Anda di halaman 1dari 15

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016

http://jurmafis.untan.ac.id

KONFLIK SOSIAL PASCA BERDIRINYA PERUSAHAAN


PERKEBUNAN KELAPA SAWAIT
( Studi di Areal PT. Harapan Sawit Lestari dan PT. Ayu Sawit Lestari di
Desa Tanggerang Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang)
Oleh:
ALBERTINA EGER L
NIM. E51112048
Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016
E-mail: Albertina.eger@yahoo.com

Abstrak
konflik sosial terjadi pasca berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit di desa Tanggerang yang
menimbulkan konflik antara masyarakat dengan perusahaan, masyarakat dengan masyarakat yang menimbulkan
kekacauan bagi kehidupan masyarakat, lahan kosong milik masyarakat diambil alih oleh pihak perusahaan
sehingga membuat beberapa masyarakat kehilangan mata pencarianya. Fakta bahwa fenomena yang terjadi
perusahaan mengambil alih hak-hak lahan adat yang merupakan milik masyarakat adat, salah satu contohnya
adalah tanah kuburan milik nenek moyang masyarakat adat dijadikan jalan bagi perushaan dan tidak diganti
rugi. Penelitian ini lebih memfokuskan dampak negatif pasca berdirinya perushaan perkebunan kelapa sawit di
desa.Tanggerang. Dalam penelitian lebih banyak membahas tentang konflik sosial yang terjadi setelah
berdirinya perushaan perkebunan kelapa sawit. Metode yang digunakan untuk memahami dan menganalisis
penelitian ini mengenai masalah konflik sosial pasca berdirinya perushaan perkebunan kelapa sawit dan dampak
yang ditimbulkan. Adapun yang menjadi informan ialah Kepala Desa, Ketua adat, dan Masyarakat yang
mengalami konflik sosial.Tujuan untuk mendeskripsikan konflik sosial pasca beridirinya perusahaan
perkebunan kelapa (PT. Ayu Sawit Lestari dan PT. Harapan Sawit Lestari) di Desa Tanggerang Kecamatan
Jelai Hulu Kabupaten Ketapang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan suatu teori untuk mendukung
penelitian yang akan peneliti lakukan dari awal sampai akhir agar mendapatkan jawaban dan kesimpulan pada
penelitian tersebut. Adapun teori yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu konflik di teoritisi oleh
Randall Collins, berargumen bahwa didalam suatu ketidak setaraan kelompok-kelompok yang mengendalikan
sumber-sumber daya besar kemungkinan mencoba mengeksploitasi kelompok-kelompok yang memiliki sedikit
sumber daya, dia menunjukan dengan hati-hati bahwa eksploitasi seperti itu tidak harus melibatkan perhitungan
sadar dipihak orang-orang yang mendapatkan keuntungan dari situasi itu, lebih tepatnya para pengeskploitasi
hanya mengejar hal yang mereka anggap sebagai kepentingan dan menuguntungkan pihaknya. Didalam proses
situ mereka mengambil keuntungan dari orang-orang yang kekurangan sumber daya. Konflik sosial adalah kunci
dari permasalahan yang terjdi antara masyarakat dengan perushaan.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian permasalahan yang terjadi dalam konflik sosial masyarakat dikarenakan oleh kehadiran perusahaan
perkebunan di desa Tanggerang. Penyebab terjadinya perebutan yang mempengaruhi konflik sosial antara
masyarakat dengan perusahaan perkebunan adalah lahan yang diambil alih oleh perusahaan tidak memiliki
sertifikat atau SKT sehingga kepemilikan lahan masih tumpang-tindih. kepala desa terdahulu telah menjual
hutan adat kepada perusahaan tanpa seizin masyarakat, masyarakat tidak memiliki kekuatan untuk menuntut.
Tidak adanya informasi yang jelas baik dari perusahaan maupun pemerintah tentang perusahaan perkebunan.
Kata-Kata Kunci: Konflik Sosial, Masyarakat, Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit

1
ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048
Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016


