Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

BAB PENDAHULUAN PRAKTIKUM 1 & 2...........................................................................................2

A. Dasar Teori.................................................................................................................................... 2

BAB PELAKSANAAN PRAKTIKUM.....................................................................................................3

A. Otot Rangka 1 : Hubungan antara kekuatan rangsang dan tinggi mekanomiogram akibat
kerutan otot

1. Tujuan..........................................................................................................................................
.. 3
2. Alat dan
Bahan................................................................................................................................ 3
3. Tata
Kerja....................................................................................................................................... 3
4. Kendala........................................................................................................................................
... 3
5. Pertanyaan
..4

B. Otot Rangka 2 : Pengaruh panjang awal (Initial length) otot katak terhadap kekuatan
kerutan
1. Tujuan..........................................................................................................................................
.4
2. Alat dan
Bahan.............................................................................................................................. 4
3. Tata
Kerja..................................................................................................................................... . 4
4. Kendala........................................................................................................................................
.. 4
5. Pertanyaan
..6

BAB HASIL PRAKTIKUM .....................................................................................................................7

I. Hubungan antara kekuatan rangsang dan tinggi mekanomiogram akibat kerutan otot.7

II. Pengaruh Regangan Terhadap Kekuatan Kerutan Otot Ekstensor dan Fleksor Pada Manusia..8

BAB 4. KESIMPULAN..................................................................................................................... ... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 10

1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

Otot merupakan suatu organ yang sangat penting bagi tubuh, karena dengan
otot tubuh dapat berdiri tegak. Otot merupakan suatu organ atau alat yang
memungkinkan tubuh agar dapat berg erak. Otot merupakan alat gerakaktif, ini adalah
suatu sifat yang penting bagi organisme. Sebagaian besar otot tubuh melekat pada kerangka, yang
menyebabkan dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakkan bagian-bagian kerangka
dalam suatu letak yang tertentu otot mrupakan suatu alat yang menguasai gerak aktif dan
memelihara sikap tubuh. Dalam tubuh terdiri dari bermacam-macam jenis otot serta mempunyai sifat
dan cara kerja sendiri-sendiri, untuk saling menujang agar dapat bergerak. Otot merupakan alat gerak
aktif karna kemampuannnya untuk berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan
memanjang jika berelaksasi.Kontraksi terjadi saat otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan
relaksasi terjadi saat otot sedang beristirahat.
Mekanisme pergerakan merupakan hasil kerja sama antar filament tipis dan filament tebal
pada myofibril.Myofibril terdiri dari dua jenis:Filamen tebal yaitu terdiri dari myosin dan filamen tipis
yang terdiri dari Aktin dan protein regulator(tropomiosin dan troponin).
Pada saat otot berkontraksi, impuls datang melalui neuron muskular danditerima di tubulus.
Impuls dihantarkan kemudian melewati retikulumsarkoplasma sehingga keluarlah ion Ca 2+akan
ditangkap oleh troponim C dalam gugus aktin. Sehingga menyebabkan miosin mengikat aktin. Aktin
bergerak karena dorongan miosin menuju pita H sehingga pita I dan zona Hmenghilang.Terikatnya
miosin pada aktin membutuhkan ATP sebagai energipenggerak terus buat relaksasinya dimulai ketika
ion Ca2+ terlepas dariikatannya dengan troponim c sehingga menyebabkan terlepasnya ikatan antara
daerah aktif pada kepala miosin dengan aktin sehingga aktin akan kembali keposisi semula, Panjang
pita I dan zona H kembali seperti semula.

