RIFASKES 2011 adalah riset berbasis fasilitas yang merupakan pengukuran dan pengamatan data primer serta
penelusuran data sekunder tentang kecukupan (adequacy) dan ketepatan (appropriateness) penyediaan fasilitas
kesehatan berikut kinerjanya.
RIFASKES 2011 bertujuan untuk memperoleh informasi terkini tentang supply pelayanan kesehatan di fasilitas
kesehatan pada tingkat wilayah dan nasional (stock opname), memberikan pemetaan ketersediaan supply fasilitas
pelayanan kesehatan di berbagai wilayah, diperolehnya Indeks Kinerja Rumah Sakit, dan diperolehnya gambaran
mengenai patient safety dan responsivitas pelayanan RSU di Indonesia.
Pedoman pengisian kuesioner ini disusun untuk menyamakan pemahaman cara pengumpulan data serta pengisian
kuesioner dan check list lainnya. Buku pedoman ini merupakan acuan bagi enumerator, pelatih, supervisor dan
tenaga lain yang terlibat baik pada pelatihan maupun pengumpulan data.
Akhir kata semoga buku pedoman ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dapat menunjang keberhasilan
RIFASKES 2011.
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang. 1
B. Pertanyaan Kebijakan 2
C. Pertanyaan Penelitian 2
D. Tujuan Penelitian. 2
E. Manfaat Penelitian.. 2
F. Ruang Lingkup. 3
BAB 2. TATA CARA PENGUMPULAN DATA DI RUMAH SAKIT 4
A. Faktor yang mempengaruhi hasil wawancara... 4
B. Langkah-langkah yang harus dilakukan pewawancara sebelum dan saat
pengumpulan data. 4
C. Pengumpulan data. 4
D. Pengendalian mutu hasil wawancara. 5
E. Etika wawancara dalam pengumpulan data.. 5
F. Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara. 5
BAB 3. TATA CARA PENGISIAN KUESIONER 7
A. Petunjuk Umum... 7
B. Petunjuk Khusus.. 8
BAB 4. PENJELASAN PENGISIAN KUESIONER ............................ 9
BLOK I. PENGENALAN TEMPAT... 9
BLOK II. KETERANGAN PENGUMPUL DATA.. 10
BLOK IIA. KETERANGAN RS ................................................................................................... 10
BLOK III. SUMBER DAYA.. 17
A. SUMBER DAYA MANUSIA........ 17
B. STAFF ORIENTATION.. 29
C. SARANA DAN PRASARANA.. 31
BLOK IV. PELAYANAN. 43
A. PELAYANAN RAWAT JALAN.. 43
B. PELAYANAN GAWAT DARURAT 46
C. PELAYANAN BEDAH. 49
D. PELAYANAN PERAWATAN INTENSIF. 53
E. PELAYANAN RAWAT INAP 57
F. PELAYANAN PERINATOLOGI, PERSALINAN DAN KELUARGA BERENCANA 60
G. PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK 67
H. PELAYANAN RADIOLOGI .................................................................................... 81
I. PELAYANAN FARMASI.. 85
J. INSTALASI (UNIT) GIZI.. 92
K. PELAYANAN REHABILITASI MEDIS. 94
L. UNIT (BAGIAN) REKAM MEDIS.. 97
M. TRANSFUSI DARAH.. 108
N. PELAYANAN KEPERAWATAN.. 111
O. PELAYANAN STERILISASI SENTRAL (CSSD/Central Sterile Supply Department) 113
P. PELAYANAN BINATU.. 115
Q. PELAYANAN PEMULASARAAN JENAZAH 117
R. ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN 119
S. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA .. 126
T. LIMBAH RUMAH SAKIT. 130
U. PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT. 132
V. PEMERIKSAAN HAJI.. 134
BLOK V. KELENGKAPAN ORGANISASI RUMAH SAKIT 135
BLOK VI. CEKLIST PERALATAN RUMAH SAKIT 137
Lampiran 1. Daftar Istilah
Lampiran 2 Prosedur Penjelasan Naskah Penjelasan dan Persetujuan Setelah Penjelasan
BAB 1.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hak atas kesehatan setiap warga negara dijamin oleh konstitusi. Dalam Undang-undang Dasar 1945
pasal 28A menyatakan bahwa, Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya. Selanjutnya, dalam pasal 28 H ayat 1, Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan, pasal 34 ayat 1, Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar
dipelihara oleh Negara, dan pasal 34 ayat 3, Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Berdasarkan UU Nomor 32 tahun 2004 (pasal 10) dan PP Nomor 38 tahun 2007, penyelenggaraan
urusan kesehatan di Indonesia merupakan sinergi antara peran pemerintah daerah dan pusat.
Sistem Kesehatan Nasional menetapkan rumah sakit dan puskesmas merupakan salah satu bentuk
fasilitas pelayanan kesehatan (Kepmenkes 274 tahun 2009). Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
rumah sakit dan puskesmas merupakan bagian dari pelayanan publik sebagaimana ditetapkan dalam
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Keberadaan Rumah Sakit dan
puskesmas juga menjadi bagian dari UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, setidaknya terkait
dengan Bab V (Bagian Kedua) mengenai Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Bab VI mengenai Upaya
Kesehatan.
Ketiadaan aturan payung mengenai perumahsakitan telah menyebabkan seringnya terjadi perubahan
pada status dan kebijakan mengenai rumah sakit. Perubahan aturan keuangan negara selama ini
menjadi pengendali utama (driving force) pengelolaan RS. Alasan utama perubahan status RS adalah
untuk memberikan celah bagi keleluasaan pengelolaan keuangan RS. Sejarah telah mencatat kebenaran
fenomena tersebut.
Perubahan pada aturan keuangan negara mengakibatkan kebijakan-kebijakan yang dibuat mengenai
perumahsakitan juga mengalami perubahan yang berulang-ulang. Sebagai suatu institusi pelayanan yang
memiliki karakteristik dan kompleksitas masalah tersendiri, rumah sakit seharusnya memiliki landasan
yang kuat untuk berpijak dan tidak mudah terombang-ambing dalam suatu keadaan yang belum tentu
menjadikannya lebih baik. Pemerintah menyadari hal tersebut, sehingga pada tanggal 28 Oktober 2009,
ditetapkan UU Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Perkembangan zaman dan globalisasi telah membawa fasilitas pelayanan kesehatan pada situasi
persaingan yang membutuhkan mutu layanan prima. Pelayanan kesehatan melampaui batas negara dan
teknologi kesehatan juga semakin maju. Tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat semakin tinggi,
sehingga pasar sangat tergantung pada keinginan pasien (customer oriented). Pesaing dari luar negeri
melakukan promosi yang gencar dan banyak menawarkan berbagai kenyamanan serta nilai positif,
seperti kemudahan akses, keramahtamahan, keterbukaan Informasi, harga yang bersaing, dan kemasan
pelayanan yang baik.
Keberadaan rumah sakit dan puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan publik tidak terlepas dari
pentingnya memperoleh informasi yang berasal dari laboratorium. Menteri Kesehatan pada peresmian
laboratorium BSL 3 bahkan telah menyebutkan pentingnya laboratorium sebagai perangkat penentu
diagnosis, bukan sekedar penunjang diagnostik dalam kesiapsiagaan menghadapi Kejadian Luar Biasa
(KLB) maupun prepandemik penyakit infeksi New-Emerging dan Re-Emerging. Hal ini mengukuhkan akan
perlunya keberadaan fasilitas laboratorium yang layak dalam mendukung keberhasilan dalam mencegah
meluasnya transmisi atau penularan penyakit infeksi melalui diperolehnya hasil diagnosis penyakit
dengan cepat, tepat, dan akurat, sehingga dapat segera diambil tindakan baik untuk pencegahan
maupun pengobatan.
Dalam upaya pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 2014 dan Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan 2010 -2014, maka dukungan kebijakan yang tepat dalam hal Upaya
Kesehatan menjadi suatu hal yang penting. Kebijakan yang tepat hanya akan diperoleh bila didasarkan
pada bukti yang kuat dan sahih (evidence based policy). Melalui kebijakan yang tepat maka perencanaan
program secara konkuren di setiap tingkat administrasi Pemerintahan dan intervensi yang dilakukan
akan lebih efektif .
Informasi yang dibutuhkan agar penyediaan sarana dan prasarana kesehatan dapat dilakukan secara
tepat, belum tersedia secara akurat, up to date dan memadai. Selain itu, saat ini belum tersedia peta
status terkini tentang fasilitas kesehatan (RS, Puskesmas dan laboratorium) dan kinerjanya pada tingkat
wilayah dan nasional. Penyelenggaraan sistem pelayanan kesehatan di masa mendatang yang kompleks
(Jaminan Kesehatan Masyarakat) memerlukan informasi tentang supply pelayanan kesehatan agar
tujuan tercapai optimal.
B. Pertanyaan Kebijakan
Supply apa yang dibutuhkan (fasilitas, SDM, peralatan kesehatan dan pelayanan kesehatan) agar institusi
pelayanan kesehatan baik pusat maupun daerah dapat menyelenggarakan UKM dan UKP secara optimal
untuk mencapai tujuan RPJMN Bidang Kesehatan 2010-2014, MDGs 2015, Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan (SPM-BK), Universal Coverage, dan akselerasi pencapaian pembangunan kesehatan
sesuai dengan Inpres Nomor 1 dan Nomor 3.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana informasi terkini tentang supply pelayanan kesehatan, yaitu fasilitas (RS, Puskesmas
dan Lab), termasuk SDM, alkes penting dan canggih dan penyediaan pelayanannya pada pada
tingkat wilayah dan nasional
2. Bagaimana distribusi supply pelayanan kesehatan di berbagai wilayah
3. Bagaimana kinerja sistem pelayanan kesehatan dan variasinya di berbagai wilayah
D. Tujuan Penelitian
1. Diperolehnya informasi terkini tentang supply pelayanan kesehatan, yaitu fasilitas (rumah sakit,
puskesmas dan laboratorium), termasuk Sumber Daya Manusia, peralatan kesehatan penting
dan canggih dan penyediaan pelayanannya pada tingkat wilayah dan nasional (stock opname).
2. Memberikan pemetaan ketersediaan supply fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit,
puskesmas, dan laboratorium) di berbagai wilayah (kabupaten/kota/provinsi)
3. Diperolehnya Indeks Kinerja Rumah Sakit, Puskesmas, dan laboratorium
4. Diperolehnya model kinerja RS
E. Manfaat Penelitian
1. Mendukung pencapaian Universal Coverage dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dengan menyediakan data fasilitas (RS dan puskesmas)
terkait dengan paket pelayanan kesehatan yang dapat diberikan (benefit package).
2. Memberikan masukan untuk penyusunan kebijakan pasca diterbitkannya UU Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
3. Memberikan masukan untuk penyusunan kebijakan revitalisasi puskesmas dan Laboratorium.
4. Memungkinkan Pemerintah Pusat/provinsi mengalokasi bantuan/peran kepada daerah
berdasar evidens secara optimal
5. Memungkinkan pemerintah daerah mengembangkan supply pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan
6. Dapat digunakan dasar bagi perencanaan fasilitas pelayanan kesehatan di berbagai tingkat
administrasi pemerintahan.
7. Menghasilkan peta yang terintegrasi antara masalah kesehatan dan penyediaan pelayanan
kesehatan berdasarkan berbagai riset/informasi yang relevan (riskesdas, Rifaskes, Podes,
Susenas, dan lain-lain).
8. Mendorong kegiatan riset follow up yang lebih tajam dan terarah
F. Ruang Lingkup
Riset Fasilitas Kesehatan dilakukan di seluruh rumah sakit, puskesmas, dan laboratorium pelayanan
kesehatan mandiri milik Pemerintah di seluruh Indonesia pada tahun 20102011. Tahap persiapan
dilakukan pada tahun 2010, sedangkan pelaksanaan dilakukan pada tahun 2011.
Pedoman pengisian kuesioner rumah sakit ini disusun untuk memberikan pemahaman yang sama
tentang cara pengumpulan data dan pengisian kuesioner rumah sakit kepada semua enumerator dan
penanggung jawab penelitian serta pihak terkait lainnya. Keseragaman pemahaman ini akan menjamin
validitas dan reliabilitas data yang terkumpul, sehingga memperkecil bias data dan dapat dianalisis
secara objektif. Pada akhirnya data Rifas diharapkan akan menjadi informasi yang sangat berharga bagi
semua pihak yang berkepentingan.
BAB 2.
TATA CARA PENGUMPULAN DATA DI RUMAH SAKIT
Pengumpulan data merupakan faktor penentu dan bagian penting dari rangkaian kegiatan survei,
sehingga data yang dikumpulkan terhindar dari bias, akurat, valid dan dapat diandalkan. Pengumpulan
data dapat dilakukan melalui berbagai cara, tergantung dari tujuan penelitian serta faktor-faktor teknis
lain dalam pelaksanaan penelitian.
Pengumpulan data Rifaskes 2011 dilakukan dengan cara wawancara dan observasi dokumen, peralatan
medis, serta keadaan terkait fisik bangunan/fasilitas. Wawancara bertujuan mengumpulkan informasi
dengan cara bertanya secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner terstruktur
yang dilengkapi dengan buku pedoman pengisian kuesioner. Enumerator melakukan verifikasi data yang
diperoleh dari wawancara dengan observasi langsung terhadap dokumen pendukung, ketersediaan
peralatan medis, dan keadaan faktual terkait fisik bangunan/fasilitas pendukung operasional, sesuai
dengan petunjuk dalam kuesioner.
B. Langkah-langkah yang harus dilakukan pewawancara sebelum dan saat pengumpulan data
1. Menyiapkan daftar rumah sakit umum pemerintah yang harus dikunjungi dan diverifikasi.
2. Menghubungi PJO Kabupaten/Kota untuk membuat janji kunjungan wawancara kuesioner dan
observasi, disesuaikan dengan waktu supervisi PJT.
3. Saat pertama kali datang ke rumah sakit, enumerator harus menghadap direktur rumah
sakit/pejabat lain yang berwenang untuk minta izin melaksanakan pengumpulan data serta
meminta buku profil rumah sakit tahun 2010 dan laporan rumah sakit tahun 2010.
4. Enumerator harus mengambil gambar/foto fasilitas yang dinilai, meliputi ruang rawat inap,
toilet untuk pasien, dan gudang penyimpanan barang/makanan.
C. Pengumpulan data
Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan riset yang menentukan
keberhasilan mendapatkan data kesehatan yang dapat dipertanggungjawabkan. Keberhasilan
pengumpulan data di lapangan sangat ditentukan oleh pelatihan, pengorganisasian, persiapan,
penyelenggaraan kegiatan, dan kegiatan pasca lapangan.
A. PETUNJUK UMUM
1. Dalam mengisi kuesioner gunakan pensil 2B, agar tulisan jelas, dan bila terjadi kesalahan mudah
dihapus.
2. Gunakan huruf balok agar mudah dibaca oleh orang lain.
3. Isikan jawaban setiap pertanyaan dengan jelas dan lengkap.
4. Ajukan pertanyaan sesuai dengan yang tercantum dalam kuesioner. Pertanyaan yang diajukan
harus jelas sehingga responden dapat dengan mudah mendengar dan memahami pertanyaan.
5. Isilah jawaban dalam kotak atau di atas garis/ spasi yang tersedia, dan sesuaikan besarnya huruf
agar tidak melebihi batas kotak atau garis/ spasi yang tersedia
6. Lingkari kode yang sesuai dengan pilihan jawaban responden, kemudian kutip kode tersebut ke
dalam kotak yang tersedia.
7. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan verifikasi, enumerator harus melakukan
observasi terhadap dokumen, peralatan, atau bangunan fisik. Hasil verifikasi berdasarkan
observasi lebih valid/akurat daripada pengakuan responden dalam mengisi kuesioner.
9
B. PETUNJUK KHUSUS
Cara pengisian kuesioner dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Melingkari kode jawaban, kemudian menuliskan kode jawaban tersebut ke kotak yang tersedia.
Contoh:
1. Klasifikasi RS Pendidikan :
1. Utama 2. Afiliasi 3. Satelit 3
2. Membiarkan kotak tidak terisi apabila pertanyaan tersebut tidak perlu ditanyakan sesuai dengan
alur pertanyaan (pertanyaan harus dilewati / skip).
Contoh:
Bila pertanyaan 1 jawabannya 2 Tidak lanjutkan ke pertanyaan 3, sedangkan pertanyaan 2 tidak
ditanyakan.
1 B
Tersedia daftar hadir/rekapitulasi 1. Ya, lengkap 12
0
absensi/kehadiran staf tahun 2010 bulan 2
1
(disertai telaah dokumen) 2. Ya, tidak lengkap
12 bulan Ke 3
3. Ya, berupa catatan
tahunan, tidak
perbulan Ke 3
4. Tidak ada catatan
absensi Ke 3
2 B
Jumlah staf yang absen (tidak masuk
0
kerja/tanpa ada keterangan) > 30 hari ........... orang
1
dalam setahun pada tahun 2010 (disertai
telaah dokumen)
3 B
Tersedia data mengenai jumlah staf yang 1. Ya
0
mutasi ke luar RS atas permintaan sendiri 2. Tidak ke 5 1
1 2010 ( telaah dokumen)
tahun
10
BAB 4.
PENJELASAN PENGISIAN KUESIONER
Isikan nama responden beserta jabatan dan nomor handphonenya untuk memudahkan koordinasi
bila harus dilakukan verifikasi.
Tujuan pertanyaan pada Blok I adalah untuk mendeskripsikan identitas rumah sakit yang menjadi
subyek penelitian.
Pertanyaan pada Blok I ini hendaknya dijawab oleh Direktur RS atau Wakil Direktur/ Kepala
Bidang Terkait/ Kepala Tata Usaha RS atau staf RS yang berkompeten yang didelegasikan oleh
pimpinan RS untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada Blok I.
Rincian 1 : Cukup jelas. Diisi dengan nama dan kode Provinsi lokasi rumah sakit
Rincian 2 : Cukup jelas. Diisi dengan nama dan kode Kabupaten/Kota lokasi rumah sakit
Rincian 3 : Cukup jelas. Diisi dengan nama dan kode Kecamatan lokasi rumah sakit
Rincian 4 : Cukup jelas. Diisi dengan nama dan kode Desa/Kelurahan lokasi rumah sakit
Rincian 6 : Cukup jelas. Diisi dengan alamat lengkap rumah sakit, meliputi Nama Jalan,
Nomor,
Kode Pos, lokasi rumah sakit.
Rincian 7a. : Cukup jelas. Diisi dengan nomor telepon rumah sakit beserta kode wilayahnya.
Bila rumah sakit memiliki lebih dari satu nomor telepon, cantumkan
seluruh nomor
telepon yang dimiliki.
Rincian 7b. : Cukup jelas. Diisi dengan nomor faksimile rumah sakit beseta kode wilayahnya.
Bila
rumah sakit memiliki lebih dari satu nomor faksimile, cantumkan
seluruh nomor
faksimile yang dimiliki.
Rincian 8a. : Cukup jelas. Diisi dengan alamat e-mail dan atau website yang dimiliki rumah
sakit.
Bila rumah sakit tidak memiliki alamat e-mail dan atau website, maka
dituliskan
Tidak Ada.
Rincian 8b. : Bila ada informasi mengenai koordinat lokasi di rumah sakit yang bersangkutan,
11
maka
tuliskan koordinat lokasi rumah sakit pada kotak yang tersedia. Bila tidak ada
data
maka kotak-kotak tersebut dikosongkan.
Blok II ini bertujuan untuk mengetahui tanggal pengumpulan data dan identitas pewawancara.
Juga tanggal pengecekan data yang sudah dikumpulkan dan mengetahui juga identitas ketua tim.
Misalnya pengumpulan data di RS dilakukan dari tanggal 5 Juni 2011 sampai dengan 17 Juni 2011,
maka ditulis sebagai berikut :
1. Tanggal kunjungan: - - s
0 5 0 6 2 0 1 1 1 7 0 6 2 0 1 1
(Tanggal/bulan/tahun)
Rincian 5-8 : Keterangan tanggal pengecekan, nama dan tanda tangan ketua tim.
Tulis tanggal, bulan dan tahun pengecekan, nama ketua tim, nomor HP dan e-mail. Setelah
pengecekan seluruh kelengkapan dan konsistensi isian kuesioner dilakukan, tuliskan pada kotak
yang tersedia, dan bubuhkan tanda tangan ketua tim.
Pengecekan dilakukan untuk mengetahui kelengkapan, konsistensi dan validitas hasil wawancara.
Pengecekan dilakukan di kabupaten/ kota lokasi RS tersebut. Pengecekan dilakukan sebelum
pindah, agar jika masih ada data yang masih kurang atau tidak konsisten dapat dilengkapi.
BLOK II A. KETERANGAN RS
12
2. Swasta, jika dimiliki/ dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan
terbatas atau persero.
Karena pada tahap ini penelitian hanya dilakukan pada rumah sakit umum Pemerintah, maka enumerator
otomatis memilih dan melingkari kode 1 (Pemerintah/TNI/Polri/BUMN/Kementerian lain, dll)
1. Kementerian Kesehatan, jika RS merupakan RS vertikal yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan dan
biasa disebut Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)/ Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) misalnya
RSUP dr. Karyadi, Semarang
2. Pemerintah Provinsi, jika RS dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah provinsi misalnya RS Pasar
Rebo DKI Jakarta.
3. Pemerintah Kabupaten/ Kota, jika RS dimiliki dan dikelola pemerintah Kabupaten/ Kota. Misalnya
RSUD Kabupaten Sumedang.
4. TNI/ Polri, jika RS dimiliki dan dikelola TNI dan Polri. Misalnya RSPAD Gatot Subroto.
5. BUMN, jika RS dimiliki dan dikelola BUMN. Misalnya RS Pertamina.
6. Kementerian lain, jika RS dimiliki dan dikelola Kementerian lain. Misalnya, RS Haji Sukolilo Surabaya.
2. Tidak ada di daftar sampel, tetapi merupakan RS pemerintah dan sudah beroperasi sebelum Januari
2010
Pada kasus ini, RS sebenarnya sudah berdiri dan beroperasi sejak sebelum Januari 2010, namun karena
satu dan lain hal belum tercatat di dalam daftar sampel. Rumah sakit Rumah sakit dengan kriteria ii akan
diinklusikan sebagai sampel penelitian.
4. Ada di daftar sampel, tetapi RS sudah berganti status kepemilikan (dari Pemerintah menjadi swasta)
Dapat terjadi suatu RS yang semula milik Pemerintah kemudian berubah menjadi swasta.
Rumah sakit - rumah sakit dengan status seperti ini akan dieksklusikan dari sampel.
13
adalah RS yang sudah berdiri dan beroperasi sebelum atau pada Bulan Januari 2010. Hal ini dikarenakan
kinerja yang akan dinilai adalah kinerja RS pada tahun terakhir sebelum pelaksanaan penelitian (Tahun
2010).
Bila RS mulai beroperasi setelah Januari 2010 maka akan dieksklusikan dalam penelitian ini.
Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut PPK-BLU adalah
pola pengelolaan keuangan yang memberikan keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek
bisnis yang sehat, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. PPK-BLU merupakan
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya. Status PPK-BLU
diberikan pada instansi pemerintah yang sudah memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan
administratif.
Penetapan Status PPK-BLU dan Penerapan PPK-BLU oleh suatu instansi Pemerintah diberikan
oleh Menteri Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan tingkat administrasi instansi
pemerintahan tersebut. Disebut PPK-BLU Pusat apabila merupakan instansi milik Pemerintah
Pusat, disebut PPK BLU Daerah bila merupakan instansi milik Pemerintah Daerah Provinsi atau
Kabupaten/Kota.
Pemberian status PPK-BLU dapat berupa PPK-BLU Penuh atau PPK-BLU Bersyarat. Status
PPK-BLU Penuh diberikan apabila seluruh persyaratan substantif, administratif, dan administratif
telah dipenuhi secara memuaskan. Status PPK BLU Bertahap diberikan apabila persyaratan
substantif dan teknis telah terpenuhi, namun persyaratan administratif belum terpenuhi secara
memuaskan.
Suatu institusi Pemerintah yang menggunakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(PPK BLU) dapat mengelola pendapatan operasionalnya secara langsung untuk membiayai
belanja BLU. Pendapatan operasional yang dimaksud meliputi pendapatan yang diperoleh dari
hasil jasa layanan yang diberikan pada masyarakat dan hibah tidak terikat yang diperoleh dari
masyarakat atau badan lain, serta hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha
lainnya.
Pada penelitian ini, baik status PPK-BLU Penuh ataupun Bertahap tidak dibedakan, dianggap telah
memiliki status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU).
Lingkari kode jawaban yang sesuai dengan informasi mengenai pola pengelolaan keuangan RS.
Pindahkan ke dalam kotak yang tersedia
1. Badan Layanan Umum (BLU) Pusat, jika pembinaan BLU dilakukan Menteri Keuangan dan
Pembinaan Teknis dilakukan oleh Menteri Kesehatan. Instansi tersebut merupakan instansi milik
Pemerintah Pusat.
2. Badan Layanan Umum (BLU) Daerah, jika pembinaan BLU dilakukan pejabat pengelola keuangan
daerah dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah yang
14
bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan. Instansi tersebut merupakan
instalasi milik Pemerintah Daerah.
3. Non Badan layanan Umum, jika pola pengelolaan keuangan tidak berdasarkan PPK-BLU pusat atau
Daerah.
15
2. Terakreditasi 5 jenis pelayanan, lulus akreditasi untuk 1) Pelayanan administrasi dan manajemen, 2).
Pelayanan Medis, 3). Pelayanan gawat Darurat, 4) Pelayanan Keperawatan, dan, 5). Rekam Medis
3. Terakreditasi 12 jenis pelayanan, lulus akreditasi untuk kelima jenis pelayanan di butir b ditambah 6)
Pelayanan Farmasi, 7) Keselamatan Kerja, Kebakaran, dan Kewaspadaan Bencana, 8) Pelayanan
Radiologi, 9) Pelayanan Laboratorium 10) Pelayanan Kamar Operasi, 11) Pelayanan Pengendalian Infeksi
dan 12) Pelayanan Perinatal Resiko Tinggi
4. Terakreditasi 16 jenis pelayanan, lulus akreditasi untuk 12 jenis di butir b dan c ditambah 13) Pelayanan
rehabilitasi Medis, 14) Pelayanan Gizi 15) Pelayanan Intensif dan 16) Pelayanan Darah
Berikut ini adalah penjelasan mengenai Kelas rumah sakit sesuai dengan UU Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
a. Kelas D
Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) spesialis dasar. Pelayanan yang diberikan
meliputi :
1. Pelayanan Umum yang terdiri dari
a. Pelayanan Medik Dasar
b. Pelayanan Medik Gigi Dasar
c. Pelayanan KIA/KB
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. 2 jenis Pelayanan Spesialis Dasar atau lebih
a. Pelayanan Penyakit Dalam
b. Pelayanan Kesehatan Anak
c. Pelayanan Bedah
d. Pelayanan Obstetri dan Ginekologi
4. Pelayanan Keperawatan
a. Keperawatan Umum
b. Keperawatan Spesialis: penyakit dalam, bedah, anak,ibu, jiwa, gawat darurat
5. Pelayanan Penunjang Klinik
a. Perawatan Intensif
b. Pelayanan Darah
c. Pelayanan Gizi
d. Pelayanan Farmasi
e. Pelayanan Sterilisasi Instrumen
f. Rekam Medis
6. Pelayanan Keterapian Fisik dan
a. Pelayanan penunjang non Klinik
b. Laundry/Linen
c. Pelayanan Jasa Boga / Dapur
d. Pelayanan Tehnik dan Pemeliharaan Fasilitas
16
e. Pengelolaan Limbah
f. Gudang
g. Transportasi (Ambulans)
h. Komunikasi
i. Pemulasaraan Jenazah
j. Pemadam Kebakaran
k. Penampungan Air Bersih
7. Pelayanan Administrasi
a. Informasi dan penerimaan pasien.
b. Keuangan
c. Personalia
d. Keamanan
e. Sistem Informasi Rumah Sakit.
b. Kelas C
Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik palling sedikit 4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) spesialis
penunjang medik. Pelayanan yang diberikan antara lain meliputi:
1. Pelayanan Umum
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. PelayananSpesialis Dasar
4. 4 jenis Pelayanan Spesialistik Penunjang
a. Pelayanan Anestesiologi
b. Pelayanan Radiologi
c. Pelayanan Rehabilitasi Medik
d. Pelayanan Patologi Klinik
e. Pelayanan Patologi Anatomi
5. Pelayanan Keperawatan
6. Pelayanan Penunjang Klinik
7. Pelayanan Penunjang Non Klinik
8. Pelayanan Administrasi
c. Kelas B
Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) spesialis
penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua) sub spesialis dasar. Pelayanan yang
diberikan antara lain meliputi :
1. Pelayanan Umum
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Pelayanan Spesialis Dasar
4. Pelayanan Spesialistik Penunjang
5. 7 jenis Pelayanan Medik Spesialistik Lain
a. Pelayanan Spesialis Telinga HidungTenggorokan
b. Pelayanan Spesialis Ortopedi
c. Pelayanan Spesialis Kesehatan Jiwa
d. Pelayanan Spesialis Penyakit Saraf
e. Pelayanan Spesialis Penyakit Mata
f. Pelayanan Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin
g. Pelayanan Spesialis Jantung
h. Pelayanan Spesialis Paru
i. Pelayanan Spesialis Urologi
j. Pelayanan Spesialis Bedah Syaraf
k. Pelayanan Spesialis lainnya
6. Pelayanan Keperawatan
7. Pelayanan Penunjang Klinik
8. Pelayanan Penunjang Non Klinik
9. Pelayanan Administrasi
10. Pelayanan Spesialistik Gigi Mulut
a. Pelayanan Orthodonsi
b. Pelayanan Prosthodonsi.
17
c. Pelayanan Konservasi Gigi/ Endodonsi
11. Sub Spesialis terbatas
a. Sub Spesialis Pelayanan Bedah
b. Sub Spesialis Pelayanan Penyakit Dalam
c. Sub Spesialis Pelayanan KesehatanAnak
d. Sub Spesialis Pelayanan Kebidanan dan Penyakit dan Kandungan
e. Sub Spesialis Pelayanan Mata
f. Sub Spesialis Pelayanan THT
g. Sub Spesialis Pelayanan Kulit dan Kelamin
h. Sub Spesialis Pelayanan Syaraf
i. Sub Spesialis Pelayanan Jiwa
j. Sub SpesialisPelayanan Orthopedi
k. Sub Spesialis Pelayanan Jantung
l. Sub Spesialis Pelayanan Paru
m. Sub Spesialis Pelayanan Spesialis Gigi dan Mulut
n. Sub Spesialis lainnya
d. Kelas A
Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) spesialis
penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain dan 13 (tiga belas) sub spesialis. Meliputi:
1. PelayananUmum
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. PelayananSpesialis Dasar
4. PelayananSpesialistik Penunjang
5. Pelayanan MedikSpesialistik Lain
6. Pelayanan Keperawatan
7. Pelayanan Penunjang Klinik
8. Pelayanan Penunjang Non Klinik
9. Pelayanan Administrasi
10. Pelayanan Spesialistik Gigi Mulut
11. Pelayanan Sub Spesialis luas
Karena pada tahap ini penelitian hanya dilakukan pada rumah sakit umum, maka enumerator otomatis
memilih dan melingkari kode 1 (Rumah Sakit Umum) serta memindahkannya ke dalam kotak yang
tersedia.
18
08. RS Ibu dan Anak, jika RS tersebut memberikan pelayanan utamanya pada bidang Kesehatan Ibu dan
Anak.
09. RS Orthopaedi dan Protesa, jika RS tersebut memberikan pelayanan utamanya pada bidang bedah
tulang dan protesa.
10. RS Ginjal, jika RS tersebut memberikan pelayanan utamanya pada penyakit ginjal.
11. RS Kanker, jika RS tersebut memberikan pelayanan utamanya pada penyakit kanker.
12. RS Stroke, jika RS tersebut memberikan pelayanan utamanya pada penyakit stroke.
13. RS Gigi dan Mulut, jika RS tersebut memberikan pelayanan utamanya pada bidang kesehatan gigi
dan mulut.
14. Lain lain jika tidak termasuk salah satu di atas.
Rincian 13 : Rumah Sakit menjadi wahana pendidikan mahasiswa Fakultas Kedokteran/ Program
Studi Pendidikan Dokter (disertai telaah dokumen sertifikasi)
Jika RS menjadi wahana pendidikan mahasiswa fakultas kedokteran (FK)/ Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD). Dibuktikan dengan adanya Memorandum of Understanding (MoU) atau Perjanjian Kerjasama (PKS)
penggunaan sebagai wahana pendidikan antara RS yang bersangkutan dengan FK/ PSPD. Disebut RS
Pendidikan apabila ditetapkan dengan suatu keputusan Kementerian Kesehatan sebagai RS Pendidikan.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ya, merupakan RS Pendidikan . Kode 2 jika Ya, bukan RS Pendidikan. Kode 3
jika Tidak
Isikan nama responden beserta jabatan dan nomor handphonenya untuk memudahkan koordinasi
bila harus dilakukan verifikasi.
