Anda di halaman 1dari 24

41

PENGARUH AUDIT TENURE, DISCLOSURE, UKURAN KAP, DEBT DEFAULT,


OPINION SHOPPING DAN KONDISI KEUANGAN TERHADAP PENERIMAAN
OPINI AUDIT GOING CONCERN
(PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA INDEX SYARIAH BEI)

FINI RIZKI NANDA


SISKA (siskamuji@yahoo.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau

Abstract
This research study was aimed to examine empirically the effect of audit
tenure, dislosure, KAP size, debt default, opinion shopping and financial condition to
the acceptance of going concern audit opinion. The object of this study was 60
companies listed on syriah index of Indonesia Exchange Stock on periode 2011 -2013.
The analytical tool used in this study was logistic regression analytical.

The results of this study showed that particially Opinion Shopping variable
and financial condition had significant effect to acceptance of going concern audit
opinion. While other variables namely audit tenure, disclosure, KAP size, and debt
default had no sinificant effect to acceptance of going concern audit opinion. And in
simultant test, audit tenure, dislosure, size, debt default, opinion shopping and
financial condition had significant effect to the acceptance of going concern audit
opinion.

Keywords: going concern opinion, audit tenure, disclosure, debt default


42 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 24 No. 1 Juni 2015

PENDAHULUAN hubungan istimewa perusahaan, serta


Latar Belakang Masalah kejadian setelah tanggal neraca dalam
Going concern merupakan asumsi hal pemberian opini going concern.
dasar dalam penyusunan laporan Disclosure yang memadai atas informasi
keuangan, suatu perusahaan keuangan perusahaan tersebut menjadi
diasumsikan tidak bermaksud atau salah satu dasar auditor dalam
berkeinginan untuk melikuidasi atau memberikan opininya atas kewajaran
mengurangi secara material skala laporan keuangan perusahaan (Karina,
usahanya (IAI, 2011:341.2). Jadi, 2013:39).
apabila laporan keuangan disusun (Nurul et al., 2012:3),
dengan dasar going concern, berarti menemukan bukti bahwa KAP besar
diasumsikan perusahaan akan bertahan (Big 4) lebih cenderung untuk
dalam jangka panjang. mengeluarkan opini audit going concern
Opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami
merupakan opini audit yang kesulitan keuangan dibandingkan
dikeluarkan oleh auditor untuk dengan KAP Kecil (non-Big 4). KAP
memastikan apakah perusahaan dapat besar dapat menyediakan kualitas audit
mempertahankan kelangsungan yang lebih baik dibanding KAP kecil,
hidupnya dalam jangka waktu tertentu termasuk dalam pengungkapan
(tidak lebih dari satu tahun sejak masalah going concern. Berdasarkan
tanggal laporan keuangan yang sedang ukuran KAP dibedakan menjadi dua
di audit) (PSA, No.30. SPAP, yaitu untuk KAP yang berafiliasi dengan
2011:341.1). KAP big four dan KAP lainnya (non big
Audit Tenure merupakan jangka four).
waktu perikatan yang terjalin antara Informasi yang secara signifikan
Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan berlawanan dengan asumsi
auditee yang sama. Kecemasan akan kelangsungan hidup adalah
kehilangan sejumlah fee yang cukup berhubungan dengan ketidakmampuan
besar akan menimbulkan keraguan bagi entitas dalam memenuhi kewajiban
auditor untuk menyatakan opini audit (default) pada saat jatuh tempo
going concern. Dengan demikian (PSAP,2001:341.1). Debt default
independensi auditor akan terpengaruh didefinisikan sebagai kegagalan debitor
dengan lamanya hubungan dengan (perusahaaan) dalam membayar utang
auditee yang sama. Penelitian yang pokok dan atau bunganya pada waktu
dilakukan oleh Januarti (2009) dan jatuh tempo (Praptitorini, 2007).
Widodo (2011) menemukan bahwa Penelitian Surbakti (2011) dan
audit tenure berpengaruh positif pada Nurul,dkk (2012) mendapatkan bukti
penerimaan opini audit going concern. empiris bahwasannya debt default
Disclosure laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap opini
merupakan informasi yang sangat audit going concern.
penting bagi auditor, misalnya, (Nurul et al., 2012:3) dalam
pengungkapan informasi keuangan penelitiannya berpendapat bahwa
mengenai konsistensi penggunaan ketika perusahaan yang mengganti
metode akuntansi dalam penyusunan auditor (switching auditor)
laporan keuangan, kebijakan-kebijakan menurunkan kemungkinan
perusahaan, kerjasama perusahaan mendapatkan opini audit yang tidak
dengan pihak yang mempunyai diinginkan, dari pada perusahaan yang
Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran KAP (Fini Rizki Nanda & Siska) 43

tidak melakukan pergantian auditor. berpengaruh signifikan pada


Perusahaan yang berhasil dalam kemungkinan pengungkapan opini
opinion shopping melakukan pergantian audit going concern. Sedangkan
auditor dengan harapan mendapat disclosure berpengaruh positif dan
unqualified opinion dari auditor baru. signifikan pada kemungkinan
Lennox (2002) dalam penelitiannya pengungkapan opini audit going
membuktikan bahwa opinion shopping concern. Audit client tenure mampu
berpengaruh signifikan terhadap opini memoderasi pengaruh disclosure pada
audit going concern. kemungkinan pengungkapan opini
Kesangsian terhadap audit going concern.
kelangsungan hidup perusahaan Penelitian yang dilakukan oleh
merupakan indikasi terjadinya Ariffandita Nuri Mutaqqin ( 2012)
kebangkrutan. Fanny dan Saputra menyimpulkan bahwa variabel yang
(2005) menemukan bahwa tingkat mempengaruhi pemberian opini audit
prediksi kebangkrutan dengan going concern adalah variabel rasio
menggunakan suatu model prediksi likuditas, opini audit tahun lalu dan
mencapai tingkat keakuratan 82% dan audit lag, sedangkan variabel lain tidak
menyarankan penggunaan model berpengaruh signifikan.
prediksi kebangkrutan sebagai alat Yulius Kurnia Susanto (2009)
bantu auditor untuk memutuskan meneliti tentang kondisi keuangan
kemampuan perusahaan perusahaan, rasio keuangan, kualitas
mempertahankan kelangsungan audit, opini audit tahun sebelumnya,
hidupnya. Penelitian sebelumnya oleh debt default dan opinion shopping. Hasil
Fanny dan Saputra (2005), penelitian tersebut menujukkan
mengemukakan bahwa penggunaan variabel kualitas audit tidak
model prediksi kebangkrutan berpengaruh terhadap penerimaan
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini
audit opini going concern. Mery menjunjukkan bahwa Kantor Akuntan
(2012:5) menyatakan bahwa semakin Publik, baik berskala besar maupun
kondisi perusahaan terganggu atau kecil, akan selalu bersikap objektif
memburuk maka akan semakin besar dalam memberikan pendapat going
kemungkinan perusahaan menerima concern kepada perusahaan yang
opini audit going concern, sebaliknya mengalami keraguan dalam
pada perusahaan yang tidak pernah kelangsungan usahanya.
mengalami kesulitan keuangan auditee Penelitian yang dilakukan oleh
tidak pernah mengeluarkan opini audit Fitri Handayani (2013) menunjukkan
going concern. bahwa variabel kualitas audit,
Penelitian tentang faktor-faktor pertumbuhan perusahaan, kepemilikan
yang mempengaruhi penerimaan opini institusional, dan kepemilikan
audit going concern pada perusahaan di manajerial ternyata tidak berpengaruh
Indonesia telah dilakukan oleh secara signifikan terhadap perusahaan
beberapa peneliti. Penelitian yang menerima opini audit going concern,
dilakukan oleh Komang Anggita sedangkan variabel opini audit tahun
Verdiana dan I Made Karya Utama sebelumnya berpengaruh signifikan
(2013) menyimpulkan bahwa reputasi sebagai faktor yang mempengaruhi
auditor serta interaksi audit client perusahaan menerima opini audit going
tenure dan repurasi auditor tidak concern.
44 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 24 No. 1 Juni 2015

