29807.
[Diakses 14 Desember 2011]
4. Tjahjadi, Vivi K.. 2008. Kanker payudara. Diperoleh dari:
http://bima.ipb.ac.id/~anita/kanker_payudara.htm
[Diakses 8 November 2011]
5. Kresno, Siti Boedina. 2011. Ilmu Dasar Onkologi Edisi Kedua. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
6. Price, Sylvia Andreson. 2005. Gangguan Sistem Reproduksi Perempuan.
Dalam: Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC, 1303-1309.
7. Supit, Nina I.S.H.. 2003. Deteksi Dini Keganasan Payudara. Dalam:
Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 53-59.
8. Dalimartha, Setiawan. 2004. Kanker Payudara. Dalam: Deteksi Dini
Kanker dan Simplisia Antikanker. Jakarta: Penebar Swadaya, 19-
25.
9. Sukardja, I Dewa Gede. 2000. Onkologi Klinik edisi 2. Surabaya:
Airlangga University Press.
10. Corwin, Elizabeth J. 2000. Kanker. Dalam: Endah Pakaryaningsih, ed.
Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC, 86-96.
41
11. Desen, Wan. 2008. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
12. UICC (International Union Against Cancer). 2002. Breast Tumors. In:
Sobin, L.H. dan Wittekind, Ch., ed. TNM classification of
malignant Tumors. New York: Wiley- Liss, 131-141.
13. Tjindarbumi, D. 2002. Deteksi Dini Kanker Payudara dan
Penaggulangannya. Dalam: Ramli, H. Muchilis, ed. Deteksi Dini
Kanker. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 32-
50.
14. Hawari, Dadang. 2004. Kanker Payudara. Dalam: Kanker Payudara
Dimensi Psikorelogi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 72-123.
15. Husda. 2005. Kanker Payudara. Scrapyard of mine. Diperoleh dari:
http://doeljoni.blogsome.com/2005/08/11/35/.
[Diakses 14 Desember 2011].
16. Mayo Clinic. 2007. Breast Self- exams: One Way to Detect Breast Cancer.
Medical Service. Diperoleh dari:
http://www.mayoclinic.com/health/breast-self-exam/WO00026
[Diakses 12 Desember 2011]
17. Hirsch, Larissa. 2007. How to perform a breast self-examination. James J.
Fitzgibbon. Diperoleh dari:
http://kidshealth.org/teen/sexual_health/girls/bse.html.
[Diakses 13 Desember 2011]
18. Bakar, Injil Abu. 2001. Self-examination for breast cancer. The Jakarta
Post. Diperoleh dari:
http://www.thejakartapost.com/news/2001/07/22/selfexamination-
breast- cancer.html.
[Diakses 14 Desember 2011]
19. Alfrisi. 2011. Cara Melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) bagi
Wanita. Diperoleh dari:
42
http://doc-alfarisi.blogspot.com/2011/04/cara-melakukan-sadari-
periksa payudara.html.
[Diakses 23 Januari 2012].
20. Dokter Sehat. 2007. SADARI-pemeriksaan payudara sendiri. Kesehatan
Umum. Diperoleh dari:
http://doktersehat.com/2007/01/02/sadari-pemeriksaan-payudara-
sendiri/.
[Diakses 12 Desember 2011]
21. Notoatmodjo, S. 2007. Konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Dalam :
Cipta.
http://id.shvoong.com/business-management/human-resources
Penerbitan FEUI.
28. Chandra, Yenny. 2009. Gambaran Pengetahuan Wanita tentang SADARI
43
RW viii di Kelurahan Warumboto Kecamatan Umbulharjo D.I. Yogyakarta
tahun 2008.
Diperoleh dari: http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/05/ikmiv20/.
dari:
http://sulut.kemenag.go.id/file/file/kepegawaian/aunw1341283316.
pdf
[Diakses 8 Januari 2014]
31. Supryanto. 2010. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Diperoleh
dari:
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/09/pemeriksaan-payudara-
sendiri-sadari.html
[Diakses 8 Januari 2014]
32. Lilolladystuff. 2009. Young-Ladies Self Image. Diperoleh dari:
http://hubpages.com/hub/Young-Ladies-Self-Image-Through-the-
Ages.
[Diakses 30 Desember 2013].
44
Klasifikasi kanker payudara:
Kanker Payudara
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak
maupun jaringan ikat pada payudara.
Patofisiologi
Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
45
Fase inisiasi
Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh
oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
46
Klasifikasi
1. Non-invasif karsinoma
2. Invasif karsinoma
47
Invasif duktal karsinoma
- Papilobular karsinoma
- Solid-tubular karsinoma
- Scirrhous karsinoma
- Special types
- Mucinous karsinoma
- Medulare karsinoma
3. Paget's Disease
Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh
manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar
maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau
kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus
dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang
lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan
dengan CT scan, scintigrafi, dll.
48
Stadium 1
Pada stadium ini, benjolan kanker tak lebih dari 2 cm dan tidak dapat terdeteksi
dari luar. Perawatan yang sangat sistematis akan diberikan pada kanker stadium
ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut
pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total pada
pasien adalah 70%.
Stadium 2
Stadium 3A
Menurut data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini.
Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar
limfa.
Stadium 3B
Stadium 4
49
Sel-sel kanker sudah merembet menyerang
bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-
paru, hati atau otak. Atau bisa juga
menyerang kulit, kelenjar limfa yang ada di
dalam batang leher. Sama seperti stadium 3,
tindakan yang harus dilakukan adalah
pengangkatan payudara.
Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut
saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang
direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World
Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang
disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).
Sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N"
yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau
penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum
dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi
(PA).
50
N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):
Stadium 0 : T0 N0 M0
Stadium 1 : T1 N0 M0
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
51
Gejala klinis
Benjolan di payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-
mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau
menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
52
Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah
muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan
seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada
payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga
dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah
berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:
Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor
sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul
metastase ke tulang-tulang.
53
serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu
ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks,
kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan
kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan
tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang
hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada
apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan encer dengan warna merah
atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus
menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu.
Faktor-faktor penyebab
Faktor risiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum
diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh
terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
54
sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh
sebelum terjadinya perubahan klinis.
55
6. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah
pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari
beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko
kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur
saat terjadinya eksposur.
Faktor Genetik
Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang
diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah
adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan
kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen
dan gen yang bersifat mensupresi tumor.
Pengobatan kanker
56
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung
pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
Mastektomi
Radiasi
57
Kemoterapi
Pencegahan
Pencegahan Primer
Pencegahan sekunder
58
terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid
normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder
dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus
mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki
akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-
menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor
risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap
dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih
sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan
Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk
mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan
mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.
Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.
Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak
59
terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis,
dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu,
pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk
mencari pengobatan alternatif.
60