Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH:

ANALISA LINGKUNGAN BISNIS

CORPORATE SOCIAL RESPOSIBILITY


PT PLN (PERSERO) AREA BENGKULU

HELMIYANSYAH
C2B015127

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN ANGKATAN 33


UNIVERSITAS BENGKULU
0

BAB I.
PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Penerapan program corporate social responsibility (CSR) bagi suatu perusahaan sudah

dikenal mulai dekade 90-an sebagai standar etik bagi perusahaan, ketika dilakukan Konferensi
Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro, Brazilia tahun 1992. Pada awal
diperkenalkannya istilah CSR beberapa perusahaan mulai menunjukkan kepeduliannya terhadap
lingkungan sosial dikarenakan adanya tekanan serta untuk memenuhi tuntutan masyarakat
(Rusmadi, 2006, p. 12). Hingga saat ini penerapan CSR dalam perusahaan sudah menjadi suatu
kewajiban yang harus dilakukan apabila ingin bisnisnya berjalan secara berkelanjutan. Hal
tesebut disebabkan penerapan CSR dalam perusahaan sudah diatur dalam peraturaan hukum, dan
khususnya peraturan perundang-undangan untuk perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia.
Peraturan undang-undang yang mengatur masalah corporate social responsibility ini tercantum
pada Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, dalam pasal 15 huruf b UU
25/2007 diatur bahwa setiap penanaman modal wajib melaksanakan TJSL (Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan). TJSL disini menurut Penjelasan Pasal 15 huruf b UU 25/2007 adalah
tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan
budaya masyarakat setempat.
Sesuai dengan penjelasan pada Undang-Undang No.25 Tahun 2007 di atas, setiap
perusahaan diwajibkan untuk menjalankan tanggung jawab sosial (CSR) agar tercipta
keseimbangan antara kegiatan bisnis perusahaan dengan harapan-harapan dari masyarakat
terhadap perusahaan. Hal tersebut juga merupakan salah satu tugas humas dalam menjalankan

fungsi manajemen perusahaan, untuk menciptakan dan menjalin hubungan yang positif antara
perusahaan atau organisasi dengan para stakeholder perusahaan. Stakeholder perusahaan terbagi
menjadi dua yaitu, stakeholder internal dan stakeholder eksternal. Stakeholder internal dapat
meliputi karyawan, anggota, mahasiswa atau pelajar, volunteer dan lainnya, sedangkan
darieksternal adalah media, anggota komunitas, pemerintah, customers, clients, dan lainnya
(Stokes, 2009, p. 5).
Salah satu perusahaan di Indonesia yang telah cukup lama menjalankan program CSR
perusahaannya adalah PT Pusahaan Listrik Negara (PLN). PT PLN merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Negara yang telah berdiri sejak awal kemerdekaan. PT PLN merupakan perusahaan
strategis, yang menjadi penyedia tenaga listrik bagi seluruh rakyat Indonesia.
PT PLN mempunyai visi dan misi sebagai berikut:
Visi:
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya
dengan bertumpu pada Potensi Insani.
Misi:

Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan
pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan


masyarakat.

Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.


Poin keempat dalam misi PT PLN adalah

menjalankan kegiatan usaha yang

berwawasan lingkungan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan


2

misi yang dimilikinya tersebut diwujudkan melalui suatu program sebagai bentuk komitmen
perusahaan untuk meningkatkan nilai stakeholder dan nilai perusahaan itu sendiri (corporate
value). Komitmen PT PLN ini dapat dilihat dari sisi struktur organisasi yang mengkhususkan
divisi CSR (Corporate Social Responsibility).
1.2.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam makalah

ini yaitu bagaimana wujud pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang di lakukan
oleh PT. PLN (Persero) Area Bengkulu.
1.3.

TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah dalam rangka untuk mengetahui pelaksanaan

kegiatan CSR yang di lakukan oleh PT. PLN (Persero) Area Bengkulu sebagai wujud menjalin
hubungan yang positif perusahaan dengan masyarakat. Selain itu dari penulisan ini, penulis dapat
mengetahui implementasi konsep CSR di ruang kelas dengan kondisi riil di lapangan.

