Anda di halaman 1dari 5

IRYAD JAMALUDIN WIDODO/111.150.

073/KELAS D

1. Persamaan Linear Simultan


Penyelesaian suatu persamaan linear simultan merupakan suatu masalah
praktis yang sangat penting dalam banyak ilmu. Dalam geologi, metoda ini
banyak digunakan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dengan
pemrograman linear (linear programming) seperti menyelesaikan masalah
percampuran petrologis dengan metode pemrograman linear dan kuadrat terkecil
(Wright & Doherty, 1970), perhitungan normatif mineral dalam batuan (Caritat,
dkk., 1994), pada pemetaan kontur yang menggunakan metoda analisis
kecenderungan permukaan (trend surface analysis), pada masalah yang
menyangkut penyelesaian persamaan Laplace untuk permodelan aliran cairan atau
gas pada batuan, pada beberapa metoda statistik multivariat, dll (Ferguson, 1989).
Pada bagian sebelumnya contoh-contoh yang digunakan adalah penentuan nilai x
yang memenuhi suatu persamaan tunggal, f(x) = 0. Pada bagian ini akan
ditentukan nilai-nilai x1, x2, , xn yang secara serempak untuk memenuhi
himpunan persamaan:
f1(x1, x2, , xn) = 0
f2(x1, x2, , xn) = 0
fn(x1, x2, , xn) = 0
Untuk sejumlah kecil persamaan (n 3), persamaan-persamaan linear (atau
kadang-kadang taklinear) segera dapat diselesaikan dengan teknik-teknik
sederhana. Namun, untuk empat persamaan atau lebih, penyelesaian menjadi sulit
atau membuang-buang banyak waktu. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan persamaan linear simultan, seperti:
- eliminasi Gauss
- eliminasi Gauss-Jordan
- eliminasi Gauss-Seidel (iterasi)
- eliminasi Gauss-Newton (iterasi), dan
- matriks
Dimana dalam persamaan linear terdapat tiga cara, yaitu :
a. Teknik Eliminasi
Teknik eliminasi dikembangkan dari teknik aljabar tradisional, dengan cara
mengkombinasikan beberapa persamaan untuk menghilangkan bilangan-bilangan
IRYAD JAMALUDIN WIDODO/111.150.073/KELAS D

tertentu. Meskipun metoda ini merupakan salah satu metoda yang paling dini
untuk menyelesaikan sistem persamaan linear, eliminasi Gauss tetap berada di
antara alogoritma-algoritma paling penting digunakan saat ini, karena selain
mudah diprogram dan dapat diterapkan dengan menggunakan komputer pribadi.
b. Regresi Kuadrat Terkecil
Metode ini paling sering digunakan di dalam geokimia unsur untuk
mengetahui hubungan linear atau tak linear antara unsur pada dispersi geokimia.
c. Interpolasi
Data yang yang tersebar secara teratur, misalnya mempunyai spasi yang
sama, diambil dari suatu interval tertentu pada suatu jalur atau garis, atau
mempunyai jarak yang sama sepanjang waktu sangat mudah dianalisis. Namun,
harapan ini seringkali menjadi sia-sia, karena banyak faktor yang menyebabkan
pengambilan suatu data tidak dapat dilakukan pada koordinat yang telah
ditentukan. Pengambilan data dilakukan di luar titik koordinat tersebut. Untuk
mencari nilai data pada titik koordinat yang ditentukan diperlukan suatu prosedur
yang dikenal dengan istilah interpolasi. Ada beberapa metode interpolasi yang
sering digunakan untuk membuat sekuen data (data yang mempunyai spasi
tertentu), yaitu interpolasi linear dan interpolasi tak linear. Interpolasi linear atau
interpolasi lanjar adalah interpolasi dua buah titik dengan sebuah garis lurus.
Sedangkan, interpolasi tak linear terbagi lagi menjadi interpolasi Newton,
interpolasi kubik, interpolasi spline dan interpolasi kuadratik

Contoh Grafik Linier


IRYAD JAMALUDIN WIDODO/111.150.073/KELAS D

2. Traverse/Lintasan
Lintasan/traverse dibutuhkan dalam kegiatan pemetaan geologi. Dalam
pembuatan lintasan/traverse kita harus memperhatikan beberapa aspek,
diantaranya kondisi geologi regional maupun kondisi geomorfologi dari daerah
telitian. Dimana lintasan/traverse yang kita buat harus ada yang memotong arah
umum perlapisan, agar memperoleh variasi litologi batuan, serta harus ada yang
searah arah umum perlapisan sehingga diperoleh kemerusan dari lapisan. Inti dari
pembuatan traverse/lintasan ini adalah lintasan/traverse ini mampu
merepresentasikan data-data litologi sehingga kita mampu melakukan korelasi
antar satuan litologi. Dalam hal pemetaan, traverse/lintasan dibagi menjadi dua,
yaitu :
a. Traverse terbuka
Dalam pembuatan lintasan mempunyai titik awal dan titik akhir yang
tidak pada kedudukan yang sama.
b. Traverse tertutup
Dalam pembuatan lintasan mempunyai titik awal dan titik akhir\ pada
kedudukan yang sama.
Selain itu, ada juga metode pemetaan yang dikenal sebagai lintasan kompas
dan pengukuran penampang stratigrafi.. Umumnya pengukuran penampang
stratigrafi dilakukan pada salah satu lintasan kompas yang dianggap paling
lengkap memuat informasi litologi keseluruhan wilayah.
Di bawah ini adalah contoh lintasa/traverse yang dibuat berdasarkan data gps
dengan koordinat x dan y :

