Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi para penulis dan jurnalis (wartawan), bahasa merupakan senjata, dan kata-kata
merupakan pelurunya. Tanpa menguasai bahasa jurnalistik dengan baik dan benar mereka
tidak akan bisa memengaruhi pikiran, suasana hati, dan gejolak pe-rasaan pembaca,
pendengar, atau pemirsanya, maka dari itu, para penulis dan jurnalis harus dibekali dengan
penguasaan yang memadai atas kosa kata, pilihan kata, kalimat, paragraf, gaya bahasa, dan
etika bahasa jurnalistik.

Dalam bahasa jurnalistik, setiap kata harus bermakna, bahkan harus bertenaga, dan
bercita rasa. Kata bertenaga dengan cepat dapat membangkitkan daya motivasi, persuasi,
fantasi, dan daya imajinasi pada benak khalayak.

Bahasa jurnalistik juga harus memenuhi persyaratan, seperti tampil menarik, variatif,
segar, berkarakter. Selain itu, ia juga harus senantiasa tampil ringkas dan lugas, logis,
dinamis, demokratis, dan populis.

Penulisan berita di media massa menggunakan bahasa jurnalistik yang disyaratkan


tampil menarik, variatif, segar, berkarakter. Selain itu, ia juga harus senantiasa tampil ringkas
dan lugas, logis, dinamis, demokratis. Dalam bahasa jurnalistik, setiap kata harus bermakna,
bertenaga, dan bercita rasa serta mudah di pahami.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari pendahuluan diatas, dapat dirumuskan sebuah permasalahan yaitu penyimpangan


penulisan dan penggunaan bahasa jurnalistik terhadap kaidah penulisan bahasa indonesia
yang benar.

1. Bagaimana Sejarah bahasa jurnalistik?


2. Apakah pengertian bahasa jurnalistik?
3. Apa saja ciri-ciri bahasa jurnalistik?
4. contoh penggunaan bahasa jurnalistik ?

C. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana sejarah bahasa jurnalistik
2. Mengetahui apa itu bahasa jurnalistik
3. Mengetahui ciri-ciri dalam bahasa jurnalistik
4. Mengetahui contoh penggunaan bahasa jurnalistik

D. Kajian Teori
1. penyimpangan penggunaan bahasa jurnalistik

1
2. fungsi bahasa jurnalistik
3. bahasa jurrnalistik bagi masyarakat

BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH BAHASA JURNALISTIK

Sejarah awal lahirnya jurnalistik bermula pada masa Kekaisaran Romawi Kuno ketika
Julius Caesar (100-44 SM) berkuasa. Dia memerintahkan agar hasil sidang dan kegiatan para
anggota senat setiap hari diumumkan pada papan pengumuman yang disebut Acta Diurna.
Dari kata Acta Diurna inilah secara harfiah kata jurnalistik berasal yakni kata diurnal dalam
bahasa Latin berarti harian atau setiap hari (Onong U. Effendy, 1996: 24). Sejak saat itu
dikenal para diurnarii yang bekerja membuat catatan-catatan hasil rapat dari papan acta
diurna itu setiap hari untuk para tuan tanah dan hartawan.
Kemudian pada abad ke-19 setelah manusia melakukan revolusi industri, manusia
menyempurnakan berbagai teknologi untuk membantu kehidupannya. Antara pabrik dengan
pertanian pun disambungkan, manusia tidak lagi hanya melakukan komunikasi antarpribadi
dan kelompok. Teknologi komunikasi mempertemukan manusia melalui industri telepon,
surat kabar, majalah, fotografi, radio, film, televisi, komputer, satelit dan internet.

B. PENGERTIAN BAHASA JURNALISTIK

Bahasa Jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis
berita. Disebut juga Bahasa Komunikasi Massa yakni bahasa yang digunakan dalam
komunikasi melalui media massa, baik komunikasi lisan (tutur) di media elektronik (radio
dan TV) maupun komunikasi tertulis (media cetak), dengan ciri khas singkat, padat, dan
mudah dipahami.

C. PENGERTIAN BAHASA URNALLISTIK MENURUT PARA AHLI :

Rosihan Anwar:
Wartawan senior terkemuka menyatakan bahwa bahasa yang digunakan oleh
wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa pers ialah bahasa yang
memiliki sifat-sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik.
Bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku, dia tidak dapat menganggap sepi
kaidah-kaidah tata bahasa. Dia juga harus memperhatikan ejaan yang benar. Dalam kosa kata,
bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat. (Anwar, 1991:1).