Serabut otot secara individu merupakan satuan struktural otot kerangka s e h i n g g a b u k a n


m e r u p a k a n s a t u a n f u n g s i o n a l . S e m u a n e u r o n m o t o r y a n g menuju otot kerangka
mempunyai akson-akson yang bercabang, masing-masing berakhir dalam sambungan
neuromuskular dengan satu serabut otot. Impulssyaraf yang melalui neuron dengan
demikian akan memicu kontraksi dalam semua serabut otot yang dapat dikendalikan dengan
amat tepat, ukuran satuanmotornya kecil Respon suatu serabut tunggal itu menyeluruh atau
tidak sama sekali,tetapi seluruh otot tidak berperilaku dalam cara ini sehingga
memungkinkan
untuk mengkontraksikan suatu otot pada tingkat apapun yang diinginkan dari relaks
sampai kontraksi yang maksimal.
Hal ini dapat dilihat pada percobaan p r a k t i k u m y a i t u m e r a n g s a n g o t o t
g a s t r o k n e m u s d a r i s e e k o r k a t a k d e n g a n stimulator listrik dan mengukur
banyaknya kontraksi seluruh otot. Kekuatan kontraksi seluruh otot meningkat dengan
meningkatnya jumlah serabut individu yang berkontraksi. Jadi pada hewan yang utuh,

2
kekuatan respon muskular itu dikendalikan oleh jumlah satuan motor yang diaktifkan oleh sistem
saraf pusat.
Otot rangka memiliki empat karakteristik fungsional sebagai berikut:
1. kontraktilitas; kemampuan untuk memendek karena adanya gaya
2. eksitabilitas; kapasitas otot untuk merespons sebuah rangsang
3. ekstensibilitas; kemampuan otot untuk memanjang
4. elastisitas; kemampuan otot untuk kembali ke panjang normal setelah mengalami
pemanjangan.

Kontraksi otot dibagi menjadi kontraksi isometrik dan kontraksi isotonik. Pada kontraksi
isometrik (jarak sama), besarnya tekanan meningkat saat proses kontraksi, tetapi panjang otot tidak
berubah. Di sisi lain, pada kontraksi isotonik (tekanan sama), besarnya tekanan yang dihasilkan otot
adalah konstan saat kontraksi, tetapi panjang otot berkurang (otot memendek).

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
OTOT RANGKA I

1. Tujuan
a. Membuat sediaan otot katak sesuai dengan petunjuk umum praktikum
b. Menggunakan alat stimulator induksi sehingga dapat merangsang sediaan otot dengan
berbagai macam kekuatan : arus tunggal buka dan arus tunggal tutup serta mencatat
saat pemberian rangsang dengan menggunakan sinyal magnit
c. Membuat pencatatan kontraksi otot (mekaniomiogram) pada kimograf dan
memfiksasikannya
d. Merangsang otot katak dengan beberapa macam kekuatan rangsang, yakni
Bawah rangsang (sub threshold)
Ambang (threshold)
Submaksimal
Supramaksimal
Masing-masing untuk rangsang buka dan tutup
e. Menarik kesimpulan dari hasil latihan ini tentang pengaruh kekuatan rangsang terhadap
kekuatan kontraksi otot
2. Alat dan Bahan
a. Klimograf + kertas + pencatat
b. Statif + klem + pencatat otot + klem femur + batang kuningan
c. 2 sinyal magnit : 1 unit mencatat waktu
1 unit mencatat tanda rangsang
d. Stimulator induksi + elektroda perangsang + sakelar + kawat-kawat listrik
e. Papan fiksasi + jarum pentul +penusuk katak +katak
f. Benang + kapas + gelas arloji
g. Botol plastik berisi RL + pipet + Waskom kecil
a. Tata Kerja
1. Pasanglah semua alat sesuai dengan gambar
2. Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum. Sebelum digunakan, bungkuslah sediaan
otot tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan Ringer Laktat dan letakkanlah
di gelas arloji
3. Pasanglah sediaan otot sesuai dengan gambar
4. Dengan tromol tetap diam, otot dirangsang sehingga terdapat suatu kerutan
5. Pencatat selallu dilakukan pada tromol yang diam. Berilah waktu istirahat selama 15
detik sesudah tiap perangsangan. Putarlah tromol sepanjang cm pada tiap kali
sesudah pemberian rangsangan tutup dan 2 cm sesuadh pemberian rangsangan buka
6. Rangsanglah sediaan otot dengan rangsang tutup dan rangsang buka berturut-turut
dengan kekuatan rangsang yang setiap kali diperbesar 0,5 volt, sehingga didapatkan
makaniomiogram sebagai hasil perangsangan bawah ambang, ambang, submaksimal,
maksimal, dan supramaksimal.
b. Kendala
1. Alat yang digunakan terbatas.

