VISI :
MISI :
Logo Rumah Sakit As-Syfa berbentuk gambar dua buah rumah yang berdampingan
dengan ekor yang menjurai kebawah dan palang merah dalam lingkaran merah di kanan
depan rumah.
Arti dari logo tersebut adalah
1. Gambar “Dua Rumah” melambangkan Rumah Sakit As-syifa melayani semua
pelanggan tanpa diskriminasi suku, agama, ras dan antar golongan (SARA)
2. Tanda “Palang merah dalam Lingkaran Merah” melambangkan Rumah Sakit As-syifa
selalu siap untuk memberikan pertolongan kepada semua pelanggan secara universal
atas dasar kemanusiaan.
3. Dua buah “Ekor Menjurai ke Bawah” melambangkan Rumah Sakit As-syifa akar
mengakar di hati pelanggan.
Warna Logo “Biru” melambangkan Rumah Sakit As-yifa dalam memberikan pelayanan
senantiasa didasari saling percaya dan penuh tanggung jawab.
Kewajiban Pasien
Permenkes RI No. 4 Tahun 2018
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
2. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab;
3. Menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit;
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan financial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya;
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan Tenaga Kesehatan di Rumah
Sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan
penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Menerima segala konsekuensi atau keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan Tenaga Kesehatan dan/atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan untuk
penyembuhan penyakit atau mesalah kesehatannya; dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
MARS RS AS-SYIFA
1. Apa yang Anda ketahui tentang sasaran keselamatan pasien di rumah sakit ?
Jawaban :
Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit (sumber acuan : Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011)
a. Ketepatan identifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Peningkatan keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai (High Alert)
d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi
e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Pengurangan risiko pasien jatuh
2. Bagaimana proses identifikasi pasien di RS. As-syifa
Jawaban :
a. Setiap pasien dipasang Gelang Identitas
1) Semua pasien masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas, sedangkan
pasien rawat jalan tidak perlu (kecuali pasien resiko jatuh di poli dipasangkan
pita berwarna kuning oleh satpam/bagian pendaftaran/perawat poli yang
menemukan)
2) Petugas harus memberikan informasi kepada pasien saat pemasangan gelang
3) Ketentuan terkait dengan penggunaan gelang identitas
Rawat Inap
Berlaku untuk umum
Gelang merah muda = pasien wanita
Gelang biru = pasien laki-laki
Contoh serah terima informasi pasien saat pergantian shift dengan metode SBAR
S (Situation) :
Pasien Tn. Gun, 45 thn, dirawat dikamar 302, saat ini mengalami
gangguan pernapasan dengan RR 35x/mnt.
B (Background) :
Pasien masuk rumah sakit 2 hari yang lalu dengan riwayat Pneumothorax,
O2 saturasi turun 85% dengan non rebreathing, pada asukultasi : suara
pernapasan menurun disebelah kanan. Trachealshift, peningkatan distress,
pasien saat ini diposisikan tidur semifowler
A (Assesment) :
Pasien tampaknya mengalami gagal nafas / gangguan pertukaran gas
R (Recommendation) :
Dokter telah dihubungi melalui telepon namun belum terhubung, mohon
dihubungi kembali untuk kemungkinan alih rawat ICU untuk pemasangan
ventilator
7. Bagaimana proses pengejaan terkait komunikasi via telepon di rumah sakit ini ?
Jawaban :
Proses pengejaan terkait komunikasi via telepon dilakukan dengan menggunakan
kode alfabet
2. Radiologi
Area
Kondisi Kategori Kritis
Anatomi/
Red Category Condition*
Anatomical
Laporkan Secara Lengkap Dalam Waktu 1 Jam
Area
Sistem saraf Perdarahan serebral / hematoma
pusat Tumor otak (efek massa)
Stroke akut
Fraktur depresi pada tengkorak
Fraktur tulang belakang servikal
Kompresi sumsum tulang belakang
Leher Epiglotitis
Diseksi arteri karotis
Critical carotid stenosis
Payudara
Dada Tension pneumothorax
Diseksi aorta
Emboli paru
Aneurisma pecah atau impending rupture
Emfisema mediastinum / pneumomediastinum
Abdomen Udara bebas di abdomen (bila tanpa riwayat pembedahan dalam waktu
dekat)
Ischemic bowel
Appendicitis
Emboli vena porta
Volvulus
Perlukaan organ dalam traumatic
Perdarahan retroperitoneal
Obstruksi usus
Urogenital Kehamilan ektopik
Abruptio placentae
Placental Previa menjelang aterm
Torsio testis atau ovarium
Kematian vetus
Vaskuler DVT atau oklusi vaskuler
Tulang
Umum Kesalahan lokasi pemasangan selang / infuse (misalnya selang makan
pada saluran napas)
9. Obat apa saja yang termasuk kedalam obat yang perlu diwaspadai ? dan
bagaimana pengelolaannya ?