BAB II.
PEMBAHASAN
2.1. SEJARAH PT. PLN (PERSERO)
Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai
ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan
pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.
Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan- perusahaan Belanda
tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang
Dunia II.
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945,
saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh
listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan
KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaanperusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan
Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang
dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan
Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.

Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik
Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang
Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor
swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih
dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam
menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.
2.2. PLN PEDULI
PLN Peduli merupakan salah satu struktur lembaga yang di bentuk secara khusus oleh
PT. PLN (Persero) sebagai pelaksana Corporate Social Responsibility (CSR) milik perusahaan.
PLN Peduli sendiri di bentuk dalam rangka menjaga dan memelihara citra perusahaan di mata
masyarakat. Sehingga PLN Peduli memiliki visi dan misi sendiri, yaitu sebagai berikut:
VISI
Terwujudnya keharmonisan hubungan PT PLN (Persero) dengan masyarakat sehingga
akan menunjang keberhasilan kegiatan PT PLN (Persero) dalam menyediakan tenaga listrik bagi
masyarakat.
MISI

Membantu pengembangan kemampuan masyarakat agar dapat berperan dalam


pembangunan

Berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan jalan program
Community Empowering

Berperan aktif dalam mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan

Berperan aktif dalam mendorong tersedianya tenaga listrik untuk meningkatkan kualitas
hidup dengan jalan penggunaan listrik pada siang hari untuk Industri Rumah Tangga dan
pengembangan desa mandiri energi.

Berperan aktif dalam menjaga kesinambungan lingkungan melalui pelestarian alam

PERLINDUNGAN TERHADAP PELANGGAN


Dalam kondisi keterbatasan keuangan, PT PLN (Persero) tetap berupaya memberikan
perlindungan terhadap Pelanggan dengan melaksanakan prioritas layanan kepada masyarakat. PT
PLN (Persero) selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan listrik calon pelanggan mulai dari
kelas rumah tangga, usaha atau bisnis,industri dan umum.
Peningkatan kualitas layanan yang dimaksud, antara lain:

Peningkatan mutu produk berupa keandalan pasokan listrik, tegangan dan frekuensi
listrik sesuai dengan standar yang ditetapkan termasuk kecukupan pasokan listrik.

Peningkatan akurasi pencatatan meter pemakaian listrik kWh, kVARh.

Peningkatan mutu layanan di mana seluruh jajaran karyawan PT PLN (Persero)


memperlakukan pelanggan sebagai mitra bisnis.

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha kecil dan Bina Lingkungan


Meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperluas lapangan kerja dengan
mengimplementasikan praktik GCG guna memposisikan perusahaan yang memiliki makna
keberadaan di masyarakat (lingkungan) yang pada akhirnya dapat meningkatkan citraperusahaan.
Tujuan Pelaksanaan Program Bina Lingkungan (PBL)/ program Partisipasi Pemberdayaan
Lingkungan (P3L) adalah:
1.

Untuk meningkatkan citra PT PLN dan untuk mendapatkan dukungan keberadaan PLN.
6

2.

Untuk meningkatkan kesejahteraan serta melakukan penyuluhan agar masyarakat sekitar


instalasi PLN ikut mengamankan dan merasa memiliki instalasi tersebut.

PROGRAM KEMITRAAN (PK)


Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil selanjutnya disebut PK adalah Program untuk
meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri. Adapun dana PK
bersumber dari:
1.

Penyisihan laba setelah pajak sebesar 1% sampai dengan 3%.

2.

Hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program Kemitraan
setelah dikurangi beban operasional.

3.

Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain, jika ada.

