Anda di halaman 1dari 17

PENGAUDITAN INTERNAL

Performing Effective Internal Audits

OLEH

RAFIQA RAHMAH 1410531021

DELVI AGITYA 1410532044

PRAMUDIA YOLANDA 1410532045

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2017
PERFORMING EFFECTIVE INTERNAL AUDITS

Auditor internal yang efektif berfungsi sebagai satu kumpulan garis depan dari mata dan
telinga untuk komite audit dan manajemen senior dan harus melakukan lebih dari sekedar
meninjau perusahaan yang sesuai dengan dokumentasi dan prosedur yang dipublikasikan.
Auditor internal mengunjungi fasilitas dimana sesungguhnya perusahaan bekerja yang
dipertahankan yaitu melaksanakan dan mencatat , mengamati operasi dan menyediakan laporan
tingkat manajemen. auditor internal kemudian dapat mengamati dan mengembangkan
pemahaman tentang proses di tempat dan desain dan melakukan tes yang sesuai untuk
mengevaluasi mendukung pengendalian internal.

7.1 PENGORGANISASIAN DAN PERENCANAAN AUDIT INTERNAL

Diperlukan pemahaman mengenai The Institute of Internal Auditors (IIAs)


International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing.

Sebelum fungsi audit internal dapat memulai audit apapun, perlu beberapa blok bangunan
di tempat untuk mendirikan sebuah fungsi audit internal yang efektif. Blok pondasi
bangunan audit internal meliputi:

o Rencana efektif organisasi dan anggaran dasar untuk melancarkan kegiatan audit
internal.
o Rencana jangka panjang atau rencana audit tahunan.
o Standar dan pendekatan yang efektif untuk melakukan audit internal keseluruhan.

7.2 PERSIAPAN AKTIVITAS AUDIT INTERNAL

Setiap proyek audit internal harus direncanakan dengan hati-hati sebelum memulainya.
Audit harus dimulai sebagai elemen yang dijadwalkan dalam perencanaan tahunan audit internal
dan proses penilaian risiko, melalui manajemen atau permintaan khusus panitia audit, atau
sebagai respons terhadap kejadian yang tidak direncanakan, seperti penemuan dari penipuan,
peraturan baru, atau peristiwa ekonomi yang tidak terduga. Beberapa audit internal akan
memperbarui atau mengulangi tinjauan yang dilakukan pada periode sebelumnya, apabila
penelaahan berkala yang direncanakan dari beberapa daerah operasi atau persyaratan audit baru
yang diidentifikasi karena beberapa peristiwa tak terduga, audit internal perlu mengembangkan
rencana untuk setiap audit yang baru.

Setelah audit internal telah mengembangkan rencana kerja untuk tahun mendatang,
perencanaan dan penjadwalan audit internal individu sering dapat menjadi tantangan. Meskipun
baik pemikiran-rencana luar, acara terjadwal, permintaan dari manajemen, atau situasi yang tidak
menguntungkan seperti hasil dari audit lainnya dapat menyebabkan perubahan dalam audit
internal rencana jangka panjang.

a) Menentukan Tujuan Audit

Audit internal harus menetapkan rencana umum untuk kegiatan audit internal yang
biasanya mencakup periode tahun fiskal. Rencana-rencana jangka panjang didasarkan pada
manajemen dan permintaan komite audit, kemampuan staf audit, sifat pekerjaan audit
sebelumnya, sumber daya yang tersedia, dan risiko umum yang dihadapi perusahaan. Cara yang
efektif untuk menggambarkan rencana-rencana audit internal adalah melalui memo perencanaan
audit. Komunikasi ini, meskipun tidak disajikan langsung, tetapi menjelaskan apakah audit
internal berencana untuk menyelesaikan, melakukan review, dan waktu perkiraan. Memo adalah
dokumen awal yang penting untuk kertas kerja.

