,bahankimia
Zirkon,ZirkonOpacifier
Industri Logam Dasar
STRATEGIKEBIJAKAN
1. Memperkuatstrukturindustriberbasisminyakdangasbumi.
2. Membangundanmengembangkanindustripetrokimiayangmasihkurang
(belummampumemenuhikebutuhandomestik)dalamupayamengurangi
imporprodukpetrokimia.
3. Mengembangkanprogramhilirisasi,sepertiuntukkomponenotomotif.
DJBIM
DJBIM
Pabrik
Mulai Operasi
Kapasitas
(000Ton)
UREA
1.
Usia Pabrik
<20Tahun
>20Tahun
PusriII
1974
570
39
2.
PusriIII
1976
570
37
3.
PusriIV
1977
570
36
4.
Pusri IB
1994
570
5.
Kaltim 1
1984
700
29
6.
Kaltim 2
1984
570
29
7.
Kaltim 3
1988
570
8.
Popka
1998
570
15
9.
Kaltim 4
2002
570
11
10.
KujangIA
1978
586
11.
KujangIB
2006
570
12
UreaAmmoniaIPKG
1995
462
18
13.
PIMI
1984
600
14.
PIMII
2004
570
8.048
JUMLAH
19
25
35
29
8
DJBIM
2.
Pengembangan
industri
petrokimia
yang
melibatkan
kewenangan
berbagai
Kementerian/Lembaga (K/L) sudah diakomodasi dalam RPJMN 2015 2019 dan Renstra K/L
terkait yang ditetapkan melalui Perpres. Oleh karena itu, diperlukan payung hukum agar K/L
dapat melakukan kegiatan pembangunan untuk mendukung pengembangan industri
petrokimia yang belum tercantum dalam RPJMN dan Renstra K/L.
3.
Diperlukan payung hukum untuk memprioritaskan alokasi gas untuk industri petrokimia,
seperti halnya telah terdapat Inpres untuk dapat memprioritaskan alokasi gas untuk industri
pupuk.
DJBIM
PROVINSI/KABUPATEN
EKSISTING
LAHANPROSPEKTIF
JAWABARAT
CIREBON
INDRAMAYU
3,860 1,484
2,447 673
1,413 812
JAWATENGAH
DEMAK
REMBANG
PATI
5,658 330
1,245 148
1,135 183
3,279
JAWATIMUR*)
PAMEKASAN
SAMPANG
SUMENEP
12,197 1,296
1,786 420
5,405 876
5,005
NUSATENGGARABARAT
BIMA
LOMBOKTIMUR
1,861 968
1,083 575
778 394
NUSATENGGARATIMUR
KUPANG
ENDE
NAGEKEO
241
174
56
11
11,424
7,711
1,256
2,457
SULAWESISELATAN
JENEPONTO
TAKALAR
PANGKEP
1,247
579
434
234
1,686
622
579
486
TOTAL
25,064 17,190
* termasuk PT. Garam (Pamekasan 945 ha, Sampang 1.217 ha, Sumenep 3.328 ha)
DJBIM
Ditjen
BIM
melakukan
transformasi
pengembangan
garam dari pola budi daya
menjadi sistem industri garam
melalui penerapan teknologi
geomembrant
untuk
meningkatkan
produktivitas
dan kualitas garam
Kebijakan Investasi
Tax Holiday
Tax Allowance
Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
DJBIM
1. Cadangan Mineral
Cadangan Mineral (Juta Ton)
Sumber Data
Bauksit
Tembaga
Nikel
Badan Geologi
173
302
3.044
1.028
Ditjen Minerba
1.217
1.129
3.044
2.905
2. Ekspor Mineral*)
Mineral
2010
2011
2012
2013
Bijih Nikel
11
17
33
41
52
Bijih Bauksit
16
27
40
30
52
Bijih Besi
13
10
18
Konsentrat
Tembaga
2,3
2,6
1,4
1,1
1,4
Catatan:
Ekspor bauksit pada tahun 2013 sebesar 52 juta Ton setara dengan lebih dari 10 juta Ton Ingot
Aluminium atau setara dengan hasil produksi PT. Inalum selama 40 tahun
*) Sumber : BPS
DJBIM
Kapasitas
Jumlah
(Juta Ton) Perusahaan
Produk
Rencana
Penghematan
Investasi
Devisa
(USD Miliar) (USD Miliar)
Asumsi Harga
(USD per Ton)
6,40
5,62
2,560
400
Alumina
10,40
8,50
3,640
350
Tembaga
0,781
7,507
5,935
7.600
2,35
11
13,878
3407
1.450
19,93
27
35.505
15,543
TOTAL
DJBIM
A. Industri Semen
