Anda di halaman 1dari 15

LONGITUDINAL STUDY ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI

AUDIT GOING CONCERN DAN IMPLIKASI DALAM PERSPEKTIF SYARIAH

Boy Fadly
Program Studi Akuntansi, STIE IBBI Medan
email: gibralboy@yahoo.com

Abstract
This study aims to analyze and provide empirical evidence of the influence of the
audit quality, prior audit opinion, financial condition of the company,debt default,
company size and companys growth on the probability of receiving going-concern
opinion. Hipotesis proposed that all independent variabel effect on acceptance going-
concern opinion.
This study used 18 manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange
2010-2014. Population is obtained by the condition of the data. Data were analyzed using
logistic regression analysis.
The results showed that the audit quality, financial condition of the company, debt default,
and companys growth has no effect on acceptance going-concern opinion. While the prior
audit opinion and the company size effect on acceptance going-concern audit opinion.

Keywords: the audit quality, prior audit opinion, financial condition, debt default,
companys size, companys growth, going-concern opinion

Andi (2012) menunjukkan kualitas


1. PENDAHULUAN audit pada KAP yang besar akan berusaha
Pada kasus manipulasi informasi untuk menyajikan kualitas audit yang lebih
keuangan pada Enron, Xerox dan World.com besar dibandingkan dengan KAP yang kecil.
dan berakhir pada kebangkrutan KAP dibedakan menjadi dua yaitu KAP yang
menyebabkan kritikan pada profesi auditor. beralifiliasi dengan KAP Big Four dan KAP
Auditor dianggap punya andil dalam lainnya. Sehingga, para peneliti memiliki
memberikan informasi yang salah sehingga bukti bahwa KAP yang besar akan berusaha
merugikan para pemakai informasi keuangan. untuk menyajikan kualitas audit yang lebih
Weiss (2002) dan Tucker (2003) dalam Ni besar dibandingkan dengan KAP yang kecil
Putudan Komang Ayu (2011) (Deis and Giroux, 1992) dalam Praptorini dan
mengungkapkan bahwa dari 228 perusahaan Januarti (2007). Hal ini diperkuat oleh Irfana
publik yang mengalami kebangkrutan, Enron (2012). Tetapi pada penelitian yang dilakukan
dan 95 perusahaan lainnya menerima opini oleh Setyarno dkk (2006) dan Irfana (2012)
wajar tanpa pengecualian pada tahun sebelum menyatakan bahwa kualitas audit tidak
terjadi kebangkrutan. Selain itu Puji (2007) berpengaruh terhadap opini audit going
mengungkapkan bahwa 16 bank yang concern.
dilikuidasi pada 1 November 1997, Bank
Prasidha Utama dan Bank Ratu dilikuidasi Kondisi keuangan menunjukkan
tahun 2000, Unibank pada tahun 2001, Bank kinerja suatu perusahaan dan mampu
Asiatic dan Bank Dagang Bali pada tahun menunjukkan pengaruh yang kuat terhadap
2004, serta Bank Global Internasional pada opini auditor (Hasnah dkk, 2009). Menurut
tahun 2005. Dalam peristiwa ini, laporan Ayu (2011) yang meneliti kondisi keuangan
audit yang dibuat oleh kantor akuntan publik dengan proksi likuiditas, leverage,
(KAP) menyatakan bahwa kondisi perbankan profitabilitas dan arus kas menunjukkan
saat itu sangat baik, tetapi dalam pengaruh terhadap opini audit going concern.
kenyataannya dalam kondisi buruk. Hasil berbeda ditunjukkan oleh Andi (2012)
ketika kondisi keuangan dengan proksi
profitabilitas menunjukkan tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit
pengaruh terhadap opini audit going concern. going concernpada perusahaan yang terdaftar
di BEI.
Totok (2011) membuktikan bahwa Manfaat penelitian ini adalah: (1)
perusahaan yang menerima opini audit going Pengembangan teori dan pengetahuan di
concernpada tahun sebelumnya lebih bidang akuntansi konsentrasi audit. (2)
cenderung untuk menerima opini yang sama Auditor dalam kaitan pemberian opini audit
pada tahun berjalan. Sedangkan dalam dengan melihat keberlangsungan usaha (going
penelitian debt default bahwa menurut concern).
Karyanti (2009) dan Mirna dkk (2011)
mengemukakan bahwa variabel debt 2. KAJIAN LITERATUR DAN
defaultyang terbukti berpengaruh positif PENGEMBANGAN HIPOTESIS
terhadap penerimaan opini audit going
concern.
Kualitas Audit
Totok (2011) dan Abdul dan Baldric
Craswell et al. (1995) menyatakan
(2011) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
klien biasanya mempersepsikan bahwa
tidak menunjukkan pengaruh terhadap
auditor yang berasal dari KAP besar dan yang
penerimaan opini audit going concern.
memiliki afiliasi dengan KAP internasional
Sedangkan menurut Yashinta (2013)
akan memiliki kualitas yang lebih tinggi
menyatakan bahwa ukuran perusahaan
karena auditor tersebut memiliki karakteristik
berpengaruh signifikan negatif terhadap opini
yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti
audit going concern, artinya semakin besar
pelatihan, pengakuan internasional, dan
ukuran perusahaan maka semakin kecil
adanya peer review. Auditor yang memiliki
probabilita mendapatkan opini audit going
reputasi yang baik akan cenderung untuk
concern.
mempertahankan kualitas auditnya agar
Penelitian yang dilakukan oleh Fanny
reputasinya terjaga dan tidak kehilangan
dan Saputra (2005) dengan judul Opini audit
klien. DeAngelo (1981) menyimpulkan
going concernkajian berdasarkan model
bahwa KAP yang lebih besar dapat diartikan
prediksi kebangkrutan, pertumbuhan
menghasilkan kualitas audit yang lebih baik
perusahaan, dan reputasi KAP studi pada
dibandingkan kantor akuntan kecil.
emiten BEJ, menemukan bahwa
Dalam penelitian ini kualitas audit
pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
merupakan persepsi hasil pekerjaan auditor
terhadap pemberian opini going
yang dikelompokkan dalam hasil pekerjaan
concern.Hasil penelitian ini didukung oleh
auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) besar
Karyanti (2009).).Namun pada penelitian
dan hasil pekerjaan auditor Kantor Akuntan
Abdul dan Baldric (2010) menemukan hasil
Publik (KAP) kecil. KAP besar dalam
bahwa, pertumbuhan perusahaan berpengaruh
penelitian ini berarti KAP big 4 atau KAP
terhadap pemberian opini going concern.
lokal yang sejak 2009 berafiliasi dengan
Dua alasan utama dilakukan
Ernst & Young, Deloitte Touche Tohmatsu,
penelitian ini adalah untuk menguji
KPMG dan Pricewaterhouse Coopers.
ketidakkonsistenan hasil uji penelitian dan
Sedangkan KAP kecil adalah KAP non big 4
menguji kembali dengan melihat perbedaan
waktu penelitian. Penelitian ini merupakan
Opini Audit Tahun Sebelumnya
replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Setyarno dkk (2006) mendefinisikan
Andi (2012) mengenai pengaruh faktor
sebagai opini audit yang diterima oleh auditee
pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan
pada tahun sebelumnya. Opini audit going
perusahaan, opini audit tahun sebelumnya,
concerntahun sebelumya ini akan menjadi
pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit
faktor pertimbangan penting auditor untuk
going concern. Selain itu peneliti
mengeluarkan kembali opini audit going
menambahkan variabel debt default dan
concernpada tahun berikutnya. Apabila
ukuran perusahaan yang tidak
auditor menerbitkan opini audit going
dipertimbangkan oleh Andi (2012).