Nurul Ardiani, Emrinaldi Nur DP, LANDASAN TEORI


Nur Azlina (2012) meneliti tentang Pengertian Going Concern
pengaruh audit tenure, disclosure, SPAP. IAPI (2011:341.2)
ukuran KAP, debt default, opinion mendefinisikan going concern sebagai
shopping, dan kondisi keuangan Kesangsian kemampuan satuan usaha
terhadap penerimaan opini audit going dalam mempertahankan kelangsungan
concern pada perusahaan real estate hidupnya selama periode waktu yang
dan property di Bursa Efek Indonesia pantas, yaitu tidak lebih dari satu tahun
periode 2009 - 2011. Hasil penelitian sejak tanggal laporan keuangan
tersebut menyimpulkan bahwa auditan. PSA No. 30 (SPAP, 2011:341.1)
disclosure,ukuran KAP, dan debt default menyatakan bahwa going concern
berpengaruh terhadap penerimaan dipakai sebagai asumsi dalam
opini audit going concern. Sedangkan pelaporan keuangan sepanjang tidak
audit tenure, opinion shopping dan terbukti adanya informasi yang
kondisi keuangan tidak berpengaruh menunjukkan hal yang berlawanan.
terhadap penerimaan opini audit going Opini going concern merupakan
concern. opini audit yang dikeluarkan oleh
Penelitian ini merupakan auditor untuk mengevaluasi apakah ada
replikasi dari penelitian sebelumnya kesangsian tentang kemampuan entitas
yang telah dilakukan oleh Nurul Ardiani untuk mempertahankan kelangsungan
(2012). Perbedaan penelitian ini hidupnya (SPAP, 2011). Auditor
dengan penelitian sebelumnya adalah menetapkan penerimaan opini audit
terletak pada sampel yang berbeda going concern apabila dalam proses
dimana penelitian yang dilakukan oleh audit ditemukan kondisi dan peristiwa
Nurul Ardiani (2012) sampel diambil yang mengarah pada kesangsian
dari perusahaan Real Estate dan terhadap kelangsungan hidup
Property yang terdaftar di Bursa Efek perusahaan (SA Seksi 341) :
Indonesia dengan menggunakan tahun Standar Profesional Akuntan
pengamatan 2009-2011, Sedangkan Publik (IAPI, 2011:341) menyatakan
penelitian ini sampel yang digunakan apabila auditor tidak menyangsikan
yaitu pada perusahaan yang terdaftar kemampuan satuan usaha dalam
pada index syariah di Bursa Efek mempertahankan kelangsungan
Indonesia dengan menggunakan tahun hidupnya (going concern) dalam jangka
pengamatan dari tahun 2011-2013. waktu pantas, maka auditor
Perumusan Masalah memberikan pendapat wajar tanpa
Berdasarkan latar belakang pengecualian. Apabila auditor
masalah diatas maka dapat menyangsikan kemampuan satuan
diidentifikasikan bahwa yang menjadi usaha dalam mempertahankan
rumusan masalah dalam penelitian ini kelangsungan hidupnya dalam jangka
adalah : Apakah Audit Tenure, waktu pantas, maka auditor wajib
Disclosure, Ukuran KAP, Debt Default, mengevaluasi rencana manajemen.
Opinion Shopping Dan Kondisi Auditor akan memberikan
Keuangan Berpengaruh Terhadap pendapat wajar tanpa pengecualian
Penerimaan Opini Audit Going Cocern dengan bahasa penjelasan jika rencana
Pada Perusahaan Yang Terdaftar Pada manajemen perusahaan dapat secara
Index Syariah Di Bursa Efek Indonesia. efektif dilaksanakan untuk mengatasi
dampak dari kondisi dan peristiwa yang
Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran KAP (Fini Rizki Nanda & Siska) 45

menyebabkan kesangsian auditor Disclosure adalah pengungkapan


tentang kelangsungan usahanya. atau pemberian informasi oleh
Audit Tenure perusahaan, bagi yang positif maupun
Karina (2013:15) menyatakan yang negatif, yang akan mempengaruhi
tenure adalah lamanya hubungan atas suatu keputusan investasi.
auditor klien diukur dengan jumlah Disclosure dibutuhkan oleh para
tahun. Ketika auditor memiliki jangka pengguna untuk lebih memahami
waktu hubungan yang lama dengan informasi yang terkandung dalam
kliennya, hal ini akan mendorong laporan keuangan. Laporan keuangan
pemahaman yang lebih atas kondisi merupakan sumber informasi yang
keuangan klien dan oleh karena itu memungkinkan pihak pengguna untuk
mereka akan dapat mendeteksi mengetahui kondisi suatu perusahaan
masalah going concern. (Karina,2013:39).
Dalam laporan yang dikeluarkan Perusahaan yang memperoleh
oleh Bagian Praktek Securities of opini going concern melakukan
Exchange Commission (SEC) Komite pengungkapan (disclosure) yang lebih
Eksekutif American Institute of Certified luas karena manajemen perusahaan
Public Accountants (AICPA) 1992 dalam dituntut untuk memberikan mitigating
Widyantari (2012:35) dinyatakan evidence terkait dengan kondisi
beberapa argumen yang dibuat tentang keuangan perusahaan. Perusahaan yang
audit tenure. Argumen ini menyatakan mengungkapkan lebih sedikit informasi
bahwa dalam jangka panjang hubungan akuntansi cenderung menerima opini
antara auditor dan perusahaan klien unqualified dari auditor eksternal
akan menyebabkan masalah berikut: (Junaidi dan Hartono, 2010:8).
1. Auditor mempunyai hubungan yang Ukuran KAP
semakin dekat dengan manajemen Auditee dan pemakai laporan
klien yang menyebabkan auditor keuangan biasa mempersepsikan
kehilangan skeptisme profesional. bahwa auditor yang berasal dari KAP
2. Auditor mungkin menganggap skala besar dan berafiliasi dengan KAP
pengujian yang dilakukan sebagai internasional yang menyediakan jasa
pengulangan dari perikatan audit dengan kualitas yang lebih tinggi.
sebelumnya sehingga auditor merasa Auditor skala besar dapat memberikan
mengetahui lebih dulu hasil dari jasa audit dengan kualitas yang lebih
pengujian tersebut. Hal ini baik dan akan selalu mempertahankan
menyebabkan auditor kurang kualitas audit tersebut untuk menjaga
mampu mengevaluasi perubahan reputasi mereka. Auditor skala besar
penting dalam kondisi klien. juga cenderung akan mengeluarkan
3. Auditor mungkin berkeinginan opini going concern apabila faktanya
untuk menyelesaikan masalah pada pelaksanaan audit ditemukan
perusahaan klien dalam rangka permasalahan terkait kelangsungan
mempertahankan hubungan baik hidup perusahaan. Muthahiroh
dengan klien, memenuhi keinginan (2013:2) menyatakan bahwa
klien mungkin menjadi prioritas perusahaan audit skala besar memiliki
auditor dibandingkan dengan insentif yang lebih untuk menghindari
mengikuti standar profesional. kritikan kerusakan reputasi
Pengertian Disclosure dibandingkan pada perusahaan audit
skala kecil.
46 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 24 No. 1 Juni 2015

