Latar Belakang
Daerah Bandung merupakan daerah yang dilapisi dengan soft clay soils. Selain itu
menurut sejarah geologi, daerah bandung juga merupakan bagian dari danau tua besar .
Permasalahan soft clay soils adalah memiliki daya dukung yang rendah jadi kurang kuat untuk
membawa embankment loads dan menghasilkan peningkatan gaya lateral yang akan
mengakibatkan pengaruh di bangunan sekitar.
Earth Bridge
Earth Bridge akan diimplementasikan di banyak tempat untuk menyelesaikan
masalah seperti kemacetan, khususnya di lintas persimpangan antara jalan ataupun jalan kereta
api. Sistem Earth Bridge mirip seperti dengan Fly Over dengan cara yang berbeda . Lokasi
Earth Bridge yang sedang dibangun adalah diantara Jalan Jakarta ke Daerah Antapani dan Jalan
Ibrahim-Aji ke Kiaracondong di Bandung. Dibandingkan dengan Fly Over yang selalu
menghabiskan uang dan waktu, selain itu tidak bisa menjaga arus lalu lintas, Earth Bridge
dapat menjawab semua permasalahan diatas.
Fly Over memakan biaya yang besar karena membuat jembatan yang diperlukan
pondasi yang kuat dan ring balok serta lantai jembatan. Karena itu hal ini menyebabkan
pengerjaan Fly Over memakan waktu yang lama. Berdasarkan hasil design Earth Bridge yang
dilakukan oleh Korea Republic, akan menurunkan biaya sampai 20-40 % dan durasi pekerjaan
akan turun sampai 40-60% dibandingkan dengan Fly Over. Desain Earth Bridge adalah
menggunakan struktur utama dengan Corrugated Steel Plates untuk menahan semua beban (
baik Embankment Fills dan kendaraan ) . Metode yang dilakukan di Bandung ( Arie Setiadi
2016 ) adalah diatas tanah lunak sehingga timbunan ( Embankment Fills ) dilakukan dengan
Foamed Mortar Concrete ( beton ringan ) sebagai Light Weight Embankment. Foamed Mortar
Concrete sebagai Embankment Fills memiliki dry density 0.6 0.8 KN/m3 dengan kekuatan
aksian 800 1,200 kPa, dibandingkan dengan material biasa yang memiliki dry density 1.7 -
1.8 KN/m3 . Setelah itu untuk kekuatan aksial, Foamed Mortar Concrete tidak perlu untuk
dikompaksi karena bisa melakukan proses kompaksi dengan sendirinya. Untuk distribusi gaya
lateral dapat diabaikan karena foamed mortar concrete dapat melakukan proses kompaksi
dengan sendirinya.
Di negara Eropa sistem ini digunakan sebagai sarana pengiriman barang lewat air
ataupun juga digunakan sebagai penghubung antar tempat atau tembusan. Kompetisi GCC
(Geo Challenge Competition) ini dibuat dengan harapan menghasilkan dan meningkatkan
keahlian para calon sarjana teknik sipil muda dalam mendesain Earth Bridge. Sejalan dengan
pesatnya pembangunan di Indonesia, diharapkan peserta mampu mendisain Earth Bridge
dengan efektif dan handal yang akan berguna untuk pembangunan Indonesia kedepannya.
Peserta juga diharapkan menghasilkan desain yg kreatif dan membentuk terobosan baru.
2. Tujuan
Tujuan dari kompetisi Geo-Challenge Competition:
Menumbuhkan minat dan kreativitas mahasiswa/mahasiswi di bidang geoteknik.
Menciptakan inovasi mengenai desain dan penggunaan Earth Bridge
Memperdalam pengetahuan mahasiswa/mahasiswi mengenai mekanika yang terjadi
dalam proses mendesain Earth Bridge
Mahasiswa/mahasiswi dapat mengaplikasikan pengetahuaan yang diperoleh dari
masing-masing perguruan tinggi untuk mendesain Earth Bridge dalam skala kecil.
Menjalin hubungan antar mahasiwa/mahasiswi se-Indonesia.
3. Deskripsi Lomba
3.1 Sifat Lomba
Kompetisi Geo-Challenge Competition merupakan lomba yang terbuka untuk
mahasiswa/mahasiswi S1 atau sederajat dari perguruan tinggi negeri maupun swasta
se-Indonesia yang telah mendaftarkan timnya hingga waktu yang telah ditentukan.
Perihal Tanggal
Makalah dikumpulkan pada hari yang telah ditentukan yang meliputi hard copy dan
soft copy:
a. Hard Copy: Pekerjaan tercetak peserta yang dikirimkan kepada panitia dengan
alamat Jalan Ciumbuleuit No. 94, 40141, Indonesia, Gedung Pusat Pembelajaran
Arntz-Geise (Gedung PPAG). Peserta diwajibkan mengumpulkan 3 buah hard
copy dari pekerjaannya.
b. Soft Copy: Pekerjaan peserta yang dibuat dalam format file (.pdf) dan dikirimkan
melalui email kepada panitia (cepcunpar@gmail.com)
3.7 Penilaian
Penilaian akan didasarkan pada:
a. Kualitas laporan desain
b. Kreativitas
c. Beban maksimum yang dicapai saat uji
d. Kesesuaian antara beban desain dengan beban aktual yang dicapai
Penilaian akan dijelaskan lebih detail dalam lembar kriteria penilaian yang akan
diberikan saat pemberian soal.
4. Hadiah
4.1 Juara 1
Juara 1 mendapatkan:
Uang tunai sejumlah Rp. 8.000.000,00
Sertifikat
Trofi (1 buah tiap tim)
4.2 Juara 2
Juara 2 mendapatkan:
Uang tunai sejumlah Rp. 4.000.000,00
Sertifikat
4.3 Juara 3
Juara 3 mendapatkan:
Uang tunai sejumlah Rp. 1.500.000,00
Sertifikat
5. Kriteria Penilaian Juri
5.1 Proposal
Landasan teori dan perhitungan perancangan
Kreativitas desain Earth Bridge
Kelengkapan technical drawing serta kejelasan spesifikasi
serta pengerjaan Earth Bridge
Kelengkapan laporan desain
5.2 Presentasi
Presentasi
Kejelasan peserta menerangkan materi dalam presentasi
Kemampuan peserta dalam menjawab pertanyaan juri
Ketepatan waktu presentasi
Pengujian Sampel
Kesesuaian desain kekuatan sampel dengan pengujian real/di lab
Berat Earth Bridge
Rasio antara beban ultimate sampel dengan proposal
Nilai Akhir
Nilai Akhir : a ( Nilai proposal ) + b ( Beban pada defleksi 10mm ) c ( Berat
material ) + d ( Nilai presentasi ) + e ( Kesesuaian proposal dengan uji lab )
Besar persentase koefisien nilai akhir ( a, b, c, d, dan e ) akan diberikan pada
saat pembagian soal