concerntahun sebelumnya maka akan
Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk
semakin besar kemungkinan perusahaan akan
memperoleh bukti empiris dan menganalisis
menerima kembali opini audit going menyarankan bahwa opini seperti itu
concernpada tahun berjalan. mungkin tidak sesuai, biaya kegagalan untuk
Dalam penelitian ini opini audit tahun mengeluarkan opini going concernketika
sebelumnya yakni opini going concerndan perusahaan dalam keadaan default, tinggi
non going concern yang diterima oleh sekali karenanya diharapkan status default
perusahaan pada tahun sebelumnya, sama dapat meningkatkan kemungkinan auditor
atau berbeda pada tahun berjalan. Hal ini mengeluarkan opini going concern.
untuk melihat pertimbangan auditor dalam Debt default dalam penelitian ini
melihat opini yang diterima pada tahun merupakan suatu kondisi dimana perusahaan
sebelumnya yang mempengaruhi opini mengalami gagal bayar utang lancar yang
auditor pada tahun berjalan. dapat ditunjukan dengan nilai modal
kerja(working capital) yang negatif.
Kondisi Keuangan Perusahaan Keputusan opini audit going concern dan non
Kondisi keuangan perusahaan going concerndapat dipertimbangkan
menggambarkan tingkat kesehatan berdasar penilaian debt default.
perusahaan sesungguhnya. Ramadhany
(2004) dan Mc Keown dkk (1991)
menemukan bahwa auditor hampir tidak Ukuran Perusahaan
pernah memberikan opini audit going Machfoedz (1994) dalam Suwito dan
concernpada perusahaan yang tidak Herawaty (2005) menyatakan bahwa ukuran
mengalami kesulitan keuangan. perusahaan adalah suatu skala yang dapat
Pada penelitian yang dilakukan Fanny mengklasifikasikan perusahaan menjadi
dan Saputra (2005), dalam penelitian ini perusahaan besar dan kecil menurut berbagai
digunakan empat model prediksi cara, antara lain: total aset atau total aset
kebangkrutan untuk mengukur kondisi perusahaan, nilai pasar saham, rata-rata
keuangan perusahaan yaitu The Zmijeski tingkat penjualan, dan jumlah penjualan. Pada
Model, The Altman Model, Revised Altman dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi
Model dan Springate Model. dalam 3 kategori, yaitu perusahaan besar
Kondisi keuangan dalam penelitian ini (large firm), perusahaan menengah
adalah kondisi keuangan yang (mediumsize), dan perusahaan kecil (small
menggambarkan kemungkinan penerimaan firm).
kondisi financial distress atau prediksi Ukuran perusahaan dapat dilihat dari
kebangkrutan dengan menggunakan total aset yang dimiliki. Perusahaan dengan
pertimbangan model Altman Revisi tahun total aset yang besar menunjukkan bahwa
1993. Nilai Z score negatif yang dihasilkan perusahaan tersebut telah mencapai tahap
model Altman Revisi tahun 1993 kedewasaan karena dalam tahap ini arus kas
menunjukkan perusahaan yang tidak sehat perusahaan sudah positif dan dianggap
dan mungkin bangkrut. Sedangkan nilai Z memiliki prospek yang baik dalam jangka
score positif menunjukkan kondisi waktu yang relatif panjang. Oleh karena itu,
perusahaan yang sehat. Keputusan opini audit perusahaan besar diharapkan akan lebih
going concern dan non going concern dapat mampu untuk menyelesaikan masalah
dipertimbangkan berdasar hasil perhitungan keuangan yang dihadapi dan mempertahankan
model Altman revisi tahun 1993. kelangsungan usahanya.
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini
adalah logaritma natural (ln) total aset yang
dimiliki perusahaan, dimana semakin besar
Debt default total aset yang dimiliki akan memperkecil
Debt defaultdidefinisikan sebagai kemungkinan penerimaan opini audit going
kegagalan debitor dalam membayar utang concern dan sebaliknya.
pokok dan atau bunganya pada waktu jatuh
tempo (Chen dan Church, 1992). Semenjak Pertumbuhan Perusahaan
auditor lebih cenderung disalahkan karena Pertumbuhan perusahaan
tidak berhasil mengeluarkan opini going mengindikasikan kemampuan perusahaan
concernsetelah peristiwa-peristiwa yang dalam mempertahankan kelangsungan
usahanya. Pertumbuhan perusahaan dapat waktu auditor telah melakukan pemeriksaan
diproksikan dengan rasio pertumbuhan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin
penjualan. Rasio ini mengukur seberapa baik lama seorang auditor telah melakukan audit
perusahaan mempertahankan posisi pada klien yang sama maka kualitas audit
ekonominya, baik dalam industrinya maupun yang dihasilkan akan semakin rendah, (2)
dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan jumlah klien, semakin banyak jumlah klien
(Weston dan Copeland, 1992 dalam Setyarno maka kualitas audit akan semakin baik karena
dkk., 2006). auditor dengan jumlah klien yang banyak
Pertumbuhan perusahaan dalam akan berusaha menjaga reputasinya, (3)
penelitian ini adalah nilai aktifitas penjualan kesehatan keuangan klien, semakin sehat
dan pendapatan pada tahun berjalan yang kondisi keuangan klien maka akan ada
dibandingkan dengan akifitas penjualan dan kecenderungan klien tersebut untuk menekan
pendapatan pada tahun sebelumnya. auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4)
Pertumbuhan positif menunjukkan perubahan review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan
ke arah yang lebih baik dan sebaliknya meningkat jika auditor tersebut mengetahui
pertumbuhan negatif menunjukkan penurunan bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh
kinerja operasional. Hal ini dapat pihak ketiga.
mempengaruhi keputusan opini audit going Sehingga, para peneliti memiliki
concern. hipotesis bahwa KAP yang besar akan
berusaha untuk menyajikan kualitas audit
Opini Audit Going concern dan Non Going yang lebih besar dibandingkan dengan KAP
concern yang kecil (Deis and Giroux, 1992) dalam
Menurut Belkaoui (2006), going Praptorini dan Januarti (2007). Perusahaan
concernadalah dalil yang menyatakan bahwa yang gagal dan tidak menjelaskan going
suatu entitas akan menjalankan terus concern pada opini auditnya menunjukan
operasinya dalam jangka waktu yang cukup bahwa auditor tersebut lebih mementingkan
lama untuk mewujudkan proyeknya, aspek komersial dan berdampak buruk pada
tanggung jawab, serta aktivitas-aktivitasnya citra auditor serta hilangnya kepercayaan
yang tiada henti. Dalil ini memberi gambaran investor terhadap perusahaan auditan (Bernes
bahwa entitas diharapkan untuk beroperasi dan Huan, 1993). Tetapi penelitian yang
dalam jangka waktu yang tidak terbatas atau dilakukan oleh Eko dkk (2006) menyatakan
tidak diarahkan menuju arah likuidasi. bahwa kualitas audit tidak berpengaruh
Opini audit going concern dalam terhadap opini audit going concern. Hal ini
penelitian ini merupakan opini auditor dalam diperkuat oleh Irfana (2012) dan Andi (2012)
kesangsian atas keberlanjutan usaha yang menyatakan bahwa kualitas audit tidak
perusahaan dalam 1 tahun ke depan. berpengaruh terhadap penerimaan opini going
Sedangkan opini audit non going concern concern.