Pengertian Debt Default perusahaan pada kebangkrutan. Hal


Debt default didefinisikan sebagai tersebut dapat tercermin pada kondisi
kegagalan debitor (perusahaan) untuk keuangan perusahaan.
membayar hutang pokok dan/atau Muthahiroh (2013:3) menyatakan
bunganya pada waktu jatuh. Debt bahwa auditor hampir tidak pernah
default atau kegagalan dalam memberikan opini audit going concern
pembayaran hutang atau kegagalan pada perusahaan yang tidak mengalami
dalam memenuhi perjanjian hutang financial distress. Semakin buruk
merupakan salah satu faktor yang dapat kondisi keuangan perusahaan maka
menimbulkan litigasi atau tuntutan semakin besar probabilitas perusahaan
pengadilan terhadap perusahaan. menerima opini going concern.
Apabila jumlah tuntutan tersebut Hipotesis Penelitian
material akan dapat mempengaruhi Adapun hipotesis penelitian ini adalah :
kelanjutan usaha perusahaan (Mery, H1: Audit Tenure berpengaruh terhadap
2012:17). penerimaan opini Audit going concern
Pengertian Opinion Shopping H2: Disclosure berpengaruh terhadap
Opinion shopping didefinisikan penerimaan opini Audit going concern
oleh SEC, sebagai aktivitas mencari H3: Ukuran KAP berpengaruh terhadap
Auditor yang mau mendukung penerimaan opini Audit going concern
perlakuan akuntansi yang diajukan oleh H4: Debt DefaulT berpengaruh terhadap
manajemen untuk mencapai tujuan penerimaan opini Audit going concern
pelaporan perusahaan. Perusahaan H5: Opinion Shopping berpengaruh
biasanya menggunakan pergantian terhadap penerimaan opini Audit going
auditor (Auditor switching) untuk concern
menghindari penerimaan opini going H6: Kondisi Keuangan berpengaruh
concern dalam dua cara. Pertama, jika terhadap penerimaan opini Audit going
auditor bekerja pada perusahaan concern
tertentu, perusahaan dapat mengancam H7: Audit Tenure, Disclosure, Ukuran
melakukan pergantian auditor. Kedua, KAP, Debt Default, Opinion Shopping
bahkan ketika Auditor tersebut dan Kondisi Keuangan berpengaruh
independen, perusahaan akan secara simultan terhadap penerimaan
memberhentikan Akuntan Publik opini audit going concer.
(Auditor) yang cenderung memberikan
opini going concern atau sebaliknya METODE PENELITIAN
akan menunjuk auditor yang cenderung Objek Penelitian
memberikan opini going concern. Dalam penelitian ini yang menjadi
Argumen ini disebut opinion shopping objek penelitian yaitu Perusahaan-
(Muttaqin, 2012:23). Perusahaan yang terdaftar pada index
Kondisi Keuangan syariah di Bursa Efek Indonesia tahun
Manajemen dalam mengemban 2011-2013.
tugasnya sering dihadapkan pada
kondisi-kondisi yang berpengaruh Operasionalisasi Variabel Penelitian
terhadap kelangsungan hidup Variabel Dependen
perusahaan. Perusahaan mengalami Variabel dependen dalam
kegagalan, dalam kondisi yang tidak penelitian ini adalah opini audit going
sehat dan mengalami krisis yang concern yang merupakan opini audit
berkelanjutan, sehingga mengarahkan modifikasi yang diberikan auditor bila
Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran KAP (Fini Rizki Nanda & Siska) 47

terdapat keraguan atas kemampuan tahun berikutnya (Knechel dan


going concern perusahaan atau terdapat Vonstraelen, 2007).
ketidakpastian yang signifikan atas b. Disclosure
kelangsungan hidup perusahaan dalam Disclosure adalah tingkat
menjalankan operasinya (SPAP, 2001). pengungkapan atas informasi yang
Variabel ini merupakan variabel dummy diberikan sebagai lampiran pada
yang akan bernilai 1 bila perusahaan laporan keuangan dalam bentuk catatan
menerima Going Concern Audit Opinion kaki atau tambahan. Variabel ini diukur
(GCAO) dan bernilai 0 bila menerima dengan menggunakan indeks yang telah
opini Non Going Concern Audit Opinion diatur dalam Keputusan BAPEPAM
(NGCAO). Nomor: KEP-134/BL/2006 Peraturan
Variabel Independen Nomor X.K.6 tentang kewajiban
Variabel independen dalam penyampaian laporan tahunan bagi
penelitian ini adalah emiten atau perusahaan publik.
a. Audit Tenure Penentuan indeks dilakukan dengan
Karina (2013:15) menyatakan menggunakan skor disclosure yang
tenure adalah lamanya hubungan diungkapkan oleh perusahaan. Jika
auditor klien diukur dengan jumlah perusahaan mengungkapkan item
tahun. Audit tenure diukur dengan informasi dalam laporan keuangannya,
menghitung jumlah tahun dimana KAP maka skor 1 akan diberikan dan jika
yang sama telah melakukan perikatan item tersebut tidak diungkapkan, maka
audit terhadap auditee. Tahun pertama 0 akan diberikan (Nurul, 2012). Setelah
perikatan dimulai dengan angka 1 dan melakukan scoring, disclosure level
ditambah dengan satu untuk tahun- dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut :

Disclosure Level = Jumlah skor disclosure yang dipenuhi


Jumlah Skor Maksimum

c. Ukuran KAP bunganya pada saat jatuh tempo ( Chen


Ukuran KAP dibedakan dalam dua dan Church 1992).
kelompok, yaitu KAP big four termasuk Debt default diukur menggunakan
afiliasinya di Indonesia dan KAP non big Variabel dummy yang digunakan
four. Dalam penelitian ini Variabel dengan score 1 = ekuitas negatif (status
Ukuran KAP diukur dengan debt default), dan score 0 = ekuitas
menggunakan variabel dummy. Jika positif (tidak debt default) untuk
sebuah perusahaan diaudit oleh KAP menunjukkan apakah perusahaan
big four maka diberikan nilai 1. dalam keadaan default atau tidak
Sedangkan jika sebuah perusahaan default sebelum pengeluaran opini
diaudit oleh KAP non big four, maka audit.
diberikan nilai 0 (Foroghi, 2012). e. Opinion Shopping
Opinion shopping didefinisikan
d. Debt Default oleh SEC, sebagai aktivitas mencari
Debt default atau kegagalan auditor yang mau mendukung
membayar hutang didefinisikan sebagai perlakuan akuntansi yang diajukan oleh
kelalaian atau kegagalan perusahaan manajemen untuk mencapai tujuan
untuk membayar hutang pokok atau pelaporan perusahaan. Pengukuran
48 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 24 No. 1 Juni 2015

opinion shopping menggunakan metode mengalami krisis yang berkelanjutan,


yang diterapkan oleh Lennox (2002). sehingga mengarahkan perusahaan
Variabel ini menggunakan pada kebangkrutan. Hal tersebut dapat
variabel dummy, angka 1 diberikan tercermin pada kondisi keuangan
kepada perusahaan yang melakukan perusahaan. Semakin buruk kondisi
pergantian auditor untuk tahun keuangan perusahaan maka semakin
selanjutnya setelah perusahaan besar probabilitas perusahaan
mendapatkan opini audit going concern, menerima opini going concern
dan angka 0 jika perusahaan tidak (Muthohiroh dan Nur cahyonowati
melakukan pergantian auditor untuk 2013). Kondisi keuangan ini diukur
tahun selanjutnya setelah perusahaan dengan menggunakan model prediksi
mendapatkan opini audit going concern. kebangkrutan Revised Altman, yang
Variabel Kontrol terkenal dengan istilah Z score :
Kondisi Keuangan
Perusahaan mengalami kegagalan,
dalam kondisi yang tidak sehat dan

