Ratio (Ldr) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)
Pengaruh Capital Aequecy Ratio (Car), Return On Assets (Roa), Dan Loan To
Deposits Ratio (LDR) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi
pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-
2011)
Oleh :
Opini yang diberikan oleh auditor merupakan salah satu pertimbangan bagi
investor untuk pengambilan keputusan investasi. Auditor bertanggungjawab untuk
menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Auditor dapat menggunakan
rasio keuangan dalam melakukan prosedur untuk mengidentifikasi masalah going
concern perusahaan. Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengetahui dan
menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan yaitu terkait masalah going concern
adalah solvabilitas, rentabilitas dan likuiditas dalam hal ini pada industri perbankan
diproksikan dengan Capital Adequecy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), dan
Loan to Deposits Ratio (LDR). Sampel dalam penelitian ini adalah 29 perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan alat
analisis regresi logistik. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio
Loan to Deposits Ratio (LDR) dan Capital Adequecy Ratio (CAR) tidak berpengaruh
terhadap pemberian opini audit going concern sedangkan Return On Assets (ROA)
berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern.
Kata kunci : Opini going concern, Capital Adequecy Ratio (CAR), Return On Assets
(ROA), dan Loan to Deposits Ratio (LDR).
Abstact
Opinion given by the auditor is one of the considerations for investors for
making investment decisions. Auditor is responsible for assessing whether there is
substantial doubt on the company's ability to survive (going concern). Auditors can use
financial ratios to perform procedures to identify the company's going concern
problem. Financial ratios can be used to identify and analyze the financial statements of
a company that is related to going concern problem is solvency, profitability and
liquidity in the banking industry is proxied by Aquecy Capital Ratio (CAR), Return on
Assets (ROA), and Loan to Deposits Ratio (LDR). Results obtained from this study
11
Volume 10 No. 2, Nopember 2013 : 11 -30
indicate that the LDR ratio and CAR does not affect the provision going concern audit
opinion while ROA affect the provision going concern audit opinion.
Key word : Going concern audit opinion, Capital Adequecy Ratio (CAR), Return On
Assets (ROA), dan Loan to Deposits Ratio (LDR).
1. Pendahuluan
Carcello dan Neal (2000) menyatakan bahwa semakin buruk kondisi keuangan
perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan menerima keputusan opini
audit going concern. Perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan yang baik maka
auditor tidak akan mengeluarkan keputusan opini audit going concern (Ramadhany,
2004). Sebagian besar penelitian terdahulu telah menggunakan rasio keuangan untuk
mengidentifikasi masalah going concern perusahaan (Koh dan Tan, 1999; Chen dan
Church, 1992; Mutchler, 1985).
Van Horne dan Wachowicz (2006) mengatakan bahwa ada tiga hal yang paling
penting untuk diketahui dalam menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan yaitu
terkait masalah going concern adalah likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. Penelitian
Hani et. al. (2003) tentang going concern, memberikan bukti bahwa rasio rentabilitas
12
Pengaruh Capital Aequecy Ratio (Car), Return On Assets (Roa), Dan Loan To Deposits
Ratio (Ldr) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)
dan rasio likuiditas berpengaruh negatif, penelitian tersebut di dukung oleh penelitian
selanjutnya yaitu yang dilakukan oleh Puji Rahayu (2007) yang menyebutkan bahwa
likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas yang dilakukan dalam rentang waktu 2000-
2005, tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit going concern, hal
ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani (2004) yang meneliti
bahwa pengaruh rasio likuiditas sebagai rasio keuangan terhadap kemungkinan
penerimaan opini audit going concern berpengaruh positif pada perusahaan manufaktur.
Hal ini menunjukkan masih terdapat perbedaan pada hasil penelitian peneliti
sebelumnya, sehingga peneliti tertarik untuk menguji kembali variabel yang sama yaitu
solvabilitas, profitabilitas, dan likuiditas.
