Makalah Teori Akuntansi Fix Banget
Makalah Teori Akuntansi Fix Banget
Expense
KELAS : LF53
BINUS UNIVERSITY
JAKARTA
2016
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap
karekteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang
sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen
biaya. Karekteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang
berkaian dengan biaya.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya dapat dengan
mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan. Dalam
makalah ini akan membahas tentang biaya yang sebagai dasar pencatatan nilai dalam
akuntansi pada tahap pembebanan. Konsep dasar yang melandasi pembebanan biaya adalah
konsep upaya dan hasil (efforts and accomplishment).
Atas dasar konsep tersebut cost dapat dipisah menjadi dua yaitu: cost yang masih
menjadi potensi jasa (melekat pada aktiva), dan cost yang potensi jasanya dianggap sudah
habis dalam rangka menghasilkan pendapatan. Pembebanan cost satu periode akuntansi di
dasarkan pada criteria penentuan habisnya manfaat cost tersebut.
Pertama, apakah manfaat cost habis dalam rangka penyerahan produk/jasa, atau sering
disebut dengan biaya (expenses). Kedua, apakah manfaat cost habis karena sebab lain, yang
digolongkan sebagai rugi (losses), dalam makalah ini akan mengutip tentang masalah
manfaat cost yang yang kemungkinan bias disebut biaya dan juga bisa disebut rugi, yang
semua itu tergantung pada masa manfaatnya.
BAB II
Landasan Teori
1. Pengertian Beban
Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam
rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan
beban adalah aliran keluar atau pemakaian aktiva dan timbulnya hutang selama
satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang, atau
penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan
utama suatu entitas.
Sedangkan menurut IAI (1994) mendefinisikan beban adalah penurunan
manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada pemegang saham.
Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa biaya pada akhirnya merupakan aliran
keluar meskipun kadang-kadang harus melalui hutang terlebih dahulu. Secara konseptual
biaya lebih bersifat penurunan aktiva daripada kenaikan hutang. Biaya akan terjadi bila
produk tertentu diserahkan untuk menciptakan pendapatan. Penggunaan aktiva dapat
dikatakan sebagai biaya apabila penggunaan tersebut berkaitan langsung dengan penyerahan
produk (menghasilkan pendapatan) dan bukan pengubahan aktiva menjadi potensi
jasa(aktiva lain) yang lain.
Sementara Kam (1990) mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai aktiva atau
kenaikan hutang atau kenaikan ekuitas pemegang saham (stockholders equity) sebagai akibat
pemakaian barang atau jasa oleh suatu unit usaha untuk menghasilkan pendapatan pada
periode berjalan. Misalnya, perusahaan menggunakan jasa tenaga kerja dan pgaji tenaga kerja
tersebut dibayar dengan kas atau aktiva lain. Pemakaian jasa tresebut jelas menunjukkan
adanya penurunan nilai aktiva (berkurangnya kas atau aktiva lain). Apabila tenaga kerja
tersebut tidak langsung dibayar atau dibayar di lain waktu, maka penggunaan jasa tenaga
kerja tersebut akan menaikkan hutang. Sementara itu, bila tenaga kerja dibayar dengan
sejumlah tertentu saham, penggunaan tenaga kerja akan menambah stockholders equity.
FASB dan IA1 memiliki Sudut pandang yang berbeda dalam mendefinisikan beban.
Definisi IAI sejalan dengan definisi yang diajukan oleh kam mendefinisikan biaya
dari sudut pandang peristiwa moneter seperti penurunan aktiva, kenaikan hutang
atau ekuitas. Sedangkan FASB memiliki sudut pandang sebagai berikut :
a. Kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus dibebankan
pada pendapatan periode berjalan.
b. Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan
pembebanannya.
Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya apabila cost tersebut
memenuhi kriteria sebagai berikut :
Dari uraian diatas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep
penandingan (matching), pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan
ditunda, maka pembebanan biaya juga ditunda. Untuk mengatasi berbagai perbedaan
pendapatan tentang pengakuan biaya, biasanya badan berwenang mengeluarkan
aturan tertentu untuk mengakui biaya.
c. Pembebanan segera
Apabila tidak alasan yang kuat untuk membebankan cost atas dasar hubungan
sebab akibat ataupun alokasi sistematis dan rasional, maka cost langsung dapat
dibebankan pada periode terjadinya. Alasan yang melandasi pembebanan dengan cara
ini adalah kepraktisan. Misalnya, pencatatan terhadap biaya advertensing.
Cost yang dikeluarkan untuk kegiatan advrtensing sulit untuk dihubungkan
dengan pendapatan atas dasar hubungan sebab akibat. Disamping itu,cost tersebut
kemungkinan memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Namun,karena
manfaat tersebut sulit untuk diukur, pembebanan atas dasar alokasi sistematis juga
tidak dapat dilakukan dengan tepat. Konsumen mungkin saja membeli produk
perusahaan karena dipengaruhi oleh advertensi yang diketahui beberapa tahun lalu.
Jadi, karena manfaaat tersebut tidak dapat diukur dengan tepat, maka cost advertensi
dibebankan langsung sebagai biaya. Pembebanan ini berlaku juga untuk cost
penelitian dan pengembangan.