Keterangan:
WC = working capital (current asset - current liabilities)
TA = total asset
RE = retained earning
EBIT = earning before interest and taxes/total asset
MVE = market value of equity
TL = total liabilities
S = sales
Populasi penelitian ini adalah
Penafsiran dari nilai Z yang didapatkan seluruh perusahaan yang terdaftar
adalah sebagai berikut: pada index syariah di Bursa Efek
Indonesia 2014 yaitu sebanyak 312
Z-Score > 3,00 Berdasarkan laporan perusahaan. Metode penentuan sampel
keuangan, perusahaan dianggap aman. dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Adapun sampel ditentukan
2,70 Z-Score < 2,99 Terdapat dengan kriteria sebagai berikut :
kondisi keuangan di suatu bagian yang a. Perusahaan yang konsisten
membutuhkan perhatian khusus. terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2014 yang laporan
1,80 Z-Score < 2,70 Ada keuangannya dipublikasi di
kemungkinan perusahaan akan www.idx.co.id selama periode
mengalami kebangkrutan dalam 2 pengamatan 2011-2013.
tahun ke depan. b. Perusahaan yang laporan
keuangannya menggunakan satuan
Z < 1,80 Perusahaan berpotensi kuat mata uang rupiah selama periode
akan mengalami kebangkrutan. penelitian.
Populasi Dan Sampel
Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran KAP (Fini Rizki Nanda & Siska) 49

c. Masih ditemukannya data laporan yang variabel dependennya bersifat


keuangan audit dan laporan kategorikal (nominal atau non metrik)
tahunan yang masih lengkap di dan variabel independennya kombinasi
www.idx.co.id selama periode antara metrik dan non metrik seperti
penelitian 2011-2013. halnya dalam penelitian ini. Analisis
Dari kriteria tersebut maka Regresi Logistik ini digunakan untuk
perusahaan yang menjadi sampel menguji apakah variabel-variabel audit
adalah sebanyak 60 perusahaan. tenure, disclosure, ukuran KAP, debt
Teknik Analisis Data default, opinion shopping, dan kondisi
Teknik analisis data dalam keuangan perusahaan klien
penelitian ini menggunakan teknik mempengaruhi penerimaan opini audit
Analisis Regresi Logistik going concern. Model regresi logistik
Menurut Ghozali (2006), metode dalam penelitian ini ditunjukkan dalam
ini cocok digunakan untuk penelitian persamaan berikut:

OAGC
Ln = b0+ b1TEN+ b2DISC+ b3KAP+ b4DEBT + b5OS+ b6ALTMAN+
1 OAGC

Keterangan :
OAGC = Opini Audit Going Concern
b0 = Konstanta
b1-b6 =Koefisien Regresi
TEN = Lama hubungan auditor- client
DISC = Disclosure (Tingkat Pengungkapan)
KAP = Ukuran KAP
DEBT = Debt default
OS = Opinnion Shopping
ALTMAN = Financial distress, menggunakan Revised Altman Z Score.
= Error (variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model)
Analisis pengujian dengan regresi Jika nilai statistik Hosmer and
logistik menurut Ghozali (2005) Lemeshows Goodness of Fit test kurang
memperhatikan hal hal sebagai dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak
berikut : yang berarti ada perbedaan signifikan
a. Menilai kelayakan model regresi antara model dengan nilai
Menurut Imam Ghazali observasinya. Jika nilai lebih besar
(2005:219) kelayakan model regresi daripada 0,05 maka hipotesis nol tidak
dinilai dengan menggunakan Hosmer dapat ditolak dan berarti model mampu
and Goodness of Fit Test. Hosmer and memprediksi nilai observasinya atau
Goodness of Fit Test menguji hipotesis dapat dikatakan model dapat diterima
nol bahwa data empiris cocok atau karna sesuai dengan data observasinya
sesuai dengan model (tidak ada (Ghozali,2005).
perbedaan antara model dengan data b. Menlai Keseluruhan Model (overall
sehingga model dapat dikatakan fit). model fit )
50 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 24 No. 1 Juni 2015

Langkah selanjutnya adalah independen memiliki pengaruh secara


menguji keseluruhan model regresi parsial apabila nilai Sig < 0,05.
(overall model fit). Pengujian dilakukan Kriteria pengambilan keputusan
dengan membandingkan nilai antara -2 dengan menggunakan uji statistik
Log Likehood (-2LL) pada awal (Block adalah sebagai berikut :
number = 0) dengan nilai -2 Log 1. Jika nilai Sig < berarti hipotesis
Likehood (-2LL) pada akhir (Block diterima, yang berarti ada
number = 1). Adanya penurunan angka pengaruh signifikan antara audit
antara -2LL awal dengan nilai -2LL tenure, disclosure, ukuran KAP, debt
pada langkah berikutnya menunjukan default, opinion shopping, dan
bahwa model yang dihipotesakan fit kondisi keuangan secara parsial
dengan data sehingga penurunan Log terhadap penerimaan opini audit
Likehood menunjukan model regresi going concern.
yang baik (Ghozali,2005). 2. Jika nilai Sig > berarti hipotesis
Uji Hipotesis ditolak, yang berarti tidak ada
a. Uji Simultan (uji F) pengaruh signifikan antara audit
Uji F dilakukan untuk mengetahui tenure, disclosure, ukuran KAP, debt
pengaruh variabel independen secara default, opinion shopping, dan
simultan terhadap variabel dependen. kondisi keuangan secara parsial
Dalam pengujian ini digunakan = 5% terhadap penerimaan opini audit
dengan kriteria pengambilan going concern.
keputusannya adalah :
1. Jika nilai Sig dari Model Coefficients HASIL PENELITIAN DAN
pada Omnimbus Test < berarti PEMBAHASAN
hipotesis diterima, yang berarti ada Analisis Regresi Logistik
pengaruh signifikan antara audit Hasil analisis regresi logistik
tenure, disclosure, ukuran KAP, debt dengan menggunakan bantuan software
default, opinion shopping, dan SPSS versi 17.00 dapat dilihat pada
kondisi keuangan secara simultan table 1. yaitu tabel pengujian regresi
terhadap penerimaan opini audit logistik (variabel in the equation),
going concern. sebagai berikut :
2. Jika nilai Sig dari Model Coefficients
pada Omnimbus Test > berarti
hipotesis ditolak, yang berarti tidak
ada pengaruh signifikan antara
audit tenure, disclosure, ukuran
KAP, debt default, opinion shopping,
dan kondisi keuangan secara
simultan terhadap penerimaan
opini audit going concern.
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen.
Dalam pengujian ini, variabel
Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran KAP (Fini Rizki Nanda & Siska) 51

Tabel 1.
Tabel Pengujian Regresi Logistik
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step At .326 .284 1.318 1 .251 1.385 .794 2.416
1a Ds - 10.803 1.177 1 .278 .000 .000 12778.911
11.71
8
kap .298 .802 .138 1 .710 1.347 .280 6.486
Dd .338 1.167 .084 1 .772 1.402 .143 13.798
Os 3.193 1.557 4.204 1 .040 24.364 1.151 515.740
zscore - 1.454 14.42 1 .000 .004 .000 .069
5.520 2
Consta 16.85 10.679 2.492 1 .114 2.095E
nt 8 7
a. Variable(s) entered on step 1: at, ds, kap, dd, os, zscore.
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 17.