Program Kemitraan merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility/CSR).
Dari PT PLN terhadap Mitra Binaan/Masyarakat berupa penyediaan tenaga listrik di area sekitar
kegiatan Perusahaan serta mempunyai obyek Mitra Binaan yaitu Usaha Mikro Kecil dan
Koperasi (UKM).
Pada tahun 2008, jumlah mitra binaan adalah 26.775 dengan total penyaluran sebesar Rp
227.113.034.078
PROGRAM BINA LINGKUNGAN
Diberikan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah usaha PLN dalam bentuk
kegiatan berupa Community Relation, Community Service, Community Empowerment serta
bantuan pelestarian alam.
Jenis kegiatan program bina lingkungan adalah sebagai berikut:

1.

Community

Relations:

adalah

kegiatan-kegiatan

menyangkut

pengembangan

kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada Para Pihak yang terkait (pemangku
kepentingan)
2.

Community Services : adalah program bantuan yang diberikan dengan pelayanan


masyarakat atau kepentingan umum.

Dana Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan untuk tahun 2008 sebesar Rp


45.000.000.000,LINGKUNGAN HIDUP
Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya PT PLN selalu berusaha untuk memenuhi
ketentuan yang disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.
Program kegiatan yang telah dan sedang dilaksanakan PLN di bidang lingkungan hidup, antara
lain:

Melaksanakan kebijakan umum perusahaan bidang lingkungan hidup.

Mengikuti

program

peduli

lingkungan

global/pelaksanaan

Clean

Development

Mechanism (CDM).

Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan lingkungan hidup.

Sebanyak 34 unit PLN tersebar diseluruh Indonesia telah mendapat sertifikat ISO 14001 dan
sebanyak 12 Unit telah mendapat sertifikat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (SMK3).
2.3. PELAKSANAAN CSR PT. PLN (PERSERO) AREA BENGKULU
2.3.1. KHITANAN MASSAL
"Menyambut Ramadhan dengan berbagi Sukacita"

Pada hari Sabtu 04 Juni 2016 diadakan khitanan massal dalam rangka menyambut bulan
suci ramadhan. Acara ini berlangsung di PT PLN (Persero) WS2JB Area Bengkulu. Acara
khitanan massal ini dijadwalkan sekitar jam 7 pagi, tapi dengan semangat dan antusiasme para
peserta yang sangat tinggi, banyak peserta yang datang lebih awal dari waktu pelaksanaan. Ajang
ini diikuti anak-anak yang didampingi orang tuanya, usia anak-anak ini berkisar dari 3-13 tahun.
Sunatan massal ini dapat berlangsung berkat bantuan dari Lazis PT PLN (Persero) WS2JB serta
Lazis PLN Area Bengkulu, PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) dan IZI (Inisiatif Zakat
Indonesia). Jumlah peserta yang dikhitan sekitar 100 orang anak dari keluarga kurang mampu di
seputaran KotamBengkulu.
Acara ini dihadiri langsung oleh Walikota Bengkulu Bp. H. Helmi Hasan, SE., serta
dihadiri juga oleh Assisten 1 Kota Bengkulu Bp. Drs. Hilman Fuadi, Ketua Baznas Provinsi
Bengkulu Bp. Drs. H. Muqtaridi Baizuri dan Kepala Perwakilan IZI Bengkulu Bp. Sukardiyanto.
Dengan adanya acara ini diharapkan dapat membantu Mewujudkan Generasi Sehat & Cerdas
Bersama PLN Area Bengkulu. "PLN Sahabat Setia untuk Kemajuan".

2.3.2. PEDULI BUDAYA BENGKULU PLN IKUT LESTARIKAN TABOT


PLN menunjukkan kepeduliannya terhadap budaya daerah Bengkulu. Dalam rangka
memperingati Dirgahayu PLN ke-71, di Kota Bengkulu PLN memberikan donasi atribut dan
berbagi kaos kepada anggota Keluarga Kerukunan Tabot (KKT) Bengkulu saat upacara naik
puncak Tabot Imam Minggu (10/10/2016) sore di Pasar Melintang.
Kaos yang dibagikan berjumlah 30 lembar. Dalam upacara tabot naik puncak tersebut
turut dihadiri oleh Manager Area PLN, Paris El Hakim beserta anggota dan Kepala KKT Syiafril
9

