DISUSUN OLEH :
WAHYUDINUR (14484011053)
ZULFA AZKIYA (14484011055)
Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas karunia-Nya penulis dapat menyusun laporan Pengantar Praktik Kerja
Lapangan (PPKL) ini hingga selesai, Laporan Pengantar Praktik Kerja Lapangan
(PPKL) ini disusun sebagai persyaratan untuk menyusun tugas dan bukti
pelaksanaan Pengantar Praktik Kerja Lapangan (PPKL) di Puskesmas 9
Nopember.
Laporan Pangantar Praktek Kerja Lapangan (PPKL) ditulis berdasarkan
informasi yang di kumpulkan dari berbagai pihak selama pelaksanaan Pengantar
Praktek Kerja Lapangan (PPKL) pada tanggal 01 Desember 2016 s/d 31
Desember 2016 di Puskesmas 9 Nopember.
Laporan ini dapat disusun dengan baik karena banyak masukan dan
dukungan dari berbagai pihak yang berupa informasi, arahan dan bimbingan oleh
karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. H. Ahmad Khairuddin, M.Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin
2. Ibu Risya Mulyani, M.Sc., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.
3. Ibu Sri Rahayu,M Farm., Apt selaku Pembimbing Pengantar Praktek Kerja
Lapangan (PPKL) dan Ketua Program Studi D3 Farmasi Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.
4. Ibu dr. Masliani selaku Kepala Puskesmas 9 Nopember yang meluangkan
waktu dan memberikan izin melakukan Pengantar Praktek Kerja Lapangan
(PPKL) di Puskesmas 9 Nopember.
5. Ibu Dreiyani Abdi Muliasari, S.Si., Apt selaku Apoteker di Apotik Puskesmas
9 Nopember dan Pembimbing Pengantar Praktek Kerja Lapangan (PPKL) di
Puskesmas 9 Nopember yang telah memberikan waktunya dalam
memberikan ilmu dan pengalaman kepada kami.
6. Seluruh Staf dan Karyawan Puskesmas 9 Nopember yang telah memberikan
ilmu dan pengalaman kepada kami.
iii
7. Teman-teman D3 Farmasi angkatan IX tahun 2014 yang telah memberikan
bantuan dan motivasi.
8. Teman-teman dari kampus lain yang secara tidak sengaja bertemu dalam
lahan PPKL.
9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan Laporan PPKL
ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. x
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Desa / Kelurahan dan Jenis
Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas 9 Nopember Tahun 2016 33
Tabel 3.2 Sarana Fisik Kesehatan di Puskesmas 9 Nopember...................... 34
Tabel 3.3 Ketenagaan di Puskesmas 9 Nopember ........................................ 38
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Struktur Organsasi Puskesmas 9 Nopember.............................. 64
Lampiran 2 Struktur Organisasi Apotek Puskesmas 9 Nopember ................ 65
Lampiran 3 Prosedur Pelayanan Puskesmas 9 Nopember ............................ 66
Lampiran 4 Alur pelayanan resep Apotek di Puskesmas 9 Nopember ......... 67
Lampiran 5 Etiket Apotek Puskesmas 9 Nopember ..................................... 68
Lampiran 6 Daftar obat LASA dan High allert di Puskesmas 9 Nopember . 69
Lampiran 7 Buku pencatatan pengeluaran obat gudang dan register harian
resep di Puskesmas 9 Nopember ............................................... 70
Lampiran 8 Buku pencatatan pengeluaran harian obat Narkotika dan
Psikotropika di Puskesmas 9 Nopember .................................. 70
Lampiran 9 Buku pencatatan permintaan obat JKN dan non JKN
sub unit di Puskesmas 9 Nopember ........................................... 71
Lampiran 10 Lembar LPLPO APBD Puskesmas 9 Nopember .................... 71
Lampiran 11 Lembar LPLPO JKN Puskesmas 9 Nopember ........................ 72
Lampiran 12 Lembar POA Puskesmas 9 Nopember .................................... 72
Lampiran 13 Lembar serah terima obat kadaluarsa Puskesmas 9 Nopember 72
Lampiran 14 Lembar pemakaian obat narkotika dan psikotropika
Puskesmas 9 Nopember ........................................................... 73
Lampiran 15 Denah ruangan pelayanan dan Gudang Obat Apotik
Puskesmas 9 Nopember ........................................................... 73
Lampiran 16 Denah Puskesmas lantai dasar ................................................. 74
Lampiran 17 Denah Puskesmas lantai atas ................................................... 74
Lampiran 18 Puskesmas 9 Nopember ........................................................... 75
Lampiran 19 Apotek Puskesmas 9 Nopember .............................................. 75
Lampiran 20 Ruang Pelayanan dan Peracikan Obat Apotik Puskesmas
9 Nopember ............................................................................. 75
Lampiran 21 Penyimpanan Obat Narkotika Dan Psikotropika Di Bagian
Pelayanan Puskesmas 9 Nopember.......................................... 76
ii
Lampiran 22 Lemari Penyimpanan Obat Bagian Pelayanan Apotek
Puskesmas 9 Nopember ........................................................... 76
Lampiran 23 Gudang Penyimpanan Obat oral, obat luar dan alkes
di Puskesmas 9 Nopember ........................................................ 77
Lampiran 24 Lemari Penyimpanan Obat Narkotika dan Psikotropika
di gudang .................................................................................. 78
Lampiran 25 Sediaan Obat Di Dalam Lemari Pendingin (kulkas) ............... 78
Lampiran 26 Kegiatan Senam Lansia di Puskesmas 9 Nopember ................ 79
Lampiran 27 Kegiatan penyuluhan lansia di Posyandu Lansia Al-Amin
Kelurahan Banua Anyar ........................................................... 79
Lampiran 28 Kegiatan penyuluhan lansia di Posyandu Lansia Anggrek
Kelurahan Pengambangan ....................................................... 80
Lampiran 29 Kegiatan Farmasi waktu Pusling di Kelurahan Banua Anyar 80
Lampiran 30 Leaflet Penyuluhan di Posyandu Lansia Al-Amin dan Anggrek 81
iii
DAFTAR SINGKATAN
AA = Asisten Apoteker
APBD = Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah
ASI = Air Susu Ibu
Askes = Asuransi Kesehatan
BMHP = Bahan Media Habis Pakai
BPJS = Badan Pelaksana Jaminan Sosial
BTA = Basil Tahan Asam
DAU = Dana Alokasi Umum
DBD = Demam Berdarah
DOEN = Daftar Obat Essensial Nasional
FEFO = First Expired Frist Out
FIFO = First In Frist Out
GFK = Gudang Farmasi Kabupaten/Kota
IGD = Instalasi Gawat Darurat
ISPA = Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Jamkesmas = Jamnan Kesehatan Masyarakat
JKN = Jaminan Kesehatan Nasional
KB = Keluarga Berencana
KIA = Kesehatan Ibu dan Anak
KLB = Kejadian Luar Biasa
KMS = Kartu Menjuju Sehat
LPLPO = Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
MTBS = Manajemen Terbadu Balita Sakit
PAFI = Persatuan Ahli Farmasi Indonesia
PB = Puyer Batuk Filek
PBI = Penerima Bantuan Iuran
PD = Puyer Diare
PG = Puyer Gatal
PIO = Pelayanan Informasi Obat
PKM = Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
PMT = Pemberi Makanan Tambahan
POA = Planning of Action
Posyandu = Pos Pelayanan Terpadu
PUS = Pasangan Usia Subur
Puskemas = Pusat Kesehatan Masyarakat
Puskesdes = Pusat Kesehatan Desa
Pusling = Puskesmas Keliling
Pustu = Puskesmas Pembantu
SDM = Sumber Daya Manusia
SK = Stok Kerja (stok periode berjalan)
SKM = Sarjana Kesehatan
SO = Stok Optimum
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
ii
TB = Tuberkolosis
TTK = Tenaga Teknis Kefarmasian
UKM = Unit Kesehatan Masyarakat
UKP = Unit Kesehatan Personal
UKS = Unit Kesehatan Sekolah
UPOPPK = Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
UPTD = Unit Pelaksana Teknis Dinas
UPTD = Unit Pelaksana Teknis Daerah
VEN = Vital , Essensial dan Non Essensial
WK = Waktu Kekosongan obat
WT = Waktu Tunggu (Lead Time)
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 menyatakan bahwa
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan termasuk
kehamilan, dan persalinan.
1
2
Dalam mencapai pemenuhan skill para calon tenaga ahli dan tenaga pelayanan
kesehatan khususnya dibidang farmasi seperti yang diharapkan, maka setiap
perguruan tinggi merealisasikan program pendidikan yang telah digariskan
pada kurikulum jurusan farmasi, dengan mewajibkan setiap mahasiswa untuk
melaksanakan Pengantar Praktek Kerja Lapangan (PPKL) di puskesmas.
Pengantar Praktek Kerja Lapangan (PPKL) sangat membantu mahasiswa D3
Farmasi sebagai calon Ahli Madya Farmasi untuk menambah pengetahuan
serta mengenal lebih jauh kegiatan kefarmasian dan kegiatan lain yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan khususnya dibidang farmasi di
puskesmas. Hal tersebut mencakup pengelolaan mulai dari
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan
langsung kepada pasien sampai dengan pengendalian semua perbekalan
kesehatan yang beredar dan digunakan di puskesmas, baik untuk pasien rawat
inap dalam hal persalinan, rawat jalan maupun untuk semua unit pelayanan.
Berperan serta dalam beberapa program pelayanan kesehatan lainnya di
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan seluruh lapisan masyarakat, baik
3
B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang kegiatan pelayanan resep di
puskesmas.
2. Mengetahui dan memahami tentang pengelolaan obat di puskesmas.
3. Mendapatkan pengalaman langsung tentang kegiatan puskesmas dan
mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan melalui
kegiatan yang ada di puskesmas.
4. Mengetahui peran dan fungsi Ahli Madya Farmasi di puskesmas
C. Manfaat
1. Menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat
selama perkuliahan.
2. Melatih kemampuan dan keterampilan mahasiswa.
3. Menumbuhkan sikap profesional yang diperlukan mahasiswa dalam
memasuki lapangan kerja bidang farmasi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn
suatu wilayah tertentu ( Azwar, 1996).
Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan
kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia. Sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan di
Indonesia, maka puskesmas bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
pelayartan kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kedokteran.
5
6
2. Fungsi Puskesmas
Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan
turut serta memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah
kerjanya agar berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya. Hasil yang diharapkan dalam menjalankan fungsi ini
antara lain adalah terselenggaranya pembangunan diluar bidang
kesehatan yang mendukung terciptanya lingkungan dan perilaku sehat.
Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi :
a. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif, dengan kelompok masyarakat serta sebagian
besar diselenggarakan bersama masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas.
b. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif
dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada
umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan ( Depkes RI, 2007).
C. Manajemen SDM
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan,
pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan
kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan (Panggabean, 2007).
Manajemen sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan
berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) didalam organisasi
bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non
fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi (Sulistiyani dan Rosidah,
2009).
2. Dokter Gigi
Dokter Gigi mempunyai tugas melaksanakan urusan Puskesmas dengan
memberikan pelayanan kesehatan gigi, tindakan gawat darurat medik
gigi, dan mulut, konsultasi kesehatan gigi, memberikan rujukan,
penyuluhan kesehatan gigi kepada masyarakat ,mempertanggung
jawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melalui Kepala Puskesmas untuk menciptakan
masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
3. Bidan
Bidan mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan
memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan KB,
pertolongan persalinan normal, mencatat kegiatan pada kartu ibu, Kartu
Menuju Sehat ibu hamil (KMS bumil), kartu KB, register kunjungan,
kohort KIA, melakukan penyuluhan kepada bumil, Pasangan Usia Subur
(PUS), konsultasi kesehatan ibu dan anak, mempertanggungjawabkan
dan melaporkan hasil kinerja melakukan dan melaporkan hasil kinerja
kepada kepala puskesma untuk menciptakan masyarakat yang sehat, kuat
dan sejahtera.