Dari hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi logistik, seperti


yang tampak pada Berdasarkan Tabel V.2 dapat diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut :

16,858 + 0,326TEN 11,718DISC + 0,298KAP + 0,338DEBT +


3,193OS - 5,520ALTMAN +
Arti Persamaan Regresi Logistik Shopping dan Kondisi Keuangan
tersebut Adalah : Perusahaan dianggap konstanta,
a. Nilai Konstanta adalah 16,858 maka rata-rata Penerimaan Opini
artinya jika variabel-variabel Audit Going Concern adalah 16,858.
independen dalam penelitian ini b. Nilai Koefesien regresi dari
yaitu Audit Tenure, Disclosure, Variabel Audit Tenure sebesar
Ukuran KAP, Debt Default, Opinion 0,326 menyatakan
bahwa setiap peningkatan 1 Audit Concern dengan asumsi variabel
Tenure akan meningkatkan 0,326 lainnya konstan.
probabilitas Penerimaan Opini d. Nilai Koefesien regresi dari
Audit Going Concern dengan asumsi Variabel Ukuran KAP sebesar 0,298
variabel lainnya konstan. menyatakan bahwa setiap
c. Nilai Koefesien regresi dari peningkatan 1 Ukuran KAP akan
Variabel Disclosure sebesar meningkatkan 0,298 probabilitas
11,718 menyatakan bahwa setiap Penerimaan Opini Audit Going
peningkatan 1 Disclosure akan Concern dengan asumsi variabel
mengurangi 11,718 probabilitas lainnya konstan.
Penerimaan Opini Audit Going
52 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 24 No. 1 Juni 2015

e. Nilai Koefesien regresi dari akan meningkatkan 3,193


Variabel Debt Default sebesar 0,338 probabilitas Penerimaan Opini
menyatakan bahwa setiap Audit Going Concern dengan asumsi
peningkatan 1 Debt Default akan variabel lainnya konstan.
meningkatkan 0,338 probabilitas g. Nilai Koefesien regresi dari
Penerimaan Opini Audit Going Variabel Kondisi Keuangan sebesar
Concern dengan asumsi variabel -5,520 menyatakan bahwa setiap
lainnya konstan. peningkatan 1 Kondisi Keuangan
f. Nilai Koefesien regresi dari akan mengurangi 5,520
Variabel Opinion Shopping sebesar probabilitas Penerimaan Opini
3,193 menyatakan bahwa setiap Audit Going Concern dengan asumsi
peningkatan 1 Opinion Shopping variabel lainnya konstan.

a. Menilai Kelayakan Model Regresi


Tabel 2
Hasil Pengujian Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 2.735 8 .950
Sumber : Data diolah
regresi logistik yang dihasilkan pada
Tabel 2 menunjukkan hasil penelitian ini mampu memprediksi
pengujian Hosmer and Lemeshows nilai observasinya, sehingga model
Goodness of Fit test menghasilkan nilai dapat diterima dan model regresi
Chi-Square sebesar 2,735 dengan nilai logistik layak dipakai untuk analisis
signifikansi sebesar 0,950 yang nilainya selanjutnya.
lebih besar daripada 0,05 sehingga H0
diterima dan Ha ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan antara model
dengan data. Hal ini berarti model
b. Menilai Keseluruhan Model
(Overall Model Fit)

Tabel 3
Perbandingan Nilai -2Log Likelihood

-2 LL awal (Block Number 0 ) 204,608


-2 LL akhir ( Block Number 1 ) 57,023
Penurunan -2LL 147,585
Sumber : Data diolah
enam variable bebas (variabel
Berdasarkan Tabel 3 terlihat nilai independen) kedalam model (Block
-2Log Likelihood pada model awal Number = 1), maka diperoleh nilai -2LL
(Block Number = 0 ) sebesar 204,608. sebesar 57,023. Angka penurunan nilai
Sedangkan setelah dimasukkan ke -2 Log Likelihood sebesar 147,585,
Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran KAP (Fini Rizki Nanda & Siska) 53

penurunan -2Log Likelihood ini dapat dapat disimpulkan bahwa secara


diartikan bahwa penambahan variabel bersama-sama keenam variabel
bebas kedalam model dapat penelitian berpengaruh terhadap
memperbaiki model fit serta penerimaan opini audit going concern.
menunjukkan model regresi yang lebih Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat
baik atau dengan kata lain model yang pada Tabel 4 dan Tabel 5 berikut ini :
dihipotesiskan fit dengan data dan
Tabel 4
Hasil Uji Overall Model Fit
Uji -2 Log Likelihood Block Number = 0
Iteration Historya,b,c
Coefficients
Iteration -2 Log likelihood Constant
Step 0 1 204.899 -.978
2 204.609 -1.067
3 204.608 -1.069
4 204.608 -1.069
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 204,608
c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates
changed by less than ,001.

Selanjutnya, pengujian fit atau Block Number = 1). Nilai -2LL akhir
tidaknya model dengan data dilakukan pada Block 1 adalah sebesar 57,023
dengan memasukkan variabel bebas pada iterasi ke-9. Dapat dilihat pada
(variabels independent), atau disebut tabel 5 berikut ini:
dengan proses -2 Log Likelihood akhir (

Tabel 5
Uji -2 Log Likelihood Block Number = 1
Iteration Historya,b,c,d
Coefficients
-2 Log Consta zscor
Iteration likelihood nt At Ds Kap dd os e
Step 1 1 109.632 2.075 -.057 -3.540 -.034 2.298 .940 -.097
2 87.840 4.958 -.099 -6.635 -.089 2.821 1.445 -.323
3 75.513 7.995 -.051 -8.979 -.127 2.531 1.746 -.937
4 64.657 10.368 .104 -9.412 -.075 1.499 2.106 -
2.264
54 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 24 No. 1 Juni 2015

5 58.633 13.205 .234 -9.956 .112 .678 2.582 -


3.923
6 57.129 15.770 .304 - .253 .369 3.000 -
11.061 5.109
7 57.024 16.762 .324 - .294 .335 3.175 -
11.649 5.489
8 57.023 16.857 .326 - .298 .338 3.193 -
11.718 5.520
9 57.023 16.858 .326 - .298 .338 3.193 -
11.718 5.520
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 204,608
d. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates
changed by less than ,001.