Indikator terkait :
1. Kesesuaian tenaga medis dengan standar kelas RS
2. Rasio tenaga kesehatan berbanding tempat tidur
TENAGA KESEHATAN
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan mendefinisikan tenaga
19
kesehatan sebagai setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
PENJELASAN KUESIONER
Kuesioner SDM Kesehatan ini terdiri dari:
1. 13 kolom untuk tenaga medis (dokter, dokter spesialis, dokter sub spesialis, dokter gigi, dan dokter
gigi spesialis) dan SDM RS berdasarkan Latar Belakang Pendidikan .
2. 12 kolom untuk tenaga kesehan non medis dan SDM Kesehatan non tenaga kesehatan .
3. 125 rincian pertanyaan meliputi 52 rincian pertanyaan untuk tenaga medis, 5 pertanyaan untuk
tenaga bidan, 8 pertanyaan untuk tenaga perawat, 7 rincian pertanyaan untuk tenaga kefarmasian, 7
rincian pertanyaan tenaga kesehatan masyarakat, 5 rincian pertanyaan untuk tenaga keterapian fisik,
12 rincian pertanyaan untuk tenaga keteknisan medis, 10 rincian pertanyaan non tenaga kesehatan
dan 12 rincian pertanyaan untuk SDM kesehatan berdasarkan latar belakang pendidikan.
Tugas Enumerator:
1. Menuliskan jumlah tenaga kesehatan pada kolom 3 (Jumlah)
2. Menuliskan jumlah tenaga kesehatan sesuai dengan status ketenagaan (pada kolom 4 sampai dengan
kolom 12 atau 13 )
3. Menuliskan klasifikasi jenis ketenagaan berdasarkan dokumen ketenagaan yang tersedia di RS,
4. Apabila ada ketidakjelasan dalam penentuan klasifikasi ketenagaan, HARUS mendikusikannya
dengan pemegang dokumen ketenagaan RS tersebut (Ka. TU/ Kepegawaian/ Ka. SDM dll.).
Penjelasan di bawah ini meliputi penjelasan kolom 1-13 untuk pertanyaan nomor 1-52 dan
kolom 1-12 untuk pertanyaan nomor 53-101
Kolom 1. Nomor Urut
Nomor urut tertulis dari 1 101
Pengisian jawaban Kolom 3 12 dituliskan mulai kotak paling belakang (posisi angka satuan).
Sumber data berasal dari Bagian Kepegawaian RS setempat tahun 2010.
Kolom 3. Jumlah
Jumlah tenaga tersebut pada kolom 2 yang bekerja di RS. Jika jenis ketenagaan tidak ada di RS
tersebut isikan 000 dan lanjut ke nomor berikutnya
20
Tuliskan jumlah pegawai negeri sipil yang diangkat menjadi pegawai oleh Menteri Pendidikan
Nasional (termasuk CPNS)
DOKTER
Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
DOKTER UMUM
Rincian 1 : Dokter Umum
Yaitu tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir dokter umum.
21
DOKTER SPESIALIS
Dokter spesialis (Sp1) adalah dokter umum yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter
Spesialis.
Dalam penelitian ini, untuk jenjang pendidikan fungsional maka setiap tenaga kesehatan akan
dicatat pada jenjang pendidikan tertinggi. Dokter sub spesialis dicatat pada pertanyaan sub blok
dokter sub spesialis, tidak dicatat di sub blok spesialis. Dengan demikian tidak akan terjadi
pencatatan ganda (double counting). Misalnya dr. Agus Budiman, Sp.PD (K) adalah seorang
dokter sub spesialis di bidang penyakit dalam, maka ia akan tercatat pada pertanyaan-pertanyaan di
sub blok dokter spesialis dan tidak dicatat di sub blok dokter spesialis.
Rincian 3 : Bedah
Yaitu dokter yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah (dengan
gelar Sp.B)
Rincian 4 : Anak
Yaitu dokter yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan
Anak (dengan gelar Sp.A)
Rincian 6 : Saraf
Yaitu dokter yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Neurologi (dengan
gelar Sp.S)
Rincian 7 : Kedokteran Jiwa
Yaitu dokter yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran
Jiwa (dengan gelar Sp.KJ)
Rincian 8 : Anestesi
Yaitu dokter yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Anatesiologi (dengan
gelar Sp. An). Anastesiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan menghilangkan rasa sakit
ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada
tubuh.
Rincian 10 : Mata
Yaitu dokter yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Mata
(dengan gelar Sp.M)
Rincian 13 : Radiologi
22
Yaitu dokter yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Radiologi (dengan
gelar Sp.Rad)
Rincian 18 : Urologi
Yaitu dokter yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Urologi (dengan
gelar Sp.U)
Rincian 24 : Bedah
Yaitu dokter Spesialis Bedah yang telah menyelesaikan program pendidikan sub spesialis
kedokteran ilmu Bedah, dengan gelar Sp.B(K).
Rincian 25 : Anak
Yaitu dokter spesialis Anak yang telah menyelesaikan program pendidikan sub spesialis
kedokteran Ilmu Kesehatan Anak, dengan gelar Sp.A (K)
23
Rincian 26 : Kebidanan dan Kandungan
Yaitu dokter Spesialis Obsgyn yang telah menyelesaikan program pendidikan sub spesialis
kedokteran obstetri dan ginekologi, dengan gelar SpOG (K)
Rincian 27 : Saraf
Yaitu dokter Spesialis Saraf yang telah menyelesaikan program pendidikan sub spesialis
kedokteran Neurologi, dengan gelar Sp.S(K)
Rincian 29 : Anestesi
Yaitu dokter Spesialis Anestesi yang telah menyelesaikan program pendidikan sub spesialis kedokteran
Anastesiologi, dengan gelar Sp.An(K).
Rincian 31 : Mata
Yaitu dokter Spesialis Mata yang telah menyelesaikan program pendidikan sub spesialis Mata,
dengan gelar Sp.M(K)
Rincian 35 : Paru
Yaitu dokter Spesialis Paru yang telah menyelesaikan program pendidikan sub spesialis Paru,
dengan gelar Sp Paru(K)
Rincian 36 : Radiologi.
Yaitu dokter Spesialis Radiologi yang telah menyelesaikan program pendidikan sub spesialis
Radiologi, dengan gelar Sp.Rad(K)
24
Yaitu dokter Spesialis Farmasi Klinik yang telah menyelesaikan program pendidikan sub spesialis
Farmasi Klinik, dengan gelar Sp.FK(K)
Rincian 45 : Ortodonsia
Yaitu dokter gigi yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonsi
(dengan gelar Sp.Ort.). Dokter gigi spesialis ini mempunyai keahlian melakukan perawatan untuk
mendapatkan susunan gigi yang rapi dan teratur (pemasangan kawat gigi).
Rincian 48 : Prostodonsia
Yaitu dokter gigi yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis,
Prostodonsi (dengan gelar Sp.Pros). Dokter gigi spesialis ini mempunyai keahlian untuk membuat
berbagai jenis gigi tiruan, mulai dari yang lepasan maupun gigi tiruan cekat.Dokter gigi spesialis
ini juga mempertimbangkan agar gigi tiruan tersebut dapat diterima secara biologis oleh mulut
sehingga aspek kesehatan mulut tetap terjaga.
Rincian 50 : Periodonsia
Yaitu dokter gigi yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia (dengan
gelar Sp.Perio). Dokter gigi spesialis ini mempunyai keahlian menangani kasus-kasus yang berhubungan
dengan jaringan pendukung gigi diantaranya gusi, dan jaringan pendukung gigi lainnya yang lebih dalam.
Perawatan yang dilakukannya mulai dari skeling membersihkan karang gigi, sampai bedah periodontal.
25
Rincian 51 : Penyakit Mulut.
Yaitu dokter gigi yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Penyakit
Mulut (dengan gelar Sp.PM). Dokter gigi spesialis ini mempunyai keahlian menangani kasus-kasus
penyakit mulut yang tidak biasa, seperti sariawan yang tidak kunjung sembuh, berbagai luka
maupun kelainan di mukosa mulut, mulai dari diagnosis sampai perawatannya.
BIDAN
Bidan adalah tenaga kesehatan yang telah menyelesaikan program pendidikan Kebidanan baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
PERAWAT
Perawat adalah tenaga kesehatan yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan baik
di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang undangan.
26
Rincian 63 : Magister Keperawatan dan Spesialis Keperawatan
Yaitu perawat yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir S2 Keperawatan (Magister
Keperawatan) dan atau ditambah Pendidikan Residensi Keperawatan (Spesialis Keperawatan)
PERAWAT GIGI
Perawat Gigi adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan Keperawatan Gigi
yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang undangan.
TENAGA KEFARMASIAN
Tenaga kesehatan yang telah menyelesaikan program pendidikan Kefarmasian baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang - undangan.
Rincian 70 : Apoteker
Yaitu tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir S1 Farmasi ditambah
Pendidikan Profesi.
27
Jumlah total tenaga kesehatan masyarakat dari setiap jenjang pendidikan (Jumlah total rincian 74
sampai rincian 78)
TENAGA GIZI
Tenaga kesehatan yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang - undangan.
28
Rincian 86 : Fisioterapis
Yaitu tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir D-III atau D-IV
Fisioterapi
Rincian 87 : Okupasiterapis
Yaitu tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terapi kerja
Rincian 89 : Lainnya
Yaitu tenaga Keterapian fisik selain yang disebutkan di atas, misalnya akupunturis.
Rincian 92 : Radioterapis
Yaitu tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan D-III atau D-IV radiologi terapi
29
adalah suatu bentuk pelayanan pembuatan dan pemasangan alat bantu bagi pasien yang mengalami
kehilangan anggota tubuh
Penjelasan kolom 1-12 untuk non tenaga kesehatan (pertanyaan nomor 102 112) sama
dengan penjelasan untuk tenaga kesehatan
30
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) RUMAH SAKIT BERDASARKAN LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN TERTINGGI.
SDM Rumah Sakit adalah tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah
Sakit.
Penjelasan kolom 1-13 untuk SDM RS berdasarkan latar belakang pendidikan tertinggi
(pertanyaan nomor 113 125) sama dengan penjelasan untuk tenaga kesehatan
Bila ada seorang tenaga kesehatan menempuh lebih dari 1 jenis pendidikan dengan strata yang
setara maka ia akan tercatat pada masing-masing jenis pendidikan. Jadi hal ini memungkinkan
terjadinya pencatatan ganda (double counting). Misalnya, dr. Adi Nugraha, Sp.A, MARS, maka ia
akan tercatat pada pertanyaan nomor 115 dan nomor 117 sekaligus.
31
Rincian 122 : SMP/Setingkat
Yaitu SDM Kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau setingkat SMP /Madrasah Tsanawiyah (MTs)
B. STAFF ORIENTATION
Tujuan dari staff orientation (orientasi staf) adalah melihat gambaran perhatian RS terhadap
karyawannya serta kepuasan staf terhadap situasi kerja di rumah sakit melalui pendekatan (proksi)
dari beberapa pertanyaan yang terdapat di dalam Sub blok Orientasi Staf.
Rincian 1 : Daftar hadir/rekapitulasi absensi/ kehadiran staf tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Yang dimaksud adalah catatan kehadiran pegawai selama 12 (dua belas) bulan berturut turut
pada tahun 2010.
Enumerator menanyakan pada responden dan melakukan telaah dokumen absensi (kehadiran).
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang telah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ada, lengkap 12 bulan atau kode 2 jika
Ada, tidak lengkap 12 bulan atau kode 3 jika Ada, berupa catatan tahunan, tidak perbulan,
atau kode 4 jika Tidak ada catatan absensi
Rincian 2 : Jumlah staf yang absen (tidak masuk kerja tanpa ada keterangan) > 30 hari
dalam
setahun pada tahun 2010
Merupakan kumulasi (penjumlahan) dari ketidakhadiran staf yang bersangkutan dalam setahun,
misalnya Bulan Januari Fulan tidak hadir selama 5 hari, Pebruari, 3 hari, Maret 2 hari, April 4 hari,
Mei 3 hari, Juni 5 hari, Juli 1 hari, Agustus 2 hari, September 6 hari, Oktober 4 hari, Nopember 0
hari, Desember 2 hari. Maka kumulasi absen (ketidakhadiran) adalah :
5 + 3 + 2 + 4 + 3 + 5 + 1 + 2 + 6 + 4 + 2 = 37 hari.
Enumerator menghitung jumlah staf yang absen > 30 hari dalam setahun selama tahun 2010.
Tuliskan jumlah staf yang absen (tidak masuk kerja/tanpa ada keterangan) >30 hari dalam
setahun selama tahun 2010 pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan.
Rincian 3 : Data jumlah staf yang mutasi ke luar RS atas permintaan sendiri tahun
2010 (disertai telaah dokumen)
Cukup jelas, tidak termasuk dalam pencatatan mutasi disini adalah mutasi yang terjadi karena
rotasi kepegawaian. Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah staf yang mutasi, meskipun
data tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang dimaksud namun belum
dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan enumerator diminta untuk
menghitung jumlah staf yang mutasi ke luar RS atas permintaan sendiri tahun 2010.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang telah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ada atau kode 2 jika Tidak
32
Bila jawaban kode 2, lanjutkan ke pertanyaan 5
Enumerator menanyakan dan melakukan telaah dokumen pelaksanaan/ laporan program orientasi
pegawai baru. Dikatakan: 1. Ya, dibuktikan dengan dokumen, 2. Ya, tidak dapat dibuktikan
dengan dokumen, dan 3. Tidak
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang telah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ada, dibuktikan dengan dokumen, Kode 2
Ada, tidak dibuktikan dengan dokumen atau kode 3 jika Tidak
Dalam PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (pasal 36)
disebutkan bahwa Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan pegawai BLU dapat diberikan
remunerasi berdasarkan tingkat tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan.
Remunerasi tersebut ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota atas usulan menteri/pimpinan lembaga/Kepala SKPD
sesuai dengan kewenangannya.
Enumerator menanyakan dan melakukan telaah dokumen mengenai penetapan remunerasi, dapat
berupa Peraturan Menteri Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota. Dikatakan Ya bila
dokumen tersebut dapat dibuktikan keberadaannya.
Dikatakan:
1. Ya, dibuktikan dengan dokumen, 2. Ya, tidak dapat dibuktikan dengan dokumen, dan 3. Tidak
33
Rincian 7a : Pernah dilakukan survei kepuasan staf dalam 3 tahun terakhir
(Disertai telaah dokumen)
Enumerator menanyakan dan melakukan telaah dokumen laporan survei kepuasan staf baik yang
dilakukan oleh RS maupun pihak luar RS. Dikatakan: 1. Ya, dibuktikan dengan dokumen, 2. Ya,
tidak dapat dibuktikan dengan dokumen, dan 3. Tidak.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang telah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ya atau kode 2 jika Tidak
Rincian 8 : Secara keseluruhan, persentase staf yang puas berdasarkan hasil survei
terakhir
(Disertai telaah dokumen)
Diisi dengan persentase puas dan sangat puas menurut laporan atau dokumentasi hasil survei
kepuasan staf terakhir. Tuliskan persentase staf yang puas berdasarkan hasil survei terakhir pada
titik-titik dan kotak yang telah disediakan.
Bila jawaban kode 1 lanjut ke kolom 3. Bila jawaban kode 2, lanjutkan ke nomor
berikutnya
Kolom 3. Luas lahan
Diisi dengan angka yang menandakan luas lahan dalam satuan meter persegi. Bila 0,5 m2 maka
dilakukan pembulatan ke atas, bila < 0,5 m2 maka dilakukan pembulatan ke bawah.
Tuliskan luas lahan dengan angka dalam ukuran meter persegi pada kotak yang telah disediakan
34
Rincian 1 : Luas lahan (tanah) RS
Bila lahan RS ada di lebih dari 1 (satu) lokasi, maka dikatakan Ada bila terdapat data pada
seluruh lahan yang dimiliki. Bila ada satu lokasi yang tidak tersedia data luas lahannya maka
secara keseluruhan dikatakan Tidak. Termasuk dalam lahan RS ini adalah lahan RS yang belum
didirikan bangunan.
Bila lahan RS ada di lebih dari 1 (satu) lokasi, maka dilakukan penjumlahan luas lahan dari
masing-masing lokasi.
6. Lainnya
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang telah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia.
35
merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah, menggunakan tanah untuk keperluan
pelaksanaan tugasnya, menyerahkan bagian-bagian tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau
bekerjasama dengan pihak ketiga (PP No.112 Tahun 2000)
6. Lain-lain, jika jenis sertifikat tidak termasuk kelima pilihan di atas
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang telah diverifikasi oleh enumerator dan salin
ke dalam kotak yang tersedia.
Rincian 4 : Luas total bangunan lantai 1 (bangunan bertingkat dan tidak bertingkat)
Diisi dengan jumlah total luas bangunan lantai 1 (satu) yang dimiliki RS
PENANGANAN PERALATAN
TUJUAN :
1. Mengetahui upaya RS dalam menjamin keamanan dan kenyamanan penggunaan peralatan
RS
2. Mengetahui kesesuaian penanganan peralatan RS dengan standar yang telah ditetapkan.
36
Rincian 6 : Data mengenai kecepatan menanggapi kerusakan alat medik (disertai telaah
dokumen)
Maksudnya adakah dokumen yang menunjukkan kecepatan dalam menanggapi kerusakan
peralatan medik.
Enumerator menanyakan dan melakukan telaah dokumen yang menunjukkan kecepatan dalam
menanggapi kerusakan alat medik. Dikatakan Ada bila dapat dibuktikan adanya dokumen
tersebut.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang telah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang telah disediakan.Kode 1 jika Ada atau kode 2 jika Tidak
Rincian 7 : Persentase kerusakan alat medik yang ditanggapi 15 menit dalam 1 bulan
(disertai telaah dokumen)
Ketepatan waktu menanggapi alat yang rusak adalah waktu yang dibutuhkan mulai laporan alat
rusak diterima sampai dengan petugas melakukan pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk
tindak lanjut perbaikan, maksimal dalam waktu 15 menit harus sudah ditanggapi. Dikatakan baik
bila 80 % alat medik yang rusak ditangani dalam waktu 15 menit.
Enumerator melakukan telaah terhadap dokumen waktu menanggapi kerusakan alat medik yang
tersedia dan melihat waktu rata-rata menanggapi kerusakan alat medik. Enumerator menghitung
jumlah alat medik yang rusak dalam 1 bulan (denominator) serta jumlah laporan kerusakan alat
yang ditanggapi kurang atau sama dengan 15 menit dalam bulan yang sama (numerator). Pada
penelitian ini diambil data Bulan Mei 2011.
Selanjutnya enumerator melakukan perhitungan persentase kerusakan alat medik yang ditangani
15 menit dengan berdasarkan pada rumus berikut :
37
Isikan kode 2 Tidak bila tidak memiliki jadwal, atau tidak dapat dibuktikan dengan keberadaan
dokumen jadwal pemeriksaan berkala/register pemeliharaan alat.
Data dapat dilihat di Bagian Rumah Tangga atau IPRS/ IPSRS
Rincian 9 : Data alat medik yang dikalibrasi eksternal (disertai telaah dokumen)
Isikan kode 1 Ada bila memiliki data alat medik yang dikalibrasi eksternal. Dibuktikan dengan
telaah dokumen data alat medik yang dikalibrasi.
Isikan kode 2 Tidak bila tidak memiliki data.
Data dapat dilihat di Bagian IPRS/ IPSRS
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang telah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang telah disediakan. Kode 1 :Ada, dari RS jika sumber dana
berasal dari dana operasional RS. Kode 2: Ada, dari luar RS jika sumber dana bukan berasal
dari dana operasional RS
Kode 3 :Ada, dari RS dan luar RS, jika sumber dana berasal dari RS dan luar RS
Kode 4: Tidak ada, jika tidak ada sumber dana
Sumber penyediaan air bersih untuk keperluan rumah sakit berasal dari penyediaan air sistem
perpipaan, seperti Perusahaan Air Minum (PAM), sumber air tanah atau lainnya yang telah diolah
(treatment) sehingga memenuhi persyaratan kualitas air minum.
Rincian 14 : Data kapasitas air bersih yang tersedia perhari (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud memiliki data kapasitas air bersih yang tersedia perhari adalah adanya data
mengenai kapasitas air bersih yang tersedia perhari.
38
Enumerator menanyakan pada responden dan melakukan telaah dokumen kapasitas air bersih
rumah sakit. Dikatakan Ada bila terdapat dokumen/data kapasitas air bersih rumah sakit tersebut.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang telah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ada atau kode 2 jika Tidak
Kolom 2. Ketersediaan
Tuliskan kode 1 Ada, jika tersedia jenis sumber air bersih yang ditanyakan, dan lanjutkan ke
kolom 3(tiga)
Tuliskan kode 2 Tidak, jika tidak tersedia jenis sumber air bersih yang ditanyakan, dan lanjutkan
ke baris selanjutnya
Kolom 3. Pemeriksaan Mutu Air
Menerangkan apakah terhadap jenis sumber air tertentu dilakukan pemeriksaan baku mutu sumber
air.
Yang dimaksud dengan mutu sumber air yaitu kualitas dari sumber air bersih.
Pilih satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang tersedia
Kode 1 Ya, rutin, jika pemeriksaan dilakukan tiap 6 bulan. Kode 2 jika Ya, tidak rutin
Kode 3 jika Tidak, lanjutkan ke baris selanjutnya
KETERSEDIAAN LISTRIK
39
Tujuan : Memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi pasien dan staf yang memberikan
pelayanan di RS. Listrik yang tersedia, setidaknya mampu menyediakan listrik secara terus
menerus untuk penerangan, menggerakkan peralatan serta mesin di kamar bedah, kamar bersalin,
pelayanan gawat darurat, laboratorium, ICU, serta mampu menyediakan cadangan tenaga listrik.
Rincian 18 : Data kapasitas daya listrik tersambung dari PLN (disertai telaah dokumen)
Maksudnya adanya dokumen yang menunjukkan kapasitas dan daya tersambung dari Perusahaan
Listrik Negara, dapat dilihat dari keberadaan rekening listrik.
Rincian 19 : Bila tersedia data kapasitas daya listrik tersambung dari PLN, kapasitasnya :
Diisi dengan angka, jumlah kapasitas daya listrik tersambung dari PLN
Tuliskan data kapasitas daya listrik dalam satuan KVA pada titik-titik dan kotak yang telah
disediakan
Rincian 22 : Kapasitas GenSet yang dimiliki (kapasitas total dari semua genset yang ada)
Diisi dengan angka jumlah kapasitas GenSet, tuliskan ke dalam kotak yang tersedia dimulai dari
kotak paling belakang. Apabila jumlah genset lebih dari satu, maka yang dimasukkan adalah
kapasitas total dari semua genset yang ada.
Tuliskan kapasitas genset yang dimiliki pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan
Rincian 23 : Mampu menyediakan listrik secara terus menerus untuk penerangan dan
menggerakkan peralatan serta mesin di kamar bedah, kamar bersalin,
pelayanan
gawat darurat, pelayanan laboratorium, dan pelayanan ICU.
Maksudnya ketersediaan listrik untuk penerangan dan alat medis yang tidak putus, di lokasi kamar
bedah, kamar bersalin, pelayanan gawat darurat, pelayanan laboratorium, pelayanan ICU.
40
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang telah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia.Kode 1 jika Ya atau kode 2 jika Tidak atau
kode 3 jika Tidak ada pelayanan dimaksud
POLIKLINIK
Tujuan : Mengetahui ketersediaan ruangan, kondisi, meja periksa, dan pemeriksa utama di
poliklinik.
Kuesioner poliklinik terdiri dari 7 kolom:
Kolom 2. Poliklinik.
Tertulis jenis poliklinik yang ada di RS.
Kolom 3. Ketersediaan
Menerangkan ada atau tidaknya jenis poliklinik tersebut di RS. Apabila bangunan sedang dalam
tahap pembangunan atau belum difungsikan maka dianggap tidak tersedia. Apabila ruangan
dipergunakan secara bersama-sama dengan poliklinik lain (pada hari yang berbeda), maka
dianggap ada dan dinilai sebagaimana ruang terpisah.
Tuliskan kode 1 jika Ada dan lanjutkan ke kolom 4
Tuliskan kode 2 jika Tidak dan lanjutkan ke baris berikutnya
Kolom 4. Luas Ruangan (dalam m2) (tanyakan,disertai telaah dokumen/denah ruangan, dan
bila perlu hitung langsung luas ruangan poliklinik)
Umumnya ruang klinik memiliki luas antara 12 24 m2
Diisi dengan angka yang menandakan luas dalam satuan meter persegi. Pengisian luas bangunan
dapat dilakukan dengan cara :
1. Enumerator menanyakan pada responden.
2. Apabila responden tidak tahu luas bangunan, maka dijajaki penggunaan sumber data lain
mengenai luas ruangan, yakni dari dokumen dan atau denah bangunan dengan mengkonversi
ukuran dari skala denah.
3. Apabila hal itu juga tidak memungkinkan, maka penghitungan luas bangunan dapat dilakukan
dengan memperkirakan lebar/panjang ruangan.
Enumerator mengisi kotak sesuai dengan luas ruangan (m2), dengan memperhatikan sbb:
1. Apabila ruangan dipergunakan secara bersama-sama dengan poliklinik lain (pada hari yang
berbeda), maka dianggap ada dan dinilai sebagaimana ruang terpisah.
2. Apabila satu klinik pelayanan dilakukan pada beberapa ruangan yang berbeda, maka penilaian
luas ruangan dilakukan secara kumulatif.
41
1. Dokter Spesialis, dokter yang secara akademis mempunyai keahlian dan kewenangan spesialisasi
tertentu.
2. Dokter Umum, dokter yang secara akademis mempunyai keahlian dan kewenangan sebagai dokter.
3. Dokter Gigi, dokter yang secara akademis mempunyai keahlian dan kewenangan sebagai dokter gigi.
4. Bidan, adalah seseorang yang lulus dari D1 (Sekolah Bidan), Akademi (DIII) Kebidanan, DIV
Kebidanan dan mempunyai keahlian dan kewenangan untuk melakukan praktek kebidanan sesuai
peraturan institusi tersebut.
5. Perawat, seseorang yang lulus dari Pendidikan Perawatan (SPK, DIII Keperawatan/AKPER, S1, S2, S3
Keperawatan) mempunyai keahlian dan kewenangan untuk melakukan Asuhan Keperawatan sesuai
peraturan institusi tersebut.
6. Lainnya, yang tidak termasuk 1, 2,3,4 dan 5.
42
Rincian 36 : Klinik Saraf
Yaitu ruang tempat konsultasi, pemeriksaan, dan pengobatan pasien penyakit syaraf, termasuk
klinik sub spesialisnya.
Kondisi bangunan rawat inap RS yang dimaksud harus dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan yang optimal.
Kuesioner Untuk kondisi bangunan rawat inap terdiri dari 8 kolom
Kolom 3. Jumlah tempat tidur (Jika isian 000 lanjutkan ke nomor berikutnya) (disertai
telaah dokumen)
Diisi dengan informasi jumlah tempat tidur dari ruang rawat inap yang disebutkan pada kolom 2.
Kotak pertama untuk ratusan, kotak kedua untuk puluhan dan kotak ke 3 untuk satuan.
43
pada kolom 2.
1. Kotak diisi dengan angka 1 jika kondisi tempat tidur seluruhnya baik (kondisi kasur dan bantal, ranjang,
kaki-kaki, cat)
2. Kotak diisi dengan angka 2 jika kondisi tempat tidur sebagian besar baik
3. Kotak diisi dengan angka 3 jika kondisi tempat tidur sebagian besar rusak
4. Kotak diisi dengan angka 4 jika kondisi tempat tidur seluruhnya rusak
Rincian 44 : Kelas 1
Yaitu ruang rawat inap yang digolongkan sebagai ruang rawat inap kelas 1 oleh RS yang bersangkutan.
Rincian 45 : Kelas 2
Yaitu ruang rawat inap yang digolongkan sebagai ruang rawat inap kelas 2 oleh RS yang bersangkutan.
Rincian 46 : Kelas 3
Yaitu ruang rawat inap yang digolongkan sebagai ruang rawat inap kelas 3 oleh RS yang bersangkutan.
Rincian 48 : ICU
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang
menderita penyakit,cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam
nyawa. ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang
fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang
berpengalaman dalam pengelolaan keadaaan-keadaan tersebut.
Terdapat pelayanan ICU primer, sekunder dan tersier.
Pelayanan ICU primer adalah pelayanan yang harus mampu memberikan pengelolaan resusitatif
segera untuk pasien gawat, dukungan kardio respirasi jangka pendek dan mempunyai peran penting
44
dalam pemantauan dan pencegahan penyulit pada pasien yang yang berisiko; ICU primer harus
mampu memberikan ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskular sederhana selama beberapa
jam
Pelayanan ICU sekunder pelayanan yang harus mampu memberikan standar ICU umum yang tinggi,
mampu memberikan tunjangan ventilasi mekanis lebih lama, mampu melakukan tunjangan hidup
yang lain tetapi tidak selalu kompleks sifatnya.
Pelayanan ICU tersier adalah pelayanan intensif tertinggi dan harus mampu memberikan pelayanan
tertinggi termasuk tunjangan hidup multisistem yang komplek dalam jangka waktu yang tidak
terbatas. ICU tersier harus mampu melakukan ventilasi mekanis tunjangan renal ekstrakorporal dan
pemantauan kardiovaskuler dalam waktu jangka tidak terbatas.
Rincian 49 : PICU
Pediatric intensive care unit (PICU) merupakan ICU tersier yang digunakan untuk pasien anak yang
memerlukan perawatan intensif.
Rincian 50 : NICU
Neonates intensive care unit (NICU) merupakan ICU tersier digunakan untuk pasien neonatus yang
memerlukan perawatan intensif.
Rincian 52 : HCU
High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan di Rumah Sakit bagi pasien dengan kondisi respirasi,
hemodinamik,dan kesadaran yang stabil yang masih memerlukan pengobatan, perawatan, dan observasi
secara ketat.
Sarana komunikasi dan informasi adalah seperangkat alat atau sarana yang digunakan dalam
mempermudah proses komunikasi dan informasi. Alat/ sarana tersebut dimiliki oleh institusi RS
dan digunakan untuk kepentingan RS. Tidak termasuk yang dimiliki oleh pribadi atau kelompok.
Untuk pertanyaan nomor 54 59, enumerator menanyakan pada petugas RS yang berkompeten (Bagian
IPRS/ IPSRS) dan menelaah data/ dokumen yang ada.
Kuesioner sarana komunikasi dan informasi terdiri dari 4 kolom :
45
dan berapa jumlah alat yang berfungsi
Rincian 55 : Telepon
Cukup jelas
Rincian 57 : Faksimili
Yaitu alat komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan dokumen dengan menggunakan suatu
perangkat yang mampu beroperasi melalui jaringan telepon dengan hasil yang serupa dengan
aslinya.(dengan jaringan kabel maupun nirkabel).
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ya atau kode 2 jika Tidak
Untuk pertanyaan nomor 60 65, enumerator menanyakan pada petugas RS yang berkompeten (Bagian
IPRS) dan melihat data/dokumen yang ada.
Kuesioner Kendaraan Rumah Sakit terdiri dari 4 kolom :
Kolom 3. Jumlah (Jika tidak ada isikan kode 00 dan lanjutkan ke baris berikutnya)
Diisi dengan informasi jumlah sarana yang disebutkan pada kolom 2. Kotak pertama untuk puluhan dan
kotak kedua untuk satuan.
46
Tuliskan pada kotak yang tersedia, berapa jumlah kendaraan rumah sakit keseluruhan dan
bagaimana kondisinya (jumlah yang baik, rusak masih berfungsi, dan tidak dapat berfungsi)
Rincian 60 : Ambulans
Yaitu kendaraan yang digunakan untuk mengantar atau menjemput pasien dari dan keluar RS.
Rincian 64 : Sepeda
Yaitu sepeda yang digunakan untuk kepentingan operasional RS termasuk sepeda dinas jika ada.
Blok ini bertujuan untuk mengetahui semua informasi yang berkaitan dengan pelayanan berbagai
klinik yang terdapat di Rumah Sakit Umum.
Kolom 3. Ketersediaan
Yang dimaksud adalah ketersediaan jenis klinik yang disebutkan pada kolom 2.
Tuliskan jawaban dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ada atau kode 2 jika Tidak.
Jika jawaban kode 1 Ada, lanjutkan ke kolom 4 (empat)
Jika jawaban kode 2 Tidak, lanjutkan ke nomor berikutnya
47
Yang dimaksud hari kerja adalah Senin sampai Jumat atau Senin sampai Sabtu, sesuai dengan
ketentuan wilayah yang bersangkutan.
Tuliskan jawaban dalam kotak yang tersedia.
Kode 1 jika Setiap hari kerja, kode 2 jika Empat hari perminggu, kode 3 jika Tiga hari
perminggu, kode 4 jika Dua hari perminggu, kode 5 jika Sehari perminggu
Kolom 9. Jumlah rata-rata kunjungan pasien tiap bulan dalam tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Diisikan dalam dua kolom masing-masing 6 digit. Cara pengisian dimulai dengan digit
terakhir/kelima.Digit keenam untuk satuan, digit kelima untuk puluhan, digit keempat untuk
ratusan, digit ketiga untuk ribuan, digit kedua untuk puluhan ribu, digit kesatu untuk ratusan ribu.
Maksudnya adalah jumlah rata-rata kunjungan pasien dalam masing-masing klinik tiap bulan
dalam tahun 2010. Termasuk di dalamnya pasien baru dan lama.
Tuliskan jumlah rata-rata kunjungan pasien tiap bulan dalam tahun 2010 pada titik-titik dan
kotak yang telah disediakan
Enumerator menanyakan dan melakukan telaah dokumen kunjungan pasien baru dan lama. Bila
sepanjang tahun 2010 terdapat 28.800 kunjungan pasien baru, maka enumerator harus membaginya
dengan 12 bulan untuk memperoleh rata-rata kunjungan pasien baru perbulan. Untuk kasus
tersebut : 28.800 / 12 = 2.400 kunjungan pasien baru. Contoh : 2.400 maka ditulis
2 4 0 0
POLIKLINIK/KLINIK
Rincian 1 13: Lihat pada rincian 26 - 38 POLIKLINIK (mengenai ketersediaan ruang dll)
PELAYANAN POLIKLINIK
Rincian 14a : Data tentang komplikasi serius akibat prosedur pengobatan pada anak pada
tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud dengan komplikasi serius adalah gejala/penyakit yang mengancam nyawa yang
terjadi akibat suatu prosedur pengobatan/tindakan pada anak, yang terjadi tahun 2010.
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data komplikasi tersebut, meskipun data tersebut tidak
tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang dimaksud namun belum dilakukan
rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan enumerator diminta untuk
menghitung jumlah komplikasi serius akibat prosedur pengobatan anak pada tahun 2010.
48
Bila jawaban kode 2 Tidak lanjut ke pertanyaan 15
Rincian 14b : Jumlah komplikasi serius akibat prosedur pengobatan pada anak pada tahun
2010
Tuliskan jumlah komplikasi yang terjadi pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan)
Rincian 15b : Pelayanan penegakan diagnosis Tb melalui Skoring Tb pada anak (disertai
observasi
pelayanan dan atau telaah dokumen)
RS mampu melakukan penegakan diagnosis Tuberkulosis melalui Skoring Tb pada anak.
Enumerator menanyakan pada responden dan melihat adanya catatan penegakkan diagnosis
Tuberkulosis pada anak dengan menggunakan sistem skoring Tb, atau melihat keberadaan Sistem
Skoring Diagnosis Tuberkulosis Anak
Dikatakan Ada bila pernyataan responden dibuktikan dengan adanya catatan penegakkan
diagnosis Tuberkulosis pada anak dengan menggunakan sistem skoring Tb atau melihat
keberadaan Sistem Skoring Diagnosis Tuberkulosis Anak.
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas Laporan Kavitas (+) BTA tidak BTA (+)
keluarga, jelas
BTA (-) atau
tidak tahu
Uji Negatif Positif
Tuberkulin
Status Gizi BB/TB <90% Klinis gizi buruk atau
atau BB/U BB/TB <70% atau
<80% BB/U <60%
Demam tanpa sebab jelas 2 minggu
Batuk 3 minggu
Pembesaran Kelenjar Limfe 1 cm, jumlah >1, tidak nyeri
Kolli, Aksila, Inguinal
Pembengkakan tulang/sendi Ada pembengkakan
panggul, lutut, falang
Foto Normal/ Tidak jelas Infiltrat Kalsifikasi + infiltrat
Pembesaran kelenjar Pembesaran kelenjar
Konsolidasi +infiltrat
segmental/lobar
Atelektasis
Catatan:
Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter
Jika dijumpai skrofuloderma langsung didiagnosis TB
Berat badan dinilai saat datang
Demam dan batuk tidak ada respons terhadap terapi sesuai baku
Foto rontgen bukan alat diagnosis utama pada TB anak
Semua anak dengan reaksi cepat BCG harus dievaluasi dengan sistem skoring TB anak
49
Didiagnosis TB jika jumlah skor 6 (skor maksimal 14). Cut off point ini masih bersifat
tentatif/ sementara, nilai definitif menunggu hasil penelitian yang sedang dikerjakan.
Sumber: Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak, UKK Pulmonologi PP IDAI, 2005
Rincian 15c : Data jumlah pasien rawat jalan Tb yang ditangani dengan strategi DOTS
pada tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Cukup jelas
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah pasien rawat jalan Tb yang ditangani dengan
strategi DOTS pada tahun 2010, meskipun data tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS
memiliki data yang dimaksud namun belum dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan
memiliki data, dan enumerator diminta untuk menghitung jumlah pasien rawat jalan Tb yang
ditangani dengan strategi DOTS pada tahun 2010.
Rincian 15d : Jumlah pasien rawat jalan Tb yang ditangani dengan strategi DOTS pada
tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Tuliskan jumlah pasien rawat jalan Tb yang ditangani dengan strategi DOTS pada tahun 2010
pada titik-titik dan kotak yang disediakan
Rincian 15e : Data jumlah pasien rawat jalan Tb yang ditangani di RS pada tahun 2010
(disertai telaah dokumen)
Cukup jelas
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah pasien rawat jalan Tb yang ditangani di RS
pada tahun 2010, meskipun data tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data
yang dimaksud namun belum dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data,
dan enumerator diminta untuk menghitung jumlah pasien rawat jalan Tb yang ditangani di RS pada
tahun 2010.
Rincian 15f : Jumlah pasien rawat jalan Tb yang ditangani di RS pada tahun 2010
(disertai telaah dokumen)
Tuliskan jumlah pasien rawat jalan Tb yang ditangani RS pada tahun 2010 pada titik-titik dan
kotak yang disediakan
50
Untuk rincian 18 22 disediakan pilihan jawaban:
Kode 1 jika Ada atau kode 2 jika Tidak
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang sudah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia
Rincian 18 : Unit gawat darurat (UGD)
Yang dimaksud adalah pelayanan yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit
dan cedera yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya.
Rincian 22 : Pintu UGD menghadap ke arah yang dapat di akses langsung oleh ambulans
tanpa
mundur (disertai observasi)
Cukup jelas.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Yaatau Kode 2 jika Tidak
51
Yang dimaksud adalah air yang dapat dipakai untuk kegiatan operasional UGD tanpa pengolahan. Yang
dimaksud dengan cukup artinya mencukupi untuk kebutuhan di UGD sesuai persepsi responden
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Yaatau Kode 2 jika Tidak
Rincian 27 : Program pelatihan dan pengembangan staf UGD (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah kursus, diklat, seminar, simposium, dll bagi staf Unit Gawat Darurat yang sudah
dirancang oleh pihak rumah sakit. Bisa dilakukan dengan cara mengirim staf untuk mengikuti kursus,
diklat, seminar, simposium atau magang.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ada, setiap tahun. Kode 2 jika Ada, tidak setiap tahun. Kode 3 jika Tidak
Selain ditanyakan kepada responden juga ditunjukkan bukti dokumennya
RINCIAN PELAYANAN GAWAT DARURAT
Rincian 29a : Jumlah dokter yang bertugas di UGD (sesuai SK tentang nakes di ruang
UGD)
Yang dimaksud adalah dokter yang bertugas khusus di UGD (bisa dilihat dari SK/Struktur
Organisasi/Daftar Dokter yang bertugas di UGD).
Jika ada data, tuliskan jumlah dokter yang bertugas di UGD pada kotak yang telah disediakan
Rincian 29b : Jumlah perawat dan bidan yang bertugas di UGD (sesuai SK tentang nakes
di ruang UGD)
Yang dimaksud adalah perawat dan bidan yang bertugas khusus di UGD (bisa dilihat dari
SK/Struktur Organisasi/ Daftar perawat dan bidan yang bertugas di UGD
Jika ada data, tuliskan jumlah perawat dan bidan yang bertugas di UGD pada kotak yang telah
disediakan
Rincian 30 : Jumlah tenaga kesehatan di UGD yang memiliki sertifikat pelatihan gawat
darurat
(sesuai struktur organisasi di ruang UGD)
Yang dimaksud adalah dokter dan perawat di UGD yang mempunyai sertifikat pelatihan
kegawatdaruratan (PPGD,BLS, BTLS/BCLS, GELS, ATLS, ACLS, dan APLS).
Jika ada data, tuliskan jumlah tenaga kesehatan yang memiliki sertifikat pelatihan gawat darurat
pada kotak yang telah disediakan
Rincian 31 : Rata-rata lama waktu tanggap pelayanan oleh tenaga paramedis di UGD
dalam satuan menit (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah rata-rata waktu yang dihitung mulai pasien datang di UGD sampai
mendapat pelayanan tenaga paramedis. Merupakan hasil pembagian jumlah kumulatif waktu yang
diperlukan sejak kedatangan pasien sampai dilayani oleh paramedis dengan jumlah seluruh pasien
yang datang.
Jika ada data, tuliskan rata-rata lama waktu tanggap pelayanan oleh tenaga paramedis dalam
satuan menit pada kotak yang telah disediakan
Rincian 32 : Rata- rata lama waktu tanggap pelayanan dokter di UGD (disertai telaah
dokumen)
52
Yang dimaksud adalah rata-rata waktu yang dihitung mulai pasien datang di UGD sampai
mendapat pelayanan dokter. Merupakan hasil pembagian jumlah kumulatif waktu yang diperlukan
sejak kedatangan pasien sampai dilayani oleh dokter dengan jumlah seluruh pasien yang datang.
Jika ada data, tuliskan lama waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat pada kotak yang
telah disediakan
Rincian 33 : Jumlah pasien gawat darurat pada tahun 2010 (diluar kasus death on arrival)
(disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah pasien yang datang ke UGD dan teregistrasi sebagai pasien, di luar pasien
yang datang sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Jika ada data, tuliskan Jumlah pasien gawat darurat tahun 2010 pada kotak yang telah disediakan
Rincian 34 : Jumlah kematian pasien gawat darurat 24 jam selama tahun 2010 (diluar
kasus death on arrival) (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah pasien meninggal di ruangan gawat darurat yang terjadi dalam periode 24
jam sejak pasien datang, diluar kasus pasien yang datang sudah dalam keadaan meninggal atau
death on arrival (DOA).
Jika ada data, tuliskan jumlah kematian pasien gawat darurat tahun 2010 pada kotak yang telah
disediakan
53
Untuk Rincian 43 a dan b:
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ada atau Kode 2 jika Tidak
Selain ditanyakan kepada responden juga ditunjukkan bukti dokumennya
Rincian 43a : SPO penatalaksanaan gawat darurat anak (disertai telaah dokumen SPO)
SPO adalah dokumen yang menjelaskan proses-proses kerja dalam UGD. SPO dapat disebut dengan nama
lain dalam rumah sakit, asalkan dokumen ini berisi proses-proses kerja. SPO penatalaksanaan gawat
darurat anak berisi proses-proses pelayanan medis yang bersifat keilmuan mengenai penatalaksanaan
gawat darurat anak, bentuknya dapat berupa pedoman-pedoman (guidelines), skema-skema pengambilan
keputusan (termasuk prosedur kerja), maupun buku-buku. SPO dapat diterbitkan oleh RS yang
bersangkutan, organisasi profesi, Kementerian Kesehatan.
Rincian 43b : SPO penatalaksanaan gawat darurat dewasa (disertai telaah dokumen SPO)
Cukup jelas
C. PELAYANAN BEDAH
Rincian 45a : Data mengenai waktu tunggu operasi elektif tahun 2010 (hari)
Cukup jelas.
Bila jawaban kode 2 Tidak lanjut ke pertanyaan 46
Rincian 45b : Rata-rata lama waktu tunggu operasi elektif tahun 2010 (hari)
Yang dimaksud adalah tenggang waktu mulai dokter memutuskan untuk operasi yang terencana sampai
dengan operasi mulai dilaksanakan (tidak termasuk waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan penunjang,
yang biasanya dilakukan dengan berobat jalan, pemeriksaan ini harus sudah diselesaikan terlebih dahulu).
Perkecualian : bila ada hal-hal di pihak pasien yang mengharuskannya menunggu, misalnya ada penyulit,
dan lain-lain). Merupakan hasil bagi antara jumlah kumulatif waktu tunggu operasi elektif dari seluruh
pasien yang dioperasi dengan jumlah pasien yang dioperasi selama tahun 2010. Standarnya adalah 2
hari.
Tuliskan lama waktu tunggu operasi elektif tahun 2010 dalam satuan hari pada titik-titik dan salin ke
dalam kotak yang tersedia
54
Pertanyaan 47-60 merupakan pertanyaan ketersediaan data
Tuliskan satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 Ada jika terdapat data atau Kode 2 Tidak jika tidak ada data
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data yang dimaksud,
meskipun data tersebut tidak tercatat setiap bulan.
Rincian 51 : Kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi
Yang dimaksud adalah kejadian dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi tertinggal
secara tidak sengaja di dalam tubuh pasien setelah suatu tindakan pembedahan.
Rincian 57 : Kejadian kegagalan peralatan anestesi yang menyebabkan hipoksemia pada pasien
Yang dimaksud adalah malfungsi peralatan anestesi yang digunakan pada saat tindakan anestesi
sehingga menyebabkan hipoksemia.
Hipoksemia adalah penurunan tekanan parsial oksigen dalam darah, secara spesifik bila tekanan <
60 mmHg atau saturasi oksigen hemoglobin < 90%. Hipoksemia dapat dilihat dari penurunan
kadar saturasi oksigen pada monitor (<90%).
55
Yang dimaksud adalah trauma pada organ yang terjadi akibat tindakan anestesi, misalnya gigi
patah atau laserasi lidah saat intubasi, dll
Rincian 62 : Jumlah meja operasi total (bedah sentral, bedah 24 jam, bedah umum, bedah
obstetri, tidak termasuk meja operasi yang ada di poliklinik)
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah total meja operasi yang ada di RS tersebut, baik
yang ada di bagian bedah sentral, ruang IGD, kamar operasi, ataupun bedah umum.
Rincian 63 : Jumlah tenaga perawat (anestesi dan bedah) yang bertugas di instalasi bedah
(disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah jumlah perawat yang penempatannya khusus di instalasi bedah, baik itu
perawat anestesi ataupun perawat bedah yang bertugas di ante room (kamar persiapan operasi);
kamar induksi anestesi; kamar pulih (Recovery Room); kamar operasi; dan kamar resusitasi; ruang
penyimpanan peralatan,linen dan obat; ruang ganti pakaian; ruang istirahat petugas; ruang
pengumpulan peralatan dan linen bekas pakai operasi.
Rincian 66 : Pemisahan ruang penyimpanan peralatan, linen dan obat farmasi dari ruang
operasi
(disertai observasi)
56
Di dalam melakukan operasi, diperlukan hal-hal seperti peralatan, linen dan obat farmasi.
Terkadang dengan sedikitnya ruang yang tersedia, hal-hal tersebut disimpan menyatu di kamar
operasi.
Rincian 69 : Ruang pengumpulan peralatan dan linen bekas pakai operasi (disertai
observasi)
Apabila suatu operasi telah selesai dilakukan, apakah peralatan dan linen tersebut dikumpulkan di
dalam ruang yang khusus atau tidak.
Rincian 70 : Pemisahan antara daerah steril dan non steril (disertai observasi)
Kamar operasi adalah daerah steril, apakah terdapat pemisahan yang jelas daerah steril dengan
daerah yang tidak steril. Pemisahan berupa adanya ante-room (ruang antara).
Rincian 71 : Pintu keluar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang tidak terlihat
oleh pasien
dan pengunjung (disertai observasi)
Adanya pintu keluar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor sehingga tidak terlihat pasien dan
pengunjung.
57
selama tahun 2010
Rincian 79b : Jumlah operasi One Day Surgery (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah operasi dimana pasien dalam perawatan selama operasi tersebut hanya
menempati tempat tidur kurang dari 24 jam. Contoh yang dapat tergolong ke dalam operasi ODS
antara lain kuretase, operasi lipoma, khitan, dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan pelayanan perawatan intensif adalah perawatan terpisah yang berada dalam
rumah sakit, dikelola khusus untuk perawatan pasien dengan kegawatan yang mengancam nyawa
akibat penyakit, pembedahan atau trauma dan diharapkan dapat disembuhkan (reversible) dan
menjalani kehidupan sosial dengan terapi intensif yang menunjang (support fungsi vital tubuh)
pasien tersebut selama masa kegawatan. Terapi supportif dengan obat dan alat meliputi fungsi
pernafasan, sirkulasi, sistem syaraf pusat, sistem pencernaan, ginjal, dll yang bertujuan agar
ancaman kematian dapat dikurangi dan harapan sembuh kembali normal dapat ditingkatkan.
Meliputi antara lain :
ICU: Intensive Care Unit adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang
khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi
pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa
atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis buruk. ICU menyediakan kemampuan dan
sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan
menggunakan ketrampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam
pengelolaan keadaaan-keadaan tersebut unit pelayanan khusus pada pasien yang membutuhkan
perawatan intensif.
NICU : Neonate Intensive Care Unit, merupakan ICU tersier (ICU tersier : pelayanan intensif
tertinggi dan harus mampu memberikan pelayanan tertinggi termasuk tunjangan hidup
multisistem yang komplek dalam jangka waktu yang tidak terbatas. ICU tersier harus mampu
melakukan ventilasi mekanis tunjangan renal ekstrakorporal dan pemantauan kardiovaskuler
dalam waktu jangka tidak terbatas), digunakan untuk pasien neonatus yang memerlukan
perawatan intensif
PICU : Pediatric Intensive Care Unit, merupakan ICU tersier yang digunakan untuk pasien anak
yang memerlukan perawatan intensif
58
HCU : High Care Unit, adalah unit pelayanan di Rumah Sakit bagi pasien dengan kondisi
respirasi, hemodinamik,dan kesadaran yang stabil yang masih memerlukan pengobatan,
perawatan, dan observasi secara ketat.
CICU/ICCU : Cardiac Intensive Care Unit, merupakan ICU tersier digunakan untuk pasien jantung yang
memerlukan perawatan intensif
Rincian 82a : Data jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di unit pelayanan perawatan
intensif
Yang dimaksud adalah tenaga kesehatan yang bertugas di unit pelayanan perawatan intensif adalah
jumlah keseluruhan dokter, dokter spesialis, perawat khusus dan perawat yang bertugas di unit
pelayanan perawatan intensif sesuai dengan struktur organisasi RS. Tidak termasuk dokter lain
(spesialis dan non spesialis) yang tidak terdaftar dalam struktur Unit Perawatan Intensif.
Rincian 82b : Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di unit pelayanan perawatan intensif
(disertai telaah dokumen)
Tuliskan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di unit pelayanan perawatan intensif pada titik-
titik dan kotak yang telah disediakan
Rincian 83a : Data jumlah tenaga kesehatan di unit pelayanan perawatan intensif yang
telah
memiliki sertifikat pelatihan (disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah data jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di unit pelayanan perawatan
intensif yang telah memiliki sertifikat pelatihan kegawatdaruratan (PPGD, BCLS, ACLS, FCCS,
dan sebagainya).
Rincian 83b : Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di unit pelayanan perawatan intensif
yang
telah memiliki sertifikat pelatihan perawatan intensif(disertai telaah
dokumen)
Tuliskan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di unit pelayanan perawatan intensif yang telah
memiliki sertifikat pelatihan perawatan intensif pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan
Rincian 84a : Jumlah dokter spesialis yang bertugas di unit pelayanan perawatan intensif
(disertai
telaah dokumen)
Tuliskan jumlah dokter spesialis (anestesi dan spesialis lain sesuai kasus) yang bertugas di unit
pelayanan perawatan intensif pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan
Rincian 84b : Jumlah perawat yang bertugas di unit pelayanan perawatan intensif (disertai
59
telaah dokumen).
Tuliskan jumlah perawat yang bertugas di unit pelayanan perawatan intensif pada titik-titik dan
kotak yang telah disediakan
60
Kolom 4. BOR tahun 2010 (dalam %)
Diisi dengan capaian BOR RS untuk setiap jenis pelayanan perawatan intensif yang disebutkan
pada kolom 2 (dalam %). Diisi pada kotak-kotak yang tersedia. Nilai dilakukan pembulatan, bila
0,5 dibulatkan ke atas, bila < 0,5 dibulatkan ke bawah.
Rincian 91 : Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama
< 72 jam
(disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah pasien yang kembali ke perawatan intensif dari ruang rawat inap dengan kasus
yang sama dalam waktu < 72 jam selama tahun 2010. Standarnya adalah 3% dari jumlah total
pasien di perawatan intensif.
Tuliskan jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama <72 jam
pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan
Rincian 94 : Jumlah pasien anak yang dirawat > 14 hari (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah total jumlah pasien yang berumur 0 14 tahun yang dirawat di ICU, NICU,
dan PICU dengan lama >14 hari selama tahun 2010.
Tuliskan jumlah anak yang menjalani perawatan intensif > 14 hari pada titik-titik dan kotak yang
telah disediakan
61
Rincian 95a : Luas ruang rawat kelas 3 (tiga) yang terbesar (disertai observasi)
Cukup jelas. Bila ada beberapa ruangan di RS yang diperuntukkan bagi pasien kelas 3, maka yang dihitung
luasnya hanya salah satu ruangan yang paling besar (paling luas). Tuliskan luas ruang rawat kelas 3
tersebut dalam m2 dan salin pada kotak yang tersedia.
Rincian 95b : Jumlah tempat tidur di ruang rawat kelas 3 (tiga) terluas (pertanyaan 95a)
(disertai observasi)
Maksudnya adalah jumlah tempat tidur pada rincian 95a, yakni pada ruang kelas 3 yang paling besar
(paling luas)
Rincian 100 : Jumlah kematian sebelum operasi/pre operative death (disertai telaah
dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah total pasien rawat inap yang meninggal di rumah sakit sebelum
operasi yang direncanakan selama tahun 2010 (khusus kasus yang akan dioperasi).
Rincian 101 : Jumlah pasien Infark Miokardium Akut (IMA) (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah total pasien serangan jantung akibat terhentinya sirkulasi darah
untuk otot jantung secara tiba-tiba, selama tahun 2010.
62
Rincian 102 : Jumlah pasien jantung koroner (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah pasien yang mengalami jantung akibat terhentinya aliran darah pada
arteri koronaria selama tahun 2010.
Rincian 103 : Jumlah pasien keluar hidup dari menjalani rawat inap
Yang dimaksud adalah jumlah total pasien yang pulang dari perawatan inap dalam keadaaan sehat
atau cacat, selama tahun 2010.
Rincian 104 : Jumlah pasien rawat inap yang menjalani rawat inap kembali (re-admisi)
yang tidak direncanakan dalam waktu 48 jam setelah dipulangkan
Yang dimaksud adalah jumlah total pasien yang kembali menjalani rawat inap tanpa rencana dalam
waktu 2 (dua) hari setelah pulang dari rumah sakit, selama tahun 2010.
63
Jika ada data, tuliskan jumlah tempat tidur untuk pasien gangguan jiwa pada titik-titik dan kotak
yang telah disediakan
Rincian 111 : Jumlah Dokter plus jiwa (GP plus, MOMH) (disertai telaah dokumen)
Dokter plus jiwa adalah dokter umum yang mendapatkan pelatihan dengan kurikulum khusus di
bidang kedokteran jiwa, umumnya diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan, Kementerian
Kesehatan, atau Dinas Kesehatan bekerja sama dengan lembaga lain. Tugas dokter plus jiwa
adalah memberikan pelayan kedokteran jiwa terutama psychiatric intensif care bagi pasien dengan
gawat darurat psikiatri, kasus akut, serta yang tidak dapat ditangani di puskesmas. Nama lain
dokter plus jiwa antara lain General Practitioner Plus (GP plus) , atau Medical Officers of Mental
Health (MOMH)
Tuliskan jumlah dokter plus jiwa (GP plus, MOMH) pada titik-titik dan kotak yang telah
disediakan
Rincian 112a : Jumlah pasien gangguan jiwa yang dirawat (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah pasien gangguan jiwa yang dirawat tahun 2010.
Rincian 112b : Jumlah seluruh pasien gangguan jiwa yang menunjukkan gejala dan tanda
agresif di gawat darurat (disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah jumlah seluruh pasien gangguan jiwa yang menunjukkan gejala dan tanda
agresif dalam situasi gawat darurat.
Rincian 112c : Jumlah pasien gangguan jiwa yang dapat ditenangkan dalam waktu 48 jam
(disertai telaah dokumen)
Pasien dapat ditenangkan adalah pasien dengan gangguan jiwa yang dengan intervensi medis tidak
lagi menunjukkan gejala dan tanda agresif yang dapat mencelakakan diri sendiri maupun orang
lain sebagai akibat gangguan jiwa yang diderita. Standarnya adalah 100%.
Rincian 112d : Jumlah kematian pasien gangguan jiwa karena bunuh diri (disertai telaah
dokumen)
Yang dimaksud adalah kematian pasien dengan gangguan jiwa (psikosis, skizofrenia, depresi
berat, dll) yang dilakukan dengan tindakan bunuh diri. Cara bunuh diri antara lain melakukan
jeratan pada leher, sayatan pada pembuluh darah, minum insektisida.
Rincian 113 : Jumlah re-admisi pasien gangguan jiwa dalam waktu 1 bulan (disertai
telaah dokumen)
Readmission pasien adalah pasien kembali menjalani rawat inap dalam waktu kurang dari 1 bulan
setelah perawatan inap terakhir.
Rincian 114 : Average Length of Stay (AvLoS) perawatan pasien gangguan jiwa (dalam
hari) (disertai telaah dokumen)
64
AvLoS adalah rata-rata lama hari seorang pasien dirawat. Ini merupakan indikator tingkat efisiensi
dan dapat juga menjadi indikator mutu apabila dikaitkan dengan gangguan tertentu.
AvLoS = Jumlah hari perawatan pasien keluar (hidup +mati)
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Rincian 115 : Bed Occupancy Rate (BOR) pasien ruang perawatan gangguan jiwa (dalam
persen) (disertai telaah dokumen)
BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Ini merupakan
salah satu indikator pemanfaatan tempat tidur di RS.
BOR = Jumlah hari perawatan pasien gangguan jiwa x 100%
Jumlah tempat tidur x Jumlah hari per satuan waktu (tahun 2010)
Rincian 118 : Dokter yang bertugas di ruang perinatal/neonatal (sesuai SK tentang nakes di
ruang
perinatal/neonatal
Yang dimaksud adalah dokter yang bertugas khusus di ruang perinatal/neonatal (bisa dilihat dari
SK/Struktur Organisasi/Daftar Dokter yang bertugas di ruang perinatal/neonatal)
Rincian 119 : Perawat yang bertugas di ruang perinatal/neonatal (sesuai SK tentang nakes
ruang
perinatal/neonatal)
Yang dimaksud adalah perawat yang bertanggung jawab di ruang perinatal/neonatal (bisa dilihat
dari SK/Struktur Organisasi/Daftar Perawat yang bertugas di ruang perinatal/neonatal)
Rincian 120 : Bidan yang bertugas di ruang perinatal/neonatal (sesuai SK tentang nakes
ruang
perinatal/neonatal)
Yang dimaksud adalah perawat yang bertanggung jawab di ruang perinatal/neonatal (bisa dilihat
dari SK/Struktur Organisasi/Daftar Bidan yang bertugas di ruang perinatal/neonatal)
65
Rincian 121 : Pendidikan dan pelatihan petugas perinatal/neonatal (disertai telaah
dokumen)
Pendidikan dan pelatihan meliputi semua bentuk pendidikan dan pelatihan formal yang
diselenggarakan oleh institusi yang bersangkutan maupun institusi lain, baik yang bersifat
penyegaran maupun pendidikan berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan pegawai (medis dan non medis). Enumerator harus melihat
langsung laporan tertulis kegiatan termaksud, jika responden memilih jawaban 1 atau 2.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ada, setiap tahun
Kode 2 jika Ada, tidak setiap tahun
Kode 3 jika Tidak
Selain ditanyakan kepada responden juga ditunjukkan bukti dokumennya (laporan kegiatan)
66
Pertanyaan 128-137 didahului dengan pertanyaan ketersediaan data:
Jika jawaban kode 1 Ada, lanjutkan ke kolom selanjutnya, kemudian
tuliskan jumlahnya pada titik titik dan kotak yang telah disediakan
Jika jawaban kode 2 Tidak, lanjutkan ke baris berikutnya
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah yang dimaksud, meskipun data tersebut
tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang dimaksud namun belum dilakukan
rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan enumerator diminta untuk
menghitung jumlahnya
selama tahun 2010.
Rincian 128 : Jumlah ibu bersalin tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah ibu yang melahirkan, termasuk dengan cara sectio/operasi
persalinan, selama tahun 2010.
Rincian 129a : Jumlah ibu bersalin dengan pendarahan tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah pendarahan yang terjadi pada saat kehamilan, semua kala persalinan dan nifas.
Rincian 129b : Jumlah ibu bersalin dengan pre-eklampsia/eklampsia tahun 2010 (disertai
telaah dokumen)
Pre-eklampsia/eklampsia mulai terjadi pada kehamilan trimester kedua, merupakan kumpulan dua
dari tiga tanda yaitu:
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik >110 mmHg
Proteinuria > 5 gr/24 jam . 3+/4+ pada pemeriksaan kualitatif
Oedem tungkai
Eklampsia adalah tanda pre-eklampsia yang disertai dengan kejang dan atau penurunan kesadaran
Rincian 129c : Jumlah ibu bersalin dengan sepsis tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat penanganan aborsi, persalinan dan nifas yang
tidak ditangani dengan tepat oleh pasien atau penolong.
Rincian 130a : Jumlah kematian ibu bersalin akibat pendarahan tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Yang dimaksud adalah kematian ibu akibat pendarahan yang terjadi pada saat kehamilan , semua
kala persalinan dan nifas. Standarnya adalah 1% dari jumlah ibu bersalin dengan pendarahan
Rincian 130b : Jumlah kematian ibu bersalin akibat pre-eklampsia/eklampsia tahun 2010
(disertai
telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah kematian ibu akibat pre-eklampsia/eklampsia.
Standarnya adalah 30% dari jumlah ibu bersalin dengan pre-eklampsia/eklampsia
Rincian 130c : Jumlah kematian ibu bersalin akibat sepsis tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Yang dimaksud adalah kematian ibu akibat sepsis. Standarnya adalah 0,2% dari jumlah ibu
bersalin dengan sepsis
Rincian 131a : Jumlah ibu bersalin dengan seksio sesaria tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah ibu melahirkan dengan cara seksio sesaria selama tahun 2010.
Seksio sesaria adalah tindakan persalinan melalui pembedahan abdominal baik elektif maupun
emergensi
Rincian 131b : Jumlah ibu bersalin dengan seksio sesaria yang meninggal tahun 2010
(disertai telaah dokumen)
Cukup jelas.
67
Rincian 132 : Jumlah peserta KB mantap tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
KB mantap yaitu KB yang menggunakan metode operasi yang aman dan sederhana pada alat
reproduksi manusia dengan tujuan menghentikan fertilitas oleh tenaga yang kompeten.
Rincian 132a : Jumlah peserta KB mantap MOP (Metode Operasi Pria) tahun 2010 (disertai
telaah
dokumen)
MOP adalah operasi/sterilisasi untuk pria. MOP dilakukan dengan vasektomi yaitu menutup vas
deferens yang menyalurkan sperma dari pusat produksinya di testis. Data dapat diperoleh dari
ruang operasi.
Rincian 132b : Jumlah peserta KB mantap MOW (Metode Operasi Wanita) tahun 2010
(disertai telaah
dokumen)
MOW adalah operasi/sterilisasi untuk wanita. MOW dilakukan dengan tubektomi yaitu menutup
saluran telur (tuba falopii) wanita. Data diperoleh dari ruang persalinan.
Rincian 132c : Jumlah total peserta KB mantap pria dan wanita tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah peserta keluarga berencana dengan operasi/sterilisasi pada pria
maupun wanita. Data diperoleh dari ruang persalinan (untuk operasi/sterilisasi wanita) dan dari
ruang operasi (untuk operasi/sterilisasi pria).
Rincian 133 : Jumlah peserta konseling KB mantap tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah peserta bimbingan/penyuluhan tentang keluarga berencana mantap
bagi peserta KB mantap.
Enumerator menanyakan pada responden dan melakukan telaah dokumen/ catatan konseling
peserta KB mantap.
Rincian 134a : Jumlah bayi yang ditolong persalinannya tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah bayi yang ditolong persalinannya oleh dokter maupun bidan di RS
selama tahun 2010.
Rincian 134b : Jumlah bayi lahir mati tahun 2010 tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah kematian janin yang sudah tidak menunjukkan tanda kehidupan berupa
bernafas, adanya denyut jantung, denyut tali pusat yang terjadi sebelum janin dikeluarkan dari
rahim ibunya selama tahun 2010
Rincian 135 : Jumlah trauma bayi tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah bayi yang mengalami trauma sengaja/tidak sengaja akibat
pertolongan persalinan, selama tahun 2010.
Rincian 136a : Jumlah bayi berat badan lahir rendah (BBLR) tahun 2010
Yang dimaksud adalah total jumlah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 - 2500 gram selama
tahun 2010
Rincian 136b : Jumlah bayi BBLR (1500-2500 gram) yang berhasil ditangani tahun 2010
(disertai telaah
dokumen)
Dengan mengetahui jumlah BBLR (1500-2500 gram) yang berhasil ditangani maka akan
tergambar kemampuan RS dalam menangani BBLR. Standarnya adalah 100% dari jumlah BBLR
tahun 2010.
68
PELAYANAN OBSTETRI NEONATUS EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)
Pelayanan Obstetri Neonatal emergensi Komprehensif (PONEK) merupakan upaya pelayanan
komprehensif di RS untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang
kegiatannya di samping mampu melaksanakan seluruh pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar
(PONED) ditambah transfusi darah, bedah caesar dan perawatan neonatal secara intensif
Rincian 138 : Dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik
secara umum
maupun emergensi
Maksudnya adalah dokter jaga yang terlatih di UGD yang bertugas untuk mengatasi kasus
emergensi baik secara umum maupun emergensi obstetrik-neonatal
Rincian 139 : Dokter yang telah mengikuti pelatihan tim PONEK di RS meliputi resusitasi
neonatus,
kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus
Pelatihan tim PONEK yaitu pelatihan yang meliputi resusitasi neonatus, kegawatdaruratan
obstetrik dan neonatus.
Rincian 140 : Bidan yang telah mengikuti pelatihan tim PONEK di RS meliputi resusitasi
neonatus,
kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus
Cukup jelas. Lihat rincian 139
Rincian 141 : Perawat yang telah mengikuti pelatihan tim PONEK di RS meliputi resusitasi
neonatus,
kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus
Cukup jelas. Lihat rincian 139
Rincian 142 : SPO penerimaan dan penanganan pasien kegawat-daruratan obstetrik dan
neonates
(disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah SPO mengenai penerimaan dan penanganan pasien kegawatdaruratan obstetrik
dan neonatal
Rincian 144 : Waktu tanggap UGD, kamar bersalin dan pelayanan darah
69
Sesuai dengan kriteria Rumah Sakit PONEK, standar respon time UGD, Kamar Bersalin, dan
Pelayanan Darah memiliki standar waktu tertentu Waktu tanggap UGD < 10 menit, Kamar bersalin
< 30 menit, dan pelayanan darah 1 jam.
Rincian 144b : Waktu tanggap kamar bersalin 30 menit (disertai telaah dokumen)
Waktu tanggap kamar bersalin adalah waktu yang diperlukan mulai dari pasien diputuskan untuk
menjalani persalinan sampai dengan kesiapan kamar bersalin menerima pasien tersebut. Kesiapan
kamar bersalin termasuk kesiapan tenaga yang berkompeten untuk melakukan pertolongan
persalinan baik fisiologis maupun dengan penyulit. Dalam RS PONEK ditargetkan waktu tanggap
di kamar bersalin 30 menit
Jika jawaban responden Ya, enumerator diminta menelaah dokumen mengenai waktu tanggap
kamar bersalin
Rincian 144c : Waktu tanggap pelayanan darah 1 jam (disertai telaah dokumen)
Waktu tanggap pelayanan darah adalah waktu yang dibutuhkan mulai dari permintaan darah
diberikan kepada unit transfusi darah/Bank Darah/PMI sampai dengan kantong darah yang
dibutuhkan tersebut diterima oleh petugas yang menangani ibu bersalin. Dalam RS PONEK
ditargetkan waktu tanggap di pelayanan darah 1 jam
Jika jawaban responden Ya, enumerator diminta menelaah dokumen mengenai waktu tanggap
pelayanan darah
Rincian 145 : Kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi bila ada
kasus
emergensi obstetrik atau umum
Maksudnya kamar operasi siap siaga/selalu siap dipakai selama 24 jam untuk melakukan operasi
bila ada kasus emergensi obstetrik.
Rincian 146 : Kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari
30 menit
Yang dimaksud dengan kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari
30 menit adalah kamar untuk proses persalinan yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu
kurang dari 30 menit dihitung sejak mulai diputuskan waktu pelaksanaan operasi oleh dokter.
Dikatakan Ada bila responden menyatakan ada kamar bersalin dengan kemampuan seperti yang
disebutkan di atas.
Rincian 147 : Tim yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-waktu
meskipun
on call
Maksudnya adalah tim yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-waktu, jadi
selalu ada tim yang siap apabila dibutuhkan operasi mendadak, meskipun tidak berada di RS.
Dikatakan Ada bila responden menyatakan ada tim yang siap melakukan operasi atau
melaksanakan tugas sewaktu-waktu meskipun on call.
70
Rincian 148 : Pelayanan darah yang siap 24 jam
Maksudnya pelayanan darah selalu siap 24 jam dalam melayani kebutuhan darah pasien.
Dikatakan Ada bila responden menyatakan ada pelayanan darah yang siap 24 jam.
Rincian 149 : Laboratorium siap selama 24 jam berperan dalam pelayanan PONEK
Maksudnya laboratorium selalu siap 24 jam dalam pelayanan PONEK
Dikatakan Ada bila responden menyatakan ada laboratorium yang siap selama 24 jam.
Rincian 150 : Radiologi siap selama 24 jam yang berperan dalam pelayanan PONEK
Maksudnya instalasi radiologi selalu siap 24 jam dalam pelayanan PONEK
Dikatakan Ada bila responden menyatakan bagian radiologi siap berperan selama 24 jam.
Rincian 151 : Ruang Pemulihan (Recovery Room/ RR) siap selama 24 jam yang berperan
dalam
pelayanan PONEK
Maksudnya Ruang Pemulihan (Recovery Room/ RR) selalu siap 24 jam dalam pelayanan PONEK
Dikatakan Ada bila responden menyatakan ada ruang pemulihan yang siap 24 jam.
Rincian 152 : Fasilitas farmasi dan alat penunjang siap selama 24 jam yang berperan
dalam
pelayanan PONEK
Maksudnya fasilitas farmasi dan alat penunjang selalu siap 24 jam dalam pelayanan PONEK
Dikatakan Ada bila responden menyatakan fasilitas farmasi dan alat penunjang siap selama 24
jam.
Rincian 153a. : Protokol pelaksanaan dan Rincian tugas pelayanan PONEK (disertai
telaah dokumen)
Cukup jelas.
Dikatakan Ada apabila pernyataan responden dibuktikan dengan adanya dokumen protokol
pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan PONEK.
71
Untuk rincian 155 168 disediakan pilihan jawaban:
Kode 1 jika Ada atau kode 2 jika Tidak
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang sudah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia
Rincian 155 : Kebijakan tertulis mengenai penggunaan ASI Eksklusif (disertai telaah
dokumen)
Kebijakan tertulis mengenai penggunaan ASI Eksklusif dapat berupa : kebijakan melarang promosi
PASI (Pengganti Air Susu Ibu), botol, dot; melarang hadiah sampel dan pasokan atau bahan
promosi produk tersebut untuk ibu hamil.
Rincian 156 : Pelatihan yang dilakukan untuk mendukung kebijakan penggunaan ASI
Ekslusif
Pelatihan yang mendukung kebijakan penggunaan ASI Eksklusif meliputi orientasi kebijakan
makanan bayi, promosi ASI, manajemen laktasi, dan sebagainya.
Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan yang diikuti oleh petugas rumah sakit terkait dengan
dukungan pelaksanaan kebijakan tersebut, seperti inisiasi menyusui dini, cara menyusui yang
benar, manajemen laktasi dan sebagainya.
Pembuktian dilakukan dengan melakukan probing lebih lanjut mengenai jenis pelatihan apa, siapa
yang mengikuti, dan kapan pelatihan tersebut dilakukan.
Rincian 157 : Catatan ibu hamil yang berdiskusi mengenai ASI dan manajemen laktasi
(disertai
telaah dokumen)
Catatan yang dimaksud adalah catatan konseling ibu hamil yang di ruang ANC/Ante Natal Care
(poliklinik kebidanan) mengenai ASI dan manajemen laktasi.
Enumerator mengkonfirmasi dengan melihat catatan tersebut pada buku catatan Klinik ANC (Ante
Natal Care). Dikatakan Ada bila pernyataan petugas (responden) sejalan dan dapat dibuktikan
dengan keberadaan catatan tersebut.
Rincian 158 : Bayi sesegera mungkin kontak dengan ibu setelah dilahirkan
Selambat-lambatnya dalam 1 jam pertama, telah dilakukan kontak fisik (skin to skin contact)
antara ibu bersalin dan bayinya.
Enumerator menanyakan pada petugas (responden). Dikatakan ya bila pernyataan petugas sesuai
dengan hasil observasi/konfirmasi ibu.
Kode 1 jika Ya atau kode 2 jika Tidak
Rincian 160 : Bimbingan kepada Ibu mengenai cara menyusui (disertai observasi)
Ditanyakan pada responden apakah dilakukan bimbingan kepada Ibu mengenai cara menyusui.
Bila memungkinkan, enumerator mengobservasi langsung hal tersebut atau mengkonfirmasi
dengan menanyakan pada ibu bersalin (recall). Dikatakan Ada bila pernyataan petugas sesuai
dengan hasil
observasi/konfirmasi ibu.
72
Dikatakan ya bila pernyataan petugas sesuai dengan hasil observasi/konfirmasi ibu.
Rincian 162 : Dilakukan rawat gabung antara ibu dan bayi (disertai observasi)
Ditanyakan pada responden apakah dilakukan rawat gabung antara ibu dan bayi. Rawat gabung
adalah rawat bersama antara ibu dan bayi (tidak dipisahkan). Bila memungkinkan, enumerator
mengobservasi langsung hal tersebut atau mengkonfirmasi pada Ibu. Dikatakan ya bila
pernyataan petugas sesuai dengan hasil observasi
Rincian 163 : Ibu dianjurkan untuk menyusui kapanpun bayi lapar (disertai observasi)
Ditanyakan pada responden apakah dianjurkan pada ibu untuk menyusui kapanpun bayi lapar. Bila
memungkinkan, enumerator menanyakan pada ibu mengenai hal terkait. Dikatakan ya bila
pernyataan petugas sesuai dengan hasil konfirmasi.
Rincian 165 : Data jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan pertama setelah kelahiran bayi,
dimana bayi tidak diberikan asupan lain selain ASI.
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah bayi yang dberi ASI eksklusif tahun 2010,
meskipun data tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang dimaksud
namun belum dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan enumerator
diminta untuk menghitung jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif selama tahun 2010.
Rincian 166 : Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Tuliskan jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif tahun 2010 pada kotak yang telah disediakan
Rincian 167 : Data jumlah bayi yang bermasalah dalam laktasi tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Cukup jelas.
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah bayi yang bermasalah dalam laktasi tahun
2010, meskipun data tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang dimaksud
namun belum dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan enumerator
diminta untuk menghitung jumlah bayi yang bermasalah dalam laktasi selama tahun 2010.
Rincian 168 : Jumlah bayi yang bermasalah dalam laktasi tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Tuliskan jumlah bayi yang bermasalah dalam laktasi tahun 2010 pada kotak yang telah disediakan
73
Rincian 169a : RS memiliki pelayanan laboratorium patologi kinik
Cukup jelas.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang sudah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia
Kode 1 jika Ya atau kode 2 jika Tidak
Bila jawaban kode 2 Tidak lanjut ke pertanyaan H
Rincian 170 : Latar belakang pendidikan kepala instalasi laboratorium patologi klinik di
RS
Cukup jelas
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika jawabanDokter Spesialis Patologi Klinik. Kode 2 jika jawaban Dokter Spesialis
Lain
Kode 3 jika jawaban Dokter Umum. Kode 4 jika jawaban Lain-lain
PETUGAS LABORATORIUM PK
Rincian 171 : Jumlah tenaga medis yang bertugas (disertai telaah dokumen)
Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di laboratorium meliputi tenaga medis, paramedis, dan
petugas administrasi serta pekarya nonmedis lainnya. Pada pertanyaan ini hanya ditanyakan jumlah
tenaga medis yang bertugas di laboratorium Patologi Klinik (PK).
Rincian 172 : Jumlah tenaga analis/tenaga teknis lain (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud dengan tenaga analis adalah tenaga yang memiliki latar belakang pendidikan
terakhir D-III atau D-IV Analis Kesehatan. Termasuk tenaga teknis lain yang bertugas di
laboratorium.
Rincian 174: Program pendidikan dan pelatihan petugas laboratorium tahun 2010 (disertai
telaah dokumen)
Pendidikan dan pelatihan meliputi semua bentuk pendidikan dan pelatihan formal yang
diselenggarakan oleh institusi yang bersangkutan maupun institusi lain, baik yang bersifat
penyegaran maupun pendidikan berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan pegawai (medis dan non medis) yang dilakukan pada tahun 2010.
Enumerator harus melihat langsung laporan tertulis kegiatan termaksud, jika responden memilih
jawaban 1.
74
Kode 1 jika Adaatau Kode 2 jika Tidak
Rincian 175 : SPO mengenai pelayanan pasien di laboratorium (disertai telaah dokumen)
Yaitu dokumen yang menjelaskan proses-proses kerja dalam laboratorium. SPO dapat disebut
dengan nama lain di RS asalkan dokumen ini berisi proses-proses kerja. SPO Pelayanan
Laboratorium berisi proses-proses pelayanan mulai dari pendaftaran, pengambilan spesimen,
pengelolaan spesimen, pemeriksaan, dan penyerahan hasil pemeriksaan. Bentuknya dapat berupa
pedoman-pedoman (guidelines), skema-skema pengambilan keputusan (termasuk prosedur kerja),
maupun buku-buku.
Rincian 176 : SPO mengenai penanganan petugas bila tertusuk benda tajam (disertai telaah
dokumen)
Cukup jelas
Rincian 177 : SPO mengenai penanganan limbah laboratorium (disertai telaah dokumen)
a) Yang dimaksud dengan limbah yaitu termasuk:Limbah cair : semua sisa bahan pemeriksaan yang
berbentuk cair dan campuran antara bahan pemeriksaan berbentuk cair dengan reagensia, contohnya
pelarut organik, reagensia untuk pengujian, air bekas cucian alat, sisa spesimen, dll
b) Limbah padat infeksius : semua sisa-sisa bahan pemeriksaan yang berbetuk padat dan campuran
antara bahan pemeriksaan dengan reagensia berbentuk fisik padat yang berpotensi mengandung
mikroorganisme hidup, seperti bakteri, virus, riketsia, parasit, jamur atau suatu rekombinan hybrid
atau muatan yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan.
c) Limbah padat non infeksius : semua sisa-sisa bahan pemeriksaan yang berbetuk padat dan campuran
antara bahan pemeriksaan dengan reagensia berbentuk fisik padat yang berpotensi tidak menularkan
penyakit. Contohnya : kertas, alat tulis kantor, dll
d) Tempat penampungan benda tajam : tempat penampungan khusus untuk menampung jarum dan
benda tajam bekas pakai lainnya yang tahan tusukan / goresan benda tajam, umumnya berwarna
merah untuk buatan USA dan berwarna kuning untuk negara lain, dan dilengkapi dengan tutup
masuk satu arah (benda yang telah masuk tidak dapat keluar lagi)
e) Tempat penampungan sementara : tempat penampungan sampah tidak permanen yang diletakkan
pada lokasi mudah dijangkau petugas pengangkut sampah, yang dikosongkan dan dibersihkan
sekurang kurangnya tiap 24 jam.
f) Tempat penampungan akhir : tempat penampungan limbah sebelum diolah ke incinerator atau IPAL.
g) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) : sarana tempat mengolah limbah cair agar menurunkan kadar
COD/BOD dan bakteri sehingga dapat dibuang secara aman.
h) Incinerator : tempat pemusnahan limbah padat dengan cara dibakar pada suhu tinggi yang dilengkapi
dengan blower.
Seharusnya terdapat fasilitas penampungan masing-masing limbah tersebut secara terpisah disertai
dengan fasilitas pengolahannya.Enumerator harus melihat langsung fasilitas pembuangan limbah
laboratorium, jika responden memilih jawaban Ada.
Rincian 179 : SPO mengenai penggunaan alat laboratorium (disertai telaah dokumen)
Yaitu dokumen tentang penggunaan alat-alat laboratorium.
RUANGAN DI LABORATORIUM PK
75
Untuk rincian 180-188 disediakan pilihan jawaban:
Kode 1 jika Ada, Kode 2 jika Tidak
Tuliskan satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang sudah diverifikasi oleh enumerator
ke dalam kotak yang tersedia
Rincian 180 : Ruang pendaftaran pasien (loket) terpisah dari ruang lainnya (disertai
observasi)Adalah ruang untuk pasien mendaftar dan mengambil hasil pemeriksaan laboratorium
Rincian 181 : Ruang pengambilan spesimen terpisah dari ruang lainnya (disertai observasi)
Adalah ruang untuk pasien diambil darahnya oleh petugas laboratorium
Rincian 182 : Ruang pengumpulan spesimen terpisah dari ruang lainnya (disertai observasi)
Adalah ruang untuk mengumpulkan spesimen pasien sebelum dilakukan pemeriksaan
Rincian 183 : Ruang pemeriksaan spesimen terpisah dari ruang lainnya (disertai observasi)
Adalah ruang di dalamnya terdapat alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium
Rincian 184 : Ruang administrasi terpisah dari ruang lainnya (disertai observasi)
Adalah ruang untuk melaksanakan pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan hasil
pemeriksaan laboratorium dan administrasi lainnya
Rincian 185 : Ruang khusus penyimpanan arsip hasil pemeriksaan terpisah dari ruang
lainnya
(disertai observasi)
Adalah ruangan tersendiri yang disediakan untuk menyimpan arsip hasil pemeriksaan. Hasil
pemeriksaan adalah sesuatu yang bersifat rahasia, sehingga diperlukan ruang khusus untuk
penyimpanan arsipnya.
Rincian 186 : Ruang tunggu pasien terpisah dari ruang lainnya (disertai observasi)
Cukup jelas
Rincian 187 : Gudang reagen terpisah dari ruang lainnya (disertai observasi)
Cukup jelas
KEGIATAN LABORATORIUM PK
76
pemeriksaan dan tanda tangan. Enumerator harus melihat langsung laporan tertulis hasil
pemeriksaan termaksud, jika responden memilih jawaban Ada.
Rincian 192a : Data waktu tunggu pelayanan laboratorium (disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah tenggang waktu mulai pasien diambil sampel sampai dengan menerima hasil
yang sudah diekspertisi /diinterpretasikan oleh ahlinya di laboratorium. Standar waktu tunggu hasil
pelayanan yaitu 140 menit (manual). Apabila RS memiliki data yang dimaksud namun belum
dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan enumerator diminta untuk
menghitung waktu tunggu rata-rata pelayanan laboratorium pada bulan Mei 2011
Waktu tunggu pelayanan laboratorium bulan Mei 2011
P =
Pelayanan laboratorium bulan Mei 2011
Rincian 192b : Rata-rata lama waktu tunggu pelayanan laboratorium (disertai telaah
dokumen)
Merupakan hasil pembagian antara jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
pasien dengan jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium.
Diidi dengan rata-rata lama waktu tunggu pelayanan laboratorium dalam satuan menit. Tuliskan
pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan.
Rincian 193a : Laboratorium pernah mengikuti akreditasi/sertifikasi (disertai telaah
dokumen)
Cukup jelas
Bila jawaban kode 2 Tidak lanjut ke pertanyaan 194
77
Yang dimaksud adalah adanya kegiatan evaluasi pelaksanaan pelayanan laboratorium yang
dibuktikan dengan adanya dokumen atau laporan tertulis tentang kajian, penilaian dan surveilens
hasil kegiatan pelayanan laboratorium. Enumerator harus melihat langsung laporan tertulis hasil
evaluasi atau catatan/notulen evaluasi termaksud, jika responden memilih jawaban Ada.
Rincian 195 : Jumlah total pasien yang diperiksa di laboratorium (disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah jumlah total pasien rawat jalan, rawat inap dan pasien rujukan dari luar RS
yang diperiksa di laboratorium RS selama tahun 2010. Apabila pemeriksaan mikrobiologi, patologi
anatomi dan parasitologi dilakukan di dalam satu laboratorium yang sama, maka jumlah total
pasien yang diperiksa adalah jumlah total pemeriksaan seluruhnya. Jika ada pemisahan masing-
masing laboratorium patologi klinik, mikrobiologi, patologi anatomi dan parasitologi di suatu RS,
maka jumlah pasien total yang dimaksud hanyalah pasien yang dilakukan pemeriksaan di
laboratorium patologi klinik.
Rincian 196a : Jumlah total hasil pemeriksaan laboratorium (disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah jumlah total hasil pemeriksaan laboratorium yang diperiksa di RS selama tahun
2010.
Rincian 196b : Jumlah hasil pemeriksaan yang dibaca dan diverifikasi oleh tenaga ahli
(Sp.PK) (disertai telaah dokumen)
Pelaksana ekspertisi laboratorium adalah dokter spesialis patologi klinik yang mempunyai
kewenangan melakukan pembacaan hasil pemeriksaan laboratorium. Bukti dilakukan pembacaan
tersebut ditandai dengan adanya tanda tangan pada lembar hasil pemeriksaan yang dikirim kepada
dokter yang meminta.
Rincian 197a : Jumlah total hasil pemeriksaaan hematologi (disertai telaah dokumen)Maksudnya
adalah jumlah dari pemeriksaan :
a) Hematologi rutin (CBC), termasuk di dalamnya pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, hitung eritrosit,
b) Hitung lekosit, hitung trombosit, hitung eosinofil.
c) Hitung Jenis Lekosit
d) Morfologi darah tepi
Rincian 197b : Jumlah hasil pemeriksaan hematologi yang dibaca dan diverifikasi oleh
tenaga ahli (Sp.PK) (disertai telaah dokumen)
Cukup jelas
Rincian 198a : Jumlah total hasil pemeriksaaan kimia klinik (disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah jumlah dari pemeriksaan :
a) Pemeriksaan fungsi hati, termasuk di dalamnya pemeriksaan protein total, albumin, globulin, bilirubin
total, bilirubin direk, bilirubin indirek, SGOT, SGPT, ALP, Gamma GT, Cholinesterase
b) Pemeriksaan fungsi ginjal, termasuk di dalamnya pemeriksaan ureum, kreatinin, asam urat,
c) Pemeriksaan profil lipid, termasuk di dalamnya pemeriksaaan trigliserida, kholesterol total, HDL, LDL
d) Pemeriksaan enzim gastro intestinal termasuk di dalamnya pemeriksaan glukosa, amilase, lipase
e) Pemeriksaan enzim jantung, termasuk di dalamnya pemeriksaan CK, CKMB, Troponin, LDH
f) SI / TIBC
g) HbA1c (glikohemoglobin)
h) Pemeriksaan enzim terkait Muskuloskeletal
78
Rincian 198b : Jumlah hasil pemeriksaan kimia klinik yang dibaca dan diverifikasi oleh
tenaga ahli (Sp.PK) (disertai telaah dokumen)
Cukup jelas
Rincian 199a : Jumlah total hasil pemeriksaaan urinalisis (disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah jumlah dari pemeriksaan :
a) Urin lengkap
b) Darah samar
c) Leukosit esterase
d) Sedimen urin
e) Protein Bence Jones
f) Pemeriksaan glukosa urine
Rincian 199b : Jumlah hasil pemeriksaan urinalisis yang dibaca dan diverifikasi oleh tenaga
ahli (Sp.PK) (disertai telaah dokumen)
Cukup jelas
Rincian 200 : Jumlah kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium (disertai
telaah dokumen)
Maksudnya adalah kesalahan dari petugas laboratorium dalam menyerahkan hasil kepada pasien,
misalnya hasil pemeriksaan pasien A diserahkan ke pasien B.
Rincian 203a : Jumlah pasien laboratorium yang menjadi responden survei kepuasan
pelanggan
(Disertai telaah dokumen)
Jumlah total pasien yang disurvei minimal 50 orang.Tuliskan jumlah pasien laboratorium yang
menjadi responden kepuasan pelanggan tahun 2010 pada titik-titik dan kotak yang telah
disediakan
Rincian 203b : Persentase pasien yang puas terhadap pelayanan laboratorium sesuai hasil
survei kepuasan pelanggan (disertai telaah dokumen)
79
Merupakan hasil pembagian antara jumlah pasien yang puas terhadap pelayanan laboratorium
dengan jumlah pasien laboratorium yang menjadi responden survei kepuasan pelanggan pada tahun
2010 . Standarnya adalah 80% dari jumlah pasien laboratorium yang disurvei.
Tuliskan jumlah pasien laboratorium yang puas terhadap pelayanan laboratorium tahun 2010
pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan.
Rincian 204a : Data jumlah pasien yang complaint terhadap pelayanan laboratorium
(disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah pasien yang menyampaikan ketidakpuasan atas pelayanan laboratorium selama
tahun 2010.
Bila jawaban kode 2 Tidak lanjut ke pertanyaan 205
Rincian 204b : Jumlah pasien yang complaint terhadap pelayanan laboratorium (disertai
telaah dokumen)
Tuliskan jumlah pasien laboratorium yang complaint terhadap pelayanan laboratorium tahun
2010 pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ada, berfungsi baik. Kode 2 jika Ada, sudah kadaluarsa. Kode 3 jika Tidak
ada
80
Rincian 208a : Data mengenai kecelakaan kerja di laboratorium tahun 2010
Cukup jelas.
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data mengenai kecelakaan kerja di laboratorium selama
tahun 2010, meskipun data tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang
dimaksud namun belum dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan
enumerator diminta untuk menghitung jumlah kecelakaan kerja yang terjadi tahun 2010.
Rincian 208c : Jumlah kejadian kecelakaan selain tertusuk jarum tahun 2010
Tuliskan jumlah kejadian kecelakaan selain tertusuk jarum tahun 2010 pada titik-titik dan kotak
yang telah disediakan.
Untuk pertanyaan 209 dan 210, apabila program khusus tersebut tidak tercakup di laboratorium
PK, tanyakan di laboratorium lainnya (mikrobiologi dan parasitologi)
Human Immunodeficiency Virus ( HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.
Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena
tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun
penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. Umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara
lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV,
seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui
hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu
dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan
tubuh tersebut. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies
lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
81
4. PCR
Rincian 209f : Mendapat bantuan reagen/ kit untuk pemeriksaan anti HIV
Cukup jelasLingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak
yang tersedia
Kode 1 jika Yaatau Kode 2 jika Tidak
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ya, Kode 2 jika Tidak atau Kode 3 jika Tidak tahu
Rincian 210b : Tenaga yang sudah dilatih untuk melakukan pemeriksaan sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA : pemeriksaan untuk mendeteksi adanya mycobacterium tuberculosis dalam
sputum dengan pewarnaan tahan asam.
Kode 1 jika Adaatau Kode 2 jika Tidak
82
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah kasus BTA positif pada tahun 2010, meskipun
data tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang dimaksud namun belum
dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan enumerator diminta untuk
menghitung jumlah kasus BTA positif selama tahun 2010
Kode 1 jika Adaatau Kode 2 jika Tidak
83
Rincian 211e : Data jumlah kasus positif malaria pada tahun 2010
Cukup jelas
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah kasus positif malaria pada tahun 2010,
meskipun data tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang dimaksud
namun belum dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan
enumerator diminta untuk menghitung jumlah kasus positif malaria selama tahun 2010
Kode 1 jika Adaatau Kode 2 jika Tidak
Untuk pertanyaan nomor 212 s/d 218 pilih salah satu jawaban :
1. Ya memeriksa
2. Tidak memeriksa
3. Dirujuk ke laboratorium lain
4. Dirujuk ke RS lain
5. Dirujuk keluar negeri
Tuliskan kode jawaban ke dalam kotak yang telah disediakan
84
Rincian 215 : Pemeriksaan immuno serologi
a. Widal
b. TPHA
c. VDRL
d. ASTO
e. CRP Kualitatif
f. Hs CRPRF
g. RF
h. Anti HAV Total
i. Anti HAV IgM
j. HBs Ag
k. Anti HBs
l. Anti HBc
m. Hbe Ag
n. Anti Hbe
o. Anti HCV
p. HCV RNA
q. Anti Dengue
r. NS1 Dengue
s. Toxoplasma IgM
t. Toxoplasma IgG
u. Pemeriksaan faktor reumatoid, termasuk pemeriksaan CRP kualitatif, Hs CRP,RF
v. Pemeriksaan hormon tiroid, termasuk pemeriksaan TSH, T3, T4, FT4, T3 Uptake
w. Anti H.pylori
x. Anti Amoeba
85
Rincian 216 : Pemeriksaan urinalisa
a. Urin lengkap
b. Darah samar
c. Leukosit esterase
d. HCG
e. Sedimen urin
f. Protein Bence Jones
g. Hemosiderin
h. Tes kehamilan
i. Napza penyaring
j. Glukosa urin
Kolom 2. Bidang
Berisi bidang pelayanan yang diberikan oleh laboratorium
86
Tuliskan pilihan jawaban ke dalam kotak yang telah disediakan
Untuk nomor 225 232 jawaban berupa pilihan opsi yang ada pada kolom-kolom di bawah ini:
Kolom 2. Bidang
Berisi bidang pelayanan yang diberikan oleh laboratorium
Dikatakan lengkap apabila dilakukan PMI terhadap seluruh komponen jenis pemeriksaan.
Misalnya PMI Hematologi, dikatakan lengkap jika dilakukan PMI terhadap seluruh rincian
pemeriksaan hematologi seperti pada rincian 173. Demikian seterusnya
Tuliskan pilihan jawaban ke dalam kotak yang telah disediakan
Bila jawaban adalah kode 3 Tidak ikut maka tuliskan kode 3 kemudian lanjut ke baris
berikutnya
87
3 = Tidak ada
Tuliskan pilihan jawaban ke dalam kotak yang telah disediakan
H. PELAYANAN RADIOLOGI
Rincian 237 : SPO mengenai manajemen pelayanan radiologi (Disertai telaah dokumen)
88
SPO Pelayanan Radiologi adalah dokumen yang menjelaskan proses-proses kerja dalam pelayanan
pemeriksaan radiologi. SPO/Prosedur dapat disebut dengan nama lain dalam rumah sakit, asalkan
dokumen ini berisi proses-proses kerja. SPO pelayanan radiologi berisi proses-proses pelayanan mulai
dari pendaftaran, pemeriksaan, dan penyerahan hasil pemeriksaan. Bentuknya dapat berupa pedoman-
pedoman (guidelines), skema-skema pengambilan keputusan (termasuk prosedur kerja), maupun buku-
buku. SPO Manajemen pelayanan radiologi mungkin terpisah dari SPO radioterapi atau digabung.
Enumerator harus melihat langsung SPO manajemen dimaksud, jika responden memilih jawaban Ada.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung dengan keberadaan SPO dimaksud.
Rincian 238 : SPO mengenai manajemen pelayanan radioterapi (Disertai telaah dokumen)
SPO Manajemen Pelayanan Radioterapi adalah dokumen yang menjelaskan proses-proses kerja dalam
pelayanan radioterapi. SPO/Prosedur dapat disebut dengan nama lain dalam rumah sakit, asalkan
dokumen ini berisi proses-proses kerja. SPO pelayanan radioterapi berisi proses-proses pelayanan mulai
dari pendaftaran, pemeriksaan, dan pelaksanaan pelayanan radiologi untuk tujuan pengobatan.
Bentuknya dapat berupa pedoman-pedoman (guidelines), skema-skema pengambilan keputusan
(termasuk prosedur kerja), maupun buku-buku. SPO Manajemen pelayanan radioterapi mungkin
terpisah dari SPO radiologi atau digabung. Enumerator harus melihat langsung SPO manajemen
dimaksud, jika responden memilih jawaban Ada. Dikatakan Ada bila pernyataan responden
didukung dengan keberadaan SPO dimaksud.
Rincian 242 : Ruang/ loket penerimaan dan pengambilan hasil radiografi ( observasi)
Cukup jelas. Enumerator harus melihat langsung ruang termaksud, jika responden memilih
jawaban Ada.Ada
Rincian 244 3: Ruang tunggu pasien yang terpisah dari ruangan lainnya (Tanyakan dan
observasi)
Ruang tunggu adalah ruang untuk pasien menunggu giliran pemeriksaan dan mengambil hasil.
Enumerator harus melihat langsung ruang tersebut, jika responden memilih jawaban Ada.Ada
89
Rincian 245 5: Ruang untuk nuclear scanning (Tanyakan dan observasi)
Yang dimaksud adalah penggunaan substansi radioaktif untuk melihat struktur dan fungsi-
fungsi dalam tubuh. Ruang khusus ini terpisah dari ruang pemeriksaan lainnya. Enumerator
harus melihat langsung ruang termaksud, jika responden memilih jawaban Ada.Ada
Rincian 2466: Kamar gelap: (Tanyakan dan observasi)
Yang dimaksud adalah ruangan yang disediakan untuk proses pencetakan film radiologis.
Enumerator harus melihat langsung ruang termaksud, jika responden memilih jawaban
Ada.Ada
KETERSEDIAAN OBAT DAN PERALATAN BASIC LIFE SUPPORT DI INSTALASI
RADIOLOGI
Rincian 247 : Obat basic life support untuk mengatasi reaksi alergi bahan kontras (
observasi)
Ada
Yang dimaksud adalah obat-obatan untuk menekan reaksi alergi yang terjadi tak terduga, dalam
waktu singkat dan mengancam nyawa. Contoh obat basic life support antara lain adrenalin,
sulfas atropine, dan steroid. Enumerator harus melihat langsung obat-obat termaksud, jika
responden memilih jawaban Ya.
Rincian 2486 : Peralatan basic life support untuk mengatasi reaksi alergi bahan kontras: (
Tanyakan dan observasi)
Yang dimaksud adalah peralatan yang digunakan untuk mempertahankan kehidupan seseorang.
Peralatan basic life Ada
KEGIATAN INSTALASI RADIOLOGI
Rincian 250a : Data waktu tunggu pelayanan thorax foto (disertai telaah dokumen)
Cukup jelas
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah waktu tunggu pelayanan thorax foto,
meskipun data tersebut tidak tercatat setiap bulan.
Rincian 250b : Rata-rata lama waktu tunggu pelayanan thorax foto (disertai telaah
dokumen)
Maksudnya adalah jumlah keseluruhan/kumulatif waktu tunggu pelayanan thorax foto dibagi
jumlah seluruh pasien yang difoto thorax selama tahun 2010.
Apabila RS memiliki data yang dimaksud namun belum dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut
dinyatakan memiliki data, dan enumerator diminta untuk menghitung rata-rata waktu tunggu
pelayanan thorax foto pada Bulan Mei 2011.
90
Misalnya : Pada Bulan Mei 2011 tercatat ada 100 pelayanan thorax foto di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Kurusetra. Dalam catatan, keseluruhan pelayanan tersebut membutuhkan
waktu tunggu selama 3000 menit. Dengan demikian, rata-rata waktu tunggu pelayanan thorax
foto di RSUD Kabupaten Kurusetra adalah 3000/100 = 30 menit.
lama waktu tunggu thoraxfoto
Rincian 251 : Evaluasi pelaksanaan pelayanan radiologi.
Yang dimaksud adalah dokumen atau laporan tertulis tentang hasil kegiatan pelayanan radiologi.
Evaluasi pelayanan umumnya dilakukan sendiri oleh instalasi yang bersangkutan secara berkala.
Enumerator harus melihat langsung laporan tertulis hasil evaluasi termaksud, jika responden
memilih jawaban Ada.Ada
HASIL KEGIATAN RADIOLOGI TAHUN 2010
PROTEKSI RADIASI
Pertanyaan nomor 255-259 yaitu mengisikan kode jawaban pada kotak yang telah disediakan.
91
Lead apron adalah pelindung diri untuk melindungi pasien, operator, orang lain, benda dari
paparan radiasi yang tidakperlu selama prosedur pemeriksaan radiologi dilaksanakan. Alat ini
merupakan barier terhadap radiasi
I. PELAYANAN FARMASI
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang
pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam keputusan Menteri kesehatan
Nomor 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan
bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik.
Rincian 262 : Uraian tugas staf instalasi farmasi: (disertai telaah dokumen)
Cukup jelas
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang sudah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia
92
Kode 1 jika Ada untuk seluruh staf
Kode 2 jika Ada, untuk sebagian staf
Kode 3 jika Tidak ada
KETERSEDIAAN SPO
93
seleksi obat sampai distribusi ke pasien. Bentuknya dapat berupa pedoman-pedoman (guidelines),
skema-skema pengambilan keputusan (termasuk prosedur kerja), maupun buku-buku.
Enumerator menanyakan dan melakukan telaah dokumen SPO Pelayanan Kefarmasian. Dikatakan Ada
bila pernyataan responden didukung dengan keberadaan SPO Pelayanan Kefarmasian
Rincian 271 : SPO penanganan obat kadaluarsa dan obat rusak (Disertai telaah
dokumen)
SPO Penanganan obat kadaluarsa dan obat rusak adalah dokumen yang menjelaskan penanganan obat
kadaluarsa dan obat rusak. SPO/Prosedur dapat disebut dengan nama lain dalam rumah sakit, asalkan
dokumen ini berisi proses-proses kerja. Bentuknya dapat berupa pedoman-pedoman (guidelines),
skema-skema pengambilan keputusan (termasuk prosedur kerja), maupun buku-buku.
Enumerator harus melihat pedoman standar penanganan obat kadaluarsa. Dikatakan Ada bila
pernyataan responden didukung dengan keberadaan SPO penanganan obat kadaluarsa dan obat
rusak.
94
f. Ciri-ciri tertentu setelah pemakaian obat: berkeringat pada penderita demam panas setelah
memakan obat penurun panas, perubahan warna ginjal dan air seni setelah minum B
komplek,
Rifampicin.
g. Efek samping obat: contoh salep Penisilin atau salep 2-4 pada keadaan seperti gatal dan
timbul
merah disekitar kulit karena alergi.
h. Obat-obat yang berinteraksi dengan kontrasepsi oral. Tanyakan pada pasien wanita
apakah
sedang menggunakan pil KB. Contoh Rifampisin dapat mempengaruhi efektifitas pil KB.
i. Cara menyimpan obat, obat agar disimpan ditempat yang sejuk, tidak terkena matahari
langsung
dan aman serta tidak mudah dijangkau anak-anak.
Enumerator menanyakan dan mengobservasi ruang dan kegiatan konsultasi obat. Dikatakan
Ya bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan ruang dan kegiatan konsultasi obat
Enumerator menanyakan dan mengobservasi ruang produksi. Dikatakan Ada bila pernyataan
responden didukung oleh keberadaan ruang produksi.
a. Ruang produksi sediaan farmasi dengan formula khusus adalah sediaan farmasi yang
tidak tersedia di pasaran tapi dibutuhkan oleh RS. Jadi harus diproduksi oleh RS.
b. Ruang produksi sediaan farmasi dengan harga murah adalah sediaan farmasi yang bila
diproduksi sendiri oleh RS membutuhkan dana yang lebih murah dari pada jika beli di pasar
(luar RS).
c. Ruang produksi sediaan farmasi dengan kemasan yang lebih kecil, adalah sediaan
farmasi yang dikemas kembali dari volume besar menjadi beberapa volume kecil.
d. Ruang produksi sediaan farmasi yang tidak tersedia dipasaran, kadang kadang obat
lama tidak ada di pasaran masing sering diresepkan oleh dokter maka harus dibuatkan lagi.
e. Ruang produksi sediaan farmasi untuk penelitian adalah sediaan farmasi untuk kebutuhan
penelitian.
f. Ruang produksi sediaan steril, Cukup jelas. Misalnya produksi sediaan infus atau
pencampuran obat parenteral.
95
g. Ruang produksi sediaan nutrisi parenteral, adalah sediaan dari beberapa nutrisi seperti
asam amino, dektrose, lipid dll dengan takaran khusus yang disiapkan RS dalam bentuk
sediaan steril.
h. Ruang produksi rekonstruksi sediaan obat kanker adalah sediaan farmasi yang
diproduksi untuk therapi kanker.
Rincian 2779 : Toilet/WC/kamar mandi staf (tanyakan dan observasi)
Cukup jelas
Enumerator menanyakan dan mengobservasi keberadaan toilet/kamar mandi staf. Dikatakan
Ya bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan toilet/kamar mandi staf.
Rincian 2807 : Sistem informasi yang mencatat kesalahan, kecelakaan, dan keluhan dari
pasien
telaah dokumen(tanyakan dan observasi).
Pemantauan dan pelaporan efek samping obat berupa kegiatan pemantauan setiap respon
terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi. Enumerator harus
melihat dokumen tertulis tentang buku pedoman sistem informasi yang mencatat kesalahan,
kecelakaan, pemantauan dan pelaporan efek samping obat, keluhan dari pasien.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung dengan keberadaan sistem informasi yang
mencatat kesalahan, kecelakaan, pemantauan dan pelaporan efek samping obat, keluhan dari
pasien.
Rincian 281a : Data waktu tunggu pelayanan obat jadi telaah dokumen
Cukup jelas. (tanyakan dan observasi)
Enumerator harus mengobservasi waktu tunggu pelayanan obat jadi(menit)
96
Rincian 2814b : Rata-rata lama waktu tunggu pelayanan obat jadi dalam satuan
menit telaah
dokumen
Merupakan hasil pembagian antara jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi pasien
dengan jumlah pasien yang menebus obat jadi di RS selama tahun 2010. Standarnya adalah 30
menit.
(tanyakan dan observaTuliskan lama waktu tunggu pelayanan obat jadi dalam satuan menit
pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan
Rincian 229a82 : Data lama waktu tunggu pelayanan obat racikan (menit) telaah
dokumen (tanyakan dan observasi)
Enumerator menanyakan dan melakukan telaah dokumen/catatan daa lama waktu tunggu
pelayanan obat racikan. Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan
dokumen/catatan data lama waktu tunggu pelayanan obat racikan.
Rincian 2829b : Rata-rata lama waktu tunggu pelayanan obat racikan telaah
dokumen
Merupakan hasil pembagian antara jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan
pasien dengan jumlah pasien yang menebus obat racikan di RS selama tahun 2010. Standarnya
adalah 60 menit.(menit) (tanyakan dan observasi)
Tuliskan lama waktu tunggu pelayanan obat racikan dalam satuan menit pada titik-titik dan
kotak yang telah disediakan
Rincian 2836 : Laporan obat kadaluarsa dan obat rusak tahun 2010 telaah dokumen
(tanyakan dan observasi)
Cukup jelas.
Enumerator harus melihat laporan obat kadaluarsa dan obat rusak. Dikatakan Ada bila
pernyataan responden didukung dengan keberadaan laporan obat kadaluarsa dan obat rusak
tahun 2010
97
Rincian 285a : Memiliki formularium ( telaah dokumen(tanyakan dan observasi)
Cukup jelas
Bila jawaban kode 2 Tidak lanjut ke pertanyaan 285d
Rincian 285b : Memiliki data kepatuhan menulis resep sesuai formularium ( telaah
dokumen(tanyakan dan observasi)
Cukup jelas
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ya, 4 bidang spesialisasi
Kode 2 jika Ya < 4 bidang spesialisasi
Kode 3 jika Tidak punya
Resep yang diambil adalah resep hari pada pengumpulan data, resep untuk pasien umum,
bukan resep untuk pasien ASKES/Jamkesmas/Jamkesda/SKTM.
Bila di rumah sakit yang bersangkutan terdapat instalasi farmasi dan apotek pendamping maka
masing-masing diambil 5 lembar resep dewasa dan 5 lembar resep anak. Contoh, bila di suatu
rumah sakit terdapat apotek koperasi dan apotek kimia farma, maka resep yang diambil:
5 lembar dewasa dan 5 lembar resep anak dari depo obat/apotek rawat jalan yang berada di
bawah instalasi farmasi RS
5 lembar resep dewasa dan 5 lembar resep anak dari apotek koperasi.
5 lembar resep dewasa dan 5 lembar resep anak dari apotek kimia farma.
Seluruh lembar resep yang diambil, supaya di foto kopi atau disalin di kertas tersendiri :
Pada resep yang di foto kopi, setiap nama obat yang tertera pada R/ harus ditulis ulang
dengan huruf balok (bukan huruf sambung) beserta kekuatannya agar dapat terbaca.
Resep disalin nama obat beserta kekuatannya dengan huruf balok agar dapat terbaca.
Enumerator dapat meminta bantuan apoteker atau asisten apoteker untuk membaca dan
menuliskan nama obat yang tertera pada resep.
*Kekuatan: yang dimaksud dengan kekuatan obat adalah kadar obat berkhasiat yang di kandung
oleh obat. Contohnya: Amoksisilin 500 mg. CTM 4 mg. Maka yang disebut kekuatan untuk
amoksisilin adalah 500mg dan untuk CTM 4 mg.
98
Obat generik adalah : obat generik yang merupakan obat program pemerintah yang harganya
diatur penuh oleh pemerintah.
Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup
upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia pada unit
pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
Hasil pengumpulan data akan dibuatkan tabel yang memuat persentase peresepan obat generik
dan persentase peresepan obat esensial
Kolom 3. Kemasan
Berisi bentuk kemasan obat
Kolom 4. Ketersediaan
Diisi dengan ketersediaan obat : 1. Ada
2. Tidak ada ke baris selanjutnya
Tulis kode jawaban ke dalam kotak yang telah disediakan
Kolom 6. Kadaluarsa
Diisi dengan ada tidaknya obat yang kadaluarsa :
1. Ada, jika ada obat yang kadaluarsa. Misalnya dari 1000 tablet ACT ada 50 tablet yang
kadaluarsa.
2.Tidak , jika tidak ada obat yang kadaluarsa
Tulis kode jawaban ke dalam kotak yang telah disediakan
Rincian 287 : Jumlah total lembar resep yang dilayani telaah dokumen
Yang dimaksud adalah tersedianya data mengenai jumlah lembar resep yang dilayani selama
tahun 2010.
Diisi jumlah total lembar resep yang dilayani tahun 2010, yang merupakan penjumlahan dari
lembar resep instalasi farmasi (a) dan lembar resep dari apotik pendamping (b).
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah total resep yang dilayani, meskipun data
tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang dimaksud namun belum
dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan enumerator diminta
untuk menghitung jumlah total resep yang dilayani tahun 2010
Jika ada data, tuliskan jumlahnya pada kolom 3 (tiga)
99
Rincian 288 : Kejadian kesalahan pemberian obat
Kesalahan pemberian obat meliputi: salah dalam pemberian jenis obat, salah dalam memberikan
dosis, salah orang dan salah jumlah. Standarnya adalah 0%.
Rincian 289 : Kesalahan pemberian obat oleh apotek
Yang dimaksud adalah kesalahan pemberian obat di instalasi farmasi, di ruang rawat inap yang
dilakukan oleh apotek.
(tanyakan dan observasi)
Rincian 95 : Ruang penyimpanan bahan makanan basah dan kering yang terpisah
Cukup jelas
100
Rincian 298 : Program pendidikan dan pelatihan untuk staf gizi (disertai telaah
dokumen)Pendidikan dan pelatihan meliputi semua bentuk pendidikan dan pelatihan formal
yang diselenggarakan oleh institusi yang bersangkutan maupun institusi lain, baik yang bersifat
penyegaran maupun pendidikan berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan pegawai (medis dan non medis).
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan dokumen tertulis/catatan
kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk staf gizi
Lingkari satu kode jawaban untuk tiap-tiap pertanyaan di bawah sesuai jawaban responden dan
pindahkan ke dalam kotak yang tersedia.
Kode 1 jika Ada, setiap tahun atau kode 2 jika Ada, tidak setiap tahun atau kode 3 jika
Tidak
Selain ditanyakan kepada responden juga ditunjukkan bukti dokumennya
Rincian 299 : Petugas yang telah dilatih tata laksana gizi buruk disertai telaah dokumen
Yang dimaksud adalah petugas RS yang telah mengikuti pelatihan penatalaksanaan pasien
berstatus gizi buruk.
Rincian 300 : Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga pengelola gizi (disertai telaah
dokumen)
Pemeriksaan kesehatan berkala adalah hak setiap pegawai, termasuk tenaga pengelola gizi.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan catatan tersebut
Rincian 301 : Monitoring dan evaluasi pelayanan gizi disertai telaah dokumenEvaluasi
adalah kegiatan yang berupa audit internal dan/atau management review. Audit internal
(termasuk audit medis) adalah kegiatan untuk menilai apakah staf telah memberikan pelayanan
sesuai standar. Management review adalah kegiatan manajemen dalam mengevaluasi hasil
temuan audit internal dan mengevaluasi standar-standar yang berlaku yang dibuktikan dengan
adanya risalah rapat. Dokumen monitoring dan evaluasi pelayanan gizi dapat berupa risalah atau
notulen rapat. Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan dokumen
tersebut
Rincian 302 :Survei kepuasan gizi bagi pasienyang dilakukan dalam 3 tahun terakhir
disertai telaah dokumen
Survei kepuasan merupakan salah satu kegiatan untuk evaluasi mutu pelayanan, umumnya
dilakukan berkala.
Dokumen hasil survei kepuasan gizi bagi pasien yang dilakukan dalam 3 tahun terakhir.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan dokumen hasil survei
kepuasan gizi tersebut
Rincian 303 : RS mampu membuat formula khusus untuk anak dengan gizi buruk
disertai telaah dokumen
Yang dimaksud adalah kemampuan untuk membuat berbagai formula untuk penanganan pasien
anak dengan gizi buruk. Dokumen yang dimaksud adalah dokumen kegiatan pembuatan formula
khusus untuk anak dengan gizi buruk. Dikatakan Ya bila pernyataan responden didukung oleh
keberadaan dokumen tertulis/catatan kegiatan pembuatan berbagai formula khusus untuk
penanganan pasien anak dengan gizi buruk.
Lingkari satu kode jawaban untuk tiap-tiap pertanyaan di bawah sesuai jawaban responden dan
pindahkan ke dalam kotak yang tersedia.
Kode 1 jika Yaatau Kode 2 jika Tidak
101
Untuk rincian 304 305 disediakan pilihan jawaban:
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang sudah diverifikasi oleh enumerator dan
salin ke dalam kotak yang tersedia
Kode 1 jika Ada atau kode 2 jika Tidak
Rincian 304a : Sistem informasi yang mencatat kesalahan, kecelakaan petugas disertai
melihat sistem informasi
Sistem informasi yang dimaksudkan adalah sistem informasi di instalasi gizi yang
memungkinkan menghimpun seluruh informasi tentang kesalahan dan kecelakaan kerja petugas
Dapat dilakukan dengan bantuan komputer dan program/software khusus.
Enumerator harus melihat langsung sistem informasi tersebut. Dikatakan Ada bila pernyataan
responden didukung oleh keberadaan sistem informasi tentang kesalahan dan kecelakaan kerja
petugas pada pelayanan gizi.
Rincian 304b : Sistem informasi yang mencatat keluhan pasien tentang pelayanan disertai
melihat
sistem informasi
Sistem informasi yang dimaksudkan adalah sistem informasi di instalasi gizi yang
memungkinkan menghimpun seluruh informasi tentang keluhan pasien. Dapat dilakukan dengan
bantuan komputer dan program/software khusus.
Enumerator harus melihat langsung sistem informasi tersebut. Dikatakan Ada bila pernyataan
responden didukung oleh keberadaan sistem informasi tentang keluhan dari pasien terhadap
pelayanan gizi.
Rincian 305a : Catatan sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien tahun 2010 (disertai
telaah
dokumen)
Sisa makanan adalah porsi makanan yang tersisa yang tidak dimakan oleh pasien (sesuai dengan
pedoman asuhan gizi RS) selama tahun 2010. Standarnya adalah 20% dari porsi utuh.
Enumerator harus melihat langsung catatan sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan catatan tersebut.
Dikatakan Ada apabila RS memiliki catatan sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
tahun 2010, meskipun data tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang
dimaksud namun belum dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan
enumerator diminta untuk menghitung rata-rata jumlahnya selama tahun 2010
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Yaatau Kode 2 jika Tidak
Pelayanan rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsi
yang diakibatkan oleh keadaan kondisi sakit, penyakit atau cedera melalui panduan intervensi
medik, keterapian fisik, dan atau rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal.
102
Rincian 307 : RS memiliki pelayanan rehabilitasi medis
Cukup jelas.
Rincian 309 : Jumlah tenaga (medis dan paramedis) yang bertugas di bagian rehabilitasi
medis
Maksudnya adalah jumlah seluruh tenaga baik medis maupun paramedis yang bertugas di
bagian rehabilitasi medis.
Rincian 309a : Data jumlah tenaga di bagian rehabilitasi medis disertai telaah dokumen
Yang dimaksud adalah jumlah seluruh tenaga medis, paramedis dan perawat yang tercantum
dalam struktur organisasi bagian rehabilitasi medik.
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah tenaga yang dimaksud, meskipun data
tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang dimaksud namun belum
dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan enumerator diminta
untuk menghitung jumlahnya pada tahun 2010
Rincian 309b : Jumlah tenaga medis, paramedis dan perawat di bagian rehabilitasi medik
(disertai telaah dokumen)
Tuliskan jumlahjumlah tenaga medis, paramedis dan perawat di bagian rehabilitasi medikpada
titik-titik dan kotak yang telah disediakan
Rincian 311 : Ruang khusus untuk pemeriksa (dokter psikolog) (disertai observasi)
Ruang petugas adalah ruang yang diperuntukkan bagi petugas pemeriksa untuk melakukan
kegiatan selain pemeriksaan dan terapi.Enumerator harus melihat langsung ruangan termaksud.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan ruang petugas pemeriksa
tersebut.
103
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan ruang pemeriksaan/
penilaian/ assessment tersebut.
Rincian 316 : Ruang tunggu pasien yang terpisah dari ruang lainnya
Yang dimaksud adalah ruang untuk pasien menunggu giliran pemeriksaan dan terapi.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan ruang tunggu pasien
tersebut.
Rincian 320 : Pencatatan pemeriksaan dan penanganan pasien rehabilitasi medis disertai
telaah
dokumen
104
Dikatakan Ada bila pernyataan responden dibuktikan dengan adanya dokumen pencatatan
pemeriksaan dan penanganan pasien rehabilitasi
Rincian 323 : Program pendidikan dan pelatihan pegawai rehabilitasi medik tahun 2010
(disertai
telaah dokumen
Pendidikan dan pelatihan pegawai rehabilitasi medik meliputi semua bentuk pendidikan dan
pelatihan formal yang ditujukan untuk pegawai rehabilitasi medik yang diselenggarakan oleh
institusi yang bersangkutan maupun institusi lain, baik yang bersifat penyegaran maupun
pendidikan berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan pegawai rehabilitasi medik.
Dokumen merupakan bukti fisik dapat berupa surat tugas mengikuti pendidikan dan pelatihan
atau adanya sertifikat tanda telah mengikuti pendidikan dan pelatihan tersebut. Dikatakan Ada
bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan dokumen/risalah/notulen evaluasi
pelayanan rehabilitasi medik tersebut
105
Rincian 326 : Jumlah pasien rawat jalan (disertai telaah dokumen)
Cukup jelas. Yang dimaksud adalah jumlah total pasien rawat jalan rehabilitasi medik yang
dilayani mulai
1 Januari 2010 - 31 Desember 2010, baik pasien baru maupun pasien lama.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan dokumen mengenai
jumlah total pasien rehabilitasi medik tahun 2010.
Rincian 327a : Jumlah seluruh pasien yang diprogram rehabilitasi medis (disertai telaah
dokumen)
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan dokumen mengenai
jumlah total pasien yang diprogram rehabilitasi medik tahun 2010.
Rincian 327c : Jumlah pasien yang mengalami kesalahan tindakan rehabilitasi medis
(disertai telaah
dokumen)
Yang dimaksud adalah pemberi pelayanan memberikan atau tidak memberikan tindakan
rehabilitasi medik yang diperlukan yang tidak sesuai dengan rencana asuhan dan atau tidak
sesuai dengan pedoman/ standar pelayanan rehabilitasi medik
Dikatakan Ada bila pernyataan responden dibuktikan dengan adanya catatan dokumen
mengenai jumlah pasien yang mengalami kesalahan tindakan rehabilitasi medik
Rincian 329 : Dipimpin oleh seorang kepala dengan latar belakang pendidikan minimal
D3 bidang
Rekam Medis dan atau Informasi Kesehatan (RMIK)
Cukup jelas
Rincian 330 : Tenaga pengolah data dengan latar belakang RMIK sebagai pengolah data
106
Yang dimaksud adalah tenaga ahli khusus dalam bidang rekam medis dan informasi kesehatan
yang bertugas sebagai pengolah data.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ada, Kode 2 jika Tidak
Rincian 332 : Unit (bagian) rekam medis RS terhubung/terkoneksi dengan bagian lain dari
RS (aplikasi
jaringan)
Cukup jelas. Yang dimaksud adalah Rekam Medis elektronik yang terhubung dengan komputer
lain di luar bagian rekam medis (bagian pendaftaran, pelayanan, farmasi, dsb) di rumah sakit.
Yang di observasi adalah rekam medik elektronik dengan aplikasi jaringan (network). Dikatakan
Ya apabila pernyataan responden didukung dengan hasil observasi yang dilakukan
Rincian 333 : SPO penyimpanan dan pemusnahan rekam medis disertai telaah dokumen
SPO Penyimpanan dan pemusnahan Rekam Medik adalah dokumen/kebijakan/prosedur yang
menjelaskan proses-proses kerja dalam melaksanakan penyimpanan dan pemusnahan berkas rekam
medik. SPO/Prosedur dapat disebut dengan nama lain dalam rumah sakit, asalkan dokumen ini berisi
proses-proses kerja. Bentuknya dapat berupa pedoman-pedoman (guidelines), skema-skema
pengambilan keputusan (termasuk prosedur kerja), maupun buku-buku.
Dikatakan Ada bila jawaban responden didukung dengan keberadaan SPO dimaksud.
Rincian 335 : Program pendidikan dan pelatihan pegawai rekam medik tahun 2010
(disertai telaah
dokumen
Pendidikan dan pelatihan pegawai rekam medik meliputi semua bentuk pendidikan dan pelatihan
formal yang ditujukan untuk pegawai rekam medik yang diselenggarakan oleh institusi yang
bersangkutan maupun institusi lain, baik yang bersifat penyegaran maupun pendidikan
107
berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan
pegawai rekam medik.
Dokumen yang dimaksud adalah laporan tertulis atau catatan mengenai pendidikan dan pelatihan
yang diikuti oleh petugas rekam medik. Bukti fisik juga dapat berupa surat tugas mengikuti
pendidikan dan pelatihan atau adanya sertifikat tanda telah mengikuti pendidikan dan pelatihan
tersebut. Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan
dokumen/catatan mengenai program pendidikan dan pelatihan pegawai rekam medik tahun 2010.
Rekam medik adalah sejarah ringkas, jelas dan akurat dari kehidupan dan kesakitan penderita,
ditulis dari sudut pandang medis. Definisi rekam medik menurut Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pelayanan Medik adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas,
anamnesis, pemeriksaan,diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan
kepada seorang penderita selama dirawat di rumah sakit, baik yang dirawat inap maupun yang
dirawat jalan.
Rincian 338 : Master data base pasien (berupa Kartu Indeks Utama Pasien/KIUP atau
terkomputerisasi disertai telaah dokumen
Pada rumah sakit yang masih menggunakan sistem manual digunakan Kartu Indeks Utama
Pasien (KIUP) sebagai master data dasar (data base) pasien. Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP)
adalah salah sau cara untuk menunjang kelancaran pelayanan terhadap pasien, karena apabila
seorang pasien lupa membawa kartu berobat maka KIUP akan membantu untuk mencarikan data
pasien yang diperlukan. KIUP merupakan kunci utama bagi setiap pasien, sehingga mutlak harus
dibuat, baik untuk pasien berobat jalan maupun pasien untuk dirawat. KIUP merupakan suatu
kartu tanda pengenal setiap pasien baru yang disimpan selamanya pada instansi yang
bersangkutan. KIUP dibuat berdasarkan atas ringkasan riwayat klinik yang diperoleh dari tempat
penerimaan pasien. Karena KIUP merupakan sumber data yang selamanya harus disimpan, maka
harus dibuat selengkap dan sejelas mungkin. Dalam KIUP memuat data identitas pasien yang
harus dibuat secara terperinci dan lengkap, antara lain : (1). Nama lengkap, (2). Nomor Rekam
108
Medis, (3) Tempat/tanggal lahir, (4) Jenis Kelamin, (5) Alamat lengkap, (6) Nama Ayah, (7)
Nama Ibu, (8) Nama Suami, (9) Agama, (10) Pekerjaan, (11) Status, (12) Penanggungjawab,
(13) Tanggal kunjungan awal. Pada rumah sakit yang telah menggunakan kemajuan teknologi
komputer di dalam sistem pengelolaan Rekam Medis maka penggunaan Kartu Indeks Utama
Pasien (KIUP) dapat dialihkan dengan menyimpan data pasien sebagai Data Dasar Pasien yang
disimpan dalam sistem komputer yang juga dapat berfungsi sebagai KIUP pada RS yang masih
menggunakan sistem manual. Dikatakan Ada bila jawaban responden didukung dengan
keberadaan master data dasar (data base) pasien
Rincian 339 : Back up data penyimpanan arsip hasil pemeriksaan disertai telaah dokumen
Setiap rumah sakit yang telah menggunakan sistem komputerisasi harus memiliki sistem back up
data yang dapat mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi error. Back up data adalah adanya
cadangan data/filepasien dalam server komputer rumah sakit. Dikatakan Ada bila jawaban
responden didukung dengan keberadaan back up data pasien di dalam server komputer RS.
Rincian 340 : Penyampaian laporan secara berkala kepada pimpinan RS disertai telaah
dokumen
Yang dimaksud adalah penyampaian laporan mengenai Rekam Medis yang dilakukan secara
berkala (mingguan, bulanan, tribulanan, semesteran, tahunan). Ketentuan pelaporan berkala ini
sesuai dengan yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit. Dikatakan YA bila jawaban
responden didukung dengan keberadaan salah satu atau lebih jenis laporan berkala tersebut
(mingguan, bulanan, tribulanan, semesteran, tahunan)
Rincian 341 : Penyimpanan Rekam Medis yang terpisah antara RM aktif dan non akt
Pengelolaan rekam medis yang tidak aktif (in active records) harus ditetapkan sehingga selalu
tersedia tempat penyimpanan untuk rekam medis yang baru. Patokan utama untuk menentukan
berkas rekam medis aktif maupun berkas rekam medis tidak aktif adalah besarnya ruangan yang
tersedia untuk menyimpan berkas rekam medis yang baru. Batasan umum berkas rekam medis
dinyatakan aktif adalah 5 tahun dihitung dari tanggal terakhir berobat. Apabila sudah tidak
tersedia lagi tempat penyimpanan rekam medis harus dilaksanakan kegiatan pemilahan berkas
rekam medis aktif dan inaktif. Berkas rekam medis yang tidak aktif dapat disimpan di ruangan
lain atau microfilm.
Rak penyimpanan berkas rekam medis tidak aktif dapat diletakkan di ruang tersendiri yang sama
sekali terpisah dari rak penyimpanan berkas rekam medis aktif, sedangkan pada rak file tempat
dimana berkas rekam medis itu berada harus diberikan tanda keluar (out guide) yang menyatakan
bahwa berkas rekam medis dengan nomor tersebut telah dinyatakan in aktif dan telah berada di
tempat terpisah, hal ini untuk mencegah pencarian pada sewaktu-waktu rekam medis in aktif
tersebut diperlukan. Dikatakan Ya apabila pernyataan responden didukung dengan hasil
observasi yang dilakukan
Rincian 342: Audit penyelenggaraan rekam medik kualitatif disertai telaah dokumen
Agar diperoleh kualitas rekam medis yang optimal perlu dilakukan audit dan analisis rekam
medis dengan cara meneliti rekam medis yang dihasilkan oleh staf medis dan paramedis serta
hasil-hasil pemeriksaan dari unit-unit penunjang medis sehingga kebenaran penempatan
diagnosa dan kelengkapan rekam medis dapat dipertanggungjawabkan. Proses analisa rekam
medis ditujukan kepada dua hal, yaitu : analisa kualitatif dan kuantitatif.
109
Analisa kualitatif adalah analisis yang ditujukan kepada mutu dan setiap berkas rekam medis.
Petugas akan mengambil dan menganalisa kualitas rekam medis pasien sesuai dengan standar
mutu yang ditetapkan. Analisa kualitatif meliputi penelitian terhadap pengisian lembar rekam
medis baik oleh staf medis, paramedis dan unit penunjang medis lainnya. Ketidaklengkapan
dalam pengisian rekam medis akan sangat mempengaruhi mutu rekam medis. Mutu rekam medis
akan mencerminkan baik tidaknya mutu pelayanan di suatu rumah sakit. Pembuatan resume bagi
setiap pasien yang dirawat merupakan cerminan mutu rekam medis serta pelayanan yang
diberikan oleh rumah sakit tertentu. Dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain yang menangani
pasien wajib melengkapi rekam medis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Analisa kualitatif dilakukan sewaktu berkas rekam medis diterima di instalasi rekam medis.
Petugas rekam medis yang menerima berkas harus memeriksa apakah berkas rekam medis yang
diterima tersebut telah lengkap secara kualitas maupun kuantitas. Dikatakan Ada apabila
pernyataan responden didukung dengan keberadaan pelaksanaan audit rekam medik kualitatif
tersebut
Rincian 343 : Audit penyelenggaraan rekam medik kuantitatif disertai telaah dokumen
Audit penyelenggaraan rekam medik kuantitatif adalah analisis yang ditujukan kepada jumlah
lembaran-lembaran rekam medis sesuai dengan lamanya perawatan meliputi kelengkapan
lembaran medis, paramedis dan penunjang medis sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Petugas akan menganalis setiap berkas yang diterima apakah lembaran rekam medis yang
seharusnya ada pada berkas seseorang pasien sudah ada atau belum. Jika terdapat
ketidaklengkapan berkas pasien dari lembaran tertentu maka harus segera menghubungi ke ruang
perawatan dimana pasien dirawat.
Analisa kualitatif dilakukan sewaktu berkas rekam medis diterima di Instalasi Rekam Medis.
Petugas rekam medis yang menerima berkas harus memeriksa apakah berkas rekam medis yang
diterima tersebut telah lengkap secara kualitas maupun kuantitas. Dikatakan Ada apabila
pernyataan responden didukung dengan keberadaan pelaksanaan audit rekam medik kuantitatif
tersebut.
Rincian 344b : Jumlah pasien rawat jalan Jamkesmas disertai telaah dokumen
Yang dimaksud adalah jumlah pasien poliklinik yang menggunakan jamkesmas pada tahun 2010.
Rincian 345b : Jumlah pasien rawat inap Jamkesmas disertai telaah dokumen
Yang dimaksud adalah jumlah pasien rawat inap yang menggunakan Jamkesmas.
110
Yang dimaksud adalah jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium baik dari ruang rawat
inap, rawat jalan dan dari luar RS pada tahun 2010.
Rincian 346b : Jumlah kunjungan laboratorium pasien Jamkesmas disertai telaah dokumen
Yang dimaksud adalah jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium menggunakan
jamkesmas pada tahun 2010.
Rincian 347a : Jumlah total pasien rujukan rawat jalan disertai telaah dokumen
Diisi dengan informasi jumlah pasien poliklinik yang dirujuk dari RS lain, puskesmas,dokter praktek, atau
balai pengobatan pada tahun 2010.
Rincian 347b : Jumlah pasien rujukan rawat jalan Jamkesmas disertai telaah dokumen
Diisi dengan informasi jumlah pasien rujukan rawat jalan yang menggunakan jamkesmas pada tahun
2010.
Rincian 347c : Jumlah total pasien rujukan rawat inapdisertai telaah dokumen
Yang dimaksud adalah jumlah pasien rawat inap yang masuk dari ruang gawat darurat, rawat jalan
maupun yang masuk langsung ke ruang rawat yang merupakan rujukan dari RS lain dokter praktek, atau
balai pengobatan lain pada tahun 2010.
Rincian 347d : Jumlah pasien rujukan rawat inap Jamkesmas disertai telaah dokumen
Yang dimaksud adalah jumlah pasien rujukan rawat inap yang menggunakan jamkesmas. Kotak pertama
diisi dengan puluhan ribu, kotak kedua dengan ribuan, kotak ketiga dengan ratusan, kotak keempat
dengan puluhan dan kotak kelima dengan satuan.
Rincian 348 : Bed Occupancy Rate/BOR (dalam persen) disertai telaah dokumen
BOR adalah prosentase yang menunjukkan sampai berapa jauh pemakaian tempat tidur yang
tersedia di RS dalam jangka waktu tertentu, dalam hal ini selama tahun 2010. Angka BOR
digunakan untuk menyatakan tingkat pemanfaatan sarana rawat inap suatu RS. Angka BOR
dihitung setiap tahun untuk menghindari fluktuasi yang dapat terjadi apabila dihitung perbulan.
Angka BOR ideal antara 60 85 %.
Rumusnya:
BOR 2010 = Jumlah Pasien pada tahun 2010 X 100%.
(Jumlah tempat tidur tersedia X 365) . Dalam penulisan dilakukan pembulatan
untuk decimal 5 dibulatkan ke atas
Rincian 351 : Jumlah hari rawat inap kelas III disertai telaah dokumen
Yang dimaksud adalah jumlah hari rawat inap seluruh pasien kelas 3 pada tahun 2010.
Rumus :
111
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Jumlah tempat tidur.
50 kali/tahun
Rincian 353 : Jumlah penderita selesai menjalani pasien rawat inap hidup dan mati
disertai telaah
dokumen
Yang dimaksud adalah jumlah pasien yang dirawat inap (hidup dan mati).
Rincian 356 : Nett Death Rate (NDR) (dalam permil) disertai telaah dokumen
Yaitu angka kematian netto ,diisi dengan angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap
1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
Rumus :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam pada tahun 2010) X 1000
(Jumlah pasien keluar (hidup + mati) tahun 2010)
112
melahirkan di RS A sepanjang tahun 2010, dengan lama perawatan masing-masing ibu selama
5 hari, maka jumlah hari perawatan ibu melahirkan adalah 10 x 5 hari = 50 hari.
Rincian 362 : Penanganan Kasus Tertentu Tahun 2010 disertai telaah dokumen
Pada pertanyaan ini ditanyakan penanganan kasus tertentu selama tahun 2010. Pemilihan kasus
di di bawah ini berdasarkan pada indikator PATH (Performance Assessment Tools for Quality
Improvement in Hospital) yang disarankan oleh WHO Europe, yang merupakan suatu rangkaian
indikator yang digunakan untuk menilai kinerja rumah sakit.
Rincian 363a : Data ulkus dekubitus pada pasien patah tulang (disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah ulkus dekubitus yang disebabkan karena imobilisasi sebagian tubuh atau
seluruh tubuh pada patah tulang ekstremitas/ anggota gerak maupun patah tulang
belakangselama tahun 2010.
Rincian 363c : Jumlah pasien patah tulang yang mengalami ulkus dekubitus (disertai
telaah dokumen)
Tuliskan jumlah pasien patah tulang yang mengalami ulkus dekubitus pada 2010 pada titik-titik dan
kotak yang telah disediakan.
Rincian 364a : Data ulkus dekubitus pada pasien stroke (disertai telaah dokumen)
Maksudnya adalah adalah data mengenai penanganan ulkus dekubitus yang disebabkan akibat
immobilisasi pada pasien stroke. Stroke adalah defisit neurologis fokal yang mendadak yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah pada sebagian otak.
113
Bila jawaban kode 2 Tidak lanjut ke pertanyaan 365
Rincian 364c : Jumlah pasien stroke yang mengalami ulkus dekubitusdisertai telaah
dokumen
Tuliskan jumlah pasien stroke yang mengalami ulkus dekubitus pada 2010 pada titik-titik dan kotak
yang telah disediakan.
Rincian 365c : Jumlah kematian perinatal selain stillbirth disertai telaah dokumen
Tuliskan jumlah kematian perinatal selain stillbirth/ lahir mati pada 2010 pada titik-titik dan kotak yang
telah disediakan.
Rincian 366a : Data mengenai pasien Infark Miokard Akut diberi aspirin (IMA) disertai
telaah
dokumen
IMA adalah nekrosis miokard (kematian sel yang disebabkan oleh kerusakan sel otot jantung
secara akut) akibat aliran darah ke otot jantung terganggu
Rincian 366c : Jumlah pasien IMA yang diberi aspirin disertai telaah dokumen
Tuliskan jumlah pasien IMA yang diberi aspirin/ aspilet/ pada 2010 pada titik-titik dan kotak yang telah
disediakan.
Rincian 367a : Data jumlah bayi dengan APGAR SCORE < 4 saat 5 menit pasca kelahiran
disertai telaah dokumen
Diisi dengan informasi jumlah bayi dengan APGAR SCORE < 4 saat 5 menit pascakelahiran.Apgar score
adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai
sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah
kelahiran. Apgar score dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria
sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan
untuk menghasilkan angka nol hingga 10.Kata "Apgar" belakangan dibuatkan jembatan keledai/
mnemonick sebagai singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut
jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan), untuk mempermudah menghafal.
114
Rincian 367b : Jumlah bayi dengan APGAR SCORE < 4 saat 5 menit pasca
kelahirandisertai telaah dokumen
Tuliskan jumlah bayi dengan APGAR SCORE <4 saat 5 menit pasca kelahiran pada titik-titik
dan kotak yang telah disediakan.
Rincian 368a : Data mengenai jumlah neonatus lahir di RS yang keluar RS disertai telaah
dokumen
Maksudnya adalah data mengenai jumlah neonatus lahir di RS yang keluar dari RS dalam
keadaan hidup
Rincian 368b : Jumlah neonatus lahir di RS yang keluar RS disertai telaah dokumen
Tuliskan jumlah neonatus pulang rawat tahun 2010 pada titik-titik dan kotak yang telah
disediakan.
Rincian 368c : Jumlah neonatus yang diberi ASI saat pulang disertai telaah dokumen
Tuliskan jumlah neonatus yang diberi ASI saat pulang tahun 2010 pada titik-titik dan kotak yang
telah disediakan.
Rincian 369a : Data pemberian surat pengantar kontrol disertai telaah dokumen
Yang dimaksud adalah resume atau surat yang beisi keterangan tentang identitas, diagnosis dan
tindakan terhadap pasien tersebut yang dipakai sebagai surat pengantar ketika kontrol selama 2010.
Diisi dengan informasi jumlah pasien rawat jalan yang diberi surat pengantar kontrol tahun 2010.
Rincian 369b : Jumlah pasien yang diberi surat pengantar kontrol disertai telaah dokumen
Tuliskan jumlah pasien yang diberi surat pengantar kontrol tahun 2010 pada titik-titik dan kotak
yang telah disediakan.
Rincian 370a :Data mengenai kasus kematian karena IMA disertai telaah dokumen
Yang dimaksud adalah data orang yang meninggal di antara orang yang mengalami penyakit
IMA pada 2010.
Rincian 370b : Jumlah kasus IMA rawat inap disertai telaah dokumen
Tuliskan jumlah kasus IMA rawat inap tahun 2010 pada titik-titik dan kotak yang telah
disediakan.
Rincian 370c : Jumlah pasien IMA yang meninggal dunia disertai telaah dokumen
Tuliskan jumlah pasien IMA yang meninggal dunia tahun 2010 pada titik-titik dan kotak yang telah
disediakan.
Rincian 371a : Data mengenai kasus kematian karena pneumonia disertai telaah dokumen
Yang dimaksud adalah data orang yang meninggal di antara orang yang mengalami penyakit pneumonia
pada 2010.dan .
115
Tuliskan jumlah kasus pneumonia tahun 2010 pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan.
Rincian 371c : Jumlah pasien pneumonia yang meninggal dunia disertai telaah dokumen
Tuliskan jumlah pasien pneumonia yang meninggal dunia tahun 2010pada titik-titik dan kotak yang
telah disediakan.
Rincian 372a :Data kasus kematian karena Coronary Artery Bypass Graft (CABG) disertai
telaah dokumen
Yang dimaksud adalah data orang yang meninggal di antara pasien dengan tindakan CABG pada
2010.
Rincian 372c : Jumlah pasien CABG yang meninggal dunia disertai telaah dokumen
Tuliskan dengan angka jumlah pasien CABG yang meninggal dunia tahun 2010 pada titik-titik
dan kotak yang telah disediakan.
Rincian 374 : Kasus kematian karena stroke tahun 2010 disertai telaah dokumen
Jumlah pasien yang meninggal di antara semua pasien yang mengalami suatu penyakit stroke
pada 2010.
a. Diisi dengan jumlah kasus stroke tahun 2010.
b. Diisi dengan jumlah pasien stroke yang meninggal dunia tahun 2010.
c. Diisi dengan jumlah pasien stroke yang diperiksa CT Scan tahun 2010.
Rincian 375 : Kasus kematian karena hip fracture tahun 2010 disertai telaah dokumen
Jumlah orang yang meninggal di antara orang yang mengalami hip fracture 2010. .
a. Diisi dengan angka jumlah kasus hip fracture tahun 2010
b. Diisi dengan angka jumlah pasien hip fracture yang meninggal dunia tahun 2010.
Rincian 376a : RS pernah melakukan survei kepuasan pasien dalam 3 tahun terakhir (disertai teiaah
dokumen)
Maksudnya adalah data yang menunjukkan kepuasan pasien pada pelayanan RS pada 2007 2010,
dalam bentuk data yang dapat ditelaah.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ya atau kode 2 jika Tidak
116
Tuliskan tahun terakhir dilakukan survei pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan
Rincian 376c : Pasien yang merasa puas atas pelayanan RS berdasarkan hasil survei kepuasan
terakhir (dalam persen) (disertai teiaah dokumen)
Cukup jelas
Tuliskan persentase pasien yang merasa puas atas pelayanan RS berdasarkan hasil survei
kepuasan terakhir pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan
PENCATATAN KEMATIAN
Rincian 377 : Rekam medis pasien yang sudah meninggal disimpan terpisah dari pasien yang masih
hidup (disertai observasi )
Rekam medik pasien yang sudah meninggal seharusnya disimpan terpisah dari rekam medik
pasien yang masih hidup. Enumerator menanyakan pada petugas rekam medik dan melihat bukti
pemisahan tersebut.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ya atau kode 2 jika Tidak
Rincian 378 : Laporan tahunan RS tentang penyebab dasar kematian tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ada atau kode 2 jika Tidak
Rincian 379c : Asfiksia saja pada bayi < 7 hari, tanpa mencantumkan penyebab pada ibu
Cukup jelas.
Dikatakan Ya jika masih tercantum asfiksia saja sebagai penyebab kematian pada bayi < 7 hari
tanpa mencantumkan penyebab ibu.
117
Rincian 379d : Senilitas (ketuaan)
Enumerator melihat laporan tahunan, apakah dalam laporan tersebut masih tercantum penyebab
kematian seperti dimaksud diatas.
Dikatakan Ya jika masih tercantum senilitas sebagai penyebab kematian.
M. TRANSFUSI DARAH
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ya, berupa unit tranfusi darah , Kode 2 jika Ya, berupa bank darah/unit
pelayanan darah
Kode 3 jika Tidak
Rincian 381 : Bila tidak terdapat unit transfusi darah (hanya ada bank darah atau tidak
ada unit transfusi darah), kebutuhan darah paling banyak dipenuhi oleh :
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Palang Merah IndonesiaKode 2 jika RS Lain Kode 3 jika Lain-lain
Rincian 384 : Jumlah tenaga di unit transfusi darah/bank darah (disertai telaah dokumen
Jumlah tenaga di unit transfusi darah/bank darah (disertai telaah dokumen mencakup
seluruh tenaga yang bertugas di unit pelayanan/penyediaan darah, termasuk tenaga administrasi.
Tuliskan jumlah tenaga di unit transfusi darah/bank darah pada titik-titik dan kotak yang telah
disediakan
118
Rincian 385 : SPO Pelayanan Darah (disertai telaah dokumen
SPO Pelayanan Darah disini adalah dokumen yang menjelaskan proses-proses kerja dalam pelayanan
darah. SPO/Prosedur dapat disebut dengan nama lain dalam rumah sakit, asalkan dokumen ini berisi
proses-proses kerja. SPO pelayanan darah berisi proses-proses pelayanan mulai dari pendaftaran,
pengambilan darah, penyimpanan darah, dan penyerahan darah. Bentuknya dapat berupa pedoman-
pedoman (guidelines), skema-skema pengambilan keputusan (termasuk prosedur kerja), maupun buku-
buku.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan dokumen SPO.
Tuliskan jumlah Lemari penyimpanan darah pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan
Rincian 390 : Program pendidikan dan pelatihan staf unit/pelayanan/bank darah (disertai
telaah dokumen
Pendidikan dan pelatihan pegawai pelayanan/penyediaan darah meliputi semua bentuk
pendidikan dan pelatihan formal yang ditujukan untuk pegawai pelayanan/penyediaan darah
yang diselenggarakan oleh institusi yang bersangkutan maupun institusi lain, baik yang bersifat
penyegaran maupun pendidikan berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan pegawai pelayanan/penyediaan darah.
119
Dokumen yang dimaksud adalah laporan tertulis atau catatan mengenai pendidikan dan pelatihan
yang diikuti oleh petugas. Bukti fisik juga dapat berupa surat tugas mengikuti pendidikan dan
pelatihan atau adanya sertifikat tanda telah mengikuti pendidikan dan pelatihan tersebut.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden dibuktikan dengan adanya bukti fisik dokumen/surat
tugas/catatan/sertifikat pendidikan dan pelatihan.
Rincian 391 : Laporan hasil kegiatan pelayanan darah tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Jenis pencatatan dan pelaporan meliputi antara lain hal-hal antara lain : (1) Permintaan rutin dan
darurat meliputi golongan darah, jenis darah (komponen), jumlah (kantong/unit/cc); (2) Stok
darah perbulan/perminggu; (3) Pengembalian darah yang tidak terpakai meliputi golongan darah,
jenis darah (komponen), jumlah, nomor kantong/unit; (4) Jumlah darah rusak (expired); (5)
Jumlah pemakaian darah meliputi golongan darah, jenis darah (komponen), jumlah
kantong/unit/cc; (6) Jumlah pemeriksaan golongan darah, cross match, uji saring (screening); (7).
Kejadian reaksi transfusi darah meliputi jumlah, nomor kantong/unit darah, tanggal; (8)
Response time (penyerahan) permintaan.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden dibuktikan dengan adanya bukti fisik dokumen
tersebut.
Rincian 393b : Jumlah total pasien yang mendapatkan transfusi (disertai telaah dokumen)
Yaitu jumlah keseluruhan pasien yang mendapatkan transfusi darah di RS selama tahun 2010.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden dibuktikan dengan adanya data jumlah total pasien
yang mendapatkan transfusi darah
Rincian 394a : Jumlah permintaan kebutuhan darah yang dapat dipenuhi (disertai telaah
dokumen)
Tujuannya untuk mengetahui gambaran kemampuan unit pelayanan darah RS dalam
menyediakan kebutuhan darah selama tahun 2010. Jumlah permintaan kebutuhan darah dapat
dilihat dari jumlah formulir permintaan kebutuhan darah yang diterima oleh Unit pelayanan
darah di RS.
120
Dikatakan Ada bila pernyataan responden dibuktikan dengan adanya data jumlah permintaan
kebutuhan darah yang dapat dipenuhi di RS.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden dibuktikan dengan adanya data jumlah total
permintaan darah di RS.
N. PELAYANAN KEPERAWATAN
Rincian 397 : Pendidikan dan pelatihan staf keperawatan (disertai telaah dokumen)
Pendidikan dan pelatihan pegawai di bagian keperawatan meliputi semua bentuk pendidikan dan
pelatihan formal yang ditujukan untuk pegawai di bagian keperawatan yang diselenggarakan
oleh institusi yang bersangkutan maupun institusi lain, baik yang bersifat penyegaran maupun
pendidikan berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan pegawai di bagian keperawatan.
Bukti fisik dapat berupa surat tugas mengikuti pendidikan dan pelatihan atau adanya sertifikat tanda
telah mengikuti pendidikan dan pelatihan tersebut. Dikatakan Ada bila pernyataan responden
dibuktikan dengan adanya bukti fisik dokumen/surat tugas/catatan/sertifikat pendidikan dan pelatihan.
121
rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan. Dikatakan Ada bila pernyataan
responden dibuktikan dengan adanya dokumen proses keperawatan tersebut
Rincian 401 : Program orientasi tenaga keperawatan baru (disertai telaah dokumen)
Program orientasi meliputi:
1. Pengenalan terhadap struktur organisasi RS dan bidang Keperawatan,
2. Falsafah dan tujuan RS dan Pelayanan Keperawatan,
3. Fasilitas/ sarana yang tersedia dan cara penggunaannya,
4. Kebijakan dan prosedur yang berlaku di RS dan Pelayanan Keperawatan,
5. Metoda pemberian asuhan keperawatan di RS,
6. Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja keperawatan,
7. Hak dan kewajiban tenaga keperawatan, dan
8. Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di RS.
Yang dimaksud dengan dokumen adalah laporan tertulis/jadwal/dokumen/catatan mengenai
program orientasi tenaga keperawatan baru.pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh petugas
bagian keperawatan. Dikatakan Ada bila pernyataan responden dibuktikan dengan adanya
bukti fisik dokumen/ laporan/catatan /jadwal program orientasi tenaga keperawatan baru.
Rincian 402 : Kerjasama penggunaan RS sebagai lahan pendidikan keperawatan dan kebidanan
(disertai telaah dokumen)
Cukup jelas.
Dikatakan Ada apabila pernyataan responden didukung oleh keberadaan dokumen kerjasama
(Memorandum of Understanding/MoU) penggunaan RS sebagai lahan pendidikan keperawatan.
122
sampai pulang disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat
yang berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan kepemimpinan.
Kode 4. Metoda Tim yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat dan
sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya
Kode 5. Metoda Fungsional yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan
kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
Kode 6. Tidak tahu
Kode 7. Tidak ada ruang perawatan yang dimaksud
KETERSEDIAAN SPO
SPO keperawatan adalah dokumen yang menjelaskan proses-proses kerja di bagian keperawatan. SPO
dapat disebut dengan nama lain dalam rumah sakit, asalkan dokumen ini berisi proses-proses kerja. SPO
keperawatan meliputi:
1 SPO Tindakan Keperawatan/STK, yaitu langkah - langkah melakukan tindakan misalnya
pemasangan infus.
2 SPO tenaga keperawatan meliputi standar rekruitment, orientasi, rotasi, cuti, promosi.
3 SPO peralatan keperawatan, misalnya standar alat, perencanaan, mekanisme pengadaan,
pemeliharaan dan perbaikan)
4 SPO penanggulangan kedaruratan, misalnya untuk anafilaktik syok, kejang pada anak, dan KLB.
123
SPO penanggulangan kedaruratan meliputi antara lain anapylaktik syok, kejang pada anak, dll. Dikatakan
Ada bila pernyataan responden dibuktikan dengan adanya contoh SPO Penanggulangan Kedaruratan
(satu saja cukup).
Rincian 410 :Ruang CSSD memiliki pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda (disertai
observasi)
Cukup jelas. Yang dimaksud adalah terpisahnya antara pintu masuk dan keluar alat/bahan yang
akan dan telah disterilkan (pintu masuk dan keluar tidak saling berdampingan). Dikatakan Ya
apabila pernyataan responden didukung oleh keberadaan pintu masuk dan pintu keluar yang
berbeda.
124
Ada 9 (sembilan) jenis fasilitas yang diobservasi keberadaannya
a. Ruang Dekontaminasi : ruang tempat perendaman, pencucian, dan pengeringan instrumen
atau linen bekas pakai.
b. Ruang Pengemasan alat (Bagian Instrumen): ruang tempat melaksanakan kegiatan
membungkus, mengemas dan menampung alat-alat yang akan disterilisasi
c. Ruang Processing/Produksi (Bagian linen, kassa, dsb) : ruang tempat melaksanakan
kegiatan pemeriksaan linen, dilipat dan dikemas untuk persiapan sterilisasi. Selain itu di
ruangan ini juga dilaksanakan kegiatan persiapan bahan, seperti kassa, kapas, cotton swabs,
dll
d. Ruang sterilisasi : ruang tempat melaksanakan kegiatan sterilisasi instrumen, linen, dan
bahan perbekalan baru.
e. Loket penerimaan dan sortir
f. Loket pengambilan
g. Gudang penerimaan dan penyimpanan barang/bahan baru : ruang tempat penyimpanan
instrumen, linen, dan bahan perbekalan baru yang telah disterilisasi.
h. Gudang penyimpanan barang steril/bersih (Gudang Steril)
Dikatakan Ada apabila pernyataan responden didukung oleh keberadaan fasilitas dimaksud
P. PELAYANAN BINATU
Rincian 413 : RS memiliki pelayanan binatu
Binatu adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa
mesin cuci, alat dan desinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja, dan mesin setrika.
Enumerator menanyakan pada responden dan melakukan observasi keberadaan binatu.
Dikatakan Ya, punya binatu sendiri apabila pernyataan responden didukung oleh keberadaan
fasilitas dimaksud
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ya, memiliki binatu sendiri, Kode 2 jika Ya, menggunakan out sourcing
Kode 3 jika Tidak
Rincian 415 : SPO sterilisasi/desinfeksi bahan dan cara penyimpanan (disertai telaah
dokumen)
SPO sterilisasi/desinfeksi bahan adalah dokumen yang menjelaskan proses-proses kerja dalam
sterilisasi/desinfeksi bahan. SPO/Prosedur dapat disebut dengan nama lain dalam rumah sakit, asalkan
dokumen ini berisi proses-proses kerja. Bentuknya dapat berupa pedoman-pedoman (guidelines),
skema-skema pengambilan keputusan (termasuk prosedur kerja), maupun buku-buku.
Dikatakan Ada apabila pernyataan responden didukung oleh keberadaan dokumen SPO
sterilisasi/desinfeksi bahan dimaksud
125
SPO Cara penyimpanan disini adalah dokumen yang menjelaskan proses-proses kerja dalam
penyimpanan bahan/linen kotor dan bersih. SPO/Prosedur dapat disebut dengan nama lain dalam
rumah sakit, asalkan dokumen ini berisi proses-proses kerja. Bentuknya dapat berupa pedoman-
pedoman (guidelines), skema-skema pengambilan keputusan (termasuk prosedur kerja), maupun buku-
buku.
Dikatakan Ada apabila pernyataan responden didukung oleh keberadaan dokumen SPO cara
penyimpanan bahan/linen dimaksud
Rincian 418 : Ruang terpisah untuk linen infeksius dan non infeksius (disertai observasi).
Cukup jelas. Termasuk linen dalam definisi ini adalah seprai, sarung bantal dan selimut. Linen
infeksius adalah linen yang terkontaminasi cairan tubuh pasien.
Dikatakan Ya apabila pernyataan responden didukung oleh keberadaan ruangan yang terpisah untuk
linen infeksius dan non infeksius.
Rincian 419 : Mesin cuci terpisah untuk linen infeksius dan non infeksius (disertai
observasi).
Cukup jelas.
Dikatakan Ya apabila pernyataan responden didukung oleh keberadaan mesin cuci yang
digunakan terpisah untuk linen infeksius dan non infeksius
Rincian 420 : Jumlah alat cuci yang ada mencukupi sehingga semua bahan yang dicuci
dapat
diselesaikan dalam satu hari (persepsi responden)
Cukup jelas.
Enumerator menanyakan pada responden tentang alat cuci yang digunakan. Jawaban dipilih
berdasarkan persepsi responden yang membandingkan ketercukupan antara jumlah alat dan
bahan yang dicuci.
Rincian 421 : Pembuangan air limbah binatu dilengkapi dengan pengolahan awal (pre
treatment)
sebelum dialirkan ke Instalasi Pengolahan air limbah (disertai observasi)
Idealnya sebelum dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah, pembuangan air limbah binatu
dimulai dengan pengolahan awal. Enumerator harus melihat Pembuangan air limbah binatu
dilengkapi dengan pengolahan awal (pre treatment) sebelum dialirkan ke Instalasi Pengolahan
air limbah.
Dikatakan Ya apabila pernyataan responden didukung oleh keberadaan fasilitas pengolahan awal (pre
treatment) dimaksud.
RUANGAN DI BINATU
126
Kode 1 jika Ada atau Kode 2 jika Tidak
Rincian 429 : Linen selalu tersedia tepat waktu untuk pelayanan rawat inap
Maksudnya adalah ketepatan penyediaan linen sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Yaatau Kode 2 jika Tidak
Lingkari satu kode jawaban untuk tiap-tiap pertanyaan di bawah sesuai jawaban responden dan
pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ada atau Kode 2 jika Tidak
127
Kode 1 jika Adaatau Kode 2 jika Tidak
Rincian 433 : Sarana penyaluran air limbah dari ruang pemulasaan jenazah (disertai
observasi)
Sarana penyaluran air limbah dari ruang pemulasaraan jenazah harus menggunakan sistem
saluran tertutup dan kedap air. Limbah harus mengalir dengan lancar serta terpisah dengan
saluran air hujan. Saluran pembuangan limbah memindahkan atau mengalirkan limbah cair dari
sumbernya menuju unit pengolahan limbah cair.
Dikatakan Ada, saluran tertutup bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan saluran
air limbah yang tertutup.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang sudah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ada, saluran tertutup , Kode 2 jika Ada,
saluran terbuka
Kode 3 jika Tidak ada
128
tersedia
Kode 1 jika Ada atau Kode 2 jika Tidak
Rincian 439a : Data jumlah pelayanan pemulasaraan jenazah (disertai telaah dokumen)
Maksudnya data yang berisi jumlah jenazah yang dilayani di pelayanan pemulasaraan jenazah
selama tahun 2010.
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah pelayanan pemulasaran jenazah, meskipun
data tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang dimaksud namun belum
dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan enumerator diminta
untuk menghitung jumlahnya selama tahun 2010
Rincian 440a : Data rata-rata waktu tanggap (response time) pelayanan pemulasaraan
jenazah (mulai dari pasien dinyatakan meninggal sampai mendapatkan
pelayanan dari petugas pemulasaraan jenazah) (disertai telaah dokumen)
129
Dikatakan Ya apabila RS memiliki data rata-rata waktu tanggap (response time) pelayanan
pemulasaran jenazah. Apabila RS memiliki data yang dimaksud namun belum dilakukan
rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data.
Rincian 440b : Rata-rata waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah (disertai telaah
dokumen)
Merupakan hasil bagi antara total kumulatif waktu pelayanan pemulasaraan jenazah pasien
dengan total jenazah yang dilayani. Apabila RS memiliki data yang dimaksud namun belum
dilakukan rekapitulasi maka enumerator diminta untuk menghitung rata-rata waktu tanggap
pemulasaraan jenazah tahun 2010.
Tuliskan rata-rata waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah tahun 2010 pada titik-titik
dan kotak yang telah disediakan
Rincian 1a : SPO 10 penyakit terbanyak di rawat jalan (disertai telaah profil RS dan
dokumen SPO)
Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya SPO (Standar Prosedur
Operasional) untuk 10 penyakit terbanyak di rawat jalan sesuai dengan laporan tahunan 2010.
Sumber data berasal dari profil RS.
Rincian 1b : SPO 10 penyakit terbanyak di rawat inap (disertai telaah profil RS dan
dokumen SPO)
Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya SPO untuk 10 penyakit
terbanyak di rawat inap sesuai dengan laporan tahunan 2010. Sumber data berasal dari profil RS.
Rincian 2 : Rambu, marka, petunjuk arah dan ruangan/lokasi yang jelas dan mudah
terbaca
(disertai observasi)
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya petunjuk yang meliputi : rambu, marka,
denah, petunjuk arah dan ruangan/lokasi , simbol yang jelas dan mudah terbaca (dengan tulisan,
warna dan penempatan yang mudah dibaca , paling kurang dalam jarak 10m) di berbagai tempat
di lingkungan dalam dan luar RS. Contoh : rambu yang menunjukkan arah menuju UGD, tempat
rawat jalan dan rawat inap, apotik, kamar jenazah, laboratorium, tempat pembayaran dll.
Enumerator menanyakan pada responden dan melakukan observasi terhadap keberadaan rambu,
marka, petunjuk arah dan ruangan/lokasi. Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung
oleh keberadaan rambu, marka, petunjuk arah dan ruangan.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang sudah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ada, mudah terlihat. Kode 2 jika Ada,
tidak mudah terlihat
Kode 3 jika Tidak
130
Rincian 3 : Implementasi sistem jaga mutu (ISO, Malcolm Baldrige, EFQM Excellence
Model, dsb)
(disertai telaah dokumen)
Pertanyaan ini bertujuan mengetahui apakah sistem jaga mutu dilaksanakan atau tidak di rumah
sakit. Sistem jaga mutu meliputi: ISO, Malcolm Baldrige, EFQM Excellence Model, dsb
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan dokumen implementasi
jaga mutu tersebut.
Rincian 4b : Audit internal untuk kasus meninggal atau kasus sulit (disertai telaah
dokumen)
Audit internal adalah kegiatan untuk menilai apakah staf telah memberikan pelayanan sesuai
standar Audit internal untuk kasus meninggal atau kasus sulit adalah kegiatan untuk menilai
apakah staf telah memberikan pelayanan sesuai standar terhadap kasus pasien meninggal atau
kasus-kasus medis yang sulit. Merupakan upaya penelusuran untuk menentukan penyulit dan
penyebab suatu kasus yang melibatkan unit/bagian RS yang terkait. Management review adalah
kegiatan manajemen dalam mengevaluasi hasil temuan audit internal dan mengevaluasi standar-
standar yang berlaku yang dibuktikan dengan adanya risalah/notulen rapat.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan dokumen/notulen audit
internal tersebut.
Rincian 5a : Data jumlah kejadian tidak diharapkan tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Kejadian tidak diharapkan adalah kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
Pertanyaan ini bertujuan mengetahui jumlah kejadian/peristiwa yang berhubungan dengan
kecelakaan tindakan medis dan tidak sesuai dengan SPO. (contoh kecelakaan tindakan medis :
pasien tidak sadar setelah mendapat general anesthesi dalam jangka waktu 2 x 24jam)
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan data tersebut.
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah kejadian tidak diharapkan, meskipun data
tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang dimaksud namun belum
dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan enumerator diminta
untuk menghitung jumlah kejadian tidak diharapkan selama tahun 2010
Rincian 5b : Jumlah kejadian tidak diharapkan tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Tuliskan jumlah kejadian tidak diharapkan tahun 2010 pada titik-titik dan kotak yang telah
disediakan
Rincian 6a : Data jumlah kejadian nyaris cedera tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (ommission), yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi, karena faktor keberuntungan (contoh : pasien terima obat
kontra indikasi tetapi tidak menimbulkan reaksi obat karena ada upaya pencegahan, karena
beruntung staff lain mengetahui dan membatalkan sebelum obat diberikan)
131
Pertanyaan ini bertujuan mengetahui jumlah kejadian/peristiwa yang berhubungan dengan
tindakan medis dan hampir menyebabkan kecacatan pada pasien. Contoh : melakukan tindakan
pencabutan gigi tanpa melakukan anamnesa pasien (apakah pasien mempunyai riwayat
hipertensi atau diabetes atau gangguan pembekuan darah)
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan data tersebut.
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah kejadian nyaris cedera, meskipun data
tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang dimaksud namun belum
dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan enumerator diminta
untuk menghitung jumlah kejadian nyaris cedera selama tahun 2010
Rincian 8a : Data jumlah keluhan (complaint) dalam 1 tahun (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah laporan pengaduan pasien terhadap ketidakpuasan pelayanan di
Rumah Sakit, termasuk pelayanan medis, administrasi, kebersihan dan ketertiban, dll.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan data tersebut.
Rincian 9a : Data jumlah complaint yang ditindaklanjuti tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah laporan pengaduan pasien terhadap ketidakpuasan pelayanan di
Rumah Sakit, termasuk pelayanan medis, administrasi, kebersihan dan ketertiban, dll, yang
direspon oleh pihak terkait atau yang bertanggung jawab.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung oleh keberadaan data tersebut.
132
Rincian 9b : Jumlah complaint yang ditindaklanjuti tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Tuliskan jumlah complaint yang ditindaklanjuti selam tahun 2010 pada titik-titik dan kotak yang
telah disediakan
Rincian 11 : Pertemuan berkala antara pimpinan dan staf RS (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah pertemuan yang diadakan secara rutin dalam lingkungan Rumah Sakit.
Enumerator menanyakan pada responden dan melakukan telaah dokumen
laporan/catatan/notulen/risalah pertemuan berkala tersebut. Dikatakan Ada bila pernyataan
responden didukung oleh keberadaan dokumen/laporan/catatan/notulen/risalah tersebut
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ada, lengkap , Kode 2 jika Ada, sebagian, Kode 3 jika Tidak ada
133
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan pindahkan ke dalam kotak yang
tersedia
Kode 1 jika Ada atau Kode 2 jika Tidak
Rincian 16 : Laporan Kinerja Tahunan (profil RS) tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Laporan Kinerja Tahunan, dapat pula berupa Profil RS, berisi laporan pencapaian kerja RS. Di
dalamnya dapat mencakup perbandingan antara target dan capaian. Dikatakan Ada apabila
pernyataan responden didukung oleh keberadaan laporan kinerja tahunan RS (Profil RS)
tersebut.
Rincian 17a : Data jumlah penelitian yang dilaksanakan di RS pada tahun 2010 (disertai
telaah
dokumen)
Maksudnya adalah jumlah penelitian yang dilaksanakan di RS, baik yang dilakukan oleh pihak
RS maupun oleh pihak luar RS. Dikatakan Ada apabila pernyataan enumerator didukung
keberadaan data tersebut.
Dikatakan Ada apabila RS memiliki data jumlah penelitian yang dilaksanakan di RS,
meskipun data tersebut tidak tercatat setiap bulan. Apabila RS memiliki data yang dimaksud
namun belum dilakukan rekapitulasi maka RS tersebut dinyatakan memiliki data, dan
enumerator diminta untuk menghitung jumlahnya selama tahun 2010
Rincian 17b : Jumlah penelitian yang dilaksanakan di RS pada tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Tuliskan jumlah penelitian yang dilaksanakan di RS pada tahun 2010 pada titik-titik dan kotak
yang telah disediakan
Rincian 22a : Data jumlah keluhan dari pasien masyarakat miskin (disertai telaah
dokumen)
134
Yang dimaksud adalah ketidakpuasan pasien masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan.
Dikatakan Ada apabila pernyataan responden didukung dengan keberadaan data jumlah
keluhan tersebut.
Rincian 22b : Jumlah pasien masyarakat miskin yang mengeluh (disertai telaah dokumen)
Tuliskan jumlah pasien masyarakat miskin yang mengeluh. Salin pada titik-titik dan kotak yang
telah disediakan
Rincian 23a : Jumlah pasien Jamkesmas rujukan dari RS/sarana kesehatan lain (disertai
telaah
dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah pasien pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat yang dirujuk
dari RS / sarana kesehatan lain.
Tuliskan jumlah pasien Jamkesmas rujukan dari RS/ sarana kesehatan lain pada titik-titik dan
kotak yang telah disediakan
Rincian 23b : Jumlah pasien Jamkesmas yang dirujuk ke RS lain/sarana kesehatan lain
(disertai
telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah jumlah pasien pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat yang dirujuk
ke RS/ sarana kesehatan lain.
Tuliskan jumlah pasien Jamkesmas yang dirujuk ke RS lain pada titik-titik dan kotak yang telah
disediakan
Rincian 24a : Jumlah pasien Jamkesda rujukan dari RS/sarana kesehatan lain
Yang dimaksud adalah jumlah pasien pengguna Jamkesda yang dirujuk dari RS/sarana
kesehatan lain.
Tuliskan jumlah pasien Jamkesda rujukan dari RS/sarana kesehatan lain pada titik-titik dan
kotak yang telah disediakan
Rincian 24b : Jumlah pasien Jamkesda yang dirujuk ke RS/sarana kesehatan lain
Yang dimaksud adalah jumlah pasien pengguna Jamkesda yang dirujuk ke RS/ sarana
kesehatan lain.
Tuliskan jumlah pasien Jamkesda yang dirujuk ke RS/ sarana kesehatan lain pada titik-titik dan
kotak yang telah disediakan
135
Verifikator jamkesmas (tenaga pelaksana verifikasi jamkesmas) adalah tenaga yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan melakukan verifikasi administrasi klaim jamkesmas meliputi
aspek kepesertaan, pelayanan kesehatan, keuangan dan mampu memproses klaim sesuai hak dan
tanggung jawabnya.
Verifikasi adalah kegiatan penilaian administrasi klaim yang diajukan Pelaksana Pelayanan
Kesehatan (PPK), dilakukan oleh pelaksana verifikasi dengan mengacu kepada standar penilaian
klaim, meliputi: verifikasi administrasi kepesertaan, administrasi pelayanan dan administrasi
keuangan.
Tujuan dilaksanakannya verifikasi adalah diperolehnya hasil pelaksanaan program jaminan
pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali
mutu.
Rincian 28 : Akuntan
Yang dimaksud adalah SDM yang memiliki sertifikat keahlian di bidang akuntansi (Gelar : Ak.)
yang bertugas menyusun laporan keuangan, membimbing, mengawasi, menginspeksi dan
memperbaiki tata buku serta administrasi keuangan Rumah Sakit.
136
berasal dari penerimaan RS langsung (lihat rincian 3) dan atau sumber lain, misal :
hibah/sumbangan.
Rincian 32 : Jumlah realisasi anggaran untuk operasional RS tahun 2010 (disertai telaah
dokumen)
Adalah jumlah realisasi anggaran yang digunakan untuk keperluan operasional RS (anggaran
rutin), tidak termasuk untuk investasi RS seperti pembangunan gedung baru dan pembelian alat
medis besar. Tetapi bila ada perbaikan rumah sakit seperti perbaikan atap dan lainnya guna
kelancaran operasional RS masuk ke dalam anggaran operasional RS.
Rincian 33 : Jumlah realisasi anggaran untuk pendidikan dan pelatihan tahun 2010
(disertai telaah
dokumen)
Yang dimaksud adalah realisasi sejumlah anggaran yang dipergunakan untuk pendidikan dan
pelatihan pegawai/staf RS selama tahun 2010.
Rincian 34a : Jumlah total anggaran untuk maintenance peralatan medis RS tahun 2010
(disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah realisasi jumlah total anggaran yang digunakan untuk servis, perbaikan,
kalibrasi, dll yang berhubungan dengan pemeliharaan peralatan medis RS pada tahun 2010.
Rincian 34b : Jumlah total anggaran untuk maintenance peralatan non medis RS tahun
2010
(disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah realisasi jumlah total anggaran yang digunakan untuk servis, perbaikan,
kalibrasi, dll yang berhubungan dengan pemeliharaan peralatan non medis RS pada tahun 2010.
Rincian 35b : Waktu kecepatan penagihan piutang dalam satuan hari (disertai telaah
dokumen)
137
Yang dimaksud adalah waktu yang dibutuhkan dalam menagih piutang, dalam satuan hari
Jika ada data, tuliskan waktu kecepatan penagihan piutang pada titik-titik dan kotak yang telah
disediakan
Rincian 35c : Data mengenai kecepatan pembayaran hutang (disertai telaah dokumen)
Yang dimaksud adalah bahwa RS memiliki data mengenai kecepatan pembayaran hutang.
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung dengan keberadaan data kecepatan
pembayaran hutang dimaksud.
Rincian 35d : Waktu kecepatan pembayaran hutang dalam satuan hari (disertai telaah
dokumen)
Yang dimaksud adalah kecepatan dalam pembayaran hutang RS kepada pihak lain, dalam
satuan hari.
Jika ada data, tuliskan waktu kecepatan pembayaran hutang pada titik-titik dan kotak yang telah
disediakan
Rincian 36a : Data kecepatan waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat inap
Dikatakan Ada bila pernyataan responden didukung dengan keberadaan data kecepatan waktu
pemberian informasi tagihan pasien rawat inap.
Dikatakan Ya bila jawaban responden didukung keberadaan cukup satu komponen kebijakan
pelaksanaan K3RS sebagaimana tertera di atas .
138
Rincian 2 : Rambu khusus untuk evakuasi pasien bila terjadi bencana (disertai
observasi)
Ketersediaan rambu khusus evakuasi merupakan bagian sistem kesiagaan bencana. Selayaknya
RS membuat denah serta rambu rambu untuk evakuasi pasien, karyawan dan pengunjung bila
terjadi bencana. Bila terjadi bencana kebakaran atau gempa, tersedia rambu-rambu untuk
evakuasi pasien.
Dikatakan Ya bila jawaban responden didukung keberadaan rambu khusus untuk evakuasi
pasien.
Rincian 3 : Ketentuan tertulis tentang pengadaan jasa dan barang berbahaya (material
safety data
sheet). (disertai telaah dokumen)
MSDS (Material Safety Data Sheet) / LDP (Lembar Data Pengaman) adalah lembar petunjuk
yang berisi informasi tentang sifat fisika, kimia dari bahan berbahaya, jenis bahaya yang
ditimbulkan, cara penanganan dan tindakan khusus yang berhubungan dengan keadaan darurat
dalam penanganan bahan berbahaya. MSDS ini dikeluarkan oleh pabrik atau supplier.
Dikatakan Ya bila jawaban responden didukung keberadaan MSDS.
Rincian 4 : SPO penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) (disertai telaah dokumen)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya, contoh : masker, kaca, mata, sarung tangan dll. Penggunaan alat pelindung diri
harus dilengkapi dengan ketentuan tertulis/ SPO.
Dikatakan Ya bila jawaban responden didukung keberadaan APD.
139
Dikatakan Ya bila jawaban responden didukung keberadaan SPO pencegahan dan
penanggulangan bencana.
140
Rincian 14 : Program pendidikan dan pelatihan (pengembangan) staf dalam
keselamatan kerja,
bahaya kebakaran, dan bencana tahun 2010 (disertai telaah dokumen)
Dikatakan Ada program pendidikan dan pelatihan staf dalam keselamatan kerja apabila
terdapat dokumen, catatan, surat tugas yang menunjukkan adanya program tersebut pada tahun
2010. Program pendidikan dan pelatihan (pengembangan) ini dapat dilakukan dengan cara
mengirim staf untuk mengikuti diklat di luar atau terdapat kegiatan sistematis internal untuk
pengembangan kapasitas karyawan dalam hal keselamatan kerja, bahaya kebakaran, dan
bencana.
Rincian 15 : Terdapat staf yang telah mengikuti pelatihan manajemen bencana (disertai
telaah
dokumen)
Cukup jelas.
Rincian 16 : Staf yang telah mengikuti pelatihan persiapan keadaan emergensi dan
bencana
(disertai telaah dokumen)
a) HOPE (Hospital Preparedness for Emergency and Disaster) adalah salah satu jenis / metode
pelatihan yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai salah satu upaya Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGD).
b) HEICS (Hospital emergency Incident Command System) adalah salah satu jenis pelatihan
bencana yang ditandai dengan adanya organization chart yang menggambarkan peran dan
fungsi petugasnya.
c) CBRN (Chemical, Biology, Radioactive, Nuclear) adalah salah satu pelatihan bencana yang
memasukkan dimensi man made disaster termasuk terorisme.
d) DVI (Disaster Victim Identification) adalah pelatihan di bidang bencana yang
menitikberatkan pada upaya pengenalan kembali diri seorang korban manusia yang mati dan
terjadi akibat bencana agar dapat diidentifikasi, diketahui identitasnya dan kemudian
dikembalikan kepada keluarganya serta dapat dimakamkan sesuai dengan kepercayaannya.
141
Dikatakan Ya apabila pernah dilakukan pengecekan terhadap non struktur bangunan RS terkait
dengan resiko menghadapi bencana oleh konsultan atau profesional yang berkompeten.
Rincian 20a : Checklist obat yang tersedia di RS dalam kesiagaan terhadap bencana
Pertanyaan nomor 20a terdiri dari 4 kolom
Kolom 1. Nomor
Cukup jelas
Rincian 20b : Checklist APD yang tersedia di RS dalam kesiagaan terhadap bencana
Pertanyaan nomor 20b terdiri dari 5 kolom
Kolom 1. Nomor
Cukup jelas
142
T. LIMBAH RUMAH SAKIT
Pertanyaan kuesioner T1-T12 untuk mengetahui tentang pengelolaan limbah rumah sakit. .
143
Kode 3 jika jawaban Tidak disimpan terpisah, dan Kode 4 jika jawaban tidak ada limbah
radioaktif
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan hasil observasi
dan pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika jawaban Ya, dalam wadah berwarna
ungu Kode 2 jika jawaban Ya. tidak dalam wadah berwarna ungu
Kode 3 jika jawaban Tidak disimpan terpisah, dan Kode 4 jika jawaban tidak ada limbah
sitotoksis
Rincian 7 : Limbah kimia dan farmasi disimpan dalam wadah terpisah (disertai
observasi)
Limbah kimia dan farmasi rumah sakit seharusnya disimpan di dalam wadah berwarna coklat
untuk membedakannya dengan jenis limbah lainnya
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan hasil observasi
dan pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika jawaban Ya, dalam wadah berwarna
coklat Kode 2 jika jawaban Ya. tidak dalam wadah berwarna coklat
Kode 3 jika jawaban Tidak disimpan terpisah, dan Kode 4 jika jawaban tidak ada limbah
kimia dan farmasi
Rincian 10 : Bila ya, apakah menerima limbah dari tempat (RS lain, puskesmas, dll)
Beberapa RS menerima limbah yang berasal dari puskesmas atau sarana kesehatan lain di
sekitarnya atas dasar kerjasama atau mendapat bayaran oleh karena harga insinerator cukup
mahal sehingga sarana kesehatan yang kecil dapat meminta jasa RS lain untuk mengolah limbah
padatnya.
144
Rincian 11 : Tempat pembuangan limbah
a. Limbah Medis merupakan limbah B3 (bahan berbahaya beracun). Limbah medis yang
dimaksudkan disini adalah limbah infeksius, benda tajam, sitotoksis, jaringan tubuh padat,
kimia, dan farmasi.
b. Limbah Non Medis
Limbah non medis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu limbah basah dan limbah kering.
Limbah basah bisa berupa sisa-sisa sayuran, makanan, sisa nasi, dan sebagainya. Limbah
kering contohnya seperti kardus-kardus bekas dan sebagainya. Idealnya di rumah sakit
limbah dibuang ke tempat tertentu, berbeda untuk tiap jenisnya.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan hasil observasi dan pindahkan ke
dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika jawaban Ke RS Lain. Kode 2 jika jawaban Diolah di
RS sendiri. Kode 3 jika jawaban Pihak ketiga, Kode 4 jika jawaban Lain-lain.
145
Unit khusus pengelola kegiatan PKRS dapat berupa suatu tim atau unit struktural yang
ditugaskan dan atau ditetapkan oleh pimpinan RS untuk menjalankan dan menjadi koordinator
pelaksanaan kegiatan Promosi Kesehatan di RS.
Dikatakan suatu tim apabila tidak melekat sebagai suatu bagian struktural dalam organisasi RS.
Disebut sebagai unit struktural bila melekat sebagai bagian struktural dalam organisasi RS.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden dan hasil observasidan pindahkan ke
dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika jawaban Tim. Kode 2 jika jawaban Struktural.
Kode 3 jika jawaban Lain-lain
Rincian 4 : Jumlah staf yang mengelola unit/tim promosi kesehatan di rumah sakit
(disertai telaah dokumen)
Cukup jelas.
Diisi dengan jumlah staf yang ditugaskan sebagai bagian dari unit/tim promosi kesehatan di RS
Tuliskan data pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan.
Rincian 5 : Dalam tim/unit tersebut terdapat staf yang memiliki latar belakang
pendidikan
minimal D-III di bidang promosi kesehatan (Pendidikan Kesehatan dan
Ilmu Perilaku,
dsb) (Disertai telaah dokumen)
Cukup jelas. Telaah dokumen ketenagaan di Unit PKRS
Dijawab berdasarkan ada atau tidaknya staf RS yang memiliki latarbelakang pendidikan
minimal D3 di bidang promosi kesehatan di dalam unit tersebut :
1. Ada, bila ada staf RS yang berlatarbelakang pendidikan minimal D3 di bidang promosi
kesehatan.
2. Tidak, bila tidak ada staf RS yang berlatarbelakang pendidikan minimal D3 di bidang
promosi kesehatan
146
Cukup jelas.
Dibuktikan dengan telaah dokumen, misalnya jadwal kunjungan spesialis ke puskesmas, laporan
kegiatan, dsb. Dikatakan Ya apabila pernyataan responden didukung dengan keberadaan
dokumen tersebut.
Lingkari satu kode jawaban sesuai jawaban responden yang sudah diverifikasi oleh enumerator
dan salin ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ya atau kode 2 jika
Tidak
Rincian 9 : Peralatan Promosi Kesehatan yang dimiliki (hanya yang masih berfungsi)
(disertai observasi)
a. Flip chart
b. Over head projector
c. Amplifier dan wireless microphone
d. Kamera foto
e. Megaphone public
f. Komputer
g. Tape cassette
h. Layar gulung (screen)
i. Televisi
j. VCD/DVD Player
k. Laptop
l. LCD projector
Cukup jelas.
V. PEMERIKSAAN HAJI
Rincian 2a : RS menerima rujukan jamaah haji yang sakit dari embarkasi haji (disertai telaah
dokumen)
147
Cukup jelas.
Pemeriksaan kesehatan jamaah haji Tingkat III dilakukan di embarkasi haji pada saat keberangkatan
jamaah haji. Apabila ditemukan ada jemaah haji yang sakit atau bermasalah kesehatan maka dirujuk ke
RS yang ditunjuk.
Rincian2b : Jumlah jamaah haji yang dirujuk ke rumah sakit dari embarkasi haji pada tahun 2010
(disertai telaah dokumen)
Cukup jelas.
Jumlah jamaah haji yang dirujuk dapat ditanyakan dan ditelaah datanya di rumah sakit.
Tuliskan data pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan.
Rincian 2c : Jumlah WUS yang diperiksa usia kehamilannya dengan USG di antara jamaah haji
yang
dirujuk ke rumah sakit dari embarkasi (disertai telaah dokumen)
Cukup jelas.
Peraturan bagi jamaah haji WUS yang hamil usia <14 minggu dan >26 minggu tidak diperkenankan
melakukan perjalanan haji karena dikhawatirkan terjadi aborsi atau persalinan. Karena itu bagi jamaah
haji yang ketahuan hamil ketika pemeriksaan kesehatan di embarkasi maka dirujuk ke RS untuk
diidentifikasi usia kehamilannya.
Tuliskan data pada titik-titik dan kotak yang telah disediakan.
Tujuan dari pertanyaan blok ini adalah untuk mengetahui kelengkapan struktur organisasi dan
masih aktif atau tidaknya organisasi yang ada di rumah sakit tersebut dalam 6 (enam) bulan
terakhir.
Pertanyaan kuesioner 1-16 mengenai kelengkapan organisasi rumah sakit. Enumerator diminta
menuliskan status keberadaan (ada/tidak) serta status keaktifan (ya/tidak) kemudian menuliskan
kode pilihan pada kotak yang disediakan.
Kolom 3. Keberadaan, maksudnya adalah ada tidaknya kelengkapan organisasi di kolom dua
(2) dalam stuktur organisasi RS tersebut. Ditulis 1 bila ada dalam struktur organisasi dan 2
jika tidak ada.
Kolom 4. Keaktifan (dalam 6 bulan terakhir): yang dimaksud dengan keaktifan adalah ada
tidaknya kegiatan yang dilakukan oleh kelengkapan organisasi RS pada kolom 2 (dua) dalam
enam bulan terakhir. Dibuktikan dengan adanya buku laporan kegiatan, notulensi, produk hasil
kerja atau dokumen lain (tidak harus semuanya).
148
menjaga hak dan kewajiban pasien, mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban RS, dan
mengawasi kepatuhan penerapan etika RS, etika profesi, dan peraturan perundang-undangan.
149
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) merupakan upaya pelayanan
komprehensif di Rumah Sakit untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal yang kegiatannya disamping mampu melaksanakan seluruh Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Dasar (PONED) ditambah tranfusi darah, bedah Caesar dan perawatan
neonatal secara intensif.
1. LATAR BELAKANG
Dalam menunjang operasional rumah sakit, diperlukan peralatan, baik berupa peralatan medis
maupun peralatan non medis. Peralatan medis merupakan peralatan yang digunakan secara
langsung atau tidak langsung untuk melakukan diagnosis, terapi, rehabilitasi, dan penelitian.
Berdasarkan UU RS No.44 tahun 2009 pasal 16, suatu peralatan medis dan non medis harus
memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan, dan laik pakai. Oleh
karenanya harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
dan/ atau Institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.
Selain itu peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus
diawasi oleh lembaga yang berwenang. Pedoman pengujian dan kalibrasi alat kesehatan diatur
dalam Permenkes 363/Menkes/PER/IV/1998. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medis Depkes
2008 telah menerbitkan buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan di Rumah Sakit, dimana
tercantum jenis peralatan yang diperlukan oleh rumah sakit.
Dalam Riset Fasilitas Kesehatan 2011, yang salah satu tujuannya adalah untuk memperoleh
informasi terkini tentang supply pelayanan kesehatan di fasilitas rumah sakit, maka dikumpulkan
data mengenai peralatan rumah sakit. Jenis peralatan yang dikumpulkan meliputi peralatan
elektromedik yaitu peralatan yang pada operasionalnya menggunakan tenaga listrik maupun
baterai, yang memerlukan kalibrasi dan telah dapat dikalibrasi di Indonesia. Disamping itu,
dikumpulkan pula beberapa peralatan yang walaupun tidak menggunakan baterai atau listrik
namun memerlukan kalibrasi dan atau sangat dibutuhkan, dan peralatan yang dibutuhkan untuk
menunjang pemeriksaan pada keadaan khusus.
150
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data peralatan rumah sakit adalah cek list
peralatan rumah sakit. Instrumen ini mengumpulkan data mengenai jenis peralatan, jumlah
peralatan, jumlah peralatan yang berfungsi, jumlah yang dimanfaatkan, kecukupan peralatan,
pemanfaat peralatan, kalibrasi alat, dan perizinan Bapeten (khusus untuk peralatan radiologi).
A. Petunjuk Umum
1. Dalam mengisi cek list gunakan pensil 2B, agar tulisan jelas, dan bila terjadi kesalahan
mudah dihapus.
2. Jawaban dengan cara mengisikan ke dalam kotak yang tersedia atau melingkari pilihan
jawaban. Selain itu perlu diperhatikan urutan pertanyaan dan lompatan.
B. Petunjuk Khusus
Jenis pelayanan rumah sakit untuk cek list peralatan pada Riset Fasilitas Kesehatan 2011
dikelompokkan berdasarkan jenis pelayanan dimana terdapat peralatan kesehatan yang didata.
Jenis Pelayanan tersebut dibagi menjadi 19 Pelayanan, yaitu:
A. Pelayanan Kebidanan dan Kandungan
151
B. Pelayanan Anak
C. Pelayanan Penyakit Dalam
D. Pelayanan Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
E. Pelayanan Bedah
F. Pelayanan Mata
G. Pelayanan THT
H. Pelayanan Kulit dan Kelamin
I. Pelayanan Gigi dan Mulut
J. Pelayanan Saraf
K. Pelayanan Jiwa
L. Pelayanan Gawat Darurat
M. Pelayanan Perawatan Intensif
N. Pelayanan Anestesi dan Reanimasi
O. Pelayanan Laboratorium
P. Pelayanan Radiologi
Q. Pelayanan Rehabilitasi Medik
R. Pelayanan Farmasi
S. Pelayanan Sterilisasi Sentral
PENJELASAN:
Jenis Pelayanan Rumah Sakit adalah jenis pelayanan yang terdiri dari rawat jalan dan rawat inap,
rawat inap saja, rawat jalan saja, dan penunjang. Jenis pelayanan yang mempunyai jenis
pelayanan rawat jalan dan rawat inap adalah Pelayanan: Kebidanan dan Kandungan, Anak,
Penyakit Dalam, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Bedah, Mata, THT, Kulit dan
Kelamin, Saraf, dan Jiwa. Untuk Pelayanan Bedah selain rawat jalan dan rawat inap, termasuk di
dalamnya adalah kamar bedah.
Jenis Pelayanan yang hanya rawat inap saja adalah Pelayanan Perawatan Intensif dan Pelayanan
Anestesi dan Reanimasi. Untuk jenis Pelayanan Perawatan Intensif terdiri ICU, ICCU, NICU,
PICU.
Jenis Pelayanan yang hanya rawat jalan saja adalah Pelayanan: Gigi dan Mulut, Gawat Darurat.
Jenis Pelayanan yang termasuk Pelayanan Penunjang adalah Pelayanan: Laboratorium,
Radiologi, Rehabilitasi Medik, Farmasi, dan Sterilisasi Sentral.
Pertanyaan tentang ketersediaan jenis pelayanan kesehatan selalu mengawali pertanyaan pada
setiap Jenis Pelayanan rumah sakit. Pada setiap rumah sakit, jumlah jenis pelayanan kesehatan
dapat berbeda sesuai dengan tipe rumah sakit.
Catatan:
Apabila jawaban adalah Kode I (Ya) maka pertanyaan dilanjutkan ke pertanyaan berikutnya
yaitu nama responden yang diwawancarai.
Apabila jawaban adalah Kode 2 (Tidak), maka pertanyaan langsung melompat ke Jenis
Pelayanan berikutnya.
5. PENJELASAN RESPONDEN
Pada setiap jenis pelayanan kesehatan selalu dituliskan data responden yang diwawancarai,
yaitu: nama responden, jabatan, dan nomor HP yang dapat dihubungi.
152
Responden yang akan diwawancarai adalah orang yang kompeten, mengetahui dan menyimpan
data yang berkaitan dengan peralatan rumah sakit, misalnya dari IPSRS (Instalasi Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit), yang memiliki data mengenai peralatan rumah sakit pada setiap jenis
pelayanan di rumah sakit, baik jumlah alat, jumlah yang berfungsi, jumlah yang dimanfaatkan,
kecukupan, pemanfaatan, dan menyimpan sertifikat kalibrasi alat dan surat izin Bapeten.
Data tersebut harus dicek dengan melakukan pengamatan langsung pada peralatan di masing-
masing jenis pelayanan, baik jumlah alat dan jumlah yang berfungsi. Untuk jumlah yang
dimanfaatkan, kecukupan, dan pemanfaatan dilakukan konfirmasi dengan menanyakannya
kepada sipemakai alat pada masing-masing Jenis Pelayanan.
Pada masing-masing Pelayanan Rumah Sakit, terdapat daftar peralatan yang akan ditanyakan.
Pertanyaan yang ditanyakan meliputi:
Kolom (3) Jumlah, Kolom (4) Jumlah yang Berfungsi; Kolom (5) Jumlah yang
Dimanfaatkan; Kolom (6) Kecukupan; Kolom (7) Pemanfaatan; dan Kolom (8)
Kalibrasi
Khusus untuk Jenis Pelayanan Radiologi dan peralatan dengan sinar pengion yang berada di luar
Pelayanan Radiologi, terdapat tambahan pertanyaan tentang Izin Bapeten yang terdiri dari:
Kolom (9), Kolom (10), dan Kolom (11).
Pertanyaan ditanyakan secara berurutan mulai dari Kolom (3) sampai dengan Kolom (8).
Khusus untuk Pelayanan Radiologi dan peralatan dengan sinar pengion yang berada di luar
Pelayanan Radiologi pertanyaan dari Kolom (3) sampai dengan Kolom (11).
Jumlah yang dimaksud pada Kolom 3, tidak dibedakan berdasarkan kepemilikan alat. Alat
tersebut dapat milik rumah sakit, milik dokter, atau milik pihak ketiga (alat yang merupakan
kerja sama operasional/KSO), dan lainnya.
Apabila ada jenis alat yang bukan milik rumah sakit, maka informasi tersebut sebagai informasi
tambahan, dan dicatat ke dalam catatan pewawancara yang tersedia dalam kuesioner cek list.
Informasi dicatat dengan lengkap agar dapat ditelusuri alat yang dimaksud, yaitu meliputi Jenis
pelayanan alat tersebut, nomor urut alat, nama alat, jumlah alat, jumlah alat yang berfungsi,
pemanfaatan, kalibrasi, termasuk izin Bapeten pada alat tertentu.
Contoh pengisian:
Catatan:
Apabila jawaban pada kolom Jumlah (kolom 3) tidak ada (tidak dimiliki oleh Pelayanan
tersebut), maka isikan angka 00 ke dalam kotak jawaban, kemudian pertanyaan lanjut ke nomor
jenis peralatan berikutnya.
153
Rincian pertanyaan Jumlah yang Berfungsi (Kolom 4):
Jumlah yang berfungsi adalah jumlah alat yang berfungsi. Jawaban pertanyaan ini berdasarkan
jawaban dari responden. Jumlah alat (dalam bentuk angka) diisikan dalam kotak yang tersedia.
Catatan:
Apabila jawaban pada kolom Jumlah yang Berfungsi (Kolom 4) tidak ada (semua tidak
berfungsi atau rusak, sehingga tidak dapat dipergunakan oleh Pelayanan tersebut), maka isikan
angka 00 ke dalam kotak jawaban, kemudian pertanyaan langsung melompat ke jenis peralatan
berikutnya.
154
Jawaban Kode 2: Ya, > 60 % tepat waktu.
Jawaban Kode 3: Ya, tidak tepat waktu.
Jawaban Kode 4: Tidak melaksanakan.
Penjelasan:
Kalibrasi tepat waktu adalah kalibrasi yang dilakukan menurut ketentuan alat yaitu kalibrasi
dilakukan untuk alat yang baru dipasang, alat yang baru diperbaiki, alat yang baru dipindahkan,
alat yang perlu dikalibrasi sesuai jadual kalibrasi. Menurut peraturan Permenkes 363 tahun
1998, kalibrasi dilakukan sesuai jadual kalibrasi adalah satu tahun sekali. Untuk alat kesehatan
yang baru dibeli, harus sudah dikalibrasi oleh lembaga kalibrasi pabrik peralatan yang
memproduksi, dimana hasil kalibrasi selalu dicantumkan dalam dokumen alat.
Jawaban Kode 1 adalah apabila dari jumlah alat yang berfungsi (dari kolom 4), semua telah
dikalibrasi tepat waktu.
Jawaban Kode 2 adalah apabila lebih dari 60% dari jumlah alat yang berfungsi (dari kolom 4)
dikalibrasi tepat waktu.
Jawaban Kode 3 adalah apabila dari jumlah alat yang berfungsi (dari kolom 4) ditanyakan telah
dikalibrasi, tetapi tidak tepat waktu atau tidak sesuai dengan jadwal waktu kalibrasi alat.
Jawaban Kode 4 adalah apabila semua dari jumlah alat yang berfungsi (dari kolom 4), tidak
dikalibrasi.
Catatan:
Kalibrasi internal yang dilakukan oleh rumah sakit secara rutin tidak termasuk dalam yang
dimaksud kalibrasi pada riset ini.
KHUSUS UNTUK PELAYANAN RADIOLOGI DAN PERALATAN DENGAN SINAR
PENGION YANG BERADA DI LUAR PELAYANAN RADIOLOGI, TERDAPAT
TAMBAHAN PERTANYAANIZIN BAPETEN KOLOM (9), (10), DAN (11).
CARA PENGISIAN:
Contoh 1.
155
A. PELAYANAN KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
Pada pertanyaan nomor 6: Timbangan Bayi, bila jawaban: ada 2 alat, jumlah yang berfungsi: 1
alat, jumlah yang dimanfaatkan: 1 alat, kecukupan: kurang, pemanfaatan: bersama, dan kalibrasi:
tidak tepat waktu.
Cara pengisian: Pada Kolom Jumlah (Kolom 3) diisi angka 02; Kolom Jumlah yang Berfungsi
(Kolom 4) diisi angka 01; Kolom Jumlah yang Dimanfaatkan (Kolom 5) diisi angka 01; Kolom
Kecukupan (Kolom 6) diisi Kode 3; Kolom Pemanfaatan (Kolom 7) diisi kode 2, dan Kolom
Kalibrasi diisi Kode 3.
Contoh 2.
B.PELAYANAN ANAK
Pada pertanyaan nomor 17. Bed Side Monitor, bila jawaban: ada 1 alat, jumlah yang berfungsi:
rusak.
Cara pengisian: Pada Kolom Jumlah (Kolom 3) diisi angka 01; Kolom Jumlah yang Berfungsi
(Kolom 4) diisi angka 00; kolom selanjutnya tidak diisi tetapi langsung ke nomor 18.
B. PELAYANAN ANAK
1 Ada 1
Tersedia Pelayanan Anak 2. Tidak ada C. PELAYANAN PENYAKIT DALAM
Nama responden: Susiani Jabatan: Kepala IPSRS No.HP: 08122225321
Jumlah Jumlah Jumlah yang Kecukupan Pemanfaatan Kalibrasi
No. JENIS PERALATAN yang dimanfaatkan
1.Lebih 1.Sendiri 1.Ya, semua tepat
(Bila tidak ada, berfungsi
2.Cukup 2.Bersama waktu
isi 00, nomor (Bila semua
3.Kurang 2.Ya, >60% tepat waktu
berikutnya) tidak 3.Ya, tidak tepat waktu
berfungsi, isi 4.Tidak dllaksanakan
00, nomor
berikutnya)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
17. Bed Side Monitor
0 1 0 0
Contoh 3.
P. PELAYANAN RADIOLOGI
156
Pada pertanyaan nomor 1. X-Ray Unit, bila jawaban jumlah alat: ada 1 alat, jumlah yang
berfungsi: 1 alat, jumlah yang dimanfaatkan: 1 alat, kecukupan: adalah kurang, pemanfaatan:
sendiri, kalibrasi: dikalibrasi 6 bulan yang lalu, izin Bapeten: ada dan masih berlaku.
Cara pengisian: Pada Kolom Jumlah (Kolom 3) diisi angka 01; Kolom Jumlah yang Berfungsi
(Kolom 4) diisi angka 01; Kolom Jumlah yang Dimanfaatkan (Kolom 5) diisi angka 01; Kolom
Kecukupan (Kolom 6) diisi Kode 3; Kolom Pemanfaatan (Kolom 7) diisi kode 1, dan Kolom
Kalibrasi diisi Kode 1; Kolom Izin Bapeten ada izin masih berlaku (Kolom 9) diisi angka 1,
Kolom izin Bapeten ada izin sudah tidak berlaku (kolom 10) diisi angka 0, dan Kolom izin
Bapeten tidak ada izin (kolom 11) diisi angka 0.
P. PELAYANAN RADIOLOGI
Contoh 4.
P. PELAYANAN RADIOLOGI
Pada pertanyaan nomor 4. X-Ray Mobile Unit, bila jawaban jumlah alat: ada 5 alat, jumlah yang
berfungsi: 3 alat, jumlah yang dimanfaatkan: 3 alat, kecukupan: adalah kurang, pemanfaatan:
sendiri, kalibrasi: untuk 3 alat yang berfungsi dikalibrasi 6 bulan yang lalu, izin Bapeten: 3 alat
ada izin dan masih berlaku, 2 alat ada izin, sudah tidak berlaku.
Cara pengisian: Pada Kolom Jumlah (Kolom 3) diisi angka 05; Kolom Jumlah yang Berfungsi
(Kolom 4) diisi angka 03; Kolom Jumlah yang Dimanfaatkan (Kolom 5) diisi angka 03; Kolom
Kecukupan (Kolom 6) diisi Kode 3; Kolom Pemanfaatan (Kolom 7) diisi kode 1, dan Kolom
Kalibrasi diisi Kode 1; Kolom Izin Bapeten ada izin masih berlaku (Kolom 9) diisi angka 3,
Kolom izin Bapeten ada izin sudah tidak berlaku (kolom 10) diisi angka 2, dan Kolom izin
Bapeten tidak ada izin (kolom 11) diisi angka 0.
P. PELAYANAN RADIOLOGI
Tersedia Pelayanan Radiologi 1 Ada 2. Tidak ada Q. PELAYANAN REHABILITASI 1
MEDIK
Nama responden: Jabatan: Kepala IPSRS No.HP: 08122225321
Susiani
157
Jumlah Jumlah yang Jumlah yang Kecukupan Pemanfa Kalibrasi Izin Bapeten
No. JENIS berfungsi dimanfaat atan (jumlah alat)
(Bila semua 1.Lebih 1.Ya, semua tepat
(Bila tidak Kan Ada Ada Tida
PERALATA ada, tidak berfungsi, 2.Cukup waktu
Izin, Izin, k
1.Sendiri 2.Ya, >60% tepat
isi 00, isi 00, nomor 3.Kurang masi sud ada
N berikutnya)
2.Bersama waktu h ah izin
nomor
3.Ya, tidak tepat berl tida
berikutnya)
waktu aku k
4.Tidak berl
dilaksanakan aku
4. X-Ray
0 5 0 3 0 3 3 1 1 3 2 0
Mobile
7 7 7 7
Unit
1 1 1 1
6. PENJELASAN JENIS PERALATAN BERDASARKAN JENIS PELAYANAN
Setiap Jenis Pelayanan Kesehatan memiliki daftar peralatannya masing-masing. Sebagian besar
jenis peralatan yang didata pada Riset Fasilitas 2011 dibatasi pada (1) peralatan elektromedik,
yang menggunakan tenaga listrik maupun baterai dan memerlukan kalibrasi, serta telah dapat
dikalibrasi di Indonesia, (2) beberapa peralatan yang walaupun tidak menggunakan baterai atau
listrik namun memerlukan kalibrasi dan atau sangat diperlukan dalam pelayanan, (3) peralatan
yang sangat diperlukan untuk pemeriksaan pada kondisi khusus.
Jenis peralatan yang sama dapat berada di beberapa pelayanan kesehatan di rumah sakit. Setiap
peralatan harus ditanyakan pada masing-masing Pelayanan Kesehatan. Jenis alat yang sama
dapat berbeda nama, sehingga perlu dilakukan penjelasan lebih lanjut mengenai nama alat yang
tidak dikenal oleh responden, atau memperlihatkan contoh gambar agar responden mempunyai
gambaran tentang alat yang dimaksud. Perlu diperhatikan bahwa nama alat yang sama
kemungkinan mempunyai bentuk yang berbeda, tergantung merk alat. Pada Riset Fasilitas 2011,
alat tidak dibedakan berdasarkan merk, produsen, atau tahun keluaran alat.
Setiap jenis pelayanan diawali dengan pertanyaan tentang keberadaan pelayanan. Pertanyaan ini
diperlukan oleh karena tidak semua rumah sakit memiliki jenis pelayanan yang sama.
RINCIAN PERTANYAAN:
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke B. PELAYANAN ANAK.
158
Rincian 2 : Fetal Monitor (Cardiotocography/CTG)
Foetal Monitor (Cardiotocography/CTG) adalah alat yang digunakan
untuk mengukur kondisi kesehatan bayi dan menilai kemajuan kelahiran.
Alat ini menghasilkan informasi secara grafik dan numerik tentang
denyut jantung fetus dan aktivitas rahim untuk membantu klinikus
menilai keadaan fetus. Selama persalinan, denyut jantung janin
memperlihatkan penurunan dan peningkatan sebagai respons terhadap
kontraksi rahim atau gerakan janin, pola tertentu menunjukkan adanya
hipoksia (kurang oksigen).
159
Rincian 7: Tensimeter
Tensimeter adalah alat pengukur tekanan darah baik air raksa, aneroid,
atau digital.
Rincian 11 : Sterilisator
Sterilisator adalah peralatan yang digunakan untuk tujuan sterilisasi,
dapat berupa sterilisasi basah atau sterilisasi kering. Contoh: autoclave,
oven dan dengan cara boiling.
160
Rincian 13: USG
USG (Ultrasonography) atau Diagnostic Sonography adalah alat
dengan metode ultra sound (gelombang suara frekwensi sangat tinggi),
bertujuan untuk memberikan gambaran jaringan lunak dalam 2, 3 atau 4
dimensi, tanpa efek radiasi pengion. Sistem dilengkapi dengan transducer
sebagai sensor. Untuk ibu hamil, alat ini untuk menentukan usia gestasi,
dan memantau kondisi janin (pertumbuhan, anomali, dll). Dengan
peralatan yang lebih lengkap dapat ditambahkan transduser untuk
melakukan prosedur diagnostik khusus, untuk jantung, pembuluh darah,
endovaginal, endorectal atau bagian-bagian kecil dari thyroid, payudara,
scrotum, dan prostat.
161
Rincian 18: Central Gas Oxygen
Gas Oxigen Sentral merupakan pusat tabung gas medis (O2). Gas
didistribusikan secara terpusat melalui pipa dan outlet gas medis, ke
kamar operasi atau ke ruang perawatan.
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku, dan
seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke C. PELAYANAN PENYAKIT DALAM.
B. PELAYANAN ANAK
162
Rincian 8: Pengukur Tinggi Badan Anak
Pengukur Tinggi Badan Anak adalah alat pengukur tinggi badan anak
yang berumur 2 sampai 5 tahun. Alat ini mengukur tinggi anak dalam
posisi berdiri.
Rincian 14: Oxygen Set dan Flowmeter (Lihat: Rincian A. No. 10).
163
Rincian 15: Infant Warmer
Infant Warmer adalah peralatan yang terdiri dari elemen panas infra
merah yang menghasilkan radiasi panas yang ditempatkan di atas seorang
bayi untuk mempertahankan suhu tubuh bayi. Alat ini dilengkapi dengan
sensor monitor suhu, mekanisme pengatur panas yang dikeluarkan, dan
sistim alarm untuk mengingatkan operator terhadap suhu yang
berlebihan atau lebih rendah dari yang diinginkan.
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku, dan
seterusnya.
164
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke D. PELAYANAN PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH
DARAH.
C. PELAYANAN PENYAKIT DALAM
Rincian 6: Spirometer
Spirometer adalah alat pengukur aliran dan volume udara yang masuk
dan keluar dari paru-paru pada saat inspirasi dan ekspirasi, berfungsi
untuk mengukur kapasitas dan fungsi paru. Alat ini membantu dalam
mendiagnosis dan memonitor suatu penyakit, menilai efektivitas
pengobatan dan tingkat kecacatan.
Rincian 7: Bronkoskop
Bronkoskop serta optik fleksibel (segala ukuran) merupakan suatu alat
yang pada ujungnya terdapat kamera kecil, terdiri dari berbagai ukuran
untuk bayi sampai dewasa, digunakan untuk memeriksa jalan nafas ke
paru-paru khususnya trachea dan bronchus paru (tracheobronchial tree).
Selama prosedur bronchoscopy, alat akan dimasukkan melalui lubang
hidung melewati tenggorokan dan bronchus.
Rincian 9: Duodenofiberscope
Duodenofiberscope adalah peralatan yang dipakai untuk pemeriksaan
endoskopi, pengobatan atau operasi pada saluran pencernaan.
165
Rincian 10: Unit Hemodialisis
Unit Hemodialisis merupakan unit untuk dialisis (cuci darah) di luar
tubuh dengan menggantikan aktivitas utama dari ginjal pada pasien
dengan gangguan fungsi ginjal atau penyakit ginjal berat. Hemodialisis
berguna untuk membuang hasil akhir metabolisme dan air, serta ion dan
garam organik dari aliran darah.
Rincian 12: Oxygen Set dan Flowmeter (Lihat: Rincian A. No. 10).
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang
berlaku, dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke E. PELAYANAN BEDAH.
166
Rincian 2: USG dengan Probe Jantung
USG (Ultrasonography) atau Diagnostic Sonography merupakan alat
yang bertujuan untuk memberikan gambaran jaringan lunak dalam 2
dimensi, tanpa efek radiasi pengion. Pada beberapa sistem dilengkapi
dengan peralatan tambahan transducer, untuk melakukan prosedur
diagnostik khusus, seperti jantung, pembuluh darah).
Rincian 4: Autoklaf
Autoklaf adalah suatu alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan
dan perlengkapan, dengan menggunakan tekanan tinggi jenuh uap pada
suhu 121 C atau lebih, biasanya selama 15-20 menit, tergantung pada
ukuran beban dan isi. Autoklaf ada yang vertical (biasanya berbentuk
silinder berdiri atau kotak panjang posisi berdiri), ada yang horizontal
(biasanya berbentuk kotak atau silinder).
Rincian 8: Defibrilator
Defibrilator adalah suatu peralatan untuk CPR (Cardiac Pulmonary
Resucitation)/bantuan hidup dasar agar fungsi atau detak jantung kembali
normal. Alat ini dipakai untuk melakukan defibrilasi yang menyalurkan
suatu dosis terapi elekterik kepada jantung, merupakan suatu pengobatan
definitif pada keadaan yang mengancam jiwa seperti aritmia jantung,
fibrilasi ventrikel, dan ventricular tachycardia.
167
Rincian 11: Doppler Vascular
Adalah alat yang digunakan untuk mengetahui aliran darah arteri pasien
dengan menggunakan ultrasound.
Rincian 12: Oxygen Set dan Flowmeter (Lihat: Rincian A. No. 10).
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke F. PELAYANAN MATA.
E. PELAYANAN BEDAH
168
Rincian 1: Mesin Anestesi
Mesin Anestesi adalah alat yang dipakai untuk mencampur gas anestesi
(O2, CO2, gas bius: eter, halothane, sevoflurane, enflurane atau
isoflurane), yang dipakai untuk membius pasien secara keseluruhan dan
mengontrol tingkat ketidak sadaran pasien atau tingkat analgesi selama
prosedur operasi berlangsung. Peralatan ini dapat juga dilengkapi dengan
ventilator sebagai alat bantu pernafasan.
169
Rincian 13: Unit Endoskopi
Unit Endoskopi adalah peralatan pembedahan dengan meminimalisasi
perlukaan yang menggunakan peralatan fibre optic dan kamera khusus
yang dipasang pada ujung alat agar dapat ditampilkan pada layar
monitor. Perlengkapan alat endoscopi biasanya diaplikasikan sesuai
dengan kekhususannya seperti: colonoscopy, laparoscopy dll.
170
Rincian 20: Extra Corporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Extra Corporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) adalah peralatan yang
menggunakan gelombang kejut untuk menghancurkan batu ginjal
menjadi bagian yang kecil sehingga dapat keluar dengan mudah melalui
saluran kencing.
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke G. PELAYANAN THT.
F. PELAYANAN MATA
Rincian 1: Sterilisator
Sterilisator adalah alat yang membersihkan dan mensterilkan instrumen yang akan digunakan
kembali yang telah terkontaminasi oleh darah, sel, dan bahan organik lainnya. Alat ini ada yang
dilengkapi dengan 1 pintu masuk dan keluar alat yang akan disterilisasi, atau 2 pintu masing-
masing untuk masuk dan keluar).
171
Rincian 4: Oxygen Set dan Flowmeter (Lihat: Rincian A. No. 10).
Apakah tersedia Pelayanan THT ? 1. Ada 2. Tidak ada H. PELAYANAN KULIT DAN
KELAMIN
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang
berlaku, dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke H. PELAYANAN KULIT DAN KELAMIN.
G. PELAYANAN THT
Rincian 5: Audiometer
Audiometer adalah alat yang mengukur tajam pendengaran dengan
menetapkan ambang pendengaran individu (bunyi paling kecil yang bisa
didengar oleh individu terhadap nada murni yang dibandingkan dengan
ambang dari range nilai ambang pendengaran normal standard).
172
Rincian 7: Bronchofiberscope (Lihat: Rincian C. No. 7)
Bronchofiberscope terdiri dari berbagai ukuran untuk bayi sampai
dewasa, merupakan bronkoskop disertai optik fleksibel, digunakan untuk
melihat bagian dalam dari saluran pernafasan, khususnya trachea dan
bronchus paru. Melalui saluran dalam bronkoskop tersebut, operator
dapat mengambil sampel jaringan paru, melakukan terapi laser,
mengambil benda asing, menyedot dahak untuk pemeriksaan kultur
mikroba, memasukkan kateter dan melakukan intubasi yang sulit.
Rincian 9: Electrocauter
Elektrocauter atau Electrosurgery adalah alat pisau bedah elektrik
dengan frekuensi lebih rendah dari Elektrocauter umum, dan dengan
menggunakan pisau khusus untuk operasi THT.
Apakah tersedia Pelayanan Kulit dan Kelamin? 1. Ada 2. Tidak ada I. PELAYANAN GIGI
DAN MULUT
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke I. PELAYANAN GIGI DAN MULUT.
173
Rincian 2: Ultra Violet Lamp Therapy
Ultra Violet Lamp Therapy adalah suatu alat yang menghasilkan sinar
UVB, digunakan untuk fototerapi kulit, antara lain untuk pengobatan
penyakit kulit seperti psoriasis, vitiligo, eksim, dll.
Apakah tersedia Pelayanan Gigi dan Mulut ? 1. Ada 2. Tidak ada J. PELAYANAN
SARAF
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke J. PELAYANAN SARAF.
Dental Unit (dengan kompresor dan operating stool mobile) adalah alat
gigi lengkap yang digunakan untuk pelayanan kesehatan gigi di dalam
gedung (statis) dan alat tersebut tidak bergerak.
PERHATIAN: UNTUK X-Ray Unit Dental (ALAT DENGAN SINAR PENGION) TERDAPAT
TAMBAHAN PERTANYAAN IZIN BAPETEN (KOLOM 9,10,11)
174
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke K. PELAYANAN JIWA.
J. PELAYANAN SARAF
Rincian 2: EEG
EEG atau Electro Encephalography adalah suatu alat yang menggunakan
elektrode yang ditempatkan di kulit kepala pasien untuk mengukur,
memperbesar, mengambarkan dalam bentuk grafik, dan merekam signal
elektrik yang dipancarkan oleh otak. Alat ini digunakan untuk
mengobservasi dan mendiagnosis bermacam kondisi saraf, termasuk
epilepsi, yang berhubungan dengan kelainan konvulsi, dan kematian
otak.
175
DARURAT
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke L. PELAYANAN GAWAT DARURAT.
K. PELAYANAN JIWA
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke M. PELAYANAN INTENSIF.
176
L. PELAYANAN GAWAT DARURAT
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke N. PELAYANAN ANESTESI DAN REANIMASI.
Rincian 1: Ventilator
Ventilator adalah suatu peralatan yang dipakai untuk mengontrol atau membantu pernafasan
pasien dengan menyalurkan oxygen dalam jumlah yang telah ditentukan dalam udara
pernafasan, termasuk untuk neonatal, anak, dan dewasa. (Untuk di bagian ini, ventilator yang
digunakan harus dapat dihubungkan dengan mesin anestesi). (Lihat: Rincian IV. No.14).
177
Rincian 2: Oxygen Set dan Flowmeter (Lihat: Rincian A. No. 10).
Rincian 3: Suction Pump (Lihat: Rincian A. No. 3).
Rincian 4: Infus Pump (Lihat: Rincian A. No.4).
Rincian 5: Syringe Pump (Lihat: Rincian A. No. 5).
Rincian 6: Tensimeter (Lihat: Rincian A. No.7).
Rincian 7: ECG (Lihat: Rincian B. No. 11).
Rincian 8: Pulse Oxymeter (Lihat: Rincian C. No. 8).
Rincian 9: Central Patient Monitor (Lihat: Rincian D. No.13).
Rincian 10: Defibrilator (dengan kemampuan kardioversi sinkron dan pacu jantung
eksternal). (Lihat: Rincian D. No. 8).
Rincian 11: Mobile Operating Lamp (Lampu Periksa) (Lihat: Rincian E. No. 18).
Rincian 12: Bed Side Monitor (Lihat: Rincian A. No.16).
Rincian 13: Sterilisator (Lihat: Rincian A. 11).
Rincian 14: Mesin Anestesi (Lihat: Rincian E. No. 1).
Rincian 15: Central Gas Medic (Lihat: Rincian E. No. 19).
Rincian 16: UV Sterilizer (Lihat: Rincian B. No.16).
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke O. PELAYANAN LABORATORIUM.
178
Rincian 8: Bed Side Monitor (Lihat: Rincian A. No.16).
Rincian 9: Bronkoskop Pipa Kaku (segala ukuran) (Lihat: Rincian C. No. 7).
Rincian 10: Bronchofiberscope (segala ukuran) (Lihat: Rincian G. No. 6).
Rincian 11: Tensimeter dengan manset ganda
Tensimeter dengan manset ganda adalah alat pengukur tekanan darah baik untuk dewasa maupun
anak dengan 2 ukuran manset yang berbeda, yaitu untuk dewasa lebar manset 22-33 cm dan
untuk anak 12-19 cm.
Rincian 12: Spirometer (Lihat: Rincian C. No. 6).
Rincian 13: Suction Pump (Lihat: Rincian A. No. 3)
Rincian 14: Ultra Sonic Nebulizer (Lihat: Rincian B. No. 20).
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke P. PELAYANAN RADIOLOGI.
O. PELAYANAN LABORATORIUM
Rincian 1: Sentrifus
Sentrifus atau Centrifuge adalah sebuah peralatan,yang menempatkan
objek dalam suatu rotasi di sekitar sumbu tetap, dan bekerja dengan
menggunakan prinsip sedimentasi, sehingga percepatan sentripetal
menyebabkan bahan lebih padat berada di bagian bawah tabung, dan
benda ringan akan cenderung bergerak ke atas.
179
Rincian 5: Freezer -20 derajat Celcius.
Freezer -20 derajat celcius adalah lemari es khusus dengan suhu -20 derajat Celcius.
Rincian 6: Photometer/Spectrophotometer
Photometer/Spectrophotometer adalah alat yang menghasilkan cahaya
dengan panjang gelombang yang spesifik. Pada penggunaannya di klinik,
dipakai untuk mengukur enersi yang ditimbulkan, disalurkan, diserap,
atau dipantulkan oleh bahan yang diukur. Alat ini untuk mengukur kimia
darah secara kuantitatif, antara lain pemeriksaan: tes fungsi hati (SGOT,
SGPT) dan gula darah.
.
Rincian 7: Analytical Balance (Timbangan analitik).
Analytical Balance adalah timbangan analitis yang digunakan untuk
mengukur massa dengan tingkat presisi (ketepatan) dan akurasi yang
sangat tinggi.
Rincian 8: Koagulometer
Koagulometer adalah alat yang dipakai untuk melakukan pemeriksaan
hemostasis.
180
Rincian 11: Sentrifus Mikrohematokrit
Sentrifus Mikrohematokrit atau Micro Hematocrit Centrifuge adalah
suatu alat sentrifus untuk memusingkan tabung kapiler micro Hematocrit.
Rincian 14: Blood Gas Analyzer (Untuk gas dan elektrolit darah)
Blood Gas Analyzer adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur tekanan
oxygen dan carbon dioxide dalam darah, dan konsentrasi ion hidrogen dalam
arteri. Analisis gas darah membantu mendiagnosis penyakit saluran pernafasan
dan menilai kondisi metabolisme.
181
Rincian 16: Eliza Reader
Eliza Reader adalah alat yang dipakai untuk pemeriksaan
immunoserologi
Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah suatu metode biologi molekular untuk
memperbanyak kopi DNA tanpa menggunakan organisme hidup. Alat ini
biasanya digunakan dalam laboratorium penelitian kedokteran dan biologi,
untuk bermacam tujuan antara lain mendeteksi penyakit herediter,
mengidentifikasi sidik jari genetik, mendiagnosis penyakit infeksi, mengkloning
gen, dan uji lainnya.
Rincian:
182
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke Q. PELAYANAN REHABILITASI MEDIK.
P. PELAYANAN RADIOLOGI
183
Rincian 8: Survey Meter
Survey meter adalah peralatan yang dipakai untuk mendeteksi intensitas
radiasi.
184
Rincian 14: X-Ray Angiography
X-Ray Angiography atau Carotid Angiography adalah suatu prosedur
pencitraan invasif dengan cara memasukkan sebuah kateter ke dalam
pembuluh darah di lengan atau tungkai sampai ke arteri karotis dengan
bantuan mesin X-ray khusus. Bahan kontras disuntikkan melalui kateter
sehingga gambar X-ray dari arteri karotis dapat diambil.
185
Rincian 20: After Loading Machine (Brachytherapy)
After Loading Machine adalah peralatan radioterapi dengan prinsip
brachytherapy. Alat ini berfungsi memasok bahan radioaktif ke dalam
aplikator yang sudah ditanam sebelumnya di daerah/ organ yang akan
diobati.
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke R. PELAYANAN FARMASI.
186
Q. PELAYANAN REHABILITASI MEDIK
187
Rincian 7: Unit Traksi
Unit traksi adalah peralatan traksi orthopedik yang dipakai sebagai alat
yang mempunyai kekuatan menarik sistem rangka.
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan langsung
melompat ke S. PELAYANAN STERILISASI SENTRAL.
R. PELAYANAN FARMASI
Apakah tersedia Pelayanan Sterilisasi Sentral? 1. Ada 2. Tidak ada Pertanyaan Selesai
Rincian:
Apabila jawaban adalah Kode 1: Ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan dilanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan nama responden, jabatan, dan nomor HP yang berlaku,
dan seterusnya.
188
Apabila jawaban adalah Kode 2: Tidak ada, lingkari jawaban, dan pertanyaan cek list peralatan
selesai.
189
Rincian 6: Bed Sterilizer
Bed Sterilizer merupakan suatu peralatan sterilisasi ozon untuk
mensterilisasi tempat tidur di rumah sakit maupun di hotel, termasuk
tutup tempat tidur, karpet, sarung bantal, dan seprei.
Tabel Jenis Pelayanan Rumah Sakit dan Jumlah Alat yang Didata
PELAYANAN JUMLAH ALAT
E. BEDAH 22
F. MATA 6
G. THT 10
H. KULIT DAN KELAMIN 3
I. GIGI DAN MULUT 3
J. SARAF 8
K. JIWA 7
190
L. GAWAT DARURAT 19
M. PERAWATAN INTENSIF 17
N. ANESTESI DAN REANIMASI 14
O. LABORATORIUM 20
P. RADIOLOGI 23
Q. REHABILITASI MEDIK 9
R. FARMASI 2
S STERILISASI SENTRAL 6
191
Lampiran 1. Daftar Istilah
A
ACLS Advanched Cardiac Life Support
AloS Average Length of Stay
APAR Alat Pemadam Api Ringan
APBD Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan Belanja Negara
APD Alat Pelindung Diri
ASI Air Susu Ibu
ATLS Advanched Trauma Life Support
B
B3 Bahan Beracun dan Berbahaya
BCLS Basic Cardiac Life Support
BLS Basic Life Support
BOR Bed Occupancy Rate
BPPRM Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medik
BTA Bakteri Tahan Asam
BTLS Basic Trauma Life Support
BTO Bed Turn Over
BUMN Badan Umum Milik Negara
C
CABG Coronary Bypass Graft
CBRN Chemical, Biology, Radioactive, Nuclear
CFR Case Fatality Rate
CICU Cardiac Intensive Care Unit
CSSD Central Steril Supply Department
D
Diknas Pendidikan Nasional
DOTS Direct Observed Treatment Short Course
DVI Disaster Victim Identification
192
EFQM Excellence Model
G
GDR Gross Death Rate
GELS General Emergency Life support
GP General
H
HCU High Care Unit
HDP Hospital Disaster Plan
HEICS Hospital Emergency Incident Command System
HOPE Hospital Preparadness for Emergency and Disaster
HP Handphone
I
ICCU Intensive Cardiac Care Unit
ICD Internationale Classification of Diseases
ICU Intensive Care Unit
ID Identitas
IMA Infark Miokard Akut
IPAL Instalasi Pengolahan Limbah
ISO Internationale Organization for Standardization
J
Jamkesda Jaminan Kesehatan Daerah
Jamkesmas Jaminan Kesehatan Masyarakat
K
K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
KARS Komite Akreditasi Rumah Sakit
KB Keluarga Berencana
Kemen Kementrian
Kemkes Kementerian Kesehatan
KFT Komite Farmasi Terapi
KVA Kilo Volt Ampere
L
LOS Length of Stay
M
MARS Magister Administrasi Rumah Sakit
MCU Medical Check Up
N
NDR Nett Death Rate
NICU Neonatal Intensive Care Unit
193
PAM Perusahaan Air Mnum
PICU Pediatric Intensive Care Unit
PKBRS Penyuluhan Keluraga Berencana Rumah Sakit
PKMRS Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit
PKU Phenil Keton Urea
PME Pemantauan Mutu Eksternal
PMI Pemantauan Mutu Internal
PNS Pegawai Negeri Sipil
Polri Kepolisian Republik Indonesia
PONEK Pelayanan Obstetri, Neonatal, Emergency Komprehensif
PPDS Program Pendidikan Dokter Spesialis
PPGD Pelatihan Penanganan Gawat Darurat
PSPD Pusat Studi Pendidikan Dokter
PT Perseroan Terbatas
R
RM Rekam Medik
RME Rekam Medik Elektronik
RMIK Rekam Medik dan Informasi Kesehatan
RS Rumah Sakit
S
SAK Standar Asuhan Keperawatan
SDM Sumber Daya Manusia
SOP Standard Operationale Prosedure
SPK Sekolah Perawat Kesehatan
SPPH Sekolah Pembantu Penilik Higiene)
SPR Sekolah Pengatur Rawat
STK Standar Tindakan Keperawatan
T
TB Tuberculosis
THT Telinga Hidung Tenggorokan
TNI Tentara Nasional Indonesia
TSHs Tiroid Stimulating Hormones
U
UGD Unit Gawat Darurat
UPS Unintteruptable Power Supply
V
VIP Very Important Person
VVIP Very Very Important Person
194
Lampiran 2.
PROSEDUR PENJELASAN
NASKAH PENJELASAN DAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Penjelasan mengenai naskah penjelasan dilakukan oleh peneliti secara tatap muka
langsung dengan pimpinan institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit umum
pemerintah, puskesmas, dan laboratorium klinik mandiri). Pimpinan institusi
pelayanan kesehatan juga dipersilakan untuk membaca naskah persetujuan dan
formulir persetujuan setelah penjelasan setelah peneliti memberikan penjelasan
mengenai hal tersebut.
195
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
JALAN PERCETAKAN NEGARA NOMOR 29
JAKARTA 10560
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terkait dengan upaya mendukung pencapaian
Universal Coverage Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) dengan menyediakan data fasilitas (rumah sakit umum pemerintah dan puskesmas),
memberikan berbagai masukan mengenai kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan, memungkinkan
196
Pemerintah Pusat dan Provinsi mengalokasikan peran kepada daerah berdasar evidens secara
optimal, serta memungkinkan pemerintah daerah mengembangkan supply pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan.
Penelitian ini akan membutuhkan waktu antara 4 14 hari kerja (tergantung jenis fasilitas
kesehatan yang menjadi lokasi penelitian). Untuk keperluan studi tersebut, peneliti ingin
meminta kesediaan Bapak/Ibu bersama dengan staf rumah sakit/puskesmas/laboratorium
klinik mandiri terkait untuk dapat mengisi kuesioner penelitian ini. Selain itu, peneliti
akan melakukan observasi langsung atas kondisi bangunan, sarana dan prasarana,
peralatan, pembuangan limbah, serta pelayanan yang diberikan. Peneliti juga akan
melakukan pengambilan data sekunder dari beberapa dokumen rumah sakit/puskesmas
seperti ketenagaan (kepegawaian), absensi, dan hasil cakupan.
Khusus untuk rumah sakit, terhadap data yang dianggap sensitif seperti data terkait
patient safety, Bapak/Ibu diperkenankan untuk dapat mengisi kuesioner khusus yang
terpisah dan dimohon untuk dapat mengirimkan isiannya kepada Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan di dalam amplop yang sudah disiapkan via pos dengan
tanpa mencantumkan identitas institusi.
Penelitian ini diharapkan tidak menimbulkan kerugian baik finansial maupun materiil
bagi Bapak/Ibu secara pribadi ataupun secara institusi. Proses pengambilan data
kemungkinan akan meminta waktu Bapak/Ibu sehingga kemungkinan dapat mengganggu
pelayanan kesehatan yang diberikan. Untuk meminimalisir hal tersebut, sedapat mungkin
pengambilan data dilakukan setelah proses pelayanan kesehatan selesai dilakukan.
Partisipasi Bapak/Ibu akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pembangunan
kesehatan, khususnya untuk kepentingan perencanaan dan kebijakan kesehatan. Melalui
penelitian ini akan diperoleh gambaran yang obyektif mengenai kondisi fasilitas kesehatan
yang Bapak/Ibu pimpin.
Semua Informasi hasil penelitian ini akan dirahasiakan dan disimpan di Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Jakarta dan hanya digunakan
untuk pengembangan kebijakan program kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
197
Bila Bapak/Ibu/Sdr/Sdri memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai riset ini, dapat
menghubungi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, Jalan Percetakan Negara Nomor 29, Jakarta 10560; Telepon (021)
4261088 ext 146, fax (021) 4209866, e-mail rifaskes@litbang.depkes.go.id,
rifaskes@yahoo.com, atau :
Anwar Musadad, SKM, M.Kes, Telepon : 0816701352
Dr. dr. Harimat Hendarwan, M.Kes, Telepon : 085214906852
-------------------------------------------------------------------------------------------
Saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan mengerti mengenai Riset
Fasilitas Kesehatan 2011 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Saya mengerti bahwa
partisipasi saya dilakukan secara sukarela dan saya dapat menolak atau
mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
............ ,
.....................................
Saksi Menyetujui
( ............................... ) ( .................................
)
198