1.2 Tujuan Penelitian
dengan pihak agen (manajer) dalam mengelola keuangan perusahaan (Setiawan, 2006
dikutip oleh Praptitorini dan Januarti, 2007). Auditor melakukan fungsi monitoring
pekerjaan manajer melalui sebuah sarana yaitu laporan tahunan. Tugas auditor adalah
memberikan opini atas laporan keuangan tersebut, mengenai kewajarannya. Selain itu,
auditor saat ini juga harus mempertimbangkan akan kelangsungan hidup perusahaan.
Opini Audit merupakan bagian penting informasi yang disampaikan oleh auditor
ketika mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan yang menitik beratkan pada
kesesuaian antara laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berterima umum
(Solikah, 2007). Standar Profesi Akuntansi Publik (SPAP) mengharuskan dibuatkan
laporan setiap kali KAP dikaitkan dengan laporan keuangan.
Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraf yang digunakan
oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai laporan keuangan yang
disebutkannya dalam paragraf pengantar. Pendapat tersebut yaitu menurut (Mulyadi,
2002):
Konsep kelangsungan usaha suatu entitas, yang tertuang dalam PSAK 1 Revisi
mengenai kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan menyatakan
bahwa :
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangungan usaha
perusahaan dan akan melanjutkan usahanya dimasa depan, karena perusahaan tersebut
diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan untuk melikuidasi atau mengurangi
secara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, maka
laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang
digunakan harus diungkapkan.
(2009;1)
Menurut Belkaoui (1997) going concern adalah suatu dalil yang menyatakan
bahwa kesatuan usaha akan menjalankan terus operasinya dalam jangka waktu yang
cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab serta aktivitas-aktivitasnya
yang tidak berhenti. Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap
akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang, tidak
akan dilikuidasi (untuk perusahaan perbankan) dalam jangka waktu pendek.
14
Pengaruh Capital Aequecy Ratio (Car), Return On Assets (Roa), Dan Loan To Deposits
Ratio (Ldr) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan salah satu rasio perbankan yang
digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada di suatu bank untuk
menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-
surat berharga. Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada penelitian ini,
diperoleh dari perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) oleh masing-masing bank,
berdasarkan ketentuan perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang dibuat oleh
Bank Indonesia setelah memperhitungkan risiko pasar, sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004.
15
Volume 10 No. 2, Nopember 2013 : 11 -30
Loan to Deposits Ratio (LDR) merupakan salah satu ukuran dalam menentukan
likuid tidaknya suatu bank (Dendawijaya, 2005). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia
No.6//23./DPNP 2004 Loan to Deposits Ratio (LDR) dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut :
Loan To Deposits Ratio (LDR) dihitung dengan cara kredit yang diberikan dibagi
dana pihak ketiga. Dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia
menetapkan ketentuan sebagai berikut (Kasmir,2002:56) :
a. Untuk rasio Loan To Deposits Ratio (LDR) sebesar 110 % atau lebih, artinya
likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat.
b. Untuk rasio Loan To Deposits Ratio (LDR) dibawah 110 %, artinya likuiditas
bank tersebut dinilai sehat.
Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank,
sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari Loan To Deposits
Ratio (LDR) suatu bank adalah sekitar 80%.
16
Pengaruh Capital Aequecy Ratio (Car), Return On Assets (Roa), Dan Loan To Deposits
Ratio (Ldr) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)
2.7.1 Hubungan Capital Adequecy Ratio (CAR) dan Opini Audit Going Concern
Rasio menunjukkan kemampuan permodalan perusahaan untuk menunjang
perkreditan atas kemungkinan resiko yang terjadi karena tidak dikembalikannya kredit
tersebut. Sama seperti perusahaan pada umumnya, aspek permodalan sangatlah penting
dalam menunjang kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Altman (1968) seperti yang
diungkapkan oleh Hani, dkk (2003) juga mengungkapkan bahwa perusahaan dengan
nilai aset yang lebih kecil daripada kewajibannya akan mengalami bahaya
kebangkrutan. Maka kegagalan pembayaran hutang akan mempengaruhi kelangsungan
hidup suatu perusahaan serta akan menyebabkan pemberian opini audit dengan going
concern oleh auditor.