Pengujian Hipotesis keseluruhan (simultan) pengaruh


Pengujian secara simultan ( uji F ) variabel bebas. Apabila tingkat
Pengujian ini menggunakan tabel signifikansi < 0,05 atau 5%, maka Ha
Omnimbus Tests of Model Coefficients diterima dan Ho ditolak (Imam Ghozali,
untuk melihat hasil pengujian secara 2006).
Tabel 6
Pengujian koefisien secara simultan
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Step 1 Step 147.585 6 .000
Block 147.585 6 .000
Mode 147.585 6 .000
l
Sumber : Data Diolah

Pada tabel 6 nilai Chi-Square pada tabel diatas diperoleh nilai Significant
Omnimbus Tests Of Model Coefficient (Sig.) Model sebesar 0,000. Dengan
merupakan hasil dari selisih atau tingkat signifikan yang lebih kecil dari
penurunan nilai pada data -2LL sebesar 0,05, maka hipotesis diterima artinya
147,585 yang menunjukkan model secara bersama-sama (simultan)
regresi ini semakin layak atau baik. variable audit tenure, disclosure, ukuran
Dalam tabel hasil output Omnibus Test KAP, debt default, opinion shopping dan
of Model Coefficients menyatakan kondisi keuangan perusahaan
bahwa hasil uji Chi-Square Goodness of berpengaruh signifikan terhadap
fit sebesar 147,585 dan berdasarkan penerimaan opini audit going concern.
Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran KAP (Fini Rizki Nanda & Siska) 55

1. Pengujian Secara Parsial ( Uji t) equation) pada kolom Significant (Sig.)


Hasil pengujian secara parsial dibandingkan dengan tingkat kealphaan
untuk masing-masing variabel 0,05 (5%). Apabila tingkat signifikansi <
independen tersebut cukup dengan 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
melihat Tabel 7 (variabel in the

Tabel 7
Hasil Pengujian Koefisien Secara Parsial
Variables in the Equation
95% C.I.for
EXP(B)
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1a At .326 .284 1.318 1 .251 1.385 .794 2.416
Ds -11.718 10.803 1.177 1 .278 .000 .000 1277
8.911
Kap .298 .802 .138 1 .710 1.347 .280 6.486
Dd .338 1.167 .084 1 .772 1.402 .143 13.79
8
Os 3.193 1.557 4.204 1 .040 24.364 1.151 515.7
40
Zscor -5.520 1.454 14.422 1 .000 .004 .000 .069
e
Const 16.858 10.679 2.492 1 .114 2.095E
ant 7
a. Variable(s) entered on step 1: at, ds, kap, dd, os, zscore.
Sumber : Data Diolah

Berdasarkan pengujian koefisien b. Pengaruh Disclosure (X2) terhadap


secara parsial diperoleh hasil sebagai Opini Audit Going Concern (GC)
berikut : Dari tabel 7 diketahui bahwa
a. Pengaruh Audit Tenure (X1) variabel disclosure menunjukkan
terhadap Opini Audit Going Concern koefisien regresi negatif sebesar -
(GC) 11,718 dengan tingkat signifikansi
Dari tabel 7 diketahui bahwa sebesar 0,278 yang lebih besar dari =
variabel audit tenure menunjukkan 0,05 sehingga hipotesis ditolak yang
koefisien regresi positif sebesar 0,326 artinya, disclosure secara parsial tidak
dengan tingkat signifikansi sebesar berpengaruh signifikan terhadap
0,251 yang lebih besar dari = 0,05 penerimaan opini audit going concern.
sehingga hipotesis ditolak yang artinya, c. Pengaruh Ukuran KAP (X3)
audit tenure secara parsial tidak terhadap Opini Audit Going
berpengaruh signifikan terhadap Concern (GC)
penerimaan opini audit going concern. Dari tabel 7 diketahui bahwa
variabel Ukuran KAP menunjukkan
56 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 24 No. 1 Juni 2015

koefisien regresi positif sebesar 0,298 0,040 yang lebih kecil dari = 0,05
dengan tingkat signifikansi sebesar sehingga hipotesis diterima yang
0,710 yang lebih besar dari = 0,05 artinya, opinion shopping secara parsial
sehingga hipotesis ditolak yang artinya, berpengaruh signifikan terhadap
ukuran KAP secara parsial tidak penerimaan opini audit going concern.
berpengaruh signifikan terhadap f. Pengaruh Kondisi Keuangan
penerimaan opini audit going concern. Perusahaan (X6) terhadap Opini
d. Pengaruh Debt Default (X4) Audit Going Concern (GC)
terhadap Opini Audit Going Dari tabel 7 diketahui bahwa
Concern (GC) variabel kondisi keuangan perusahaan
Dari tabel 7 diketahui bahwa menunjukkan koefisien regresi negatif
variabel debt default menunjukkan sebesar -5,520 dengan tingkat
koefisien regresi positif sebesar 0,338 signifikansi sebesar 0,000 yang lebih
dengan tingkat signifikansi sebesar kecil dari = 0,05 sehingga hipotesis
0,772 yang lebih besar dari = 0,05 diterima yang artinya, kondisi
sehingga hipotesis ditolak yang artinya, keuangan perusahaan secara parsial
debt default secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
penerimaan opini audit going concern. Pembahasan Hasil Penelitian
Tidak Berpengaruhnya debt default 1. Pengaruh Secara Simultan
terhadap penerimaan opini going Secara simultan audit tenure,
concern disebabkan adanya auditor disclosure, ukuran KAP, debt default,
yang tidak memberikan opini audit opinion shopping dan kondisi keuangan
going concern pada perusahaan yang perusahaan berpengaruh signifikan
mengalami debt default. terhadap penerimaan opini audit going
e. Pengaruh Opinion Shopping (X5) concern. Besarnya pengaruh ini di
terhadap Opini Audit Going tunjukkan oleh nilai Nagelkerke R
Concern (GC) Square. Nagelkerke R Square digunakan
Dari tabel 7 diketahui bahwa untuk menilai variabilitas variabel
variabel opinion shopping menunjukkan dependen yang dapat dijelaskan oleh
koefisien regresi positif sebesar 3,193 variabel independen.
dengan tingkat signifikansi sebesar
Tabel 8
Koefisien Determinasi
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 57.023a .560 .824
a. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates
changed by less than ,001.
Sumber : Data Diolah

Table 8 di atas menunjukkan nilai artinya 82,4% variabel dependen yaitu


Nagelkerke R Square sebesar 0,824 penerimaan opini audit going concern
Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran KAP (Fini Rizki Nanda & Siska) 57

