Dan
Megestrol Acetate 40 mg/mL suspensi
B.Waktu retensi dari peak utama pada kromatogram preparat uji penetapan
kadar cocok dengan preparat baku, keduanya ditambahkan dengan
standar internal, seperti yang diperoleh pada penetapan kadar (USP).
- Purified water
Deskripsi : larutan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
memiliki rasa
Fungsi : pelarut (Rowe et al., 2009)
Mometasone Furoate Cream (Formula II) :
- Hexylene glycol
Deskripsi : cairan jernih, tidak berwarna, dapat bercampur dengan air
dan pelarut organik lain meliputi alkohol, aseton,
kloroform, eter dan heksan.
Fungsi : memiliki sifat mirip propylene glycol, digunakan sebagai
bahan tambahan (Sweetman, 2009).
- Purified water
Deskripsi : larutan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
memiliki rasa
Fungsi : pelarut (Rowe et al., 2009)
- Beeswax white
Deskripsi : tidak berasa, berwarna putih atau sedikit kuning, lembaran
atau granul halus, berbau mirip dengan wax kuning tapi
dengan intensitas lemah.
Fungsi : meningkatkan konsistensi krim (Rowe et al., 2009)
- Propylene glycol monopalnitostearate
Deskripsi : padatan seperti lilin, berwarna putih atau hampir putih,
sedikit berbau lemak. Praktis tidak larut dalam air, larut
dalam pelarut organik seperti alkohol, aseton, eter, benzen,
minyak mineral.
Fungsi : stabiliser atau emulsifier (Sweetman, 2009).
- Stearyl alcohol
Deskripsi : serpihan atau granul keras, putih, sefikit berbau, rasa
hambar.
Fungsi : stiffening agent (pengeras), emollient dan emulsifying
lemah digunakan untuk meningkatkan kapasitas
pengikatan air dari salep (Rowe et al., 2009)
- Ceteareth-20
Deskripsi : pellet putih, tidak berbau, larut dalam air dan alkohol
membentuk larutan koloid.
Fungsi : emulsifier (MakingCosmetics, 2013).
- Titanium dioxide
Deskripsi : serbuk nonhigroskopis putih, amorf, tidak berbau dan
tidak berasa.
Fungsi : pigmen putih (Rowe et al., 2009)
- Aluminium starch ocetenylsuccinate
Deskripsi : serbuk putih atau agak putih, daya alir baik, sedikit berbau
khas,larut dalam minyak sayur, tidak larut dan tidak
terdispersi dalam air.
Fungsi : stabilizer, meningkatkan viskositas (New Directions
Australia, 2013).
- Phosphoric acid
Deskripsi : larutan tidak berwarna, tidak berbau
Fungsi : pengasam (acidifying agent) dan sebagai bagian dari
sistem buffer ketika dikombinasikan dengan garam fosfat,
seperti sodium phosphate (Rowe et al., 2009)
- Parafiin
Deskripsi : padatan tidak berwarna atau putih, tidak berbau, tidak
berasa, meleleh. Agak berminyak saat dipegang, rapuh.
Fungsi : basis salep, stiffening agent (Rowe et al., 2009).
- Butylated hydrohytoluene
Deskripsi : kristal padat atau sebuk putih atau kuning muda, berbau
fenol.
Fungsi : antioksidan, mencegah atau memperlambat oksidasi lemak
dan minyak (Rowe et al., 2009).
viii. Formulasi
Mometasone Furoate Cream (Formula I)
Rencana zat
Skala (g/100g) No Nama zat Kuantitas/kg (g)
0,2 1 Mometasone furoate mironized 2
40 2 Isopropyl alcohol 400
0,15 3 Hydroxypropyl cellulose 1.5
0.226 4 Sodium acid phosphate 0,226
30 5 Propylene glycol 300
q.s. 6 Water purified q.s. sampai 1 kg
q.s. Phosphoric acid untuk penyesuaian pH q.s
7
(larutan 10% b/v)
Proses pembuatan:
1. Letakkan isopropyl alcohol pada wadah yang sesuai, tambahkan
mometasone furoate mironized, mix selama 25 menit sampai melarut
sempurna.
2. Tambahkan hydroxypropyl cellulose secara perlahan dan mix selama 15
menit untuk meratakan dispersi.
3. Dalam wadah yang terpisah, larutkan sodium acid phosphate dalam
sejumlah water purified, dan tambahkan ke dalam campuran yang
sebelumnya dan mix selama 10 menit. Sirkulasikan air dingin dalam
pembungkus (jacket) untuk membantu membentuk gel.
4. Tambahkan propylene glycol, dan mix sampai homogen.
5. Cek dan sesuaikan pH sampai pH 4,5 0,2 dengan larutan phosphoric
acid 10%. Mix campuran selama 2 jam untuk menyesuaikan pH dan cek
pH akhir.
6. Sesuaikan volume, menggunakan mesh 100.
7. Isikan ke dalam wadah yang cocok (Niazi, 2004).
Mometasone Furoate Cream (Formula II)
Setiap bagian dari mometasone furoate cream 0.1% mengandung 1 mg
mometasone furoate dalam basis of hexylene glycol, purified water, beeswax
white, propylene glycol monopalnitostearate, Promulgen G (stearyl alcohol
dan ceteareth-20), titanium dioxide (E171), aluminium starch
ocetenylsuccinate, phosphoric acid concentrated (untuk penyesuaian pH),
parafiin (white soft), butylated hydrohytoluene (E321) sebagai antioksidan
dalam parafin (Medicine and Healthcare product Regulatory Agency, 2011).
ix. Spesifikasi produk jadi
Mometasone furoate cream merupakan mometason furoat dalam basis krim
yang sesuai, mengandung mometason furoat (C 27H30Cl2O6) tidak kurang dari
90% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket/label
(USP). Produk jadi berupa krim lembut berwarna putih atau agak putih
(Medicine and Healthcare product Regulatory Agency, 2011). Penyimpanan :
wadah tertutup rapat (USP).
- Batas mikroba : tidak boleh mengandung Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Salmonella sp. (USP).
- Isi minimum : sesuai syarat (USP).
x. Metode pengujian produk jadi
- Isi minimum :
Untuk wadah yang dilabeli dengan berat/bobot, pilih sampel dari 10 wadah
yang terisi dan hilangkan semua label yang mempengaruhi berat selama
pengeluaran isis wadah. Bersihkan secara menyeluruh dan keringkan
bagian luar wadah dengan cara yang sesuai dan masing-masing ditimbang.
Keluarkan isi wadah dari masing-masing wadah secara kuantitatif, potong
latter open dan cuci dengan larutan yang sesuai, jika diperlukan, simpan
tutup dan setiap bagian lain dari wadah. Keringkan dan timbang kembali
setiap bagian wadah kosong bersamaan. Perbedaan antara dua berat
tersebut merupakan berat bersih (netto) zat dalam wadah. Untuk wadah
yang dilabeli dengan volum, tuang isi 10 wadah ke dalam 10 gelas ukur
yang cocok dan biarkan kering sempurna. Catat volume zat setiap 10
wadah. Rata-rata berat bersih (netto) dari 10 wadah tidak boleh kurang dari
jumlah pada label, dan netto isi dari setiap wadah tidak boleh kurang dari
90% dari jumlah pada yang tertera label (bila jumlah label adalah 60 gram
atau 60 mL atau kurang) atau tidak kurang dari 95% dari jumlah pada label
(bila jumlah pada label lebih dari 60 gram atau 60 mL atau lebih, tetapi
tidak boleh lebih dari 150 gram atau 150 mL) . Jika tidak memenuhi
syarat, tentukan isi dari penambahan 20 wadah. Isi rata-rata dari 30 wadah
tidak kurang dari jumlah yang tertera pada label, dan netto isi dari tidak
lebih dari 1 wadah dari 30 wadah lebih kecil dari 90% dari jumlah yang
tertera pada label (bila jumlah label adalah 60 gram atau 60 mL atau
kurang) atau tidak kurang dari 95% dari jumlah pada label (bila jumlah
pada label lebih dari 60 gram atau 60 mL atau lebih, tetapi tidak boleh
lebih dari 150 gram atau 150 mL) (USP).
- Identifikasi :
A : waktu retensi dari peak utama pada kromatogram preparat uji cocok
dengan preparat baku, keduanya ditambahkan dengan baku internal,
seperti yang terdapat pada penetapan kadar.
B : siapkan larutan uji dari krim dalam asetonitril yang mengandung 0,2
mg/mL mometason furoat. Siapkan larutan baku mometason furoat
USP RS dalam asetonitril dengan konsentrasi yang sama dengan
larutan uji. Identifikasi larutan uji menggunakan kromatogradi lapis
tipis (KLT), dengan kloroform dan etil asetat (3:1) sebagai larutan
pengembang (USP).
- Penetapan kadar
Fase gerak : siapkan campuran metanol
dan air (65 :35) yang telah disaring dan
dihilangkan gasnya (degas). Buat penyesuaian
bila diperlukan.
Larutan baku internal : larutkan
sejumlah beklometason dipropionat dalam
asetonitril untuk membuat larutan dengan
konsentrasi 0,53 mg/mL.
Larutan baku : larutkan secara
kuantitatif sejumlah mometason furoat USP RS,
yang ditimbang secara akurat, dalam asetonitril
untuk membuat larutan dengan konsentrasi
0,136 mg/mL. Pipet larutan tersebut dan larutan
baku internal dengan jumlah yang sama, dan
encerkan secara kuantitatif dengan asetonitril
hingga konsentrasi mometason furoat 0,027
mg/mL dan konsentrasi beklametason
dipropionat 0,106 mg/mL.
Preparat uji : pindahkan sejumlah krim
mometason furoat 0,1% yang setara dengan 2
mg mometason furoat, ke dalam tube
sentrifugasi 50 mL. Pipet 15 mL larutan baku
internal dan 15 mL asetonitril ke dalam tube dan
pasang tutup tube. Panaskan pada water bath
suhu 85oC sampai krim meleleh sempurna, dan
kocok dengan tangan selama 2 menit. Ulangi
pemanasan dan pengocokan. Tempatkan tube
pada bak es-metanol selama 10 menit.
Sentrifugasi untuk membentuk supernatan
jernih, dan pindahkan 10 mL lapisan supernatan
ke dalam labu ukur 25 mL, encerkan dengan
asetonitril sampai volum dan campur.
Sistem kromatografi : kromatografi
cair dilengkapi dengan detektor 254 nm dan
kolom 4,6 mm x 25 cm yang terdiri dari
kemasan L7. Laju alir sekitar 1,7 mL/menit.
Lakukan kromatografi larutan baku dan rekam
respon puncak dapat dilihat pada prosedur,
waktu retensi relatif sekitar 1,6 untuk
beklometason dipropionat dan 1 untuk
mometason furoat, resolusi (R) antara peak
mometason furoat dan beklometason
dipropionat tidak kurang dari 4, faktor tailing
untuk mometason furoat tidak lebih dari 1,8 dan
standar deviasi relatif untuk
penyuntikan/peninjeksian ulang tidak boleh
lebih dari 2%.
Prosedur : injeksikan secara terpisah
preparat baku dan preparat uji dengan volume
yang sama (20 L) ke dalam kromatografi,
rekam kromatogram, dan tentukan respon
terhadap peak utama. Hitung kuantitas (dalam
mg) mometason furoat (C27H30Cl2O6) dalam
bagian dari krim dengan rumus :
75C (Ru/Rs)
dimana C adalah konsentrasi mometason furoat
USP RS pada preparat standar (mg/mL), dan Ru
dan Rs adalah rasio peak mometason furoat
terhadap peak baku internal yang terbentuk dari
preparat uji dan preparat baku (USP).
xi. Rancangan uji stabilitas produk jadi
Penyimpanan : simpan di bawah suhu 25oC (Medicine and Healthcare
product Regulatory Agency, 2011).
Seleksi Batch
- Untuk NCE (New Chemical Entity), data stabilitas diperoleh dari
paling sedikit tiga batch utama dari produk obat.
- Untuk produk variasi dosis biasa (obat lepas cepat, larutan) dan zat
obat yang stabil, data stabilitas minimal berasal dari dua batch skala
pilot.
- Proses produksi harus dapat menghasilkan produk dengan kualitas
yang sama dan spesifikasi yang sama.
- Jika memungkinkan, batch produk obat sebaiknya diproduksi dengan
menggunakan batch yang berbeda dengan zat obat.
- Pengujian stabilitas sebaiknya dilakukan untuk setiap ukuran potensi
dan ukuran wadah dari produk obat kecuali jika menggunakan sistem
bracketing atau matrixing.
Pengujian stabilitas
- Pengujian stabilitas jangka panjang untuk membuktikan profil
stabilitas produk obat. Frekuensi pengujian pada kondisi
penyimpanan jangka panjang sebaiknya setiap 3 bulan pada tahun
pertama, setiap 6 bulan pada tahun kedua dan pada tahun ketiga
sampai seterusnya hingga shelf-life produk, pengujian dilakukan tiap
tahun.
- Pengujian stabilitas dipercepat minimum 3 batas waktu, meliputi
waktu awal dan waktu akhir (contohnya bulan ke-0, bulan ke-3, dan
bulan ke-6), dan direkomendasikan untuk dilakukan selama 6 bulan.
Kondisi Penyimpanan Interval Sampling
Jangka Panjang
30oC 2oC / 75% RH 5% RH Bulan ke- 0, 3, 6, 9, 12, 18, 24
Dipercepat
40oC 2oC / 75% RH 5% RH Bulan ke- 0, 3, 6
Evaluasi
- Sediaan topikal sebaiknya diperiksa penampilan/pemerian,
kejernihan, warna, homogenitas, bau, pH, konsistensi, viskositas,
penetapan kadar zat aktif, degradasi produk, kandungan pengawet
dan antioksidan dan batas mikroba/strilitas (ASEAN Guideline on
Stability Study of Drug Product, 2005).
viii. Formulasi
Suspensi oral megestrol asetate (Formula I)
Rencana zat
Skala (mg/mL) No Nama zat Kuantitas/L (g)
40 1 Megestrol acetate 40
100 2 Glycerin 100
100 3 Sorbitol 100
0,3 4 Polysorbate 80 0,3
2,2 5 Xanthan gum 2,2
2 6 Sodium benzoate 2
0.6 7 Sodium citrate 0.6
50 8 Sucrose 50
0,8 9 Lemon flavor 0,8
q.s. 10 Water purified q.s. sampai 1 L
Prosedur pembuatan :
1. Letakkan glycerol, sorbitol dan polysorbate dalam wadah yang sesuai,
mix dengan baik (campuran 1).
2. Letakkan xanthan gum dalam wadah yang berbeda dalam water purified
dan biarkan hidrasi semalam (campuran 2).
3. Tambahkan sodium citrate, sucrose, sodium benzoate, dan flavor ke
campuran 1, kemudian tambahkan campuran 2 ke dalam campuran 1.
4. Lalukan gum melewati kassa.
5. Tambahkan megestrol acetate dan lalukan suspensi melalui colloid mill
atau homogenizer untuk membentuk suspensi oral yang homogen
(Niazi, 2004).
Suspensi oral megestrol asetate (Formula II)
Komposis Megestrol Acetate
N
Nama zat Kuantitas per mL % b/v
o
1 Megestrol acetate, micronized 40 mg 4
2 Polyethylene Glycol 1450 200 mg 20
3 Polisorbate 80 0,1 mg 0,01
4 Xanthan gum 2 mg 0,2
5 Sodium benzoate 2 mg 0,2
6 Citric acid 2,44 mg 0,244
7 Sodium citrate 0,15 mg 0,015
8 Sucrose 50 mg 5
9 Lemon flavor 0,91 mg 0,091
10 Water purified q.s. 1 mL
(Atzinger et.al., 1994)
ix. Spesifikasi produk jadi
Megestrol asetat suspensi oral mengandung megestrol asetat (C24H32O4)
tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera
pada label. Penyimpanan : simpan pada wadah tertutup rapat dan
terlindung dari cahaya (USP). Megestrol asetat suspensi oral merupakan
suspensi oral dengan rasa lemon-lime yang mengandung 40 mg megestrol
asetat ukuran mikro per mL suspensi (Bristol-Myers Squibb Canada,
2012).
- pH : antara 3 sampai 4,7 (USP).
- Volume terpindahkan : sesuai standar (USP).
x. Metode pengujian produk jadi
- pH : antara 3 sampai 4,7 (USP)
Lakukan standarisasi alat potensionetrik (pH meter) yang mampu
menghasilkan nilai pH sampai unit pH 0,02 menggunakan elektroda
indikator yang sensitif ion hidrogen, elektrode gelas, dan elektrode
pembanding yang cocok. Alat harus dapat merasakan arus potensial dari
pasangan elektroda dan untuk standarisasi pH, gunakan potensial yang
dapat disesuaikan untuk menghubungkan standarisasi, nol, asimetri dan
kontrol kalibrasi, dan harus mampu untuk mengontrol perubahan dalam
milivolt per unit perubahan dalam pH yang dibaca melalui suhu dan/atau
kontrol slope. Pengukuran dilakukan pada 25 2oC, jika tidak ditetapkan
lain dalam monografi.
Untuk menstandarisasi pH meter, pilih dua larutan buffer untuk
standarisasi yang perbedaan pH nya tidak melebihi 4 unit dan pH yang
diperkirakan dari zat yang akan diuji berada diantara pH kedua larutan
buffer. Isi sel dengan salah satu larutan buffer untuk standarisasi pada
suhu yang sesuai pengujian zat. Atur kontrol suhu pada suhu larutan dan
atur kontrol kalibrasi untuk mengamati kesamaan nilai pH dengan
ditabulasi. Cuci elektroda dan sel dengan beberapa bagian larutan buffer
untuk standarisasi kedua, dan isi sel dengan larutan tersebut, pada suhu
yang sama dengan pengujian. pH dari larutan buffer kedua harus dalam
0,07 unit pH dari nilai tabulasi. Jika diperoleh deviasi yang besar, periksa
elektroda, dan jika ada kesalahan, ganti elektroda. Atur kontrol slope
atau suhu untuk menghasilkan kesamaan nilai pH dengan tabulasinya.
Ulangi standarisasi sampai kedua larutan buffer untuk standarisasi
menghasilkan nilai pH dalam 0,02 unit pH dari nilai tabulasi tanpa
penyesuaian kontrol lebih lanjut. Ketika sistem berfungsi secara
memuaskan, cuci elektroda dan sel beberapa kali dengan beberapa bagian
dari zat uji, isi sel dengan zat uji dan baca nilai pH. Gunakan air bebas
karbon dioksida untuk melarutkan zat uji pada penetuan pH. Pada
pengukuran pH, biarkan beberapa waktu untuk stabilisasi.
Skala pH ditetapkan dengan rumus
pH = pHs + (E Es) / k
dimana E dan Es adalah potensial yang diukur dari sel galvanik yang
mengandung larutan uji, ditunjukkan oleh pH, dan larutan buffer yang
cocok untuk standarisasi, ditunjukkan oleh pHs. Nilai k adalah perubahan
potensial per unit perubahan dalam pH dan secara teoritis [0,05916 +
0,000198 (t-25oC)] volt pada temperatur t (USP).
- Volume terpindahkan : sesuai standar (USP).
Untuk penentuan volume terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30 wadah.
Kocok 10 wadah. Berhati-hatilah agar tidak terbentuk gelembung udara,
secara perlahan tuang isi masing-masing wadah ke dalam gelas ukur
kering dengan kapasitas rata-rata tidak melebihi dua setengah kali volum
yang akan diukur, dan lakukan kalibrasi. Biaskan setiap wadah
mengering dengan waktu tidak lebih dari 30 menit, untuk unit wadah
ganda dan 5 detik untuk setiap unit wadah tunggal, jika tidak ditetapkan
lain dalam monografi. Ketika tidak ada gelembung udara, ukut volum
dari setiap larutan. Jika produk memiliki volum yang kecil dalam wadah
unit tunggal, volum dapat dihitung dengan cara keluarkan isi wadah ke
dalam wadah yang cocok yang telah ditara (biarkan mengering selama
tidak lebih dari 5 detik), tentukan berat dari isi wadah dan hitung volum
setelah ditentukan massa jenisnya.
Kriteria penerimaan :
Untuk unit wadah ganda : volume rata-rata cairan dari 10 wadah tidak
kurang dari 100%, dan tidak ada wadah yang volumenya kurang dari
95% dari volum yang tertera pada label. Jika A, volume rata-rata tidak
kurang dari 100% dari yang tertera pada label, tetapi tidak ada wadah
yang kurang dari 95% dari jumlah pada label, atau B, volume rata-rata
tidak kurang dari 100% dan volume tidak lebih dari 1 wadah yang kurang
dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% dari volume pada label, lakukan
pengujian dengan penambahan 20 wadah. Volume rata-rata cairan dari 30
wadah tidak kurang dari 100% volume yang tertera pada label dan tidak
lebih dari 1 wadah dari 30 wadah yang kurang dari 95%, tetapi tidak
kurang dari 90% dari volume yang tertera pada label.
Untuk unit wadah tunggal : volume rata-rata cairan dari 10 wadah tidak
kurang dari 100%, dan volum dari tiap wadah dari 10 wadah berada
dalam rentang 95% sampai 110% dari volume yang tertera pada label.
Jika A, volume rata-rata tidak kurang dari 100% dari yang tertera pada
label, tetapi tidak ada wadah yang berada di luar rentang 95% sampai
110%, atau jika B, volume rata-rata tidak kurang dari 100% dan tidak
lebih dari 1 wadah yang di luar rentang 95% sampai 110%, tetapi masih
dalam rentang 90% sampai 115%, lakukan pengujian dengan
penambahan 20 wadah. Volume rata-rata cairan dari 30 wadah tidak
kurang dari 100% dari volume yang tertera pada label, dan tidak lebih
dari 1 wadah dari 30 wadah yang keluar rentang 95% sampai 110%,
tetapi masih dalam rentang 90% sampai 115% dari volume yang tertera
pada lebel (USP).
- Identifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Larutan uji : secara akurat sejumlah volume suspensi oral yang
ekuivalen dengan 160 mg megestrol asetat, ke corong
pisah, tambahkan 50 mL air dan 40 mL kloroform, dan
kocok. Biarkan kedua fase terpisah dan buang fase air.
Larutan baku: buat larutan yang mengandung 4 mg megestrol asetat USP
RS per mL kloroform.
Sistem larutan pengembang : campuran kloroform dan etil asetat (4:1).
Prosedur : pada garis sejajar dan sekitar 2 cm dari pinggir pelat KLT
yang cocok, yang dilapisi dengan 0,25 mm lapisan
campuran silika gel kromatografi, totolkan 10 L dari
larutan uji dan 10 L larutan baku untuk zat yang akan
diidentifikasi. Biarkan bercak mengering dan kembangkan
kromatogram dalam sistem larutan pengembang
(kloroform : etil asetat (4:1)) sampai pelarut bergerak
sekitar tiga perempat dari panjang pelat. Angkat pelat dari
chamber, tandai batas pelarut, dan biarkan pelarut
menguap. Tandai bercak pada pelat dengan melihat di
bawah sinar UV. Nilai Rf pada bercak utama dari larutan
uji dicocokkan dengan yang terbentuk ada larutan baku
(USP).
- Uji disolusi
Pengujian I
Media disolusi : 0,5% sodium lauryl sulfate dalam air, 900mL
Alat 2 : 25 rpm
Waktu : 30 menit
Larutan baku : pindahkan 45 mg megestrol asetat USP RS yang
ditimbang secara akurat ke dalam labu ukur 250
mL, tambahkan sekitar 12 mL metanol, letakkan
dalam penangas air sampai padatan melarut.
Encerkan dengan media disolusi sampai tanda
batas. Konsentrasi akhir sekitar 180 g megestrol
asetat per mL.
Prosedur : pindahkan secara akurat sejumlah volume suspensi
oral yang ekivalen dengan 160 mg megestrol asetat
ke permukaan media disolusi dalam bejana
disolusi, campur dan bebaskan dari gelembung
udara. Tentukan jumlah C24H32O4 yang terlarut
dengan menggunakan spektrofotometri UV pada
panjang gelombang dengan absorbansi maksimum
pada 292 nm pada larutan uji yang telah disaring,
dengan membandingkan dengan larutan baku.
Hitung persentase megestrol asetat (C24H32O4)
dengan menggunakan rumus :
A u x CS x 900 x 100
A S x V x LC
Seleksi Batch
- Untuk NCE (New Chemical Entity), data stabilitas diperoleh dari
paling sedikit tiga batch utama dari produk obat.
- Untuk produk variasi dosis biasa (obat lepas cepat, larutan) dan zat
obat yang stabil, data stabilitas minimal berasal dari dua batch skala
pilot.
- Proses produksi harus dapat menghasilkan produk dengan kualitas
yang sama dan spesifikasi yang sama.
- Jika memungkinkan, batch produk obat sebaiknya diproduksi dengan
menggunakan batch yang berbeda dengan zat obat.
- Pengujian stabilitas sebaiknya dilakukan untuk setiap ukuran potensi
dan ukuran wadah dari produk obat kecuali jika menggunakan sistem
bracketing atau matrixing.
Pengujian stabilitas
- Pengujian stabilitas jangka panjang untuk membuktikan profil
stabilitas produk obat. Frekuensi pengujian pada kondisi
penyimpanan jangka panjang sebaiknya setiap 3 bulan pada tahun
pertama, setiap 6 bulan pada tahun kedua dan pada tahun ketiga
sampai seterusnya hingga shelf-life produk, pengujian dilakukan tiap
tahun.
- Pengujian stabilitas dipercepat minimum 3 batas waktu, meliputi
waktu awal dan waktu akhir (contohnya bulan ke-0, bulan ke-3, dan
bulan ke-6), dan direkomendasikan untuk dilakukan selama 6 bulan.
Kondisi Penyimpanan Interval Sampling
Jangka Panjang
30oC 2oC / 75% RH 5% RH Bulan ke- 0, 3, 6, 9, 12, 18, 24, 36
Dipercepat
40oC 2oC / 75% RH 5% RH Bulan ke- 0, 3, 6
Evaluasi
Pengujian suspensi oral sebaiknya meliputi penampilan/pemerian
(termasuk pembentukan endapan, kejernihan larutan), warna, bau,
penetapan kadar zat aktif, produk degradasi, pH, viskositas, kandungan
pengawet, batas mikroba, redispersibelitas, aliran cairan (rheologi),
ukuran partikel rata-rata dan distribusi partikel (ASEAN Guideline on
Stability Study of Drug Product, 2005).
Sumber :
Apotik Medicastore. 2006. Hormon Kortikosteroid. Available online at http://
apotik.medicastore.com/artikel-obat/hormon-kostikosteroid [diakses tanggal
14 Mei 2013]
Ascobat, P. 2007. Antangonis Hormon. Dalam : Gunawan dkk (eds.),
Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Farkultas Kedokteran Universitas Indonesia. 421-422.
ASEAN Guideline on Stability Study of Drug Product. 2005. Available online at
http://www.hsa.gov.sg/publish/etc/medialib/hsa_library/health_products_re
gulation/western_medicines/files_guidelines.Par.61592.File.dat/ACTR_Gui
delineforDrugProductStabilityStudy_Apr05.pdf [diakses tanggal 14 Mei
2013].
Atzinger, et.al. 1994. United States Patent : Megestrol Acetate Formulation.
Available online at https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=
s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCsQFjAA&url=http%3A%2F
%2Fwww.google.com.br%2Fpatents%2Fdownload
%2F5338732_Megestrol_acetate_formulation.pdf%3Fid
%3Dg5MkAAAAEBAJ%26output%3Dpdf%26sig
%3DACfU3U075ZaUprppBpj-p_wcCPAjqcLrLA%26source%3Dgbs_
overview_r%26cad
%3D0&ei=1peZUc6zIo3OrQfyvoGwCw&usg=AFQjCNEWICONZ4qtHGX
8V-uklLkIU51Ozg&sig2=3yVLofixw8esVDBd4X
r_qg&bvm=bv.46751780,d.bmk [diakses tanggal 14 Mei 2013].
BPOM. 2006. Pedomen Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta : Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 19, 42.
BPOM. 2009. Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat Yang
Baik. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
157.
Bristol-Myers Squibb Canada. 2012. Product Monograph Megace Oral
Suspension USP, 40 mg/mL. Available online at
http://www.bmscanada.ca/static/products/en/pm_pdf/Megace_OS_EN_PM.
pdf [diakses tanggal 14 Mei 2013]
Gangolli, S. 1999. The Dictionary of Subtances and Their Effects Second Edition
Volume 6. UK : The Royal Society of Chemistry. Page : 433.
Lacy, C.F., L.L.Amstrong, M.P. Goldman, and L.L. Lance. 2008. Drug
Information Handbook 17th Edition. Ohio : Lexi-Comp, Inc.
MakingCosmetics. 2013. Cetteareth-20. Available online at http://www.
makingcosmetics.com/ceteareth-20-p27.html [diakses tanggal 15 Mei 2013]
Medicine and Healthcare product Regulatory Agency. 2011. Public Assessment
Report Decentralised Procedure Mometasone Furoate 0,1% w/w Cream.
Available online at http://www.mhra.gov.uk/home/groups/par/documents/
websiteresources/con117426.pdf [diakses tanggal 14 Mei 2013]
Medicines.ie. 2012. Summary of Product Characteristics of Megace 40 mg/mL
Oral Suspension. Available online at http://www.medicines.ie/medicine /
1552/SPC/Megace+40+mg+ml+Oral+Suspension/#tableOfContents
[diakses tanggal 14 Mei 2013].
Mills, T., J.C. Robenson, C. C. Matchett, M.J. Simon, M.D. Burns, and R. J. Ollus
Jr. 2006. Instrumental Data for Drug Analysis Third Edition Volume 3. New
York : CRC Press. Page : 1831 and 2009.
MIMS Online. 2013. Megaplex. Available online at
http://www.mims.com/INDONESIA/drug/info/Megaplex/?q=megestrol
[diakses tanggal 14 Mei 2013]
New Directions Australia. 2013. 100 mL Aluminium Starch Octenylsuccinate.
Availabe online at http://shop.newdirections.com.au/100-ml-Aluminium-
Starch-Octenylsuccinate [diakses tanggal 18 Mei 2013].
Niazi, S.K. 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations
Semisolid Products Volume 4. New York : CRC Press.
Niazi, S.K. 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations
Liquid Products Volume 3. New York : CRC Press.
Pramudianto, A., dan Evaria. 2012. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 12
2012/2013. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer. 94; 241; 319-321.
Rowe, R.C., P.J. Sheskey and M.E. Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. USA : Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Association. 75, 181, 283, 317, 346, 474, 503,517, 592, 627,
640, 656, 679, 700, 703, 741, 766, 779, 782.
Suherman, S.K. 2007. Hormon Paratiroid dan Obat yang Mempengaruhi
Metabolisme Kalsium. Dalam : Gunawan dkk (eds.), Farmakologi dan
Terapi Edisi 5. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK-UI.
446.
Suherman, S.K. 2007. Estrogen dan Progestin, Agonis dan Antagonisnya. Dalam :
Gunawan dkk (eds.), Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FK-UI. 455.
Suherman, S.K. 2007. Insulin dan Antidiabetik Oral. Dalam : Gunawan dkk
(eds.), Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Departemen Farmakologi
dan Terapeutik FK-UI. 481.
Suherman, S.K. dan P. Ascobat. 2007. Adrenokortikotropin, Adrenokortikosteroid,
Analog-sinteik dan Antagonisnya. Dalam : Gunawan dkk (eds.),
Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Departemen Farmakologi dan
Terapeutik FK-UI. 496.
Suherman, S.K. dan Elysabeth. 2007. Hormon Tiroid dan Antitiroid. Dalam :
Gunawan dkk (eds.), Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FK-UI. 433.
Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth
edition. USA : Pharmaceutical Press. 1920, 2319.
Tim Redaksi ISO. 2008. Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia volume 43-
2008. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan. 190.