Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Seminar

MSDM
Kelompok 5
1. Marsiati B1023171041
2. Tiary Egy Adetya B1023171054
3. Nur Isnawati Dewi Lestari B1023171058
Referensi Jurnal

Matriks: Jurnal Manajemen Strategi Bisnis dan


Kewirausahaan
1. Peran Mediasi Knowledge Sharing pada Pengaruh Quality Of
Work Life dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Development Research of Management : Jurnal


Manajemen
2. Pengaruh Mindset, Kepemimpinan, dan Nilai Keluarga
Terhadap Budaya Organisasi Perusahaan Keluarga
Matriks: Jurnal Manajemen Strategi Bisnis dan
Kewirausahaan
3. Pengaruh Strees Kerja Pada Kinerja Karyawan Dengan Locus
2
Of Control Sebagai Variabel Pemoderisasi
“Peran Mediasi Knowledge Sharing pada Pengaruh Quality Of
Work Life dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan”
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana peran mediasi knowledge sharing pada pengaruh quality of
work life dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan di Swastika Bungalows Sanur.Jumlah
sampel yang diambil sebanyak 60 karyawan dengan metode sampel jenuh. Data dikumpulkan denganmenyebarkan
kuesioner dan menggunakan analisis Partial Least Square (PLS) sebagai teknik analisis data. Hasil daripenelitian ini
menunjukkan bahwa quality of work life berpengaruh positif terhadap knowledge sharing, kepuasankerja berpengaruh
positif terhadap knowledge sharing, quality of work life berpengaruh positif terhadap kinerjakaryawan, kepuasan kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja dan knowledge sharing berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, selain itu hasil
penelitian ini juga mengungkapkan bahwa knowledge sharing memediasi pengaruh quality of work life terhadap kinerja
karyawan dan memediasi pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di Swastika Bungalows Sanur. Implikasi
praktis penelitian ini adalah diharapkan temuan studi dapat menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen Swastika
Bungalows Sanur dalam hal meningkatkan kinerja karyawan dengan memperhatikan dukungan dengan memperhatikan
suasana kerja yang nyaman, pemberian kompensasi yang adil, dan selalu meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan peran
knowledge sharing sebagai pemediasi untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Kata kunci : quality of work life, kepuasan kerja, knowledge sharing, kinerja karyawan 3
Pendahuluan
Knowledge based view (KBV) Teece, Pisano, and Quality of work Kepuasan kerja merupakan sebuah konsep yang
Shuen, (1997) menjadi theory dalam penelitian ini. life adalah suatu dapat didefinisikan dari sudut pandang yang
Teori ini digunakan untuk memperjelas bagaimana cara pikir tentang beragam. Locke (1976:309) mengemukakan bahwa
pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap orang-orang, kepuasan kerja adalah sebuah sikap senang atau,
kinerja karyawan dengan knowledge sharing pekerjaan, dan kondisi emosi yang positif sebagai hasil dari
sebagai variabel mediasi. organisasi yang penilaian pekerjaan maupun pengalaman terhadap
Kinerja adalah konsep multikomponen pada memusatkan pekerjaan
tingkat dasar seseorang yang dapat dibedakan perhatian pada
melalui aspek proses kinerja, yaitu perilaku dari dampak pekerjaan Cascio (2013) mendefinisikan quality of work life
hasil yang diharapkan (Borman dan Motowidlo, terhadap pekerja sebagai persepsi karyawan tentang kesejahteraan
1993; Campbell, 1993; Roe, 1999). Kinerja dan efektivitas mental dan fisiknya ketika bekerja. Quality of work
karyawan telah dipelajari dalam psikologi industry organisasional, life merupakan suatu cara pikir tentang orang-
maupun organisasi terutama yang berhubungan disamping orang, pekerjaan, dan organisasi.
dengan tempat kerja.(Abdullah, Ismail, dan Idrus, memberikan
gagasan-gagasan Zadeh (2016) meneliti hubungan antara quality
2015).
partisipatif dalam of work life, kepuasan hidup dan manajemen
Pengetahuan adalah hal yang sangat memecahkan pengetahuan pada guru sekolah menengah kedua.
fundamental dalam organisasi karena pengetahuan, masalah-masalah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
memiliki hubungan yang sangat kuat dengan organisasional hubungan langsung antara quality of work life
kesuksesan organisasi (Nonaka dan Takeuchi, dan pembuatan dengan knowledge management.
1995). Knowledge sharing adalah proses keputusan
pemindahan keterampilan dan kemampuan antar 4
(Anatan dan
karyawan (Lin, 2007). Ellitan, 2007).
H4: Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap
kinerja karyawan di Swastika Bungalows
Sanur

H5: Knowledge sharing berpengaruh positif


terhadap kinerja karyawan di Swastika

Hipotesis Bungalows Sanur.


H6: Knowledge sharing memediasi pengaruh
kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja
karyawan di Swastika Bungalows Sanur.
H1 : Quality of work life berpengaruh positif H7: Knowledge sharing memediasi pengaruh
terhadap knowledge sharing di Swastika kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja
Bungalows Sanur karyawan di Swastika Bungalows Sanur
H2: Kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif
terhadap knowledge sharing di Swastika
Bungalows Sanur.
H3: Quality of work life berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan di Swastika
Bungalows Sanur
5
Metode Penelitian
Penelitian ini berpendekatan kuantitatif, berjenis asosiatif. Data yang di peroleh dalam penelitian ini akan
diolah dan dianalisis serta di dukung dengan teori agar dapat membuktikan hipotesis dan menjawab rumusan masalah
rumusan masalah yang sudah dibuat sebelumnya.Penelitian ini dilakukan di Swastika Bungalows Sanur yang
beralamat di Jalan Danau Tamblingan No.150 Sanur Denpasar Selatan. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan
adanya pertimbangan penerapan quality of work life, kepuasan kerja karyawan, knowledge sharing dan kinerja
karyawan serta tersedianya data yang diperlukan dalam penelitian ini.

6
Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah karyawan di Swastika Bungalows Sanur sebanyak 60 orang. Pada
penelitian ini seluruh karyawan Swastika Bungalows Sanur digunakan sebagai responden yang terdiri dari beberapa
jabatan karyawan di Swastika Bungalows Sanur. Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode sampel jenuh atau sensus, maka sampel yang digunakan adalah seluruh anggota
populasi. Secara rinci sampel dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 2.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan pengujian mediasi
SEM-PLS dengan metode VAF.Perhitungan VAF dilakukan dengan formula sebagai berikut:
VAF = Pengaruh Tidak Langsung ................... (1) 7
Pengaruh Total
Hasil dan
Pembahasan

Terdapat tiga kriteria didalam penggunaan


teknik analisis data dengan SmartPLS untuk
menilai outer model yaitu convergent validity,
discriminant validity, serta average variance
extracted (AVE) dan composite reliability
(Ghozali, 2008). Penelitian ini menggunakan
batas minimal loading factor yaitu sebesar 0,5. Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator (faktor) dinilai
Hasil pengolahan sebagaimana ditunjukkan pada berdasarkan crossloading pengukuran dengan konstruk. Data pada Tabel 4.
Tabel 3. yang memperlihatkan bahwa nilai outer
model telah memenuhi kriteria convergent validity menjelaskan bahwa nilai cross loading menunjukkan adanya discriminant validity yang
dimana semua indikator memiliki loading factor di baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai korelasi indikator terhadap konstruknya (loading
atas 0,50. Hal ini dapat disimpulkan bahwa factor) lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi indikator tersebut dengan konstruk lainnya.
konstruk mempunyai convergent validity yang Inner model menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada
baik.
substantive theory. Hasil pengujian inner model dapa melihat hubungan
antar konstruk dengan dengan cara membandingkan nilai signifikansi danR-square 8 dari
model penelitian (Ghozali, 2008:42).
Hasil dan
Pembahasan

Nilai R-square konstruk kinerja karyawan sebesar 0,775 pada


Tabel 5. dapat diintepretasikan bahwa 77,50% variabilitas
konstruk kinerja karyawan dijelaskan oleh konstruk quality of
work life dan kepuasan kerja, sedangkan 22,50% dijelaskan oleh
variabel di luar model. Demikian juga dengan konstruk
knowledge sharing dengan nilai R Square sebesar 0,668
mengandung arti bawah 66,80% variabilitasnya dijelaskan oleh
quality of work life dan kepuasan kerja, sedangkan 33,20%
dijelaskan oleh variabel di luar model. Pada model tersebut
terdapat dua konstruk eksogen yaitu quality of work life dan
kepuasan kerja dan ada dua konstruk endogen yaitu knowledge
sharing dan kinerja karyawan. Keempat konstruk tersebut 9
memiliki indikator masing - masing.
Hasil dan Pembahasan