adalah opini auditor yang menyatakan
kepastian usaha dalam satu tahun ke depan. Hubungan Opini Audit tahun sebelumnya
Opini tersebut dinyatakan dalam asersi terhadap Opini Going concern
penjelasan terhadap laporan keuangan. Perusahaan dengan opini going
concernakan semakin mengalami
Pembentukan Hipotesis keterpurukan baik dari segi keuangan maupun
eksistensinya di mata masyarakat. Kesulitan
Hubungan Kualitas Audit terhadap Opini keuangan (financial distressed) pada
Going concern perusahaan yang menerima opini audit going
De Angelo (1981) dalam Andi (2012) concernakan semakin parah apabila tidak ada
menunjukkan bahwa KAP yang besar akan tindakan perbaikan yang radikal dan efektif
berusaha untuk menyajikan kualitas audit sesuai dengan permasalahan yang sedang
yang lebih besar dibandingkan dengan KAP dihadapai perusahaan. Jadi dapat diasumsikan
yang kecil. Deis dan Giroux (1992) dalam bahwa opini audit tahun sebelumnya
Alim dkk (2007) melakukan penelitian berpengaruh terhadap kemungkinan
tentang empat hal dianggap mempunyai penerimaan opini audit going concern.
hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama
Penelitian yang dilakukan Mutchler adalah dengan memeriksa hutang perusahaan.
(1984) dan diperkuat oleh Ramadhany (2004), Ketika suatu perusahaan memiliki hutang
Setyarno dkk (2006), Praptitorini dan Januarti yang tinggi, maka kas yang ada di perusahaan
(2007), Yashinta (2008), Januarti (2009), Ayu akan diarahkan untuk menutup hutang yang
(2011), Andi (2012), menemukan hubungan dimiliki perusahaan yang dampaknya akan
positif antara opini audit going concerntahun mengganggu kegiatan operasional
sebelumnya dengan opini tahun berjalan. Ada perusahaan.
hubungan positif yang signifikan antara opini Apabila perusahaan gagal dalam
audit going concerntahun sebelumnya dengan membayar utang (debt default) maka
opini audit going concerntahun berjalan. kelangsungan usahanya menjadi diragukan,
Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah oleh sebab itu kemungkinannya auditor akan
menrebitkan opini audit going concern, maka memberi opini audit going concern.
akan semakin besar kemungkinan auditor Ramadhany (2004) menunjukkan bahwa
untuk menerbitkan kembali opini audit going variabel debt default, berpengaruh terhadap
concernpada tahun berikutnya. penerimaan opini going concern. Hasil
penelitian tersebut konsisten dengan
Hubungan Kondisi Keuangan terhadap penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Opini Going concern Chen dan Church (1992), Mutchler et al.
Keraguan yang besar terhadap (1997), Carcello et al. (1992). Penelitian Chen
kemampuan perusahaan untuk melanjutkan dan Church (1992) menemukan bukti yang
usahanya dapat ditunjukkan dengan terjadinya kuat antara pemberian status debt
kegagalan keuangan (financial distress) atau defaultdengan masalah going concern.
kondisi keuangan yang memburuk. Tingkat
kesehatan suatu perusahaan dapat dilihat dari Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
kondisi keuangan per-usahaan. Perusahaan Opini Going concern
yang mempunyai kondisi keuangan yang baik Mutchler (1985) dalam Ramadhany
maka auditor tidak akan mengeluarkan opini (2004) menyatakan bahwa auditor lebih
audit going concern(Ramadhany, 2004). sering mengeluarkan opini audit going
Mc Keown dkk (1991) menemukan concernpada perusahaan kecil karena auditor
bahwa auditor hampir tidak pernah mempercayai bahwa perusahaanbesar dapat
memberikan opini audit going concernpada menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan
perusahaan yang tidak mengalami kesulitan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil.
keuangan. Krishnan (1996) dalam Setyarno Perusahaan besar memiliki akses yg lebih
(2006) menyatakan bahwa auditor lebih mudah dalam mendapatkan dana baik itu
cenderung untuk mengeluarkan opini audit berupa pinjaman dari kreditur atau dana
going concernketika kemungkinan investasi dari investor, maupun dari sumber
kebangkrutan berada di atas 28 persen dengan dana eksternal lainnya. Kemudahan ini
menggunakan model prediksi Zmijeski. dikarenakan trust yang didapat oleh
Carcello dan Neal (2000) dalam Santosa dan perusahaan besar dari calon sumber dana.
Wedari (2007) menyatakan bahwa semakin Kreditur misalnya, akan lebih merasa
kondisi keuangan perusahaan terganggu atau secure memberikan pinjaman pada
memburuk maka akan semakin besar per- perusahaan besar yang biasanya memiliki
usahaan menerima opini audit going concern. tatanan perusahaan yang lebih baik dari pada
perusahaan dengan skala yang lebih kecil,
Hubungan Debt default terhadap Opini baik itu tatanan birokrasi perusahaan, sistem
Going concern pengendalian internal, manajerial perusahaan,
Indikator yang digunakan dalam teknologi informasi yang dipakai, dan aspek-
mengukur kelangsungan hidup suatu aspek lain yang nantinya akan berpengaruh
perusahaan atau going concernadalah pada kemampuan perusahaan dalam mencapai
kegagalan suatu perusahaan dalam memenuhi target.
kewajiban hutang atau bunga pada waktu Selain pertimbangan pada kemudahan
jatuh tempo (PSA 30). Hal pertama yang akan perusahaan dalam mendapatkan dana,
dilakukan oleh auditor untuk mengetahui McKnown et al. (1991) dalam Ramadhany
kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan (2004) mengatakan bahwa perusahaan besar
lebih banyak menawarkan fee audit tinggi adalah opini going concern
daripada yang ditawarkan oleh perusahaan unqualified/qualified dan going concern
kecil. Dalam kaitannya mengenai kehilangan disclaimer opinion. Opini audit non going
fee audit yang signifikan tersebut, auditor concernhanya untuk perusahaan yang
dapat meragukan pengeluaran opini audit menerima unqualified opinion. Opini audit
going concernpada perusahaan besar. going concernmerupakan variabel
dikotomous. Opini audit going concerndiberi
Hubugan Pertumbuhan Perusahaan kode 1 (satu), sedangkan opini audit non
terhadap Opini Going concern going concerndiberi kode 0 (nol).
Andi (2012) menyatakan bahwa
pertumbuhan perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini audit Variabel Independen
going concern. Perusahaan yang mempunyai Kualitas audit
rasio pertumbuhan penjualan yang negatif Kualitas audit diproksikan dengan KAP
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut big 4 dan KAP non big 4. KAP big 4 akan
tidak dapat mempertahankan posisi mempertahankan reputasinya untuk
ekonominya dan kemungkinan tidak dapat menghasilkan kualitas audit yang lebih baik
mempertahankan kelangsungan hidupnya. baik daripada KAP non big 4. Dengan insentif
Sehingga auditor cenderung memberikan yang lebih besar, KAP big 4 akan cenderung
opini audit going concernkepada perusahaan mampu mengungkapkan masalah-masalah
yang mengalami pertumbuhan negatif. yang ada untuk menghindari resiko
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat pengadilan terhadap KAP-nya. Hal ini yang
dari seberapa baik perusahaan menunjukkan bahwa kualitas audit
mempertahankan posisi ekonominya dalam berpengaruh terhadap kemungkinan opini
industri maupun kegiatan ekonominya audit Going concern.