dipengaruhi oleh variabel-variabel concern terhadap klien yang memiliki


independen yaitu audit tenure, permasalahan terhadap kelangsungan
disclosure, ukuran KAP, debt default, hidupnya tanpa memperdulikan
opinion shopping dan kondisi keuangan kehilangan fee audit yang akan
perusahaan. Sedangkan sisanya, 17,6% diperoleh dari klien tersebut. Selain itu,
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain menurut Kep-20/PM/2002 Peraturan
di luar model penelitian ini. Hasil Nomor VIII.A.2 juga menjelaskan
penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang independensi akuntan yang
terdahulu yaitu Karina (2013) dan memberikan jasa audit di pasar modal,
Nurul Ardiani (2012). sehingga akuntan yang memberikan
2. Pengaruh Secara Parsial jasa audit di pasar modal akan
a. Audit Tenure berusaha untuk mematuhi peraturan
Hasil pengujian dengan yang telah ditetapkan oleh Bapepam
menggunakan regresi logistik tersebut.
menunjukan bahwa audit tenure tidak b. Disclosure
berpengaruh terhadap penerimaan Hasil pengujian dengan
opini audit going concern pada menggunakan regresi logistik
perusahaan yang terdaftar pada index menunjukan bahwa disclosure tidak
syariah BEI. Hasil penelitian ini berpengaruh terhadap penerimaan
mendukung penelitian Widyantari opini audit going concern. Hasil
(2011), Nurul Ardiani (2012), Kumala penelitian ini mendukung penelitian
Sari (2012), dan Muthahiroh (2013). yang dilakukan oleh Widodo (2011)
Lennox (2002), Widyantari dan Maydica Rossa Arsianto (2013)
(2011), dan Kumala Sari (2012) yang menemukan bukti bahwa
menyatakan alasan bahwa tidak disclosure tidak berpengaruh signifikan
berpengaruhnya audit tenure terhadap terhadap dikeluarkannya opini audit
penerimaan opini audit going concern going concern.
memberikan bukti empiris bahwa masa Maydica Rossa Arsianto (2013)
perikatan yang lama tidak akan menyatakan alasan bahwa tidak
mengganggu independensi dan berpengaruhnya disclosure terhadap
profesionalitas auditor dalam penerimaan opini audit going concern
memberikan jasa auditnya, sehingga memberikan bukti empiris bahwa
auditor masih memiliki kemungkinan perusahaan yang menerima opini audit
yang besar dalam memberikan opini going concern tidak mengarah pada luas
going concern kepada perusahaan yang pengungkapan yang lebih sedikit. Hal
diragukan kemampuannya untuk ini dapat dikarenakan bahwa
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan yang menerima opini audit
usaha. Hal ini sejalan dengan SPAP going concern terkadang justru harus
Seksi 220 (2011) yang menyatakan membeberkan kondisi perusahaan
bahwa dalam menjalankan tugasnya, secara lebih luas untuk memberikan
auditor harus selalu mempertahankan gambaran mengenai kondisi
sikap mental independen dalam perusahaan. Hal ini dapat digunakan
memberikan jasa audit. Dengan sebagai salah satu upaya untuk
demikian terbukti bahwa auditor tetap memperkecil risiko saham yang
akan mengeluarkan opini audit going diperoleh perusahaan.
58 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 24 No. 1 Juni 2015

Hasil penelitian ini tidak Hasil ini menunjukkan bahwa


mendukung hasil penelitian Nurul terjadinya kegagalan hutang pada suatu
Ardiani dan Nur Azlina (2013) yang perusahaan tidak berpengaruh secara
menemukan bukti bahwa disclosure langsung terhadap penerimaan opini
berpengaruh signifikan terhadap audit going concern.
dikeluarkannya opini audit going Hasil penelitian Mery Christins
concern. (2012) menyatakan bahwa auditor
c. Ukuran KAP dalam memberikan opini audit going
Hasil dari regresi menunjukkan concern tidak hanya didasarkan pada
bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh keadaan perusahaan yang gagal
terhadap penerimaan opini audit going (default) dalam memenuhi
concern. Hasil penelitian ini mendukung kewajibannya, maupun perusahaan
penelitan dari Lilis (2010) dan Nindita yang tidak dapat memenuhi perjanjian
(2012) yang mengartikan bahwa tidak hutang atau sedang berada pada
terdapat perbedaan terhadap kondisi rektrukturisasi hutang, tetapi
pemberian opini audit going concern auditor lebih mempertimbangkan
bagi perusahaan yang diaudit oleh KAP kondisi perusahaan yang mengalami
yang besar, baik itu KAP Big 4 maupun kerugian operasi yang berulang kali
KAP Non-Big 4. Selain itu, penerbitan terjadi sejak tahun-tahun sebelumnya,
laporan audit going concern pada defisit, dan juga dipengaruhi oleh
perusahaan yang diaudit oleh KAP yang signifikan atau tidaknya kondisi
besar (Big 4) juga dapat dikatakan tersebut tergantung atas keadaan,
seragam dengan KAP yang kecil (Non misalnya kondisi yang terjadi
Big 4). Secara keseluruhan disimpulkan mengakibatkan pembangunan
bahwa hasil pengujian belum dapat perusahaan terbatas atau kegiatan
memberi bukti yang konsisten dengan usahanya terhambat, kesulitan
penelitian sebelumnya. merealisasikan aktiva dan
Hasil penelitian ini berbeda menyelesaikan kewajibannya.
dengan hasil penelitian Nurul Ardiani, Hasil penelitian ini tidak berhasil
Emrinaldi Nur DP, Nur Azlina (2012). mendukung penelitian sebelumnya
Hasil penelitian ini tidak mampu Nurul Ardiani (2012) yang menemukan
mendukung teori bahwa auditor bahwa debt default berpengaruh
berskala besar (Big 4) lebih cenderung signifikan dimana salah satu faktor
untuk mengeluarkan opini audit going yang dapat menimbulkan
concern pada perusahaan yang ketidakpastian mengenai
mengalami kesulitan keuangan ketidakpastian kelangsungan hidup
dibandingkan auditor berskala kecil perusahaan adalah ketidakmampuan
(Non-Big 4). perusahaan untuk melunasi hutang
d. Debt Default pada saat jatuh tempo (debt default).
Hasil dari regresi menunjukkan Hasil penelitian ini konsisten
bahwa debt default tidak berpengaruh dengan hasil penelitian dari Mery
terhadap penerimaan opini audit going Christins (2012) dan Irfana (2012)
concern. Berdasarkan logika teori menemukan bahwa status debt default
seharusnya variabel ini memiliki tidak berpengaruh terhadap
pengaruh yang positif dan signifikan. penerimaan opini audit going concern.
Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran KAP (Fini Rizki Nanda & Siska) 59

Karena status debt default sering di Keuangan Perusahaan yang berada


jumpai pada perusahaan-perusahaan Dizona Z Score berpengaruh terhadap
berskala menengah kebawah. penerimaan opini audit going concern.
Sedangkan menurut Yulius Kurnia Hasil penelitian ini mendukung
Susanto (2009) menyatakan bahwa penelitian Santosa dan Wedari (2007)
aditor dalam memberikan opini audit dan Hikmah Rizky (2011). Namun
going concern tidak hanya berdasarkan berbeda dengan hasil penelitian dari
debt default, akan tetapi lebih Nurul Ardiani, Emrinaldi Nur DP, Nur
cenderung melihat kondisi keuangan Azlina (2012) dan mery Christins
perusahaan secara keseluruhan. (2012) yang menyatakan bahwa
e. Opinion Shopping kondisi keuangan tidak berpengaruh
Hasil dari regresi menunjukkan terhadap penerimaan opini audit going
bahwa opinion shopping berpengaruh concern.
terhadap penerimaan opini audit going Berpengaruhnya kondisi
concern. Opinion Shopping keuangan perusahaan terhadap
menunjukkan pergantian auditor penerimaan opini audit going concern
independen untuk tahun berikutnya disebabkan karena auditor hampir
apabila tahun berjalan perusahaan tidak pernah mengeluarkan opini audit
mendapatkan opini audit going going concern pada perusahaan yang
concern. Hasil penelitian ini tidak mengalami kesulitan keuangan
mendukung penelitian Enggar Nursasi (financial distress), semakin baik
(2013) dan temuan Lennox (2002) kondisi keuangan perusahaan maka
yang menemukan bukti bahwa opinion semakin kecil kemungkinan bagi
shopping berpengaruh terhadap auditor untuk memberikan opini ini
penerimaan opini audit going concern. jika perusahaan dikatakan bangkrut
Dengan koefisien positif menunjukkan (Santosa dan Wedari, 2007).
bahwa perusahaan tidak menerima PENUTUP
opini going concern ketika Kesimpulan
mempertahankan auditornya. Berdasarkan analisis regresi
Bukti empiris ini menunjukkan logistic yang menguji faktor-faktor yang
indikasi kurangnya independensi mempengaruhi terjadinya penerimaan
auditor di Indonesia. Namun penelitian opini audit going concern maka dapat
ini berbeda dengan penelitian Nurul ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Ardiani, Emrinaldi Nur DP, Nur Azlina 1. Hasil pengujian secara simultan
(2012) yang menyatakan bahwa tidak (bersama-sama) menunjukkan
ada pengaruh antara opinion shopping bahwa variabel independen yang
dengan penerimaan opini audit going terdiri dari Audit Tenure,
concern. Disclosure, Ukuran KAP, Debt
f. Kondisi Keuangan Perusahaan Default, Opinion Shopping dan
Hasil pengujian dengan Kondisi Keuangan perusahaan
menggunakan regresi logistk berpengaruh terhadap
menunjukkan bahwa kondisi keuangan penerimaan opini audit going
perusahaan berpengaruh terhadap concern, yaitu sebesar 82,4%.
penerimaan opini audit going concern. 2. Hasil Pengujian secara parsial
Hal ini berarti Perusahaan yang Kondisi menunjukkan bahwa variabel
60 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 24 No. 1 Juni 2015

