Menghitung Balance Cairan
Menghitung Balance Cairan
Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka
hitung dalam ukuran di urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus menampung
urinenya sendiri, biasanya ditampung di botol air mineral dengan ukuran 1,5 liter,
kemudian feses.
IWL (insensible water loss(IWL) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan
sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa.
RUMUS IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam
24 jam
24 jam
24 jam
= (202) + 37,5cc
24
Contoh Kasus:
Tranfusi WB = 300 cc
AM = 300 cc (5 cc x 60 kg) +
2700 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 900 cc (15 cc x 60 kg) +
-
2900 cc
Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam : Intake cairan output cairan
2700 cc 2900 cc
200 cc.
Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL
gunakan rumus :
IWL + 200 (suhu tinggi 36,8 .C), nilai 36,8 C adalah konstanta
Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 C, berapakah Balance cairannya?
berarti nilai IWl Tn Y= 900 + 200 (38,5 C 36,8 .C)
= 900 + 200 (1,7)
= 900 + 340 cc
= 1240 cc
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output :
Drainage = 100 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 1240 cc +
3240 cc
Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc 3240
cc = -540 cc
Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air
Metabolisme, menurutIwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do
(1995) dari PT. Otsuka Indonesia yaitu:
Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 usia anak dalam
tahun) x cc/kgBB/hari
CONTOH :
Infus : 1000 cc
AM : 112 cc + (8 cc x 14 kg)
2112 cc
Urin : 1000 cc
1478 cc
2112 cc 1478 cc
+ 634 cc
yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan
rumus:
378 + 600
978 cc
Urin : 1000 cc
IWL : 978 cc +
-
2078 cc
+ 34 cc.
b.Iklim :
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui
keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat
kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c.Diet :
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi
tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum
albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan
dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
d.Stress :
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga
bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e.Kondisi Sakit :
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh Misalnya :
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake
cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f.Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatgan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi
cairan dan elektrolit tubuh.
h.Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama
pembedahan.
1. Dehidrasi
2. Syok hipovolemik
1. Hiponatremia
Causa : CHF, gangguan ginjal dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison
Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam beberapa jam, pasien mungkin mual,
muntah, sakit kepala dan keram otot.
Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit kepala
hebat, letargi, kejang, disorientasi dan koma.
2. Hipernatremia
Definisi : Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L)
Causa : Kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik, diuresis
osmotik, diabetes insipidus, sekrosis tubulus akut, uropati pasca obstruksi, nefropati
hiperkalsemik; atau karena hiperalimentasi dan pemberian cairan hipertonik lain.
Tanda dan Gejala : iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang
sekunder terhadap hipernatremia.
3. Hipokalemia
Etiologi
Diuretik
Maldistribusi K+
Hiperaldosteron
4. Hiperkalemia
Etiologi :
Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau kronik,
diuretik hemat kalium, penghambat ACE.
beban kalium dari nekrosis sel yang masif yang disebabkan trauma (crush
injuries), pembedahan mayor, luka bakar, emboli arteri akut, hemolisis,
perdarahan saluran cerna atau rhabdomyolisis. Sumber eksogen meliputi
suplementasi kalium dan pengganti garam, transfusi darah dan penisilin
dosis tinggi juga harus dipikirkan.
Insufisiensi adrenal
Hipoaldosteron
Tanda dan Gejala : Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung. EKG
memperlihatkan perubahan-perubahan sekuensial seiring dengan peninggian
kalium serum. Pada permulaan, terlihat gelombang T runcing (K+ > 6,5 mEq/L). Ini
disusul dengan interval PR memanjang, amplitudo gelombang P mengecil, kompleks
QRS melebar (K+ = 7 sampai 8 mEq/L). Akhirnya interval QT memanjang dan
menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi ventrikel dan asistole cenderung terjadi pada
K+ > 10 mEq/L. Temuan-temuan lain meliputi parestesi, kelemahan, arefleksia dan
paralisis ascenden.
TERAPI CAIRAN
Definisi
Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interiur dalam
batas-batas fisiologis.
Kehilangan darah
Anoreksia