HAK PASIEN
Setiap pasien mempunyai hak:
Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit;
Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit;
Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya;
Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan;
Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama
hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit;
Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya;
Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana; dan
Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PENGORGANISASIAN
Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan
akuntabel. Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit
atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur
penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi
umum dan keuangan.
Dimana :
(1) Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai
kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.
(2) Tenaga struktural yang menduduki jabatan sebagai pimpinan harus
berkewarganegaraan Indonesia.
(3) Pemilik Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala Rumah Sakit.
PERIZINAN RUMAH SAKIT
Tujuan :
a Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat
serta evaluasinya
b Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru
yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan
kebutuhan.
Pengendalian Mutu
Merupakan kegiatan pengawasan, pemeliharaan dan audit terhadap
perbekalan farmasi untuk menjamin mutu, mencegah kehilangan, kadaluarsa,
rusak dan mencegah ditarik dari peredaran serta keamanannya sesuai dengan
Kesehatan, Keselamatan Kerja RumahSakit (K3 RS) yang meliputi :
Melaksanakan prosedur yang menjamin keselamatan kerja dan lingkungan.
Melaksanakan prosedur yang mendukung kerja tim Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit .
ORGANISASI
Susunan Organisasi KARS terdiri dari Pembina, Komisioner dan kelompok
surveior.
Pembina KARS adalah Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
Pembina
Pembina mempunyai fungsi menetapkan kebijakan pengembangan akreditasi
rumah sakit.
Pembina mempunyai tugas:
a. menetapkan visi dan misi serta peraturan internal KARS;
b. menetapkan kode etik dan disiplin akreditasi rumah sakit;
c. merumuskan kebijakan perkembangan akreditasi rumah sakit;
d. memberikan petunjuk, pertimbangan dan nasehat dalam menyelesaikan
masalah yang diajukan Komisioner;
e. mengusulkan kepada Menteri untuk mengangkat dan memberhentikan
Komisioner; dan
f. membentuk panitia Ad Hoc Etik dan Disiplin.
Komisioner
Komisioner mempunyai tugas mengelola dan melaksanakan akreditasi rumah
sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
komisioner membentuk sekretariat dan kelompok surveior serta mengangkat
staf.
Komisioner berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pembina.
Ketua bertugas memimpin Komisioner sesuai tugas yang ditetapkan Pembina
agar berdaya guna dan berhasil guna.
Wakil ketua bertugas :
a. membantu ketua dalam menjalankan tugas-tugas komisi
b. mewakili ketua dalam tugasnya apabila berhalangan
Sekretariat
Sekretariat adalah unsur penunjang tugas dan fungsi KARS di bidang
pelayanan administrasi, mengelola aset, mengoordinasikan kegiatan bidang-
bidang di lingkungan KARS, mengelola kegiatan surveior dan berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua.
Sekretariat di pimpin oleh Kepala Sekretariat dengan di bantu oleh wakil
sekretariat dan staf sekretariat dalam menjalankan tugas kesekretariatan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata laksana kesekretariatan diatur lebih
lanjut dengan peraturan internal KARS
Bidang Akreditasi
Bidang Akreditasi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi KARS
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Ketua.
Bidang Akreditasi mempunyai tugas membantu Ketua dalam merumuskan,
merencanakan dan melaksanakan akreditasi rumah sakit serta menyusun
standar akreditasi.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bidang Akreditasi dapat dibantu oleh
1 (satu) orang staf atau lebih.
Kelompok Surveior
Kelompok surveior diangkat oleh KARS untuk melaksanakan survei
akreditasi dan memberikan layanan bimbingan pra survei akreditasi rumah
sakit.
Bimbingan pra survei akreditasi rumah sakit sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus dilaksanakan oleh surveior yang berbeda dengan pelaksana
survei akreditasi.
Kelompok Surveior terdiri dari Koordinator dan Anggota Surveior.
Koordinator surveior diangkat dan diberhentikan oleh Ketua.
Surveior berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua.
Surveior harus mematuhi Kode Etik Surveior dan peraturan lainnya yang
ditetapkan oleh KARS.
Jumlah, jenis dan lokasi tempat tinggal surveior sesuai kebutuhan dan
perkembangan akreditasi rumah sakit.
Tugas dan fungsi koordinator surveior diatur lebih lanjut di dalam peraturan
internal KARS.
Tata Kerja
Semua unsur di lingkungan KARS dalam melaksanakan tugasnya wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integritas, sinkronisasi, baik di lingkungan
KARS sendiri maupun dalam hubungannya dengan institusi lain.
Tata laksana akreditasi dan pembinaan pasca akreditasi ditetapkan oleh
Ketua.
Petunjuk pelaksanaan dan Prosedur tetap akreditasi rumah sakit ditetapkan
oleh Ketua.
Pendanaan
Pendanaan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi KARS bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Kesehatan dan
atau sumber lain yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelaporan
Setiap akhir tahun Ketua membuat laporan pelaksanaan akreditasi rumah
sakit dan kegiatan lain yang terkait kepada Pembina.
Pembina melakukan evaluasi kinerja Ketua dalam pelaksanaan akreditasi
rumah sakit dan kegiatan lain yang terkait dengan akreditasi rumah sakit.
Pembina menyampaikan laporan tersebut kepada Menteri.
Penetapan Kelas