1. Permasalahan terkait pengadaan dan pemanfaatan lahan (perizinan lahan
tambang, RPP Karst);
2. Kurangnya sarana dan prasarana distribusi produk semen di beberapa daerah
yang menyebabkan tidak optimalnya pasokan, yang pada akhirnya berakibat
naiknya harga semen di beberapa daerah selama pasokan ke daerah tersebut
belum stabil;
3. Tidak stabilnya pasokan listrik, khususnya untuk produsen yang berada di luar
Pulau Jawa yang menyebabkan kegiatan produksi tidak optimal;
4. Industri Semen merupakan industri padat energi yang berkontribusi besar
dalam pelepasan emisi gas rumah kaca (GRK).
DJBIM
B. Industri Keramik
1. Ketergantungan bahan baku impor, sementara potensi dalam negeri belum
sepenuhnya dimanfaatkan;
2. Tingginya impor keramik meskipun sudah diberlakukan SNI Wajib;
3. Kendala pada pasokan gas, dengan harga tinggi serta ketidakpastian jumlah
pasokan;
4. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi gasifikasi batubara sebagai pengganti
bahan bakar gas;
5. Keterbatasan pengembangan teknologi dan desain produk.
C. Industri Kaca dan Gelas
1. Terbatasnya variasi jenis, warna dan desain produksi dalam negeri sehingga
masih diperlukan impor untuk mendukung industri otomotif, industri kerajinan
kaca patri dan industri pengguna produk dari kaca lainnya;
2. Kontinuitas harga dan pasokan energi masih belum stabil;
3. Ketergantungan impor bahan baku dan bahan penolong, antara lain cullet dan
soda ash masih tinggi.
Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
DJBIM
II.
DJBIM
DJBIM
E. Industri Pelumas
1. Jenis Pelumas tertentu, seperti pelumas untuk pesawat terbang masih belum dapat
dibuat di dalam negeri sehingga masih diimpor;
2. Banyaknya ekspor pelumas bekas yang menyebabkan industri DN kekurangan
bahan baku;
3. Belum diterapkan SNI wajib;
4. Tumpang tindih pembinaan antara Kementerian Perindustrian dan Kementerian
ESDM.
F. Industri Plastik
1. Bahan baku dalam negeri belum mencukupi baik dari jumlah dan spesifikasi, serta
adanya disharmonisasi tarif dengan bea masuk bahan baku yang tinggi (1015%);
2. Tingginya impor produkproduk konsumsi yang umumnya berasal dari China;
3. Keterbatasan teknologi;
4. Adanya perbedaan nilai UMP antar provinsi sehingga menyebabkan industri plastik
dengan UMP tinggi sulit bersaing dengan industri plastik dengan UMP rendah;
5. Tingkat suku bunga yang tinggi, dan penggunaan mata uang US dolar untuk
transaksi bahan baku lokal melemahkan daya saing industri plastik nasional.
DJBIM
DJBIM
F.
a.
TAHUN
PESERTA
(JUMLAH
PERUSAHAAN)
NILAIBANTUAN
(Rp.Miliar)
TAHUN
DJBIM
2007
92
152,31
2008
175
181,71
2009
193
170,75
2010
151
144,37
2011
109
133,03
2012
142
127,73
2013
121
97,74
2014
105
81,01
PESERTA
(JUMLAH
PERUSAHAAN
)
NILAIBANTUAN
(Rp.Miliar)
26
13,60
2010
24
18,30
2011
19
18,38
2012
19
16,76
2013
24
12,74
2014
17
13,21
DJBIM
b.
c.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) keberatan bila UMK tahun ini mengalami
peningkatan. Alasan utama disebabkan naiknya tarif listrik dan melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dolar.