10
4. Perawat
Perawat mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan
memberikan pelayanan asuhan keperawatan, melakukan kunjungan
pembinaan kepada masyarakat, melaksanakan pelayanan keperawatan,
melakukan kolaborasi dengan petugas medis dalam melaksanakan
pelayanan terhadap pasien, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat,
memberikan konsultasi keperawatan kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala
puskesmas untuk menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
5. Perawat Gigi
Perawat gigi mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan
memberikan asuhan keperawatan gigi, membantu dokter gigi dalam
memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, melakukan sterilisasi
alat, melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan anak sekolah, konsultasi
kesehatan, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, memper-
tanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala
puskesmas untuk menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
6. Pranata laboratorium
Pranata laboratorium mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas
dengan memberikan pelayanan pemeriksaan specimen, organisme, Basil
Tahan Asam (BTA), parasite, sterilisasi alat, konsultasi kesehatan,
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, mempertanggung jawabkan
dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala puskesmas untuk
menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
7. Sanitarian
Sanitarian mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan
memberikan pelayanan perbaikan kesehatan perumahan dan lingkungan,
mengenalisis dampak lingkungan, membina sanitasi tempat umum,
pengolahan / industri makanan, pengolahan / pemakaian pestisida, rumah
11
8. Nutrisionis
Nutrisionis mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan
memberikan pelayanan gizi, pelatuhan kader, Pemberian Makanan
Tambahan Air Susu Ibu (PMT ASI), pemberian vitamin, garam
beriodium, table Fe, obat cacing, menjelaskan pengisian KMS, pelayanan
posyandu, konsultasi kesehatan/gizi, penyuluhan kesehatan / gizi kepada
masyarakat, mempertanggung jawabkan dan melaporkan hasil kinerja
kepada kepala dinas kesehatan kabupaten melalui kepala puskesmas
untuk menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
9. Apotek/Asisten Apoteker
Apotek/Asisten Apoteker mempunyai tugas melaksanakan urusan
puskesmas dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan
menerima resep, meracik dan mempersiapkan obat sesuai kebutuhan,
memberikan penjelasan tentang pemakaian obat, merencanakan
kebutuhan obat dan vaksin, mencatat pemakaian dan kebutuhan obat,
mengelola pemasukan dan pengeluaran obat, mengevaluasi pengadaan
sediaan farmasi, alat kesehatan, konsultasi kesehatan, penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat, mempertanggungjawabkan dan
melaporkan hasil kinerja kepada kepala puskesmas untuk menciptakan
masyarakat yang sehat, kuat sejahtera.
2. Permintaan Obat
Tujuan permintaan obat adalah memenuhi kebutuhan obat di masing-
masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada
di wilayah kerjanya. Sumber penyediaan obat di puskesmas berasal dari
dinas kesehatan kabupaten atau kota. Obat yang diperkenankan untuk
disediakan di puskesmas adalah obat esensial yang jenis dan itemnya
telah ditetapkan oleh menteri kesehatan dengan merujuk pada Daftar
Obat Esensial Nasional (DOEN). Selain itu, permintaan obat juga harus
sesuai dengan kesepakatan global maupun PERMENKES RI Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 Tentang Kewajiban Menggunakan Obat
Generik Difasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah, maka hanya obat
generik saja yang diperkenankan ada di puskesmas (Anonim, 2010).
3. Penerimaan
Penerimaan merupakan suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang
diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di
bawahnya.
18
Tujuan dari penerimaan adalah agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh puskesmas.
4. Penyimpanan
Puskesmas mempunyai kewajiban menyediakan, menyimpan, dan
menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu dan keabsahannya
terjamin. Puskesmas harus memiliki perlengkapan dan alat penyimpanan
perbekalan farmasi. Salah satu sarana penunjang yang digunakan untuk
penyimpanan perbekalan farmasi adalah gudang. Peranan gudang ini
sebagai tempat penyimpanan sementara karena obat yang datang tidak
semuanya dapat langsung digunakan. Penyimpanan di dalam gudang ini
bertujuan agar obat-obatan yang diterima aman (tidak hilang), terhindar
dari kerusakan fisik maupun kimia, serta menjaga agar mutu obat tetap
terjamin (Anonim, 2010).
a. Persyaratan gudang
1) Luas minimal 3 x 4 m2 dan atau disesuaikan dengan jumlah obat
yang disimpan.
2) Ruangan kering dan tidak lembab.
19
c. Kondisi penyimpanan
1) Kelembaban
Udara yang lembab dapat mempengaruhi obat-obatan sehingga
mempercepat kerusakan. Untuk menghindari udara lembab
tersebut maka perlu dilakukan upaya-upaya, meliputi ventilasi
harus baik, obat disimpan di tempat yang kering, wadah harus
selalu dalam kondisi tertutup rapat dan jangan dibiarkan terbuka,
bila memungkinkan dapat dipasang kipas angin atau ac,
membiarkan pengering (silica gel) tetap dalam wadah tablet dan
kapsul dan jika ada atap ruangan yang bocor harus segera
diperbaiki.
2) Sinar Matahari
Sebagian besar cairan, larutan dan injeksi tidak stabil dan mudah
rusak karena sinar matahari. Agar obat tidak mudah rusak karena
pengaruh sinar matahari, sebaiknya jendela-jendela di ruangan
penyimpanan obat diberi gorden.
3) Temperatur Atau Panas
Beberapa obat seperti krim, salep dan supositoria sangat sensitif
terhadap suhu panas, karena dapat meleleh.Sehingga obat-obatan
jenis ini harus dihindarkan dari udara panas. Ruangan harus sejuk,
karena ada beberapa obat yang diharuskan disimpan pada lemari
pendingin dengan suhu 4-8c, seperti vaksin, sera dan produk
darah, antitoksin, insulin, injeksi oksitoksin dan lain-lain.
Pembagian suhu:
a) Lewat dingin adalah suhu yang mendekati suhu nol mutlak.
b) Dingin adalah suhu tidak lebih dari 8 derajat. Lemari
pendingin memiliki suhu antara 2-8 derajat sedangkan lemari
pembeku mempunyai suhu antara -20 sampai dengan -10
derajat/
c) Sejuk adalah suhu antara 8-15 derajat. Kecuali dinyatakan lain
harus disimpan pada suhu sejuk.
22
Bila ruang penyimpanan kecil dapat digunakan sistem dua rak. Bagi
obat menjadi dua bagian, obat yang siap dipakai di letakkan di bagian
rak A dan sisanya di rak B. Jumlah obat yang harus disimpan di rak A
atau rak B tergantung dari beberapa lama waktu yang diperlukan saat
mulai memesan sampai obat diterima. Pada saat memulai
menggunakan obt di rak A maka pesanan mulai di kirimkan ke
gudang farmasi sambil menunggu obat datang, sementara itu obat di
rak B digunakan. Pada saat obat di rak B habis maka obat yang di
pesan diharapkan sudah datang.
23
5. Distribusi
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
pengeluaran dan penyerahan obat, perbekalan farmasi yang bermutu,
teratur untuk memenuhi kebutuhan unit-unit pelayanan kesehatan.
