Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH RASIO KEUANGAN BANK

TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN


(Studi Empiris Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
IndonesiaTahun 2008-2017)

ARTIKEL ILMIAH
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S1

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh :
Bobi Diaz Permana
Nim : 31401405432

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG


FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEMARANG
2018
ii
iii
iv
PENGARUH RASIO KEUANGAN BANK
TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi Empiris Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
IndonesiaTahun 2008-2017)

Bobi Diaz Permana


Student of Accounting Major
Economics Faculty of Sultan Agung Islamic University
bobi.diaz@akuntanindonesia.or.id

Sri Dewi Wahyundaru


Lecturer of Accounting Major
Economics Faculty of Sultan Agung Islamic University

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak negatif Return on Asset (ROA),Loan to
Deposits Ratio (LDR),Capital Adequady Ratio (CAR), dan dampak positif Non-Performing Loans
(NPL) gross terhadap Opini Audit Going Concern.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif.Populasinya adalah industri-industri perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017.Sampel sebanyak 240 industri dengan
menggunakan metode purposive sampling.Jenis dan sumber data adalah kuantitatif dan
sekunder.Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Teknik analisis yaitu 1)
analisis statistik deskriptif, 2) uji asumsi klasik menggunakan uji multikolinearitas, dan 3) analisis
regresi logistik yaitu (a) uji kelayakan model regresi logistik, (b) uji keseluruhan model regresi
logistik, (c) uji koefisien determinasi, (d) analisis tabel klasifikasi, (e) ketepatan prediksi variabel
dummy (f) pengujian simultan, dan (g) estimasi parameter dan interpretasi model regresi logistik
yang diolah menggunakan aplikasi SPSS 23.
Hasil analisis adalah 1) hanya data CAR yang terdistribusi merata, 2) tidak ada
multikolinieritas, 3) (a) model mampu memprediksi nilai observasi, (b) model mampu
meningkatkan model untuk cocok (c) model menjelaskan 46,4% variabilitas, (d) akurasi model
penelitian ini adalah 94,2%, (e) Perusahaan dengan kode "0" sebenarnya adalah kelompok
perusahaan dengan kode "1", (f) Keempat variabel secara bersama-sama mempengaruhi Opini
Audit Going Concern, dan (g) hanya ROA yang memiliki pengaruh negatif signifikan dan NPL
gross berpengaruh positif signifikan terhadap Opini Audit Going Concern.

Kata Kunci : Return on Asset,Loan to Deposits Ratio,Capital Adequady Ratio, Non-Performing


Loans gross, Opini Audit Going Concern.

ABSTRACT

This study is aimed to examine the negative impact of Return on Assets (ROA), Loan to
Deposits Ratio (LDR), Capital Adequady Ratio (CAR), and the positive impact of Non-Performing
Loans (NPL) gross on the Going Concern Audit Opinion.
This type of research is quantitative. The population is the banking industries listed on the
IDX in 2008-2017. Samples were 240 industries using purposive sampling method. Data types and
data sources are quantitative and secondary. Data collection techniques use the documentation
method. The analysis techniquesare 1) descriptive statistical analysis, 2) multicollinearity test, and

1
3) logistic regression analysis is (a) the hosmer and lemeshow’s goodness of fit test, (b) the overall
model fit test, (c) nagelkerke’s Rsquare test, (d) classification table, (e) observed groups and
predicted probabilities plot, (f) omnimbus test of model coefficients, and (g) variable in the
equation processed using SPSS 23 application.
The results of the analysis are 1) only CAR data isevenly distributed, 2) there is no
multicollinearity, 3) (a) the model is able to predict the value of observations, (b) the model is able
to improve the model to fit (c) the model explain 46.4% variability, (d) the accuracy of this
research model is 94.2%, (e) Companies with the code "0" are actually a group of companies with
the code "1", (f) The four variables together influence the Going Concern Audit Opinion, and (g)
only ROA has an effect significant negative and NPL gross have an effect significant positive on
the Going Concern Audit Opinion.

Keywords: Return on Assets,Loan to Deposits Ratio,Capital Adequady Ratio, Non Performing


Loans gross, Going Concern Audit Opinion.

PENDAHULUAN keuangan pada industri perbankan di


Indonesia dalam kaitannya dengan Opini
Berkenaan terjadinya dampak “krisis Audit Going Concern telah mendapat
ekonomi” pada tahun 1998, 2008, dan 2013 perhatian yang serius dari kalangan
di Indonesia, profesi akuntan publik akademisi maupun praktisi. Rasio keuangan
memandang pentingnya tindakan kehati- pada industri perbankan yang sering
hatian dan tanggung jawab yang sungguh- digunakan yaitu Return on Assetss, Loan to
sungguh dalam mempertimbangkan Deposits Ratio , dan Capital Adequacy Ratio.
terjadinya dampak perekonomian yang Beberapa penelitian telah menunjukkan
memburuk terhadap keberlangsungan suatu bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki
perusahaan. Perkiraan auditor terhadap Return on Assets tinggi menghasilkan laba
pengaruh tersebut, harus dimuat dalam yang tinggi sehingga semakin kecil
laporan auditor.Dengan demikian kemungkinan perusahaan mendapatkan Opini
memungkinkan auditor independen tetap Audit Going Concern (Putra & Suryandari,
memberikan pernyataan wajar tanpa 2010; Siregar & Jayanti, 2013; Handhayani
pengecualian, sekalipun terdapat kesaksian & Budiartha, 2015). Meskipun demikian
berkenaan dengan keberlangsungan hidup beberapa penelitian telah menemukan bukti
usaha auditan (auditee), asalkan mengungkap yang berbeda yakni Return on Assets bukan
ulang informasi di dalam laporan sebagai pendorong penting untuk dapat
auditor(Tandiontong, 2016, p. 73). memprediksi kemungkinan perusahaan
Akuntan publik memiliki tanggung mendapatkan Opini Audit Going Concern
jawab untuk menerbitkan opini audit atas (Geraldina, 2011; Senosuryoputro & Kurnia,
kesaksian besar terhadap kemampuan 2015).
perusahaan perbankan dalam Pada penelitian terkait likuiditas,
mempertahankan keberlangsungan hidupnya beberapa temuan penelitian terdahulu telah
dalam dalam periode waktu yang pantas yaitu menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan
tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal yang memiliki Loan to Deposits Ratio yang
laporan keuangan yang sedang diaudit. tinggi menghasilkan kredit yang disalurkan
Pertimbangan akuntan publik atas kesaksian maksimal sehingga meningkatkan laba
terhadap kemampuan perusahaan perbankan perusahaan maka semakin kecil
dalammempertahankan keberlangsungan kemungkinan perusahaan mendapatkan Opini
hidupnya selain dengan melihat peristiwa Audit Going Concern (Handhayani &
krusial di Indonesia seperti krisis ekonomi, Budiartha, 2015). Namun demikian, beberapa
akuntan publik juga dapat dengan melihat temuan empirik lain menunjukkan bahwa
rasio keuangan bank.Kajian mengenai rasio

2
Loan to Deposits Ratio tidak memberi untuk diperhatikan dari pada Non Performing
dampak negatif signifikan pada penerimaan Loans net. Non Performing Loans nethanya
Opini Audit Going Concern (Geraldina, memperhitungkan kredit yang sudah
2011; Siregar & Jayanti, 2013)dan dampak berstatus macet. Sementara Non Performing
positif signifikan pada penerimaan Opini Loans gross ikut memperhitungkan kredit
Audit Going Concern (Senosuryoputro & berstatus kurang lancar dan diragukan, yang
Kurnia, 2015). memungkinkan di masa depan statusnya
Beberapa penelitian terdahulu lain telah berubah menjadi macet.Non Performing
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan Loans gross dianggap penting sebagai salah
yang memiliki Capital Adequacy Ratio yang satu indikator menilai kualitas aset produktif
tinggi menghasilkan modal yang besar untuk dalam bank dan terdapat dalam Peraturan
menutup kemungkinan kerugian dalam Bank Indonesia No.14/15/PBI/2012 Tentang
pengkreditan dan perdagangan surat-surat Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Oleh
berharga sehingga semakin kecil karena itu, dalam menyelesaikan problema
kemungkinan perusahaan mendapatkan Opini kesenjangan relasi Return on Assets, Loan to
Audit Going Concern (Geraldina, 2011). Deposits Ratio , dan Capital Adequacy Ratio
Meskipun demikian beberapa penelitian telah dengan pemberian Opini Audit Going
menemukan bukti yang berbeda yakni Concern, penting kitanya memasukan Non
Capital Adequacy Ratio bukan sebagai Performing Loans gross sebagai variabel
pendorong penting untuk dapat memprediksi independen untuk memperkuat pertimbangan
kemungkinan perusahaan mendapatkan Opini dalam memberikan Opini Audit Going
Audit Going Concern (Siregar & Jayanti, Concern.
2013; Handhayani & Budiartha, 2015; Peneliti tidak mengambil size pada
Senosuryoputro & Kurnia, 2015). penelitian (Handhayani & Budiartha, 2015)
Apa yang dijelaskan di atas pada dan Opini Audit tahun sebelumnya pada
dasarnya menunjukkan meskipun secara penelitian (Senosuryoputro & Kurnia,
teoritis Return on Assets, Loan to Deposits 2015)karena bukan merupakan salah satu
Ratio , dan Capital Adequacy Ratio rasio keuangan bank yang menjadi acuan
merupakan sarana strategis dalam peneliti, sedangkan rasio keuangan lainnya
memberikan Opini Audit Going Concern, yang tidak diambil peneliti yakni variabel
namun secara praktis ketiga variabel tersebut quick ratio pada penelitian (Handhayani &
tidak selalu menghasilkan pertimbangan yang Budiartha, 2015) karena rasio ini tidak terlalu
lebih baik dalam memberikan Opini Audit diperhatikan dalam laporan tahunan bank dan
Going Concern. Perusahaan-perusahaan rasio-rasio ini tidak tercantum dalam Surat
dengan Return on Assets, Loan to Deposits Edaran Bank IndonesiaNo.13/30/DPNP
Ratio , dan Capital Adequacy Ratio buruk Tanggal 16 Desember 2011 terkait rasio
belum menjamin dapat memberikan Opini keuangan utama bank.
Audit Going Concern. Beberapa penelitian Tujuan penelitian ini adalah menjawab
telah menyarankan bahwa untuk atas semua pertanyaan penelitian yang ada,
memprediksi Opini Audit Going Concern yang menjadi tujuan penelitian ini, adalah
yaitu dengan menambahkan variabel lain sebagai berikut:
terkait rasio keuangan pada industri 1) Mengidentifikasi apakah terdapat
perbankan (Siregar & Jayanti, 2013; pengaruh negatif Return on Assets
Handhayani & Budiartha, 2015; terhadap Opini Audit Going Concern
Senosuryoputro & Kurnia, 2015). pada industri perbankan yang go public
Peneliti mengganti variabel Non di Bursa Efek Indonesia periode tahun
Performing Loans net menjadi Non 2008-2017.
Performing Loans gross pada penelitian 2) Mengidentifikasi apakah terdapat
(Senosuryoputro & Kurnia, 2015) karena pengaruh negatif Loan to Deposits Ratio
Non Performing Loans gross lebih penting terhadap Opini Audit Going Concern

3
pada industri perbankan yang go public Namun pada sisi lain, pemisahan seperti
di Bursa Efek Indonesia tahun 2008- ini memiliki segi negatifnya. Adanya
2017. keleluasaan pengelola manajemen
3) Mengidentifikasi apakah terdapat perusahaan untuk memaksimalkan laba
pengaruh negatif Capital Adequacy perusahaan bisa mengarah pada proses
Ratio terhadap Opini Audit Going memaksimalkan kepentingan pengelolaannya
Concern pada industri perbankan yang sendiri dengan beban yang harus ditanggung
go public di Bursa Efek Indonesia oleh pemilik perusahaan. Lebih lanjut
periode tahun 2008-2017. pemisahan ini dapat pula menimbulkan
4) Mengidentifikasi apakah terdapat kurangnya transparansi dalam penggunaan
pengaruh positif Non Performing Loans dana pada perusahaan serta keseimbangan
grossterhadap Opini Audit Going yang tepat antara kepentingan-kepentingan
Concern pada industri perbankan yang yang ada, misalnya antara pemegang saham
go public di Bursa Efek Indonesia dengan pengelola manajemen perusahaan dan
periode tahun 2008-2017. antara pemegang saham pengendali dengan
pemegang saham minoritas (Tandiontong,
KAJIAN PUSTAKA 2016, p. 6).
Teori Agensi menyatakan bahwa
Teori Agensi perlunya jasa auditor independen dapat
Teori Agensi merupakan implementasi dijelaskan dengan dasar teori agensi, yaitu
dalam organisasi modern.Teori Agensi hubungan antara pemilik (principal) dengan
menekankan pentingnya pemilik perusahaan manajemen (agent) (Tandiontong, 2016, p.
(pemegang saham) yang disebut principal 6).Untuk mengurangi adanya masalah agensi
menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada (agency problem) ini diperlukan adanya
tenaga-tenaga profesional yang disebut agent pihak independen yang dapat menjadi pihak
yang lebih mengerti dalam menjalankan penengah dalam menangani konflik tersebut
bisnis sehari-hari (Tandiontong, 2016, p. 5). yang dikenal sebagai auditor independen
Tujuan dari dipisahkan pengelolaan (Auditor’s Independent) (Tandiontong, 2016,
(agent) dari kepemilikan perusahaan pp. 6-7).
(principal) yaitu agar pemilik perusahaan
memperoleh keuntungan yang semaksimal Pengembangan Hipotesis
mungkin dengan biaya yang seefisien Return on Assets Terhadap Opini Audit
mungkin dengan dikelolanya perusahaan Going Concern
dengan tenaga-tenaga profesional.Mereka, BerdasakanLampiran 2b dalamSurat
para tenaga-tenaga profesional, bertugas Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP
untuk kepentingan perusahaan dan memiliki tanggal 31 Mei 2004 bahwa bank dikatakan
keleluasaan dalam menjalankan manajemen cukup sehat (kriteria ke-3) jika ROA berkisar
perusahaan.Sehingga dalam hal ini para antara 0,5% - 1,25% (Bank Indonesia, 2004).
profesional tersebut berperan sebagai agen- Semakin tinggi nilai Return on Assetss
nya pemegang saham.Semakin besar semakin tinggi tingkat keuntungan bank
perusahaan yang dikelola memperoleh laba, sehingga semakin kecil kemungkinan untuk
semakin besar pula manfaat yang didapatkan mendapatkan Opini Audit Going Concern.
agen (Tandiontong, 2016, p. 5).Sementara Maka bank yang mendapat Opini Audit
pemilik perusahaan (pemegang saham) hanya Going Concern adalah bank yang kurang
bertugas mengawasi dan memonitor jalannya menguntungkan.
perusahaan yang dikelola oleh manajemen Pada penelitian sebelumnya (Putra &
serta mengembangkan sistem intensif bagi Suryandari, 2010; Handhayani & Budiartha,
pengelola manajemen untuk memastikan 2015; Aprinia & Hermanto, 2016)
bahwa mereka bekerja dengan kepentingan menemukan bahwa Return on Assetss
perusahaan (Tandiontong, 2016, p. 5). berpengaruh negatif dan signifikan untuk

4
memprediksi pembuatan keputusan Opini kerugian dalam pengkreditan dan
AuditGoing Concern. perdagangan surat-surat berharga sehingga
H1 : Return on Assetss berpengaruh negatif semakin kecil kemungkinan perusahaan
terhadap pemberian Opini Audit Going mendapatkan Opini Audit Going Concern.
Concern Pada penelitian sebelumnya (Geraldina,
2011) menemukan bahwa Capital Adequacy
Loan to Deposits Ratio Terhadap Opini Ratio berpengaruh negatif dan signifikan
Audit Going Concern untuk memprediksi pembuatan keputusan
BerdasakanLampiran 2b dalamSurat Opini Audit Going Concern.
Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP H3 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh
tanggal 31 Mei 2004 bahwa bank dikatakan negatif terhadap pemberian Opini Audit
cukup likuid (kriteria ke-3) jika 85% < LDR Going Concern
≤ 100% (Bank Indonesia, 2004). Semakin
tinggi Loan to Deposits Ratio semakin besar Non Performnig Loans gross Terhadap
kredit yang disalurkan sehingga Opini Audit Going Concern
meningkatkan laba bank maka semakin kecil Berdasakan Lampiran 2b dalamSurat
kemungkinan perusahaan mendapatkan Opini Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP
Audit Going Concern. tanggal 31 Mei 2004 bahwa bank dikatakan
Pada penelitian sebelumnya cukup sehat (kriteria ke-3) jika NPL gross
(Handhayani & Budiartha, 2015) berkisar antara 5% sampai dengan 8% (Bank
menunjukkan bahwa Loan to Deposits Ratio Indonesia, 2004). Semakin tinggi Non
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Performing Loans gross semakin tinggi
pemberian Opini Audit Going Concern. kredit bermasalah (Ikatan Bankir Indonesia,
H2 : Loan to Deposits Ratio berpengaruh 2014, p. 28).
negatif terhadap pemberian Opini Audit Peneliti menduga bahwa Non
Going Concern Performing Loans gross berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pemberian opini
Capital Adequacy Ratio Terhadap Opini Going Concern, karena apabila kondisi Non
Audit Going Concern Performing Loans gross suatu bank tinggi
Berdasakan Lampiran 2b dalamSurat maka akan memperbesar biaya pencadangan
Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP aktiva produktif maupun biaya lainnya
tanggal 31 Mei 2004 bahwa bank dikatakan sehingga berpotensi terhadap pemberian
cukup sehat (kriteria ke-3) jika 8% ≤ CAR ≤ Opini Audit Going Concern.
9% (Bank Indonesia, 2004). Semakin tinggi H4 : Non Performnig Loans gross
Capital Adequacy Ratio semakin besar modal berpengaruh positif terhadap pemberian
yang dihasilkan untuk menutup kemungkinan Opini Audit Going Concern.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran


Sumber: Dikembangkan dalam penelitian ini

5
METODE PENELITIAN 3) Menerbitkan laporan tahunan memuat
informasi yang lengkap terkait rasio
Jenis Penelitian keuangan bank yang dibutuhkan untuk
Jenis penelitian ini adalahpenelitian penelitian selama tahun pengamatan dari
kuantitatif. tahun 2008-2017.
Populasi dan Sampel Jenis dan Sumber Data
Populasi penelitian ini adalah industri Jenis data dalam penelitian ini adalah
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek data kuantitatif.Sumber data yang digunakan
Indonesia (BEI) selama rentan waktu 10 berasal dari data sekunder yang diperoleh
tahun yaitu tahun 2008-2017.Kemudian dari laporan tahunan dan laporan keuangan
pengambilan sampel perusahaan dilakukan industri perbankan yang terdaftar
dengan menggunakan metode purposive diBEIselama tahun 2008-2017.
sampling.
Adapun kriteria-kriteria sampel yang Variabel dan Indikator
akan digunakan yakni sebagai berikut: Definisi operasional adalah melekatkan
1) Industri perbankan yang terdaftar di makna kepada suatu konsep atau variabel
BEIselama periode tahun 2008-2017. dalam kaitannya dengan aktivitas untuk
2) Mempunyai laporan auditor independen mengukur variabel tersebut (Ghozali, 2016,
yang dipublikasikan dengan Opini Audit p. 49).Definisi operasional dapat dilihat pada
Going Concern maupun Non-Going tabel 1 dibawah ini:
Concern selama tahun 2008-2017.

Tabel 1.Definisi Operasional Variabel


Variabel Definisi Operasional Parameter Skala
Merupakan alat yang digunakan Laba sebelum pajak
untuk mengukur kinerja keuangan
Variabel manajemen suatu perusahaan Rata-rata total aset
Independen: bank dalam menghasilkan
keuntungan atau laba secara Satuan: persen (%) Rasio
Return on keseluruhan yang dihitung dari
Assets (X1) laba sebelum pajak dibagi dengan Sumber: SE BI
rata-rata total aset yang dimiliki No.13/30/DPNP 16
perusahaan. Desember 2011
Kredit
Merupakan alat yang digunakan
Variabel Dana pihak ketiga
untuk mengukur komposisi
Independen:
jumlah kredit yang telah diberikan
kepada debitur oleh manajemen Satuan: persen (%) Rasio
Loan to
bank dibandingkan dengan jumlah
Deposits Ratio Sumber: SE BI
dana masyarakat atau dana pihak
(X2) No.13/30/DPNP 16
ketiga yang diterima dari nasabah.
Desember 2011
Modal
Merupakan alat yang digunakan
Variabel A TMR
untuk mengukur kecukupan
Independen:
modal bank dalam menutup risiko
terjadinya kerugian berdasarkan Satuan: persen (%) Rasio
Capital
perbandingan antara jumlah
Adequacy Ratio Sumber: SE BI
modal dengan Aset Tertimbang
(X3) No.13/30/DPNP 16
Menurut Risiko (ATMR).
Desember 2011

6
Merupakan alat yang yang Kredit bermasalah
Variabel digunakan untuk mengukur Total kredit
Independen: kualitas kredit dalam suatu bank
berdasarkanperbandingan jumlah Satuan: persen (%)
Non Performing kredit berstatus kurang lancar,
Rasio
Loans gross diragukan, dan macet yang Sumber: SE BI
(X4) disatukan, dengan total kredit No.13/30/DPNP 16
yang disalurkan. Desember 2011
Merupakan opini audit dengan
Variabel Variabel dummy apabila
paragraf penjelas mengenai
Dependen: berupa Opini Audit Going
pertimbangan auditor
Concern diberi kode 1,
independenterhadapkeragu-raguan Nominal
Opini Audit sedangkan Opini Audit
suatu perusahaan akan mampu
Going Concern Non-Going Concern diberi
melangsungan hidupnya pada
(Y) kode 0.
masa mendatang.

Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang Keterangan:
digunakan dalam penelitian ini menggunakan ln : Logaritma Natural
metode dokumentasi. Cara memperoleh data p : Probabilitas atau predicted
dalam penelitian ini dengan peneliti menerima Opini Audit
mendatangi langsung Pusat Informasi Go Going Concern
Public Bursa Efek Indonesia yang berada di 1-p : Probabilitas menerima
Semarang untuk meminta dokumen berupa Opini Audit Non-Going
laporan tahunan dan laporan keuangan Concern
lengkap industri perbankan yang go public di β0 : Konstanta
BEI dan memenuhi ketentuan yang telah β1, β2,… : Koefisien regresi
ditetapkan selama tahun 2008-2017. ROA : Return on Assets
LDR : Loan to Deposits Ratio
Teknik Analisis CAR : Capital Adequacy Ratio
Metode analisis data kuantitatif diolah NPL gross : Non Performing Loans
dengan menggunakan program komputer gross
IBM SPSS (Statistical Package for Social
Science) 23 for Windows. Teknik analisis HASIL DAN PEMBAHASAN
data dalam penelitian ini dilakukan
denganmenggunakan regresi logistik (logistic
Gambaran Umum Penelitian
regression) karena variabel terikatnya yaitu Riset ini mengambil populasi dari
Opini Audit Going Concern merupakan data industri perbankan yang terdaftar di BEI
kualitatif yang menggunakan variabel selama periode tahun penelitian 2008 -2017.
dummy. Model dalam persamaan analisis Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat
regresi logistik adalah sebagai berikut: Informasi Go Public Bursa Efek Indonesia
yang berada di Semarang, atas dasar kriteria
p sampel yang telah ditetapkan, maka diperoleh
ln( )
1-p
= β 0 + β 1 ROA + β2 LDR + β 3 CAR sampel sebanyak 24 industri perbankan yang
terdaftar di BEI tahun 2008-2017 sehingga
+ β 4 NPL gross
sampel penelitian yang diperoleh sebanyak
Sumber: Ghozali (2017, p. 324) 240 data pengamatan.

Tabel 2.Akumulasi Sampel Penelitian


No Keterangan Jumlah Akumulasi (2008-2017)

7
1. Industri perbankan yang terdaftar di 27 270
BEI selama tahun 2008-2017.
2. Perusahaan tidak memiliki laporan 0 0
auditor independen dengan Opini
Audit Going ConcernataupunNon-
Going Concern selama periode tahun
2008-2017.
3. Perusahaan yang menerbitkan laporan (3) (30)
tahunan memuat informasi yang tidak
lengkap terkait rasio keuangan bank
yang dibutuhkan dalam penelitian
selama periode tahun 2008-2017.
Total Jumlah Sampel 24 240
Sumber: Pusat Informasi Go Public Bursa Efek Indonesia Semarang, Data sekunder yang diolah, 2018

Analisis Statistik Deskriptif terkecil (minimum) adalah 0,4022 atau


Tabel 3 menunjukkan jumlah responden 40,22% dan LDR terbesar (maximum) adalah
(N) ada 240, dari 240 responden ini ROA 1,1107 atau 111,07%. Rata-rata (mean) dan
terkecil (minimum) adalah -0,5209 atau median LDR dari 240 responden masing-
-52,09% dan ROA terbesar (maximum) masing adalah 0,809737 atau 80,9737% dan
adalah 0,0515 atau 5,15%. Rata-rata (mean) 0,837250 atau 83,725% dengan standar
dan median ROA dari 240 responden deviasi (std. deviation) 0,1299346 atau
masing-masing adalah 0,012562 atau 12,99346%. Nilai rata-rata (mean) LDR
1,2562% dan 0,017400 atau 1,74% dengan diatas berarti kebanyakan bank yang diteliti
standar deviasi (std. deviation) 0,0423634 dianggap sehat atau liquid karena memiliki
atau 4,23634%. Nilai rata-rata (mean) ROA LDR dibawah ketentuan batas maksimum
diatas berarti kebanyakan bank yang diteliti yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 100%
dianggap cukup sehat atau cukup profitable dan bank dianggap tidak sehat atau tidak
karena memiliki ROA diatas ketentuan batas liquid jika LDR berada diatas ketentuan batas
minimum yang ditetapkan Bank Indonesia maksimum. Nilai rata-rata (mean) lebih besar
yaitu 0,5% dan bank dianggap tidak sehat dari nilai standar deviasi (std. deviation)
atau tidak profitable jika ROA berada menunjukkan bahwa data cenderung
dibawah ketentuan batas minimum. Nilai merata.Nilai skewness sebesar -0,808 dan
rata-rata (mean) lebih kecil dari nilai standar kurtosis sebesar 0,334 sehingga bisa
deviasi (std. deviation) menunjukkan bahwa diputuskan bahwa data LDR tidak
data cenderung tidak merata.Skewness dan terdistribusi secara normal. Nilai range
kurtosis merupakan kemencengan dari data adalah hasil selisih antara nilai maximum dan
dan kurtosis mengukur puncak dari distribusi minimum yaitu sebesar 0,7085 atau 70,85%
data. Data yang terdistribusi secara normal dan nilai sum merupakan penjumlahan dari
mempunyai nilai skewness dan kurtosis 240 responden LDR yaitu sebesar 194,3369
mendekati nol. Nilai skewness sebesar -8,920 atau 19.433,69%.
dan kurtosis sebesar 106,306 sehingga bisa Tabel 3 menunjukkan jumlah responden
diputuskan bahwa data ROA tidak (N) ada 240, dari 240 responden ini CAR
terdistribusi secara normal. Nilai range terkecil (minimum) adalah -0,2229 atau
adalah hasil selisih antara nilai maximum dan -22,29% dan CAR terbesar (maximum)
minimum yaitu sebesar 0,5724 atau 57,24% adalah 0,4679 atau 46,79%. Rata-rata (mean)
dan nilai sum merupakan penjumlahan dari dan median CAR dari 240 responden masing-
240 responden ROA yaitu sebesar 3,0149 masing adalah 0,173878 atau 17,3878% dan
atau 301,49%. 0,166750 atau 16,6750% dengan standar
Tabel 3 menunjukkan jumlah responden deviasi (std. deviation) 0,0612021 atau
(N) ada 240, dari 240 responden ini LDR 6,12021%. Nilai rata-rata (mean) CAR diatas

8
berarti kebanyakan bank yang diteliti dan bank dianggap tidak sehat jika NPL
dianggap sangat sehat atau sangat solvable gross berada diatas ketentuan batas
karena memiliki CAR diatas ketentuan batas maksimum. Nilai rata-rata (mean) lebih kecil
minimum yang ditetapkan Bank Indonesia dari nilai standar deviasi (std. deviation)
yaitu 8% dan bank dianggap tidak sehat atau menunjukkan bahwa data cenderung tidak
tidak solvable jika CAR berada dibawah merata. Nilai skewness sebesar 6,232 dan
ketentuan batas minimum. Nilai rata-rata kurtosis sebesar 46,414 sehingga bisa
(mean) lebih besar dari nilai standar deviasi diputuskan bahwa data NPL gross tidak
(std. deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Nilai range
cenderung merata.Nilai skewness sebesar adalah hasil selisih antara nilai maximum dan
0,209 dan kurtosis sebesar 10,267 sehingga minimum yaitu sebesar 0,6279 atau 62,79 %
bisa diputuskan bahwa data CAR tidak dan nilai sum merupakan penjumlahan dari
terdistribusi secara normal. Nilai range 240 responden NPL gross yaitu sebesar
adalah hasil selisih antara nilai maximum dan 9,1587 atau 915,87%.
minimum yaitu sebesar 0,6908 atau 69,08% Tabel 3 menunjukkan jumlah responden
dan nilai sum merupakan penjumlahan dari (N) ada 240, dari 240 responden ini Opini
240 responden CAR yaitu sebesar 41,7308 Audit mempunyai nilai skewness sebesar
atau 4.173,08%. 3,496 dan kurtosis sebesar 10,310 sehingga
Tabel 3 menunjukkan jumlah responden bisa diputuskan bahwa data Opini Audit tidak
(N) ada 240, dari 240 responden ini NPL terdistribusi secara normal.
gross terkecil (minimum) adalah 0,0021 atau Untuk Tabel 4 Perusahaan subsektor
0,21% dan NPL gross terbesar (maximum) bank yang memperoleh Opini Audit Going
adalah 0,6300 atau 63,00%. Rata-rata (mean) Concern (GC) diberi nilai dummy 1, hasil
dan median NPL gross dari 240 responden dari tabel frekuensi menunjukkan sebesar 16
masing-masing adalah 0,038161 atau perusahaan mendapatkan Opini Audit Going
3,8161% dan 0,024300 atau 2,43% dengan Concern.Sedangkan perusahaan subsektor
standar deviasi (std. deviation) 0,0637917 bank yang memperoleh Opini Audit Non-
atau 6,37917%. Nilai rata-rata (mean) NPL Going Concern (NGC) diberi nilai dummy 0,
gross diatas berarti kebanyakan bank yang hasil dari tabel frekuensi menunjukkan
diteliti dianggap sehat karena memiliki NPL sebesar 224 perusahaan mendapatkan Opini
gross dibawah ketentuan batas maksimum Audit Non-Going Concern.
yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 8%

Tabel 3.Statistik Deskriptif


Keterangan ROA LDR CAR NPLgross Opini Audit
N Valid 240 240 240 240 240
Missing 0 0 0 0 0
Mean 0,012562 0,809737 0,173878 0,038161 0,07
Median 0,017400 0,837250 0,166750 0,024300 0,00
Std. Deviation 0,0423634 0,1299346 0,0612021 0,0637917 0,250
Skewness -8,920 -0,808 0,209 6,232 3,496
Kurtosis 106,306 0,334 10,267 46,414 10,310
Range 0,5724 0,7085 0,6908 0,6279 1
Minimum -0,5209 0,4022 -0,2229 0,0021 0
Maximum 0,0515 1,1107 0,4679 0,6300 1
Sum 3,0149 194,3369 41,7308 9,1587 16
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2018
Tabel 4.Opini Audit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid NGC 224 93,3 93,3 93,3

9
GC 16 6,7 6,7 100,0
Total 240 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2018

Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas dengan Analisis Regresi Logistik
menganalisis korelasi antar variabel Pada tabel 6 dapat disimpulkan bahwa
independen dan perhitungan nilai Tolerance penelitian ini mempunyai sampel sebanyak
dan VIF sebagai berikut: 240, dan semua sampel sudah
dipertimbangkan ke dalam pengujian.
Tabel 5.Coefficients Pada tabel 7 adalah kode variabel
Statistik Kolonieritas dependen dengan kategori “Opini Audit Non-
Model Going Concern” dengan kode 0 disebut
Tolerance VIF
(Konstan) excluded group dan “Opini Audit Going
ROA 0,665 1,504 Concern” dengan kode 1 disebut included
LDR 0,964 1,037 group. Oleh karena yang diberi kode 1 adalah
CAR 0,859 1,165 “Opini Audit Going Concern”, maka “Opini
NPLgross 0,734 1,362 Audit Going Concern” menjadi referensi atau
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2018 efek dari sebab. Sebab yang dimaksud adalah
kejadian yang dihipotesiskan sebagai
Hasil perhitungan nilai Tolerance pada penyebab munculnya efek atau masalah.
tabel 5juga menunjukkan tidak ada variabel Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui
kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada kejadian yang dihipotesiskan yaitu apakah
korelasi antar variabel independen yang semakin rendahnya ROA, semakin
nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan rendahnya LDR, semakin rendahnya CAR
nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga dan semakin tingginya NPL gross menjadi
menunjukkan hal yang sama tidak ada satu sebab yang dapat meningkatkan
variabel independen yang memiliki nilai VIF kemungkinan perusahaan mendapat Opini
lebih dari 10.00. Jadi dapat disimpulkan Audit Going Concern (kode 1) yang artinya
bahwa tidak ada multikolnieritas antar perusahaan diasumsikan oleh auditor
variabel independen dalam model regresi. independen tidak memiliki kepastian atas
kelangsungan hidupnya dimasa mendatang.

Tabel 6.Case Processing Summary


Unweighted Case N Percent
Included in Analysis 240 100,0
Selected Cases Missing Cases 0 0,0
Total 240 100,0
Unselected Cases 0 0,0
Total 240 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2018

Tabel 7.Dependent Variable Encoding


Original Value Internal Value
Opini Audit Non-Going Concern 0
Opini Audit Going Concern 1
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2018

Uji Kelayakan Model Regresi Logistik Kelayakan model regresi dapat dilihat
dari tabel 8.Tabel 8 memperlihatkan bahwa

10
hasil dari pengujian dibawah memperoleh besar daripada 0,05 sehingga H0 diterima
nilai Chi-square sebesar 13,915 dengan yang berarti model mampu memprediksi nilai
tingkat signifikansi sebesar 0,084 yang lebih observasinya.

Tabel 8.Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test


Step Chi-square Df Sig,
1 13,915 8 0,084
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2018

Uji Keseluruhan Model Regresi Logistik


Keterangan Nilai
Berdasarkan Tabel 9dapat dilihat nilai
-2Log Likelihood awal (Block Number 0) -2Log Likelihood Awal 117,566
sebesar 117,566. Sementara itu, setelah
dimasukkan semua variabel independen -2Log Likelihood Akhir 70,012
(bebas) ke dalam model, diperoleh nilai
-2Log Likelihood akhir (Block Number Penurunan 47,554
1)sebesar 70,012.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2018
Tingkat penurunan nilai-2Log
Likelihood sebesar 47,554, penurunan -2Log
Likelihood berarti bahwa penambahan
Uji Koefisien Determinasi
variabel independen(bebas) ke dalam model
Fungsi dari uji koefisien determinasi
regresi inimampu memperbaiki model
adalah untuk melihat seberapa tingginilai
menjadi fit serta memperlihatkan model
seluruh variabel independen (bebas)yang
regresi yang lebih bagus atau model yang
bervariasi dapat memperjelas variabilitas
dihipotesiskan menjadi fit dengan data dan
variabel dependen (terikat).Tabel
dapat diputuskan bahwa secara bersama-
10memperlihatkan bahwa nilai Nagelkerke R
sama keempat variabel independen pada
Square sebesar 0,464 dan nilai Cox & Snell R
penelitian ini berdampak terhadap Opini
square sebesar 0,180
AuditGoing Concern.
sehinggamemperlihatkan bahwanilai seluruh
Keseluruhan model dari penelitian ini variabel independen (bebas) yang bervariasi
bisa dikatakan baik apabila perbandingan untuk memperjelas variabel dependen
nilai -2Log Likelihood mengalami (terikat) adalah sebesar 46,4 % sementara
penurunan, penurunan tersebut dapat sisanya 53,6 % dijelaskan oleh variabel-
dicermati pada tabel 9 berikut ini: variabel diluar model.Hasil modifikasi dari
koefisien Cox and Snell R
Tabel 9. Perbandingan -2Log Likelihood squareadalahNagelkerke R square yaitu
dapat dilihat pada tabel 10model summary
dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 10.Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 70,012 0,180 0,464

11
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2018

Analisis Tabel Klasifikasi yang menerima Opini Audit Going


Berdasarkan Tabel 11Classification Concernyaitu11 bank ditambah5
Table dibawahmenunjukkan bahwa jumlah banksehingga menjadi16bank.Bankyang
sampel yang menerimaOpini Audit Non- benar-benar menerimaOpini Audit Going
Going Concernyaitu 221 bank Concern sebanyak 11bank dan yang
ditambah3bank sehinggamenjadi seharusnya tidak menerima Opini Audit
224bank.Bank yang benar-benar menerima Going Concern namun menerima sebanyak
Opini Audit Non-Going Concern221bank 5bank.Pada tabel11Classification Table
dan yang seharusnya tidak menerima Opini dibawah memberikan nilai overall
Audit Non-Going Concern namun percentage sebesar 94,2% yang berarti
menerimasebanyak 3bank.Sedangkan ketepatan model penelitian ini adalah sebesar
berdasarkan tabel 11Classification Table 94,2%.
dibawah menunjukkan bahwa jumlah sampel

Tabel 11.Classification Table


Predicted
Obseved Opini Audit
Percentage Correct
0,0 1,0
0,0 221 3 98,7
Opini Audit
Step 1 1,0 11 5 31,3
Overall Precentage 94,2
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2018

Ketepatan Prediksi Variabel Dummy perusahaan yang menerima Opini Audit Non-
Cara menilai ketepatan prediksi variabel Going Concern dengan kode “0” keduanya
dummy dengan regresi logistik adalah dengan 5 kasus per simbul. Pengamatan
dengan melihat gambar 1 dibawah. Pada terhadap plot dapat menunjukkan seberapa
Sumbu X (horizontal) merupakan baik model mampu mengelompokan kasus
probabilitas prediksi dari 0 sampai 1 bahwa yang sulit yaitu kasus yang mendekati
variabel dependen dikelompokan sebagai probabilitas atau predicted = 0,5. Dalam hal
perusahaan yang mendapatkan opini audit ini, hampir semua kasus diberi kode “0” yaitu
dengan modifikasi going concern dengan perusahaan yang menerima Opini Audit Non-
kode “1”. Sumbu Y (vertikal) adalah Going Concern, walaupun sesungguhnya
frekuensi jumlah kasus atau sampel yang mereka adalah kelompok perusahaan yang
dikelompokan. Didalam plot adalah kolom menerima Opini Audit Going Concern
observasi perusahaan yang menerima Opini dengan kode “1”.
Audit Going Concern dengan kode “1” dan

Step number: 1
Observed Groups and Predicted Probabilities

80 + +
I I
I I
F I 00 I
R 60 + 00 +
E I 00 I
Q I 00 I
U I 00 I
E 40 + 00 +
N I 00 I

12
C I0000 I
Y I0000 I
20 +0000 +
I0000 I
I00000 I
I0000001 0 I
Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+----------
Prob: 0 ,1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 1
Group: 0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111111111111111111111111111

Predicted Probability is of Membership for 1,0


The Cut Value is 0,50
Symbols: 0 - 0,0
1 - 1,0
Each Symbol Represents 5 Cases.

Gambar 1.Observed Groups and Predicted Probabilities Plot


Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2018

Uji Hipotesis Secara Simultan dari 0,05 maka hipotesis diterima artinya
Pada tabel 12bertujuan untuk melihat secara bersama-sama (simultan) variabel
hasil pengujian secara keseluruhan (simultan) ROA, LDR, CAR, dan NPL gross
pengaruh variabel independen (bebas) berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit
terhadap variabel dependen (terikat). Apabila Going Concern.
nilai Signifikasi< 0,05 (5%) maka H0tidak
dapat ditolak. Estimasi Parameter dan Interpretasi
Regresi Logistik
Tabel 12.Omnimbus Test of Model Estimasi parameter bisa diamati melalui
Coefficients koefisien regresi dari tiap-tiap variabel yang
Chi-square Df Sig. diuji menunjukkan bentuk hubungan antara
Step 47,554 4 0,000 variabel yang satu dengan yang lainnya.
Step 1 Block 47,554 4 0,000 Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara
Model 47,554 4 0,000 membandingkan nilai probabilitas
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2018 (signifikan). Apabila terlihat angka signifikan
lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi
Nilai Chi-square pada tabel 12 adalah signifikan pada tingkat 5% maka
merupakan hasil dari penurunan nilai pada berarti H0 ditolak dan Ha diterima, yang
data -2log likehood sebesar 47,554 yang berarti bahwa variabel bebas berpengaruh
memperlihatkan model regresi logistik ini secara signifikan terhadap terjadinya variabel
semakin baik dan layak. terikat. Begitu pula sebaliknya, jika angka
Pada tabel 12menunjukkanbahwa hasil signifikan lebih besar dari 0,05 maka H 0
uji Chi-square sebesar 47,554 dan diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa
berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai variabel bebas tidak berpengaruh secara
signifikansi sebesar 0,000, dimana lebih kecil signifikan terhadap terjadinya variabel terkait
(Ghozali, 2017).

Table 13.Variable in the Equation Block Number 1


Variabel B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
ROA -0,336 0,093 13,062 1 0,000 0,715
LDR 0,008 0,032 0,067 1 0,796 1,008
Step 1 CAR -0,047 0,067 0,480 1 0,488 0,955
NPLgross 0,129 0,054 5,746 1 0,017 1,138
Constant -3,321 2,973 1,248 1 0,264 0,036
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2018

13
Berdasarkannilai-nilai Koefisien Beta 4) Nilai Koefisien regresi dari variabel CAR
(B) diatas, maka persamaan model regresi sebesar -0,047 menyimpulkan bahwa
logistik dapat dinyatakan sebagai berikut: setiap penurunansatu unitCAR akan
meningkatkan 0,047 kali lipat
ln (p1-p ) = -3,321 + - 0,336 ROA + 0,008 LDR kemungkinanlog of
perusahaanmenerima Opini Audit Going
odds

+ -0,047 CAR + 0,129 NPL gross Concern dengan asumsi variabel lainnya
konstan. Hubungan odds dan variabel
Arti persamaan regresi logistik bebas yaitu jika CAR dianggap konstan,
tersebutdapat dilihat sebagai berikut: maka odds perusahaan kemungkinan
1) Persamaan regresi logistik diatas dapat menerima Opini Audit Going Concern
dilihat bahwa log of odds perusahaan akan turun dengan faktor 0,955 (e -0,047)
akan menerima Opini Audit Going untuk satu penurunan CAR.
Concern secara negatif berhubungan 5) Nilai Koefisien regresi dari variabel NPL
dengan ROA dan CAR serta secara gross sebesar 0,129 menyimpulkan
positif berhubungan dengan LDR dan bahwa setiap kenaikansatu unitNPL
NPL gross. Nilai konstanta adalah gross akan meningkatkan 0,129 kali lipat
-3,321 artinya jika variabel-variabel kemungkinan log of odds
independen dalam penelitian ini yaitu perusahaanmenerima Opini AuditGoing
ROA, LDR, CAR, dan NPL gross Concern dengan asumsi variabel lainnya
dianggap konstanta maka rata-ratalog of konstan. Hubungan odds dan variabel
odds perusahaan menerima Opini Audit bebas yaitu jika LDR dianggap konstan,
Going Concern adalah sebesar -3,321. maka odds perusahaan kemungkinan
2) Nilai Koefisien Beta (B) dari variabel menerima Opini Audit Going Concern
ROA sebesar -0,336 menunjukkan bahwa akan naik dengan faktor 1,138 (e0,129)
setiap penurunan satuunitROA akan untuk satu kenaikan LDR.
meningkatkan0,336 kali lipat Berdasarkan tabel 13 bahwa pengujian
kemungkinan log of odds koefisien melalui uji parsial terkait
perusahaanmenerima Opini Audit Going interpretasi pengaruh Return on Assets
Concern dengan asumsi variabel lainnya (ROA), Loan to Deposits Ratio (LDR),
konstan. Hubungan odds dan variabel Captal Adequacy Ratio (CAR) dan Non
bebas yaitu jika ROA dianggap konstan, Performing Loans (NPL) grossterhadap
maka odds perusahaan kemungkinan Opini Audit Going Concern didapat simpulan
menerima Opini Audit Going Concern sebagai berikut:
akan turun dengan faktor 0,715 (e -0,336) 1) Pengujian Hipotesis 1 (H1)
untuk satu penurunan ROA. Dari tabel 13yaitu hasil uji model regresi
3) Nilai Koefisien regresi dari variabel LDR logistik diketahui bahwa variabel Return on
sebesar 0,008 menunjukkan bahwa setiap Assets memperlihatkanKoefisien Beta (B)
kenaikansatu unitLDR akan negatif sebesar 0,336 dengan nilaisignifikansi
meningkatkan 0,008 kali lipat sebesar 0,00 yang lebih kecil dari 0,05
kemungkinan log of odds sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang
perusahaanmenerimaOpini AuditGoing artinya, Return on Assets secara parsial
Concern dengan asumsi variabel lainnya berpengaruh negatif signifikan terhadap
konstan. Hubungan odds dan variabel Opini Audit Going Concern.Nilai Koefisien
bebas yaitu jika LDR dianggap konstan, Beta (B) = Logaritma Natural (ln) dari 0,715
maka odds perusahaan kemungkinan = -0,336. Dengan demikian, H1 yaitu Return
menerima Opini Audit Going Concern on Assets berpengaruh negatif signifikan
akan naik dengan faktor 1,008 (e0,008) terhadap Opini Audit Going
untuk satu kenaikan LDR. Concernditerima.
2) Pengujian Hipotesis 2 (H2)

14
Dari tabel 13diketahui bahwa variabel Return on Assets Terhadap Opini Audit
Loan to Deposits Ratio Going Concern
memperlihatkanKoefisien Beta (B) positif Variabel Return on Assets berpengaruh
sebesar 0,008 dengan nilaisigifikansi sebesar negatif secara signifikan dalam pemberian
0,796 yang lebih besar dari 0,05 sehingga H 0 Opini Audit Going Concern. Return on
diterima dan Ha ditolak yang artinya, Loan Assets mempunyai nilai koefisien negatif
to Deposits Ratio secara parsial tidak sebesar 3,321 dengan tingkat signifikasi
berpengaruh negatif secara signifikan namun sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Hal
memiliki arah hubungan positif terhadap tersebut menunjukkan bahwa variabel ini
Opini Audit Going Concern. Nilai Koefisien mempunyai arah hubungan yang negatif dan
Beta (B) = Logaritma Natural (ln) dari 1,008 berpengaruh signifikan terhadap pemberian
= 0,008. Dengan demikian, H2 yaitu Loan to Opini Audit Going Concern. Arah hubungan
Deposits Ratio berpengaruh negatif yang negatif atau berlawanan menunjukkan
signifikan terhadap Opini Audit Going bahwasemakin naik Return on Assets, maka
Concernditolak. bisa jadi penerimaan Opini Audit Going
3) Pengujian Hipotesis 3 (H3) Concern semakin kecil.
Dari tabel 13diketahui bahwa variabel Penelitian menunjukkan bahwa semakin
Capital Adequacy Ratio naiknya Return on Assets maka bisa
menyatakanKoefisien Beta (B) negatif menurunkan kemungkinan perusahaan
sebesar 0,047 dengan nilaisignifikansi menerima Opini Audit dengan modifikasi
sebesar 0,488 yang lebih besar dari 0,05 Going Concern sebab perusahaan yang
sehingga H0 diterima dan Ha ditolak yang mengalami rugi usaha lebih berpeluang
artinya, Capital Adequacy Ratio secara mendapatkan Opini Audit Going Concern.
parsial tidak berpengaruh negatif secara Auditor menilai bahwa perusahaan yang
signifikan terhadap Opini Audit Going mengalami rugi usaha dianggap kurang
Concern.Nilai Koefisien Beta (B) = mampu dalam membayar kewajibannya,
Logaritma Natural (ln) dari 0,955 = -0,047. selain itu perusahaan yang mengalami rugi
Dengan demikian, H3 yaitu Capital usaha dianggap tidak maksimal dalam
Adequacy Ratio berpengaruh negatif menggunakan total aset yang dimiliki untuk
signifikan terhadap Opini Audit Going memperoleh laba usaha, sehingga perusahaan
Concernditolak. mengalami rugi usaha dan mendukung
4) Pengujian Hipotesis 4 (H4) auditor memberikan Opini Audit Going
Dari tabel 13 diketahui bahwa variabel Concern. Nilai signifikansi lebih kecil dari
Non Performing Loans gross 0,05 (signifikan) berarti bahwa variabel
menyatakanKoefisien Beta (B) positif Return on Assets dapat memberikan bukti
sebesar 0,129 dengan nilai signifikansi yang sama tentang pengaruhnya terhadap
sebesar 0,017 yang lebih kecil dari 0,05 pemberian Opini Audit Going Concern pada
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang perusahaan perbankan di Indonesia.
artinya, Non Performing Loans gross secara Hasil penelitian diatas membuktikan
parsial berpengaruh positif signifikan bahwa auditor cenderung mempertimbangkan
terhadap Opini Audit Going Concern. Nilai Return on Assets dalam memberikan Opini
Koefisien Beta (B) = Logaritma Natural (ln) Audit dengan pernyataan Going Concern.
dari 1,138 = 0,129. Maka, H4 yaitu Non Hasil penelitian tersebut tidak sama dengan
Performing Loans gross berpengaruh positif penelitian yang dilakukan oleh(Geraldina,
signifikan terhadapOpini Audit Going 2011; Haribowo, 2013; Senosuryoputro &
Concernditerima. Kurnia, 2015). Perbedaan hasil penelitian ini
bisa dipengaruhi oleh perbedaan subsektor
Pembahasan perusahaan yang dipilih dan tahun penelitian
dimana penelitian (Haribowo, 2013)
menggunakan subsektor perbankan syariah di

15
Asia Tenggara dan Selatan, dan tahun ketiganya karena telah dialokasi seluruhnya
penelitian 2009-2012 sedangkan penelitian untuk kredit maka perusahaan disebut tidak
(Geraldina, 2011) dan (Senosuryoputro & liquid dan mendukung auditor memberikan
Kurnia, 2015) menggunakan subsektor yang Opini Audit Going Concern. Nilai
sama dengan peneliti yaitu perbankan namun signifikansi lebih besar dari 0,05 (tidak
periode penelitian tahun 2002-2007 dan signifikan) berarti bahwa variabel Loan to
2009-2012. Namun penelitian ini konsisten Deposits Ratio tidak dapat memberikan bukti
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putra konsisten tentang pengaruh positifnya secara
& Suryandari, 2010; Siregar & Jayanti, 2013; signifikan terhadap pemberian Opini Audit
Handhayani & Budiartha, 2015) yang Going Concern pada perusahaan perbankan
menyatakan bahwa Return on Assets di Indonesia artinya auditor independen akan
berpengaruh negatif signifikan terhadap cenderung melihat rasio keuangan bank
pemberian Opini Audit Going Concern. secara keseluruhan.
Hasil penelitian tersebut tidak sama
Loan to Deposits Ratio Terhadap Opini dengan penelitian yang dilakukan
Audit Going Concern oleh(Geraldina, 2011; Siregar & Jayanti,
Variabel Loan to Deposits Ratio tidak 2013; Handhayani & Budiartha, 2015).
berpengaruh negatif signifikan namun Perbedaan hasil penelitian (Geraldina, 2011;
mempunyai arah positif terhadap Opini Audit Siregar & Jayanti, 2013) tidak berpengaruh
Going Concern. Loan to Deposits Ratio negatif siginifikan terhadap Opini Audit
memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,008 Going Concerndan (Handhayani &
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,796 Budiartha, 2015) berpengaruh negatif
(lebih besar dari 0,05). Arah hubungan signifikan terhadap Opini Audit Going
tersebut berbanding terbalik dengan yang Concern. Hasil Penelitian (Geraldina, 2011)
dihipotesiskan menunjukkan bahwa variabel dan (Siregar & Jayanti, 2013;Handhayani &
ini memiliki arah hubungan yang positif dan Budiartha, 2015) dapat dipengaruhi oleh
tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini perbedaan periode penelitian tahun 2002-
Audit Going Concern. Arah hubungan yang 2007 dan 2009-2012. Namun hasil penelitian
positif menunjukkan bahwa jika Loan to ini konsisten dengan penelitian yang
Deposits Ratio semakin naik, maka dilakukan oleh (Senosuryoputro & Kurnia,
kemungkinan penerimaan Opini Audit Going 2015) yang menyatakan bahwa Loan to
Concern semakin besar. Deposits Ratiotidak berpengaruh positif
Hal ini menunjukkan bahwa semakin signifikan terhadap pemberian Opini Audit
naiknya Loan to Deposits Ratio maka bisa Going Concern.
menambah kemungkinan perusahaan
menerima Opini Audit dengan mengubah Capital Adequacy Ratio Terhadap Opini
Going Concern sebab perusahaan yang Audit Going Concern
memiliki kredit yang lebih besar Variabel Capital Adequacy
dibandingkan dana pihak ketiga yang dapat Ratiotidakberpengaruh negatif signifikan
menyebabkan perusahaan tidak mampu terhadap pemberian Opini Audit Going
membiayai nasabah yang ingin melakukan Concern. Capital Adequacy Ratiomemiliki
penarikan deposito dan bank indonesia juga nilai koefisien negatif sebesar 0,047 dengan
telah menetapkan batas maksimum Loan to tingkat signifikasi sebesar 0,488 (lebih besar
Deposits Ratio yaitu 110% jika melebihi dari 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa
maka perusahaan itu dianggap tidak liquid. variabel ini mempunyai arah hubungan yang
Auditor independen juga menilai bahwa negatif dan tidak berpengaruh signifikan bagi
perusahaan yang memiliki kredit yang lebih pemberian Opini Audit Going Concern. Arah
besar dibandingkan dana pihak ketiga hubungan yang negatif menyatakan bahwa
menyebabkan perusahaan tidak mampu jika Capital Adequacy Ratiosemakin
menggunakan dana liquid yaitu dana pihak meningkat, maka kemungkinan penerimaan

16
Opini Audit Going Concern semakin kecil. 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa
Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel ini memiliki arah hubungan yang
semakin naiknya Capital Adequacy positif dan berpengaruh signifikan terhadap
Ratiomaka bisa menurunkan harapan pemberian Opini Audit Going Concern. Arah
perusahaan menerima Opini Audit dengan hubungan yang positif dan searah
perubahan modifikasiGoing Concern sebab menunjukkan jika Non Performing Loans
perusahaan yang memiliki modal yang besar gross semakin naik, maka harapan
mampu mengantisipasi risiko kredit yang penerimaan Opini Audit Going Concern
gagal bayar, dan risiko pasar seperti risiko semakin besar.
suku bunga yang naik, nilai tukar rupiah Berdasarkan uraian tersebut maka
melemah, ekuitas bank secara konsolidasi semakin meningkatnya Non Performing
dengan perusahaan anak, dan komoditas bank Loans gross maka akan dapat menambah
secara konsolidasi dengan perusahaan anak. kemungkinan perusahaan menerima Opini
Auditor menilai bahwa perusahaan memiliki Audit dengan modifikasi Going Concern
modal yang kecil tidak mampu karena perusahaan yang memiliki kredit
mengantisipasi risiko kredit dan risiko pasar bermasalah yang besar lebih berpeluang
yang tinggi sehingga menyebabkan gagalnya mendapatkan Opini Audit Going Concern.
menutup kerugian besar yang terjadi dan Auditor menilai bahwa perusahaan yang
mendukung auditor independen memberikan memiliki kredit bermasalah yang besar akan
Opini Audit Going Concern. Nilai mengalami kerugian karena gagalnya
signifikansi lebih besar dari 0,05 (tidak menerima pokok kredit dan bunganya
signifikan) berarti bahwa variabel Capital sehingga dianggap kurang mampu dalam
Adequacy Ratio tidak mampu memberikan membayar kewajibannya, maka mendukung
bukti yang sama tentang pengaruhnya auditor untuk memberikan Opini Audit
terhadap pemberian Opini Audit Going Going Concern. Nilai signifikansi lebih kecil
Concern pada perusahaan perbankan di dari 0,05 (signifikan) berarti variabel Non
Indonesia artinya auditor independen akan Performing Loans gross memberikan bukti
cenderung melihat rasio keuangan bank konsisten tentang pengaruhnya terhadap
secara keseluruhan. pemberian Opini Audit Going Concern pada
Hasil penelitian ini tidak konsisten perusahaan perbankan di Indonesia.
dengan penelitian yang dilakukan Penelitian ini membuktikan bahwa
oleh(Geraldina, 2011). Perbedaan hasil auditor independen diharapkan cenderung
penelitian ini dapat dipengaruhi oleh mempertimbangkan Non Performing Loans
perbedaan periode penelitian tahun 2002- gross dalam memberikan Opini Audit dengan
2007. Namun penelitian ini sesuai dengan pernyataan Going Concern.
penelitian yang sudah dilakukan oleh (Siregar
& Jayanti, 2013; Handhayani & Budiartha, PENUTUP
2015; Senosuryoputro & Kurnia, 2015) yang
menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio Simpulan
tidak berpengaruh signifikan terhadap Berdasarkan hasil analisis yang telah
pemberian Opini Audit Going Concern. dilakukan terkait dengan pengaruh Rasio
Keuangan terhadap Opini Audit Going
Non Performing Loans gross Terhadap Concernpada industri perbankan yang
Opini Audit Going Concern Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
Variabel Non Performing Loans gross 2008-2017, maka dapat disimpulkan data
berpengaruh positif terhadap pemberian sebagai berikut :
Opini Audit Going Concern. Non 1) Variabel ROA (X1) berpengaruh positif
Performing Loans grossmemiliki nilai signifikan terhadap Opini Audit Going
koefisien positif sebesar 0,129 dengan tingkat Concernpada industri perbankan yang
signifikasi sebesar 0,017 (lebih kecil dari Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2008-2017. Dengan demikian dapat