(Setyarno dkk, 2006). Perusahaan yang
mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi Opini audit tahun sebelumnya
cenderung memiliki laporan sewajarnya, Dalam pemeriksaan akuntansi, jejak
sehingga potensi untuk mendapatkan opini rekam opini tahun sebelumnya menjadi
yang baik akan lebih besar. Altman (1968) pertimbangan penting. Pada perusahaan yang
dalam Andi (2012) mengemukakan bahwa menerima opini audit going concern pada
perusahaan dengan negative growth tahun sebelumnya, akan mempengaruhi
mengindikasikan kecenderungan yang lebih auditor untuk memberikan opini audit tahun
besar ke arah kebang-krutan sehingga sesudahnya. Hal ini dikarenakan perusahaan
perusahaan yang laba tidak akan mengalami yang menerima opini audit going concern
kebangkrutan. Karena kebangkrutan akan mengalami penurunan nilai saham,
merupakan salah satu dasar bagi auditor untuk kesulitan dalam meningkatkan modal
memberikan opini audit going concern, maka pinjaman dan ketidakpercayaan para
perusahaan yang mengalami pertumbuhan stakeholder lainnya. Opini audit tahun
perusahaan yang negatif akan makin tinggi sebelumnya akan diberikode 1 apabila auditee
kecenderungan untuk menerima opini going menerima opini audit going concern,
concern. sedangkan apabila auditee menerima opini
audit non going concerndiberikan kode 0

3. METODE PENELITIAN
Variabel Dependen
Opini AuditGoing concern Kondisi Keuangan
Opini audit going concernmerupakan Kondisi keuangan yang diproksikan
opini audit modifikasi yang dalam dengan Z score model altman revisi 1993
pertimbangan auditor terdapat ketidak dapat mengungkapkan kondisi financial
mampuan atau ketidakpastian signifikan atas distress. Kondisi keuangan yang kuat akan
kelangsungan hidup perusahaan mengecilkan kemungkinan pemberian opini
dalammenjalankan operasinya (IAI 2001). audit going concern. Sebaliknya, kondisi
Termasuk dalam opini audit going concernini keuangan yang memburuk menunjukkan
penurunan kemampuan perusahaan dari segi Pertumbuhan perusahaan yang positif
keuangan. Hal ini yang menyebabkan menunjukkan prestasi perusahaan dalam
kemungkinan auditor memberikan opini audit mempertahankan keberlangsungan usahanya.
going concern. Sehingga kondisi keuangan Kuantifikasi pertumbuhan perusahaan
berpengaruh terhadap opini audit going mengacu pada
concern. Model Altman yang digunakaan Growth=
adalah: 1
Z = 0.717Z + 0.874Z2 + 3.107Z3 + 0.420Z4 1
+ 0.998Z5
Penentuan Populasi
Dimana: Populasi penelitian adalah perusahaan
Z1 = working capital/total asset perusahaan industri manufaktur selama
Z2 = retained earnings/total asset periode 2010 sampai 2014 berdasar kriteria
Z3 = earnings before interest and taxes/total berdasar variabel penelitian. Penarikan
asset populasi yang menjadi data pengamatan
Z4 = book value of equity/book value of debt dilakukan oleh penulis dengan membuat
Z5 = sales/total asset syarat/kriteria sesuai pertimbangan variabel-
variabel penelitian.
Kriteria berdasar syarat pada defenisi
Debt default operasional masing-masing variabel adalah:
Kegagalan perusahaan dalam membayar Perusahaan yang terdaftar secara berturut-
hutangnya disebut debt default. Salah satu turut selama periode pengamatan yaitu 2010-
indikator yang digunakan dalam mengukur 2014. Perusahaan sudah terdaftar di BEI sejak
keberlangsungan hidup suatu perusahaan 1 Januari 2010. Perusahaan yang tidak keluar
adalah dengan mengukur kemampuan (delisting) dari BEI selama periode
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. pengamatan (2010 2014). Menerbitkan
Jika modal kerja negatif yakni aset lancar laporan keuangan yang telah diaudit oleh
lebih kecil daripada kewajiban lancarnya, auditor independen selama periode
maka memantapkan auditor dalam pengamatan (2010 2014). Dan perusahaan
mengeluarkan opini audit going concern. yang mengalami laba bersih negatif
Sehingga debt default berpengaruh terhadap sekurangnya dua perioda laporan keuangan
opini going concern. Kuantifikasi debt default berturut-turut selama perioda pengamatan
adalah 1 = status debt default, dan 0 = status tahun 2010-2014. Dari kriteria di atas
tidak debt default diperoleh 18 perusahaan selama 5 tahun
sehingga diperoleh 90 pengamatan.
Ukuran Perusahaan
Perusahaan dengan nilai aset yang besar Metode Analisis Data
menunjukkan kedewasaan dalam Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menjalankan operasional perusahaan. analisis multivariat dengan menggunakan
Perusahaan yang besar cenderung dapat regresi logistik (logistic regression), karena
mengumpulkan modal dan pinjaman dengan variabel dependennya dummy (Ghozali 2005).
mudah dan mengatasi masalah-masalah Sedangkan model regresi yang digunakan
keuangan lainnya. Selain itu pemberian fee untuk menguji hipotesis yakni:
audit yang besar oleh perusahaan besar akan
Ln1 = + 1 + 2 +
mengecilkan pertimbangan auditor dalam
menyatakan opini audit going concern. 3 + 4 + 5 +
Kuantifikasi ukuran perusahaan adalah 6 +
logaritma natural dari total aset perusahaan.
Keterangan:

Ln 1 = Probabilitas mendapatkan audit
Pertumbuhan Perusahaan Going concern
Kemampuan perusahaan dalam = konstanta
meningkatkan aset dan volume penjualan = koefisien regresi
menunjukkan kinerja manajemen yang baik. = Kualitas Audit
= Opini Audit tahun sebelumnya lebih banyak muncul yakni dari 90
= Kondisi Keuangan perusahaan yang diamati, diperoleh sebanyak
= Debt default 56 perusahaan menerima opini audit going
= Ukuran Perusahaan concern pada tahun sebelumnya dan 34
= Pertumbuhan Perusahaan perusahaan tidak menerima opini audit going
= Kesalahan Residual concern pada tahun sebelumnya. Sementara
itu menggunakan analisis tabulasi silang
diperoleh informasi yang lebih rinci.
Perusahaan yang mendapat opini non
4. HASIL DAN PEMBAHASAN going concernsebesar 90,3% merupakan
Nilai rata-rata (mean) opini audit (GC) perusahaan yang pada tahun sebelumnya
sebesar 0,65 yang lebih besar dari 0,50 mendapat opini yang sama, maka besar
menunjukkan bahwa opini audit dengan kode kemungkinan pada tahun berikutnya
1, yakni opini audit going concern lebih perusahaan tersebut akan mendapatkan opini
banyak muncul dari 90 pengamatan pada yang sama juga yaitu non going concern.
perusahaan. Dari 90 perusahaan, 59 Begitu juga sebaliknya pada perusahaan yang
perusahaan populasi menerima opini mendapat opini going concernsebesar 89,8%
auditgoing concern, dan 31 perusahaan pada tahun sebelumnya akan cenderung
menerima opini audit non going concern. mendapatkan opini yang sama pada tahun
Nilai rata-rata (mean) kualitas audit sesudahnya.