b) Penjadwalan Audit dan Waktu Perkiraan

Audit internal harus dilakukan dalam periode tertentu. Staf utama anggota internal audit
dan manajer harus telah berpartisipasi dalam proses perencanaan dan menyadari kebutuhan yang
sedang berlangsung untuk penyesuaian rencana berikutnya. Awal waktu perkiraan ditetapkan
dan kerangka waktu yang ditentukan untuk melakukan audit. Namun,perubahan seringkali dibuat
dengan program tahunan selama tahun karena peningkatan sumber daya persyaratan audit
lainnya dalam penyelesaian, merevisi lingkup audit, pergantian personil,dan prioritas manajemen
lainnya.

c) Survei Awal

Risiko rencana audit berbasis tahunan jangka panjang serta perencanaan memo tingkat
tinggi harus dibuat dengan pengetahuan tentang daerah yang diharapkan akan diaudit. Jika
rencana adalah untuk peninjauan terhadap suatu daerah yang sebelumnya diperiksa, langkah
pertama yang baik harus menjadi awal survei yang mengumpulkan bahan latar belakang tentang
entitas yang akan diaudit. Survei ini sering menjadi tanggung jawab manajemen audit atau
auditor yang ditunjuk. Item ini harus ditinjau ulang, jika tersedia selama survei awal audit
internal:

Tinjauan workpapers sebelumnya.


Tinjauan laporan audit sebelumnya.
Entitas organisasi.
Bahan-bahan audit yang terkait.

7.3 MENJALANKAN AUDIT INTERNAL

Langkah pertama dalam memulai audit internal yang sebenarnya adalah untuk
menginformasikan kelompok atau organisasi yang akan diaudit-pihak yang diaudit-audit
internal memiliki jadwal.

Sebuah surat keterlibatan harus memberitahukan manajemen audit:

o Alamat
o Tujuan dan ruang lingkup audit.
o Tanggal mulai dan durasi yang direncanakan audit.
o Bertanggung jawab untuk melakukan meninjauan (Review).
o Persiapan Kebutuhan Lanjutan.
o Salinan Surat Keterlibatan.
o Laporan Operasi lainnya.

Meskipun biasanya tepat untuk menginformasikan manajemen auditee bahwa audit


internal telah dijadwalkan, mungkin ada keadaan di mana tidak ada surat penunjukan
resmi dilepaskan.Setelah pemeriksaan tersebut telah dijadwalkan dan manajemen audit
diinformasikan, tim audit yang ditugaskan harus siap untuk mulai bekerja di tempat audit.
a) Survei Lapangan Audit Internal

Survei yang dilakukan terhadap klien merupakan suatu hal yang wajib yang dilakukan
oleh perusahaan sebelum auditor melaksanakan prosedur audit. Survei sangat perlu didalam
menentukan arah, ruang lingkup, dan sejauh mana upaya audit dalam hal langkah pertama
yang diambil di lokasi audit. Survei lapangan memungkinkan auditor untuk 1)
membiasakan diri dengan proses operasional perusahaan dan 2) mengevaluasi pengendalian
dan tingkat risiko kontrol dalam keseluruhan proses dan sistem termasuk dalam audit yang
telah diterapkan oleh perusahaan.