BEA MASUK ANTI DUMPING UNTUK PRODUK SPIN DRAWN YARN (SDY)
Berdasarkan hasil penyelidikan Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) terjadi
dumping atas impor SDY dari RRT sebesar 0,6% 11,9%, Republik Korea
sebesar 0 8,3%, Taiwan sebesar 18,4%, dan Malaysia sebesar 7,5%.
Berdasarkan penyelidikan tersebut, KADI merekomendasikan margin dumping
sebagai berikut :
Negara
Malaysia
DJBIM
Marjin Dumping(%)
Recron (Malaysia)Sdn.Bhd
7,5
7,5
Tujuan
Menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan siap kerja sesuai kebutuhan
industri manufaktur
Meningkatkan tenaga kerja yang terampil dan siap kerja pada industri
manufaktur
Menciptakan kesempatan kerja bagi tenaga kerja Indonesia pada industri
garmen dan alas kaki
Menciptakan lapangan usaha baru (usaha mikro dan kecil) di bidang
usaha kecil garmen (konveksi) dan alas kaki
usaha bersama (koperasi)
LokasiPelatihan
Pelatihan dilaksanakan di sentrasentra industri garmen dan alas kaki seperti
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, DKI Jakarta, DIY, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Tengah
DJBIM
DJBIM
JENIS PELATIHAN
Garmen dan Tekstil
Alas Kaki
2013
2014
2015
TARGET PESERTA
(ORANG)
JUMLAH PESERTA
(ORANG)
250
250
4050
1050
50
250
180
20000 (s.d 2019)
40
30
200
160
1400
40
30
6930
250
275
250
180
20000 (s.d 2019)
30
21010
375
225
250
180
20000 (s.d 2019)
30
30
30
21070 (s.d 2019)
50
90
200
160
1400
30
2405
50
Dari seluruh total peserta pelatihan Industri tahun 2013 2014, Direktorat Jenderal Basis
Industri Manufaktur berkontribusi sebesar 81.9 persen
DJBIM
Keterangan:
(*): Industri Material Dasar Logam
meliputi Pelatihan Pengelasan, Pengecoran
Logam,Industri Peleburan, ISO 150001 dan
ISO 140001
DJBIM
NO
1.
INDUSTRI YANG
DIPRIORITASKAN
2.
DJBIM
NO
INDUSTRI YANG
DIPRIORITASKAN
3.
4.
5.
DJBIM
Industri Ban
DJBIM
KEGIATAN
RENCANATINDAKLANJUT
Meningkatkan
Jangka Pendek
perlindungan
Melakukan koordinasi dan usulan untuk industri perpipaan dan
kepadainvestor
koordinasi dengan Kementerian ESDM, untuk peningkatan penggunaan
industristrategis
bahan baku produk dalam negeri agar bisa mendapatkan preferensi
yanginvestasinya
harga pengadaan barang melalui nilai TKDN yang telah di verifikasi
mahal,profit
Kementerian Perindustrian (produk pipa, sambungan pipa dan
margintipis,dan
komponennya seperti mur dan baut khusus pipa), untuk pelaksanaan
baru
lelang Kementerian ESDM (perpipaan MIGAS) dan lelang Kementerian
menghasilkan
Pekerjaan Umum (PU) untuk pipa air.
dalamjangka
Melakukan koordinasi dan usulan perlindungan terkait pengamanan
panjang.
pasar dengan safeguard untuk produk impor logam yang ditenggarai
membanjiri pasar Indonesia (dimulai sejak tahun 2009) dan anti
dumping untuk produk dengan harga murah melampaui kewajaran
(dimulai sejak tahun 2008).