(ADTR) sebesar 0,55 yang lebih besar dari Nilai rata-rata (mean) kondisi keuangan
0,50 menunjukkan bahwa kualitas audit perusahaan (Z) menunjukkan nilai rata-rata
yangdiproksikan dengan KAP big 4 dengan yang positif yaitu sebesar 0,4829 dengan nilai
kode 1, lebih banyak muncul dari 90 minimum -8,28 dan nilai maksimum 5,19.
pengamatan pada perusahaan. Dari 90 Nilai yang positif (maksimum)
perusahaan, sebanyak 50 perusahaan menggambarkan kondisi keuangan yang
menggunakan jasa audit dalam kategori KAP tinggi atau baik, sedangkan nilai yang negatif
big 4dan 40 perusahaan menggunakan jasa (minimum) menggambarkan kondisi
audit dalam kategori non KAP big 4. 40 keuangan rendah atau kurang baik. Kondisi
perusahaan yang menggunakan jasa audit Non keuangan yang tinggi atau baik bukan berarti
KAP big 4 sebanyak 21 perusahaan masuk akan terhindar dari opini going concern,
kategori nongoing concern dan 19 karena auditor lebih percaya pada hasil
perusahaan mendapat opini going concern. auditnya untuk memberikan opini going
Sementara itu dari 50 perusahaan yang concernmaupun non going concern.
menggunakan jasa auditor KAP big 4 Nilai rata-rata (mean) debt default
diperoleh informasi bahwa 10 perusahaan (DEF) sebesar 0,4778 yang lebih kecil dari
tidak mendapat opini audit going concern 0,50 menunjukkan debt defaultdengan kode
sedangkan sisanya yakni 40 perusahaan 1, lebih sedikit muncul yakni dari 90
memperoleh opini audit going concern. Dari perusahaan yang diamati, diperoleh sebanyak
informasi di atas dapat disimpulkan bahwa 43 perusahaan mengalami debt default
perusahaan yang menggunakan jasa audit sedangkan 47 perusahaan tidak mengalami
KAP big 4 lebih cenderung mengeluarkan kondisi debt default. Diketahui bahwa 47
opini going concern. Hal ini sesuai yang perusahaan yang mengalami kondisi nondebt
dinyatakan oleh Mutcler et.al (1997) dalam default, terdapat sebanyak 13 perusahaan
Andi (2012) yakni ditemukan bukti univariat masuk kategori nongoing concern dan 34
bahwa auditor big 6 lebih cenderung perusahaan mendapat opini going concern.
menerbitkan opini audit going concernpada Sementara itu dari 43 perusahaan yang
perusahaan yang mengalami financial distress mengalami kondisi nondebt default diperoleh
dibandingkan auditor non-big 6. informasi bahwa 18 perusahaan tidak
Nilai rata-rata (mean) opini audit mendapat opini audit going concern
sebelumnya (PRIOP) sebesar 0,62 yang sedangkan sisanya yakni 25 perusahaan
lebih besar dari 0,50 menunjukkan opini memperoleh opini audit going concern.
audit tahun sebelumnya dengan kode 1, yaitu Nilai rata-rata (mean) ukuran
yang menerima opini audit tahun sebelumnya perusahaan (SIZE) yang diproksikan dengan
Ln total aset menunjukkan nilai rata-rata yaitu (tidak ada perbedaan antara model dengan
sebesar 27,6883. Dengan anti ln data sehingga model dapat dikatakan fit).
(=exp(27,6883)) diperoleh nilai bahwa nilai Nilai statistik Hosmer and Lemeshows
rata-rata aset dari 90 perusahaan yakni Goodness of Fit Test adalah 6,959 dengan
sebesar Rp 1.058.951.093.811. Sedangkan probabilitas signifikansi 0,541 yang nilainya
dengan nilai minimum total aset yakni 23,08 jauh di atas 0,05. Dengan demikian dapat
atau sebesar Rp 10.556.419.550 dan nilai disimpulkan bahwa model mampu
maksimum aset yakni 31,10 atau sebesar Rp memprediksi nilai observasinya atau dapat
32.103.943.853.583. Kisaran nilai total aset dikatakan model dapat diterima karena cocok
minimum dimiliki oleh PT Alam Karya dengan data observasinya
Unggul Tbk (AKKU) pada tahun 2012.
Sedangkan nilai total aset tertinggi dimiliki
oleh PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada
tahun 2014.
Nilai rata-rata (mean) pertumbuhan
perusahaan (SG) yang diproksikan dengan Menilai keseluruhan model
pertumbuhan penjualan menunjukkan nilai Pada Tabel Iteration output SPSS pada
rata-rata yaitu sebesar 0,13. Nilai ini Tabel 4.6 dan 4.7 menunjukkan selisih
menunjukkan rata-rata pertumbuhan 90 kedua -2LogL sebesar 87,095 (115,909-
perusahaan sebesar 13%. Sedangkan 28,814) atau terjadi penurunan nilai -
pertumbuhan minimum perusahaan yakni - 2LogL sebesar 87,095. Penurunan nilai -
0,71 atau dengan kata lain penurunan 2LogL ini dapat diartikan bahwa penambahan
terendah terjadi sebesar 71%. Sedangkan variabel bebas ke dalam model dapat
pertumbuhan perusahaan tertinggi sebesar memperbaiki model fit serta menunjukkan
2,94 atau 294%. Penurunan penjualan model regresi yang lebih baik atau dengan
terendah sebesar 71% terjadi pada PT Asia kata lain model yang dihipotesiskan fit
Pasifik Fibers (POLY) Tbk pada tahun 2014 dengan data.
dan pertumbuhan penjualan tertinggi sebesar Iteration Histor ya,b ,c
294% terjadi pada PT Alam Karya Unggul
Tbk (AKKU) pada tahun 2013. -2 Log Coefficients
Iteration likelihood Constant
Step 1 115,918 ,622
Menilai kelayakan model regresi 0 2 115,909 ,643
Langkah pertama adalah menilai 3 115,909 ,644
kelayakan model regresi logistik yang akan a. Constant is included in the m odel.
b. Ini tial -2 Log Likelihood: 115,909
digunakan. Kelayakan model regresi dinilai
c. Es timation term inated at iteration num ber 3 because
dengan menggunakan Hosmer and param eter estim ates changed by les s than ,001.
Lemeshows Goodness of Fit Test
yaknimenguji hipotesis nol bahwa data
empiris cocok atau sesuai dengan model

Matrik Klasifikasi
Menggunakan tabel clasification dibaca dengan regresi logistik cukup dengan melihat
bahwa menurut prediksi auditee yang variabel in the equation, pada kolom
menerima opini going concern adalah 59, signifikan dibandingkan dengan tingkat
sedangkan pada tabel 4.9, observasi kealphaan 0,05 (5%). Apabila tingkat
sesungguhnya menunjukkan bahwa auditee signifikansi < 0,05 maka hipotesis diterima.
yang menerima opini going concern adalah 57. 96,6%. Dan menurut prediksi auditee yang
Jadi ketepatan model ini adalah 57/59 menerima opini nongoing concern adalah 31,
ataumodel ini adalah 93,3%. Pengujian sedangkan observasi sesungguhnya
hipotesis dalam penelitian ini untuk menguji menunjukkan bahwa auditee yang menerima
pengaruh variabel-variabel bebas yaitu opini nongoing concern adalah 27. Jadi,
pengaruh kualitas audit, opini audit ketepatan model ini adalah 27/31 atau
tahunsebelumnya, 87,09%. Ketepatan prediksi keseluruhan
kondisikeuanganperusahaan, debt default,
ukuran perusahaan dan Pengujian Hipotesis
pertumbuhanperusahaandengan menggunakan Berikut disajikan tabel variables in the
hasil uji regresi yang ditunjukkan dalam equation:
variabel in the equation. Dalam uji hipotesis

Dari pengujian dengan regresi logistik Penggunaan auditor besar (KAP yang
pada tabel variables in the equation diperoleh berafiliasi dengan big four) maupun auditor
persamaan regresi logistik sebagai berikut: kecil (KAP yang tidak berafiliasi dengan big
GCAO = -21,092 + 1,310ADTR + four) bukan acuan dalam pemberian opini
4,692PRIOP + 0,010Z 0,574DEF+ audit going concern. Hal ini menunjukkan
0,680SIZE + 1,338SG + e bahwa dua tipe auditor tersebut independen
dan profesional dalam memberikan opini
Berikut disajikan ringkasan hasil hipotesis berdasar proses audit yang dilakukan.
Hasil opini going concern bisa
1. Pengaruh Kualitas Audit terhadap dikeluarkan oleh kedua tipe KAP tersebut.
Penerimaan Opini Audit going concern Pada Tabel 4.2 Tabulasi Silang Kualitas Audit;
Variabel kualitas audit yang diproksikan dari 59 perusahaan yang mendapat opini going
dengan kantor akuntan publik yang berafiliasi concern, pada non KAP Big 4 terdapat 19
dengan big four dan yang tidak berafiliasi perusahaan (32,2%) yang mendapat opini
dengan big four menunjukkan nilai koefisien going concern, pada KAP Big 4 terdapat 40
positif sebesar 1,310 dengan signifikansi perusahaan (67,8%) yang mendapat opini
sebesar 0,187. Hasil penelitian menunjukkan going concern. Hal ini menunjukkan KAP
signifikansi lebih besar dari 0,05 (5%) artinya non big 4, memiiliki probabilitas yang cukup
variabel ini memiliki arah hubungan yang besar dengan KAP big 4. Hasil penelitian
berlawanan dan tidak berpengaruh signifikan Andi (2012) pada perusahaan manufaktur di
terhadap penerimaan opini audit going BEI pada 2006-2009 juga menyimpulkan tidak
concern. adanya pengaruh kualitas audit terhadap
penerimaan opini audit going concern.
Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan ini memberikan bukti empiris bahwa
penelitian yang dilakukan Setyarno dkk (2006) dalam menerbitkan opini audit going concern,
dan Irfana (2012) yang menemukan bukti auditor akan mempertimbangkan opini audit
bahwa kualitas audit yang diproksikan dengan yang telah diterima oleh auditee pada tahun
KAP yang berafiliasi dengan big four dan non sebelumnya.
big four tidak berpengaruh signifikan terhadap 3. Pengaruh Kondisi keuangan terhadap
penerimaan opini audit going concern. Peneliti Penerimaan Opini Audit going concern
berkesimpuan bahwa kualitas audit tidak Variabel kondisi keuangan yang
berpengaruh terhadap opini audit going diproksikan dengan Model Revisi
concern karena sudah tidak ada perbedaan Altman,menunjukkan nilai koefisien positif
kualitas pemeriksaan antara KAP big 4/besar sebesar 0,010 dengan signifikansi sebesar
dan KAP nonbig 4/kecil. 0,969. Hasil penelitian menunjukkan
2. Pengaruh Opini Audit Tahun signifikansi lebih besar dari 0,05 (5%) artinya
Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini variabel ini memiliki arah hubungan yang
Audit going concern berlawanan dan tidak berpengaruh signifikan
Variabel opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going
menunjukkan nilai koefisien positif sebesar concern.
4,692 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil Hal ini menunjukkan bahwa KAP lebih
penelitian menunjukkan signifikansi lebih mempercayai proses audit dan variabel
kecil dari 0,05 (5%) artinya variabel ini independen lainnya dalam memberi opini
memiliki hubungan yang searah dan going concern. Dilain pihak, KAP mungkin
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan menggunakan proksi berbeda dalam menilai
opini going concern. Hasil penelitian ini sesuai kondisi keuangan, hal ini dibuktikan bahwa
dengan penelitian Andi (2012). dari 4 model prediksi kebrangkutan, hanya
Hasil audit tahun sebelumnya ternyata satu model yakni Altman Model tahun 1968
menjadi pertimbangan penting bagi KAP yang mempengaruhi opini audit going concern
dalam memberi opini pada tahun berikutnya. Eko dkk (2006). Eko dkk (2006) melakukan
Bagi perusahaan yang mendapat opini going penelitian dengan menggunakan 4 model
concern pada tahun sebelumnya, ini prediksi kebrangkutan untuk mengukur
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan kondisi keuangan yakni Zmijeski Model
tersebut belum mampu memberikan perubahan (1968), Altman Model (1968), Revised Altman
selama tahun penelitian dalam menjawab Model (1993) dan Springate Model (1978)
keberlanjutan usaha dan ini merupakan dimana hanya satu model yang mempengaruhi
masalah yang serius karena akan sangat opini audit going concernyakni Altman Model
mempengaruhi kepercayaan para stakeholder. (1968) dengan menggunakan 22 rasio
Tabulasi silang opini tahun sebelumnya keuangan yang diklasifikasikan ke dalam lima
menunjukkan bahwa, perusahaan yang kategori yaitu likuiditas, profitabilitas,
mendapat opini non going concernsebesar leverage, rasio uji pasar dan aktivitas.
90,3% merupakan perusahaan yang pada tahun Penelitian ini sesuai dengan hasil
sebelumnya mendapat opini yang sama, maka penelitian yang dilakukan oleh Andi (2012)
besar kemungkinan pada tahun berikutnya yang menemukan bahwa kondisi keuangan
perusahaan tersebut akan mendapatkan opini tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini
yang sama juga yaitu non going concern. audit going concern. Keputusan going concern
Begitu juga sebaliknya pada perusahaan yang dapat dilihat karena faktor lain seperti kondisi
mendapat opini going concernsebesar 89,8% ekonomi global. Peneliti berkesimpuan bahwa
pada tahun sebelumnya akan cenderung kondisi keuangan tidak berpengaruh terhadap
mendapatkan opini yang sama pada tahun opini audit going concern karena KAP lebih
sesudahnya. mengandalkan proses pemeriksaan keuangan
Penelitian ini mendukung penelitian yang daripada kondisi keuangan perusahaan.
dilakukan oleh Ramadhany (2004), Setyarno 4. Pengaruh debt default terhadap
dkk (2006), Praptitorini dan Januarti (2007), Penerimaan Opini Audit going concern
Yashinta (2008), Januarti (2009) dan Ayu Variabel debt default menunjukkan nilai
(2011) yang menemukan bahwa opini audit koefisien negatif sebesar 0,574dengan
tahun sebelumnya berpengaruh terhadap signifikansi sebesar 0,581. Hasil penelitian
penerimaan opini audit going concern. Hasil menunjukkan signifikansi lebih besar dari 0,05
(5%) artinya variabel ini memiliki arah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah
hubungan yang berlawanan dan tidak mencapai tahap kedewasaan karena dalam
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan
opini auditgoing concern. dianggap memiliki prospek yang baik dalam
Dari 59 perusahaan yang menerima opini jangka waktu yang relatif panjang.
audit going concern ternyata perusahaan yang Penelitian ini sesuai dengan hasil
nondebt default sebanyak 34 (57,6%) penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2011)
perusahaan menerima opini audit going dan Yashinta (2013) tetapi berlawanan dengan
concern. Sementara perusahaan yang dengan hasil penelitian Totok (2011), serta
mengalami debt default yang menerima opini Abdul dan Baldric (2011) yang menemukan
going concern sebanyak 25 (42,4%) bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa KAP terhadap penerimaan opini audit going
melihat faktor lain melakukan uji atas gagal concern.