17
disimpulkan bahwa H1 diterima. Hal ini kemungkinanpenerimaan Opini Audit
ditunjukkan oleh koefisien regresi Going Concern semakin besar.
sebesar 0,0336 dengan nilai signifikan 5) Variabel ROA, LDR, CAR, dan NPL
sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05. gross secara simultan berpengaruh
Dengan demikian maka semakin tinggi signifikan terhadap Opini Audit Going
variabel ROA (X1) makakemungkinan Concern pada industri perbankan yang
penerimaan Opini Audit Going Concern Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
semakin kecil. 2008-2017 dengan nilai Chi-Square
2) VariabelLoan to Deposits Ratio (X2) 47,554dengan tingkat sigifikansi sebesar
tidak berpengaruh negatif terhadap 0,000 (lebih kecil dari 0,05).
Opini Audit Going Concern pada
industri perbankan yang Terdaftar di Keterbatasan Penelitian
Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017. Peneliti menyadari akan keterbatasan
Dengan demikian dapat disimpulkan dalam penelitian ini, yang perlu diperbaiki
bahwa H2 ditolak. Hal ini ditunjukkan oleh peneliti selanjutnya. Adapun
dengan nilai sebesar 0,008 dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut yaitu :
tingkatsignifikasi sebesar 0,796 (lebih 1) Pemilihan sampel penelitian hanya
besar dari 0,05). Dengan ini terpacu pada rasio yang terdapat pada
menunjukkan bahwa jikaLoan to Annual Reportindustri perbankan yang
Deposits Ratio semakin meningkat, Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
maka kemungkinanpenerimaan Opini 2008-2017 saja.
Audit Going Concern semakin besar. 2) Penelitian hanya menguji pengaruh
3) Variabel CAR (X3) tidak berpengaruh ROA, LDR, CAR dan NPL gross
negatif terhadap Opini Audit Going terhadap Opini Audit Going Concern.
Concern pada industri perbankan yang Ke-empat variabel iniyang hanya
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun menjelaskan 46,4% dan sisanya
2008-2017. Dengan demikian dapat dijelaskan variabel-variabel lain yang
disimpulkan bahwa H3 ditolak. Hal ini mungkin memiliki pengaruh terhadap
ditunjukkan dengan nilai koefisien Opini Audit Going Concern tidak diuji
negatif sebesar 0,047 dengan dalam penelitian ini.
tingkatsignifikasi 0,488 (lebih besar dari
0,05).Dengan ini menunjukkan bahwa Agenda Penelitian Mendatang
jikaCapital Adequacy Ratiosemakin Temuan penelitian menunjukkan bahwa
meningkat, maka diperlukannya pengembangan model dari
kemungkinanpenerimaan Opini Audit model penelitian yang digunakan peneliti saat
Going Concern semakin kecil. ini.hal ini guna memperbesar khasanah
4) Variabel NPL Gross (X4) berpengaruh keilmuan bidang Opini Audit Going
positif signifikan terhadap Opini Audit Concern, khususnya pada perusahaan yang
Going Concern pada industri perbankan terdaftar di BEI. Hal tersebut diperlukan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia penelitian lanjutan dengan:
tahun 2008-2017. Dengan demikian 1) Pengembangan model atau
dapat disimpulkan bahwa H4 diterima. menggunakan variabel lain, seperti
Hal ini ditunjukkan dengan nilai pengaruh faktor non-keuangan yaitu
koefisien positif sebesar 0,129dengan Kualitas Perekonomian, Rencana
tingkatsignifikasi sebesar 0,017 (lebih Manajemen, dan Kualitas Auditor,
kecil dari 0,05). Dengan ini maupun seperti pengaruh rasio keuangan
menunjukkan bahwa jikaNon lainnya seperti Net Interest Margin dan
Performing Loans gross semakin Giro Wajib Minimum terhadap Opini
meningkat, maka Audit Going Concern

18
2) Memperluas aspek populasi, sehingga rinci dan lengkap serta tidak terjadi
lebih mencakup pada populasi yang keterlambatan data.
lebih luas. 2) Bagi regulator untuk membuat dan
mengesahakan undang-undang
Saran mengenai annual report yang harus
Adapun saran dari peneliti guna diaudit agar memiliki objektivitas
mengembangkan faktor-faktor untuk dengan jaminan yang berkualitas karena
merumuskan Opini Audit Going Concern kadang kala perusahaan-perusahaan
menjadi berkualitas sebagai berikut: tidak menggunakan objektivitas secara
1) Bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa maksimal untuk membuat annual report
Efek Indonesia selalu memberikan dan khususnya rasio keuangan berdasarkan
menyampaikan laporan tahunan secara laporan keuangan yang telah diaudit
untuk menarik investor.

19
DAFTAR PUSTAKA Ghozali, I. (2017). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan program IBM
Aprinia, R. W., & Hermanto, S. B. (2016). SPSS 23 (9th ed.). Semarang: Badan
Pengaruh Rasio Keuangan, Ukuran Penerbit Universitas Diponegoro.
Perusahaan, dan Reputasi Auditor
Terhadap Opini Going Concern.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 1- Ghozali, I. (2016). Desain Penelitian
20. Kuantitatif dan Kualitatif untuk
Akuntansi, Bisnis, dan Ilmu Sosial
Lainnya. Semarang: Yoga Pratama.
Bank Indonesia. (2010). Peraturan Bank
Indonesia Nomor 12/5/PBI/2010
Tentang Perubahan Atas Peraturan Handhayani, N. W., & Budiartha, I. K.
Bank Indonesia Nomor (2015). Pengaruh Size, Profitabilitas,
7/18/PBI/2005 Tentang Sistem Loan to Deposits Ratio, dan
Kliring Nasional Bank Indonesia. Kecukupan Modal Terhadap Opini
Jakarta: Bank Indonesia. Audit Going Concern. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana,
771-787.
Bank Indonesia. (2015). Peraturan Bank
Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015
Tentang Perubahan Atas Peraturan Haribowo, I. (2013). Analisis Perbandingan
Bank Indonesia Nomor Pengaruh Kualitas Audit, Likuiditas,
15/15/PBI/2013 Tentang Giro Wajib Solvabilitas, Profitabilitas Terhadap
Minimum Bank Umum dalam Rupiah Opini Audit Going Concern. STAR –
dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Study & Accounting Reseach, 51-67.
Konvensional. Jakarta: Bank
Indonesia.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2015).
Standar Audit 570. Jakarta: Ikatan
Bank Indonesia. (2004). Surat Edaran Bank Akuntan Publik Indonesia.
Indonesia
No.6/23/DPNP/2004Tentang
Penilaian Kesehatan Bank Umum. Ikatan Bankir Indonesia. (2012). Manajemen
Jakarta: Bank Indonesia. Risiko 1. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Dewan Perwakilan Rakyat Republik


Indonesia. (2011). Undang-Undang Ikatan Bankir Indonesia. (2014). Mengelola
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun Bank Konvensional (1st ed.). Jakarta:
2011 Tentang Akuntan Publik. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.
Ikatan Bankir Indonesia. (2015). Manajemen
Risiko 1 (1st ed.). Jakarta: PT
Geraldina, I. (2011). Pengaruh Tingkat Gramedia Pustaka Utama.
Kesehatan Bank Terhadap Opini
Audit Going Concern. Jurnal Bisnis
Manajemen dan Ekonomi, 2833- Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan.
2846. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

20
KPMG Indonesia. (2017). Introduction to dan Opini Audit Tahun Sebelumnya
Banking Industry: Discovering the Terhadap Penerimaan Opini Audit
vital and highly regulated industry. Going Concern. Ultima Accounting,
Jakarta: KPMG Indonesia. 75-93.

M.Hanafi, M., & Halim, A. (2016). Analisis Siregar, I. W., & Jayanti, D. (2013).
Laporan Keuangan (5th ed.). Pengaruh CAR, ROA, dan LDR
Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern. Portofolio Jurnal
Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi,
Putra, V. A., & Suryandari, E. (2010). 11-30.
Analisis Rasio Keuangan dan Faktor
Non Keuangan yang Mempengaruhi
Auditor dalam Memberikan Opini Sudirman, I. W. (2013). Manajemen
Audit Going Concern pada Auditee. Perbankan (1st ed.). (Riefmanto,
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 53- Ed.) Jakarta: Kencana Prenada Media
67. Group.

Senosuryoputro, B. W., & Kurnia, R. (2015). Tandiontong, M. (2016). Kualitas Audit dan
Pengaruh Informasi Rasio Keuangan, Pengukurannya. Bandung: Alfabeta.

21
IDENTITAS PENELITI
(Researcher’s Identity)

Nama (Name) : Bobi Diaz Permana


NIM(Student ID Number) : 311401405432
TTL (Place and Date of Brith) : Rimbo Bujang, 09 Desember 1994
Alamat (Address) : Jl. 13 RT.001 RW.004, Perintis, Rimbo Bujang 37553,
Tebo, Jambi
Alamat Sementara (Current Address) : Jl. Sido Mulyo V No.9 RT.03 RW.20, Muktiharjo Kidul,
Pedurungan, Semarang, 50190, Jawa Tengah
No. HP (MobilePhone Number) : +6281329673123
Email (Email Address) : bobi.diaz@akuntanindonesia.or.id
Instansi (College) : Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Alamat Instansi (College Address) : Jl Raya Kaligawe Km.4, Genuk, Semarang 50112, Jawa
Tengah
Fakultas/Jurusan (Faculty/Major) : Ekonomi/S1 Akuntansi
Judul Artikel (Article Title) : PENGARUH RASIO KEUANGAN BANK
TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

22

Anda mungkin juga menyukai