Syahbuddin. Acara dimulai dengan doa dan kata sambutan, setelah itu dilanjutkan dengan
menaikkan puncak tabot, lalu suasana berubah meriah saat dol dibunyikan.
Upacara Tabut naik puncak adalah menaikkan puncak Tabut ke atas tabut imam, setelah
itu diiringi musik dol sampai selesai. Ucapan terimaksih juga kepada PLN yang telah membantu
dalam rangkaian acara ini, serta antusias dalam melestarikan Tabut, tutur Syiafril Syahbuddin.
Suasana kembali pecah saat gemuruh dol kian semangat dibunyikan mengiringi
pemasanagan puncak Tabot. Seluruh anggota keluarga KKT dan staf PLN Bengkulu ikut dalam
kemriahan dan menari bersama tanda keakrabban. Tak tanggung-tanggung, mereka pun silih
berganti bermain dol.
Ini pertama kalinya saya main dol bersama KKT Bengkulu. Kedepannya akan ada
program lain dalam melestarikan budaya khusus di Kota Bengkuu dan kegiatan sosial lainnya,
sebagai bentuk peduli kami ke masyarakat, tegas Paris.

2.4. KONSEP MANAJEMEN BISNIS TENTANG CSR


Menurut Ian Worthington dan Chris Britton (2006, P. 474), ada semakin banyak opini
bahwa
tujuan

bisnis
sederhana

memiliki
yang

jauh

kewajiban
melampaui

untuk

memenuhi

kesejahteraan

organisasi

ke

promosi tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih besar, terutama yang berkaitan dengan
lingkungan
perspektif

alam.
dan

mengakomodasi

Hal

ini

terlihat

pada

spekulasi

tentang

bagaimana

kebijakan

lingkungan

dalam

alasan
bisnis

yang
dapat

manajemen

ada

di

didorong
strategis

balik
untuk
mereka

secara teknik.

10

Tanggung jawab sosial perusahaan berarti bahwa sebuah perusahaan harus bertanggung
jawab untuk setiap tindakannya yang mempengaruhi orang, masyarakat dan lingkungannya. Itu
menyiratkan bahwa dampak negatif bisnis pada orang dan masyarakat harus diakui
dan dikoreksi jika mungkin. Tanggung jawab perusahaan, bagaimanapun, tidak menghalangi
organisasi dari membuat keuntungan, juga tidak berarti bahwa perusahaan bertindak dengan cara
tanggung jawab tidak mendapat keuntungan seperti perusahaan lain yang kurang bertanggung
jawab. Konsep ini mengharuskan organisasi untuk menyeimbangkan manfaat yang bisa
diperoleh terhadap biaya mencapai manfaat tersebut. Sebuah organisasi yang berusaha untuk
bertindak

secara

kompromi

dan

bertanggung
memperhitungkan

jawab
efek

akan

sekunder,

membutuhkan
yaitu

eksternalitas

praktek bisnis saat melakukan pekerjaan. Tanggung jawab ini secara langsung terkait dengan
fungsi

penting

organisasi

melakukan

sesuatu

untuk

masyarakat

dan

memiliki

pengaruh pada kehidupan individu. 'Corporate social responsibility' Istilah mencakup


berbagai mata pelajaran yang akan mencakup etika bisnis, tata kelola perusahaan, bisnis dan
lingkungan, dan corporate citizenship atau bisnis di masyarakat.
Masalah

tanggung

jawab

perusahaan

telah

mendorong

agenda

manajemen;

mendorong untuk menjawab keraguan masyarakat tumbuh karena asumsi implisit sebelumnya
tentang

perilaku

bisnis

yang

etis.

Tanggapan

ini

mengakui

bahwa

cara

di

yang banyak bisnis sekarang beroperasi membuat tidak mungkin untuk menganggap bahwa
mereka terlibat di dalamnya secara naluriah tahu bagaimana 'melakukan hal yang benar'.
Komunitas bisnis telah perlahan-lahan datang untuk berdamai dengan persepsi ini dan banyak
pemimpin bisnis sekarang muncul menerima manajemen yang memiliki kewenangan yang lebih
luas

dan

keputusan

mereka

harus

melibatkan

dan

11

transparan ke berbagai badan yang mencakup pemerintah, warga negara, pemegang saham,
pelanggan dan karyawan. Akibatnya, isu-isu yang perusahaan harus mengatasi memiliki
diperluas jauh melampaui kinerja keuangan, untuk merangkul perusahaan, etika dan lingkungan
pemerintahan.

Sudut

pandang

ini

didukung

oleh

survei

perusahaan

Eropa

yang dilakukan oleh Harris Penelitian (1997) yang menunjukkan bahwa 70 persen dari
perusahaan melaporkan tanggung jawab perusahaan menjadi isu yang sangat penting; bahwa 88
persen menganggap reputasi perusahaan memiliki pengaruh besar pada nilai perusahaan; dan
bahwa 25 persen melihat harapan yang lebih besar dari tanggung jawab sosial sebagai alasan
utama
timbulnya reputasi manajemen'.

12

BAB III
PENUTUP

3.1.

KESIMPULAN
Sudah menjadi kewajiban setiap perusahaan agar perperan serta

dalam pembangunan masyarakat di sekitarnya dalam wujud CSR.


Pelaksanaan CSR yang di lakukan oleh PT. PLN (Persero) di aktualisasikan
dengan sebuah lembaga tersendiri yang di sebut PLN Peduli. Sementara
itu, PT. PLN (Persero) area Bengkulu telah melaksanakan kegiatan CSR
seperti melaksanakan kegiatan Khitanan Massal ataupun berpartisipasi
dalam pelestarian kegiatan budaya seperti Tabot.
1.1.

SARAN

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis penyampaikan saran sebagai berikut:


1) Peranan organisasi otonom seperti PLN Peduli, hendaknya lebih di
tingkatkan lagi sampai ke level daerah, manfaat CSR melalui PLN Peduli
ini sangat di butuhkan sekali dalam rangka pembangunan di daerah.
2) Penulis berharap kegiatan CSR yang di lakukan oleh PLN Area Bengkulu, agar
melaksanakan kegiatan yang lebih bersifat produktif seperti pemberdayaan ekonomi
masyarakat kecil. Hal ini sangat penting sekali perannya dalam mewujudkan masyarakat
mandiri serta penanggulangan kemiskinan.
3) Dengan peran aktif CSR yang di lakukan oleh PLN, bisa juga menjadi
ajang sosialisasi terkait program-program PLN kepada masyarakat luas
13

seperti upaya PLN memperluas jangkauan energi listrik agar dapat di nikmati oleh
seluruh lapisan masyarakat, sosialisasi penggunan listrik pasca bayar,
edukasi penghematan energi listrik oleh setiap rumah tangga, dan
sosialisasi perubahan tarif (kenapa tarif listrik harus naik/turun).

DAFTAR PUSTAKA

1. Stokes, A. R. (2009). Global Public Relations Spanning Borders, Spanning Cultures.


New York: Routledge
2. Rusmadi, A. Z. (2006). Membangun Prakarsa Publik Mengawal Praktik Corporate
Social Responsibility. Yogyakarta: IRE Press Yogyakarta.
3. Ian Worthington dan Chris Britton (2006). The Business Environment. United Kingdom:
Pearson Education
4. Januari 16, 2017 from http://www.pln.co.id/2011/03/30/profil-perusahaan/
5. Januari 16, 2017 from http://www.pln.co.id/2011/03/30/pln-peduli/
6. Januari 19, 2017 from http://harianrakyatbengkulu.com/ver3/2016/10/11/peduli-budayabengkulu-pln-ikut-lestarikan-tabot/
7. Januari 19, 2017 from https://www.facebook.com/PT-PLN-Persero-Area-Bengkulu682387081899710/

14

Anda mungkin juga menyukai