http://jurmafis.untan.ac.id

THE SOCIAL CONFLICT WHEN THE ESTABLISHMENT OF OIL PALM


PLANTATION COMPANY
( Areal study in PT. Harapan Sawit Lestari and PT. Ayu Sawit Lestari in Tanggerang
Village, The District of Jelai Hulu, The Regency of Ketapang)
Abstract
This paper presents about the social conflicts occured when the establishment of oil palm plantation companies
in Tanggerang village that aroused a conflict between the community and the company, and then the community
and the community itself who caused trouble to people's lives, the community-owned that is vacuous land taken
over by the company that makes some people lose their livelihoods. The fact that the phenomenon happened the
company took over the rights of the custom area that is belong to the custom people, for instance is the ancestral
burial ground of the custom community be created as a the street for the company and no compensation. This
survey focused on the negative impact after the establishment of oil palm plantation in the village of
Tanggerang.In this study will more discussion about the social conflicts that occurred after the establishment of
oil palm plantation companies. The methods be used to understand and analyze the study on the issue of social
conflicts after the establishment of oil palm plantations company and the impacts. As for the informant is the
village head, the custom leader, and the communities were experiencing on social conflicts. The aim of this
study is to describe social conflicts after the establishment of oil palm plantation companies (PT. Ayu Sawit
Lestari and PT. Harapan Sawit Lestari) in the village of Tanggerang, the District of Jelai Hulu, the Regency of
Ketapang. In this study, the researcher used a theory in helping this research that will the researcher does from
beginning to the end, in order to get answers and conclusions of this study. The theory that researcher used in
this study is conflict theorists by Randall Collins, he argued that in an inequality of the groups that control
resources are likely to attempt to exploit the groups that have few resources, he showed carefully that
exploitation should not involve calculation consciously on the part of those who benefit from the situation,
precisely the exploiters only pursue what they perceived as the interests and benefit from it. In that process, they
take the advantages of people who lack of the resources. Social conflict is the key problems that occur between
the community and the company. The result showed that most of the problems that occur in the social conflict
societies due to the presence of the oil palm plantation companies in the village of Tanggerang. The cause of the
seizure that affects on the social conflict between communities and plantation companies are the land that taken
over by the companies do not have a certificate of land ownership or SKT (Surat Keterangan Tanah in Bahasa)
so the land ownership is still overlapping. The previous head of the village has been selling indigenous forests to
the companies without the permission of the community, so they do not have the power to prosecute. Hence it
was concluded that the lack of the clear information from the company and the government about the plantation
companies to the community.
Keywords: Social Conflict, Society, Oil Palm Plantation Companies.

2
ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048
Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016


http://jurmafis.untan.ac.id

tinggalkan yang sudah dipenuhi tanaman

A. PENDAHULUAN

karet lokal dan buah-buahan yang sudah


Meningkatnya permintaan global

ditanami sebelumnya. Tanaman tua dan

minyak

memicu

status kepemilikan lahan olah, sistem

ekspansi besarbesaran perkebunan kelapa

pertanian ini telah dijalankan secara turun

sawit di Kalimantan Barat. Kabupaten

temurun

Ketapang yang terletak di bagian paling

kesuburuan lahan.

akan

selatan

sawit

Propinsi

tengah

dengan

Kalimantan

Barat,

penagmatan

Dinas

masih relatif rendah dan mayoritas dari

mengarah

anggota keluarga tidak bisa baca tulis, hal

budaya

ini dipengaruhi oleh sarana dan prasarana

masyarakat menjadi kawasaan perkebunan

pendidikan yang kurang menunjang serta

monokultul kelapa sawit, khususnya PT.

miskinya informasi dan pengaruh dari

Harapan Sawit Lestari dan PT. Ayu Sawit

kemajuan kecamatan lain yang jauh lebih

Lestari yang telah berinvestor, telah

maju.

mengantongi beberapa hektar tanah untuk

Adapun masalah yang akan dibahas

perkebunan kelapa sawit tepatnya di

adalah

kecamatan Jelai Hulu.

berdirinya perusahaan perkebunan kelapa

Kecamatan Jelai Hulu terletak di Selatan

sawit, konflik terjadi akibat dari ada

Kabupaten Ketapang. Sebagian besar

masyarakat yang pro terhadap perusahaan

penduduk bermata pencarian sebagai

dan

petani, yaitu dengan berladang untuk

perusahaan perkebunan kelapa sawit.

menghasilkan padi, jagung, umbiumbian

Setelah kehadiran perusahaan perkebuan

serta mengambil hasil hutan, selain itu ada

kelapa sawit banyak konflik yang timbul

hasil

dijadikan

dikalangan masyarakat dan komunitas

masyarakat sebagai penghasilan utama

lokal yang telah menetap secara trun-

yaitu, tanaman tua ( karet, kelapa, buah-

temurun dan seacara aktif menggunakan

buahan). Sistem rotasi pertanian adalah

hutan

dengan

mencari nafkah sesuai dengan tradisi dan

berdasarkan

hasil

perkebunan

Propinsi

perubahan

fungsi

kawasan

perkebunan

priode

telah

yang

yang

kesuburan

tanah

dilakukan

dengan

mengandalkan

sistem

rotasi

Tingkat

mengandalkan

pendidikan

terjadi

ada

konflik

yang

untuk

masyarakat

sosial

menolak

kebutuhan

pasca

kehadiran

sehari-hari,

yang

pengetahuan adat. Sering kali pemilik hak

tempat

sesungguhnya tidak diajak bicara atau

tinggal di kebun tempat mereka menanam

tidak diberikan informasi terkait proyek

hasil pertanian, yang semula mereka

lahan

membuat

mereka

yang

menjadi

lahan
1

ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048


Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016


http://jurmafis.untan.ac.id

penanaman

kelapa

sawit

sehingga

perpecahan, permusuhan dan kecemasan

meninmbulkan masalah-masalah antara

akan kehidupan masa depan anak-anak

masyarakat

mereka.

setempat

yang menerima

kehadiran perusahaan perkebunan dengan


yang

menolak

kehadiran

perusahaan

Ada yang mendukung dan ada yang


menolak

menimbulkan

konflik

atau

perkebunan kelapa sawit serta masyarakat

perebutan tanah antara yang menerima

setempat dengan perusahaan perkebunan

investasi sawit dan yang menolak diantara

kelapa sawit.