Terdistribusinya obat dan perbekalan farmasi ke seluruh lingkungan
puskesmas, pustu, pusling, polindes dan posyandu diharapkan dapat
menjamin terlaksananya pemerataan kecukupan obat sesuai kebutuhan
pelayanan dan program kesehatan (Anonim, 2010).
6. Pengendalian
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program
yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
b. Menentukan :
1) stock optimum adalah jumlah stock obat yang diserahkan kepada
unit pelayanan agar tidak mengalami kekurangan/kekosongan.
2) Stock pengaman adalah jumlah stock yang disediakan untuk
mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak terduga, misalnya
karena keterlambatan pengiriman dari instalasi farmasi kabupaten
atau kota.
3) menentukan waktu tunggu (leadtime), yaitu waktu yang
diperlukan dari mulai pemesanan sampai obat diterima (Anonim,
2006).
2. Tempat peracikan
a. Ruangan harus terlalu bersih, rapi dan teratur
b. Sediakan meja untuk peracikan obat
c. Obat-obatan tidak boleh berserakan di mana-mana
d. Wadah obat harus selalu tertutup rapat dengan baik untuk
menghindari kemungkinan terkontaminsi dan udara lembab
e. Wadah obat harus di beri label sesuai dengan obat yang ada di
dalamnya
3. Penyiapan Obat
a. Baca resep dengan cermat meliputi : nama obat, jenis dan bentuk
sediaan obat, dosis, cara pemakaian dan nama serta umur pasien
b. Apabila tulisan resep tidak jelas tanyakan kepada pembuat resep
c. Kalau obat yang diminta tidak ada, konsultasikan obat
alternative/pengganti kepada pembuat resep
27
4. Penyerahan Obat
a. Sebelum obat diserahkan, dilakukan pengecekan terakhir mengenai
nama pasien, jenis obat, jumlah obat, aturan pakai obat, kemasan dan
sebagainya
b. Obat diberikan melalui loket
c. Penerima obat dipastikan pasien atau keluarga pasien
6. Etika Pelayanan
Petugas harus memperhatikan etika pelayanan kesehatan, karena
disamping itu perlu sopan santun dan kesabaran dalam melayani pasien,
karena pasien sebagai penderita penyakit biasanya dalam keadaan tidak
sehat atau kurang stabil emosinya (Depkes RI, 2003).
7. Pelayanan Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai pearturan perundang-undangan yang berlaku. Pelayanan resep
adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang
harus dikerjakan mulai dari penerimaan resep, peracikan obat sampai
dengan penyerahan obat kepada pasien (Depkes RI, 2006).
b. Peracikan obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan
dengan memeriksa dan membaca kembali nama obat, tangggal
kadaluwarsa dan keadaan fisik obat.
2) Peracikan obat meliputi kegiatan menyiapkan, menimbang,
mencampur dan mengemas obat.
3) Memakai spatula atau sendok untuk menghitung tablet.
4) Setelah selesai menghitung, kembalikan sisanya kedalam wadah
semula.
5) Pemberian etiket harus jelas dan dapat dibaca. Etiket warna putih
untuk obat dalam atau oral dan etiket warna biru untuk obat luar.
6) Mengemas obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk
obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan
yang salah.
c. Penyerahan obat
1) Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan
pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep,
disertai pemeriksaan etiket mengenai penulisan nama pasien, cara
penggunaan serta jenis dan jumlah obat.
2) Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara
yang baik dan sopan.
3) Memastikan yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
4) Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain
yang terkait dengan obat tersebut.
d. Pencatatan dan penyimpanan resep
1) Pencatatan jumlah resep harian berdasarkan jenis pelayanan
2) Membendel resep yang mempunyai tanggal yang sama
berdasarkan urutan nomor resep dan kelompok pembiayaan
pasien.
3) Menyimpan resep pada tempat yang ditentukan secara berurutan
berdasarkan tanggal agar memudahkan penelusuran resep.
30
F. LPLPO
LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) adalah data
laporan pemakaian dan lembar permintaan obat yang disampaikan oleh
puskesmas atau unit pelayanan kesehatan kepada unit pengelola obat di
Kabupaten/Kota. Formulir ini digunakan sebagai bukti pengeluaran obat di
Gudang Farmasi Kabupaten (GFK), bukti penerimaan obat di Puskesmas,
surat pesanan obat dari puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten. GFK
dan sebagai bukti penggunaan obat di puskesmas.
SO = SK + WK + WT + SP - SS
Keterangan :
SO : Stok Optimum
SK : Stok Kerja (stok periode berjalan)
WK : Waktu Kekosongan obat
WT : Waktu Tunggu (Lead Time)
SP : Stok Penyangga
SS : Sisa Stok
Penjelasan :
- Stok kerja = Pemakaian rata-rata per periode distribusi.
- Waktu kekosongan = Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.
- Waktu tunggu = Waktu tunggu mulai dihitung mulai dari
permintaan obat puskesmas sampai dengan
penerimaan obat di puskesmas.
- Stok penyangga = Stok penyangga adalah persediaan obat untuk
mengantisipasi terjadinya peningkatan
kunjungan, keterlambatan kedatangan obat,
pemkaian. Besarnya ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara puskesmas dan UPOPPK.
- Sisa stok = Sisa stok adalah obat yang masih tersedia di
puskesmas pada akhir distribusi.
A. Puskesmas 9 Nopember
1. Kondisi Geografi Wilayah Kerja Puskesmas
Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas 9 Nopember adalah :
a) Luas Wilayah
Secara geografis Puskesmas 9 Nopember terletak di Kecamatan
Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin yang memiliki luas wilayah
2,88 km2 dari 11,54 km2 luas seluruh wilayah kecamatan yang ada di
Kecamatan Banjarmasin Timur, dengan batas wilayah :
(1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sei Jingah
(2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kebun Bunga dan
Kuripan
(3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan SeiLulut
(4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sei Bilu
b) Administrasi Wilayah
Secara administrasi, wilayah kerja Puskesmas 9 Nopember terdiri dari
2 (dua) kelurahan, dengan kondisi daerah nya berpaya-paya dan
relative datar pada waktu air pasang hampir seluruh wilayah digenangi
air. suhu udara berkisar antara 25oC sampai dengan 38oC.
33
34
3. Motto Puskesmas
f) Mandiri
Mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab tanpa
menunggu perintah dari atasan
g) Amanah
Memiliki sifat, tujuan dan sadar bahwa pelayanan kesehatan
merupakan sesuatu yang dititipkan kepada petugas kesehatan.
h) Inovatif
Memiliki ide-ide kreatif serta memberi terobosan bagi
peningkatan pelayanan kesehatan
5. Data Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas 9 Nopember tahun 2016
adalah 19.834 Jiwa dengan perincian berdasarkan wilayah kerja
Puskesmas sebagai berikut :
JumlahPenduduk
No Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
1 Pengambangan 6.261 6.426 12.687
2 Benua Anyar 3.651 3.494 7.147
Total 9.912 9.740 19.834
a) Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas 9
Nopember cukup bevariasi, sebagian besar adalah swasta.
b) Sarana Ekonomi/Transportasi/Komunikasi
Hampir seluruh wilayah kerja dapat dilalui kendaraan roda empat.
Sarana komunikasi yang ada berupa radio komunikasi, hp, dan
internet, waktu tempuh dari RT yang terjauh Puskesmas berkisar 5
menit/jam hingga 10 menit perjalanan darat.
36
c) Pendidikan
Jumlah sarana sekolah Taman Kanak-kanak adalah 12 buah, Sekolah
Dasar 12 buah, Sekolah Menengah Pertama 3 buah.
d) Sarana Kesehatan
Berikut merupakan sarana fisik kesehatan dan ketenagaan yang
dimiliki Puskesmas 9 Nopember
d) Poli Gigi
e) Poli Kesehatan Ibu, Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
f) Klinik Sanitasi
g) Poli Gizi
h) Poli Imunisasi
i) Poli Akupresure
j) Laboratorium
k) Ruang Farmasi
l) Kamar Suntik
m) Tata Usaha
C. Manajemen SDM
Berikut adalah keadaan tenaga di Puskesmas 9 Nopember pada tahun 2016 :
2. Langkah Kegiatan
a. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai merupakan salah satu
kegiatan pelayanan kefarmasian yang dimulai dari perencanaan,
permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.
Kegiatan pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai meliputi :
1) Perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi obat dan bahan
medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam
rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.
Proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai harus melibatkan
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter
gigi, bidan dan perawat serta pengelola program yang berkaitan
dengan pengobatan.
Pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai kepada sub unit
dan jaringan Puskesmas dilakukan dengan cara penyerahan obat
sesuai dengan kebutuhan. Permintaan obat dan bahan medis habis
pakai sub unit dan jaringan Puskesmas menggunakan format
LPLPO sub unit
6) Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat
di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian obat terdiri dari :
a) Pengendalian persediaan
Diperlukan pengamatan terhadap stok kerja, stok pengaman,
waktu tunggu dan sisa stok agar tidak terjadi kekosongan obat.
Stok kerja adalah pemakaian rata-rata per periode distribusi.
Waktu kekosongan adalah lamanya kekosongan obat dihitung
dalam hari
Waktu tunggu adalah waktu tunggu, dihitung mulai dari
permintaan obat oleh Puskesmas sampai dengan penerimaan
obat di Puskesmas.
Stok Penyangga adalah persedian obat untuk mengantisipasi
terjadinya peningkatan kunjungan, keterlambatan kedatangan
47
Ruang Farmasi Puskesmas 9 Nopember memiliki satu orang Apoteker dan dua
Asisten Apoteker yang bertanggung jawab atas pengelolaan obat dan perbekalan
kesehatan di Puskesmas. Tugas masing masing Apoteker dan Asisten Apoteker
di Puskesmas 9 Nopember yaitu :
A. Apoteker
Tugas Pokok
1. Kegiatan Manajerial (Pengelolaan Obat dan bahan medis habis pakai
(BMHP) ) meliputi :
a. Perencanaan kebutuhan obat dan BMHP
b. Permintaan obat dan BMHP
c. Penerimaan obat dan BMHP
d. Penyimpanan obat dan BMHP
e. Pendistribusian obat dan BMHP
f. Pengendalian obat dan BMHP
g. Pencatatan, Pelaporan dan Pengarsipan
50
51
Tugas Tambahan
a. Koordinator Program Batra
b. Menghadiri Rapat-rapat Program / Lokmin Puskesmas Bulanan
B. Asisten Apoteker
Tugas Pokok
Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1. Pengadaan (Non Pembelian) : Menyiapkan Daftar Usulan
Perbekalan Farmasi yang
merupakan Program Pemerintah
2. Penerimaan : Menerima dan mememrikasa
Perbekalan Farmasi
3. Penyimpanan : Menyimpan Perbekalan Farmasi
4. Pendistribusaian : Mendistribusikan Perbekalan
Farmasi
5. Penghapusan : Mengumpulkan dan Membuat Daftar
Usulan / Data Data Penghapusan.
6. Penyusunan Laporan Kegiatan Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Penyiapan Pelayan Farmasi Klinik
a. Dispensing (Resep Individual)
1) Menerima dan menyeleksi persyaratan Administrasi Resep
2) Menyiapkan Obat dan Membuat Etiket
b. Penyusunan Laporan Kegiatan Farmasi Klinik
c. Melakukan Penyuluhan Di Bidang Kefarmasian Kesehatan
Tugas Penunjang
a. Pertemuan Rutin PAFI Tingkat Kota Banjarmasin
Tugas Tambahan
1) Pemantauan Penulisan Resep Obat Generik
2) Monitoring Indikator Persepan
3) Menghadiri Rapat-rapat Program
52
C. Penerimaan
Gudang farmasi akan mempersiapkan permintaan obat dan Alat kesehatan
dari LPLPO. Proses ini berlangsung kurang lebih 2 minggu kemudian obat
dikirim ke Puskesmas.