S. Wojowasito dari IKIP Malang

Dalam karya latihan wartawan Persatuan Wartawan Indonesia di Jawa Timur (1978),
bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa seperti tertulis dalam harian-harian dan

2
majalah-majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah jelas dan mudah
dibaca oleh mereka dengan ukuran intelek yang minimal, sehingga sebagian besar
masyarakat yang melek huruf dapat menikmati isinya. Walaupun demikian, bahasa jurnalistik
yang baik haruslah sesuai dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas
susunan kalimat yang benar dan pilihan kata yang cocok (Anwar, 1991: 1-2).

JS Badudu

Bahasa surat kabar harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, tetapi selalu menarik.
Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh bahasa surat kabar mengingat bahasa surat kabar dibaca
oleh lapisan-lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Mengingat bahwa
orang tidak harus menghabiskan waktunya hanya dengan membaca surat kabar. Harus lugas,
tetapi jelas, agar mudah dipahami. Orang tidak perlu mesti mengulang-ulang apa yang
dibacanya karena ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam surat kabar.

Asep Syamsul M. Romli

Bahasa Jurnalistik adalah Bahasa yang biasa digunakan wartawan untuk menulis
berita di media massa. Sifatnya : (1) komunikatif, yakni langsung menjamah materi atau ke
pokok persoalan (straight to the point), tidak berbunga-bunga, dan tanpa basa-basi. Serta (2)
spesifik, yakni jelas atau mudah dipahami orang banyak, hemat kata, menghindarkan
penggunaan kata mubazir dan kata jenuh, menaati kaidah-kaidah bahasa yang berlaku (Ejaan
yang disempurnakan), dan kalimatnya singkat-singkat.

Dewabrata

Penampilan bahasa ragam jurnalistik yang baik bisa ditengarai dengan kalimat-
kalimat yang mengalir lancar dari atas sampai akhir, menggunakan kata-kata yang merakyat,
akrab di telinga masyarakat sehari-hari; tidak menggunakan susunan yang kaku formal dan
sulit dicerna. Susunan kalimat jurnalistik yang baik akan menggunakan kata-kata yang paling
pas untuk menggambarkan suasana serta isi pesannya. Bahkan nuansa yang terkandung
dalam masing-masing kata pun perlu diperhitungkan.

D. Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik

Bahasa jurnalistik yang baik dan benar adalah bahasa jurnalistik yang mempunyai ciri
sebagai berikut:

1. Sederhana
Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling
banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen, baik dilihat
dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan psikografisnya. Kata-
kata dan kalimat yang rumit, yang hanya dipahami maknanya oleh segelintir orang, tabu

3
digunakan dalam bahasa jurnalistik.

2. Singkat

Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak
berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga.

3. Padat
Padat dalam bahasa jurnalistik berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan paragraf
yang ditulis memuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca.
4. Lugas
Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau
penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak pembaca sehingga
terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi. Kata yang lugas selalu menekankan
pada satu arti serta menghindari kemungkinan adanya penafsiran lain terhadap arti dan
makna kata tersebut.
5. Jelas
Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur.
Jelas disini mengansung 3 arti:

Jelas artinya

Jelas susunan kata atau kalimatnya sesuai dengan kaidah subjek-predikat-objek-


keterangan (SPOK)

Jelas sasaran atau maksudnya.

6. Jernih
Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus, tidak
menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah.
Dalam pendekatan analisis wacana, kata dan kalimat yang jernih berarti kata dan kalimat
yang tidak memiliki agenda tersembunyi di balik pembuatan suatu berita atau laporan
kecuali fakta, kebenaran, kepentingan publik.
7. Menarik
Menarik artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca,
memicu selera baca, serta membuat orang yang sedang tertidur, terjaga seketika. Bahasa
jurnalistik berpijak pada prinsip : menarik, benar, dan baku.
8. Demokratis
Demokrasi berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau
perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa sebagaimana sebagaimana
dijumpai dalam gramatika bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Bahasa jurnalistik menekankan
aspek fungsional dan komunal, sehingga sama sekali tidak dikenal pendekatan feodal
sebagaimana dijumpai pada masyarakat dalam lingkungan priyayi dan keraton.