jawaban :
a. Obat yang termasuk kedalam obat yang perlu diwaspadai adalah :
1) Obat dengan osmolaritas pekat / elektrolit pekat
Contoh :
a) KCI 7,6%
b) Ca Glukonas 10%
c) MgSO4 20% dan 40%
2) Obat golongan narkotika, psikotropika, dan obat anestetik umum
Contoh : Pethidin, Fentanyl, Ketamin, dll
3) Obat golongan insulin dan hipoglikemia oral
4) Obat antikoagulan dan trombolitik : Arixtra,
5) Obat Agonis Adregenik : Epinefrin, Norepinefrin
6) Obat NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip) / LASA
(LookAlikeSoundAlike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan
kedengerannya mirip
b. Pengelolaan obat yang perlu diwaspadai meliputi :
1) Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas yaitu hanya orang
tertentu yang boleh masuk ke dalam tempat penyimpanan ‘Obat-obatan High
Alert’, untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja / kurang hati-hati
(Restricted Area)
Catatan :
Semua obat-obat yang termasuk HighAlert Medications diberi stiker merah
bertuliskan HighAlert
2) Obat-obatan elektrolit pekat tidak disimpan dalam unit perawatan pasien.
Penyimpanan dilakukan di instalasi farmasi, menggunakan label yang jelas.
Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan menggunakan label
yang khusus.
3) Setiap obat yang termasuk dalam golongan HighAlert diberi stiker merah dg
tulisan HighAlert.
4) Untuk obat-obatan yang termasuk LASA, tidak boleh ditempatkan / diletakkan
bersandingan, agar tidak menimbulkan risiko tertukar.
5) PASTIKAN SETIAP PEMBERIAN OBAT MENERAPKAN PRINSIP 5
BENAR (benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute/cara pemberian,
benar pasien)
12. Pada kasus apa saja penandaan lokasi operasi pada Formulir Penandaan Lokasi
Operasi dilakukan ?
Jawaban :
Penandaan lokasi operasi dilakukan untuk kasus operasi seperti :
a. Organ tubuh yang memiliki dua sisi (kanan / kiri)
b. Organ tubuh yang memiliki banyak struktur, contoh : jari-jari tangan, jari-jari kaki
c. Organ yang memiliki tingkatan, contoh : tulang belakang
d. Mata, wajah ditandai dengan menempelkan plester
e. Gigi ditandai di foto panoramicnya…
Proses sign in, timeout, dan signout dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh
operator, dokter anestesi dan perawat. Semua pertanyaan / kekeliruan harus
diselesaikan sebelum dilakukan insisi
14. Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengurangi risiko infeksi di rumah sakit
?
Jawaban :
Dalam mengurangi risiko infeksi RS. As-syifa melakukan upaya-upaya sebagai
berikut :
a. Melaksanakan strategi pencegahan dan pengendalian infeksi di seluruh unit
pelayanan dengan melibatkan tenaga kesehatan, karyawan, pasien, keluarga,
pengunjung rumah sakit :
1) Melakukan kebersihan tangan secara tepat, pada waktu yang tepat sesuai
standar WHO
2) Menggunakan alat pelindung diri (APD) secara tepat
3) Menerapkan etika batuk
4) Membuang sampah sesuai jenis dan tempatnya
5) Pembuangan limbah sesuai prosedur
6) Pemeriksaan kesehatan karyawan
7) Pengelolaan linen sesuai prosedur
8) Melakukan praktik penyuntikan yang aman, dll
b. Pengawasan ketat kepatuhan cuci tangan, penggunaan alat pelindung diri (masker,
sarung tangan, dll), penerapan etika batuk, ketepatan pembuangan sampah oleh
tenaga kesehatan, karyawan, pasien, keluarga & pengunjung rumah sakit.
15. Bagaimana prosedur cuci tangan yang benar di rumah sakit ini ?
Jawaban : TEPUNG SELACI PUPUT
TElapak tangan, PUNGgung tangan, SELA jari, kunCI, PUtar jempol,
PUTar jari.
Prosedur cuci tangan di rumah sakit ini dilakukan dengan menggunakan 6 langkah
cuci tangan sesuai dengan standar WHO yang terdiri dari 2 metode cuci tangan yaitu :
a. Hand Wash (memakai air yang mengalir dan sabu) : metode ini digunakan bila
tangan tampak kotor, keseluruhan proses cuci tangan antara 40-60 detik (7
gosokan per langkah).
Gambar 3. Teknik Cuci Tangan dengan HandWash
b. Hand Rub (memakai antiseptic berbasis alkohol) : bila tangan tidak tampak
kotor, keseluruhan proses cuci tangan antara 20-30 detik (4 gosokan per langkah)
Gambar 4 Teknik Cuci Tangan dengan HandRub
16. Pada saat kapan saja petugas rumah sakit wajib melakukan prosedur cuci
tangan ?
Petugas rumah sakit wajib melakukan prosedur cuci tangan pada saat :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum melakukan tindakan aseptik
c. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
17. Upaya apa saja yang dilakukan oleh RS. As-syifa dalam mengurangi risiko
pasien jatuh ?
Dalam mengurangi risiko jatuh RS. As-syifa melakukan upaya – upaya sebagai
berikut :
a. Melakukan asesmen awal risiko jatuh baik rawat jalan maupun rawat inap
b. Melakukan asesmen ulang bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan
c. Melaksanakan edukasi & upaya pencegahan bagi pasien yang berisiko jatuh
dengan melibatkan pasien dan keluarga
18. Metode apa yang digunakan dalam melakukan asesmen pasien risiko jatuh ?
Jawaban :
Metode yang digunakan dalam melakukan asesmen pasien risiko jatuh dikategorikan
menjadi :
a. Pasien rawat jalan (poli) / di IGD
1) Pasien dewasa, metode yang digunakan adalah Modified Get Up& Go Test:
o Perhatikan cara berjalan pasien apakah tampak tdk
seimbang/sempoyongan?
o Apakah pasien memegang pinggiran kursi/ benda lain saat akan berdiri?
a) Tidak berisiko jatuh : jika jawaban keduanya tidak.
b) Risiko jatuh rendah : jika ada 1 jawaban ya
c) Risiko jatuh tinggi : jika kedua jawaban ya
2) Pasien anak:
o Apakah ada riwayat jatuh ditempat tidur?
o Apakah menggunakan obat penenang?
a) Tidak berisiko jatuh : jika jawaban keduanya tidak.
b) Risiko jatuh rendah : jika ada 1 jawaban ya
c) Risiko jatuh tinggi : jika kedua jawaban ya
Yang dipasang pin kuning adalah yang risiko jatuh sedang/tinggi. Pasang
segitiga kuning di bed pasien.
19. Tindakan apa yang dilakukan bila pasien terindikasi memiliki risiko jatuh di
instalasi rawat inap ?
Jawaban :
Upaya yang dilakukan bila pasien memiliki indikasi risiko jatuh dikelompokkan
berdasarkan kategori indikasi risiko jatuh, yakni :
a. Risiko jatuh rendah, upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
2) Pastikan bel mudah dijangkau oleh pasien
3) Roda tempat tidur dalam keadaan terkunci
4) Posisikan tempat tidur pada posisi terendah
5) Pagar pengamanan tempat tidur dinaikkan
6) Menggunakan sandal anti licin
7) Pastikan pencahayaan adekuat
8) Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan
9) Bantu pasien ke kamar mandi, jika diperlukan
10) Evaluasi efektivitas obat-obatan yang meningkatkan predisposisi jatuh (sedasi,
antihipertensi, diuretic, benzodiazepine, dan sebagainya), konsultasikan
dengan dokter atau petugas farmasi jika perlu
11) Konsultasikan dengan dokter mengenai kebutuhan fisioterapi pada pasien
dengan gangguan keseimbangan / gaya berjalan / penurunan fungsional.
12) Nilai ulang status kemandirian pasien setiap hari
13) Pantau adanya hipertensi ortostatik jika pasien mengeluh pusing atau vertigo
dan ajari pasien untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan
14) Gunakan peninggi tempat dudukan toilet, jika diperluka
15) Penggunaan alat bantu (tongkat, alat penopang), jika perlu
16) Berikan edukasi mengenai teknik pencegahan jatuh kepada pasien dan
keluarga
b. Risiko jatuh sedang/ tinggi upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Pasang kancing berwarna kuning (identifikasi untuk pasien risiko jatuh) pada
gelang identifikasi pasien
2) Lakukan upaya pencegahan pasien kategori risiko jatuh rendah
3) Lakukan evaluasi dan monitoring terkait jatuh rendah pasien setiap shift
4) Tempatkan pasien di kamar perawatan yang paling dekat dengan kamar
perawat (jika kondisi memungkinkan)
5) Pasang segitiga kuning risiko jatuh di bed pasien
20. Tindakan apa yang Anda lakukan bila menemukan pasien jatuh ?
Jawaban :
Tindakan yang dilakukan bila menemukan pasien jatuh adalah sebagai berikut :
a. Membantu pasien kembali ke tempat tidur pasien
b. Melaporkan insiden pasien jatuh ke kepala ruang perawatan tempat pasien dirawat
c. Mengisi Formulir Pelaporan Insiden
d. Menyerahkan Formulir Pelaporan Insiden ke Tim Keselamatan Pasien (Maksimal
2 x 24 jam setelah insiden terjadi)
4. Kepastian tepat lokasi, tepat Tidak ada kejadian kesalahan identifikasi pasien
prosedur, tepat pasien operasi operasi
6. Apa yang Anda lakukan dalam upaya menurunkan tingkat risiko di rumah
sakit ini ?
Jawaban :
Dalam upaya menurunkan tingkat risiko, rumah sakit ini akan melakukan asesmen
setiap tahunnya dalam bentuk daftar risiko rumah sakit. Dimana risiko yang
potensial terjadi dilakukan rencana upaya tindak lanjut pencegahan melalui proses
FMEA (Failure Mede &EffectsAnalysis) dan RCA (RootCauseAnalysis)
ASSESMEN PASIEN
1. Bagaimana prosedur asesmen pasien / pengkajian pasien di rumah sakit ini ?
Jawaban :
Prosedur asesmen pasien / pengkajian pasien di rumah sakit ini dikelompokkan
menjadi :
a. Pasien dewasa, menggunakan Formulir Pengkajian Awal Pasien Rawat Inap –
Dewasa (dilengkapi maksimal 1 x 24 jam sejak pasien dirawat)
b. Pasien anak, menggunakan Formulir Pengkajian Awal Pasien Rawat Inap – Anak
(dilengkapi maksimal 1 x 24 jam sejak pasien dirawat)
c. Pasien gawat darurat, menggunakan Formulir Asuhan Pasien Gawat Darurat
(dilengkapi maksimal 1 jam sejak pasien masuk IGD)
d. Pasien kebidanan, menggunakan Formulir Pengkajian Awal Pasien Rawat Inap –
Kebidanan (dilengkapi maksimal 1 x 24 jam sejak pasien dirawat)
e. Pasien rawat jalan, menggunakan Formulir Pengkajian Awal Pasien Rawat Inap –
Rawat Jalan (dilengkapi maksimal 1 x 24 jam setelah pasien masuk rawat jalan)
2. Sebutkan isi minimal dari pengkajian pasien di rumah sakit ini
Jawaban :
Isi minimal dari pengkajian pasien meliputi :
a. Riwayat alergi
b. Kebutuhan edukasi
c. Riwayat kesehatan pasien
d. Hasil pemeriksaan fisik/status fisik
e. Status fungsional
f. Ekonomi - psikososial
g. Resiko nutrisional
h. Asesmen nyeri
i. Resiko jatuh
j. Perencaan pulang
1. Upaya apa yang dilakukan oleh rumah sakit ini dalam menciptakan sistem
pelayanan yang seragam terhadap asuhan terhadap pasien ?
Jawaban :
Upaya yang dilakukan dalam menciptakan pelayan yang seragam adalah dengan
memberikan pelayan serta asuhan yang sama terhadap pasien, dengan mengacu
kepada sistem regulasi yang telah ditetapkan oleh rumah sakit
3. Pelayanan apa saja yang termasuk ke dalam pelayanan berisiko tinggi di rumah
sakit ini ?
Jawaban :
Pelayan pasien berisiko tinggi meliputi pelayan terhadap pasien dengan kategori :
a. Pasien dengan kasus emergensi
b. Pasien dengan kebutuhan pelayanan resusitasi
c. Pasien dengan kebutuhan pelayanan darah
d. Pasien dengan kebutuhan alat bantu hidup dasar atau koma
e. Pasien dengan kebutuhan penggunaan restrain atau yang diberi penghalang
7. Teknik apa saja yang digunakan oleh rumah sakit ini dalam melaksanakan
restrain kepada klien ?
Jawaban :
Teknik yang digunakan oleh RS As – syifa dalam pelaksanaan restrain, meliputi :
a. Pembatasan fisik (tali pengikat)
b. Pembatasan mekanis (pembatas tempat tidur)
c. Pembatas kimia (penggunaan obat penenang)
10. Dapatkah Anda menjelaskan, apa yang dimaksud dengan penilaian status
fungsional, dan bagaimana penilaian status fungsional dilakukan di rumah sakit
ini ?
Jawaban :
a. Penilaian status fungsional adalah suatu instrumen pengkajian yang berfungsi
untuk mengetahui tingkat kemandirian (fungsional) pasien dalam melakukan
kegiatan seperti : perawatan diri, mobilitas, maupun aktivitas sehari – hari lainnya
b. Penilaian status fungsional di rumah sakit ini dilakukan ke setiap pasien rawat
inap dengan mengacu kepada metode penilaian BartelIndeks
11. Pada saat pergantian shift pasien rawat inap, informasi apa saja yang
disampaikan oleh perawat shift sebelumnya kepada perawat shift berikutnya ?
Jawaban :
Saat serah terima akan dibahas :
a. Identitas pasien
b. Diagnosa media yang muncul
c. Masalah keperawatan yang muncul (Keperawatan)
d. Tindakan serta asuhan yang telah diberikan kepada pasien
e. Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan
f. Rencana tindakan dan asuhan yang akan dilakukan terhadap pasien
g. Informasi penting lainnya
12. Siapa yang bisa mengambil keputusan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan ?
Jawaban :
Pengambilan keputusan terkait tindakan medis sepenuhnya dilakukan oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DJP)
13. Bagaimana prosedur pemberian obat pada pasien rawat inap di rumah sakit ini
?
Jawaban :
a. Setiap pemberian obat ke pasien, perawat akan memastikan 7 benar obat sebelum
obat diberikan
b. Setiap pemberian obat akan dicatat ke dalam Formulir Pemberian Obat
c. Setelah pemberian obat ke pasien, akan dilakukan monitoring dan evaluasi terkait
obat pada saat kunjungan ke pasien, dan dicatat ke dalam Formulir Catatan
Keperawatan
14. Bagaimana cara Anda (perawat / dokter) menduga bahwa terjadi efek samping
penggunaan obat terhadap pasien ?
Jawaban :
Dengan mengisi form MESO menggunakan Algoritma Naranjo.
15. Apa yang dilakukan dokter bila diduga ada efek samping obat ?
Jawaban :
Saya akan mengisi Formulir Pelaporan Efek Samping Obat dan mengirimkannya ke
Komite Farmasi dan Terapi.
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
6. Bagaimana proses pengelolaan barang milik pasien yang tidak dapat melaksanakan
tanggung jawab untuk melindungi barang miliknya sendiri ? dan siapa yang
bertanggung jawab menyimpan ?
Jawaban :
Proses pengelolaan barang milik pasien yang tidak dapat melindungi barang miliknya
sendiri meliputi :
a. Penyerahan barang milik pasien ke petugas rumah sakit
1) Beri salam kepada pasien dan atau pengantar pasien
2) Jelaskan informasi terkait tata cara penitipan barang milik pasien serta ketentuan
dalam penitipan barang
3) Identifikasi barang – barang milik pasien yang akan dititipkan dan tulis ke dalam
Formulir Penyimpanan Barang Milik Pasien (F/KEP/039), meliputi :
a) Jenis barang
b) Jumlah
c) Tanggal penitipan
d) Kondisi barang
e) Petugas penerima barang
4) Lakukan serah terima barang milik pasien oleh pihak pengantar pasien dengan
petugas serta didampingi oleh saksi-saksi baik dari pihak pasien maupun rumah
sakit.
5) Tanda tangani Formulir Penyimpanan Barang Milik Pasien (F/KEP/039) sebagai
bukti serah terima barang
6) Serahkan barang milik pasien ke petugas keamanan rumah sakit disertai Formulir
Penyimpanan Barang Milik Pasien (F/KEP/039) untuk diamankan
7) Informasikan kepada pasien (bila pasien telah sadar dan stabil) atau keluarga
pasien terkait barang – barang milik pasien yang dititipkan
b. Penyerahan barang milik pasien dari petugas keamanan rumah sakit ke pasien dan
atau keluarga
1) Terima informasi dari perawat terkait pengambilan barang milik pasien oleh
pasien dan atau keluarga
2) Minta pasien atau keluarga untuk menyebutkan nama pasien dan tanggal lahir
pasien
Keterangan :
Pastikan identitas pasien sama saat pengambilan barang oleh pasien atau keluarga
3) Identifikasi barang milik pasien yang akan diserahkan, dan tulis ke dalam
Formulir Penyimpanan Barang Milik Pasien (F/KEP/039), meliputi :
a. Jenis barang
b. Jumlah
c. Tanggal penyerahan
d. Kondisi barang
e. Petugas penyerahan barang
f. Penerima barang milik pasien
Keterangan :
Formulir yang digunakan adalah Formulir Penyerahan Barang Milik Pasien pada
saat barang milik pasien dititipkan
4) Lakukan serah terima barang milik pasien
Keterangan :
Serah terima barang milik pasien dilakukan oleh pihak keamanan rumah sakit
dengan penerima barang milik pasien serta didampingi saksi – saksi baik dari
saksi rumah sakit maupun saksi dari pihak keluarga pasien
5) Tanda tangani Formulir Penyimpanan Barang Milik Pasien sebagai bukti serah
terima barang
6) Tanyakan kepada pasien dan atau keluarga “Apakah masih ada yang dapat saya
bantu ?”
7) Ucapkan terima kasih dan beri salam kepada pasien dan atau keluarga
“Terima kasih, Selamat Pagi / Siang / Malam”
8. Upaya apa yang dilakukan oleh rumah sakit ini dalam melindungi pasien terhadap
kekerasan fisik ?
Jawaban :
Upaya perlindungan pasien dari kekerasan fisik, meliputi :
a. Penempatan pasien di kamar perawatan yang dekat dengan kamar perawat (bila
memungkinkan)
b. Mengatur posisi tempat tidur pasien pada posisi terendah
c. Menginformasikan kepada pasien dan atau keluarga untuk menghubungi perawat jika
membutuhkan sesuatu atau meminta pertolongan.
d. Petugas keamanan rumah sakit melakukan identifikasi untuk pengunjung yang
melakukan kunjungan ke pasien dengan menggunakan daftar kunjungan ke pasien
(berlaku hanya untuk pasien yang berkunjung di luar jam besuk)
e. Berkoordinasi dengan pihak keamanan rumah sakit / pihak yang berwajib (jika
diperlukan) terkait keamanan dan perlindungan pasien
f. Memantau CCTV
9. Pasien apa saja yang termasuk kelompok berisiko di rumah sakit ini ?
Jawaban :
a. Pasien baru lahir (bayi)
b. Pasien anak – anak
c. Pasien dengan usia lanjut (≥ 60 tahun)
d. Pasien wanita
e. Pasien dengan gangguan jiwa
f. Pasien koma
g. Pasien dengan keterbatasan fisik / cacat
h. Pasien terkait kasus kriminal / korban kriminal
10. Apa yang Anda ketahui tentang permintaan pendapat medis kedua (second
opinion) ?
Jawaban :
Second opinion adalah pendapat medis yang diberikan oleh dokter lain terhadap suatu
diagnosa, terapi maupun rekomendasi medis lainnya terhadap penyakit yang diderita oleh
pasien
11. Bagaimana tata laksana pengelolaan pasien nyeri di rumah sakit ini ?
Jawaban :
Pasien yang mengalami nyeri akan dilakukan tindakan sebagai berikut :
a. Perawat akan melakukan pengkajian nyeri terhadap pasien
b. Perawat memberikan informasi kepada DPJP terkait dengan keluhan nyeri yang
dialami pasien
c. Perawat melakukan kolaborasi dengan PPA terkait pengelolaan nyeri pasien
Keterangan :
Pengelolaan nyeri dapat dilakukan secara :
1) Non Farmakologi : metode ini biasanya digunakan untuk pasien dengan intensitas
nyeri ringan
2) Farmakologi : metode ini biasanya digunakan untuk pasien dengan intensitas
nyeri sedang sampai dengan nyeri berat
d. Perawat melakukan pengkajian ulang sesuai dengan Panduan Pengkajian Pasien
(tentang pengkajian Nyeri)
2. Bagaimana ketentuan di rumah sakit ini terkait pasien – pasien yang membawa
obat – obatnya sendiri ?
Jawaban :
Pasien tidak diizinkan untuk mengonsumsi obat yang dibawa dari luar rumah sakit,
kecuali jika kondisi memaksa dan atas persetujuan DPJP
5. Apakah di ruang rawat dibolehkan menyimpan obat – obatan High Alert seperti
kalium klorida pekat (KCl 7,46%) ?
Jawaban :
Penyimpanan obat – obatan high alert tidak diperbolehkan disimpan di ruangan rawat,
kecuali untuk ruangan khusus sepertti IGD, HCU dan Kamar Bedah.
11. Jelaskan bagaimana ketentuan terkait penulisan resep yang aman di rumah
sakit ini ?
Jawaban :
Penulisan resep obat yang aman mencakup :
a. Nama dan alamat rumah sakit
b. Tanggal penulisan resep
c. Kolom riwayat alergi pasien
d. Tanda R/ pada setiap sediaan
e. Nama obat : lengkap dengan bentuk sediaan obat (contoh : Cravit 500 mg tablet)
f. Jumlah sediaan
g. Bila obat berupa racikan, dituliskan nama setiap jenis / bahan obat dan jumlah
bahan obat (untuk bahan padat : mikrogram, miligram, gram) dan untuk cairan :
tetes, mililiter, dan liter
h. Pencampuran beberapa obat jadi dalam satu sediaan tidak dianjurkan, kecuali
sediaan dalam bentuk campuran tersebut telah terbukti aman dan efektif
i. Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk aturan bila perlu atau prn
atau “pro renata”, harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari.
j. Nama lengkap pasien : laki – laki (Tn), perempuan (Ny, Nn), anak (An)
k. Nomor rekam medis
l. Tanggal lahir
m. Berat badan pasien (untuk pasien anak)
n. Nama dokter
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI
2. Siapa yang memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarga di rumah
sakit ini ?
Jawaban :
Pemberian edukasi dilakukan oleh Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yag ahli
Contoh :
a. Edukasi mengenai gizi akan diberikan oleh dietisien
b. Edukasi mengenai diagnosis dan pengobatannya diberikan oleh dokter.
1. Apakah ada program mengenai edukasi pengunjung dan pasien terhadap cuci
tangan ?
Jawaban :
Ada, program edukasi terkait tata cara cuci tangan dilakukan melalui penyuluhan
langsung dan poster mengacu kepada Program Kerja PKRS dan PPIRS.
3. Dapatkah Anda menjelaskan apa yang harus dilakukan jika pasien mengalami
airborne disease ?
Jawaban :
Rumah sakit As-syifa tidak memberikan pelayanan pasien aiebone disease karena
belum tersedia ruang isolasi yang memenuhi standar (menggunakan
hepafilter/tenkanan negative). Pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit lain.
Sebelum dan setelah kontak dengan pasien, petugas harus melakukan cuci tangan,
menggunakan APD.
4. Dapatkah Anda menjelaskan, apa yang harus dilakukan jika pasien terinfeksi
lewat kontak/airbone desease ?
Jawaban :
a. Pasien diisolasi / kohort
b. Melakukan kebersihan tangan
c. Menggunakan APD : sarung tangan dan apron (sesuai kebutuhan)
d. Menggunakan peralatan tersendiri untuk pasien
e. Melakukan disinfeksi peralatan setiap selesai dipakai
f. Di pintu masuk kamar pasien dipasang poster kewaspadaan lewat kontak
g. Pasien dirujuk
7. Jika di ruangan Anda ada pemakaian alat singleuse, namun di reuse, bagaimana
standar prosedur operasionalnya (SPO) ?
Jawaban :
Rumah sakit as-syifa tidak memakai alat single use yang di reuse.
9. Apa yang Anda lakukan jika terjadi tertusuk jarum atau benda tajam ?
Jawaban :
a. Lepaskan sarung tangan, cuci luka dengan air mengair dan sabun
b. Tidak boleh ditekan
c. Mengisi formulir tertusuk jarum
d. Petugas berobat ke IGD
e. Lapor kepala ruangan/ tim PPIRS
11. Apakah pasien infeksius dan non infeksius dipisahkan di rumah sakit ini ?
Jawaban :
Iya, pasien (kecuali airbone disease langsung dirujuk).
13. Tindakan apa yang Anda lakukan jika terdapat pasien infeksius udara sebelum
dirujuk ?
Jawaban :
a. Pasien diminta menggunakan masker bedah
b. Petugas yang merawat pasien harus menggunakan APD masker N95
c. Buka jendela lebar – lebar
d. Pintu selalu ditutup
e. Batasi pengunjung
f. Edukasi keluarga pasien
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Dapatkah Anda menjelaskan, apa saja kode warna keadaan darurat yang
berlaku di rumah sakit ini ?
Jawaban :
a. Code blue : Kegawatdaruratan medis
b. Code red : Kebakaran
c. Code pink : Penculikan bayi
d. Code purple : Evakuasi
e. Code grey : Gangguan keamanan
f. Code green : Gempa
g. Code black : Ancaman bom
2. Apa yang Anda lakukan bila terjadi kode darurat di rumah sakit ini ?
Jawaban :
Untuk kode keadaan darurat yang berhubungan dengan pasien, bahaya dan keamanan
menghubungi telpon aiphone sekuriti nomor 124 Atau ke Handpone nomor
081379879004 atau HT dengan frekwensi 7, kemudian satpam akan mengumumkan
lewat pengeras suara untuk diketahui semua staf.
3. Apa yang Anda lakukan bila terjadi bahaya kebakaran di rumah sakit ini ?
Jawaban :
a. menghubungi telpon aiphone sekuriti nomor 124 Atau ke Handpone nomor
081379879004 atau HT dengan frekwensi 7, untuk diumumkan lewat pengeras
suara untuk diketahui semua staf.
b. Sambil menunggu bantuan saya akan menyelamatkan pasien dan dokumen
semaksimal mungkin
4. Apakah dilakukan orientasi terhadap petugas yang baru masuk ? orientasi apa
saja ?
Jawaban :
Ya, proses orientasi meliputi : pengenalan lingkungan kerja, sistem manajemen mutu
rumah sakit, dll
1. Upaya apa yang dilakukan oleh rumah sakit ini dalam melakukan promosi terkait
pelayanan kesehatan ke masyarakat ?
Jawaban :
Upaya terkait promosi terkait pelayanan kesehatan ke masyarakat mengacu kepada
program kerja Panitia PKMRS (Promosi Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit)
3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh rumah sakit untuk memastikan bahwa
dokumen mutu / regulasi yang digunakan rumah sakit telah sesuai dengan
kebutuhan saat ini ?
Jawaban :
RS As – Syifa memiliki prosedur audit internal rumah sakit untuk memastikan dokumen
mutu / regulasi yang digunakan rumah sakit telah sesuai dengan kebutuhan saat ini.
5. Apakah ada prosedur singkat – singkatan yang dipakai di dalam buku daftar
singkatan rumah sakit ini ?
Jawaban :
Ada, di dalamnya ada singkatan yang boleh. Bila tidak ada dalam buku standar singkatan
berarti kata tersebut tidak boleh disingkat.
9. Bagaimana cara Anda melindungi berkas rekam medis pasien dari kehilangan dan
kerusaan ?
Jawaban :
Rumah sakit memiliki kebijakan terkait orang – orang yang memiliki akses atau
kewenangan dalam mengakses rekam medis pasien, jadi hanya orang – orang tertentu
yang hanya berhak mengakses rekam medis pasien.