warga

Selain
keuntungan
kepada

itu

janji

ekonomi
komunitas

kerja

yang

atau

diberikan

lokal,

setempat

sehingga

terjadi

persainagan secara tidak sehat antar warga


terjadi

perselisihan

dan

permusuhan

tidak

bahkan perkelahian antar keluarga besar

diprioritaskan atau tidak direalisasikan oleh

ada yang menerima dan ada yang menolak

pihak perushaan, selain itu perlakuan

investor sawit sehingga timbul gejolak

terhadap lahan masyarakat adat yang

perang dingin antar sesma suku

dianggap kosong sering kali menyesatkan:

yang ada di kampung Tanjung desa

pada kenyataanya, sebagian besar area

Tanggerang kecamatan Jelai hulu.

yang di targetkan untuk pengembangan

dayak

Menurut Antonius Pryani Widjaya

kelapa sawit adalah lahan masyarakat adat

Direktur Eksekutif

yang memiliki hak adat, yang merupakan

Hidup Indonesia (WALHI 16/12/2015)

sangat

pencarian

Kalimantan Barat, tidak hanya lingkungan

masyarakat serta identitas budaya lokal

yang menjadi permasalahan yang dihadapi

mereka, penyerapan tenaga kerja upah

warga tetapi

rendah dengan protes hak pekarja yang

kerukunan,

buruk.

kekompakan antar warga menjadi sebuah

penting

bagi

mata

Wahana Lingkungan

juga konflik, hilangnya


gotong

royong

serta

Merasa tidak wajar oleh perlakuan

masalah sosial yang sangat rumit bagi

perusahaan terhadap masyarakat terjadilah

kehidupan warga. Perpecahan antar warga

bermacam konflik perebutan tanah antara

setempat akibat dari perebutan lahan juga

masyarakat

perusahaan,

menyebabkan hilangnya mata pencarian

diantaranya bentuk pemblokiran jalan,

para masyarakat yang merupakan bermata

penahanan alat berat dan penebangan

pencarian sebagai penjual kayu bakar

beberapa batang kelapa sawit, kerugian

karena lahan kosong atau tanah yang

yang dirasakan masyarakat tidak hanya

digunakan sebagai penghasil kayu bakar

merasa kehilangan sumber ekonomi tetapi

telah dijual oleh warga penerima investor

dengan

pihak

2
ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048
Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016


http://jurmafis.untan.ac.id

sawit

dan

dijadikan

perkebunan

kelapa

pemenuhan

ekonomi

terhalang,

sebagai
sawit,

temurun, tidak hanya itu adat istiadat,

sehingga

kebudayaan masyarakat menjadi hilang.

warga

Adapun

bentuk

penyelesaian

yang

dilakukan antara pihak masyarakat dengan

sebagai penjual kayu bakar membuat

perusahaan adalah dengan menggunakan

warga menjadi pengangguran. Dengan

hukum adat telah beberapa kali pihak

demikian timbul rasa ingin memusuhi,

perusahaan terkena sangsi hukum adat

menjatuhkan dan menyalahkan

akan tetapi masih beluma ada perubahan

mengambil

mata

menjdi
pencarian

yang

hilangnya

lahan

investor,

alih

lahan

milik

atau efek jera, meskipun telah dihukum

ini

sangat

besar

adat masih saja terjadi kesalahan yang

pengaruhnya terhadap lingkungan sosial

sama dengan pihak perusahaan. System

masyarakat,

rasa

kepemilikan tanah masih menggunakan

kekeluargaan, kekompakan dan kegotong

system berdasarkan hukum adat, yaitu

royongan

pencarian,

dengan mengandalkan tempat berladang

timbul konflik yang meresahkan dan

nenek moyang mereka, ketika tanah itu

mengganggu kehidupan sosial masyarakat.

milik nenek moyang mereka maka semua

Selain

dan

anak cucu dan keturanan berhak memiliki

perebutan lahan antara warga dengan

dan menggunakan lahan tersebut dan sahn

perusahan yang merupakan sebagian besar

menurut hukum adat yang berlaku di desa

bukan penduduk asli desa Tanggerang

tersebut.

masyarakat,

konflik

tidak

ada

kehilangan

itu

terjadi

lagi

mata

perselisihan

(Transmigrasi) yang merupakan penduduk


luar kalimantan barat warga penduduk asli
merasa

terasingkan

Masyarakat

yang

dan

tertindas.

merupakan

B. KAJIAN PUSTAKA

bukan

penduduk asli mempunyai pendidikan

2.1.1 Konflik Sosial

tinggi,

Konflik sosial menurut Robbins (2003)

sehingga

masyarakat

asli

terdiskriminasi di tanah sendiri, kehilangan

adalah

Konflik dimaknai sebagai suatu

mata pencarian, tanah, serta perpecahan

proses

yang

kelompok

merasakan

warga

yang

dulu

adalah

mulai

bahwa

bila

satu

pihak

pihak

lain

telah

keluarga besar, dengan adanya perkebunan

mempengaruhi secara negatif, atau akan

kelapa sawit warga terancam kehilangan

segera

persentase yang besar dari sisa tanah yang

sesuatu yang diperhatikan oleh pihak

diwariskan nenek moyang secara turun

pertama. Tidak satu masyarakat pun yang

mempengaruhi

secara

negatif,

3
ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048
Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016