44
DJBIM
1.Paku(2009)
2.KawatSeng(2011)
3.KawatBindrat(2011)
4.TaliKawatBaja/WireRope(2011)
5.TaliKawatBaja/FlattenedStrand(2011)
6.KawatBeronjong(2012)
7.CasingandTubingSeamless(2013)
8.BajaLapisAluminiumSeng/BjLAS(sedangdalamtahap
penyelidikanKPPI).
ProduklogamyangtelahdikenakanantidumpingolehIndonesia:
1.HRC(China,India,Rusia,TaiwandanThailand)Th.2008
2.HRC(RepublikKoreadanMalaysia)Th.2011
3.H,ISection(RepublikRakyatTiongkok)Th.2010
4.HRP(RRTiongkok,SingapuradanUkraina)Th.2012
5.CRC(Jepang,Korea,RRT,Vietnam)Th.2013
6.BajaLembaranLapisTimah(Korea,RRT,Chinadan
Taiwan),sedangpenyelidikanKADI.
DJBIM
Menarik Investor
dari dalam
maupun luar
negeri untuk
mengembangkan
industri guna
memproduksi
bahan baku /
barang modal
yang
importasinya
masih sangat
besar
DJBIM
Jangka Panjang
KEGIATAN
Pengembangan
industri
substitusi impor
untuk
mengurangi
impor bahan
baku dan
barang modal
belum berjalan
optimal
RENCANATINDAKLANJUT
Jangka Pendek
1. Melakukan perlindungan tarif BM terhadap impor dari MFN
(di luar FTA) antara 510% untuk produk kimia dasar, no.
HS 27 HS 40
2. Bersama Kemendag melakukan penataan importir melalui
mekanisme IP, IT dan PI yang didukung oleh Verifikasi
Teknis terhadap produk bahan kimia yang diimpor
Jangka Menengah
1. Memfasilitasi upaya perluasan dan diversifikasi produk yang
impornya cukup besar melalui tax holiday, tax allowance,
diantaranya sebagai berikut:
Prioritas kelompok 1 (nilai importasinya diatas 100 Juta
US$) fokus terhadap industri yang menghasilkan Pxylene,
Ethylene, Polypropylene, ethanediol dapat diusulkan untuk
mendapatkan fasilitas Tax Holiday.
Prioitas kelompok 2 (nilai importasinya diatas 50 sampai
dengan 100 Juta US$) fokus terhadap industri yang
menghasilkan Methanol (methyl alcohol) dapat diusulkan
untuk mendapatkan fasilitas Tax Allowance.
2. Mengupayakan pengoperasian kembali PT. Polytama oleh
PT. Pertamina di Balongan (produksi polypropylene)
3. Mendorong upaya perluasan oleh produsen eksisting
DJBIM
DJBIM
RENCANATINDAKLANJUT
Jangka Panjang (mengembangkan klaster industri petrokimia)
1. Memfasilitasi pembangunan pabrik pengolah nafta (Naphtha
Cracker) di Cilegon
2. Mmefasilitasi pengembangan industri Methanol to Ofelin
(klaster ofelin, C1) yang berbasis gas bumi di Teluk Bintuni,
Papua Barat (perlu jaminan alokasi gas bumi sebesar
240 mmscfd)
DJBIM
TAXHOLIDAY (PMKNo.130tahun2011)
Untuk 5 sektor industri pionir; industri logam dasar, industri pemurnian minyak dan gas
bumi, industri sumber daya terbarukan, industri permesinan dan industri telekomunikasi
DJBIM
Tujuan
Untuk meningkatkan kegiatan investasi guna mendorong
pertumbuhan ekonomi. serta untuk pemerataan pembangunan dan
percepatan pembangunan bagi bidang usaha dan/atau daerah
tertentu
Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
PEMBEBASANBEAMASUK(PMKNo.76tahun 2012)
DJBIM
Impor mesin, barang dan bahan baku impor untuk pembangunan dan
pengembangan industri
Untuk pembangunan dan pengembangan industri selama 2 tahun
paling lama 4 tahun
Periode pembebasan BM dapat diperpanjang sesuai dengan
Persetujuan Investasi
Kriteria Pembebasan BM mesin dan bahan baku :
Belum diproduksi di dalam negeri
Sudah diproduksi di dalam negeri tapi memiliki spesifikasi yang
berbeda atau jumlah ketersediaan di dalam negeri tidak memadai
DJBIM
DJBIM
B.PROGRAMKERJAPRIORITASDITJENBIMTA2015
No
Output
TargetVolume
1.
