Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

PERHITUNGAN DAN ANALISA

4.1 Gambaran Umum Gedung


4.1.1 Umum
Gedung Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan gedung perpustakaan
yang terletak di Jl. Sriwijaya No.29A Kota Semarang. Gedung ini merupakan gedung
berlantai 3. Spesifikasi penggunaan tiap lantai sebagai berikut:
Tabel 4.1
Spesifikasi Luas Dan Penggunaan Tiap Lantai Gedung
No Lantai Luas(m2) Penggunaan
1 Lantai 1 1173,6 Perpustakaan
2 Lantai 2 1173,6 Perpustakaan
3 Lantai 3 1173,6 Perkantoran dan perpustakaan
Sumber: Data Gedung Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2009

Dalam pemenuhan kebutuhan air bersih, gedung ini akan menggunakan sumber dari
PDAM yang tidak terbatas besar pemakaiannya. Kemudian air buangannya akan disalurkan
ke bak penampungan atau tangki septik.

4.1.2 Denah Gedung Perencanaan

4.1.3 Denah Sistem Perencanaan Plambing


Perencanaan sistem plumbing gedung Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah ini
dilakukan dengan modifikasi secara keseluruhan dari plumbing eksisting. Sistem penyediaan
air bersih diambil dari PDAM. Pemakaian air rata-rata sehari 25 liter/orang (Tabel 3.12
Morimura , 1999). Jangka waktu pemakaian dalam sehari adalah 6 jam (Tabel 3.12
Morimura, 1999) . Data yang diperoleh dari hasil survey adalah sebagai berikut:
Kamar mandi pria terdiri dari:
a) Urinoir (UR)
Jenis penyediaan air: tangki gelontor
b) Lavatory (LV)
Jenis penyediaan air: keran
c) Water closet (WC)
Jenis penyediaan air: tangki gelontor
d) Faucet (FC)
Jenis penyediaan air: keran
Kamar mandi wanita terdiri dari:
a) Lavatory (LV)
Jenis penyediaan air: keran
b) Water closet (WC)
Jenis penyediaan air: tangki gelontor
c) Faucet (FC)
Jenis penyediaan air: keran
4.2. Kebutuhan Air
4.2.1 Perhitungan Jumlah Penghuni
Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah adalah gedung perpustakaan berlantai 3,
memiliki sistem plumbing yang tipikal pada setiap lantainya. Setiap lantainya memiliki
fasilitas sanitari yang hampir sama karena tiap lantai memiliki luas area yang sama.
Perbandingan jumlah penghuni pria dan wanita adalah 2 : 3.

Lantai 1 dan 2
Diketahui: peruntukkan = perpustakaan
Luas lantai = 1173,6 m2
Luas lantai efektif = 55 %
Kepadatan hunian = 10 m2per orang
Ditanyakan: a) luas efektif
b) jumlah penghuni
c) jumlah penghuni pria dan wanita
Jawab:
a) perhitungan perkiraan luas efektif (Aef)
Aef = ( Aef (%) x Alantai ) m2
= ( 55 % x 1173,6 ) m2
= 645,48 m2
b) perhitungan perkiraan jumlah penghuni
orang = Aef (m2)
kepadatan hunian (m2/orang)
= 645,48
10 m2/orang
= 64,5 65 orang
c) jumlah penghuni dengan asumsi pria : wanita = 2 : 3
pria (orang) = 2/5 x 65 orang = 26 orang
wanita (orang) = 3/5 x 65 orang = 39 orang

Lantai 3
Diketahui: peruntukkan = perpustakaan dan perkantoran
Luas lantai = 1173,6 m2
Luas lantai efektif = 54 %
Kepadatan hunian = 10 m2 per orang
Ditanyakan: a) luas efektif
b) jumlah penghuni
c) jumlah penghuni pria dan wanita
Jawab:
a) perhitungan perkiraan luas efektif (Aef)
Aef = ( Aef (%) x Alantai ) m2
= ( 54 % x 1173,6 ) m2
= 633,74 m2
b) perhitungan perkiraan jumlah penghuni
orang = Aef (m2)
kepadatan hunian (m2/orang)
= 633,74
10 m2/orang
= 63,764 orang
c) jumlah penghuni dengan asumsi pria : wanita = 2 : 3
pria (orang) = 2/5 x 64 orang = 25 orang
wanita (orang) = 3/5 x 64 orang = 38 orang

Tabel 4.2

Jumlah Penghuni Pria dan Wanita

Jumlah Penghuni (orang)


2 Luas efektif
Lantai Luas (m ) Penghuni
(m2) Pria Wanita
(orang)
1 1173,6 645,48 65 26 39
2 1173,6 645,48 65 26 39
3 1173,6 633,74 64 25 38
3520,8 1924,7 194 77 116
Sumber : Analisis Penulis, 2016

4.2.2 Perhitungan Kebutuhan Air


1. Berdasarkan Jumlah Penghuni
Kebutuhan air rata-rata tiap orang untuk gedung perkantoran adalah sebesar 25
L/orang/hari dengan lama pemakaian 6 jam sehari (Tabel 3.12, Morimura, 1999). Jam kerja
aktifitas perkantoran diasumsikan pukul 10.00 16.00 WIB.

Tabel 4.4

Kebutuhan Air rata-rata lantai 1 dan 2

Karyawan Jumlah Per org/hr Kebutuhan Total


Pria 26 org 25 lt/org/hr 650 lt/hr
1625 lt/hr
Wanita 39 org 25 lt/org/hr 975 lt/hr

Tabel 4.4

Kebutuhan Air rata-rata lantai 3

Karyawan Jumlah Per org/hr Kebutuhan Total


Pria 25 org 25 lt/org/hr 625 lt/hr
1575 lt/hr
Wanita 38 org 25 lt/org/hr 950 lt/hr

Kebutuhan air bersih lantai 1 dan 2 sebesar 1625 lt/hr = 1,6 m3/hr
Kebutuhan air bersih lantai 3 sebesar 1575 lt/hr = 1,5 m3/hr

Diperkirakan diperlukan tambahan sebesar 20% untuk mengatasi kebocoran, pancuran air
dsb. Maka pemakaian air rata-rata seharinya (Qd) menjadi :

- Tambahan tingkat kebocoran = 100% + 20%


= 120% = 1,2
- Qd lantai 1 dan 2 = Tambahan Tk.Kebocoran x Keb. air bersih/hari (m3/hari)
= 1,2 x 1,6 m3/hari = 1,92 m3/hari

- Qd lantai 3 = Tambahan Tk.Kebocoran x Keb. air bersih/hari (m3/hari)


= 1,2 x 1,5 m3/hari = 1,8 m3/hari
- Pemakaian air selama 6 jam
Qh lantai 1 dan 2 = (Qd/T)
= 1,92/6
= 0,32 m3/jam
Qh lantai 3 = (Qd/T)
= 1,8/6

= 0,3 m3/jam

- Pemakaian air pada jam puncak (Qh max) dengan c = 2


Qh max lantai 1 dan 2 = c x Qh
= 2 x 0,32 m3/jam
= 0,64 m3/jam
Qh max lantai 3 = c x Qh
= 2 x 0,3 m3/jam
= 0,6 m3/jam
- Pemakaian air pada menit puncak (Qm max) dengan c = 3
Qm max lantai 1 dan 2 = c x (Qh/60)
= 3 x (0,32/60)
= 0,016 m3/menit
Qm max lantai 3 = c x (Qh/60)
= 3 x (0,3/60)
= 0,015 m3/menit

Jumlah kebutuhan air untuk lantai 1 sampai 3 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini

Tabel 4.4
Kebutuhan Air Per lantai
Lantai Qd Waktu Qh Qh max Qm max
(m3/hari) (jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3/menit)
1 1,92 6 0,32 0,64 0,016
2 1,92 6 0,32 0,64 0,016
3 1,80 6 0,30 0,60 0,015
Jumla 5,64 18 0,94 1,88 0,047
h

Jadi, Qd = 5,64 m3/hari = 3,92 L/menit

2. Berdasarkan Unit beban alat plambing


Tabel 4.5
Jenis Unit beban alat plambing
Lanta Penghuni Jumlah penghuni WC Urinoir Lavatory Faucet
i
1 Pria 26 2 1 2 2
Wanita 39 3 0 3 3
2 Pria 26 2 1 2 2
Wanita 39 3 0 3 3
3 Pria 25 2 1 2 2
Wanita 38 3 0 3 3
Jumlah 193 15 3 15 15
Sumber : 1. Wentz (1997); 2.Analisis Penulis (2016)

Tabel 4.6
Total Unit Beban Alat Plambing
Unit Beban Jenis dan jumlah alat
Lanta Alat Jumla Alat plambing
i Plambing h Plambing
(Morimura)
1 WC 5 5 25
Urinoir 1 3 3
Lavarory 5 2 10
Faucet 5 2 10
Jumlah 48
2 WC 5 5 25
Urinoir 1 3 3
Lavarory 5 2 10
Faucet 5 2 10
Jumlah 48
3 WC 5 5 25
Urinoir 1 3 3
Lavarory 5 2 10
Faucet 5 2 10
Jumlah 48
( Sumber : Tabel 3.16 Noerbambang, Morimura (2000))

Tabel 4.7
Laju Aliran Air
Lantai Jenis dan jumlah alat plambing Q (L/menit)
1 48
2 48
210
3 48

Jumlah 144

Sumber : Noerbambang, Morimura (2000)


Ket: WC menggunakan tangki gelontor.

Setelah nilai total FU diolah menggunakan pedoman estimating demand tabl maka
diperoleh flow sebesar 210L/menit = 0,21 m3/menit, ini adalah pemakain air puncak untuk
gedung keseluruhan (Qm-max).
Qm maks = 210L/menit
= 0,21m3/menit
Qm maks = C2 x (Qh/60)
0,21m3/menit = 3 x (Qh/60)
Qh = 4,2 m3/jam
Qh maks = C1 x Qh
= 2 x 4,2 m3/jam
= 8,4 m3/jam
=140 L/menit
Qh = Qd/T
Qd = Qh x T
= 4,2 m3/jam x 6 jam/hari
= 25,2 m3/hari
=17,50 L/menit

3. Berdasarkan Jenis dan Jumlah Alat Plambing


Besar pengaliran maksimum (Q peak) ditentukan berdasarkan jumlah alat plambing
(plumbing fixture unit) di seluruh lantai yang dipergunakan secara bersamaan. Hal ini dapat
dilihat dari tabel 3.13 dan 3.15 buku Morimura.

Kloset/WC 13 L x 15 buah x 6 kali/jam = 1170 L/jam


Urinoir 9 L x 3 buah x 8 kali/jam = 216 L/jam
Lavatory 10 L x 15 buah x 8 kali/jam = 1200L/jam
Faucet 10 L x 15 buah x 6 kali/jam = 900 L/jam
Jumlah = 3486 L/jam
Sumber : Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing, Noerbambang dan Morrimura.
(hal.49 dan 69)
Untuk faktor penggunaan serempak, jika jumlah alat plambing tidak tercantum dalam
tabel , maka perlu diinterpolasikan dengan menggunakan tabel 3.15 dan gambar 3.61
morimura halan 66 - 67
Tabel 4.8
Kebutuhan air berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing
Alat Penggunaan Jumlah Faktor Kebutuhan
Plambing Air Serentak Alat Penggunaa Air
(L/jam) Plambing n Serentak (L/jam)
(Unit) (%)
WC 1170 15 45,75 535,275
Urinoir 216 3 87,50 189
Lavatory 1200 15 45,75 549
Faucet 900 15 45,75 411,75
Jumlah 3486 48 224,75 1685,025
Kebutuhan air = 1685,025 L/jam = 28,083 L/menit
Sumber: Noerbambang, Morimura (2000) Tabel 3.15 Faktor Pemakaian dan Alat Plambing
(hal 66)
Keterangan :

Kloset/WC
Jumlah Alat Plumbing = 15 buah
5548 55x
=
Faktor Penggunaan Serentak : 45-48= x-48 128 98

55x
1,75=
16-1215-12 1

` x = 45,75 %

Kebutuhan Air = Penggunaan Air x Penggunaan Serentak

= 2700 x 45,75 %

= 1235,25 ltr/jam

Jadi, kebutuhan air total berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing ialah 60,91875
L/menit

Tabel 4.9
Perbandingan jumlah kebutuhan air
Cara Perhitungan Qd (L/menit)
Berdasarkan jumlah penghuni 3.92
Berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing 17,50
Berdasarkan jenis & jumlah alat plambing 28,08
(Sumber: Analisis Penulis (2016))
Dari ketiga perhitungan kebutuhan air, perhitungan kebutuhan air pada gedung ini
menggunakan perhitungan dengan metode berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing
dengan anggapan bahwa nilai tersebut paling mendekati keadaan sebenarnya, sehingga
perencanaan sistem plambing yang dihasilkan pun diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dan aman. Untuk perhitungan selanjutnya dipakai dari hasil penentuan kebutuhan air bersih
berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing.

4.3 Sistem Perpipaan Air Bersih


4.3.1 Alternatif Sistem Penyediaan Air Bersih
Alternatif sistem yang digunakan adalah :
a. Menggunakan reservoir 1 (R1) sebagai ground tank yang bekerja dengan pemompaan.
b. Menggunakan reservoir 2 (R2) sebagai roof tank yang bekerja secara gravitasi.
Pertimbangan pemilihan sistem ini adalah :
a. Ground tank akan memperingan kerja pompa, sebab aliran air dari kadang banyak dan
kadang sedikit atau berfluktuasi sehingga dengan adanya ground tank akan mampu
mensuplai kebutuhan air dalam gedung. Disamping itu dengan ground tank gedung akan
masih memiliki persediaaan air meskipun listriuk mati.
b. Roof tank berfungsi sebagai reservoir distribusi untuk menghadapi fluktuasi kebutuhan
air di dalam gedung disamping itu juga dapat menjaga aliran tetap berjalan meskipun
aliran listrik mati.
c. Pompa yang digunakan untuk menaikkan air dari ground tank ke roof tank bekerja
otomatis. Karena ini akan menghemat energi, karena pompa akna bekerja jika
dibutuhkan.

4.3.2 Perencanaan Penempatan Fasilitas Sanitari dan Sistem Air Minum


Denah perencanaan penempatan fasilitas sanitari dapat dilihat pada lampiran Gambar.

4.3.3 Penentuan Dimensi Reservoir


a. Dimensi Ground Tank
- Pemakaian air dalam satu hari (24 jam) dianggap = 100%
- Karena sumber air dari sumur maka pelayanan air perjam
= 1/24 x 100%
= 4,17 %
- Asumsi bahwa jam buka perpustakaan antara jam 10.00-16.00 = 6 jam

- Pemakaian pompa 6 jam/hari, jadi % demand (kebutuhan) yang harus dipenuhi tiap
jam adalah = 24/6 x 4,17% = 16,68 %

Dengan Qrata-rata = 40,44 m3/hari (dari perhitungan kebutuhan air jenis dan jumlah alat
plambing).

a. Volume Ground Tank


= (16,68 4,17)% x 6 jam x 40,44 m3/hari
= 30,35 m3 31 m3

Volume cadangan kebakaran = 10% x Volume Ground Tank

= 10% x 31 m3

= 3,1 m3

Volume ground tank total = 31 m3 + 3,1 m3

= 34,1 m3 35 m3

Ground tank berbentuk rectangular, dengan dimensi sebagai berikut :

Panjang = 8,75 m

Lebar = 2m

Tinggi = 2m

Freeboard = 10% x tinggi

= 10% x 2

= 0,2 m

Tinggi muka air minimum = 0,1 m


Tinggi ground tank total = tinggi ground tank + freeboard +

tinggi muka air minimum

= 2 + 0,2 + 0,1

Tinggi ground tank total = 2,3 m

b. Dimensi Roof Tank


Penentuan volume roof berdasarkan tingkat pemakaian pada jam puncak juga menit
puncak dan pertimbangan kecepatan laju pompa pengisi. Oleh karena itu, besarnya volume
roof tank adalah sebagai berikut:
Qpu = Qh max = 13,48 m3/jam = 224,67 L/menit
Qm max = 0,337 m3/menit = 337 L/menit
Tp = 30 menit (waktu menit puncak terjadi)
Tpu = 10 menit (waktu untuk mengisi roof tank)
Perhitungan:
VE = (Qm max Qh max) Tp + (Qpu x Tpu)
= (337 224,67)30 + (224,67 x 10 )
= (3369,9 + 2246,7)
= 5616,6 L 6000 L (volume yang ada dipasaran adalah kelipatan 1000 L)
= 6 m3
Roof tank berbentuk rectangular, dengan dimensi sebagai berikut :
Panjang = 2m

Lebar = 1m

Tinggi = 3m

Freeboard = 10% x tinggi

= 10% x 3

= 0,3m

Tinggi muka air minimum = 0,1 m

Tinggi roof tank total = tinggi roof tank + freeboard +

tinggi muka air minimum

= 3 + 0,3 + 0,1

Tinggi roof tank total = 3,4 m


c. Penentuan Tinggi Letak Roof Tank
Penentuan tinggi letak roof tank
H available = tinggi teratas gedung + (tinggi roof tank + freeboard + tinggi
muka air minimum)

= 26,8 m + (3+0,3+0,4)
= 30,2 m
4.3.4 Penentuan Dimensi Pipa
Untuk penentuan dimensi pipa air minum, alat-alat plambing digambar secara
isometri. Gambar isometri air minum terlampir dalam Gambar.
a. Penentuan Dimensi Pipa Air Minum (dari Sumur) ke Reservoir 1 (Groud Tank)
Diameter pipa induk ditentukan berdasarkan debit rata-rata yaitu = 40,44 m3/hari =
4,6810-4 m3/s

Berdasarkan persamaan:

Q=VxA

A = x D2 x Q = V. x D2 x
Dengan asumsi aliran air dalam pipa mempunyai kecepatan 1,5 3 m/s (dalam
morimura hal.71). Dalam perhitungan ini digunakan kecepatan aliran sebesar 2 m/s.

1
D2
A= 4

D=
4 xQ
V x

4 x(4,68 10 - 4)
2 x3,14
=

D = 0,0172 m

= 17,26 mm 22 mm

Digunakan ukuran pipa yang ada di pasaran yaitu 22 mm

Q
V=
1 2
x xD
4

4,68 10 - 4
1 / 4 x x 0,022 2
V=

V = 1,23 m/s
Pipa yang digunakan di pasaran yaitu 30 mm. Kecepatan dalam pipa adalah 1,23 m/s.

b. Penentuan Dimensi Pipa Penghantar (Pipa Tegak) dari Ground Tank ke Roof
Tank
Diameter pipa penghantar dapat dihitung berdasarkan debit yang keluar dari ground
tank yaitu sebesar debit pemompaan (Q pompa).

Q rata-rata 40,44m3 / hari = 4,6810-4 m3/s

Q pompa = 24 jam/6 jam x Q rata-rata


= 24/6 x 4,6810-4 m3/s
= 0,0019m3/s

dengan kecepatan antara 0,9 sampai 3 m/detik.

Q =VxA

A = x D2 x Q = V. x D2 x

Aliran air dalam pipa memiliki kecepatan di antara 0.9 - 3 m/detik. Dalam
perhitungan digunakan asumsi kecepatan sebesar 2 m/detik.

4 xQp
Vx
Diameter pipa = D =

4 x0,0018
2 x3,14
=

= 0,034 m

= 34 mm

Digunakan ukuran pipa yang ada di pasaran yaitu 42 mm


Q
V=
1
x x D2
4

0,0018
1 / 4 xx 0,042 2
V=
V = 1,29 m/detik.

Pipa yang digunakan di pasaran yaitu 50 mm. Kecepatan dalam pipa adalah 1,29 m3/detik

c. Penentuan Dimensi dan Headloss Pipa Horizontal Tiap Lantai


Untuk menentukan dimensi pipa horizontal dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman 55,
dan gambar 3.1 halaman 57 , Plumbing Harold E. Babbit.

Perhitungan headloss diperlukan untuk menentukan daya pompa yang diperlukan.


Pada perhitungan ini, yang ditinjau hanyalah kehilangan tekan pada titik kritis, yaitu titik
yang diperkirakan akan mendapat tekanan yang kurang sehingga terdapat kemungkinan air
tidak dapat mengalir. Titik kritis ini ditentukan berdasarkan perletakkan yang terjauh dari
pipa (stack) header dan berada pada jalur yang mengalirkan air ke banyak unit fasilitas
saniter. Dengan demikian, tekanan yang dibutuhkan ke titik tersebut relatif besar.

Penentuan Headloss pipa horizontal dapat dilihat pada gambar 2.14 halaman 36, dan
gambar 2.6 halaman 29, Plumbing Harold E. Babbit. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
tabel 4.10.
Tabel 4.10

HeadLoss Pipa Horizontal lantai 1 sampai 2

L
V R HL HL
Fittin Diame (
Sektor Alat Fixture Unit Q (m/ (mm/ Le L Total HL kumul kumul
Lan Sekt g ter m
Plumb s) m) atif atif
tai or )
ing
Send Kumul (l/men (Ekival (mm
Dari Ke (mm) L+Le (mm) (m)
iri atif it) en) )
I - II 0.
1 2 LV 4E 2 2 6.3 15 1 150 2.4 2.9 435 435 0.435
5
1E+1 0.
2 3 LV 2 4 12.6 20 1 100 0.99 1.49 149 584 0.584
T 5
3 4 LV 1T 2 6 18.9 20 1 80 1 0.24 1.24 99.2 683.2 0.6832
0.
4 5 FC 1T 2 8 24.6 25 1 60 0.27 0.77 46.2 729.4 0.7294
5
I
5 6 WC 1T 5 13 36.6 32 1 50 1 0.36 1.36 68 797.4 0.7974
0. 39.5 0.8369
6 7 FC 1T 2 15 41.2 32 1 46 0.36 0.86 836.96
5 6 6
0.9749
20 1 3.45 138 974.96
7 8 WC 1T 5 52.9 40 40 3 0.45 6
1E+1 0. 37.0 1012.0 1.0120
22 1 0.95
8 9 FC T 2 56.6 40 39 5 0.45 5 1 1
SHA 0. 33.2 1045.2 1.0452
27 1 0.95
9 FT WC 1T 5 68.1 40 35 5 0.45 5 6 6
Juml
ah
II 0.
10 11 LV 4E 2 2 6.3 15 1 150 5 2.4 2.9 435 435 0.435
11 12 LV IE+1T 2 4 12.6 20 1 100 1 0.99 1.99 199 634 0.634
0.
12 13 WC IT 5 9 27.3 25 1 65 5 0.24 0.74 48.1 682.1 0.6821
13 14 FC IT 2 11 31.9 32 1 55 1 0.36 1.36 74.8 756.9 0.7569
0.
14 15 WC IT 5 16 43.9 32 1 45 5 0.36 0.86 38.7 795.6 0.7956
1E+1 147. 0.9434
15 16 FC T 2 18 48.5 32 1 44 3 0.36 3.36 84 943.44 4
SHA 0. 37.0 0.9804
16 FT UR IT 3 21 54.1 40 1 39 5 0.45 0.95 5 980.49 9
Juml
ah
SHA 1T+1 222.
FT CV 48 105.4 50 1 35 1 5.35 6.35 25 2248 2.248

Tabel 4.11

HeadLoss Pipa Horizontal lantai 3

Le
L HL
Q Diame V R Le Tota HL HL
Fixture Unit ( kumul
Sektor Alat Fitting (l/men ter (m/ (mm/ (Ekival l (mm kumul
Sekt m atif
Plumbi it) (mm) s) m) en) L+L ) atif
or ) (mm)
ng e
Send Kumul
Dari Ke (m)
iri atif
III I 0.
1 2 LV 4E 2 2 6.3 15 1 150 5 2.4 2.9 435 435 0.435
2 3 LV IE+1T 2 4 12.6 20 1 100 1 0.99 1.99 199 634 0.634
0.
3 4 WC IT 5 9 27.3 25 1 65 5 0.24 0.74 48.1 682.1 0.6821
4 5 FC IT 2 11 31.9 32 1 55 1 0.36 1.36 74.8 756.9 0.7569
5 6 WC IT 5 16 43.9 32 1 45 0. 0.36 0.86 38.7 795.6 0.7956
5
147. 0.9434
6 7 FC 1E+1T 2 18 48.5 32 1 44 3 0.36 3.36 84 943.44 4
SHA 0. 37.0 0.9804
7 FT UR IT 3 21 54.1 40 1 39 5 0.45 0.95 5 980.49 9
Juml
ah
0.
8 9 LV 4E 2 2 6.3 15 1 150 2.4 2.9 435 435 0.435
5
0.
9 10 LV 1E+1T 2 4 12.6 20 1 100 0.99 1.49 149 584 0.584
5
10 11 LV 1T 2 6 18.9 20 1 80 1 0.24 1.24 99.2 683.2 0.6832
0.
11 12 FC 1T 2 8 24.6 25 1 60 0.27 0.77 46.2 729.4 0.7294
5
12 13 WC 1T 5 13 36.6 32 1 50 1 0.36 1.36 68 797.4 0.7974
II
0. 39.5 0.8369
13 14 FC 1T 2 15 41.2 32 1 46 0.36 0.86 836.96
5 6 6
0.9749
20 1 3.45 138 974.96
14 15 WC 1T 5 52.9 40 40 3 0.45 6
0. 37.0 1012.0 1.0120
22 1 0.95
15 16 FC 1E+1T 2 56.6 40 39 5 0.45 5 1 1
SHA 0. 33.2 1045.2 1.0452
27 1 0.95
16 FT WC 1T 5 68.1 40 35 5 0.45 5 6 6
Juml
ah
SHA 222. 1267.5 1.2675
FT 1T+1CV 29 105.4 65 1 35 1 5.35 6.35 25 1 1

Sumber : FU = Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing, Noerbambang dan Morrimura. (hal.68)
Q = Table 8, ANSI A40-1993 Standard, Safety Requirements for Plumbing
D, V, dan R = Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing, Noerbambang dan Morrimura. (hal.73)
Panjang Pipa Equivalen = Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing, Noerbambang dan Morrimura. (hal.76)
Headloss = R x Akumulasi Panjang Pipa
Tabel 4.11

HeadLoss Pipa Vertikal

D V
Q Panjang Pipa
LANTAI FITTING FU (mm (m/s Slope Headloss (m)
(L/menit) (m)
) )
Sendi Akumula (mm/ Sendi Equivale Akumula Sendi Akumula
ri si m) ri n si ri si
1 TEE +1
1 CV 48 48 105.4 50 1 35 4 4.6 8.6 0.3 0.30
1 TEE +1
2 CV 48 96 161.8 65 1 22 4 5.35 9.35 0.21 0.51
1 TEE +1
3 CV 48 144 269.6 75 1 16 4 6.6 10.6 0.17 0.68

Sumber : FU = Jumlah total FU tiap lantai


Q = Table 8, ANSI A40-1993 Standard, Safety Requirements for Plumbing
D, V, dan R = Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing, Noerbambang dan Morrimura. (hal.73)
Panjang Pipa Equivalen = Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing, Noerbambang dan Morrimura. (hal.76)
Headloss = R x Akumulasi Panjang Pipa
d. Perhitungan Sisa Tekan
Sisa tekan = Tinggi reservoir (Headloss pipa horizontal lantai 1 dan 2 +
Headloss pipa horizontal lantai 3 + Headloss pipa vertical
+ Tinggi muka air alat plumbing tertinggi)
= 30,2 (2,+ 0,9 + 0,56 + 0,1)
= 2,85 (2,26)
= 0,59 (Terpenuhi, karena berada dalam kisaran 0,5-1, maka tidak
perlu ada perbesaran diameter pipa)

e. Penentuan Dimensi dan Headloss Pipa Vertikal Tiap Lantai


Untuk menentukan dimensi pipa tegak antar lantai dapat dilihat pada tabel halaman 55,
dan gambar 3.1 halaman 57 , Plumbing Harold E. Babbit. Hasil perhitungan dapat dilihat
pada tabel 4.12
Contoh perhitungan headloss pipa horizontal lantai 1, yaitu:

Lantai :3
Fixture Unit : Sendiri : 48 (Fixture unit akumulasi pipa horizontal air bersih lantai
1)
: Akumulatif : 48 (Fixture unit akumulasi dari fixture unit sendiri +
fixture unit sebelumnya )
Debit : 105,4/menit (Tabel Weintz)
Diameter : 50 mm (Grafik 3.63 Morimura hal. 73)
Kecepatan : 1 m/s (Grafik 3.63 Morimura hal. 73)
Kerugian gesek (R) : 0,035m (Grafik 3.63 Morimura hal. 73)
L Pipa : 4 m (Panjang pipa tegak lantai 1)
L Equivalen : 4.6 m (Tabel 3.18 Morimura hal. 76)
L total : 8.6
Headloss : Sendiri : 0,3 (R x panjang total)
Akumulasi: 0,30 (headloss sendiri+headloss sebelumnya)

4.3.5 Penentuan Head Pompa


a. Penentuan Tenaga Pompa Pneumatik
Pompa ground tank berfungsi untuk menaikkan air ke roof tank secara otomatis.
Q pompa = 0,0019 m3/s
Diameter = 0,042 m
Efisiensi = 75%
Head Statis (Hs) = tinggi gedung + tinggi roof tank
= 26,8 m + 3,4 m

= 30,2 m

Panjang Pipa = tinggi gedung + tinggi roof tank + (tinggi ground tank

muka air minimum) + jarak ground tank dengan pompa +

panjang pipa atas gedung menuju roof tank + panjang

pipa di atas roof tank

= 26,8 m + 3,4 m + (3,4m 0,1 m) + 3 m + 2 m + 1 m

= 39,5 m

1,85
Q
H mayor = (0,2785)(C)(d 2,63 ) x L pipa

1,85
0,0019
= (0,2785)(130)(0,0422,63) x 39,5

= 2,3 m

H minor ditentukan berdasarkan banyaknya perlengkapan fitting dipakai pada pipa


dari ground tank ke roof tank.

Tabel 4.13
Perlengkapan Fitting
Fitting Jumlah Leq Leq Total (m)
Elbow 4 1,2 4,8
Check Valve 1 2,5 2,5
L eq total 7,3
(Sumber: Morimura hal. 76, 1999)
H minor = S X Leq total = 0,743 x 7,3 =0,564
Hf = H mayor + H minor
= 2,3 m + 06 x 10 -10 m
= 2,3 m

V dari ground tank ke roof tank = 1,29 m/s

1,292
2 x9,81
v2
Hv = 2g = = 0,084 m
Head pompa = Hf + Hs + Hv

= 2,3 m + 30,2 m + 0,084m


= 32,584 m

1000 xHxQ 1000 x32,584 x0,019



75%
WHP =
= 825,46 kg.fm/det
= 825,46 kg.fm/det / 75hp
= 11,00 hp
WHP = 11 hp

Daya hidraulik pompa


Nh = 0,163 x Q x H x
= 0,163 x 0,019 m3/s x 32,584 m x 1 kg/L
Nh = 0,1 Kw

Daya poros pompa


Nh 0,10
0,13Kw
p 0,75
Np =

Daya motor
Nm = Np (1+A )/ (pxk )
0,13
= Kw (1 + 0,1) / (0,75x1)
Nm = 0,19 Kw

Jadi motor penggerak pompa harus dipilih yang mampu menghasilkan daya sekurang-
kurangnya 0,19 kW pada porosnya.

4.2. SISTEM PERPIPAAN AIR BUANGAN DAN VENT


4.2.1. Penentuan Perpipaan Air Buangan
Dalam perencanaan sistem perpipaan air buangan ini, langkah-langkah yang harus
dikerjakan adalah sebagai berikut :
Menentukan jenis serta beban unit alat plambing untuk air buangan
Merencanakan sistem perpipaan air buangan untuk tiap lantai dan menghitung
dimensi perpipaan yang diperlukan
1. Perencanaan Peralatan Plambing Air Buangan
Untuk menentukan dimensi pipa air buangan, sebelumnya harus ditentukan terlibih
dahulu jenis peralatan plambing air buangan dan beban unit alat plumbing. Berikut daftar
nama jenis alat plumbing dengan beban unit alat plumbing tercantum dalam tabel di bawah
ini:
Tabel 4.14
Nama dan Beban Alat Plambing

Alat plumbing
No
Nama beban
1 WC 4
2 FD 1
3 UR 4
4 LV 1

Sumber: Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Morimura, 1999


halm:200
a. Dimensi Pipa Buangan Horisontal Tiap Lantai
Setelah jenis alat plumbing yang direncanakan telah diketahui beban unitnya, dimensi
pipa dapat ditentukan. Untuk menentukan ukuran pipa buangan dapat dilihat dari tabel 5.6
pada buku Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Morimura, 1999.
Ketentuan dalam penentuan pipa buangan, berdasarkan buku Perancangan dan
Pemeliharaan Sistem Plambing, Morimura, 1999, bahwa :
1. Cabang mendatar yang melayani satu kloset harus mempunyai diameter 75 mm, dan
untuk dua kloset atau lebih sekurang-kurangnya 100 mm.
2. Kemiringan pipa dapat dibuat sama per diameterpipanya (mm), untuk diameter pipa
75 mm atau kurang kemiringan minimum 1/50. Sedangkan untuk diameter 100 mm
atau kurang kemiringan minimum 1/100.
Berikut ini dimensi pipa buangan dan kemiringan dari perencanan pipa buangan
horisontal dalam gedung Bappeda Provinsi Jawa Tengah.
Contoh perhitungan dimensi dan headloss pipa horizontal lantai satu:
Sektor :A
Jalur : 1 ke 2
Plambing fixture : WC
Fixture Unit : Sendiri :4
Akumulatif : 4
Diameter Pipa : 50 mm (Tabel 5.6 Morimura hal. 202)
Slope : 1/50 (Tabel 5.1 Morimura hal. 174)
D Pipa yg dipakai : 75 mm
Diameter perangkap : 75 mm (Tabel 5.3 Morimura hal. 196)

Anda mungkin juga menyukai