http://jurmafis.untan.ac.id

tidak pernah mengalami konflik antar

kebendaan

anggotanya

kelompok

sepenuhnya asal tidak bersalahan dengan

masyarakat lainnya, konflik hanya akan

UndangUndang atau peraturan umum

hilang

yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang

atau

dengan

bersamaan

dengan

hilangnya

itu

dengan

masyarakat itu sendiri. Konflik bisa terjadi

berhak

karena hubungan antara dua pihak atau

mengganggu hakhak orang lain semuanya

lebih (individu atau kelompok) yang

itu dengan tidak mengurangi kemungkinan

memiliki atau merasa memiliki tujuan-

akan pencabutan hak itu demi kepentingan

tujuan yang tidak sejalan, konflik sosial

umum berdasar atas ketentuan Undang

adalah suatu interaksi antara orang-orang

Undang dan dengan pembayaran ganti

atau kelompok yang saling bergantung

rugi.

merasakan adanya tujuan yang saling

Pemilik tanah menurut Marcus Colchester

bertentangan dan saling mengganggu satu

(2006) adalah individu yang mendiami

sama lain dalam mencapai tujuan itu.

suatu wilayah secara turun-temurun tinggal

2.2.1 Penegrtian Pemilik Tanah

di

Pemilik Tanah menurut Nurhidayat (2006)

pekerjaan untuk kepentingan keluarga atau

adalah seseorang yang mempunyai hak

sendiri, dimana tanah merupakan sumber

atas

penghasilan sehingga masyarakat memiliki

tanah

berwenang

untuk

menetapkannya,

kedaulatan

suatu

wilayah

serta

dan

tidak

melakukan

mempergunakan atau mengambil manfaat

kebun, tanaman serta kekayaan alam.

atas tanah yang menjadi haknya serta sah

2.2 Kajian Teori

secara hukum dan memiliki seterfikat,

Menurut buku Panduan sistematis tradisi

dalam pasal 16 UU agraria disebutkan

dan tren terdepan teori sosial (2012:20)

adanya dua hak yang sebenarnya bukan

secara umum, teori adalah sebuah sistem

merupakan hak atas tanah yaitu hak

konsep abstrak yang mengindikasikan

membuka tanah dan hak memungut hasil

adanya hubungan di antara konsep-konsep

hutan karena hakhak itu tidak memberi

tersebut yang membantu kita memahami

wewenang untuk mempergunakan atau

sebuah fenomena sehingga bisa dikatakan

mengusahakan tanah tertentu.

Hak

bahwa suatu teori adalah suatu kerangka

eigendom

yang

kerja

adalah

hak

seperti

konseptual

untuk

mengatur

dimaksud pasal 570 KUHP yaitu, hak

pengetahuan dan menyediakan suatu cetak

milik

biru untuk melakukan beberapa tindakan

adalah

kegunaan

hak

sesuatu

untuk

menikmati

kebendaan

dengan

selanjutnya atau teori adalah sebuah proses

leluasa dan untuk berbuat bebas terhadap

mengembangkan ide-ide yang membantu


4

ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048


Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016


http://jurmafis.untan.ac.id

kita menjelaskan bagaimana dan mengapa

ide mereka kepada seluruh masyarakat,

suatu peristiwa terjadi (Anthony Giddens,

suatu ide dipaksakan kepada orang-orang

Jonathan H. Turner (2010).

yang tidak memiliki sumber-sumber daya.

Dalam penelitian
menggunakan suatu teori

ini,

peneliti

untuk

Sebagai contoh, masyarakat yang


memiliki lahan diambil alih kepemilikanya

mendukung penelitian yang akan peneliti

oleh

lakukan dari awal sampai akhir agar

perusahaan memiliki kekuasaan dan ide-

mendapatkan jawaban dan kesimpulan

ide

pada penelitian tersebut. Adapun teori yang

sehingga

menimbulkan

digunakan peneliti yaitu Teori Randall

dimasyarakat

karena

Collins berargumen bahwa didalam suatu

adanya ketidak adilan yang dirasakan

ketidak setaraan kelompok-kelompok yang

masyarakat pasca kehadiran perusahaan

mengendalikan sumber-sumber daya besar

perkebunan

kemungkinan mencoba mengeksploitasi

merupakan hasil jaringan konfik, kompetisi

kelompok-kelompok yang memiliki sedikit

tujuan, dan kepentingan yang berdasarkan

sumber daya, dia menunjukan dengan hati-

perbedaan

hati bahwa eksploitasi seperti itu tidak

pekerjaan, pendidikan, afilisasi politik, dan

harus

sebagainya.

melibatkan

perhitungan

sadar

dipihak orangorang yang mendapatkan

pihak

untuk

perusahaan

menguasai

kelapa

lahan

pihak

tersebut
konflik

perselisihan

sawit,

pendapat,

Menurut

karena

hal

gender,

Randall

dan

ini

etnis,

Collins,

keuntungan dari situasi itu, lebih tepatnya

keteraturan sosial ditemukan pada paksaan

para pengeskploitasi hanya mengejar hal

yang terorganisasi. Ada dunia ideologi dari

yang mereka anggap sebagai kepentingan

kepercayaan (agama dan hukum) dan dunia

dan menuguntungkan pihaknya. Didalam

perjuangan yang digarisbawahi melebihi

proses situ mereka mengambil keuntungan

kekuasaan. Gagasan-gagasan dan moral

dari orang-orang yang kekurangan sumber

tidak lebih dahulu dari interaksi, tetapi

daya. Randall Collins mengatakan

secara sosial terbentuk dan melayani

teori

konflik melihat fenomena budaya seperti

kepentingan kelompok untuk konflik.

kepecayaan-kepercayaan dan ideal-ideal

,peperangan atau perjuangan yaitu berupa

dari sudut pandang kepentingan, sumber

kontrafrontasi fisik antara beberapa pihak

daya, dan kekuasaan, kemungkinan besar

atau ketidak sepakatan. Teori konflik

kelompok-kelompok

mempunyai

menjelaskan melalau perspektif bahwa

sumber-sumber daya, sehingga mempunyai

analisis-analisis mengenai prilaku individu

kekuasaan, dapat memaksa sistemsistem

itu membuat tahapan aksi-reaksi, dimana

yang

5
ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048
Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016


http://jurmafis.untan.ac.id

prilaku masing-masing pihak merupakan

saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

respon

tampak sebagaimana adanya. Penelitian ini

terhadap

menjadi

perilaku

terabaikan,

pihak

konflik

lain

adalah

bermaksud

memberikan

gambaran

persemaian yang subur bagi terjadinya

terhadap dampak apa yang di alami subjek

perubahan

penelitian, misalnya perilaku, tindakan, dan

sosial,

orang

yang

menganggaap situasi yang di hadapi tidak

pandangan

mengenai

interaksi

adil atau menganggap bahwa kebijakan

Penelitian

ini

yang berlaku saat ini biasanya mengalami

penelitian

kualitatif

pertentangan dengan aturan yang berlaku

menganggap permasalahan yang diteliti

sebelumnya.

cukup kompleks dan dinamis sehingga data

menggunakan

sosial.
metode

karena

peneliti

yang diperoleh dari informan tersebut


terjaring

dengan

metode

yang

lebih

alamiah yakni interview atau wawancara

C. METODE PENELITIAN

langsung dengan para informan sehingga


3.1

Jenis Penelitian

didapatkan jawaban yang alamiah pula.

Menggunakan analisis deskriptif

Menggunakan metode penelitian kualitatif

untuk mengetahui dampak dan kendala di

karena lebih mengarah kepada konflik dan

masyarakat

perilaku masyarakat dalam menghadapi

mengenai

perusahaan

perkebunan kelapa sawit yang terkait

perusahaan perkebunan kelapa sawit.

dengan lahan dan hutan milik warga, dalam


penelitian ini penulis menggunakan metode

3.2

penelitian

kualitatif,

instrumen

kunci,

Langkah-Langkah Penelitian

peneliti

adalah

Adapun langkah-langkah penelitian yang

dengan

teknik

di tempuh dalam mengumpulkan informasi

pengumpulan data bersifat induktif, dan

awal dimulai dari informasi kunci yang

hasil

lebih

dianggap mengetahui secara detail dan

menekankan makna yang sesuai dengan

mendalam, maka penjarinagan informasi

fakta lapangan.

dilanjutkan pada subyek penelitian.

penelitian

kualitatif

Penelitian ini tergolong penelitian


deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Metode deskriptif adalah sebagai prosedur

D. PEMBAHASAN

pemecahan masalah yang diselidiki dengan


menggambarkan atau melukiskan keadaan
subyek atau obyek penelitian pada waktu

Berladang merupakan
bergotong-royang

masyarakat

kebiasaan
dapat
6

ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048


Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016


http://jurmafis.untan.ac.id

menyelesaikan dan menghasilakan hasil

besar dari masyarakat desa Tanggerang

tani mereka secara memuaskan, saling

telah memiliki SKT.

berbagi dengan tujaun hasil panen dapat

Muncul

masalah

baru

yang

memenuhi kebutuhan makanan semua

membuat masyarakat sangat resah, hilang

masyarakat desa, meskipun hanya bermata

tradisi

pencarian sebagai petani masyarakat hidup

kebersamaan, serta hukum adat yang tidak

dengan makmur dan damai, rukun tanpa

lagi berlaku, pada saat itu perushaan

ada pertikaian.

kelapa sawit muncul di Desa

Walaupun
pencarian sebagai
masyarakat

turun temurun, gotong-royang

hanya bermata

Tanggerang,

paetani

kepemilikan lahan yang belum jelas,

para

belum

lagi

system

bisa menyekolahkan anak

kepemilikan lahan berdasarkan hukum

ke perguruan tinggi, karena hasil hutan dan

adat masih tumpang tindih, belum ada

ladang cukup menjanjikan bagi masyarakat

cukup bukti yang bisa membuktikan

desa Tanggerang, tetapi banyak lahan

pemilik sebenarnya lahan yang masih

kosong yang belum digarap dan ditanami,

kosong.

yang belum jelas siapa pemilik sebenarnya,


kepemilikan

lahan

berdasarkan

pembagian

kosong
ataupun

Karena kondisi kepemilikan lahan

tidak

yang belum memiliki bukti yang jelas

SKT

hanya berdasarkan

hukum adat yang

melainkan berdasarkan tempat berladang,

dipercayai di daerah tersebut, maka

bila salah satu masyarakat bercocok tanam

memudahkan perusahan tersebut untuk

atau berladang dilahan yang kosong akan

mengambil alih kepemilikan lahan kosong

di anggap sebagai pemiliknya, dan sah

milik

secara hukum adat, lahan tersebut menjadi

perushaan, sehingga masyarakat tidak lagi

miliknya dan bisa di wariskan secara turun

memiliki hak atas lahan kosong milik

temurun kepada anak cucu.

yang telah sejak zaman nenek moyang.

masyarakat

menjadi

milik

Sistem kepemilikan lahan ini telah

Pihak perusahaan mengambil alih lahan

ada sejak berdirinya kampung tersebut,

kosong berdasakan izin dari kepala desa

telah

terdahulu yang menjual tanah kampung

menjadi

tradisi

masyarakat,

meskipun demikian masyarakat yang telah

desa

mengenal

perusahaan

system

kepemilikan

lahan

Tanggerang
dengan

kepada

pihak

tujuan

untuk

secara hukum telah membuat SKT bagi

menambah harta kekayaan pribadi, kepala

lahan yang di miliknya, jadi sebagian

desa

menjual

masyarakat

lahan
tanpa

kosong

milik

sepengetahuan
7

ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048


Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016


http://jurmafis.untan.ac.id

masyarakat, setelah kepala desa yang

kesulitan yang belum terpecahkan. Untuk

lama meninggal dunia baru diketahui

mempertahankan

bahwa

telah

mereka para masyarakat mngumpulkan

pihak

para masyarakat dan tokoh-tokoh adat

perusahaan telah mengambil alih lahan

sehingga terkumpul masyarakat sekitar 70

kosong yang dianggap telah menjadi milik

orang (warga laki-laki), tentu dengan 3

perushaan.

orang

tanah

menjadi

kosong

milik

tersebut

perusahaan,

Akan tetapi masalah yang timbul

lahan

sebagai

mendiskusikan

kosong

milik

pemimpin

untuk

bagaimana

cara

tidak hanya karena lahan yang dijual oleh

penyelesaianya, setelah berkumpul untuk

kepala desa terdahulu kepada perusahaan

mufakat dapat diambil penyelesaianya

perkebunan tersebut tetapi juga lahan

yaitu dengan mendatangi pihak perusahaan

milik masyarakat yang diambil alih oleh

untuk menutut

perusahaan tanpa seizin masyarakat, hal

tuntutan agar perusahaan perkebunan mau

tersebut terjadi karena lahan kosong milik

mengembalikan lahan yang di ambil alih

perusahaan berdekatan dengan lahan milik

oleh pihak perusahaan perkebunan.

masyarakat yang kepemilikannya belum

dan berdemo sebagai

Setelah datang kepada perusahaan

sah secara hukum, kepemilikan lahan

terjadi

kosong tersebut hanya berdasarkan hukum

perkebunan

kelapa

sawit

adat

masyarakat

sebagai

penuntut,

yang

berlaku

diantaranya

kekerasan

antara

perusahaan
dan

para
karena

berdasarkan tempat atau ladang nenek

kekerasan amarah yang tidak tertahankan 3

moyang

tersebut

orang mengalami luka parah dan masuk

perusahaan

rumah sakit setempat, ketiga orang ini

mengambil alih lahan kosong milik

bernama Epeng (42 tahun) bekerja sebagai

masyarakat

penjaga

terdahlu,

memudahkan

perushaan,

hal

pihak

menjadi

milik

kondisi

pihak

keamanan

di

perusahan

demikian

pekerkebunan, Ilip (29 tahun) karyawan

menyebabkan kepemilikan lahan yang

perusahan, Bran (50 tahun) bekerja sebagai

sebenarnya belum diketahui, cara menutut

Hansip di perusahan perkebunan, Mereka

kepada pihak perusahaan pun tidak punya

yang mengalami luka-luka akibat dari

hak yang kuat untuk melawan atas kasus

kekerasan pihak masyarakat adalah warga

tersebut.

desa Tanggerang tetapi merupakan kaki

Oleh karena itu masyarakat menjadi

tangan pihak perusahan.

semakin bingung untuk melawan atau pun

Peristiwa tersebut tidak berakhir

menutut sehingga masyarakat mengalami

hanya dengan berdamai setelah pulang


8

ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048


Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016


http://jurmafis.untan.ac.id

rumah masingmasing kurang lebih satu

mau membayar maka harus masuk penjara

minggu

penyerangan

selama 18 bulan, masyarakat merasa

kepada pihak perushaan tersebut, yaitu

dirugikan akan hal tersebut oleh karena itu

pada tanggal 21 maret 2014 lalu, datang

pihak masyarakat hanya membayar 20 juta

sebuah surat tuntutan kapada pemimpin

rupiah tetapi Vitalis Andi tetap menjadi

masyarakat yang memimpin demo kepada

tahanan kota selama 6 bulan.

setelah

kejadian

perusahan, surat tersebut merupakan surat


panggilan

untuk

penyidikan

karena

kekerasan kapada ketiga orang


bekerja

kepada

juga berakhir lahan tetap di ambil alih


perusahan

perkebunan,

masyarakat

perusahan

mengalami penurunan tingkat ekonomi

perkebunan. Vitalis Andi (35 tahun) yang

akibat lahan telah ditanami sawit oleh

bertanggung

jawab

perusahan masyarakat tidak bisa berladang,

menyebabkan

kerusakan

perkebunan

pihak

yang

Karena masalah tersebut belum

serta

dan

dianggap

pada

sebagai

lahan

menghasilkan uang, bekerja sebagai buruh

pemimpin

di perusahaan masyarakat hanya dibayar

masyarakat untuk melakukan kekerasan

rendah

tersebut

menjadi

oleh

pihak

perushaan

tersangka

karena

Rp.25.000/hari perorangan. Dengan upah

menggunakan

lahan

perhari hanya Rp.25.000/hari masyarakat

perkebunan tanpa izin melakukan tindakan

tidak bisa membangun rumah yang bagus,

lain

baik

kebutuhan ekonomi tidak terpenuhi secara

sendirian maupun bersama-sama dan harus

layak, harga sembako semakin meningkat,

di

bawa kekantor pengadilan Negeri

masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa

Kabupaten Ketapang agar bertanggung

pihak desa setempat tidak ada kebijakan

jawab, bahwa telah melakukan tindakan

yang

yang

masyarakat.

dianggap

telah

yang

mengganggu

mengakibatkan

keterlambat

operasi

operasi

gangguan

dan

perusahaan

serta

bisa

memperbaiki

ekonomi

Tetapi tidak semua masyarakat

kerugian material sebesar kurang lebih Rp.

menderita

122.000.000.

ekonomi ada diantara masyarakat yang

Setelah datang kekantor polisi dan

atau

mengalami

penurunan

mengalami kenaikan tingkat ekonomi yaitu

di melakukan penyidikan atas karena

para

pedagang,

kekerasan yang di

lakukan

untuk

kedatangan pihak perusahan malah sangat

Mempertahankan

lahan

masyarakat

menguntungkan bagi para pedagang karena


kebutuhan

di

desa

konumen

tersebut,

maka Vitalis Andi di tuntut oleh perushaan

tingkat

semakin

dengan denda Rp. 122.000.000 jika tidak

meningkat. Dengan kata lain yang kaya


9

ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048


Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016


http://jurmafis.untan.ac.id

semakin kaya yang miskin semakin miskin

kebutuhan ekonomi kelurga tidak aka nada

begitulah

pribahasa

konflik karena masalah yang timbul akibat

masyarakat

desa Tanggerang gunakan

yang

sering

kurangnya

mata

pencarian,

masyarakat,

serta

dalam melihat kehidupan sosial yang ada

penghasilan

membuat

di masyarakat.

masyarakat kurang nyaman, tertindas di

Sejak awal pihak perusahan kurang

tanah sendiri, sedangkan tanah tersebut

mengimformasikan tentang pengambilan

telah menjadi warisan turun temurun sejak

oleh pihak perusahan.

nenek moyang mereka zaman dahulu.

5.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Konflik

1.

Sosial

Berpengaruh

terhadap

tingkat

pengangguran yang semakin tinggi


a.

Kurangnya komunikasi
perushaan

dengan

antara

masyarakat

di Desa Tanggerang.
2.

setempat.
b.

Upah

buruh

yang

kurang

kebutuhan ekonomi masyarakat.

d.

e.

perushaan

3.

Semakin

tingginya

angka

kemiskinan di Desa Tanggerang.


4.

mengambil

Timbulnya

kesenjangan

sosial

ekonomi di masyarakat hal ini

lahan milik masyarakat tanpa izin

dikarenakan

Kurangnya

informasih

antara pihak perushaan dengan

pemerintah

daerah

dari
kepada

masyarakat

adanya

perbedaan

setempat,

adanya

masyarakat tentang perushaan.

konflik,

Rendahnnya tingkat pendidikan

kurangnya kerja sama, gotong-

untuk mendapat pekerjaan yang

royong.

layak
f.

sosial,

Tanggerang.

tidak cukup untuk memenuhi

Pihak

kehidupan

maupun ekonomi masyarakat desa

memuaskan atau rendah karena

c.

Berpengaruh

Tanah

5.

kuburan

milik

nenek

perebutan

lahan,

Berpengaruh

kepada

kehilangan

kebudayaan,

dikarenakan

hutan

moyang mereka di ambil dan di

adat tidak lagi ada maka ritual adat

tanami sawit.

tidak lagi dilakukan.

Karena kehilangan mata pencarian


membuat masyarakat mempermasalahkan
lahan milik mereka yang telah di jual dan
diambil tanpa seizin mereka, jika upah
sebagai buruh sesuai dan bisa memenuhi
10
ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048
Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016


http://jurmafis.untan.ac.id

kegotongroyongan

E. KESIMPULAN

dan

kekompakan tidak lagi terjaga.


Setelah
dengan

melakukan

judul

Konflik

penelitian

Sosial

4.

Pasca

Kehilangan mata pencarian akibat


dari penjualan dan pengambilan

Berdirinya Perusahaan Perkebunan Kelapa

lahan

Sawit ( PT. Ayu sawit Lestari

masyarakat, serta pembayaran upah

Dan PT. Harapan Sawit Lestari Di Desa

buruh yang sangat rendah.

Tanggerang

Kecamatan

Jelai

kosong

tanpa

seizing

Hulu

Kabupaten Ketapang). Kesimpulan yang


dapat di ambil dari perumusan masalah

F. SARAN

adalah
1.

Hubungan

antar

Untuk

para

pemerintah

dan

dengan

masyarakat,

perusahaan agar selalu menjaga

masyarakat

dengan

pemerintah

komunikasi yang baik dengan

dengan

masyarakat, informasi yang jelas

masyarakat setempat yang kurang

tentang kepemilikan lahan agar

harmonis, serta tidak ada kejelasan

masyarakat

informasi kedatangan perusahaan

wawasan yang luas serta tujuan

dan kejelasan tentang kepemilikan

yang di capai sesuai harapan

lahan secara sah.

masyarakat

Adanya rasa kecemburuan sosial

menimbulkan

antar sesama warga setempat serta

berkepajangan, meperjelas bata-

komunikasi, informasi kepemilikan

batas wilayah antar lahan baik

lahan hanya berdasarkan hukum

milik perusahaan maupun milik

adat tidak berdasarkan

warga.

masyarakat

SKT
3.

1.

perusahaan

desa,

2.

komunikasi

2.

lebih

memiliki

sehingga

tidak

konflik

yang

Untuk para masyarakat jangan

Kepemilikan lahan yang masih

melakukan

tumpang

sehingga

perhitungan, serta membuat SKT

yang

yang jelas agar tidak tumpang

dan

tindih bagian-bagian lahan, kebun

masalah sosial yang menimbulkan

karet sehingga jelas batas-batas

perpecahan, serta hilangnya mata

wilayah dan kepemilikannya.

tindih

menimbulkan

konflik

berkepanjangan,

kekerasan

pencarian,

hukum

adat,

kekerasan

tanpa

situasi
11

ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048


Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016


http://jurmafis.untan.ac.id

G. REFRENSI

Abu,
A (1982) Pengantar Sosiologi.
Sukarta: Ramadani.
Afrizal,
N
(2013)
Konflik
atau
Persetujuan? Sektor Kelapa Sawit di
Persimpangan Jalan. Pontianak : Walhi
Eksekutif Kalimantan Barat.
Ahmad,
N
(2009)
Pembangunan
Perkebunan Kelapa Sawit di Perbatasan
IndonesiaMalaysia
Diskriminasi
Masyarakat
Adat.
Jakarta:
Tim
Advokasi Sawit Perbatasan.
Daniel,
D (2006) Resolusi Konflik.
Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia.
Dahrendorf , R (1959) Class and Class
Conflict In Industrial Society. Stanford
California: University Press.
Fia, (2007) Peranan Kepala Adat dalam
Penyelesaian Sengketa melalai Mediasi.
Tesis.Pontianak Universitas TanjungPura.
Giddens, A (2010) Social Theory
Today.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kurniawan,
H
(2013)
Resisitensi
Masyarakat Terhadap Eksistensi
Pertambangan
Emas.Skripsi.
Makasar.Universitas
Hasanuddin.
Maleong, L, J (2011) Metode penelitian
Kulalitatif. Bandung: PT. RajaGrafindo
Persada.
Meria, D (2012) Analisis Kebijakan
Pengelolaan
Perkebunan
Kelapa
Sawit.Skripsi.
Semarang.
Universitas
Diponegoro.
Nurhidayat,
(2006)
Mikrobiologi
Industri.Yogyakarta: Gudang Penerbit.

Rusmadi, M (1991)Penyelesaian Hukum


Atas Tanah. Bandung: Perpustakaan
Hukum.
Ritzer, G (2012). Teori Sosiologi Edisi
Kedelapan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sugiyono, (2008) Metodelogi Penelitian
dan Pendidikan. Malang: Bumi Aksara.
Soekanto, s ( 1990) Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Saputra, B ( 2011) kehidupan Anak Gagal
Sekolah di keluarga Mampu. Skripsi.
Pontianak. Universitas Tanjungpura.
Umit, A (1960) Kritik Sosial Politik.
Bandung: Jalan Sutra.

Rujukan Eletronik:
https://fitri05.wordpress.com/2009/06/21/k
asussengketa-tanah-meruya-selatanjakartabarat. di akses pada senin 14
desember 2015 pukul 14.00 wib.
https://www.google.com/search
Analisipengelolaan-perkebunan-kelapa
sawit. di akses pada senin 14 desember
2015 pukul 14.30 wib.
https://www.google.com/search?q=Persiste
nsi-danResistensi-Masyaraka
TerhadapPersistensi- Pertambangan-Emas. Di akses
pada senin 14 desember 2015 pukul 15.00
wib.
https://www.google.co.id/search?q=Klaim
+menuru
t+kamus+besar+bahasa+
Indonesia. Di akses pada 21 maret 2016
wib.
http://iroellive.blogspot.co.id/2010/09/men
ganalrandall-collins.html/. Diakses pada 1
april 2016.

12
ALBERTINA EGER L, NIM. E51112048
Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN

Anda mungkin juga menyukai