Keterampilan
Diagnostik
Manajemen
Neonatus
Penyegaran
TinjauanPustaka
MasalahIstimewa
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi :Pasien 71 tahun, sulit buang air kecil, riwayat buang air kecil terputus-putus, tidak puas setelah berkemih dan mengejan
kuat untuk berkemih.
Tujuan : mengetahui gejala klinis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang serta komplikasi dari pembesaran prostat jinak.
Bahan bahasan:
Cara membahas:
TinjauanPustaka
Diskusi
Riset
Presentasi dan diskusi
Kasus
Email
Audit
Pos
Datapasien:
Nama: Tn.Ab
Telp: -
Pemeriksaan USG:
Kesan Pembesaran Prostat Jinak dengan Pembesaran kearah buli dengan volume prostat 83,4 mm3
Tidak terdapat penebalan mukosa vessica urinaria, massa (-).
3. Assesment (Penalaran Klinis):
Keluhan sulit buang air kecil disebabkan oleh karena pembesaran prostat yang menyebabkan penyempitan pada saluran
urethra pars prostatika. Keluhan pasien sebelumnya yaitu perlu mengejan kuat ketika buang air kecil, buang air kecil yang
terputus-putus, buang air kecil yang tidak puas terasa ada sisa merupakan spektrum dari LUTS/ Lower urinary tract symptoms
yang tipe obstruktif yang merupakan gejala klinis yang umumnya ditemui pada pasien dengan pembesaran prostat jinak.
Pada pemeriksaan Fisik juga didapatkan sulkus mediana prostat yang tidak teraba, konsistensi kenyal, permukaan licin dan
nyeri tekan tidak ada serta hasil USG yang menunjukan peningkatan volume prostat danpa tanda kalsifikasi sehigga dapat
disimpulkan merupakan pembesaran prostat jinak dan menyingkirkan kemungkinan keganasan pada prostat yang umumnya
memiliki keluhan yang sama, namun untuk memastikannya perlu adanya pemeriksaan Prostat spesifik antigen/ PSA.
Pada pasien juga tidak di jumpai adanya tanda klinis yang mengarah ke arah infeksi saluran kemih yang merupakan
komplikasi dari adanya pembesaran prostat jinak.
4. Plan
Edukasi:
Edukasi pada pasien mengenai penyakit, penatalksanaan yang kemungkinan dapat dilakukan serta komplikasi penyakit yang
dapat terjadi
Edukasi pola hidup sehat pada pasien
Konsultasi:
Konsultasi dengan dokter spesialis bedah mengenai diagnosis pasien dan pentalaksanaan pasien
Pasien dilakukan persiapan untuk di lakukan tindakan operatif dengan tujuan mengurangi penekanan pada saluran urethra pars
prostatika sehingga diharapkan keluhan yang dirasakan pasien dapat berkurang ataupun hilang
Pasien dilakukan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis anestesi dan reanimasi.
Pasien dilakukan pemasangan kateter dengan tujuan menghilangkan retensi urine pada pasien.