Jika anggota tim audit tidak terbiasa dengan audit lokasi (survei lapangan) dan
pengelolaannya, maka auditor akan mengalami kendala saat proses audit akan dilaksanakan.
Survei lapangan adalah titik awal untuk memahami lingkungan dan untuk memperjelas
keraguan atas pertanyaan yang mungkin telah dibangkitkan melalui surat keterlibatan
(engagement). Hal ini waktu yang tepat untuk auditor yang bertanggung jawab untuk
menjelaskan persyaratan wawancara yang direncanakan dan untuk menyusun jadwal
pelaksanaan audit. Unsur-unsur informasi harus didapatkan oleh auditor dan anggota tim
lainnya selama survey lapangan adalah:
a) Organisasi.
b) Pedoman dan arahan.
c) Laporan.
d) Observasi Pribadi.
e) Diskusi dengan personil kunci.
Hana (2014) lebih memberikan perincian yang lebih mendetail mengenai informasi yang
harus didapatkan oleh auditor saat survey lapangan adalah:
1)Informasi yang berkenaan dengan Perencanaan :
(a) Tujuan suatu aktifitas/bagian.
(b) Kebijakan, petunjuk/instruksi, prosedur.
(c) Anggaran.
(d) Program/proyek/penelitian khusus yang akan dilaksanakan.
(e) Perencanaan khusus yang sedang disusun.
(f) Gagasan penyempurnaan yang belum dioperasionalisasikan.
(g) Mekanisme Penetapan tujuan, dan pihak yg terlibat didalamnya.
2)Informasi yang berkenaan dengan Pengorganisasian :
(a) Bagan/struktur organisasi
(b) Deskripsi dan spesialisasi pekerjaan
(c) Hubungan kerja diantara bagian-bagian organisasi
(d) Lay out fasilitas, penempatan dan catatan aktiva berikut kondisinya.
(e) Perubahan organisasional yang dilakukan.
(f) Penetapan mengenai pendelegasian wewenang dan tanggungjawab.
(g) Lokasi/fungsi/luas ruang (terutama kantor) yang digunakan.
3)Informasi yang berkenaan dengan Pengarahan/Pengaturan :
(a) Instruksi operasi (apakah jelas/dpt dipahami).
(b) Keseimbangan wewenang dan tanggungjawab.
(c) Restriksi kemampuan organisasional dalam penetapan tugas.
4)Informasi yang berkenaan dengan Pengendalian :
(a) Standar, dan pedoman kinerja
(b) Signal/tanda-tanda yang mengindikasikan adanya pemborosan, kemewahan,
pekerjaan yang belum diselesaian, kelebihan peralatan atau bahan baku, pegawai
yang menganggur, perbaikan atau pengerjaan kembali yang signifikan, limbah
yang berlebihan, dan kondisi kerja yang buruk.
(c) Laporan Keuangan dengan fokus : identifikasi kecenderungan, perbandingan
anggaran dan realisasinya, kemajuan yang mempertimbangkan batas waktu dan
biaya, serta peningkatan atau penurunan produktivitas.
(d) Aktivitas dan prosedur yang bersifat khusus : kontrak, penilaian aplikasi
pinjaman/utang berikut mekanisme persetujuannya, penjualan aktiva perusahaan,
penggunaan jasa leasing/pembiayaan aktiva, dan dengar-pendapat dengan
pegawai.

b) Mendokumentasikan Survei Lapangan Audit Internal


Biasanya survei akan dilaksanakan pada hari pertaman dan atau kedua dalam suatu audit.
Untuk mereview survei lapangan audit dapat dilakukan secara terpisah sebelum auditor
melaksanakan langkah audit selanjutnya. Pekerjaan yang dilakukan dan data yang diperoleh
melalui survei lapangan harus didokumentasikan kedalam kertas kerja audit. Ringkasan
catatan dan seluruh hasil pengamatan baik berupa dokumen, wawancara dan dan
pengamatan dibuatkanlah diagram alur untuk setiap proses yang terjadi didalam perusahaan.
Survei lapangan auditor internal juga dapat mengidentifikasi teknik audit baru atau revisi,
perubahan prosedur bahkan perubahan kondisi operasional perusahaan.

c) Kesimpulan Survei Lapangan Auditor

Tujuan dari survei lapangan audit internal adalah untuk mengkonfirmasi seluruh asumsi-
asumsi yang diperoleh dari perencanaan audit diawal, dalam rangka untuk meningkatkan
dan mengembangkan pemahaman tentang sistem dan proses kunci. Karena informasi yang
mendukung perencanaan audit sering tidak akurat, ini merupakan titik penting dimana tim
audit yang ditugaskan dapat membuat penyesuaian terhadap lingkup audit yang
direncanakan dan objektif. Untuk audit yang lebih besar, sering memunculkan ide yang baik
untuk manajemen audit internal untuk mengunjungi tim dalam melakukan survey lapangan
dan meninjau hasil-hasilnya.