3
2. Alat dan otot di gunakan pada saat praktikum tidak diganti sehingga mengurangi
keakuratan menghitung
3. Waktu yang diberikan tidak terbatas,sehingga data yang didapat kurang lengkap

c. Pertanyaan
1. Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatan
sediaan otot?
Pemasangan alat karena apabila pembuatan sediaan otot yang lebih dulu
dilakukan, otot tersebut sudah tidak dapat melakukan kontraksi. Untuk menjaga
kesegaran otot agar tidak dehidrasi ataupun kekurangan nutrisi, maka harus diberikan
larutan RL.

2. Bila hasil pencatatan kontraksi otot sangat kecil,bagaimana memperbesarkannya?

Dengan cara memperbesar jumlah rangsangan yang diberikan sehingga


meningkatkan potensial aksi yang diberikan.

3. Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat,apa yang harus diperhatikan/diperbaiki?

Besarnya jumlah rangsangan yang diberikan atau Sediaan otot tidak boleh
kering. Harus selalu diolesi dengan larutan ringer agar bisa berkontraksi. Hal tersebut
dikarenakan sediaan otot telah terpisah dari tubuh katak, sehingga akan kaku bila tidak
dilumuri larutan ringer. Lagipula larutan ringer berfungsi sebagai cairan synovial.

4. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?


Agar otot melakukan relaksasi terlebih dahulu, sehingga hasil yang diperoleh lebih
akurat. Karena apabila tidak dilakukan arus buka-tutup kontraksi yang terjadi adalah
kontraksi yang berkesinambungan, kontraksinya memang akan lebih besar, tapi otot akan
cepat fatigue(lelah otot), waktu relaksasi yang dibutuhkan untuk mengembalikan filamen-
filamen aktin ke posisi awal setelah terlepasnya kalsium lebih lama dari waktu awal
memulainya suatu reaksi potensial aksi

5. Apa yang disebut rangsang bawah ambang (subtreshold)?


Subtershold adalah keadaan dimana stimulus berupa listrik yang diberikan belum
mencapai ambang suatu potensial aksi sehingga tampak seperti tidak berkontraksi

6. Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tutup walaupun voltase
sama?
Karena pada arus buka serat telah mengalami relaksasi sempurna sedangkan
pada arus tertutup serat belum mengalami relaksasi sempurna sehingga menyebabkan
respon kontraktil yang ditambahkan secara dukungan-dukungan

7. Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dengan supramaksimal?

Rangsang maksimal adalah suatu rangsang yang dapat menyebabkan kontraksi


yang terbesar. Sedangkan rangsang supramaksimal adalah rangsang pasca rangsang
maksimal. Sehingga besar kontraksi yang ditimbulkan akan sama dengan rangsang
maksimal. Hal tersebut dikarenakan miofibril-miofibril dalam otot sudah melakukan
kontraksi semua.

OTOT RANGKA II

1. Tujuan :
1. Merangsang sediaan otot katak dengan arus faradic dengan berbagai kekuatan rangsang
2. Membebani sediaan otot katak dengan cara pembebanan langsung dan tidak langsung
3. Mendemonstrasikan hubungan antara panjang awal otot dengan kekuatan kontraksi

4
4. Menghitung kerja sediaan otot katak
5. Mendemonstrasikan hubungan antara pembebanan langsung dengan kerja otot
6. Mengukur kekuatan kontraksi otot ekstensor dan otot fleksor manusia dalam berbagai
sikap
2. Alat dan binatang percobaan yang diperlukan
1. Kimograf+kertas+perekat
2. Statif +klem+pencatat otot +klem femur
3. Stimulator induksi+elektroda perangsang
4. Papan fiksasi+jarum pentul+penusuk katak+katak
5. Beban-beban dengan penggantungnya
6. Benang+kapas+gelas arloji
7. Botol plastik berisi larutan ringer+pipet+waskom+gelas beker
8. Dinamometer

3. Tata Kerja
I. Pengaruh panjang awal (initial lenght) otot katak terhadap kekuatan kerutan
1. Memasang semua alat sesuai dengan gambar
2. Membuat sediaan otot menurut petunjuk umum praktikum. Sebelum digunakan,
membungkus sediaan otot tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan ringer
dan meletakkan di gelas arloji.
3. Memasang sediaan otot sesuai dengan gambar
4. Membebani otot dengan beban sebeeat 20 gram. Mengendorkan sekrup penumpu
sehingga terjadi pembebanan langsung. Dengan memutar tromol, membuat garis
sepanjang 10 cm dan menulis : garis dasar 20 pada ujung akhir garis tersebut
5. Mengangkat seluruh pembebanan sehingga otot kembali ke panjang semula. Membuat
sekali lagi garis sepanjang 10 cm tepat diatas garis yang pertama dan menulis garis
dasar 0 pada ujung akhir garis tersebut
6. Menggantung lagi beban 20 gram dan dengan sekrup penumpu mengembalikan ujung
pencatat otot ke garis 0, sehingga terjadi pembebanan tidak langsung
7. Dengan melakukan pencatatan pada awal garis 0 memcari kekuatan rangsang faradic
maksimal. Memberikan rangsangan paling lama 1 detik. Memberi waktu istirahat selama
30 detik sesudah setiap rangsang.
8. Menggunakan selalu kekuatan rangsangan faradic meksimal sub 6 untuk perangsangan
selanjutnya
9. Memutar tromol sejauh 1 cm setiap kali sesudah perangsangan. Mencari besar
pembebanan yang pada perangsangan menghasilkan mekanimiogram setinggi 1 cm.
Untuk percobaan selanjutnya tetap digunakan beban ini,.
10. Memutar tromol sejauh 2 cm dan mencatat sekali lagi mekanomiogram yang terakhir
11. Memutar tromol sejauh 1 cm dan kemudian menurunkan ujung pencatat otot sehingga
terletak tapat ditengah-tengah antara garis dasar 20 dan garis dasar 0 (menggunakan
sekrup pemumpu). Memutar lagi tromol sejauh 1 cm dan mengulangi perangsangan dan
mencatat
12. Memutar tromol sejauh 1 cm dan menurunkan ujung pencatat otot sampai garis dasar 20,
memutar tromol lagi sejauh 1 cm dan mengulangi sekalilagi perangsangan dan
pencatatan.

4. Kendala
a. Alat yang digunakan terbatas.
b. Alat dan otot di gunakan pada saat praktikum tidak diganti sehingga mengurangi
keakuratan menghitung
c. Waktu yang diberikan tidak terbatas,sehingga data yang didapat kurang lengkap

II. Pengaruh beban terhadap kerja otot


1. Membuat garis dasar 0 yang baru sepanjang mungkin
2. Dengan menggunakan kekuatan rangsang sebesar ad.1.6. membuat
mekanomiogram pada tromol yang diam. Mencatat selalu dimulai pada garis dasar 0
dengan mengatur sekrup penumpu.

5
3. Mengulangi perangsangan dan pencatatan, dimulai dengan beban 10 gram, sehingga
dicapai beban maksimal. Setiap kali setelah pencatatan, memutar tromol sepanjang 1
cm dan memberi otot istirahat selama 30 detik
4. Menghitung kerja sediaan otot pada setiap pembebanan yang diberikan
5. Menyimpulkan pengaruh beban terhadap kerja otot

III.Pengaruh regangan terhadap kekuatan kerutan otot ekstensor dan fleksor pada manusia