bayar dan melihat faktor lain sebagai solusi 6. Pengaruh pertumbuhan perusahaan
perusahaan serta potensi perusahaan di masa terhadap Penerimaan Opini Audit going
datang. concern
Penelitian ini berlawanan dengan hasil Opini Audit going concern Variabel
penelitian yang dilakukan oleh Chen dan pertumbuhan perusahaan menunjukkan nilai
Church (1992) ., Mutchler et al. (1997), koefisien positif sebesar 1,338 dengan
Carcello et al (1992) Ramadhany (2004) dan signifikansi sebesar 0,056. Hasil penelitian
Mirna (2011) yang menemukan bahwa debt menunjukkan signifikansi lebih besar dari 0,05
default berpengaruh terhadap penerimaan (5%) artinya variabel ini memiliki arah
opini audit going concern. Peneliti hubungan positif dan tidak berpengaruh
berkesimpuan bahwa debt default tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit
berpengaruh terhadap opini audit going going concern.
concern karena KAP melihat faktor lain atas Pertumbuhan perusahaan yang
solusi gagal bayar dan potensi perusahaan di diproksikan dengan pertumbuhan penjualan
masa yang akan datang. tidak selalu mengindikasikan bahwa laba yang
5. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap diperoleh perusahaan juga meningkat.
Penerimaan Opini Audit going concern Peningkatan beban operasional yang lebih
Variabel ukuran perusahaan menunjukkan tinggi dibandingkan peningkatan penjualan
nilai koefisien positif sebesar 0,68 dengan akan mengakibatkan laba bersih yang negatif
signifikansi sebesar 0,028. Hasil penelitian dan berdampak pada saldo laba ditahan
menunjukkan signifikansi lebih kecil dari 0,05 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan
(5%) artinya variabel ini memiliki arah bahwa auditor tidak mempertimbangkan
hubungan yang searah dan berpengaruh pertumbuhan penjualan perusahaan dalam
signifikan terhadap penerimaan opini audit memberikan opini audit going concernkarena
going concern. peningkatan penjualan tersebut belum tentu
Penelitian ini menggunakan logaritma diikuti dengan peningkatan laba.
total aset sebagai proksi dari ukuran Penelitian ini sesuai dengan hasil
perusahaan. Penggunaan logaritma total aset penelitian yang dilakukan oleh Andi (2012)
dipandang dapat mewakili ukuran perusahaan yang menemukan bahwa pertumbuhan
karena dapat menggambarkan kemampuan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan
perusahaan baik kemampuan untuk opini audit going concern. Penelitian ini juga
menyelesaikan kewajibannya maupun mendukung penelitian yang dilakukan oleh
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan Fanny dan Saputra (2005), Setyarno dkk
laba dengan aset yang dimiliki. Dengan (2006), Karyanti (2009) dan Ayu (2011).
demikian perusahaan besar yang mengalami Peneliti berkesimpuan bahwa pertumbuhan
financial distress akan lebih mudah mengatasi perusahaan dengan proksi pertumbuhan
kesulitannya karena memiliki kemampuan penjualan tidak berpengaruh terhadap opini
yang lebih besar dibandingkan perusahaan audit going concern karena KAP lebih
kecil (Setyowati, 2009) dalam Ayu (2011). mengandalkan proses pemeriksaan atau KAP
Perusahaan dengan total aset yang besar juga dapat menggunakan proksi lain ata
5. KESIMPULAN Indonesia. Tesis. Universitas Udayana,
Berdasarkan hasil pengujian empiris Denpasar. Tidak Dipublikasikan.
menggunakan regresi logistik SPSS maka Badera, I Dewa Nyoman. (2008). Pengaruh
didapat kesimpulan bahwa: variabel-variabel Kesesuaian Hubungan Corporate
yang mempengaruhi opini going concern Governance dengan Budaya Korporasi
yakni opini audit tahun sebelumnya dan Terhadap Kinerja Perusahaan. Disertasi:
ukuran perusahaan. Sedangkan variabel- Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
variabel kualitas audit, , kondisi keuangan, Tidak Dipublikasikan.
debt default dan pertumbuhan perusahaan Barnes, Paul and H.D. Huan. (1993). The
tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini Auditors Going Concern Decision: Some
audit going concern. UK Evidence Concerning Independence
and Competence. Journal of Business,
6. REFERENSI Finance & Accounting, 2 Februari
Abdul Rahman dan Baldric Siregar (2011). Behn, Bruce K., Steven E. Kaplan, and Kip R.
Faktor - faktor yang mempengaruhi Krumwiede. (2001). Further Evidence
kecenderungan penerimaan opini audit on the Auditors Going-Concern Report:
Going Concern pada perusahaan The Influence of Management Plans.
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Auditing: A Journal of Practice &
Indonesia . Jurnal Akuntansi Manajemen Theory. Vol. 20, No.1,
Vol. 22. Yogyakarta: STIE YKPN. Belkaoui, Ahmed R. (2006). Teori Akuntansi.
Ahmad Hamzah , M. Nisarul Alim dan Imam Edisi Terjemahan. Jilid 1. Jakarta:
Subekti. (2005) Pengujian Empiris Audit Salemba Empat.
Report Lag Menggunakan Client Cycle Blay, Allen D., and Marshall A. Geiger.
Time Dan Firm Cycle Time Makalah (2001). Market Expectation for First
Disampaikan Pada Simposium Nasional Time Going-Concern Recipients. Journal
Akuntansi VIII Solo, 15 16 September. of Accounting, Auditing & Finance. Vol.
Altman, Edward I. (1968). Financial Ratios, 16, No. 3.
Discriminant Analysis and the Prediction Brigham, Eugene F., and Joel F. Houston.
of Corporate Bankruptcy. Journal of (2009). Fundamentals of Financial
Finance. September: 589-609. Management (Dasar-dasar Manajemen
Andi Kartika. (2012) Pengaruh Kondisi Keuangan). Edisi 10. Jakarta: Salemba
Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Empat.
Penerimaan Opini Going Concern Pada Bruynseels, Liesbeth and M. Willekens.
Perusahaan Manufaktur Di BEI. (2006). Strategic Viability and Going-
Dinamika Akuntansi, Keuangan dan ConcernAuditOpinion.http://www.place
Perbankan, Universitas Stikubank, Hal: ment.abs.aston.ac.uk/newweb/Academic
25 40 Vol. 1, No. 1. Groups/fal/ASIG/
Arens, Alvin A., dan James K. Lobbecke. Bruynseels_Willekens_BAA.pdf. Diakses
(1996). Auditing: Pendekatan Terpadu 10 November 2014
(Auditing An Integrated Approach), Jilid Carcello, Joseph V., and Terry L. Neal.
1. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat. (2000). Audit Committee Composition
Arga, Fajar Santosa dan Linda Kusumaning. and Auditor Reporting.at
(2007). Analisis Faktor yang http://papers.ssrn.com/paper.taf?abstract_
Mempengaruhi Kecenderungan id=229835. Dikases 10 November 2014).
Penerimaan Opini Audit Going Concern. Chen, K.C. and B.K. Church. (1992). Default
Jurnal Ilmiah Akuntansi. on Debt Obligations and The Issuance of
Auditing Standards Board. (1988). Statement Going-Concern Report. Auditing :
on Auditing Standards No.59: The Journal Practice and Theory, Vol. 11, No.
Auditors Consideration of an Entitys 2.
Ability to Continue as a Going Concern. Craswell, A.T., J.R. Francis, and S.L. Taylor.
New York: AICPA. (1995). Auditor Brand Name
Ayu, A.A Putri Widyantari. (2011). Opini Reputations and Industry
Audit Going Concern Dan Faktor-faktor Specializations. Journal of Accounting
Yang Mempengaruhi: Studi Pada and Economics.
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek
DeAngelo, Linda Elizabeth. (1981). Auditor
Size and Audit Quality. Journal of Jensen, M.C and W.H. Meckling. (1976).
Accounting and Economics. Vol. 3. Theory Of The Firm, Managerial
Dewayanto, Totok. (2011). Analisis Faktor- Behaviour, Agency Costs & Ownership
Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Structure. Journal of Financial
Opini audit Going Concern pada Economics.
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Joanna, L. Ho. (1994). The Effect of
Bursa Efek Indonesia. Fokus Ekonomi, Experience on Concensus of Going
Universitas Diponegoro, Hal: 81 104 Concern Judgments. Behavior Research
Vol. 6 No. 1. in Accounting. Vol. 6.
Eisenhardt, K. M. (1998). Agency Theory: Jones, F. L. (1996) The Information Content
An Assessment and Review. Academy of The Auditors Going Concern
of Management Review. Vol. 14, No.1. Evaluation. Journal of Accounting ang
Public policy. (Spring).
Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. (2005). Jusup, Al Haryono. 2001. Auditing
Opini Audit Going Concern: Kajian (Pengauditan). Yogyakarta: Bagian
Berdasarkan Model Prediksi Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, YKPN.
dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Karyanti. (2009) Pengaruh Kualitas Auditor,
(Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini
Makalah Disampaikan dalam Simposium Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan
Nasional Akuntansi VIII. Solo: 15- 16 Perusahaan dan Debt default Terhadap
September 2005. Kemungkinan Penerimaan Opini Audit
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Going Concern, UMY.
Multivariate Dengan Program SPSS. Koh Hian Chye dan Tan Sen Suan. (1999). A
Badan Penerbit Universitas Neural Network Approach to the
Diponegoro. Semarang. Prediction of Going Concern
Gujarati, D.N.( 2003). Basic Econometrics. Status.Diakses 10 November 2014
4th Ed. New York: McGraw-Hill, Inc. Koh, H dan Killough, L, (1990). The Use of
Hadi, Sutrisno. (2000). Statistik. ANDI. Multiple Discriminant Analysis in the
Yogyakarta. Assesment of the Going Concern Status
Hair, Joseph, dkk. (1995). Multivariate Data of an Audit Client. Journal of Business,
Analysis, New Jersey : Pearson Finance and Accounting. Spring.
Education, Inc. Komalasari, Agrianti. (2004). Analisis
Hasnah, Haron, Bambang Hartadi, Mahfooz Pengaruh Kualitas Auditor dan Proxy
Ansari dan Ishak Ismail. (2009). Factors Going Concern terhadap Opini Auditor.
Influencing Auditors' Going Concern Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 9,
Opinion. Asian Academy of No. 2: 1-15.
Management Journal, Graduate School of Krishnan J. (1994). Auditor Switching and
Business, Universiti Sains Malaysia, 119 Conversatism. The Accounting Review
Vol. 14, No. 1, January 2009 69, april 1994.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Standar Mayangsari, Sekar. (2003). Pengaruh
Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Kualitas Audit, Independensi terhadap
Empat. Integritas Laporan Keuangan. Makalah
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Disampaikan pada Simposium Nasional
(2002). Metodologi Penelitian Bisnis. Akuntansi VI. Surabaya, 2003.
Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Mc Keown, J.L., J.F. Mutchler, and W.
Universitas Gajahmada. Hoopwood. (1991). Toward An
Irfana, Muhammad Jauhan. (2012) Analisis Explanation of Auditor Failure Comodity
Pengaruh Debt default, Kualitas Audit, The Audit Reports of Bankrupt
Opinion Shopping Dan Kepemilikan Companies. Auditing: A Journal of
Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Practice and Theory, summer, 1991.
Audit Going Concern. Skripsi. Meliyanti, Yosephine Surbakti. (2011).
Universitas Diponegoro. Tidak Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Dipublikasikan Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Studi Empiris Pada Perusahaan Distress Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia). MAKSI, 4.
Skripsi. Universitas Diponegoro. Ruiz, Barbadillo Emiliano, Nives Gomes
Semarang. Tidak Dipublikasikan. Aguilar, Christina De Fuentes Barbera
Mulyadi. (2002). Auditing. Edisi Keenam. dan Maria Antonia Garcia Bernau.
Jakarta: Salemba Empat. (2004). Audit Quality and The Going
Mutchler, J. (1997). Auditors Perceptions of Concern Decision Making Process.
the Going Concern Opinion Decision. European Accounting Review. Vol 13,
Auditing: Journal Practise and Theory. 2004.
Summer. Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti Dan
Mutchler, Jane F., W. Hopwood, and James Faisal. (2006). Pengaruh Kualitas Audit,
M. McKeown. (1997) . The Influence of Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini
Contrary Information and Mitigating Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan
Factors on Audit Opinion Decisions on Perusahaan Terhadap Opini Audit Going
Bankrupt Companies. Journal of Concern. Makalah Disampaikan Pada
Accounting Research. Vol. 35, No. 2. Simposium Nasional Akuntansi 9.
Ni Putu Meriani dan Komang Ayu Padang.
Krisnadewi. (2011). Pengaruh Kondisi Sukrisno Agoes. (2000). Auditing
Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan (Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor
Reputasi Auditor pada Pengungkapan Akuntan Publik). Jakarta: Fakultas
Opini Audit Going Concern Ekonomi Universitas Indonesia.
Nogler, G.E. (1995). The Resolution of Suwito, Edy dan Arleen Herawaty. (2005).
Auditor Going Concern Opinions. Analisis Pengaruh Karakterisrik
Auditing: A Journal of Practice & Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan
Theory. Vol.14, No.2. Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan
Palmrose, Zoe-Vonna. (1988). An Analysis yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
of Auditor Litigation and Audit Service Makalah Disampaikan dalam Simposium
Quality. The Accounting Review. Vol. Nasional Akuntansi (SNA) VIII. Solo.
63, No. 1. Teoh, Siew Hong and T. J. Wong. (1993).
Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. Perceived Auditor Quality and the
(2007). Analisis Pengaruh Kualitas Earnings Response Coefficient. The
Audit, Debt default, dan Opinion Accounting Review. Vol. 68, No. 2, 1993.
Shopping terhadap Penerimaan Opini Venuti, E.K. (2007). The Going Concern
Going Concern. Makalah Disampaikan Assumption Revisited Assessing a
dalam Simposium Nasional Akuntansi X. Companys Future Viability. The CPA
Makassar. Journal, 74 (5).
Puji Rahayu. (2007). Assessing Going Wedari, Arga Fajar Santoso.(2007). Analisis
Concern Opinion: A Study Based on Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Financial and Non-Financial Kecenderungan Opini Audit dan Going
Information. Makalah Disampaikan Concern. Makalah disampaikan pada
dalam Simposium Nasional Akuntansi X. Simposium Nasional Akuntansi X.
Makassar. Makasar.
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. Yashinta, Putri Alichia. (2013) Pengaruh
(2007). Analisis Faktor-Faktor yang Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Memengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan, Dan Opini Audit Tahun
Perusahaan. Makalah Disampaikan Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going
dalam Simposium Nasional Akuntansi X. Concern (Studi Empiris Perusahaan
Makassar. Manufaktur yang terdaftar pada Bursa
Ramadhany, A. (2004). Analisis Faktor- Efek Indonesia). Tesis. Universitas
Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Negeri Padang, Padang. Tidak
Opini Going Concern pada Perusahaan Dipublikasikan.
Manufaktur Yang Mengalami Financial

Anda mungkin juga menyukai