RevitalisasiIndustri
1.RestrukturisasiITPT,AlasKakidanPenyamakanKulit
100Perusahaan
2.PengembanganIndustriPupukOrganik
2.
DJBIM
2 Pabrik
PengembanganKlaster IndustridanKawasan
1.FasilitasiPengembanganKomplekIndustriPetrokimia
diPapuaBarat
1kawasan
2.BantuanPermesinandanPeralatanDalamRangka
Penumbuhan BasisIndustriManufaktur
7 UnitKerja
B.PROGRAMKERJAPRIORITASDITJENBIMTA2015
(Lanjutan)
No
Output
3.
Penyusunan, PenerapandanPembinaanStandar
4.
TargetVolume
67 RSNI/SNI
2.FasilitasiPembinaandanPengawasan StandarBasis
IndustriManufaktur
1PaketBIM
FasilitasiPromosiKemampuanBIM
1.FasilitasiPromosiKemampuanProduk BIM
5.
14Pameran
PelaksanaanPelayananPublik
1.Peningkatandanpenguatan kualitassistemrekomendasi
danPertek
DJBIM
B.PROGRAMKERJAPRIORITASDITJENBIMTA2015
(Lanjutan)
No
Output
TargetVolume
6.
Peningkatan KompetensiSDMIndustri
1.PelatihandanPengembangan SDMITA,IMDLdanIKH
2.RSKKNIIndustri
7.
PenugasanKhusus
1.SekretariatTimnasP3DN
a. PenayanganIklan(TV,Radio,Airporteve danBillboard)
danPameranP3DN
b. BimtekPerhitungan TKDN
c. PencetakanBukuHimpunanPeraturanP3DN
DJBIM
8 RSKKNI
PengembanganInovasiTeknologi
1.CenterofExcellenceIndustriPetrokimiadiBanten
8.
1000Orang
1CoE
DJBIM
III
1875
DJBIM
Quick
Wins
Sasaran
Indikator
Target/
Satuan
Alokasi 2015
(Rp.Miliar)
Baseline
APBNP
1,00
10,27
1,00
8,00
2,27
Ruang Lingkup
Lokasi/
Keterangan
HILIRISASIHASILTAMBANGKEPRODUKDANJASAINDUSTRI
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Tekstil dan Aneka
Terbangunnya 2Industri
TechnicalTextiledari
bahan baku migas
Terfasilitasinya
2Dokumen
penyusunan FSIndustri
TechnicalTextile
Terfasilitasinya
pembangunan dan
pengembangan Industri
TechnicalTextiledari
bahan baku migas
Terbangunnya Industri
Dissolvingpulpsebagai
bahan baku serat rayondi
SumateraUtara
Terfasilitasinya
PembangunanIndustri
Dissolvingpulpsebagai
bahan baku serat rayondi
SumateraUtara
1Dokumen
Penyusunan FS
Jawa Baratdan Jawa
Industri Technical Tengah
Textile
Kebutuhan 20152019:
1.410M
2015:10M
2016:700M
2017: M
2018:700M
2019: M
SumateraUtara
Kebutuhan 20152019:
702,27M
2015:2,27M
2016:700M
2017: M
2018: M
2019: M
No/
Kode
III
1876
Quick
Wins
Sasaran
Indikator
Target/
Satuan
1876
Quick
Wins
Sasaran
Indikator
11,00
5,00
Identifikasi potensi
bahan baku/
penolong dan
sumber energi
Kajian lokasi pabrik
semendiNTT
Kajian kesiapan
infrastruktur
Kajian kelayakan
pembangunan
pabrik semen
(aspek sosial
ekonomi,tekno
ekonomi,keuangan
dan lingkungan
hidup)
Eksplorasi geologis
dan pengujian
bahan baku semen
Kajian aspek
pemasaran semen
diNTT
Kajian kebijakan
daerah dalam
pembangunan
pabrik semen