Dalam statement FASB No. 2 yaitu :Accuonting For Researsch and
Development Cost disebutkan bahwa dasar penandingan hubungan sebab akibat dan
alokasi sistematis tidak dapat diterapkan untuk cost penilitian dan pengembangan. Hal
ini disebabkan manfaat penelitian dan pengembangan dimasa mendatang tidak dapat
ditentukan dengan tepat, karena itu cost tersebut tidak dapat dikapitalisasi dan dicacat
sebagai aktiva. Cost tersebut langsung dibebankan sebagai biaya pada periode
terjadinya.
1. Bukti Obyektif
Dalam praktek akutansi, suatu prosedur tertentu dapat diterima perlakuannay apabila
dipandang rasional dan layak untuk diterpkan. Misalnya, cost persediaan dapat
dibebankan sebagai biaya dengan salah satu metode depresiasi yang diterima umum,
seperti LIFO ayau LIFO. Demikian halnya, cost aktiva tetap dibebankan sebagai biaya
(depresiasi) atas dasar salah satu metode depresiasi yang diterima umum.
Salah satu alasan begitu diperhatikannya bukti obyektif dalam pengakuan biaya
adalah penerapan konsep konservatisme. Konsep ini menyatakan bahwa biaya, rugi
dan hutang harus segera diakui meskipun tidak ada bukti yang kuat dan objektif.
Sementara pendapatan, untung (gains) dan aktiva tidak dapat diakui apabila tidak ada
bukti yang cukup objektif.
Hubungan sebab akibat merupakan tahap terbaik untuk menadingkan biaya dengan
pendapatan. Meskipun prosedur ini rasional, tetapi sulit diterapkan dalam praktek.
Alasan utama terletak pada konsep cost attach yang merupakan pendukung utama
hubungan sebab akibat.hubungan sebab akibat sebenarnya tidak mungkin untuk
diterapkan, karena konsep cost attach tidak memilki alasan/argument yang kuat.
Dalam situasi tertentu, konsep cost attach tidak dapat menunjukkan dasar hubungan
sebab akibat sebagai dasar hubungan pembebanan yang benar-benar meyakinkan.
Oleh karena itu, akuntan tidak menghubungkan secara langsung biaya dengan
pendapatan, tetapi atas interval waktu.
Cost akan dibebankan sebagai biaya bila cost tersebut menghasilkan pendapatan pada
periode yang sama. Hubungan sebab akibat memiliki implikasi bahwa jumlah rupiah
pendapatan tertentu harus dihubungkan dengan jumlah rupiah. Apabila suatu aktiva
memiliki suatu manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan dasar penandingan
hubungan sebab akibat tidak dapa diterapkan, maka cost aktiva dapat dialokasikan
dalam periode-periode secara sistematis.
1. Additivity
Alokasi harus melibatkan jumlah yang ada, sehingga jumlah bagian-bagiannya sama
dengan jumlah keseluruhanya, tidak kurang tidak lebih. Dengan kata lain, jika jumlah
yang dialokasikan ditambahkan bersama-sama, maka totalnya harus sama dengan
jumlah sebelum alokasi.
2. Unambiguity
Metode alokasi harus menghasilkan yang unik dengan menggunakan satu dasar
alokasi yang jelas dan cara alokasinya juga harus jelas.
3. Defensibility
Metode alokasi yang dipilih harus lebih baik disbanding metode alokasi yang lain.
Metode tersebut harus didukung oleh alasan yang kuat agar dapat dipertahankan dari
nkemungkinan pemakaian metode lain.
Alokasi dalam akuntansi tidak memenuhi criteria tersebut, terutama kriteria yang
ketiga. Hal ini disebabkan dalam akuntansi tidak ada alasan yang kuat untuk tetap
mempertahankan metode alokasi tertentu. Di antara metode alokasi yang ada, masing-
masing dapat dipertahankan, tetapi metode yang dipilih tidak satupun yang bebas dari
unsure arbitrer. Pada umumnya setiap ada metode yang lain yang lebih baik, maka
metode yang lebih baik tersebut akan menggantikan metode yag digunakan
sebelumnya. Hal ini berlaku terus apabila terdapat metode lain yang lebih baik.
Penutup
Kesimpulan :
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa definisi yang dikemukaka IAI
sejalan dengan definisi yang di ajukan Kam. Keduanaya mendefinisikan biaya dari sudut
pandang peristiwa moneter (penurunan aktiva, kenaikan hutang/kenaikan ekuitas).
Sebaliknya definisi yang dikemukakan FASB cenderung agak berbeda dengan definisi yang
dikemukakan Kam. Perbedaan sudut pandang tersebut dapat di analisis sebagai berikut:
Pertama, definisi yang di ajukan FASB tidak menunjukkan perbedaan yang jelas
antara peristiwa moneter dan peristiwa fisik. Perlu diketahui bahwa laba, pendapatan, dan
biaya saling berkaitan erat dengan nilai dari suatu obyek ekonomi tertentu (jumlah rupiah
aktiva yang dihasilkan dan dijual). Jadi, pendapatan dan biaya memilliki sifat moneter, karena
dihasilkan dari peristiwa yang menyebabkan perubahan nilai obyek ekonomi tersebut.biaya
menunjukkanperistiwa moneter yang berasal dari pemakaian barang dan jasa (peristiwa fisik)
dalam kegiatan operasional perusahaan.