Anda di halaman 1dari 3

banjir

Air tercurah deras dari langit


Gemuruh awan, bercahaya kilat
Ranting palem terhempas angin barat
Sampahpun ikut terhanyut

Muara sungai tertutup sampah


Rawa hilang teronggok sampah
Seluruh tempat penuh sampah
Menyengatkan bau dan sumpah serapah

Air deras tak tertahankan


Daratan telah penuh hutan beton
Tak ada lagi akar yang menahan
Air memenuhi darat dengan perlahan

Rumah telah penuh dengan air


Rumah tenggelam oleh banjir
Adakah ingatan untuk sadar
Sampah sumber banjir

Puisi Tentang Banjir Bagian Pertama

Hukuman Tuhan
Jangan kau sangka air yang menyerang itu
Adalah keputusan tuhan yang kejam
Hingga kau salahkan Tuhan
Saat bergelimang nyawa melayang membubung awan

Kala itu, kau telah lupa


Alam mu adalah alam yang telah tercipta dari kekosongan
Dicipta sebagai sahabat kehidupan
Ketika itu kau pun lupa
Tangan tangan jahilmu merenggut kelestariannya

Masihkah kau lupa pohon pohon yang kau tebang


Hingga hutan berubah tandus dalam kegersangan
Masihkah kau lupa tentang sampah yang terbuang
Hingga sungaimu keruh dalam kotoran

Ingatlah wahai sahabat


Untuk sadar tentang pentingnya lingkungan
Tak perlu menunggu banjir menjemput
Karena Cukuplah yang terjadi
Menjadi peringatan dari TUhan

Puisi tentang banjir bagian kedua

Mengapa?
Mengapa sungai kian dangkal
Sementara Bumi kian rapuh
Dalam alirannya yang kian mengeruh
Menjajah lekukan bumi yang menua

Diseberang sana, ada harapan tentang kehidupan


Yang kemudian terluluh lantakkan karena keserakahan
Hutan kian kikis
Hijau pemandangan kian menipis

Di seberang sana,
tanah yang tandus menua dalam kegersangan
Terkejut saat hujan melanda
Hanya bisa diam menyaksikan badai dan air menerjang segala

Saat itu,
ribuan manusia baru sadar
Aku bersalah telah menrusak alam
Dan sesaat setelah itu
Mereka lupa pada kenyataan
BANJIR
Oleh: Ugit Rifai

Sungai kecil di belakang rumah


ramai dengan riak-riak
aliran makin kencang
suara gelombang makin nyaring

Air membawa semua dari hulu


sampah-sampah..
ranting..
balok kayu..
Air mengantar semua ke hilir

Semakin merebak
Air merambah darat
suara nyaring jadi deburan
orang-orang berteriak

Banjir..
Banjir..

Air mulai menyentuh dinding rumah


Kami tengadah
memohon selamat

21 April 2012

Anda mungkin juga menyukai