A. Mengukur kekuatan kerutan otot ekstensor.


1. Suruh o.p duduk di pinggir meja alat tersebut dengan membelakangi timbangan dan
dengan tungkai bawahannya tergantung secara bebas
2. Pasanglah ban kulit pada salah satu pergelangan kaki dan hubungkanlah ban kulit
tersebut, dengan kawat baja yang dapat menarik timbangan melalui katrol.
3. Suruhlah o.p meluruskan tungkainya sekuat tenaga dan catatlah kekuatan kerutan otot
ekstensor untuk tiap- tiap sikap berikut ini :
a. Duduk tegak
b. Duduk sambil membungkukan badan sejauh-jauhnya
c. Berbaring telentang
B. Mengukur kekuatan kerutan otot fleksor
1. Suruh o.p duduk di pinggir meja alat tersebut dengan membelakangi timbangan dan
dengan tungkai bawahannya tergantung secara bebas
2. Pasanglah ban kulit seperti pada A.2
3. Suruhlah o.p meluruskan tungkainya sekuat tenaga dan catatlah kekuatan kerutan otot
ekstensor untuk tiap- tiap sikap seperti pada A.3

Pertanyaan :
1. Manakah yang harus diselesaikan duluan,pemasangan alat atau pembuatan sediaan
otot?
Pemasangan alat karena apabila pembuatan sediaan otot yang lebih dulu
dilakukan, otot tersebut sudah tidak dapat melakukan kontraksi. Untuk menjaga
kesegaran otot agar tidak dehidrasi ataupun kekurangan nutrisi, maka harus diberikan
larutan RL.

2. Apa yang dimaksud dengan pembebanan langsung?


Pembebanan dengan mengendurkan sekrup penumpu sehingga beban yang
diberikan langsung ditujukan pada ujung otot

3. Mengapa setelah beban diangkat otot kembali lagi ke panjang awal?


Karena otot tersusun atas serat elastin. Sehingga otot bersifat elastis. Ketika
terjadi pembebanan otot akan memulur, namun akan kembali lagi ke panjang semula
apabila beban tersebut diangkat.

4. Apa yang dimaksud dengan pembebanan tidak langsung?


Pembebanan dengan mengencangkan sekrup penumpu sehingga beban yang
diberikan tidak langsung ditujukan pada ujung otot

5. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?


Agar otot melakukan relaksasi terlebih dahulu, sehingga hasil yang diperoleh lebih
akurat. Karena apabila tidak dilakukan arus buka-tutup kontraksi yang terjadi adalah
kontraksi yang berkesinambungan, kontraksinya memang akan lebih besar, tapi otot akan
cepat fatigue(lelah otot), waktu relaksasi yang dibutuhkan untuk mengembalikan filamen-
filamen aktin ke posisi awal setelah terlepasnya kalsium lebih lama dari waktu awal
memulainya suatu reaksi potensial aksi

6
6. Apa yang dimaksud dengan rangsangan faradic maksimal?
Arus langsung yang menginduksi suatu zat durasi sehingga zat tersebut dapat
mencapai batas tertinggi untuk terinduksi maksimal

7. Apa yang kita harapkan terjadi akibat tindakan tersebut?


Untuk mengetahui pengaruh intial length terhadap kontraksi otot

8. Apa yang dimaksud dengan beban maksimal?


Beban terbesar yang masih dapat menimbulkan kontraksi otot dan membuat
pencatatan tertinggi pada kimograf. Yang mengakibatkan otot tidak dapat lagi melakukan
gerakan.

9. Bagaimana cara menghitung besar kerja sediaan otot?


Dengan melihat rangsangan terbesar yang masih dapat menimbulkan reaksi
kontraksi pada beban maksimal.

