Anda di halaman 1dari 12

Komentar/Masukan dari Dosen/Audience atas Seminar Riset Mahasiswa

Nama Mahasiswa : Dhika Maha Putri Dosen Penguji : 1. Suyanto, SE., MBA., Ak., Ph.D.
Tanggal SRM 2 : 2 November 2016 2. Taufikur Rahman, S.E., M.B.A., AK., CA.
Dosen Pembimbing : Irfan Nursasmito, Drs., Ak., M.Si.,

N Dosen/ (Hal:
Perihal Komentar Tindak Lanjut
o Audience SRM 2 Par)
1 Triangulasi Disebutkan jika jenis triangulasi yang Ridwan Azim 1. Triangulasi Sumber : Peneliti melakukan pengecekan Hal
digunakan dalam penelitian ada 3, kembali data-data yang diperoleh dari narasumber dengan 57
bagaimana praktiknya dalam penelitian ? cara menanyakan kebenaran data atau informasi kepada
narasumber yang satu dengan narasumber yang lainnya.
2. Triangulasi Metode: Peneliti menggunakan dua metode
pengumpulan data yakni wawancara dan dokumentasi
untuk memperoleh data yang sama.
3. Triangulasi Penyidik: Peneliti melakukan pengecekan
data-data yang diperoleh dengan bantuan ahli dalam
bidang pengadaan barang dan jasa atau pihak yang
terlibat dalam proses penelitian.

2 Reduksi Dasar untuk penyusunan tema yang akan Dwi Anita N.F Peneliti menggunakan 7 langkah-langkah yang ada dalam Hal
Data digunakan dalam bab 4? Pedoman Probity Audit Pengadaan Barang/Jasa bagi APIP yang 52
dikeluarkan oleh BPKP sebagai dasar penyusunan tema.
Data yang ditemukan dalam proses penelitian akan dikoding
untuk memberikan label pada data penting yang relevan dengan
pertanyaan penelitian. Selanjutnya melalui koding peneliti
mencoba menemukan pola yang disesuaikan dengan rencana tema
diawal. Tema ditinjau ulang agar tepat dengan koding dan data
yang diperoleh.

1
3 Menjawab Bagaiman menjawab RQ1 dan RQ2 dalam Fitria Ningrum S 1. RQ 1 : Bagaimana implementasi probity audit pengadaan Hal
Pertanyaan penelitian ini ? barang dan jasa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta? 10
Penelitian Peneliti melakukan wawancara terkait proses probity
audit yang dilaksanakan di UGM kepada narasumber
terkait. Hasil wawancara kemudian dibandingkan dengan
dokumen terkait probity audit untuk menjawab RQ1.
2. RQ 2 : Bagaimana implementasi probity audit pengadaan
barang dan jasa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
dalam pencegahan dan pendeteksian fraud pengadaan
barang dan jasa?
Peneliti melakukan wawancara kepada narasumber
mengenai hasil probity audit yang digunakan dalam
proses pencegahan dan pendeteksian fraud pengadaan
barang dan jasa. Apakah hasil probity audit yang
dihasilkan selama ini sudah berperan dalam pencegahan
dan pendeteksian fraud pengadaan barang dan jasa.
Bagaimana prosesnya dan hal-hal lain yang berkaitan.
Hasil dari wawancara kemudian dikaitkan dengan teori
serta benchmarking probity audit.
4 Kontribusi Kontribusi sebaiknya disebutkan kepada Taufikur Rahman, Kontribusi yang di harapkan dari penelitian ini antara lain, Hal
siapa ? S.E., M.B.A., a. Kontribusi Praktis: 11
AK., CA 1) memberikan masukan dan rekomendasi bagi Kantor
Audit Internal UGM sebagai bahan untuk
penyusunan kebijakan terkait implementasi probity
audit yang sesuai dengan kebutuhan pengadaan
UGM.
2) memberikan pemahaman mengenai implementasi
probity audit kepada instansi yang melakukan audit
pengadaan barang dan jasa terutama inspektorat
sehingga diharapkan dapat mendorong adaptasi
probity audit yang secara tidak langsung
berpengaruh pada mitigasi fraud pengadaan barang

2
dan jasa.
b. Kontribusi Teoritis:
memberikan tambahan literatur terkait implementasi
probity audit.

5 Kasus Sebaiknya ditambahkan kasus pengadaan Taufikur Rahman, Beberapa contoh kasus pengadaan barang dan jasa yang terjadi di Hal 3
Pengadaan barang dan jasa yang lain, jangan hanya S.E., M.B.A., tingkat Universitas antara lain;
satu Universitas. AK., CA a) Kasus korupsi pengadaan dan instalasi informasi
teknologi gedung Perpustakaan Pusat UI tahun anggaran
2010-2011. Kasus ini kemudian terbukti melibatkan
mantan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia,
Keuangan, dan Administrasi Umum UI, Drs. Ak. Tafsir
Nurchamid, M.Si. (Maharani, 2014)
b) Kasus korupsi pengadaan alat kesehatan Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Tanjungpura, Pontianak. Dalam
kasus ini Penyidik Kepolisian Daerah Kalimantan Barat
menetapkan tiga tersangka yaitu Ya Irwan Syahrial
(Direktur Utama PT Annisa Farma Dewi), Amin Andika
(kontraktor peminjam bendera PT Anita Farma Dewi),
dan M Nasir (Biro Administrasi dan Keuangan
Universitas Tanjungpura). Dari penyidikan sementara
kerugian negara diperkirakan senilai Rp6,9 miliar (Aju,
2016).
c) Kasus korupsi pengadaan alat kesehatan di Rumah Sakit
Khusus Pendidikan Penyakit Infeksi dan Pariwisata
Universitas Udayana tahun 2009. Kasus ini melibatkan
Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan
Universitas Udayana, Made Megawa yang juga
merupakan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) serta

3
Direktur PT Mahkota Negara Marisi Matondang sebagai
rekanan dalam proyek pengadaan alkes. Nilai proyek
pengadaan ini sebesar Rp16 miliar. Dalam kasus ini,
diduga ada kesepakatan dan rekayasa dalam proses
pengadaan. Adapun kerugian diperkirakan sekitar Rp7
miliar (Gabrillin, 2016).
d) Kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan Rumah
Sakit Pendidikan Universitas Jambi senilai Rp35 miliar.
Kasus ini melibatkan Rektor Universitas Jambi (Unja)
Prof. Dr. Drs. H. Aulia Tasman, M.Sc. Diduga kerugian
negara yang diakibatkan adalah sekitar Rp 19 miliar
(Yunni, 2016).

e) Kasus korupsi pengadaan alat kesehatan RS Universitas


Airlangga dan laboratorium tropik infeksi di Universitas
Airlangga tahap 1 dan 2 tahun anggaran 2010. Dalam
kasus ini KPK telah menetapkan dua tersangka yakni
Direktur Marketing PT Anugrah Nusantara, Mintarsih
serta Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kementerian Kesehatan Bambang
Giatno Raharjo selaku Pengguna Anggaran. Selain itu
saat ini pemeriksaan berkembang dengan adanya dugaan
keterlibatan Prof. Dr. H. Fasichul Lisan (Rektor Unair
periode 2006-2015). Total nilai proyek pengadaan ini
adalah sebesar Rp 87 miliar dan dugaan korupsi yang
dilakukan tersangka diperkirakan menyebabkan kerugian
negara sekitar Rp 17 miliar (Khoemaeni, 2016).

4
6 Lampiran Sebaiknya melampirkan standart probity Taufikur Rahman, Standart Terlampir
yang akan digunakan sebagai acuan. S.E., M.B.A.,
AK., CA
7 Menarik Jelaskan cara menarik kesimpulan yang Taufikur Rahman, 1. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara Hal
Kesimpulan ditambah dengan menggunakan metode S.E., M.B.A., kepada pihak pihak terkait mengenai bagaimana 58
observasi. AK., CA implementasi probity audit yang dilakukan oleh Kantor
Audit Internal (KAI) UGM. Wawancara ini kemudian
juga akan dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana
implementasi probity audit yang dilakukan oleh KAI
dalam mencegah dan mendeteksi fraud pengadaan barang
dan jasa. Hasil dari wawancara kemudian
didokumentasikan. Selanjutnya, peneliti akan melakukan
analisis dokumentasi melalui peraturan terkait probity
audit serta peraturan mengenai pengadaan barang dan
jasa. Hasil analisis ini kemudian akan digunakan oleh
peneliti untuk menarik kesimpulan mengenai bagaimana
proses probity audit di KAI UGM serta bagaimana
implementasi probity audit dalam pencegahan dan
pendeteksian fraud pengadaan barang dan jasa.
2. Permintaan untuk observasi tidak dapat dipenuhi oleh
KAI karena sudah di akhir tahun, sehingga banyak
program audit yang sudah selesai.

8 Sumber Darimana diketahui bahwa KAI sudah Suyanto, SE., KAI melaksanakan probity audit diketahui dari hasil
melaksanakan probity audit? Karena MBA., Ak., Ph.D. wawancara pendahuluan. Salah satu contoh probity audit yang
contoh di BPKP di web sudah dimasukkan dilaksanakan adalah pada saat pembangunan gedung di
sejak tahun 2011 tapi pelaksanaan baru Fakultas MIPA tahun 2015.
tahun 2013.
6 Tinjauan Dari keseluruhan tinjauan pustaka yang Suyanto, SE., Tambahan terlampir Hal
Pustaka membahas probity audit hanya 3 lembar, MBA., Ak., Ph.D. 34

5
maka sebaiknya ditambah.

10 Teori Darimana diketahui probity audit dapat Suyanto, SE., Beberapa pernyataan mengenai probity audit. Hal
mencegah dan mendeteksi fraud ? MBA., Ak., Ph.D. 1. Melalui proses probity audit, auditor akan melaksanakan 35
audit pada saat proses pekerjaan sedang berlangsung
sehingga dapat memberikan jaminan proses pengadaan
yang 3E (ekonomis, efesien, dan efektif), serta
memberikan pemenuhan kejujuran, kebenaran dan
integritas. Sebagai tambahan, manfaat probity audit salah
satunya adalah untuk menghindari praktik korupsi (Rakor
ULP Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016).
2. Praktek probity audit sendiri telah lama dilaksanakan di
negara lain seperti Australia dalam proses pengadaan
barang dan jasa. Probity audit telah digunakan di sektor
publik Australia untuk menunjukkan proses pemerintahan
yang terbuka dan akuntabel serta memberikan kepastian
bahwa pembayar pajak akan menerima prinsip value for
money (Ng dan Ryan, 2001).
3. ICAC atau Independent Commision Against Corruption
dalam Ng dan Ryan (2001) mengatakan bahwa Probity
audit telah menunjukkan kontribusi terhadap
pemerintahan yang terbuka dan akuntabel, serta
membantu pemerintahan beroperasi secara transparan dan
menjamin nilai value for money.
4. Di negara-negara yang telah resmi mengadopsi probity
audit, seperti Australia, New Zealand, Kanada, Afrika
Selatan dan Singapura (Public Private Partnership Center,
2016) tingkat korupsi di Negara yang bersangkutan
cenderung rendah. Hal ini kemudian dibuktikan dengan
Indeks Persepsi Korupsi yang dimiliki oleh negara-negara
tersebut (Transparency International, 2015).

6
5. Probity Auditor diberikan kewenangan untuk mengakses
secara penuh seluruh catatan personil (Pengguna
Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, Unit Layanan
Pengadaan, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan, Kontraktor dan pihak lainnya
terkait dengan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa,
selain itu juga diperkenankan untuk mengamati
pertemuan-pertemuan, melakukan kunjungan lapangan
dan membuat copy dokumen relevan yang diperlukan
(Pedoman Probity Audit BPKP, 2012). Melalui cara ini
APIP diharapkan mampu mencegah dan mendeteksi
(early warning system) atas kemungkinan penyimpangan
(fraud) dalam proses pengadaan barang dan jasa
(Mardiasmo, 2012).

10 Teori Apakah probity audit wajib dilaksanakan? Suyanto, SE., Melalui hasil wawancara pendahuluan kepada pihak KAI
MBA., Ak., Ph.D. diketahui bahwa probity audit adalah salah satu tipe jenis audit
yang tidak wajib dilakukan untuk semua jenis paket pengadaan.
Namun hanya dilakukan pada beberapa paket pengadaan yang
didasari dengan pertimbangan tertentu. Beberapa pertimbangan
tersebut adalah:
1. Apabila dana pengadaan bersumber dari Pemerintah
2. Apabila resiko atas paket pengadaan dirasa besar
3. Apabila dana yang digunakan dalam pengadaan dirasa
besar
4. Dan pertimbangan-pertimbangan lain sesuai dengan
peraturan yang berlaku, yang juga tetap memperhatikan
situasi dan kondisi yang dihadapi oleh KAI.
10 Teori Apakah UGM sudah E-proc? Suyanto, SE.,
MBA., Ak., Ph.D. 1. Melalui hasil wawancara diketahui bahwa UGM sudah
melakukan E-proc. Proses yang dilakukan benar-benar

7
sudah terlaksana secara real time karena proses lelang
sudah ditentukan hari dan jamnya sehingga pihak-pihak
terkait tinggal mengikuti tanpa perlu bertatap muka.

2. Dapat dilihat pada https://lpse.ugm.ac.id/eproc/lelang


(website LPSE UGM) ada beberapa paket pengadaan
yang sedang ditawarkan dan paket-paket tersebut sudah
memiliki jadwal masing-masing.
10 Teori Jika ada tahapan yang tidak sesuai apakah Suyanto, SE., Dalam Pedoman Probity Audit Pengadaan Barang/Jasa bagi APIP Hal
masih bisa disebut probity audit? MBA., Ak., Ph.D. yang dikeluarkan oleh BPKP disebutkan bahwa Probity audit 32
dilaksanakan selama proses pengadaan barang dan jasa
berlangsung (real time) yaitu pada saat proses pengadaan barang
dan jasa sedang berlangsung dan atau segera setelah proses
pengadaan barang dan jasa selesai. Audit dapat dilakukan mulai
dari proses identifikasi kebutuhan sampai dengan barang/jasa
dimanfaatkan atau hanya beberapa tahapan terpilih dari suatu
proses pengadaan barang dan jasa.

11 Rumusan Rumusan masalah lebih diperinci, jangan Suyanto, SE., Permasalahan dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam uraian Hal 7
Masalah hanya disebutkan secara umum. MBA., Ak., Ph.D. berikut,
a. Perubahan status UGM menjadi Perguruan Tinggi Badan
Hukum yang menimbulkan otonomi kampus. Kebijakan
dalam Otonomi kampus salah satunya adalah pada bidang
pengadaan barang dan jasa yang seringkali tidak dibarengi
dengan upaya menegakkan praktik-praktik pengadaan yang
baik. Hal ini terbukti dari banyaknya kasus korupsi terkait
pengadaan barang dan jasa di Perguruan Tinggi Negeri.
b. Adanya kendala-kendala dalam proses pengadaan barang

8
dan jasa di Universitas Gadjah Mada yang dipaparkan dalam
proses bisnis P2L (Pusat Pengadaan dan Logistik UGM) oleh
Kepala P2L Arief Setiawan Budi Nugroho, PhD yang antara
lain ialah (a) perencanaan pengadaan yang tidak bagus; (b)
penyusunan HPS (Harga Perkiraan Sendiri) yang terlalu
rendah; (c) spesifikasi terlalu tinggi; dan (d) desain yang
tidak sempurna
c. Adanya masalah pada proses pengadaan di UGM yang
seringkali berasal dari user terutama pengadaan yang
merupakan pengadaan langsung atau PL dengan nilai
dibawah 200 juta (Teguh Rismanto, ST., M. Acc selaku
Kepala Bagian Pengadaan P2L UGM). User yang dimaksud
disini ialah Kantor Pusat Unit, Rumah Sakit, 18 Fakultas,
dan 2 Sekolah (Vokasi dan Pascasarjana) di Universitas
Gadjah Mada.
1. Rencana pengadaan yang dilakukan oleh user
terkadang tidak atau kurang jelas bagi P2L. Dalam
pengadaan seringkali yang diajukan adalah pengadaan
dengan istilah keilmuan yang cukup rumit. Sebagai
contoh Fakultas MIPA mengajukan pengadaan
Laboratorium yang membutuhkan alat-alat khusus.
Ketika pihak fakultas sebagai user diminta untuk
memperinci spesifikasi dari alat-alat tersebut, user
kesulitan sehingga rencana pengadaan yang diajukan
menjadi kurang optimal.
2. User melakukan pengadaan yang tidak direncanakan
dan merencanakan pengadaan yang tidak dilakukan.
User seringkali mengajukan pengadaan tidak
berdasarkan kebutuhan akan tetapi berdasarkan
keinginan. Sebagai contoh, dalam usulan pengadaan
yang dilakukan tiap tahunnya pihak user mengajukan

9
beragam paket pengadaan tanpa adanya pertimbangan
matang. Disisi lain dalam usulan tersebut tidak
diwajibkan untuk memperinci waktu spesifik kapan
pengadaan akan dilakukan (yang terpenting usulan
pengadaan masih dalam satu tahun anggaran). Sebagai
akibat dari hal ini di akhir tahun banyak usulan
pengadaan yang tidak terlaksana dan akhirnya
direlokasi. Sebagai gambaran untuk tahun 2016,
Fakultas Ekonomi memiliki 72 paket pengadaan yang
baru terlaksana 27 paket dan Fakultas Hukum memiliki
22 paket pengadaan yang baru terlaksana 9 paket.
3. Pengadaan peresmian yang sulit dikendalikan oleh
P2L. Pengadaan peresmian ini adalah pengadaan yang
dilakukan tanpa adanya proses administrasi terlebih
dahulu. Sehingga proses pengadaan diselesaikan diawal
sedangkan urusan administrasi belakangan. Hal ini
kemudian tidak bisa diawasi sepenuhnya oleh P2L
karena untuk pengadaan langsung, yang memiliki
wewenang adalah pihak yang memiliki anggaran/ user.
4. Kurangnya edukasi user mengenai proses bisnis
pengadaan di UGM sehingga seringkali pengadaan
tidak berjalan dengan optimal. Pengadaan adalah suatu
proses yang cukup rumit. Banyak aturan dan istilah
yang kemungkinan besar tidak cukup diketahui oleh
user. Hal ini terutama terjadi pada user yang bukan
berasal dari kalangan teknik sipil.
5. Kurangnya concern pihak pimpinan terhadap masalah
pengadaan, Seringkali oleh pimpinan di masing-masing
user, pengadaan hanya dianggap sebagai sesuatu yang
merepotkan sehingga upaya P2L untuk memperdalam
pemahaman mengenai pengadaan terbentur oleh

10
keinginan dari pihak user sendiri.
Selain dari user pihak P2L juga memiliki hambatan dalam
mengcover jalannya seluruh pengadaan (terutama pengadaan
langsung) di UGM. Hambatan tersebut antara lain ialah
kurangnya SDM. Dengan jumlah tenaga kerja yang ada saat
ini hanya 8 orang dari 50 orang PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen) di UGM yang merupakan anggota dari P2L.
Sisanya adalah pihak-pihak dari beberapa fakultas yang tidak
berada dibawah kendali P2L.
d. Adanya kasus mengenai pengadaan barang dan jasa di
Universitas Gadjah Mada yang terungkap melalui hasil audit
barang dan jasa oleh BPK dalam LHP nomor:
37/HP/XIX/12/2011 tanggal 30 Desember 2011 yang
dilanjutkan dengan penyelidikan Kejaksaan Tinggi Daerah
Istimewa Yogyakarta pada Januari 2015.

Dibuat oleh, Diketahui oleh,

() Dosen Penguji 1 :Suyanto, SE., MBA., Ak., Ph.D.

() Dosen Penguji 2 :Taufikur Rahman, S.E., M.B.A., AK., CA.

11
Dhika Maha Putri () Dosen Pembimbing :Irfan Nursasmito, Drs., Ak., M.Si.,

12

Anda mungkin juga menyukai