Berikut ini adalah contoh kesimpulan survei dari laporan audit


7.4 MENGEMBANGKAN DAN MENYIAPKAN PROGRAM AUDIT

Latar belakang informasi yang diperoleh selama survey pendahuluan akan membantu
mengarahkan cakupan audit yang direncanakan. Setiap operasi yang luas dengan banyak
keterkaitan dan proses dapat menghabiskan waktu audit jika auditor memutuskan untuk
memeriksa setiap aktivitas yang dilakukan. Tetapi program yang efektif dan ekonomis
memfokuskan pada hal-hal yang menarik perhatian.
Disaat yang sama, auditor internal harus menaati tanggung jawab profesional mereka
dalam memutuskan apa yang akan diaudit dan yang tidak. Auditor internal tidak bisa dibebankan
tanggung jawab untuk mencegah kekurangan, pelanggaran, atau kesalahan. Hal ini merupakan
tanggung jawab manajemen. Auditor internal bertanggung jawab untuk mengidentifikasi
masalah-masalah yang memungkinkan atau mendorong terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Jika terjadi kecurangan atau pelanggaran, auditor internal hanya memiliki satu alasan: metode
dan prosedur mereka sudah dilakukan dengan profesional dan telah dipertimbangkan untuk
mengidentifikasi dan mengetahui risiko-risiko perusahaan. Dan inilah salah satu fungsi program
audit internal yang profesional: untuk menunjukkan bahwa program tersebut efektif hanya
menekankan pada hal-hal yang signifikan; dan untuk memberikan bukti bahwa risiko dan kontrol
yang signifikan telah diidentifikasi dan di evaluasi.

a) Format Program Audit dan Persiapan

Program audit adalah prosedur yang menggambarkan langkah-langkah atau tahapan-tahapan


dan tes yang akan dilakukan oleh auditor internal ketika benar-benar melakukan penelitian
lapangan. Program ini harus diselesaikan setelah selesainya survei awal lapangan dan sebelum
memulai audit yang sebenarnya. Ini harus dibangun dengan beberapa kriteria dalam pikiran,
yang paling penting yaitu bahwa program harus mengidentifikasi aspek area yang diperiksa lebih
lanjut dan daerah sensitif yang memerlukan penekanan audit. Tergantung pada jenis audit
direncanakan, program biasanya mengikuti salah satu dari tiga format umum: (1) prosedur audit
umum, (2) audit prosedur dengan petunjuk rinci untuk auditor, atau (3) daftar checklist untuk
tinjauan kepatuhan.
Berikut ini adalah contoh instruksi umum program audit untuk belanja langsung

Contoh standar format program audit: review petty cash


Contoh format program audit ceklis: telaah etika bisnis

b) Tipe Bukti Audit

Standar profesional menyatakan bahwa auditor internal harus memeriksa dan mengevaluasi
informasi tentang semua hal yang berkaitan dengan tujuan audit yang direncanakan. Informasi
ini, yang disebut bukti audit, mencakup segala sesuatu sebuah review auditor internal atau
mengamati. Auditor internal harus mengumpulkan bukti audit untuk mendukung evaluasi-apa
auditor standar audit internal sebut cukup, bukti yang kompeten, audit yang relevan, dan
berguna. Standar profesional menyatakan bahwa auditor internal harus memeriksa dan
mengevaluasi informasi tentang semua hal yang berhubungan dengan yang direncanakan audit
obyektif. Informasi ini, disebut bukti audit, mencakup segala sesuatu yang review atau
pengamatan audit internal. Auditor internal harus mengumpulkan bukti audit yang mendukung
evaluasi auditor -apa panggilan standar audit internal yang cukup, kompeten, relevan, dan
berguna.
7.5 MELAKUKAN AUDIT INTERNAL