DKIJakartadan Nusa
TenggaraTimur
Kebutuhan 20152019
sebesar 2,6Triliun
(FSdan DEDtahun
20152016akan
dianggarkan oleh
Kemenperin 15Milyar,
sedangkan untuk
kebutuhan
pembangunan fisik akan
dianggarkan oleh
Kemeneg BUMN)
Target/
Satuan
Alokasi 2015
(Rp.Miliar)
Baseline
APBNP
11,00
1,00
5,00
Ruang Lingkup
Lokasi/
Keterangan
HILIRISASIHASILTAMBANGKEPRODUKDANJASAINDUSTRI
Penumbuhan dan Pengembangan Industri KimiaHilir
Terbangunnyapilotplant Penyusunan FSbahan
bahanpenolongberbasis
penolong berbasis silika
silikauntukindustriban,
untuk industri ban,
keramikdankaca
keramik dan kaca
Pilotplantbahan
penolong berbasis silika
untuk industri ban,
keramik dan kaca
Terbangunnya Pilot
ProjectIndustri Obat
Kanker Berbasis Sumber
Daya Lokal
DJBIM
APBNP
Lokasi/
Keterangan
DJBIM
III
Baseline
Ruang Lingkup
HILIRISASIHASILTAMBANGKEPRODUKDANJASAINDUSTRI
No/
Kode
Alokasi 2015
(Rp.Miliar)
Terbangunnya Pilot
ProjectIndustri Obat
Kanker Berbasis Sumber
Daya Lokal (Kurkumin
BNCT)
1Dokumen
1Unit
1Unit
Identifikasi potensi
bahan baku/bahan
penolong dan
sumber energi
Kajian kelayakan
bahan penolong
berbasis silika
ditinjau dari aspek
sosialekonomi,
teknoekonomi,
keuangan dan
lingkungan hidup.
Eksplorasi geologis
dan pengujian
bahan penolong
berbasis silika
Kajian aspek
pemasaran industri
ban,keramik dan
kaca.
Setupproject
management:
Dokumen perijinan
dan sistem
pengujian
Dokumen DED
Dokumen QAand
QC
Dokumen kontrak
dan kerja sama
SDM(trainingdan
studi banding)
DKIJakartadan Jawa
Barat
Kebutuhan 20152016
sebesar 3Milyar
DKIJakarta,DI
Yogyakarta,Jawa
Tengah
Kebutuhan20152019:
277M :
2015:5M,
2016:145M,
2017:47M,
2018:40M,
2019:40M
No/
Kode
III
Quick
Wins
Sasaran
Ruang Lingkup
Baseline
APBNP
4,73
2,00
Jasa konsultansi
penyusunan FS
No/
Kode
Tersusunnya FS
1Dokumen
pembangunan pabrik
Methanolberbasis
gasifikasi batubara (low
rankcoal)
Terbangunnya pabrik
Tersusunnya FS
bahan baku obat berbasis
pembangunan pabrik
migas
bahan baku obat
berbasis migas
1Dokumen
1,25
Jasa konsultansi
penyusunan FS
1Dokumen
0,87
Jasa konsultansi
penyusunan FSdan
perancangan teknis
PilotPlant
0,61
Jasa konsultansi
penyusunan FSdan
perancangan teknis
PilotPlant
DJBIM
1878
Alokasi 2015
(Rp.Miliar)
Lokasi/
Keterangan
HILIRISASIHASILTAMBANGKEPRODUKDANJASAINDUSTRI
1877
III
Target/
Satuan
Indikator
Quick
Wins
Sasaran
Indikator
Target/
Satuan
Alokasi 2015
(Rp.Miliar)
Base
line
APBNP
19,00
Ruang Lingkup
Sangatta, Kalimantan
Timur
Kebutuhan20152019:
10.009M :
2015:2M,
2016:5M,
2017:4.001M,
2018:6.001M,
2019: M
JawaBarat
Kebutuhan20152019:
304,25M :
2015:1,25M,
2016:101 M,
2017:101M,
2018:101M,
2019: M