54
D. Penyimpanan
Sediaan farmasi dan BMHP disimpan di dalam gudang obat Puskesmas yang
berada tidak jauh dari Ruang pelayanan Farmasi. Gudang obat Puskesmas 9
Nopember berukuran kurang lebih 34 meter persegi. Dalam gudang terdapat
lubang ventilasi yang berfungsi sebagai aliran udara agar obat obatan dan
perbekalan farmasi yang terdapat didalam gudang tidak lembab. Lantai
gudang terbuat dari semen dan keramik. Penyimpanan obat obat Narkotika
dan Psikotropika disimpan dalam lemari besi 2 pintu yang terkunci. Untuk
obat yang lainnya disusun pada rak rak yang tersedia pada gudang obat
secara Alfabetis. Rotasi obat atau pengeluaran obat dari gudang obat
Puskesmas 9 Nopember menggunakan sistem First In First In First Out
55
(FIFO) dan First Expired First Out (FEFO). Obat yang penyimpanan
memerlukan suhu dingin 2oC 6oC seperti suppositoria disimpan didalam
Kulkas. Dengan diberlakukannya sistem FIFO dan FEFO ini, diharapkan
dapat menjamin kualitas perbekalan farmasi yang diberikan dalam pelayanan
terhadap masyarakat. Secara umum penyimpanan obat di gudang obat
Puskesmas 9 Nopember sudah hampir sesuai mengenai persyaratan
penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan di gudang. Akan tetapi
terdapat sedikit kekurangan dari tempat penyimpanan obat khususnya di
dalam gudang, yaitu ruangan gudang masih kurang luas dari syarat ditentukan
karena keterbatasan ruangan yang disediakan oleh Puskesmas yang
menyebabkan sebagian obat tertumpuk dan tidak diletakan pada tempatnya
yang menyebabkan akses masuk dan keluar menjadi terganggu.
E. Pendistribusian
Pendistribusian obat merupakan kegiatan untuk menyalurkan obat dari
Puskesmas ke unit unit pelayanan kesehatan, sehingga setiap saat tersedia
dalam jumlah, jenis, mutu yang dibutuhkan. Pendistribusian obat dan alat
kesehatan dari gudang obat Puskesmas 9 Nopember dilakukan ke beberapa
sub unit pelayanan kesehatan lain seperti Poli di Puskesmas Induk, Posyandu
Balita / Lansia, Poskesdes, Pusling dan Pustu. Kegiatan pendistribusian
sediaan farmasi dan alat kesehatan kepada sub unit pelayanan kesehatan
tidak menggunakan LPLPO tetapi di Puskesmas 9 Nopember dalam bentuk
Memo atau kertas dan nantinya dapat di rekap di buku pemakaian Obat setiap
harinya.
G. Administrasi
Administrasi adalah rangkaian aktivitas pencatatan, pelaporan dan
pengarsipan baik menyangkut sediaan farmasi dan alat kesehatan, atau pun
resep. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan serta evaluasi.
Administrasi untuk sediaan farmasi berdasarkan prosedur lengkap pencatatan
dan penyimpanan resep, adalah sebagai berikut :
1. Pencatatan jumlah resep harian berdasarkan jenis pelayanan (Umum
gratis/bayar, PBI / Jamkesmas, BPJS Mandiri, Askes dan UKS).
2. Membundel resep dengan tanggal yang sama
3. Membundel secara terpisah resep Psikotropika
4. Menyimpan bundel resep pada tempat yang telah ditentukan secara
berurutan untuk memudahkan dalam penelusuran resep.
5. Memusnahkan resep yang telah tersimpan selama 3 tahun dengan cara
dibakar.
6. Membuat berita acara pemusnahan resep dan dikirim ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Proses penyimpanan dan pencatatan serta pemusnahan
57
Apabila terdapat kekeliruan atau resep yang ditulis tidak rasional, maka
petugas Apotek harus menanyakan kembali tentang keabsahan resep
tersebut kepada dokter yang menulis resep tersebut, tetapi jika resep tidak
terdapat sesuatu yang meragukan maka langkah selanjutnya adalah
pengerjaan resep, baik meracik obat maupun pengambilan obat yang
sudah jadi.
Nama Obat, Dosis, Dan Expire Date Obat tersebut. Jika obat telah siap,
kemudian dilakukan penulisan RMK, nama pasien, umur pasien, no resep,
tanggal peracikan aturan pakai obat, nama Obat, Expire Date pada etiket
putih sedangkan etiket biru di sesuaikan dengan cara pemkaian obatnya
seperti saleb kulit, salep mata, tetes mata, tetes hidung, tetes telinga. Setelah
itu dilakukan pemeriksaan kembali, kemudian dikemas dalam plastik klip dan
disertakan etiket didalamnya.
Nama Obat PD I PD II
Papaverin 1/10 tab 1/6 tab
CTM 1/6 tab 1/4 tab
Vitamin B6 1/4 tab 1/4 tab
Nama Obat PG I PG II
Kalac 1/6 tab 1/3 tab
CTM 1/6 tab 1/3 tab
Dexa 1/6 tab 1/3 tab
59
J. Penyerahan Obat
Sebelum menyerahkan obat kepada pasien, petugas apotek yang mengerjakan
resep tersebut harus memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah serta
aturan pakai dengan yang tertulis pada resep. Setelah selesai petugas
memanggil nama pasien dan menyerahkan obat kepada pasien dengan
menanyakan kembali identitas pasien baik nama, umur pasien dan alamat
pasien sesuai dengan yang tertulis pada resep, hal tersebut dilakukan untuk
mencegah terjadinya kesalahan penyerahan obat terhadap pasien dengan
nama yang sama, sehingga tidak berakibat fatal terhadap kondisi pasien.
Pada saat petugas apotek menyerahkan obat harus disertai pemberian
informasi obat yang jelas dan dipahami oleh pasien.
K. Informasi Obat
Informasi obat kepada pasien sangat penting disampaikan oleh tenaga
farmasis yang melakukan penyerahan obat kepada pasien. Karena meskipun
obat yang diberikan kepada pasien sudah benar dan tepat, akan tetapi masih
banyak pasien yang tidak mengerti bagaimana cara penggunaan obat yang
baik dan benar. Selain tujuan terapi tidak tercapai, hal ini juga dapat
memunculkan resiko resistensi terhadap obat. Sehinnga peran tenaga farmasis
disini sangatlah diperlukan guna tercapainya terapi yang diharapkan untuk
pasien. Informasi obat dapat meliputi nama obat, khasiat obat, aturan pakai
obat, cara pakai obat, efek samping obat yang ringan, lama pemakaian obat,
expired date obat pada kemasan.
60
A. Kesimpulan
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Puskesmas 9 Nopember merupakan tempat pelayanan
kesehatan tingkat pertama untuk mengatasi permasalahan yang ada di
masyaratakat secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
61
62
3) Penyerahan Obat
4) Pemberian Informasi Obat
B. Saran
1. Untuk penyimpanan obat di pelayanan di stok besar dikelompokan
berdasarkan obat fast moving dan slow moving tetapi disusun secara
alfabetis
DAFTAR RUJUKAN
Anief, M. (2007). Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Cetakan Kelima.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
65
66
Kepala Puskesmas
dr. Masliani
Koordinator UKP
Koordinator Apotek
Skrining Resep
Ya Tidak
Double check
obat yang telah
Hubungi dokter Penyiapan, peracikan obat diambil oleh
penulis resep
petugas farmasi
Pengecekan Ulang
Verifikasi identitas
pasien atau keluarga
pasien penerima obat
Etiket Tablet
Etiket Sirup
Etiket Obat
Luar
OBAT LUAR
Penulis Resep : Nama obat :
Tgl Kadaluarsa :
72
Lampiran 7 Buku pencatatan pengeluaran obat gudang dan register harian resep di
Puskesmas 9 Nopember
Lampiran 9 Buku pencatatan permintaan obat JKN dan non JKN sub unit di
Puskesmas 9 Nopember
75
Lampiran 23 Gudang Penyimpanan Obat oral, obat luar dan alkes di Puskesmas 9
Nopember
82
12. Allopurinol
13. Acyclover Tablet 400 mg Pengobatan infeksi virus herpes
400 mg simplex, infeksi herpes zoster
dan varicella.
14. Bisoprolol 5 Tablet 5 mg Antihipertensi
mg
15. Calsium Tablet 500 mg Sebagai suplemen kalsiumdan
Lactate 500 pengobatan defisiensi kalsium.
88
mg
16. Captopril 25 Tablet 25 mg Anti hipertensi
mg
17. Cifixime Kapsul 100 mg Antibiotik
100 mg
18. Captopril Tablet 12,5 mg Antihipertens
12,5 mg
19. Cefadroxil Kapsul 500 mg Antibitik
500 mg
20. Citirizine 10 Kapsul 10 mg Antihstamin
mg
21. Ciprofloxaci Tablet 500 mg Antibiotik
n 500 mg
22. Cotrimoksa Tablet 480 80 mg Trimethoprim Pengobatan untuk infeksi
zole mg 400 mg saluran kemih dan kelamin,
Sulfamethoxazole otitis media akut, infeksi saluran
pernafasan bagian atas dan
bronchitis, pneumoniae,
Enteritis, Pneumonia dan diare
23. Clopidogrel Tablet salut 75 mg Stroke Iskemik: Myocardial
75 mg selaput Infarction: Sindrom Koroner
Akut Prophylaxis: Penyakit
Peripheral Arterial:
24. Chlorphena Tablet 4 mg Antihistamin atau antialergi
mine Maleat
(CTM)
25. Curcuma Tablet Exstrak Curcuma Memelihara Kesehatan
Salut xanthrrhza 20 mg Membantu membperbaki nafsu
Seaput makan
26. Cetop Zink Kaplet Vitamin C 600 mg, Suplemen multivitamin dan
vitamin B1 20 mg, mineral
vitamin B2 20 mg,
vitamin B6 25 mg,
vitamin B12 0.05
mcg, vitamin E 30
mg, nicotinamide
100 mg, folic acid
0.5 mg, Ca
pantothenate 20 mg,
Zn sebagai
ZnSO4.7H2O 20 mg
27. Dexamethas Tablet 0,5 mg Antialergi dan perandangan
one
28. Diltiazem Tablet 30 mg Anthipertensi
29. Domperidon Tablet 10 mg antimual dan muntah
e
30. Erytromycin Kapsul 500 mg Antibiotik
31. Famotidine Tablet 40 mg Obat maag
89
1. Succus liquiritiae
extract 167 mg
2. ammonium
chloride 50 mg
3. anise oil 0.99 mg
4. ammonium liquid 7
mcL
5. menthol crystal
4.44 mg
6. peppermint oil 3.16
mg
7. etyl alcohol 2%
101. Hydroko Salep kulit Tiap 1 gram krim mengurangi gatal, kemerahan,
rtison 1 mengandung dan bengkak yang terkait
% hidrokortison asetat 28 dengan kondisi kulit banyak
mg setara dengan
hidrokortison 25
102. Bioplase Salep kulit iap 1 gram krim penyembuhan luka bakar, luka
nton mengandung terinfeksi, scald dan ulkul kulit
hidrokortison asetat 28
mg setara dengan
hidrokortison 25
103. Chloram Salep Mengandung Untuk mengobati blepharitis,
phenicol mata Chloramphenicol 10 mg catarrhae, konjungtivitis
bernanah, traumatic keratitis,
trakoma, keratitis ulserativ,
uveitis, konjungtivitis, keratitis,
dakriosistitis, dan infeksi lain
oleh bakteri patogen.
104. Gentam Tetes Tiap ml mengandung Pengobatan topikal infeksi-
ycin mata gentamisin sulfat setara infeksi mata yang disebabkan
Tetes dengan gentamisin 3 mg oleh bakteri yang sensitif
Mata terhadap Gentamicin,antara lain
untuk infeksi-infeksi
konjungtivitis,blefaritis,blefarok
onjungtivitis,keratitis,keratokonj
ungtivitis, dakriosistitis,ulkus
kornea,meibomianiatis
95
akut,episkleritis.
105. Cendo Tetes Per 15 ml mengandung Katarak lentikularis, perdarahan
Caterlen mata CaCl2 anhidrat 0,075 pada vitreous humour/cairan
t Tetes gram, Kalium Iodida kaca (zat setengah cair dalam
Mata 0,075 gram, Natrium dalam badan kaca di mata),
Tiosulfat 0,0075 gram, kekeruhan pada cairan kaca.
Fenilmerkuri nitrat 0,3
mg
106. Cendo Tiap 1 ml Cendo Lyteers melunakkan dan melicinkan
Lyters tetes mata mengandung atau sebagai pengganti air mata
Natrium Klorida 8,64 mg pada kontak lensa / softlens,
dan Kalium Klorida 1,32 mata buatan atau mata yang
mg. dikeringkan.
2. Profilaksis candidiasis
1. Alprazolam banyak
digunakan untuk
mengobati gangguan
kecemasan.
2. Juga diindikasikan untuk
pengobatan jangka pendek
pada gangguan panik,
dengan atau tanpa
agoraphobia. Namun, obat
ini tidak lagi menjadi
pilihan utama, karena obat-
obat golongan selective
serotonin reuptake inhibitor
biasanya lebih diutamakan.
Di beberapa negara seperti
98
2. Nyeri Saraf
4.Akarbose
Berkhasiat sebagai antidiabetes yang bekerja dengan mengurangi
penyerapan dari makanan agar kadar gula darah tidak meningkat.
c. Sesudah makan
1. Asam mefenamat
Berkhasiat sebagai antiinflamasi non stroid (NSAID) yang bekerja
dengan menghambatefek enzim yang disebut siklooksigenase
(COX).Enzim ini membantu tubuh untuk memproduksi bahan
kimia yang disebut prostaglandin.Prostaglandin adalah senyawa
yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Dengan
menghalangi efek enzim COX, maka prostaglandin yang
diproduksi akan lebih sedikit, sehingga rasa sakit dan peradangan
akan mereda atau membaik. Asam mefenamat harus diminum
setelah makan karena dapat menyebabkan sakit maag yang serius
atau perdarahan dapat terjadi, apabila menggunakan obat dalam
dosis tinggi atau untuk waktu yang lama.
2. Deksametason
Berkhasiat sebagaiantialergi.
Mengobati inflamasi atau peradangan
Meredakan pembengkakan otak
Mengatasi edema macula
Mengatasi mual dan muntah akibat kemoterapi
Mengatasi hiperplasia adrenal kongenital
Obat ini bekerja dengan cara mencegah pelepasan zat-zat di dalam
tubuh yang menyebabkan peradangan.
3. Ibu profen
Ibuprofen adalah obat yang termasuk nonsteroidal anti-
inflammatory drug (NSAID).Dibandingkan dengan NSAID
lainnya, obat ini salah satu anti inflamasi yang paling lemah
sekaligus mengakibatkan efek samping yang paling ringan. Sama
103
Magnesiaum
Hidroksida
200 mg
3 Asam mefenamat 3 kali Kaplet 500 mg Anti radang
sehari
4 Parasetamol 3 kali tablet 500 mg Analgetik dan
sehari anti piretik
5 Metformin 3 kali Tablet 500 mg antidiabetik
sehari
6 Furosemid 1 kali Tablet 40 mg diuretik
sehari
7 Neurodex 1 kali Tablet Vit B1 100 mg Untuk
sehari Vit B2 200 mg pengobatan
Vit B12 200 mg kekurangan
Vitamin B1 ,
B6 dan B12
sepeti pada
polineuritis
8 Simvastatin 1 kali Tablet 10 mg Antikolesterol
sehari 20 mg
9 Amlodipine 1 kali Tablet 5 mg Anti
sehari 10 mg Hypertensi
10 Citirizine 1 kali Tablet 10 mg Antihistamin
sehari atau anti
alergi
11 Cefadroxil 2 kali Kapsul 500 mg Antibiotik
sehari Gol
Sefalosporin
12 Cifixime 2 kali Kapsul 500 mg Antibiotik
sehari golongan
Sefalosporin
13 Ibupropen 2 kali Tablet 200 mg atau Analgetik anti
sehari 400 mg piretik
14 Meloxicam 2 kali Tablet 7,5 mg atau 15 Anlgetik
sehari mg antipiretik
105
Kadar /
NO NAMA OBAT Bentuk Sedian Khasit
dosis
11. Alprazolam 1mg Tablet 1 mg Berikut ini adalah
beberapa kegunaan
alprazolam :
4. Alprazolam banyak
digunakan untuk
mengobati
gangguan
kecemasan.
5. Juga diindikasikan
untuk pengobatan
jangka pendek pada
gangguan panik,
dengan atau tanpa
agoraphobia.
Namun, obat ini
tidak lagi menjadi
pilihan utama,
karena obat-obat
golongan selective
serotonin reuptake
inhibitor biasanya
lebih diutamakan.
Di beberapa negara
seperti Australia,
obat ini tidak lagi
dianjurkan untuk
pengobatan
gangguan panik
karena kekhawatiran
mengenai toleransi,
ketergantungan dan
penyalahgunaan.
6. Dapat digunakan
dalam kombinasi
dengan obat lain
untuk mengatasi
mual dan muntah
106
akibat kemoterapi.
4. Dapat mengatasi
depresi,
5. Nyeri Saraf
7. Diazepam terutama
digunakan untuk
pengobatan jangka
pendek pada
ansietas atau
insomnia (sulit
tidur), kejang
demam, kecemasan,
dan kepanikan.
8. Sebagai tambahan
untuk
menghilangkan
kejang otot rangka
karena spasme
refleks patologi
lokal.
9. Digunakan juga
sebagai obat
premedikasi untuk
menginduksi sedasi,
anxiolysis, atau
107
amnesia sebelum
prosedur medis
tertentu (misalnya,
endoskopi).
10. Sebagai tambahan
untuk menangani
gejala putus alkohol
akut, obat ini
berguna dalam
mengurangi gejala-
gejala agitasi akut,
tremor, dan
halusinasi.
11. Obat pilihan untuk
mengobati
ketergantungan
benzodiazepine.
12. Efek antikonvulsan
diazepam dapat
membantu dalam
pengobatan kejang
karena overdosis
obat atau racun
kimia seperti zat
Sarin, VX, atau
soman (atau racun
organofosfat
lainnya), lindane,
klorokuin,
physostigmine, atau
piretroid.
13. Diazepam intravena
atau lorazepam
adalah obat lini
pertama untuk status
epileptikus. Namun,
lorazepam lebih
dipilih karena
memiliki
keunggulan seperti
efektivitas yang
lebih tinggi untuk
mengakhiri kejang
dan efek
antikonvulsan yang
lebih lama.
epilepsi, migren.
16. Haldol 1,5 mg Tablet 1,5 mg 5. Psikosis akut dan
kronis.
6. Halusinasi pada
skizofrenia.
7. Kelainan sikap dan
tingkah laku pada
anak.
8. Penggunaan pada
anak-anak hanya bila
obat-obat psikoterapi
non neuroleptik
lainnya tidak
memberi efek
17. Karbamazepin Tablet 200 mg 4. Epilepsi, epilepsi
umum primer
atau sekunder
dari kejang
dengan
komponen tonik-
klonik
5. Neuralgia
trigeminal
6. Neuralgia
glosofaringeal
18. Klobazam 10 mg Tablet 10 mg Mengatasi keadaan
ansietas dan
psikoneurotik yang
disertai ansietas
19. Stesolid Rectal Tube Diazepam Kondisi psikoneurotik
5 mg / (ansietas, tegang, tidak
2,5 ml bisa istiharat). Kondisi
psikosomatik (ggn otot
krn tegang, gangguan
tidur, gangguan GI,
masalah jantung).
Relaksasi otot pada
kejang (kejang demam &
epilepsi)
20. THF 2 mg Tablet 2 mg 1. Parkinson
2. Gangguan
kstrapiramidal yang
disebabkan obat SSP