4
9. Populis
Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat dalam karya-
karya jurnalistik harus akrab di telinga, di mata, dan di benak pikiran khalayak pembaca,
pendengar, atau pemirsa. Bahasa jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan diakrabi
oleh semua lapisan masyarakat.
10. Logis
Logis berarti apa pun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau paragraf
jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat. Bahasa
jurnalistik harus dapat diterima dan sekaligus mencerminkan nalar.
11. Gramatikal
Gramatikal berarti kata, istilah, atau kalimat apa pun yang dipakai dan dipilih dalam
bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku. Bahasa baku artinya bahasa
resmi sesuai dengan ketentuan tata bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan
berikut pedoman pembentukan istilah yang menyertainya.
12. Menghindari kata tutur
Kata tutur ialah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara
informal. Kata tutur ialah kata yang hanya menekankan pada pengertian, sama sekali
tidak memperhatikan masalah struktur dan tata bahasa. Contoh kata tutur : bilang,
dibilangin, bikin, kayaknya, mangkanya, dan sebagainya.
13. Menghindari kata & istilah asing
Berita ditulis untuk dibaca atau didengar. Pembaca atau pendengar harus tahu arti dan
makna setiap kata yang dibaca dan didengarnya. Berita atau laporan yang diselipi kata-
kata asing, selain tidak informatif dan komunikatif, juga sangat membingungkan.
14. Pilihan kata (diksi) yang tepat
Artinya setiap kata yang dipilih, memang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan pesan
pokok yang ingin disampaikan kepada khalayak. Pilihan kata atau diksi, dalam bahasa
jurnalistik, tidak sekedar hadir sebagai varian dalam gaya, tetapi juga sebagai suatu
keputusan yang didasarkan kepada pertimbangan matang untuk mencapai efek optimal
terhadap khalayak.
15. Mengutamakan kalimat aktif
Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak pembaca
daripada kalimat pasif. Sebagai contoh presiden mengatakan bukan dikatakan oleh
presiden. Bahasa jurnalistik harus jelas susunan katanya, dan kuat maknanya. Kalimat
aktif lebih memudahkab pengertian dan memperjelas pemahaman. Kalimat pasif
menyesatkan pengertian dan mengaburkan pemahaman.
16. Menghindari kata atau istilah teknis
Karena ditujukan untuk umum, maka bahasa jurnalistik harus sederhana mudah
dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut apalagi sampai membuat kepala
berdenyut. Salah satu cara untuk itu ialah dengan menghindari penggunaan kata atau

5
istilah-istilah teknis. Bagaimanapun, kata atau istilah teknis hanya berlaku untuk
kelompok atau komunitas tertentu yang relatif homogen. Realitas yang homogen,
menurut perspektif filsafat bahasa, tidak boleh dibawa ke dalam realitas yang heterogen.
Kecuali tidak efekti, juga mengundang unsur pemerkosaan.

17. Tunduk kepada kaidah etika

Sebagai guru bangsa dengan fungsinya sebagai pendidik, pers wajib menggunakan
serta tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku. Bahasa pers harus baku, benar, dan
baik. Dalam etika berbahasa, pers tidak boleh menuliskan kata-kata yang tidak sopan,
sumpah serapah, hujatan dan makian yang sangat jauh dari norma sosial budaya agama.
Pers juga tidak boleh menggunakan kata-kata porno dan berselera rendah lainnya dengan
makdud untuk membangkitkan asosiasi serta fantasi seksual khalayak pembaca

E. Contoh Penggunaan Bahasa Jurnalistik

Bahasa jurnalistik merupakan bahasa komunikasi massa media cetak, on line,


maupun elektronik(TV,radio).

Dalam menulis berita, wartawan mengacu pada formula 5W+1H, meliputi Siapa
(Who) melakukan Apa (What), Kapan (When), di mana (Where), Kenapa (Why), dan
Bagaimana (How).Dengan menggunakan bahasa jurnalistik, sebuah peristiwa, misalnya Aksi
Demonstrasi, dapat disusun naskah beritanya sebagai berikut :
Ratusan Mahasiswa Bandung berunjuk rasa, Selasa (11/7/2015), di depan Gedung
Sate Jln Diponegoro Kota Bandung, untuk menuntut pemerintah tidak menaikkan harga
Bahan Bakar Minyak (BBM). Aksi dilakukan setelah muncul kabar pemerintah akan
menaikkan harga BBM bulan depan. Aksi berlangsung damai.
Dalam contoh di atas, dalam penulisan unsur waktu, bahasa jurnalistik cukup
menuliskan Selasa (11/7/2015), bukan pada hari Selasa tanggal 11 Juli 2015. Unsur tempat
cukup ditulis di depan Gedung Sate Jln Diponegoro Kota Bandung, tanpa menuliskan
bertempat di depan Gedung Sate.
Bahasa Jurnalistik menghindari penggunaan kata/kalimat panjang, seperti:

kemudian > lalu

kurang lebih > sekitar

melakukann pencurian > mencuri

mengalami penurunan > turun, menurun

Dalam penulisan berita, banyak wartawan yang sering melupakan bahasa khasnya ini.
Misalnya, banyak ditemukan penulisan 29 Juli mendatang ketimbang 29 Juli 2015. Kata
mendatang dan lalu sering muncul saat menuliskan unsur waktu.

6
BAB III

KAJIAN TEORI

A. Kesalahan bahasa jurnalistik terhadap kaidah bahasa Indonesia :

1. Penyimpangan morfologis

Penulisan judul berita yang memakai kalimat aktif , contohnya; polisi tembak mati
terduga teroris anggota kelompok Nurdin di Solo Jawa Tengah. (tembak harusnya
menembak).

2. Kesalahan sintaksis

Pemakaian tatabahasa atau struktur kalimat yang kurang benar, contohnya;


kerajinan grabah pleret banyak diekspor hasilnya ke Eropa.(seharusnya:hasil
kerajinan grabah pleret banyak di ekspor ke Eropa.

3. Kesalahan kosakata

Kesalahan ini sering dilakukan dengan alasan menjaga kesopanan, contohnya;


penculikan mahasiswa oleh oknum kopasus itu merupakan pukulan telak bagi
kemanusiaan. (seharusnya kata pukulan telak diganti dengan kata
kejahatan(kejahatan kemanusiaan)).

4. Kesalahan ejaan

Kesalahan ini biasanya terjadi dalam penulisan kata, seperti:jumat ditulis jumat,
khawatir di tulis hawatir.

B. FUNGSI BAHASA JURNALISTIK

1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri

7
2. Alat komunikasi

3. Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial

4. Alat untuk mengadakan kontrol soaial

C. MANFAAT BAHASA JURNALISTIK BAGI MASYARAKAT

1. Masyarakat dapat memahami isi berita karena bahasa yang sederhana

2. Masyarakat mudah mengingat informasi karena sudah di persingkat

3. Masyarakat juga mengetahui informasi secara menyeluruh

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam menyelesaikan tugas makalah ini kelompok kami mengumpulkan data


dari beberapa sumber di internet, kami juga sedikit menambahkan pengalaman kami
dalam melihat dan mengamati penggunaan bahasa jurnalistik di lingkungan sekitar.

BAB IV

KESIMPULAN

1. Berdasarkan materi yang telah kami susun mengenai bahasa jurnalistik, dapat
kami simpulkan sebagai berikut:

Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh seorang jurnalis untuk
menyampaikan informasi dalam bentuk apapun kepada komunikan agar para jurnalis
dapat dengan mudah mempengaruhi komunikan, baik secara lisan maupun menggunakan
media seperti radio,TV dan juga media cetak.

Bahasa Jurnalistik memilki ciri utama sebagai berikut:

1. Sederhana
2. Singkat
3. Padat
4. Lugas
5. Jelas
6. Jernih
7. Menarik
8. Demokratis
8
9. Populis
10. Logis
11. Gramatikal
12. Menghindari kata tutur
13. Menghindari kata dan istilah asing
14. Pilihan kata (diksi) yang tepat
15. Mengutamakan kalimat aktif
16. Menghindari kata atau istilah teknis
17. Tunduk kepada kaidah etika

Bahasa jurnalistik juga bermanfaat untuk masyarakat agar dapat mengekspresikan diri,
mendapatkan informasi sosial, ekonomi, politik, hukum dan budaya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihan. 2004. Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi.Yogyakarta: Media


Abadi. Sumadiria, Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/listyoagung_pambudi/makalah-bahasa-
jurnalistik-oleh-listyo-agung-pambudi_55197b7fa333117618b6594b

http://www.romelteamedia.com/2016/12/pengertian-karakteristik-bahasa-jurnalistik.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_jurnalistik

10

Anda mungkin juga menyukai