10
quality of work life, kepuasan kerja, knowledge sharing
Simpulan dan dan kinerja karyawan. Organisasi sebaiknya lebih
memperhatikan faktor aesthetic lingkungan kerja terutama
Saran dengan menghargai kerja keras karyawan seperti
memperhatikan suasana kerja yang nyaman sehingga
Hasil penelitian mendukung semua hipotesis yang dapat membangkitkan semangat kerja karyawan dan
diajukan yaitu quality of work life berpengaruh positif kenyamanan karyawan dalam menjalankan pekerjaan
terhadap knowledge sharing. Kepuasan kerja Pihak manajemen agar dapat memberikan kesempatan
berpengaruh positif terhadap knowledge sharing. promosi jabatan, dukungan para supervisor, supervisor
Quality of work life berpengaruh positif terhadap selalu memberikan motivasi, kepedulian dan keadilan
kinerjaa karyawan. Kepuasan kerja berpengaruh positif para supervisor terhadap bawahannya, menjaga
terhadap kinerja karyawan. Knowledge sharing kenyamanan bekerja, dan selalu memperhatikan
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. kepedulian rekan kerja, kepuasan gaji dimana dalam
Knowledge sharing mampu memediasi pengaruh quality penerimaan gaji yang sesuai dengan beban pekerjaan,
of work life terhadap kinerja karyawan. Knowledge meningkatkan pemberian insentif disesuaikan dengan
sharing mampu memediasi pengaruh kepuasan kerja kinerja dan peraturan yang berlaku, meningkatkan
terhadap kinerja karyawan.Beberapa saran yang dapat pemberian tunjangan disesuaikan dengan beban kerja
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi dan memperbaiki sistem tunjangan yang diberikan sesuai
manajemen Swastika Bungalows Sanur dalam dengan kondisi organisasi.
menentukan kebijakan di masa yang akan datang
11
terutama yang berkaitan dengan
“Pengaruh Stres Kerja Pada Kinerja Karyawan Dengan
Locus Of Control Sebagai Variabel Pemoderisasi”
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh stres kerja pada kinerja karyawan dengan locus of control(LoC)
sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini dilakukan di Hotel Novotel Bali Benoa dengan sampel karyawan sebanyak
73 orang. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah probability sampling, khususnya proportionate stratified
random sampling.Teknik pengumpulan data adalah kuesioner yang berisi 24 indikator stres kerja, LoC, dan kinerja
karyawan. Data dianalisis dengan menggunakan Moderated Regression Analysis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel stres kerja berpengaruh negatif pada kinerja karyawan. Variabel LoC berpengaruh signifikan pada
kinerja karyawan. Namun, bertentangan dengan hipotesis yang diajukan, internal LoC berpengaruh negatif pada
kinerja karyawan. Selain itu, LoC muncul sebagai variabel yang memoderasi pengaruh stres kerja pada kinerja
karyawan.

Kata Kunci: stres kerja, locus of control, kinerja karyawan

12
Pendahuluan
Kinerja karyawan adalah salah satu faktor yang Selain stres, Menurut Rotter (1966) dalam Prasetyo, (2002),
menentukan keberhasilan perusahaan. Kinerja faktor kepribadian LoC merupakan salah satu variabel kepribadian
karyawan adalah tingkat terhadap pelaksanaan turut berperan (personality), yang didefinisi sebagai keyakinan
tugas dan tanggung jawab yang berkontribusi pada dalam kinerja individu terhadap mampu tidaknya mengontrol
produksi barang dan jasa atau tugas-tugas seseorang dalam nasib (destiny) sendiri.
administratif (Robbins & Judge, 2015:543). suatu organisasi.
Hal ini terlihat dari Kinerja karyawan, stres kerja, dan LoC memiliki
penelitian yang hubungan yang berkaitan satu dengan yang lain.
Stres didefinisi oleh Robbins dan Judge Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan
dilakukan oleh
(2015:582) sebagai suatu kondisi dinammis dimana oleh Chen dan Silverthorne (2008) yang
Hsinkuang et al.
individu berkonfrontasi dengan peluang, tuntutan, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
(2010) yang
atau sumberdaya yang terkait dengan keinginannya LoC, stres kerja, kinerja karyawan dan kepuasan
menyatakan
dan dimana luaran dipersepsikan sebagai suatu hal kerja pada 310 akuntan publik bersertifikat di
bahwa kinerja
yang penting dan tidak pasti. Taiwan.
karyawan
dipengaruhi oleh Stres kerja dengan kinerja karyawan akan lebih
Robbins (2003) membagi tiga kategori potensi karakteristik
penyebab stres (stressor) yaitu lingkungan, besar pada individu yang tergolong memiliki
psikologis yang internal LoC daripada individu yang tergolong
organisasi, dan individu. Ketidakpastian lingkungan salah satunya
mempengaruhi perancangan struktur organisasi. memiliki external LoC. Hal ini mengindikasikan
adalah locus of bahwa LoC berperan sebagai variabel pemoderasi
Ketidakpastian itu juga mempengaruhi tingkat stres control (LoC).
di kalangan para karyawan dalam suatu organisasi. hubungan antara stres kerja dan kinerja.
13
Hipotesis
H1: Stres kerja berpengaruh negatif pada kinerja
karyawan
H2: LoC berpengaruh pada kinerja karyawan. Secara
spesifik, internal LoC berpengaruh positif pada kinerja
karyawan.
H3: Locus of control memoderasi pengaruh stres kerja
pada kinerja karyawan.

14
Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang berbentuk asosiatif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode kuantitatif juga disebut
sebagai metode positivistik karena berlandaskan filsafat positivisme (Sugiyono, 2010:13).
Penelitian ini dilakukan di Hotel Novotel Bali Benoa yang beralamat di Jalan Pratama, Tanjung Benoa-Nusa Dua,
Badung, Bali. Objek dalam penelitian ini adalah stres kerja, kinerja karyawan, dan locus of control (LoC). Terdapat tiga
jenis variabel dalam penelitian ini yaitu stres kerja sebagai variabel bebas (X1), kinerja sebagai variabel terikat (Y) dan
locus of control sebagai variabel pemoderasi (X2).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Hotel Novotel Bali Benoa yakni sebanyak 272 orang. Teknik
penentuan sampel yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian
ini ditentukan dengan rumus Slovin, sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 73
orang.Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional (Sugiyono, 2010:217).
15
Hasil dan
Pembahasan

Deskripsi tentang karakteristik responden


diuraikan untuk menjelaskan profil
responden dalam penelitian ini (lihat Tabel
1). Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan terhadap karyawan Hotel
Novotel Bali Benoa, diperoleh gambaran
karakteristik responden yang meliputi
empat aspek, yaitu jenis kelamin, umur,
tingkat pendidikan, serta masa kerja

16
Hasil dan
Pembahasan

Persepsi karyawan mengenai variabel


kinerja karyawan dan stres kerja, diukur
dengan rata-rata skor yang dibagi menjadi
5 kriteria (Umar, 2007:143), seperti yang
disajikan pada Tabel 2.
Untuk mengetahui persepsi karyawan
mengenai variabel LoC maka diukur nilai
mediannya. Untuk nilai LoC di atas median
digolongkan internal LoC, sedangkan
untuk skor jawaban responden tentang
LoC yang berada di bawah nilai median
termasuk ke dalam kategori external LoC,
seperti yang disajikan pada Tabel 3. 17
Hasil dan
Pembahasan

Analisis data dalam penelitian ini


menggunakan analisis regresi
pemoderasian atau Moderated Regression
Analysis (MRA). Analisis ini digunakan
untuk menguji model matematis mengenai
peran pemoderasian pada pengaruh stres
kerja pada kinerja. Analisis ini dilakukan
dengan menggunakan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution)
for Windows version 16.00. Tabel 4
menunjukkan hasil analisis regresi
pemoderasian dalam penelitian ini.

18
Ketiga, variabel LoC memoderasi pengaruh stres kerja
Simpulan dan pada kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa hubungan
negatif stres kerja pada kinerja karyawan Hotel Novotel
Saran Bali Benoa akan melemah pada individu yang tergolong
memiliki internal LoC daripada individu yang tergolong
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, memiliki external LoC. Berdasarkan simpulan hasil
maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. penelitian, maka diajukan saran sebagai berikut. Pertama,
Pertama, variabel stres kerja berpengaruh secara pimpinan Hotel Novotel Bali Benoa sebaiknya
negatif dan signifikan pada kinerja karyawan Hotel memberikan kesempatan promosi kepada karyawan yang
Novotel Bali Benoa. Hal ini berarti apabila stres kerja memiliki kinerja yang baik. Kedua, pimpinan Hotel Novotel
yang dirasakan semakin meningkat, maka kinerja Bali Benoa sebaiknya memberikan standar penilaian
karyawan Hotel Novotel Bali Benoa akan menurun. pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan karyawan,
Sebaliknya, jika stres kerja yang dirasakan semakin sehingga kinerja karyawan bisa semakin baik. Ketiga,
menurun, maka kinerja karyawan Novotel Bali Benoa pimpinan Hotel Novotel Bali Benoa diharapkan
akan meningkat. Kedua, variabel LoC berpengaruh memberikan pelatihan terkait pengelolaan stres kerja dan
secara negatif dan signifikan pada kinerja karyawan. pengembangan diri guna meningkatkan kinerja karyawan.
Secara spesifik, internal LoC berpengaruh negatif dan Keempat, dalam proses penarikan dan seleksi karyawan,
signifikan pada kinerja karyawan Hotel Novotel Bali. Hal Hotel Novotel Bali Benoa sebaiknya memperhatikan
ini berarti apabila karyawan yang tergolong internal LoC tingkat stres kerja dan internal LoC yang dimiliki calon
akan menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan karyawan.
mereka yang tergolong external LoC. 19
THANK
YOU!
Alexander
Martensson
Phone
678-555-0128
Email
martensson@example.com
Pendahuluan

21

Anda mungkin juga menyukai