Bagian ini membahas langkah umum yang untuk melakukan audit internal dan harus
digunakan bersama dengan prosedur audit spesifik lainnya. Memahami bagaimana melakukan
audit internal adalah syarat kunci CBOK. Sebelum melakukan perencanaan audit, auditor harus
melakukan survey pendahuluan. Survei pendahuluan adalah kegiatan untuk mendapatkan
informasi (tanpa melakukan verifikasi secara rinci) mengenai bagian/fungsi yang akan diaudit
dengan tujuan untuk :

lebih memahami akivitas auditee,


mengidentifikasi area/bidang yang memerlukan penekanan khusus dalam audit,
memperoleh informasi awal sebagai bahan untuk melaksanakan pekerjaan lapangan (field
work), serta
menentukan apakah perlu melakukan audit lebih lanjut.

Sebuah surat penugasan biasanya cukup terlibat, namun dalam beberapa situasi audit,
mungkin ada cukup interval waktu antara survei lapangan awal dan audit yang sebenarnya.
Surat penugasan secara garis besar mengatur audit internal yang direncanakan.

a) Prosedur Awal Penelitian Lapangan Audit Internal

Audit internal dapat menyebabkan gangguan dan masalah operasi sehari-hari. Auditor
dan anggota tim audit harus memulai pertemuan dengan anggota yang memadai dari manajemen
audit untuk rencana pendahuluan audit, termasuk daerah yang akan diuji, laporan khusus atau
dokumentasi yang diperlukan, dan personil untuk diwawancarai.
Auditor harus bertemu dengan manajemen audit untuk menyediakan jadwal pekerjaan
audit yang direncanakan dan mendiskusikan masalah serta mencari solusi. Jika manajemen lokal
tidak kooperatif, auditor mungkin harus menghubungi manajemen audit internal untuk
menyelesaikan masalah di tingkat yang berbeda. Jika komponen kunci dari audit yang
direncanakan hilang, manajemen audit harus mengembangkan strategi untuk revisi masalah. Ini
mungkin termasuk:

Merevisi prosedur audit untuk melakukan tes tambahan di daerah lain.


Melengkapi audit tanpa file data yang hilang.
Lengkapi bagian-bagian lain dari audit dan menjadwal ulang kunjungan berikutnya
untuk melakukan tes.

b) Penelitian lapangan Audit Bantuan Teknis

Survey lapangan atau proses program pengembangan harus mengidentifikasi setiap


kebutuhan teknis khusus untuk melakukan audit, namun masalah lainnya yang membutuhkan
dukungan teknis bisa saja timbul dalam perjalanan dari lapangan audit. Demikian pula, auditor
internal dapat menemukan sebuah aplikasi khusus TI, dengan pertimbangan pengendalian, tidak
cukup untuk didiskripsikan pada survey.

Jika terjadi masalah teknis yang tidak kenal oleh tim audit, auditor harus meminta
bantuan sesegera mungkin. Seorang pengawas audit internal atau spesialis mungkin harus
meneliti audit atau masalah teknis dalam rangka memberikan jawabannya.

Pesan penting di sini adalah bahwa manajemen audit internal harus mengkomunikasikan
kepada stafnya adalah bahwa semua masalah audit teknis harus dibawa ke perhatian auditor di-
charge untuk resolusi secepat mungkin. Persyaratan biaya dan waktu tambahan yang disebabkan
oleh masalah teknis harus didokumentasikan. Jika masalah teknis tidak dapat diselesaikan
segera, mungkin perlu untuk menjadwal ulang audit atau untuk merevisi strategi, seperti yang
dijelaskan.

c) Monitoring Penelitian lapangan Audit Manajemen

Jika audit internal dilakukan dalam jangka waktu yang lama atau tingkat sumber daya
yang tinggi, manajemen audit internal harus meninjau kemajuan audit dan memberikan arahan
teknis melalui kunjungan dan komunikasi. Tinjauan ini melengkapi pekerjaan yang sedang
berlangsung auditor di-charge, yang merupakan bagian dari staf lapangan. Auditor harus
melakukan tinjauan pekerjaan yang sedang berlangsung, pengalaman staf yang ditugaskan, dan
ukuran review sangat dibutuhkan dalam peninjauan ini. Auditor tidak memerlukan tinjauan
manajemen jika jalur komunikasi sudah terjalin dengan baik. Namun, jika audit mencakup
daerah kritis, dimana auditor harus menjalankan program baru atau teknik baru, maka
dibutuhkan pengalamanan anggota manajemen audit yang harus mengunjungi proyek lapangan
secara berkala. Tujuan dari kunjungan ini harus meninjau pekerjaan dalam penyelesaian dan
membantu menyelesaikan segala masalah yang dihadapi.

Kertas kerja Audit internal mendokumentasikan pekerjaan yang dilakukan dan


menyiapkan menyediakan hubungan prosedur yang didokumentasikan dalam program audit
dengan hasil audit. Kertas kerja ini dijadikan temuan dasar dan rekomendasi dalam laporan audit
akhir. Anggota manajemen audit harus mengunjungi lapangan tempat dilakukannya audit,
menyetujui kertas kerja, dan memberikan komentar berupa tambahan atau kritikan terhadap
kertas kerja. Komentar dari audit manajemen harus didokumentasikan dan ditindaklanjuti dengan
mengoreksi kertas kerja.

d) Temuan Audit Potensial

Temuan audit yaitu masalah-masalah penting (material) yang ditemukan selama audit
berlangsung dan masalah tersebut pantas untuk dikemukakan dan dikomunikasikan dengan
auditee karena mempunyai dampak terhadap perbaikan dan peningkatan kinerja-ekonomi,
efesiensi, dan efektivitas-auditee. Terdapat 3 ciri temuan audit yang dikategorikan baik, yaitu
temuan audit, yaitu :

Temuan audit harus didukung oleh bukti yang memadai


Temuan audit harus penting (Material)
Temuan audit harus mengandung unsur temuan (kondisi, criteria, dan sebab-akibat)

Setiap kali auditor internal menemukan kekurangan audit yang potensial, ringkasan dari
kondisi yang ditemukan, temuan potensial dan rekomendasi harus disiapkan. Temuan-temuan
awal menggambarkan kekurangan dan perbaikan yang diidentifikasi selama audit. Temuan awal
mungkin telah dikembangkan oleh auditor, hal ini untuk mendokumentasikan sifat temuan audit
potensial, dan menganalisis kesalahan. Ini mungkin menjadi dasar bagi temuan audit laporan
untuk masa depan. Beberapa catatan tindakan potensial untuk mengoreksi auditor yang
disarankan mungkin disertakan di sini. temuan audit awal biasanya memiliki unsur-unsur:

1. Identifikasi temuan, hanya sebuah nomor identifikasi untuk audit dan deskripsi
temuan potensial.
2. Kondisi, keadaan yang ada / terjadi
3. Referensi dengan pekerjaan audit didokumentasikan.
4. Auditor awal rekomendasi.
5. Hasil diskusi temuan dengan manajemen.
6. Merekomendasikan disposisi dari masalah ini.

e) Program Audit dan Modifikasi Jadwal

Program audit adalah panduan menyeluruh untuk melaksanakan audit internal.


Dikembangkan dari data survei awal dan dari setiap audit internal pada file terakhir, dan dapat
disesuaikan selama pemeriksaan. Auditor harus responsive terhadap bukti baru, perubahan dalam
sistem pendukung, dan perubahan lain dalam kondisi. Pada tahap awal audit, perlu beberapa
perencanaan tugas staf serta memodifikasi beberapa langkah program audit.

Kebutuhan untuk modifikasi program audit paling umum ketika audit internal telah
mengembangkan program audit umum untuk digunakan dalam review dari unit serupa tetapi
tidak identik.

f) Pelaporan Temuan Awal Audit kepada Manajemen

Sebuah penekanan dalam audit internal adalah identifikasi wilayah di mana unit ditinjau
tidak memenuhi dengan baik prosedur pengendalian internal dan dimana perbaikan diperlukan.
Wilayah-wilayah tersebut akan didokumentasikan selama kegiatan audit melalui penggunaan
titik atau lembaran temuan dan dokumen. Meskipun item audit potensial harus didiskusikan
dengan supervisor yang langsung bertanggung jawab, tim audit juga harus mengkaji dengan
manajemen unit sebelum meninggalkan lapangan untuk tugas audit.
7.6 WRAPPING UP THE FIELD ENGAGEMENT INTERNAL AUDIT

Audit internal harus dikelola dengan cara yang sama seperti proyek besar yang
memerlukan waktu personil dan sumber daya lainnya. Baik personel sumber daya dan biaya lain
harus direncanakan dan dianggarkan secara rinci. Kinerja audit secara aktual harus dicatat dan
diukur terhadap waktu yang ditetapkan dan anggaran berbasis biaya untuk menganalisis dan
memperbaiki setiap variasi yang signifikan. Tentu saja, produk kerja audit internal yang paling
penting adalah laporan audit resmi, bersama dengan temuan dan rekomendasi, yang diberikan
kepada komite audit.

7.7 MELAKUKAN AUDIT INTERNAL INDIVIDUAL

Audit internal yang besar dan kompleks pada proses dengan banyak kegiatan. Konsep
dibalik tema CBOK adalah untuk menyorot bidang pengetahuan yang penting bagi setiap auditor
internal. Sementara laporan audit internal merupakan produk kerja yang penting, kemampuan
untuk merencanakan dan melaksanakan audit internal individu adalah kunci pengetahuan.
Apakah anggota staf audit internal lebih senior, atau anggota tim manajemen audit internal,
secara profesional harus memiliki pemahaman yang memadai untuk menilai resiko dan rencana
audit internal, untuk mempersiapkan kertas kerja, untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan
audit, dan untuk meringkas hasil dalam persiapan untuk menyimpulkan laporan audit internal.

Karena begitu banyak jenis audit internal yang dilakukan, kami belum mencoba
menguraikan langkah-langkah untuk melakukan satu generik audit internal yang diperlukan.
Namun, auditor internal yang harus memiliki pemahaman yang baik tentang Standar
Internasional untuk Praktik Profesional Audit Internal.

Nilai paling penting adalah audit internal mengumpulkan bukti awal, melakukan audit
menyediakan hasil laporan dari rinci kinerja di lapangan untuk komite audit dan manajemen.
Berikut langkah-langkah untuk melakukan audit internal melalui penyelesaian kerja lapangan:

1. Melakukan analisis risiko untuk mendintifikasi pengendalian risiko potensial


2. Mengembangkan rencana audit.
3. Jadwal Audit internal pendahuluan dan mengalokasikan sumber daya.
4. Tinjau laporan audit sebelumnya dan audit yang meliputi daerah kertas kerja
5. Kunjungi situs dan melakukan survei lapangan yang meliputi bidang audit direncanakan
6. Mempersiapkan program audit, berdasarkan kertas kerja dan survei lapangan,.
7. Menyiapkan dan menyampaikan surat keterlibatan untuk audit, dan berencana untuk
memulai audit internal
8. Memulai audit internal kerja lapangan dan audit internal yang direncanakan
9. Proses dokumentasi dan prosedur melaksanakan audit yang direncanakan
10. Kembangkan Audit kertaskerja meliputi titik temuan audit internal awal
11. Lengkapi dokumentasi audit dan ringkasan temuan audit potensial
12. Lengkapi kerja lapangan audit internal dan meriview usulan auditee
DAFTRA PUSTAKA
Moeller R, Robert. 2009. Brinks Modern Internal Auditing :A Common Body of Knowledge 7th
Edition. Amerika Serikat: John Wiley & Sons Inc.

Anda mungkin juga menyukai