JawaBarat
Kebutuhan20152019:
25,87M :
2015:0,87M,
2016:25M,
2017: M,
2018: M,
2019: M
JawaBarat
Kebutuhan20152019:
5,61 M :
2015:0,61M,
2016:5M,
2017: M,
2018: M,
2019: M
Lokasi/
Keterangan
HILIRISASIHASILTAMBANGKEPRODUKDANJASAINDUSTRI
Penumbuhan dan Pengembangan Industri MaterialDasar Logam
Terfasilitasinya
pembangunan9
smelter/refinery
BerbasisLogam(baja,
alumunium,tembaga,
nikel)
Terfasilitasinya
Terfasilitasinya
pembangunan 2Pusat
pembangunan Pusat
Pelatihan Tenaga Kerja
Pelatihan Tenaga Kerja
Industri
Industri BajadiKalimantan
Selatan
Terfasilitasinya
pembangunan Pusat
Pelatihan Tenaga Kerja
Industri berbasis Nikel di
Sulteng
DJBIM
2Pusat
Pelatihan
2,00
2,00
Pembentukan Pokja
KalimantanSelatan,
Percepatan Pembangunan SumateraUtara,
Smelter;
KalimantanBarat,
Penyusunan ProgramKerja Jawa Timur,Sulawesi
Percepatan Pembangunan Tengah,Sulawesi
Smelter;
Tenggara,Kalimantan
Rapat Koordinasi Lintas
Timur
Kementerian /Lembaga
Kebutuhan2015
Terkait;
2019:67M :
2015:2M,
Fasilitasi Percepatan
PembangunanSmelter
2016:7,2M,
2017:14,4M,
2018:21,7M,
2019:21,7M
Penyusunan Blueprint
KalimantanSelatan,
Pengembangan Pusat
SulawesiTengah
Pendidikan dan Pelatihan Kebutuhan2015
guna Pemenuhan Tenaga 2019:172M :
Kerja Industri Peleburan Di 2015:2M,
2016:5M,
Kalsel dan Sulteng;
2017:15M,
Inisiasi MoU dengan
2018:50M,
pemangku kepentingan
2019:100M
dalam rangka
pembentukan Akademi
Komunitas guna
pemenuhan kebutuhan
tenaga kerja industri
smelter;
Penyelenggaraan Training
OfTrainerSebagai Inisiasi
penyediaan Tenaga
Pengajar yang
berkompeten dan
berkualitas
No/
Kode
III
1878
Quick
Wins
Sasaran
Indikator
Target/
Satuan
1879
Quick
Wins
Sasaran
Indikator
Target/
Satuan
19,00
5,00
Ruang Lingkup
Lokasi/
Keterangan
5,00
5,00
Pembentukan
BangkaBelitung
Konsorsium
Kebutuhan20152019:
Pengembangan
335M :
Logam Tanah
2015:15M,
Jarang;
2016:40M,
Penyusunan
2017:110M,
Program(Roadmap)2018:110M,
Pengembangan
2019:60M
Logam Tanah
Jarang;
FeasibilityStudy
Pembangunan
Laboratorium
Logam Tanah
Jarang untuk Bahan
BakuIndustri;
FeasibilityStudy
PembangunanPilot
Plantpemanfaatan
logam tanah jarang;
Fasilitasi Penelitian
Pemanfaatan
Logam Tanah
Jarang (Pengadaan
mesin dan
peralatan serta
pengadaan/akusisi
bahan)
Alokasi 2015
(Rp.Miliar)
Baseline
Ruang Lingkup
APBNP
Lokasi/
Keterangan
KAMPANYESISTEMATISDANKREATIFUNTUKMENUMBUHKANAPRESIASITERHADAPKEGIATANINDUSTRIDALAMNEGERI
PenyusunandanEvaluasiProgramPenumbuhandanPengembangan
IndustriLogam,Kimia,TekstildanAneka
13,50
6,00
13,50
1,00
4,00
Tersusunnya daftar
300Produk
produk prioritas industri Prioritas
logam,kimia,tekstil dan
aneka
1,00
Meningkatnya
penggunaanprodukdalam
negeripadapengadaan
barang/jasapemerintah
sebesarminimal40persen
pengadaanbarangmodal
DJBIM
APBNP
DJBIM
VI
Baseline
HILIRISASIHASILTAMBANGKEPRODUKDANJASAINDUSTRI
Terfasilitasinya
PembangunanPilot
ProjectKomersialisasi
LogamTanahJaranguntuk
Industri
No/
Kode
Alokasi 2015
(Rp.Miliar)
Tersosialisasikannya
programPeningkatan
Penggunaan Produk
Dalam Negeri (P3DN)
(VirtualShowroom
P3DNIndustri Logam,
Tekstil dan Aneka)
1Web
Fasilitasi Website
sebagai sarana
pameran virtual
produk dalam
negeri
DKIJakarta
Kebutuhan20152019:
18,9M :
2015:1,0M,
2016:1,0M,
2017:1,1M,
2018:1,1M,
2019:1,2M
Verifikasidan
DKIJakartadan Daerah
SertifikasiNilai
Sebaran Industri
TKDNIndustri
Kebutuhan20152019:
Logam,Kimia,
23,0M :
TekstildanAneka 2015:4,0M,
(350produk)
2016:4,5M,
2017:4,5M,
2018:5,0M,
2019:5,0M
Penyusunan Daftar DKIJakarta
Produk/Barang
Kebutuhan20152019:
6,0M :
Prioritas Industri
Logam,Kimia,
2015:1,0M,
Tekstil dan Aneka 2016:1,0M,
yangakan
2017:1,25M,
dimasukkan ke
2018:1,25M,
dalam EKatalog
2019:1,5M
LKPP
X
1875
Quick
Wins
Sasaran
Indikator
Alokasi 2015
(Rp.Miliar)
Baseline
Ruang Lingkup
APBNP
2Lokasi
2,00
19,00
1,00
19,00
VIII.KESIMPULAN
DJBIM
Lokasi/
Keterangan
PENGUATANSTRUKTURINDUSTRIMELALUIKETERKAITANANTARAINDUSTRIHULU(DASAR),INDUSTRIINTERMEDIATEDAN
INDUSTRIHILIR(LIGHT)
Terbangunnya Bufferstock
Bahan BakuKapas (logistic
baseforcotton)diJawa
Baratdan Bufferstock Kulit
(materialcenter)diJawa
Timur
DJBIM
Target/
Satuan
Kesimpulan
Sebagai tindak lanjut penumbuhan dan pengembangan Industri
Manufaktur menuju penguatan struktur industri nasional, Direktorat
Jenderal Basis Industri Manufaktur melakukan kebijakan dan rencana aksi
berdasarkan pendekatan dan pemanfaatan sumber daya manajemen
5M+1I yang meliputi:
I.
Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Manufaktur melalui langkah langkah sebagai
berikut:
1. Pendidikan Vokasi Industri Berbasis Kompetensi dalam bentuk pembangunan Akademi
Komunitas di berbagai lokasi pengembangan industri seperti di Banten, Morowali, dsb.
2. Pendidikan dan Pelatihan Industri Berbasis Kompetensi bekerja sama dengan Pusdiklat
3. Pemagangan Industri dan Penempatan Kerja
4. Sertifikasi SKKNI Wajib
5. Penyusunan SKKNI
6. Pembangunan Tempat Uji Kompetensi
Bidang Industri Prioritas Industri TPT (Garmen), Industri Karet, Industri Plastik, Industri Logam,
Industri Pengelasan, Industri Alas Kaki, Industri Garam, dan Industri Petrokimia.
DJBIM
2.
3.
4.
5.
6.
DJBIM
DJBIM
KEMENTERIANPERINDUSTRIANRI
Jl.GatotSubrotoKav.52 53JAKARTA.12950
Telp.:(021)5255509
www.kemenperin.go.id
DJBIM