17
Volume 10 No. 2, Nopember 2013 : 11 -30
2.7.3 Hubungan Loan to Deposits Ratio (LDR) dan Opini Audit Going Concern
Likuiditas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya atau menganalisa dan menginterpretasikan posisi
keuangan jangka pendek perusahaan (Munawir, 2002). Ohlson (1980) dalam Barina
(2011) menyatakan bahwa rasio likuiditas merupakan salah satu faktor atau bagian dari
laporan keuangan yang memiliki pengaruh secara signifikan menurut statistik dalam
penilaian kemungkinan kebangkrutan yang akan dialami perusahaan. Hal itu sependapat
dengan Altman (1993) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas merupakan salah satu
rasio keuangan yang menjadi prediktor utama terjadinya kesulitan keuangan atau
kebangkrutan. Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loan to Deposits
Ratio (LDR), karena Loan to Deposits Ratio (LDR) merupakan salah satu ukuran dalam
menentukan likuid tidaknya suatu bank (Dendawijaya, 2005), apabila suatu bank
dikatakan tidak likuid maka peluang bank tersebut dalam mendapatkan opini audit
going concern.
Loan to Deposits Ratio (LDR) rasio ini menggambarkan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan
dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata
lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi
kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik
kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin
tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas
bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk
membiayai kredit semakin besar atau terlalu besar jumah dana masyarakat yang
dialokasikan ke kredit.
Selanjutnya hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
H3 : Semakin rendah Loan to Deposits Ratio (LDR) semakin besar perusahaan
menerima opini audit going concern.
3. Metodologi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:90). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yaitu berjumlah 34 (tiga puluh empat) perusahaan.
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah dengan metode
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau
kriteria tertentu (Sugiyono, 2010:96). Kriteria yang dipertimbangkan dalam
pengambilan sampel penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar secara berturut-
turut selama periode pengamatan yaitu 2009-2011 dan perusahaan yang menerbitkan
laporan keuangannya dalam mata uang rupiah untuk periode yang berakhir pada 31
18
Pengaruh Capital Aequecy Ratio (Car), Return On Assets (Roa), Dan Loan To Deposits
Ratio (Ldr) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)
Desember dan telah diaudit oleh auditor independen dari tahun 2009-2011. Adapun
sampel yang digunakan selama periode penelitian yaitu sebanyak 29 perusahaan.
Loan to Deposits Ratio (LDR) merupakan salah satu ukuran dalam menentukan
likuid tidaknya suatu bank (Dendawijaya, 2005). Perhitungan Loan to Deposits Ratio
(LDR) pada penelitian ini, diperoleh dari perhitungan Loan to Deposits Ratio (LDR)
oleh masing-masing bank, berdasarkan ketentuan perhitungan Loan to Deposits Ratio
(LDR) yang dibuat oleh Bank Indonesia setelah memperhitungkan risiko pasar, sesuai
dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6//23./DPNP 2004.
19
Volume 10 No. 2, Nopember 2013 : 11 -30
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder dalam
penelitian ini berupa laporan keuangan auditan dan laporan tahunan perusahaan
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2011 yang
telah dipublikasikan melalui internet di situs http://www.idx.co.id dan data yang
diperoleh dari In Capital Market Directory (ICMD) yang tersedia di IDX Cabang
Bandung.