10. Apakah terdapat perbedaan kekuatan kerutan otot ekstensor dan otot fleksor pada sikap
tersebut?
Ada,karena pada macam-macam sikap tersebut memiliki kerutan otot yang
berbeda beda akibat dari penggunaan otot yang berkontraksi,semakin banyak sendi yang
bekerja maka semakin tidak maksimal otot yang berkontraksi

Hasil Praktikum

I. Hubungan antara kekuatan rangsang dan tinggi mekanomiogram akibat kerutan


otot

Data hasil percobaan


TANPA BEBAN

Tinggi
Intensitas Rangsangan
Mekanomiogram
(Volt)
(cm)
10 V 1 cm
15 V 3,5 cm
20 V 3 cm
25 V 5,5 cm
30 V 6 cm
40 V 6 cm
50 V 6 cm

DENGAN BEBAN

Intensitas Rangsangan Tinggi

7
Mekanomiogram
(Volt)
(cm)
10 0
15 0
20 0
25 0
30 0
40 0
50 0,3 cm

Hasil Analisa
Dalam praktikum kali ini rangsangan yang diberikan adalah sebesar 10V; 15V;
20V; 25V; 30V; 35V; 40V; 45V; dan 50V. Pada saat rangsangan sebesar 10V terjadi
kontraksi dengan tinggi 1cm, ini merupakan batas minimal untuk menghasilkan suatu
potensial aksi (treshold). Pada pemberian rangsangan sebesar 30V didapatkan tinggi
kontraksi 6cm. Setelah penambahan rangsangan sebesar 50V tinggi kontraksi sama
dengan tinggi yang didapat ketika rangsangan 30V. Hal ini menunjukkan bahwa
rangsangan supramaksimal pada otot katak tersebut sebesar 30V. Dengan
menggunakan beban diperlukan volatse sebesar 50V untuk dapat membuat otot
tersebut berkontraksi.

II. Pengaruh Regangan Terhadap Kekuatan Kerutan Otot Ekstensor dan Fleksor Pada
Manusia
1 Kekuatan Kerutan Otot Ekstensor
a. Tabel Data

EKSTENSOR
DUDUK
DUDUK TEGAK TELENTANG
O.P MEMBUNGKUK
(KG) (KG)
(KG)
KIRI KANAN KIRI KANAN KIRI KANAN
O.P 1 24 26 21 22 26 28
O.P 2 19 25 16 15 25 28 Ket.
1. O.P 1 : DIKA
O.P 2 : Rinto Nugroho

b. Analisis Data
Kekuatan kerutan pada otot ekstensor paling tinggi ketika tubuh OP dalam kondisi
berbaring telentang. Hal ini dikarenakan, otot ekstesor adalah otot-otot yang melakukan ekstensi
(mendekat ke lateral atau arah luar, terbuka). Pada posisi berbaring terlentang otot-otot banyak
melakukan ekstensi. Sehingga kekuatan kerutan otot-otot ekstensor pun lebih besar.

8
Posisi yang kekuatan kerutannya paling sedikit adalah duduk membungkuk. Hal ini
dikarenakan gerakan duduk membungkuk yang cenderung mendekati tubuh (fleksi) sehingga
akan sedikit menggunakan otot-otot ekstensor.

2 Mengukur Kekuatan Kerutan Otot Fleksor


a. Tabel Data

FLEKSOR
DUDUK
DUDUK TEGAK TELENTANG
O.P MEMBUNGKUK
(KG) (KG)
(KG)
KIRI KANAN KIRI KANAN KIRI KANAN
O.P 1 10 14 13 17 3 8
O.P 2 7 10 13 12 4 7

b. Analisis Data
Kekuatan kerutan pada otot fleksor paling tinggi ketika tubuh OP dalam kondisi duduk
membungkuk. Hal ini dikarenakan, otot fleksor adalah otot-otot yang melakukan fleksi (mendekat
ke arah tubuh atau medial, merapat). Pada posisi duduk membungkuk otot-otot banyak
melakukan fleksi. Sehingga kekuatan kerutan otot-otot fleksor pun lebih besar.
Posisi yang kekuatan kerutannya paling sedikit adalah berbaring telentang. Hal ini
dikarenakan gerakan berbaring telentang yang cenderung menjauhi tubuh (ekstensi) sehingga
akan sedikit menggunakan otot-otot fleksor.

Anda mungkin juga menyukai