Contoh Travers
IRYAD JAMALUDIN WIDODO/111.150.073/KELAS D

Dimana data di atas diolah menggunakan microsoft excel. Cara yang


dilakukan adalah melakukan copy data gps ke dalam microsoft excel kemudian
dipisah antara data x dan y menggunakan tools text to column yang terdapat
dalam tool data. Setelah data x dan y terpisah maka kita tinggal membuat bentuk
lintasan. Lintasan/traverse kita buat menggunakan tool diagram kemudian kita
pilih menu scatter sehingga akan menghasilkan seperti gambar di atas.

3. Korelasi
Dilihat dari kacamata sejarah, ada dua pendapat mengenai hal ini. Pendapat
pertama bersikukuh agar konsep korelasi hanya diartikan sebagai usaha untuk
memperlihatkan kesebandingan waktu (time equivalency); maksudnya, korelasi
merupakan usaha untuk menunjukkan bahwa dua tubuh batuan diendapkan pada
rentang waktu yang sama (Dunbar & Rodgers, 1957; Rodgers, 1959). Dilihat dari
kacamata ini, usaha untuk memperlihat-kan ekivalensi dua satuan litostratigrafi
berdasarkan kemiripan litologi tidak termasuk ke dalam kategori korelasi.
Pendapat kedua mengartikan korelasi secara luas sehingga mencakup semua usaha
untuk memperlihatkan kesebandingan litologi, paleontologi, atau kronologi
(Krumbein & Sloss, 1963). Dengan kata lain, dua tubuh batuan dapat
dikorelasikan sebagai satuan litostratigrafi atau satuan biostratigrafi yang sama,
meskipun keduanya memiliki umur yang berbeda. Karena keluasan arti dan
kesederhanaan pemakaiannya, tidak mengherankan apabila kebanyakan ahli
geologi dewasa ini lebih cenderung untuk menerima pengertian korelasi yang luas
ini. Para ahli geologi perminyakan, misalnya saja, secara rutin melakukan korelasi
formasi-formasi bawah permukaan dengan menggunakan well logs atau rekaman
seismik. Sandi Stratigrafi Amerika Utara 1983 mengakui adanya tiga tipe utama
korelasi sbb:
- Litokorelasi (lithocorrelation) yang mengungkapkan kemiripan litologi
dan posisi stratigrafi.
- Biokorelasi (biocorrelation) yang mengungkapkan kemiripan kandungan
fosil dan posisi biostratigrafi.
- Kronokorelasi (chronocorrelation) yang mengungkapkan korespondensi
umur dan posisi kronostratigrafi.
IRYAD JAMALUDIN WIDODO/111.150.073/KELAS D

Kronokorelasi dapat dibuat berdasar-kan setiap metoda yang


memungkinkan penyetaraan umur strata. Korelasi yang didasarkan pada litologi
juga dapat menghasilkan korelasi kronostratigrafi pada skala lokal, namun apabila
ditelusuri secara regional, banyak satuan lito-stratigrafi memotong bidang-bidang
waktu. Satuan stratigrafi yang diendapkan selama transgresi atau regresi besar
memotong bidang-bidang waktu.
Korelasi dapat dianggap langsung (resmi) atau tidak langsung (tidak resmi)
(Shaw, 1982). Korelasi langsung (direct correlation) dilakukan secara fisik dan
hasilnya tidak diragukan. Korelasi tidak langsung (indirect correlation) dilakukan
dengan berbagai metoda seperti pembandingan visual terhadap well logs, rekaman
pembalikan kutub magnet, atau kumpulan fosil. Walau demikian, pembandingan
seperti itu memiliki tingkat kehandalan yang berbeda-beda dan tidak pernah
benar-benar meyakinkan. Korelasi tidak langsung berdasarkan satu gejala fisik
atau gejala biologi tertentu yang memang diperlukan sekaligus memadai untuk
menunjukkan ekivalensi disebut korelasi monotetik (monothetic correlation).
Penunjukkan ekivalensi yang dilakukan secara statistik berdasarkan sejumlah
karakter, karena tidak ada satu karakter tunggal yang memadai untuk
menunjukkan ekivalensi, disebut korelasi politetik (polythetic correlation).
Korelasi politetik umumnya menuntut dilakukan-nya pengukuran-pengukuran
yang sistematis serta dilibatkannya statistika; bukan sekedar pembandingan visual.
Daftar Pustaka
Fajarudin, bagus Amin 2016, Pemetaan Geologi,
http://dokumen.tips/documents/pemetaan-geologi-56b8ca575ca91.html.
Diakses pada tanggal 7 Maret 2017
Haryanto, Andri, Interpolasi Definisi dan Macam-macamnya,
https://www.academia.edu/8738105/Interpolasi_Definisi_dan_Macam-
macamnya. Diakses pada tanggal 7 Maret 2017
Warmada, I Wayan, 2004, Buku Geokomputasi,
http://warmada.staff.ugm.ac.id/Buku/geokomp-OSS.pdf. Diakses pada
tanggal 7 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai