Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 1 KELAS:X IPS 1

ANGGOTA:ABYAN ALFARI
ALFIAN
ANDRES
ANGGI
CAHIYONO
CLAUDIA
1).pegertian geografi dan ruang lingkup
Pengertian Geografi
Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1. Menurut
Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai
bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes
dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.

Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah
suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus
mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari
peta Claudius Ptolomaeus dibukukan, diberi nama Atlas Ptolomaeus.

Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran
fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington.
Di Perancis faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache,
sumbangannya yang terkenal adalah Gen re de vie. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis
determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam
sekitarnya. Sedangkan posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat
membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.

Setiap manusia memiliki pendapat masing-masing tentang berbagai hal dalam kehidupannya. Demikian
pula dengan definisi atau pengertian geografi. Berikut ini disajikan beberapa definisi yang akan saling
melengkapi dan dengan demikian diharapkan dapat menyingkap inti masalah atau pokok kajian geografi

Definisi 1
Preston e James berpendapat bahwa, Geografi dapat diungkapkan sebagai induk dari segala ilmu
pengetahuan karena banyak bidang ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan muka bumi untuk
beralih pada studinya masing-masing

Definisi 2
Geografi adalah interaksi antar ruang. Definisi ini dikemukakan oleh Ullman (1954), dalam bukunya
yang berjudul Geography a Spatial Interaction

Definisi 3
Objek study geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi. Definisi ini
dikemukakan oleh Maurice Le Lannou (1959). Ia mengemukakan dalam bukunya yang berjudul La
Geographie Humaine

Definisi 4
Paul Claval (1976) berpendapat bahwa Geografi selalu ingin menjelaskan gejala gejala dari segi
hubungan keruangan

Definisi 5
Suatu definisi yang lain adalah hasil semlok (seminar dan lokakarya) di Semarang tahun 1988. Geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan

Kalau kita perhatikan beberapa definisi/pengertian dan sejarah perkembangan dari geografi tersebut,
ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan. Namun kalau kita kaji lebih jauh, di antara
pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang. Kesamaan titik pandang tersebut adalah
mengkaji:

1. bumi sebagai tempat tinggal.


2. hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi).
3. dimensi ruang dan dimensi historis; dan.
4. pendekatannya, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan regional (kewilayahan.

pengertian ruang lingkup

Pengertian dari Ruang lingkup adalah Batasan. Ruang lingkup juga dapat dikemukakan pada
bagian variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian.
Penggambaran Ruang lingkup Dapat Kita Nilai Dari data karakteristik responden perlu
dilakukan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang bagaimana keadaan
responden penelitian kita, yang boleh jadi diperlukan untuk melihat data hasil pengukuran
variabel-variabel yang diteliti.

Sebagai Contoh Ruang lingkup Pada populasi dan sampel Dapat digunakan jika penelitian yang
dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian, Akan tetapi jika sasaran penelitiannya
adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama
dalam penelitian eksperimental.

2).konsep-konsep dan objek study geograf


Konsep Geografi

Konsep merupakan pengertian dari sekelompok fenomena atau gejala, sehingga dapat
dipakai untuk menggambarkan berbagai gejala atau fenomena yang sama. Sementara itu,
konsep-konsep geografi merupakan pengertian dasar yang menyusun batang tubuh ilmu
geografi. Berikut ini konsep-konsep geografi beserta contohnya

Lokasi

o Lokasi merupakan konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui


fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi menjadi dua hal, sebagai berikut:
Lokasi Absolut

Lokasi Absolut merupakan letak atau tempat yang dilihat dari garis
lintang dan garis bujur.

Contohnya: Lokasi absolut Indonesia terletak diantara 6 LU-


11LS sampai 95 BT-141 BT, lokasi selatan Indonesia terletak di
11LS (Pulau Rote, NTT)

Lokasi Relatif

Lokasi relatif merupakan letak atau tempat dilihat dari daerah lain
di sekitarnya. Letak relatif dapat berubah-ubah karena lokasi relatif
digambarkan melalui objek-objek yang dinamai manusia

Contohnya: Lokasi relatif Indonesia terletak diantara dua


samudera dan dua benua, Sate Pak Febri terletak di seberang ATK
Malang dan disebelah Tokok Mebel

Jarak

o Jarak merupakan panjang antara dua tempat, terdiri atas dua hal berikut;

Jarak Mutlak

Jarak mutlak merupakan satuan panjang yang diukur dengan


kilometer

Contohnya: Jarak antara Bandung dana Jakarta adalah 150 km,


jarak antara Malang dan Surabaya adalah 80 km

Jarak Relatif

Jarak relatif merupakan jarak tempuh yang menggunakan satuan


waktu atau lamanya perjalanan dan dipengaruhi oleh keadaan
tempat yang akan dituju

Contohnya: jarak antara Jakarta ke Bandung dengan melewati Tol


purbaleunyi adalah 2 jam

Keterjangkauan
o Keterjangkauan merupakan tingkat kemudahan untuk menjangkau suatu tempat
yang ditentukan oleh sarana yang digunakan, alat komunikasi yang digunakan,
dan sebagainya

o Contohnya: Bantuan bencana sulit didistribusikan ke lokasi terjadinya bencana


karena medan yang berat

Pola

o Pola merupakan pola keteraturan fenomena geosfer sebagai akibat interaksi


antarkomponen yang ada

o Contohnya: pola aliran sungai, pola pemukiman penduduk, dan lain-lain

Morfologi

o Morfologi menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan
eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan

o Contohnya: Daerah selatan D.I. Yogyakarta merupakan daerah perbukitan kapur,


Papua merupakan daerah pertambangan emas

Aglomerasi

o Aglomerasi merupakan pengelompokan fenomena di suatu kawasan karena ada


faktor yang memengaruhi

o Contohnya: Kegiatan industri di wilayah Jakarta dan Jawa Barat terpusat di


kawasan Jakabeka, Pulogebang, atau Tangerang

Nilai Kegunaan

o Nilai kegunaan merupakan manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka
bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang

o Contohnya: Kawasan perbukitan kapur seperti di Gunung Kidul, Wonogiri, dan


Pacitan, memiliki banyak gua dan sumber mata iar bawah tanah yang tepat untuk
dijadikan objek wisata alam

Interaksi Interdependensi

o Interaksi interdependensi merupakan keterkaiten fenomenas satu dengan lain

o Contohnya: Desa sebagai pemasok tenaga kerja dan kota sebagai pemasok bahan
produksi untuk desa
Diferensiasi Area

o Diferensiasi area merupakan daerah-daerah yang terdapat di muka bumi berbeda


satu dengan yang lain

o Contohnya: di daerah pantai, penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan,


sedangkan di pegunungan, penduduknya bermata pencaharian sebagai petani

Keterkaitan Keruangan

o Keterkaitan keruangan merupakan hubungan antara penyebaran suatu unsur


dengan unsur yang lain pada suatu tempat

o Contohnya: lalu lintas di Jakarta selalu macet karena mobilitas pekerja yang
rumahnya di pinggiran Jakarta, yakni wilayah Bodetabek yang berkerja di Jakarta

Objek Studi Geografi

Objek Material Geografi

o Objek material geografi merupakan sasaran yang dikaji dalam studi geografi. Objek studi
geografi adalah lapisan-lapisan bumi atau fenomena geosfer. Objek material geografi
sebagai berikut:

Atmosfer, yatu lapisan udara: cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan
Meteorologi, dan lain-lain

Litosfer, yitu lapisan batu-batuan yang dikaji dalam Geologi, Geomorfologi,


Petrografi, dan lain-lain

Hidrosfer, yaitu lapisan air meliputi perairan darat maupun di laut yang dikaji
dalam Hidrologi dan Oceanografi, dan lain-lain

Biosfer, yaitu lapisan kehidupan meliputi flora dan fauna yang dikaji dalam
Biogeografi, Biologi, dan lain-lain

Anthroposfre, yaitu lapisan manusia yang merupakan 'tema sentral' di antara


lapisan-lapisan lainnya. Tema sentral artinya diutamakan dalam kajiannya

Objek Formal Geografi

o Objek formal geografi bersangkut-paut dengan pemecahan masalah dan merupakan


metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah. Objek formal
geografi meliputi:
Aspek keruangan, geografi mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi
"nilai" suatu tempat dari berbagai kepentingan. Dari hal ini kita lalu mempelajari
tentang letak, jarak, keterjangkauan, dan sebagainya

Aspek kelingkungan, geografi mempelajari suatu tempat dalam kaitan dengan


keadaan suatu tempat dan komponen-komponen di dalamnya dalam kesatuan
wilayah. Komponen-komponen itu terdiri atas komponen tak hidup seperti tanah,
air dan iklim. serta komponen hidup seperti hewan, tumbuhan, dan manusia

Aspek kewilayahan, geografi mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah


serta wilayah dengan ciri-ciri khasnya. Dari hal ini lalu muncul pewilayahan atau
regionalisasi misalnya kawasan gurun, yaitu daerah-daerah yang mempunyai ciri-
ciri serupa sebagai gurun

Aspek waktu, yakni geografi mempelajari perkembangan wilayah berdasarkan


periode-periode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu.
Misalnya perkembangan kota dari tahun ke tahun, kemunduran garis pantai dari
waktu ke waktu dan sebagainya.

3).pendekatan geograf

Pendekatan Geografi
Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajarai fenomena geosfer dengan menggunakan
pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Berdasarkan definisi geografi tersebut ada
dua hal penting yang perlu dipahami, yaitu:

1. obyek studi geograf (Obyek studi geograf adalah fenomena geosfere yang
meliputi litosfere, hidrosfera, biosfera, atmosfera, dan antrophosfera), dan

2. pendekatan geograf

Mendasarkan pada obyek material ini, geografi belum dapat menunjukan jati dirinya. Sebab, disiplin ilmu
lain juga memiliki obyek yang sama. Perbedaan geografi dengan disiplin ilmu lain terletak pada
pendekatannya. Sejalan dengan hal itu Hagget (1983) mengemukakan tiga pendekatan, yaitu:

1. pendekatan keruangan,

2. pendekatan kelingkungan, dan

3. pendekatan kompleks wilayah

a. Pendekatan Keruangan.
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi
ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur
(spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial proces) (Yunus, 1997).
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses. Struktur
keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat
disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis
(line features), dan (3) kenampakan bidang (areal features).
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen
pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

1. What? Struktur ruang apa itu?

2. Where? Dimana struktur ruang tesebut berada?

3. When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk sperti itu?

4. Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?

5. How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?

6. Who suffers what dan who benefts whats? Bagaimana struktur

Keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia. Dampak positif dan
negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan kepentingan manusia pada saat ini dan
akan datang.
Pola keruangan berkenaan dengan distribusi elemen-elemen pembentuk ruang. Fenomena titik, garis, dan
areal memiliki kedudukan sendiri-sendiri, baik secara implisit maupun eksplisit dalam hal agihan
keruangan (Coffey, 1989). Beberapa contoh seperti cluster pattern, random pattern, regular pattern, dan
cluster linier pattern untuk kenampakan-kenampakan titik dapat diidentifikasi (Whynne-Hammond, 1985;
Yunus, 1989).
Agihan kenampakan areal (bidang) dapat berupa kenampakan yang memanjang (linier/axial/ribon);
kenampakan seperti kipas (fan-shape pattern), kenampakan membulat (rounded pattern), empat persegi
panjang (rectangular pattern), kenampakan gurita (octopus shape pattern), kenampakan bintang (star
shape pattern), dan beberapa gabungan dari beberapa yang ada. Keenam bentuk pertanyaan geografi
dimuka selalu disertakan dalam setiap analisisnya.

Proses keruangan berkenaan dengan perubahan elemen-elemen pembentuk ruang dana ruang. Oleh karena
itu analisis perubahan keruangan selalu terkait dengan dengan dimensi kewaktuan (temporal dimension).
Dalam hal ini minimal harus ada dua titik waktu yang digunakan sebagai dasar analisis terhadap
fenomena yang dipelajari.
Kerangka analisis pendekatan keruangan dapat dicontohkan sebagai berikut.
.belakangan sering dijumpai banjir dan tanah longsor. Bencana itu terjadi di kawasan hulu sungai
Konto Pujon Malang. Bagaimana memecahkan permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan
keruangan?
Untuk itu diperlukan kerangka kerja studi secara mendalam tentang kondisi alam dan masyarakat di
wilayah hulu sungai Konto tersebut. Pada tahap pertama perlu dilihat struktur, pola, dan proses keruangan
kawasan hulu sungai Konto tersebut. Pada tahap ini dapat diidentifikasi fenomena/obyek-obyek yang
terdapat di kawasan hulu sungai Konto. Setelah itu, pada tahap kedua dapat dilakukan zonasi wilayah
berdasarkan kerakteristik kelerengannya. Zonasi itu akan menghasilkan zona-zona berdasarkan
kemiringannya, misalnya curam, agak curam, agak landai, landai, dan datar. Berikut pada tahap ketiga
ditentukan pemanfaatan zona tersebut untuk keperluan yang tepat. Zona mana yang digunakan untuk
konservasi, penyangga, dan budidaya. Dengan demikian tidak terjadi kesalahan dalam pemanfaatan ruang
tersebut. Erosi dan tanah langsung dapat dicegah, dan bersamaan dengan itu dapat melakukan budidaya
tanaman pertanian pada zona yang sesuai.

Studi fisik demikian saja masih belum cukup. Karakteristik penduduk di wilayah hulu sungai Konto itu
juga perlu dipelajari. Misalnya jenis mata pencahariannya, tingkat pendidikannya, ketrampilan yang
dimiliki, dan kebiasaan-kebiasaan mereka. Informasi itu dapat digunakan untuk pengembangan kawasan
yang terbaik yang berbasis masyarakat setempat. Jenis tanaman apa yang perlu ditanam, bagaimana cara
penanamannya, pemeliharaannya, dan pemanfaatannya. Dengan pendekatan itu terlihat interelasi,
interaksi, dan intergrasi antara kondisi alam dan manusia di situ untuk memecahkan permasalahan banjir
dan tanah longsor.

b. Pendekatan Kelingkungan (Ecological Approach).

Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara
fenomena geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan,
kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja,
tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik
fisik tindakan manusia. (2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai
geografis serta kesadaran akan lingkungan.

Dalam sistematika Kirk ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut. Lingkungan
geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior environment) dan lingkungan
fenomena (phenomena environment). Lingkungan perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan
nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan
gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan
perubahan nilai-nilai lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan yang penting adalah perubahan
pengetahuan lingkungan alam manusianya.
Lingkungan fenomena mencakup dua aspek, yaitu relik fisik tindakan manusia dan fenomena alam. Relic
fisik tindakan manusia mencakup penempatan urutan lingkungan dan manusia sebagai agen perubahan
lingkungan. Fenomena lingkungan mencakup produk dan proses organik termasuk penduduk dan produk
dan proses anorganik.
Studi mandalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal
dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan
kelingkungan. Keenam pertanyaan geografi tersebut selalu menyertai setiap bentuk analisis geografi.
Sistematika tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan dapat dicontohkan sebagai berikut.
Masalah yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang. Untuk mempelajari banjir
dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut. (1) mengidentifikasi
kondisi fisik di lokasi tempat terjadinya banjir dan tanah longsor. Dalam identifikasi itu juga perlu
dilakukan secara mendalam, termasuk mengidentifikasi jenis tanah, tropografi, tumbuhan, dan hewan
yang hidup di lokasi itu. (2) mengidentifikasi gagasan, sikap dan perilaku masyarakat setempat dalam
mengelola alam di lokasi tersebut. (3) mengidentifikasi sistem budidaya yang dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup (cara bertanam, irigasi, dan sebagainya). (4) menganalisis hubungan antara
sistem budidaya dengan hasil dan dampak yang ditimbulkan. (5) mencari alternatif pemecahan atas
permasalahan yang terjadi.
Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingungan mendapat peran yang penting untuk memahami
fenomena geosfer. Dengan pendekatan itu fenomena geosfer dapat dipahami secara holistik sehingga
pemecahan terhadap masalah yang timbul juga dapat dikonsepsikan secara baik.

c. Pendekatan Kompleks Wilayah

Permasalahan yang terjadi di suatu wilayah tidak hanya melibatkan elemen di wilayah itu. Permasalahan
itu terkait dengan elemen di wilayah lain, sehingga keterkaitan antar wilayah tidak dapat dihindarkan.
Selain itu, setiap masalah tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Faktor determinannya bersifat kompleks.
Oleh karena itu ada kebutuhan memberikan analisis yang kompleks itu untuk memecahkan permasalahan
secara lebih luas dan kompleks pula.

Untuk menghadapi permasalahan seperti itu, salah satu alternatif dengan menggunakan pendekatan
kompleks wilayah. Pendekatan itu merupakan kombinasi antara pendekatan yang pertama dan pendekatan
yang kedua. Oleh karena sorotan wilayahnya sebagai obyek bersifat multivariate, maka kajian bersifat
hirisontal dan vertikal. Kajian horisontal merupakan analisis yang menekankan pada keruangan,
sedangkan kajian yang bersifat vertikal menekankan pada aspek kelingkungan. Adanya perbedaan antara
wilayah yang satu dengan wilayah yang lain telah menciptakan hubungan fungsional antara unit-unit
wilayah sehingga tercipta suatu wilayah, sistem yang kompleks sifatnya dan pengkajiannya
membutuhkan pendekatan yang multivariate juga.

Kerangka umum analisis pendekatan kompleks wilayah dapat dicontohkan sebagai berikut.
Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana memecahkan masalah urbanisasi. Masalah itu merupakan
masalah yang kompleks, melibatkan dua wilayah, yaitu wilayah desa dan kota. Untuk memecahkan
masalah itu dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

1. menerapkan pendekatan keruangan, seperti dicontohkan pada pendekatan


pertama

2. menerapkan pendekatan kelingkungan, sebagaimana dicontohkan pada


pendekatan kedua

3. menganalisis keterkaitan antara faktor-faktor di wilayah desa dengan di kota

Arti Penting Pendekatan dalam Paradigma Geografi


Dalam menghampiri, menganalisis gejala dan permasalahan suatu ilmu (sains), maka diperlukan suatu
metode pendekatan (approach method). Metode pendekatan inilah yang digunakan untuk membedakan
kajian geografi dengan ilmu lainnya, meskipun obyek kajiannya sama. Metode pendekatan ini terbagi 3
macam bentuk pendekatan antara lain: pendekatan keruangan, pendekatan ekologi/kelingkungan dan
pendekatan kewilayahan.

1. Keruangan, analisis yang perlu diperhatikan adalah penyebaran, penggunaan


ruang dan perencanaan ruang. Dalam analisis peruangan dikumpulkan data
ruang disuatu tempat atau wilayah yang terdiri dari data titik (point), data
bidang (areal) dan data garis (line) meliputi jalan dan sungai.

2. Kelingkungan, yaitu menerapkan konsep ekosistem dalam mengkaji suatu


permasalahan geograf, fenomena, gaya dan masalah mempunyai
keterkaitan aspek fsik dengan aspek manusia dalam suatu ruang.

3. Kewilayahan, yang dikaji yaitu tentang penyebaran fenomena, gaya dan


masalah dalam ruangan, interaksi antar/variabel manusia dan variabel fsik
lingkungannya yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya.
Karena pendekatan kewilayahan merupakan perpaduan antara pendekatan
keruangan dan kelingkungan, maka kajiannya adalah perpaduan antara
keduanya.

Pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan dan pendekatan kewilayahan dalam kerjanya


merupakan satu kesatuan yang utuh. Pendekatan yang terpadu inilah yang disebut pendekatan geografi.
Jadi fenomena, gejala dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan antara berbagai unit
ekosistem dalam ruang. Penerapan pendekatan geografi terhadap gejala dan permasalahan dapat
menghasilkan berbagai alternatif-alternatif pemecahan.

4).PRINSIP GEOGRAFI

Prinsip-Prinsip Geografi
Prinsip geografi menjadi dasar uraian, pengkajian, pengungkapan gejala dan masalah geografi.
Ketika melakukan pendekatan terhadap objek yang di pelajari, prinsip geografi harus di gunakan,
secara teoritis, prinsip-prinsip geografi terdiri atas prinsip penyebaran, prisip interelasi, prinsip
deskripsi, dan prinsip korologi atau prinsip keruangan.

Advertisement

a. Prinsip penyebaran
Prinsip penyebaran adalah suatu gejala atau fakta yang tersebar tidak merata di permukaan bumi
yang meliputi bentang alam, tumbuhan, hewan, dan manusia.

Dengan memperhatikan dan menggambarkan fenomena dan fakta dalam ruang, penelaahan
persoalan yang berkenaan dengan fenomena dan fakta keruangan dapat terarah dengan baik.
Dengan menganalisis dan menggambarkan berbagai fenomena pada peta, hubungan antar gejala
dapat terungkap secara menyeluruh dan dapat di ramalkan lebih lanjut.
Prinsip dasar dalam mengkaji setiap gejala dan fakta geograf, baik gejala
alam maupun manusia.

Prinsip ini memandang bahwa setiap gejala dan fakta di permukaan bumi
tersebar secara tidak merata antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.

Dengan mengkaji dan menggambarkan berbagai persebaran fenomena


biosfer, kita dapat mengungkapkan hubungan antara fenomena satu dengan
fenomena yanglainnya.

Syarat untuk menganalisis dengan prinsip penyebaran berarti harus ada


fenomena yang dikaji dan adanya pola sebaran fenomena tersebut.

Contohnya :
Advertisement

Persebaran daerah rawan longsor di Jawa Barat. Hanya terdapat di sekitar Zona
Pegunungan Selatan Jawa Barat.

Pohon tersebar di wilayah pantai.

b. Prinsip interelasi
Dasar kedua yang di gunakan untuk menelaah dan mengkaji gejala dan fakta geografi adalah
prinsip interelasi. Prinsip interelasi adalah hubungan saling keterkaitan dalam ruang antara gejala
yang satu dengan gejala yang lain.

Setelah pola penyebaran dan fakta geografi dalam ruang terlihat, hubungan antara faktor fisis dan
faktor manusia dapat terungkap. Melalui hubungan tersebut, pengungkapan karakteristik gejala
atau fakta geografi tempat atau wilayah tertentu juga dapat dilakukan.

Interelasi (Hubungan saling terkait dalam ruang)

Mengungkapkan hubungan antara faktor fsis dengan fsis, antara faktor


manusia dengan manusia, dan antara faktor fsis dengan faktor manusia.

Melalui hubungan tersebut, pengungkapan karakteristik gejala atau fakta


geograf tempat atau wilayah tertentu juga dapat dilakukan

Fenomena atau permasalahan alam dan manusia saling terjadi keterkaitan


antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya.

Fenomena banjir yang terjadi di wilayah hilir terjadi karena kerusakan hutan
di bagian hulu. Kerusakan hutan alam itu dapat terjadi karena perilaku
menusia
Contoh : Misalnya, daerah longsor sangat berkaitan dengan morfologi wilayahnya.

c. Prinsip deskripsi
Prinsip deskripsi adalah penjelasan lebih jauh mengenai gejala-gejala yang diselidiki atau di
pelajari, dekripsi, selain disajikan dengan tulisan atau kata-kata, dapat juga dilengkapi dengan
diagram, grafik, tabel, gambar, dan peta. Pada interelasi antar fenomena atau antar faktor,
selanjutnya dapat di jelaskan sebab akibat dari interelasi tersebut.

Deskripsi (Geograf senantiasa menjelaskan segala sesuatu,melalui


angka,tabel,grafk,gambar dsb)

Fenomena alam dan manusia memiliki saling keterkaiatan. Keterkaitan antara


aspek alam(lingkungan) dan aspek manusia itu dapat dideskripsikan.

Pendiskripsian itu melalui fakta, gejala dan masalah, sebab-akibat, secara


kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafk, diagram, dll.

d. Prinsip korologi
Prinsip korologi adalah fenomena, fakta, atau masalah geografi di suatu tempat di tinjau
berdasarkan penyebaran, interelasi,interaksi, dan integrasi dalam ruang tertentu. Ruang tersebut
akan memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala yang ada.

Merupakan gabungan atau perpaduan dari ketiga prinsip.

Dalam prinsip ini gejala dan permasalahan geograf dianalisis persebarannya,


interaksi dan interelasinya dari berbagai aspek yang mempengaruhinya.

Misalnya dalam mengkaji banjir selalu diperhatikan persebarannya dalam


ruang, hubungan timbal balik dalam ruang, hubungan dengan faktor-faktor
penyebab banjir dan seterusnya.

Pronsip korologi adalah prinsip geografi yang komprehensif, karena memadukan prinsip-prinsip
lainnya. Prinsip ini merupakan ciri geografi modern. Faktor sebab akibat terjadinya suatu gejala
dan masalah tidak dapat dilepaskan dari lingkup ruang. Runag ini memberikan karakteristik
kepada suatu gejala, kesatuan fungsi, dan kesatuan bentuk.

Dalam meninjau suatu gejala berdasarkan prinsip korologi, misalnya pertanian, kita harus
memperhatikan penyebarannya dalam ruang, interelasinya dengan faktor-faktor yang menunjang
pertanian, dan interaksi pertanian dengan kehidupan pada ruang tersebut. Dengan demikian,
karakteristik pertanian tersebut dapat terungkap.

Dalam geografi terdapat duan unsur pokok, yaitu wilayah alam dan wilayah manusia.

Wilayah alam (nature realm)


Wilayah alam tidak dinamis dan tidak mengalami perubahan secara cepat di bandingkan dengan
wilayah manusia. Wilayah alam meliputi lingkungan alam dan bentang alam. Dalam lingkungan
alam tercakup hal-hal berikut:

Kekuatan, seperti rotasi bumi, revolusi bumi, gravitasi, dan perubahan cuaca.
Proses-proses, seperti erosi, sedimentasi, sirkulasi air, dan vulkanisme.
Unsur-unsur fisik, topologi, dan biotik. Unsur fisik meliputi iklim, air, dan tanah. Unsur
topologi meliputi luas, letak, dan bentuk. Unsur biotik meliputi flora, fauna, dan manusia.

Wilayah manusia (human realm)

Wilayah manusia mengalami perubahan yang lebih cepat dan bersifat dinamis. Wilyah manusia
meliputi lingkungan sosial, bentang alam budidaya, dan masyarakat. Contoh lingkungan sosial
adalah fakor-faktor kebiasaan, tradisi, hukum, dan kepercayaan.

Contoh bentang alam budidaya adalah hutan buatan, danau buatan, perkebunan, dan persawahan.
Lingkungan geografi sangat berpengaruh terhadap pemusatan penyebaran, perilaku, dan
kebudayan penduduk, serta hubungannya dengan keadaan alam sekitar.

5).ASPEK GEOGRAFI
Aspek-aspek Geografi ~ Mengetahui tentang aspek-aspek dalam ilmu geograf
akan memberikan sobat pandangan cakupan apa saja yang termasuk dalam kajian
geograf. Cakupan kajian tersebut yang nantinya akan tertuju pada pembagian
cabang-cabang geograf. Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan
menghadirkan penjelasan mengenai aspek-aspek geograf yang mencakup aspek
fsik dan aspek sosial. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

Kajian geograf mempunyai ruang lingkup yang luas sehingga disiplin ilmu lainnya
banyak yang berkaitan dengan geograf. Keterkaitan geograf dengan disiplin ilmu
lain dapat dibedakan menurut aspek fsik dan aspek sosial.

A. Aspek Fisik

Aspek fsik geograf mengkaji segala fenomena yang ada di geosfer yang tentunya
dapat mempengeruhi keberlangsungan hidup manusia. Aspek fsik meliputi aspek
kimiawi, biologis, astronomis, dan semua fenomena alam yang langsung dapat
diamati.

1. Aspek Topologi
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu
wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang
mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
2. Aspek Biotik
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur vegetasi
(tetumbuhan atau flora, dunia binatang (fauna) dan kajian penduduk.

3. Aspek Non Biotik


Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur kondisi tanah,
hidrologi (tata air) baik perairan darat maupun laut dan kondisi iklim dari
suatu wilayah.

Aspek-aspek Geograf

B. Aspek Sosial
Selain aspek fsik, kajian geograf juga mencakup aspek sosial. Geograf mengkaji
manusia yang hidup didalamnya atas keterkaitan dengan fenomena yang terjadi di
geosfer. Aspek sosial meliputi aspek antropologis, politis, ekonomis, dan aspek yang
berhubungan dengan pola hidup manusia (kebudayaan). Pada aspek ini manusia
dipandang sebagai fokus utama dari kajian geograf dengan memperhatikan pola
penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia dengan
lingkungannya. Ada beberapa aspek yang dikaji, yaitu:

1. Aspek Sosial
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur tradisi, adat-
istiadat, komunitas, kelompok masyarakat dan lembaga-lembaga sosial.

2. Aspek Ekonomi
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur pertanian,
perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan, transportasi
dan pasar.

3. Aspek Budaya
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur pendidikan,
agama, bahasa dan kesenian.
4. Aspek Politik
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur kepemerintahan
yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

Hubungan geograf dengan aspek ilmu yang lain melahirkan ilmu baru. Sebagai
contoh, hubungan geograf dengan biologi melahirkan ilmu baru yaitu biogeograf,
hubungan geograf dengan antropologi melahirkan antropogeograf, dan hubungan
geograf dengan fsika melahirkan geofsika.
Kedua aspek dalam geograf ini menjadi dasar pembagian ilmu geograf menjadi
dua cabang utama yaitu geograf fsik dan geograf manusia.

Geograf fsik mempelajari lanskap atau bentang alam fsik Bumi, misalnya gunung,
dataran rendah, sungai, dan pesisir. Geograf fsik menjelaskan penyebaran
kenampakan alam yang bervariasi serta mencari jawaban tentang pembentukan
dan perubahannya dari kenampakan masa lalu.

Geograf manusia mempelajari lanskap atau bentang lahan manusia (budaya),


misalnya komponen-komponen buatan manusia seperti jalan, saluran air,
permukiman, pusat kegiatan, dan bangunan. Geograf manusia mencoba
mendeskripsikan dan menjelaskan pola-pola kenampakan manusia dan kegiatannya
serta meneliti hubungan antara manusia dan lingkungannya.

Semoga artikel Geograf tersebut di atas tentang Aspek-aspek Geografi di atas


bisa bermanfaat bagi sobat sekalian. Tidak lupa, kami meminta kritik dan saran
yang membangun dari sobat semua apa bila ada dari sobat yang menemukan
kesalahan baik dari segi penulisan maupun pembahasan. Jangan lupa like dan share
juga ya. Terima kasih... ^^Maju Terus Pendidikan Indonesia^^

Anda mungkin juga menyukai