Data dianalisis dan diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari statatistik
deskriptif dan statistik inferensial untuk pengujian hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
2. Statistik Inferensial
20
Pengaruh Capital Aequecy Ratio (Car), Return On Assets (Roa), Dan Loan To Deposits
Ratio (Ldr) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)
Keterangan :
= opini going concern yang diproksikan dengan variabel dummy
[kategori 1 untuk auditee dengan opini going concern (GCO), dan kategori 0 untuk
auditee dengan opini non going concern (NGCO)]
= konstanta
LDR = Loan To Deposits Ratio
ROA = Return on Assets
CAR = Capital Adequecy Ratio
1, 2, 3 = Koefisien masing-masing variabel
= Error perusahaan i pada tahun t
Untuk dapat melihat apakah model regresi logistik yang digunakan fit atau
cocok dengan data yang digunakan, dapat menggunakan overall model fit. Model
regresi yang baik menghendaki agar model regresi logistik fit dengan data. Untuk
menguji keseluruhan model fit (overall model fit), menurut Ghozali (2005:218), dapat
dilakukan dengan membandingkan nilai antara 2 log likelihood (-2 LL) pada awal
(block number = 0), dengan nilai 2 log likelihood (-2 LL) pada akhir (block number =
1).
Matrik klasifikasi 2 x 2 menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan salah
(incorrect). Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel dependen yaitu
opini audit going concern (1) dan opini audit non going concern (0), sedangkan
pada baris menunjukkan nilai observasi sesungguhnya dari nilai variabel dependen
opini audit going concern (1) dan opini audit non going concern (0). Pada model
yang sempurna, maka semua kasus akan berdada pada diagonal dengan tingkat
ketepatan peramalan 100%. Jika model logistik mempunyai homoskedastisitas,
maka prosentase yang benar akan sama untuk kedua baris (Ghozali, 2005).
21
Volume 10 No. 2, Nopember 2013 : 11 -30
Selanjutnya Cox and Snells R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru
ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada estimasi likelihood dengan
nilai maksimum kurang dari 1 sehingga sulir diiterprestasikan. Nagelkerke R Square
merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell untuk memastikan bahwa nilainya
bervariasi dari 0 sampai 1. Nagelkerke R Square bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen (Sarwono,2009).
Valid N (listwise) 87
nilai maksimum sebesar 108,42 dengan rata-rata dan standar deviasi masing-masing
sebesar 75,8899 dan 14,51920.
Tabel 4.1
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 14.697 8 .065
Hasil pengujian keseluruhan model menunjukkan bahwa nilai -2LL awal (block
Number = 0) adalah sebesar 66,043 dan nilai -2LL akhir (block number = 1)
sebesar 56,873. Setelah dimasukkan kelima variabel independen nilai -2LL akhir
mengalami penurunan menjadi sebesar 56,873. Penurunan likelihood (-2LL) ini
menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang
dihipotesiskan telah memiliki kesesuaian dengan data.
23
Volume 10 No. 2, Nopember 2013 : 11 -30
Tabel 4.2
Model Summary
Nagelkerke
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square R Square
a
1 56.873 .100 .188
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.
Tabel 4.3
Classification Tablea
Predicted
GC
Percentage
Observed 0 1 Correct
Step 1 GC 0 75 1 98.7
1 9 2 18.2
Overall Percentage 88.5
a. The cut value is ,500
24
Pengaruh Capital Aequecy Ratio (Car), Return On Assets (Roa), Dan Loan To Deposits
Ratio (Ldr) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)
Hasil uji regresi logistik disajikan pada tabel 4.1. berikut ini:
sebesar 0,429 lebih besar dari 0,05 (5%). Nilai tersebut secara statistik tidak signifikan
pada =5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa LDR tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Hani dkk. (2003) yang
memberikan bukti bahwa rasio likuiditas yang dalam penelitian ini menggunakan
rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) berhubungan negatif terhadap keputusan opini
audit going concern. Hipotesis pengaruh ROA terhadap penerimaan opini audit going
concern menunjukkan bahwa variabel ROA memiliki koefisien regresi negatif
sebesar -0,323 dan standard error sebesar 0,130; dengan nilai wald sebesar 6,196
dan signifikansi sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,05 (5%). Nilai tersebut secara statistik
signifikan pada =5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ROA berpengaruh secara
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, berarti bahwa return on
assets (ROA) yang rendah membuat auditor cenderung memberikan opini audit going
concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Komalasari (2004),
Petronela (2004) dan Hani et al. (2003) yang menyatakan bahwa profitabilitas
perusahaan dipertimbangkan oleh auditor dalam memberikan opini audit atas laporan
keuangan perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan bukti empiris mengenai
keputusan opini audit going concern pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dengan melihat faktor-faktor yang diduga dapat berpengaruh terhadap
keputusan opini audit going concern tersebut. Adapun faktor-faktor yang diuji dalam
penelitian ini adalah rasio CAR, rasio LDR dan rasio ROA.
Para pengguna jasa bank sebaiknya mengamati laporan keuangan dan menaruh
perhatian pada early warning system, yaitu opini audit yang diberikan oleh auditor dan
tingkat rasio yang dihasilkan oleh bank serta agar dapat berinvestasi dengan lebih baik
atau menyimpan dananya di bank-bank yang tepat.
Selanjutnya bagi regulator, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
gambaran tentang peranan pengukuran yang baik atas kondisi perusahaan
sehingga dalam penyampaian laporan ke publik juga dapat menjadi suatu informasi
yang akurat.
Daftar Pustaka
Almilia, Luciana Spica, dan Winny Herdiningtyas, 2005. Analisa Rasio CAMEL
terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-
2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 7.No 2, STIE Perbanas, Surabaya,
hal 12.
27
Volume 10 No. 2, Nopember 2013 : 11 -30
Arens, A. A., R. J. Elder, dan M. S. Beasley. 2008. Auditing and Assurance Service An
Integrated Approach, 12 th Edition. England: Pearson Education Limited.
Carcello, J.V. and Neal , T.L. (2000). Audit Committee Composition and Auditor
Reporting. The Accounting Review. Volume 75 No. 4. 453-467.
Chen, K. C., Church, B. K. 1992. Default on Debt Obligations and The Issuance
of Going Concern Report. Auditing : Journal Practice and Theory, Fall. pp 30-
49.
Eko Setyarno, Indira Januarti dan Faisal. 2007. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi
Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi dan Bisnis,Vol 7, No.
2pp 129-140.
Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going Concern: Kajian
Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan
Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta).
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo.
Hani, Cleary, Mukhlisin. 2003. Going Concern dan Opini Audit: Suatu Studi
Pada Perusahaan Perbankan di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi VI,
Surabaya.
Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure . Journal of Financial Economics,
October, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.
Koh, Hian Chye, and Sen Suan Tan. 1999. A Neural Network Approach to Prediction of
Going Concern Status. Accounting and Business Research. Vol. 29, No. 3: 211-
216.
.
Lukman Dendawijaya, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
28
Pengaruh Capital Aequecy Ratio (Car), Return On Assets (Roa), Dan Loan To Deposits
Ratio (Ldr) Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)
Menon, K., and K.B. Schwartz, The Auditors Report for Companies Facing
Bankruptcy. The Journal of Commercial Bank Lending, January 1986, p.42-52.
Muchler, J.F. 1985. A Multivariate Analysis of The Auditors Going Concern Opinion
Decision. Journal of Accounting Research. Autumn. Pp 668-682.
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit,
Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,
Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern. Simposium
Nasional Akuntansi (SNA) IX Padang.
Santosa, Arga Fajar dan Wedari, Linda. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kecendrungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI.
Volume 11, No.2, 141-158.
Tucker, Robert R., Ella Mae Matsumura, dan K. R. Subramanyam. 2003. Going
Concern Judgements: An Experimental Test of The Self-fulfilling Prophecy
and Forecast Accuracy. http://www.ssrn.com
Biodata Penulis :
Ifan Wicaksana Siregar., SE. adalah, Dosen Tetap Jurusan Akuntansi pada Fakultas
Ekonomi Unjani
Dwi Jayanti., SE. adalah, Dosen Tetap Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Unjani
30