Opinion Shopping dan Kondisi bertujuan agar kesimpulan yang


Keuangan perusahaan dihasilkan tersebut memiliki cakupan
berpengaruh terhadap yang lebih luas. Peneliti selanjutnya
penerimaan opini audit going juga diharapkan dapat meneliti variabel
concern. Sedangkan variabel audit independen lain yang belum termasuk
tenure, disclosure, ukuran KAP, dalam penelitian ini, seperti Strategic
dan debt default tidak Action perusahaan, Dewan Pengawasan
berpengaruh terhadap Syariah (DPS) dan faktor-faktor lainnya
penerimaan opini audit going yang dapat mempengaruhi penerimaan
concern. opini audit going concern dan untuk
varibel yang terbukti tidak
Saran berpengaruh dalam beberapa
Berdasarkan hasil penelitian dan penelitian sebelumnya secara partial
pembahasan sebelummnya dapat tidak dipakai lagi dalam penelitian
ditarik saran sebagai berikut : berikutnya untuk meningkatkan
Bagi peneliti selanjutnya disarankan pengetahuan mengenai penerimaan
untuk melakukan penelitian opini audit going concern di Indonesia.
menggunakan periode yang lebih lama
dan sampel yang lebih luas. Hal ini
Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran KAP (Fini Rizki Nanda & Siska) 61

DAFTAR PUSTAKA

Arsianto, Maydica Rossa dan Shiddiq Nur Rahardjo. 2013. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. Diponegoro
Journal Of Accounting. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1.
Semarang.
Chalfidin, Hinggar Eko. 2010. Pengaruh Debt Default, Pertumbuhan Perusahaan,
Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnyaterhadap Opini Audit Going
Concern (pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2007-2009). Skripsi. Program Sarjana Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Pekanbaru.
Christin, s. Mery. 2012. Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Kondisi Keuangan
Perusahaan dan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Real Estate
dan Property yang tergaftar di BEI. Skripsi. Universitas Islam Riau.
Pekanbaru.
Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going concern: Kajian
Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan,
dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek
Jakarta). Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Solo: 15-16 September.
Fijriantoro, M. Yuniar. 2010. Analisis Pengaruh Ukuran KAP, Kondisi Keuangan
Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Kasus
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI 2003-2008). Skripsi.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Handayani, Fitri. 2013. Pengaruh Kualitas Audit, Pertumbuhan
Perusahaan,Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dan Opini
Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi.
Program Sarjana Universitas Islam Riau. Pekanbaru.
Ghozali, Imam. 2006.Aplikasi Analisis Multivariant dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Irfana, Muhammad Jauhan. 2012. Analisis Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit,
Opinion Shopping Dan Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan
Opini Audit Going Concer. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Januarti, Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,
Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going concern
(Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XII.
Palembang: 4-6 November .
62 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 24 No. 1 Juni 2015

Junaidi, dan Jogiyanto Hartono. 2010. Faktor Non- Keuangan pada Opini Going
Concern. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.
Komang Anggita Verdiana, dan I Made Karya Utama (2013). Pengaruh Reputasi
Auditor, Disclosure, Audit Client Tenure Pada Kemungkinan Pengungkapan
Opini Audit Going Concern (studi pada perusahaan real estate dan
property di BEI periode 2009-2012). Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Denpasar.
Lennox, C., 2002. Going Concern Opinions in Failing Companies : Auditor Dependence
and Opinion Shopping. www.google.com.
Lennox, C., 2000. Do Companies Successfully Engage in Opinion Shopping: Evidence
from The UK?. Journal of Accounting and Economics 29. pp 321-
37.www.google.com.
Lilis. 2010. Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya,
Ukuran KAP, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern. Skripsi. Universitas Riau. Pekanbaru.
Muttaqin, Ariffandita Nuri. 2012. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Faktor
Non Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Tahun 2008-2010). Jurnal
Akuntansi, Vol.1 No.2 Hlm 1-13.
Muthahiroh dan Nur Cahyonowati. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemberian Opini Going Concern Oleh Auditor Pada Auditee.
Diponegoro Journal Of Accounting. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013,
Halaman 1-13. Universitas Diponegoro. Semarang.
Nurul Ardiani, Emrinaldi Nur DP dan Nur Azlina. 2012. Pengaruh Audit Tenure,
Disclosure, Ukuran KAP, Debt Default, Opinion Shopping, Dan Kondisi
Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan Real Estate Dan Property Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Ekonomi Volume 20, Nomor 4 Desember 2012. Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Pekanbaru.
Nursasi, Enggar Dan Evi Maria. 2013. Pengaruh Audit Tenure, Opinion Shopping,
Leverage Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini
Audit Going Concern Pada Perusahaan Perbankan Dan Pembiayaan Yang
Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1
Februari 2015: 37 43.
Pratiwi, Karina Aningdita. 2013. Pengaruh Audit Tenure, reputasi KAP, Disclosure,
Ukuran Perusahaan Klien, Dan Opini Audit Sebelumnya Terhadap Opini
Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Listing di BEI Tahun 2007- 2011). Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Santosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Kecenderung Kecenderungan Penerimaan Opini Audit
Going Concern. Jurnal Akuntansi Auditing Indonesia, vol. 11, no. 2,
Desember, hlm. 141 158.
Sari, Kumala. 2012. Analisis Pengaruh Audit Tenure, Reputasi Kap, Disclosure,
Ukuran Perusahaan Dan Likuiditas Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di
Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran KAP (Fini Rizki Nanda & Siska) 63

Bei Tahun 2005 2010). Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomika


dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Shifa, Hikmah Rizki.L. 2011. Opini Going Concern : Kajian Berdasarkan Model
Prediksi Kebangkrutan, Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit
Sebelumnya pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Listing di BEI.
Skripsi. Universitas Riau. Pekanbaru.
Widodo, Dian Mustika Sari. 2011. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Auditor
dalam Memberikan Opini Going Concern (Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009). Skripsi. Program
Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
BAPEPAM-LK. 2008. Keputusan Nomor: KEP-310/BL/2008: Independensi
Akuntan yang Memberikan Jasa di Pasar Modal. www.bapepam.go.id
BAPEPAM. 2006. Keputusan Nomor: KEP-134/BL/2006 : Tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik.
www.bapepam.go.id.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat.
64 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 24 No. 1 Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai