Anda di halaman 1dari 22

I.

Latar Belakang Masalah

Sebagai makhluk sosial yang serba terbatas, manusia tidak mungkin hidup
sendiri. Manusia membutuhkan sahabat untuk saling melengkapi kekurangan.
Itulah sebabnya manusia melakukan pertukaran dan spesialisasi. Dalam konteks
internasional (global), sikap saling membutuhkan tersebut diekspresikan salam
hubungan antarnegara. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, motivasi hubungan
antaregara dianggap sebagai proses alokasi sumber daya ekonomi antarnegara
dalam rangka meningkatkanderajat (utilitas) hidup bersama. Setiap Negara yang
melakukan kerjasama internasional pasti mengharapkan hasil yang lebih baik
dibanding jika hidup sendirian. Bahkan dewasa ini terjadi perkembangan menarik,
dimana ideology tidak lagi menjadi pertimbangan satu-satunya untuk memilih
mitra kerja sama. Itulah sebabnya pengusaha-pengusaha kapitalis pada era 1990an
menginvestasikan ratusan miliaran US$ di Negara-negara komunis seperti China,
Vietnam, dan Negara-negara Eropa Timur. Elemen yang sangat penting dari
pembangunan perekonomian modern, yaitu uang dan lembaga keuagan.

II. Perumusan Masalah


1. Apa saja dasar-dasar teori perdagangan internasional dan neraca pembayaran?
2. Keterkaitan apa yang dimiliki perkembangan ekonomi dan perkembangan
uang dan jasa lembaga keuangan?
III. Tujuan Penulisan
-Mengetahui pentingnya kerjasama ekonomi internasional
-Mengetahui teori-teori perdagangan interasional
-Mengetahui apa itu uang, lembaga keuangan, dan lembaga keuangan informal

IV. Pembahasan
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1. Pentingnya Kerjasama Ekonomi Internasional
Kerjasama ekonomi yang dapat langsung memberikan manfaat
terutama adalah perdagangan internasional. Sebab negara-negara yang
melakukannya akan segera mengalami peningkatan penggunaan barang
jasa maupun faktor-faktor produksi. Misalnya dengan mengimpor mobil
dari Korea Selatan, masyarakat Indonesia dapat menikmati mobil dengan
jumlah yang lebih banyak dan mungkin juga harga yang lebih murah.
Sementara itu krjasama yang memberikan manfaat dalam jangka
panjang misalnya adalah penanaman modal langsung. Pengusaha Amerika

1
Serikat yang menanamkan modalnya dalam bidang industry di Indonesia,
membutuhkan waktu beberapa tahun sebelum dapar berproduksi.
Jika besar dan tingkat petumbuhan perdagangan antarnegara
memberikan gambaran awal tentang adanya kesalingtergantungan, maka
dapat disimpilkan bahwa tingkat kesalingtergantungan antarnegara
tampanya makin besar.

2. Teori-teori Perdagangan Internasional


Teori-teori perdagangan internasional adalah teori-teor yang mencoba
memahami mengapa sebuah Negara (perekonomian) mau melakukan
kerjasama perdagangan dengan Negara-negara lain. Hubungan
internasional bukanlah sesuatu yang baru, namun sebuah paparan teoretis
yang sistematis baru dikembangkan sekitar abad ke-17. Teori tersebut
makin disempurnakan oleh Adam Smith, David Ricardo, Heckscher-Ohlin
dan lain-lain. Teori-teori Klasik tentang perdagangan internasional, yaitu
teori keunggulan absolute (absolute adavtages) yang dikembangkan Adam
Smith dan keuggulan komparatif (comparative advantages) yang
dikembangkan David Ricardo.

a. Keunggulan Absolut (Absolut Advantages)


Menurut Smith, surplus perdagangan yang dipaksakan lewat
mekaisme proteksi dan pemberian monopoli akan mengobankan
efisiensi dan produktivitas. Sebab lewat perlindungan dan hak
monopoli, pemngusaha tidak terdorong untuk melakukan efisiensi
dan inovasi. Akibatnya, produksi yang dihasilkan bukan saja
jumlahnya menjadi lebih sedikit, tetapi juga jualnya makin mahal,
kualitasnya pun belum tentu baik. Dengan kata lain, harga yang
harus dibayar dari kebijakan perlindungan seperti yang diusulkan
Merkantilisme adalah kesejahteraan (kemakmuran) rakyat.
Smith amat yakin bahwa perdagangan akan menigkatkan
kemakmuran bila dilaksanakan melalui mekanisme perdagangan
bebas. Melalui mekanisme perdagangan bebas, para pelaku
ekonomidiarahkan untuk melakukan spesialisasi dalam upaya
peningkatan efisiens. Menurut Smith, sebaiknyya spesialisasi
dilakukan berdasarkan pertimbangan keunggulan absolute, yaitu
keunggulan yang dilihat dari kemampuan produksi dengan biaya
lebih rendah. Sebab bila biaya [produksinya lebih rendah, dengan
input yang sama dapat dihasilkan output yang lebih banyak.

2
Untuk memahami konsep Smith misalnya terdapat dua Negara
yaitu Indonesia dan Jepang. Komoditas yang diproduksi juga hanya
dua yaitu sepeda motor dan beras. Biaya produksisemata-mata
adalah biaya tenaga kerja, diaman jumlah dan kualitas serta upah
tenaga kerga dikedua Negara tersebut adalah sama. Tidak ada biaya
transaksi dan biaya transportasi. Contoh :

Biaya Produksi per Unit Sepeda Motor dan Beras


Diukur Dengan Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan untuk
Memproduksi 1 Unit Ouput di Indonesia dan Jepang
Negara Motor (M) Beras (B) Rasio Tukar Domestik
Indonesia 60 15 1M:4B
Jepang 12 24 1M:1/2B
Terlihat bahwa bagi Indonesia biaya produksi per unit sepeda motor
adalah empat kali lebih mahal daripada biaya produksi perunit beras
(1unit = 1 ton). Sebab untuk memproduksi satu unit sepeda motor
dibutuhkan 40 tenaga kerja, sedangkan satu unit beras dibutuhkan
10 tenaga kerja, sehingga rasio tukar domestiknya (berapa unit
beras harus dikobrbankan untuk memproduksi 1 unit motor) adalah
1 : 4. Artinya, setiap unit motor nilainya sama dengan 4 unit beras.
Bagi Jepang, biaya produksi per unit motor nilainya separuh biaya
produksi perunit beras. Sebab biaya produksi pe unit beras adalah
24,sedangkan per unit motor hanya 12. Dengan demikian rasio
tukar domestiknya adalah 1 : ; setiap unit motor setara dengan
setengah unit beras.
1) Manfaat Spesialisasi
Yang dimaksud dengan manfaat perdagangan internasional
adalah meningkatnya kemampuan potensial konsumsi domestic
akibat perdagangan dengan Negara lain. Untuk
membuktikannya, berikut contohnya:
Seandainya pada awalnya baik Indoneia maupu Jepang
mengalokasikan masing-masing separuh tenaga kerjanya untuk
memproduksi motor dan beras, maka hasilnya adalah:
a) Kombinasi konsumsi domestic Indonesia adalah 10 unit
motor dan 40 unit beras.
b) Kombinasi konsumsu domestik Jepang adalah 50 unit motor
dan 25 unit beras
c) Total konsumsu adalah 60 unit motor dan 65 unit beras

3
Bial masing-masing Negara melakukan spesialisasi, dimana
Indonesia hanya memproduksi beras, sedangkan Jepang
hanya memproduksi motor, maka kemungkinan konsumsi
rakyat di kedua Negara akan makin besar. Sebab dengan
speialisasi,produksi motor menjadi 100 unit atau meningkat
sebesar 40 unit, sementara produksi beras menjadi 80 unit
atau meningkat 15 unit.

Potensi Produksi Motor dan Beras di Indonesia dan Jepang


Dengan Spesialisasi
(Unit)

Sebelum Spesialisasi Sesudah Spesialisasi


Negara
Motor Beras Motor Beras
Indonesia 10 40 0 80
Jepang 50 25 100 0
Total 60 65 100 80
2) Manfaat Perdagangan Luar Negeri
Terjadi atau tidaknya perdagangan antara Indonesia dan Jepang
sangat ditentukan oleh nilai tukar Internasional. Selama harga
jual internasional komoditas unggulan masing-masing Negara
adalah lebih mahal daripada harga domestic, maka masing-
masing Negara akan melakukan perdagangan, sebab hasilnya
lebih menguntungkan.
Jika nilai tukar internasional motor dan beras adalah 1:!, artinya
setiap unitmotor nilainya sama dengan 1 unit beras, maka
transaksi perdagangan akan terjadi, sebab rasio 1:1 berada
dalam interval 1/2sampai <4. Berikut table yang menunjukkan
jika Indonesia ingin tetap mempertahankan konsumsi awalnya,
yaitu 40 unit beras, maka Indonesia dapat mengekspor 40 unit
beras ke Jepang. Dengan rasio tukar 1:1, Indonesia akan
memperoleh 40 unit motor Jepang. Karena Jepang
memproduksi motor, maka konsumsi motor dalam negeri
menjadi 60 unit (100 unit produksi-40 unit ekspor).

Manfaat Perdagangan Internasional


Antara Indonesia dan jepang
(Unit)

4
Sebelum Spesialisasi Sesudah Spesialisasi
Negara
Motor Beras Motor Beras
Indonesia 10 40 40 40
Jepang 50 25 60 40
Total 60 65 100 80
Kombinasi konsumsi masing-masing Negara karena
adanya perdagangan.Indonesia : 40 unit beras dan 40 unit
motor, yang berarti konsumsi motor meningkat sebanyak 30
unit (40-10), sedangkan Jepang 60 unit motor dan 40 unit
beras. Artinya konsumsi di Jepang meningkat 10 unit (60-50),
sedangkan beras meningkat 15 unit (40-25).
b. Keunggulan Komparatif (Comparative Advantages)
Apakah yang harus dilakuakn bila sebuah Negara memiliki
keunggulan absolute atas semua komoditas yang diperdagangkan.
Pertanyaain ini sangat relevan dengan dunia nyata. Misalnya secara
teknis Amerika Serikar (USA) memiliki keunggulan absolute dalam
memproduksi mobil dan tekstil dibanding Indonesia. Tetapi
mengapa USA mengimpor tekstil dari Indonesia. Dari table
dibawah ini dapat menunjukkan bahwa USA memiliki keunggulan
absolute dalam produksi mobil maupun tekstil. Untuk memproduksi
1 unit mobil, USA hanya membutuhkan 25 tenaga kerja, sedangkan
Indonesia 100 tenaga kerja. Untuk memproduksi1unit tekstil USA
hanya membutuhkan 10 tenaga kerja, Indonesia 20 tenaga kerja.
Biaya Produksi Per Unit Mobil dan Tekstil
Dikur Dengan Jumlah TenagaKerja Yang Digunakan
Untuk Memproduksi 1 Unit Output di Indonesia dan USA
Negara Mobil (M) Tekstil (T) Rasio Tukar Domestik
Indonesia 100 20 1M : 5T
USA 25 10 1M : 2,5T
Bila baik Indonesia maupun USA masing-masing memiliki
1.200 tenaga kerja, maka kombinasi outputyang dihasilkan
masing-masing Negara adalah sebagai berikut :
Potensi Produksi Mobil dan Tekstil di Indonesia dan USA
Tanpa Spesialisasi
(Unit)
Negara Mobil (M) Tekstil (T) Rasio Tukar Domestik
Indonesia 12 60 1M : 5T

5
USA 48 120 1M : 2,5T
Teori Keunggulan absolute tdak dapat menjawab apakah
sebaiknya USA dan Indonesia melakukan perdagangan. Tetapi
menurut David Ricardo,Indonesia dan USA dapat melakukan
perdagangan bila masing-masing Negara memiliki keungggulan
komparatif.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari rasio tukar
domestiknya, harga mobil di USA diukur dengan unit tekstil
adalah dua kali lebuh murah daripada harga mobil di Indonesia.
Karena itu biasanya ekonomi memproduksi mobil, karenanya
sebaiknya USA mespesialisasikan diri dalam memproduksi
mobil. Sedangkan Indonesia memproduksi tekstil.
Keunggulan komparatif USA dalam memproduksi mobil dapat
juga dilihat dari tingkat efisiensi relatifnya. Karena untuk
memproduksi 1 unit mobil USA hanya membutuhkan 25 tenaga
kerja, sementara Indonesia membutuhkan 100 tenaga kerja,
maka USA memiliki efisiensi 4 kali lipat dalam produksi mobil.
Sedangkan dalam produksi tekstil USA memiliki efisiensi
hanya dua kali lipat. Karena ini sebaiknya USA
menspesialisasikan diri dalam produksi mobil, sedangkan
Indonesia memproduksi tekstil.
3. Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran (Balance of Paymets, disingkat BOP) adalah
catatan statistic (ringkas) tentang transaksi ekonomi internasional yang
dilakukan oleh pendududk suatu Negara (perekonomian) dengan penduduk
Negara (perekonomian) lainnya. Neraca Pembayaran (BOP) adalah
laporan rugi laba (income statement) yang merupakan ringkasan arus
keluar-masuk barang, jasa dan asset-aset dalam suatu perekonomian
selama kurun waktu (periode) tertentu. Umumnya periode laporan BOP
adalah satu tahun, walupun laopran-laporan statistic ekonomi yang
umumnya memberikan data BOP perode triwulan.
a. Struktur Dasar Neraca Pembayaran
Bagian paling penting dari neraca pembayaran (BOP) adalah
neraca lancer (current account) dan neraca modal (capital account).
BAgian lainnya yang memberikan tambahan penjelasan tentang
dinamika neraca lancer dan neraca modal adalah neraca penyeimbang
(settlement account) dan selisih perhitungan (statistical discrepancy).

6
1) Neraca Lancar (Current Account)
Neraca lancer adalah bagian BOP yang meberi gambaran rigkas
tentang transaksi barang dan jasa yang diproduksi selama periode
setahun atau kurang. Dapat juga dikatakan neraca lancer adalah
bagian dari BOP yang memberi gambaran ringkas tentang
pembayaran-pembayaran jangka pendek.
Neraca lancar dapat dibedakan menjadi tiga bagian pokok, yaitu
neraca perdagangan (balance of trade) serta neraca jasa (sevice) dan
neraca nonbalas jasa (transfer payments).
Neraca perdagangan mencatat transaksi ekspor dan impor
barang-barang selama satu epriode. Suatu Negara dikatakan
mengalami defisit perdagangan bila nilai ekspor barang lebih kecil
daripada nilai impor barang.
Neraca jasa mencatat ekspor dan impor jasa selama suatu
periode tertentu.Impor jasa yang dilakukan misalnya penggunaan
jasa transportasi Negara lain untuk mengirim barang atau kegiatan
lain. Misalnya, ketika akan mengekspor minya mentah dalam skala
besar, Indonesia mungkin menggunajan jasa transportasi
perusahaan asing.Jika Indonesia menyewa armada penerbangan
asing untuk memperlancar transportasi naik haji, maka Indonesia
melkukan impor jasa.
Neraca nonbalas jasa mencatat transaksi-transaksi yang bukan
sebagai akibat balas jasa. Misalnya bila pmerintah USA
memberikan hibah kepada pemerintah Negara lain, hal tersebut
akan dicatat dalam neraca nonbalas jasa. Contoh lain adalah bila
orang tua di Indonesia mengirim uang saku untuk anaknya yang
kuliah di USA.
Surplus atau defisit neraca lancar adalah penggabungan surplus
dan atau defisit neraca perdagangan dengan neraca jasa dan
nonbalas jasa. Suatu Negara dikatakan mengalami surplus neraca
lancar bila total ekspor barang dan jasa lebih kecil daripada impor
barang dan jasa. Defisit neraca lancar menunjukkan bahwa
pembayaran-pembayaran jangka pendek suatu Negara lebih besar
daripada penerimaannya. Begitu juga sebaliknya bila suatu Negara
mengalami defisit neraca lancar.
2) Neraca Modal (Capital Account)

7
Neraca modal adalah bagian dari BOP yang mencatat pembelian
dan penjualan asset-aset financial seperti surat-surat berharga,
deposito perbankan dan juga investasi langsung. Ringkasnya,
neraca modal mencatat arus masuk modal (capital inflow) dan arus
keluar modal (capital outflow) selama periode tertentu.
Neraca modal ibedakan menjadi neraca modal pemerintah
(official capital) yang mencatat arus keluar masuk modal di sector
pemerintah dan neraca modal swasta (private capital) yang
mencatat arus keluar masuk modal sector swasta (dunia usaha).
3) Neraca Penyeimbang (Selfiement Account)
Saldo neraca pembayaran adalah sama dengan nol. Maksudnya,
hasil penjumlahan anatar surplus dan atau defist neraca lancar
(current account)dengan surplus dan atau defisit neraca modal
(capital account0 adalah sama dengan nol.Jika neraca lancar
mengalami defisit 100, maka neraca modal harus surplus 100. Atau
sebaliknya bila neraca lancar mengalami surplus 100, seharusnya
neraca modal megalami defisit 100. Tetapi seringkali terjadi bahwa
saldo neraca pembayaran adalah defist (<0) atau (>0).
Neraca penyeimbang adalah bagian dari BOP yang menjelaskan
bagaimana surplus atau defisit BOP dibiayai.Tercakup dalam
bagian ini antara lain adalah arus keluar masuk emas, pembelian
dan atau penjuala mata uang domestic serta valuta asing oleh
pemerintah.
4) Selisih perhitungan (Statistical Discrepancy)
Salah satu faktorlain yang menyebabkan saldo BOP tidak sama
dengan ketidaklengkapan informasi )(imperfect information) dan
atau adanya transaksi-transaksi yang tidak tercatat
(unrecordedtransaction). Dalam BOP, transaksi-transaksi yang tak
tercatat ini dimasukkan kedalam bagian selisih perhitungan
(statistical discrepancy). Istilah dalam bahasa Inggris yang juga
digunakan untuk selisih perhitungan adalah error and omission.
4. Pasar Valuta Asing dan Penentuan Nilai Tukar Mata Uang
a. Pasar Valuta Asing
Merupakan mata uang Negara lain (foreign currency) dari suatu
perekonomian. Misalnya valuta asing bagi perekonomian Indonesia
adalah mata uang lain selain rupiah, misalnya yen Jepang ringgit
Malaysia dan bath Thailand.

8
Untuk dapat digunakan dalam kegiatan ekonomi, maka mata
uang- mata uang yang dipergunakan mempunyai harga tertentu dalam
mata uang nega lain. Harga tersebut menggambarkan berapa banyak
suatu mata uang harus dipertukarkan untuk memperoleh satu unit mata
uang lain. Istilah lain dari rasio pertukaran tersebut adalah nilai tukar
(exchange rate). Kurs diantara dua Negara adlah kurs nominal. Nilai
tukar riil adalah harga relative dari barang-barang kedua Negara, yang
menyatakan tingkat dimana dapat memperdagangkan barang-barang
dari suatu Negara untuk barang-barang dari suatu Negara untuk
barang-barang dari Negara lain.Itulah sebabnya nilai tukar riil disebut
juga terms of trade.
Secara umum dapat dituliskan :
Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x Harga barang domestic
Harga barang luar negeri
Perhitungan nilai tukar riil untuk barang tunggal ini
menjelaskan bagaimana mendefinisikan nilai tukar riil untuk kelompok
barang yang lebih luas. Jika e adalah nilai tukar nominal (jumlah dolar
per rupiah), P adalah tingkat harga di Indonesia (diukurdalam rupiah),
dan P* adalah tingkat harga di AS (diukur dalam dolar), maka nilau
tukar riil (e*) adalah:
Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x Rasio tingkat harga
e* = e x (P/P*)
Nilai tukar riil diantara kedua negara dihitung dari nilai tukar nominal
dan tingkat harga di kedua Negara. Jika nilai riil adalah tinggi, berarti
harga barang-barang domestic relative mahal. Dan sebaliknya, jika
nilai tukar riil rendah, berarti harga barang-barang luar negeri relative
mahal, dan harga barang-barang domestic relative murah.
Pasar valuta asing pada dasarnya adalah jaringan kerja (net
work) dari perbankan dan lembaga keuangan yang melaluinya mata
uang- mata uang dapat saling diperlukan. Sebagai sebuah interaksi,
pasar valuta asing mempunyai analogi dengan pasar-pasar lain seperti
pasar barang dan jasa.
1) Permintaan Terhadap Valuta Asing (Foreign Exchange
Demand)
Permintaan terhadap valuta asing timbul bila penduduk suatu
Negara membutuhkan barang dan jasa yang diproduksi oleh Negara
lain. Denganperkataan lain, permintaan terhadap valuta asing

9
meningkat bila impor meningkat. Faktor-faktor yang memengaruhi
permintaan terhadap valuta asing terutama adalah harga mata uang
asing tersebut (nilai tukarnya), tingkat pendapatan, tingkat bunga
relative, selera, ekspektasi, dan kebijakan pemerintah.
Bila nilai tukarnya makin murah, permintaan terhadap valuta
asing akan meningkat. Tetapi selama yang berubah hanyalah nilai
tukar, yang terjadi adalah pergerakan disepanjang kurva
permintaan. Kurva permintaan akan bergeser bila yang berubah
impor. Impor yang makin banyak akan menggeser kurva
permintaan ke kanan. Sebaliknya, impor yang makin sedikit akan
menggeser kurva permintaan ke kiri.
2) Penawaran Terhadap Valuta Asing (Foreign Exchange Supply)
Penawaran terhadap valuta asing meningkat bila Negara lain
mengimpor barang dan jasa atau ekspor meningkat. Penawaran
terhadap valuta asing juga meningkat bila arus masukmodal lebih
besar daripada arus keluar modal. Seperti halnya kurva permintaan,
kurva penawaran akan bergeser bila faktor-faktor ceteris paribus
berubah. Sebab perubahan faktor-faktor ceteris paribus tersebut
akan menyebabkan perubahan, baik dalam neraca lancar maupun
neraca modal. Misalnya, bila ekspor meningkat, kurva penawaran
bergeser kekanan. Bila arus masuk modal meningkat, kurva
penawaran valuta asing juga bergeser kekanan. Keseimbangan
pasar valuta asing akan menghasilkan kurs keseimbangan.
b. Mekanisme Penentuan Nilai Tukar
Nilai tukar keseimbangan ditentukan berdasarkan interaksi kekuatan
permintaan dan penawaran. Nilai tukar keseimbangan akan berubah
bila faktor-faktor ceteris paribus berubah. Menguatnya nilai tukar
rupiah atau mata uang lainnya karena mekanisme pasar, disebut
apresiasi (appreciation).
Sekalipun ekspor maupun impor meningkat, namun peningkatan
ekspor lebih kecil daripada peningkatan impor ( X < M
sehingga SF< DF .
Pemerintah yang memilih mekanisme pasar sebagi alat penetu nilai
tukar disebut menempuh kebijakan nilai tukar fleksibel (flexible
exchange rate). Ada pemerintahan yang menetapkan nilai tukar
berdasarkan keputusan pemerintah (nonmekanisme pasar). Bila
kebijakan ini ditempuh, maka sistem penetapan kusnya disebut sistem

10
kurs tetap (fixed exchange rate). Pemerintah yang memilih kurs tetap
tidaklah berarti mengabaikan ditetapkan pemerintah sering kali berbeda
dengan harga pasar. Artinya, kurs yang ditetapkan pemerintah dapat
menjadi lebih besar atau lebih kecil disbanding harga pasar. Bila
perbedaannya dianggap sudah jauh, pemerintah harus melakukan
penyesuaian kurs.
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN
1. Uang
a. Definisi dan Pengertian
Uang merupakan stok asset-aset yang digunakan untuk transaksi. Uang
adalah sesuatu yang diterima/dipercaya masyarakat sebagai alat
pembayaran atau transaksi. Karena itu uang dapat berbentuk apa saja,
tetapi tidak berarti segala sesuatu itu adalah uang. Misalnya mengenal dan
menggunakan uang kertas yang digunakan sebagai alat transaksi; tetapi
tidak sema kertas asdalah uang,bukan karena harga kertasnya yang sangat
murah, melainkan karena tidak diterima/ dipercaya oleh masyarakat umum
sebagai alat pembayaran.
1) Uang Fiat (Fiat Money atau Token Money)
Uang fiat adalah komoditas yang diterima sebagai uang, namun nilai
nominalnya jauh lebih besar dari nilai komoditas itu sendiri, Contoh :
uang kertas Rp. 100.000,00. Nominal uang kertas tersebut adalah
jauhlebih tinggi dari nilaikertasnya. Tetapi masyarakat menerima
bahwa selembar kertas yang nilainya tidak seberapa tersebut dapat
digunakan untuk berbelanja senilai Rp.100.000,00 ? Karena pemerintah
telah menetapkannya berdasarkan keputusan resmi, sehingga
masyarakat menjadi percaya.
2) Uang Komoditas (Commodity Money)
Uang komoditas (commodity money) adalah uang yang nilainya
sebesar nilai komoditas itu sendiri. Contohnya, pada masa lalu nilai
sekeping uang perunggu adalah lebih kecil dari nilai satu keeping uang
perak, tetap satu keeping uang perak nilainya lebih kecil dari nilai satu
keeping uang emas, sebab nilai perunggu lebih murah dari perak,
sedangkan nilai perak lebih murah dari emas.
3) Uang Hampir Likuid Sempurna (Near Money)
Salah satu syarat suatu aset untuk dapat digunakan sebagai uang adalah
likuiditasnya. Uang fiat dan uang komoditas adalah uang yang likuid
sempurna, sehingga untuk dapat digunakan tidak perlu ditukarkan atau

11
dicairkan terlebih dahulu. Selain kedua jenis uang tersebut ada juga
aset financial yang berfungsi sebagai uang namun untuk
menggunakannya harus ditukarkannya/dicairkan terlebih dahulu.
Misalnya, uang dlam bentuk cek (demand deposit) dapat diterima
sebagai alat pembayaran. Namun tidak dipercaya, tetapi bila ingin
digunakan harus ditukarkan ke dalambentuk uang kertas atau uang
logam. Karena itu walaupun dapat digunakan sebagai uang, cek
bukanlah substitusi sempurna bagi uang kertas/logam.
b. Fungsi Uang
Uang memiliki empat fungsi penting yaitu sebagai satuan hitung (unit
of account), alat transaksi/pembayaran (medium of exchange), penyimpan
niali (store of value), dan standar pembayaran dimasa mendatang
(standard of deferred payment).
1) Satuan Hitung(Unit of Account)
Merupakan uang dapat memberikan harga suatu komoditas
berdasarkan satu ukuran umum, sehingga syarat terpenuhinya double
coincidence of wants (kehendak ganda yang selaras) tidak
diperlukanlagi. Misalnya, jika harga sepotong celana jeans adalah
Rp.200.000,00 dan sepasang sepatu kulit yang bergaya trendi adalah
Rp.250.000,00, maka bila Dini ingin membeli keduanya, dia harus
menyiapkan uang sebesar Rp.450.000,00. Seandainya Dini memiliki
lima ekor kambing yang harga seekornya adalah Rp.100.000,00,dia
tidak perlu membawa dua ekor ke too celana dan dua setengah ekor ke
toko sepatu.yang Dini lakukan adalah menjual kelima kambingnya
sehingga memperoleh Rp.500.000,00, kemudian Rp.200.000,00,
dipakai untuk membeli celana jeans , Rp.250.000,00 untuk mebeli
sepatu, dan sisanya Rp.50.000,00 digunakan untuk membeli barang
yang lain.
2) Alat Transaksi (Medium of Exchange)
Uang juga berfungsi sebagai alat transaksi (medium of exchange).
Telah dikatakan , untuk dapat berfungsi sebagai alat tukar,uang harus
diterima/mendapat jaminan kepercayaan. Dalam perekonomianmodern
ini,jaminan kepercayaan itu diberikan oleh pemerintah berdasarkan
undang-undang atau keputusan yang berkekuatanhukum. Dengan
fungsinya sebagai alat transaksi, uang amat mempermudah dan
mempercepat kegiatan pertukaran dalam perekonomian modern.
3) Penyimpan Nilai (Store of Value)

12
Fungsi uang sebagai penyimpan nilai (store of value) dikaitkan dengan
kemampuan uangmenyimpan hasil transaksi atau pemberian yang
meningkatkan daya beli, sehingga semua transaksi tidak perlu
dihabiskan saait itu juga. Misalnya Maya adalah peternak ayam. Bulan
lalu Maya menjual 1.000 ekor ayamnya dengan nilai Rp.20juta.
Karena uang memiliki fungsi penyimpan nilai, Maya dapat
menyimpan uang hasil penjualan ayamnya untuk digunakan dimasaa
yang akan datang.
4) Standar Pembayaran di Masa Mendatang (Standart of Deferred
Payment)
Banyak sekali kegiatan ekonomi yang balas jasanyatidak diberikan
saat itu juga. Para pengawal umumnya setelah bekerja sebulan penuh
baru mendapat gaji. Contoh laina adalah transaksi utang-piutang
mungkin baru dapat diselesaikan tuntas dalam tempo belasan tahun.
Pembayaran untuk masa mendatang tersebut dimungkinkan karena
uang memiliki fungsi standar pembayaran dimasa mendatang
(standart of deferred payment). Dengan fungsi tersebut berapa balas
jas atau pembayaran dimasa mendatang menjadi jauh lebih mudah
dihitung, karena diukur dengan daya beli (purchasing power),
dibanding bila diukur dengan nilai komoditas tertentu.
c. Permintaan Uang
Teori yang menjelaskan mengenai permintaan uang dapat dibedakan
menjadi teori Klasik dan Teori Keynesian.
1) Teori Permintaan Uang Klasik
Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanyalah sebgai alat tukar.
Karenanya jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat
output atau pendapatan. Bila tingkat output meningkat, maka permintaan uang
meningkat, begitu juga sebaliknya. Jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat
bukanlah semata-mata nilai nominalnya, tetapi juga daya belinya, yaitu nominal
dibandingkan dengan tingkat harga (real money balance).
(M/P)d = k.Y
Dimana :
(M/P)d = permintaan uang riil
M = nilai nominal uang
P = tingkat harga
Y = pendapatan atau output
k = proporsi permintaan uang terhadap pendapatan atau output

13
Karena hanya berfungsi sebagai alat tukar, maka uang bersifat netral (money
neutrality), dalam arti uang hanya memengaruhi tingkat harga. Pendapat tersebut
dinyatakan dalam persamaan kuantitas uang Klasik (Classical quantity of money),
dikemukakan oleh Irving Fisher.
MxV =PxT
Dimana
M = jumlah uang beredar
V = velositas uang
P = tingkat harga umum
T = jumlah unit transaksi
Dengan demikian :
Jumlah Uang x Velositas = Harga x Transaksi
Velositas uang merupakan konsep yang menunjukkan berapakali dalam
setahun uang berputar didalam sebuah perekonomian. Dalam jangka pendek,
kecepatan uang beredar dianggap tetap.
Misalnya dalam sebuah perekonomian yang hanya memproduksi mobi;,
dalam setahun dihasilkan 10.000 unit mobil. Harga per unit mobil adalah
Rp.60juta, sedangkan velositas uang adalah 12 kali setahun, maka jumlah uang
yang dibutuhkan adalah:
M x 12 = 10.000 x rp.60juta
M = (10.000 xRp.60juta) / 12 = Rp.50.000 juta atau Rp.50 miliar
Bila produksi mobil meningkat menjadi 12.000 unit (naik 20%), ceteris
paribus, maka jumlah uang yang dibutuhkan meningkat 20%.
M = (12.000 x Rp.60juta)/12 = Rp.60m miliar
Kesulitan dari model diatas adalah pengukuran unit transaksi (T) yang
memungkinkan terjadinya perhitungan ganda. Sebab dalam dunia nyata, ourtput
yang dihasilkan amat beragam. Untuk mengurangi kesulitan tersebut, maka nilai
untuk T yang digunakan adalah nilai output riil (PDB riil):
MxV=PxT
Jumlah Uang x Velositas = Harga x PDB rill
Karena fungsi uang semata-mata sebagai alat transaksi, sedangkan
velositas diasumsikan tetap, maka k yang merupakan proporsi kebutuhan uang
terhadap pendapatan, besarnya 1/V.
2) Teori Permintaan uang Keynesian
Menurut teori Keynes ada tiga motivasi orang memegang uang, yaitu
untuk transaksi (transaction motive), berjaga-jaga (precautionary otive), dan
memperoleh keuntungan (speculation motive).

14
a) Motivasi Transaksi (Transaction Motive)
Permintaan uang untuk transaksi dalam teori Keynes adalah sama dengan
permintaan uang dalam teori Klasik. Masyarakat memegang uang
(holding money) dalam rangka mempermudagkegiatan transaksi sehari-
hari. Permintaan uang untuk transaksi berhubungan positif dengan
tingkat pendapatan. Bila pendapatan meningkat, maka kebutuhan uang
untuk transaksi meningkat.
b) Motivasi Berjaga-jaga (precautionary Motive)
Hal yang memotivasi orang memegang uang adalah persiapan untuk
menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan dan atau tak terduga, misalnya
sakit atau mengalami kecelakaan. Permintaan uang untuk berjaga-jaga
juga berhubungan positif dengan tingkat pendapatan. Jika pendapatan
meningkat, permintaan uang untuk berjaga-jaga juga meningkat.
Karena permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
berhubungan searah dengan tingkat pendapatan, maka hubungannya
dapat diekspresikan sebagai berikut :
Mt = f (Y)
Dimana :
Mt = permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
Y = pendapatan
M t 0
Y
c) Memperoleh Keuntungan (speculation motive)
Konsekuensi dari fungsinya sebagai penyimpan nilai (store of value),
uang dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan.
Motivasi menyimpan uang untuk memperoleh keuntungan disebut
sebagai motivasi spekulasi. Keynes mengembangkan teori
iniberdasrakan asumsi bahwa uang adalah salah satu dari dua aset
financial yang dapat dimiliki masyarakat. Aset yang lainnya adalah
obligasi, yaitu surat utang yang disertai janji memberikan pendapatan
bunga. Jenis obligasi yang dimaksudkan oleh Keynes adalah obligasi
yang jatuh tempinya tidak terbatas (consol bond) dan tidak memiliki
risiko gagal ditagih (default).
Keuntungan dari memegang uang adalah likuiditasnya yang
sempurna. Kapan pun dibutuhkan, pada saat itu juga dapat digunakan
untuk transaksi. Tetapi biaya dari memegang uang adalahhilangnya
kesempatan memperoleh bunga, disbanding bila menyimpannya dalam

15
bentuk obligasi. Sebaliknya obligasi akan memebrikan pendapatan
bunga. Risiko dari memegang obligasi adalah harga jual yang lebih
rendah dari harga nominal. Namun risiko ini diimbangi oelh
kemungkinan mendapat keuntungan dari menjual obligasi.
Misalnya, Rio diawal tahun 2000 membeli obligasi seilai
Rp.10.000,00 dengan tingkatbunga yang ditawarkan adalah 10%
pertahun. Maka diawal tahun 2001 rio akan mendapatkan penghasilan
bunga sebesar 10% x Rp.10.000,00 atau Rp.1.000,00. Bila di tahun
2002 Rio ingin menjual obligasinya kepada Rinaldi, apakah dia akan
menjual dengan harga Rp.10.000,00 juga ? Hal ini sangat ditentukan
oleh tingkat bunga yang berlaku saat itu. Lebih tinggi atau lebih rendah
dari tingkat bunga obligasi.
Bila tingkat bunga yang berlaku adalah lebih tinggi dari tingkat bunga
obligasi (misalnt=ya 20% per tahun), Rinaldi tidak akan membeli
obligasi milik Rio selama penghasilan dari obligasi lebih kecil
disbanding penghasilan dari bunga yang berlaku. Sebagau kompensasi
atas lebih kecilnya pendapatan bunga obligasi, Rio harus menjual
obligasinya dengan harga yang lebih rendah dari harga nominal.
Dengan demikian Rio mengalami capital kurs. Sebaliknya jika tingkat
bunga yang berlaku lebih rendah dari tingkat bunga obligasi, rio
barumau menjualnya dengan harga yang lebih tinggi dari harga
nominal. Dalam kondisi iniRio mengalami capital gain.
Pendapatan dari memegang obligasi adalah pendapatan bunga dan
pendapatan dari selisih harga penjualan. Perubahan harga obligasi
ditentukan oleh tingkat bunga pasar yang tejadi dimasa mendatang.
Penilaian tentang tingkat bunga dikaitkan dengan tingkat bunga pasar
yang dianggap normal.Bila teralu tinggi, mereka berekspetasi tingkat
bunga dimasa mendatang akan turun. Tentunya harga obligasi akan
naik, sehingga lebih menguntungkan bila memegang obligasi. Jadi,
pada tingkat bunga yang tinggi permintaan uang rendah, masyarakat
berekspetasi tingkat bunga akan turun. Harga obligasi akan turun,
sehingga lebih menguntungkan memegang uang. Pada tingkat bunga
rendah permintaan uang meningkat.Dengan demikian ada hubungan
berbanding terbalik anatara tingkat bunga dengan permintaan uang
berdasrkan pertimbangan memperoleh keuntungan (spekulasi).
Permintaan uang mempunyai keteraitan yang erat dengan fungsi uang,
seperti yang ditunjukkan table dibawah ini:

16
Motivasi Beberapa Karakteristik
Kebutuhan Transaksi - untuk memenuhi ebutuhan sehari-hari
- sebagai alat tukar
- berhubungan positif dengan pendapatan
- berhubungan negative dengan perkiraan inflasi

Berjaga-jaga - untuk menghadapi kondisi darurat/tak terduga


- sebagai alat tukar
- sebagai penyimpan nilai
- berhubungan positif dengan pendapatan
- berhubungan negative dengan perkiraan inflasi

Mendapat Keuntungan (Spekulasi) - sebagai penyimpan nilai


- sebagai salah satu bentuk aset
- berhubungan negative dengan tingkat bunga
- berhubungan negative dengan perkiraan inflasi
d. Jumlah Uang Beredar
Yang dimaksud dengan jumlah uang beredar adalah nilai
keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat.
Jumlah uang beredar dalam arti sempit(narrowmoney)
adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas uang kartal dan
uang giral.
M1 = C + D
Dimana:
M1 = jumlah uang beredar dalam arti sempit
C = uang kartal = uang kertas + uang logam
D = uang giral atau cek (demand deposit)
Uang beredar dalam arti luas (M2) adalah M1 ditambah
deposito berjangka (time deposit),
M2 = M1 + TD
Dimana :
M2 = jumlah uang beredar dalam arti luas
TD = deposito berjangka (time deposit)
Secara teknis, yang dihitung sebagai uang beredar adalah
uang yang benarbenar berada ditangan masyarakat. Uang
yang berada ditangan bank (bank umum dan bank sentral),

17
serta uang kertas dan logam (uang kartal) milik pemerintah
tidak dihitung sebagai uang beredar.
Perkembanagn jumlah uang beredar mencerminkan atau
seiring dengan perkembangan ekonomi. Biasanya bila
perekonomian bertumbuh dan berkembang jumlah uang
beredar juga bertambah, sedang komposisinya berubah. Bila
perekonomian makin maju, porsi penggunaan uang kartal
(kertas dan logam) makin sedikit, digantikan uang giral atau
near money. Biasanya juga bila perekonomian makin kecil,
sebab porsi uang kuasi makin besar.
e. Proses Penciptaan Uang
Proses penciptaan uang terjadi dalam sistem perbankan,
diaman bank yang pertamakali memperoleh deposito akan
menyalurkan kepada bank berikutnya (bank kedua) sebagai
pinjaman.bank kedua akan menyalurka pinjaman yang
diperolehnya dari bank pertama kepadakepada bank
2. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatan utamanya menghimpun
dan menyalurkan dana, dengan motif mendapatkan keuntungan. Porsi
terbesar asetnya merupakan aset financial. Fungsi utama lembaga
keuangan adalah sebagai perantara pihak-pihak yang mebutuhkan uang
modal (pemakai dana) dengan piahak-pihak yang memilikinya (pemilik
dana). Yang ditukarkan dalam pasar uang modal adalah hak penggunaan
uang. Lembaga keuangan mempunyai fungsi dan peranan penting untuk
meningkatkan efisiensi pasar uang modal.lewat upaya lembaga-lembaga
keuangan, kekuatan penawaran dan permintaan uang dipertemuakan.
Lembaga keuangan yang dalam menjalankan fungsi intermediasinya
diizinkan menghimpun dan menyalurkan dana dalam bentuk tabungan
disebut lembaga keuangan depositori. Lembaga yang masuk dalam
kategori ini adalah perbankan. Sedangkan lembaga keuangan yang dalam
menjalankan usahanya tidak diizikanmenghimpun dana dalam bentuk
tabungan disebut lembaga keuanagn nondepositori yang disebut juga
sebagai lembaga keuanagn bukan bank (LKBB)
a. Lembaga Keuangan Perbankan (Banking Financial Institution)
Berdasarkan UU No 7/1992 tentang perbankan, bank didefinisikan
sebagai badan usaha yang menghimpundana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

18
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya. Selanjutnya UU tersebut
mengklarifikasikan bank menjadi dua kelompok yaitu Bank Umum dan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
1) Bank Umum
Merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam
kegiatannya memberi jas dalam lalu-lintas pembayaran. Kegiatan
usaha bank umum antara lain adalah:
a) menghimpun dana dari msayarakat dalam bentuk simpanan
berupa giro, deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu;
b) memberikan kredit;
c) menerbitkan surat pengakuan utang;
d) membeli,menjual atau menjamin atas risikosedniriuntuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnyanya; dan
e) kegiatan-kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang
tidak bertentangan dengan UU dan peraturan yang berlaku.
2) Bank Perkreditan Rakyat
Merupakan babank yang melaksanakan kegiatan usaha secra
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.
Jadi BPR adalah bank yang menerima simpanan dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat
dipersamakan dengan itu. Kegiatan usahab BPR antara lain :
a) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
b) memberikan kredit
c) menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi
hasil, dan
d) menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito dan atau
tabungan pada bank lain
b. Bank Sentral (Central Bank)
Fungsi utama paling mendasar teori sebuah bank sentral suatu negara
adalah mengatur jumlah uang beredar dalam perekonomian. Tetapi
dlam preaktiknya, bank sentral menjalankan banyak fungsi malai dari
penanganan penyelesaian giro samapi kepada pemberian izin,
pembinaan, dan pengawasan perbankan.
Secara umum ada beberapa fungsi utama bank sentral yaitu :

19
1) Agen fiscal pemerintah
2) Banknya Bank (Banker Bank)
3) Menentukan kebijakan moneter
4) Pengawasan evaluasi dan pembinaan perbankan
5) Penanganan transaksi giro
6) Riset-riset ekonomi
c. Bank Indonesia
Merupakan Bank Sentral NKRI. Didirikan pada tahun 1952 pada tahun
1953 dengan mnegubah status De javasche Bank N.Vmenjadi bank
sentral Indonesia. Dasar hokum pendirian BI adalah UU No 11/1953
BI mengalami perubahan kedudukann dan fungsi pokoknya, yang
merupakan konsekuensi dari perkembangan sejarah, politik dan
ekonomi di Indonesia. Dilihat dari perubhan UU, sejak tahun 1953 BI
telah mengalami dua kali perubahan kedudukann dan fungsi pokoknya.
Perubahan pertama dilakukan berdasarkan UU No 13/1968, sedangkan
perubahan kedua berdasarkan UU No 23/1999. Dalam UU No 23/1999,
aspek pentik yang harus bebas campur tangan pemerintah. Wujud
independensi itu terlihat dalam dua hal, yaitu : 1) aspek kepemimpinan
dan kewarganegaarn BI, 2) hubungan keuangan dengan pemerintah.
d. Lembaga Keuangan Bukan Perbankan (Non banking Financial Istitution)
LKBB adalah mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannya
untuk membiayai kegiatan investasi dan atau konsumsi indivisu
perusahaan. Beberapak LKBB yang umumnya terdapat didalam suatu
perekonomian adalah perusahaan asuransi, lembaga dana pension,
perusahaan investasi, perusahaan pembiayaa, dan pegadaian.
3. Lembaga Keuangan Informal
Lembaga keuangan informal adalah lembaga yang menjalankan fungsi
lembaga namun tidak berlandaskan kekuatan hokum. Di Indonesia lembag-
lembaga ini terutama beroperasi di pedesaan atau masyarakat kelompok
bawah. Umumnya prosedur dan perjanjian peminjaman amat cepat,
sederhana, dan berdasrkan perjanjian lisan atau tertulis yang sederhana.
Bentuk-bentuk usaha lembaga keuangan informal yang ada di Indonesia
antara lain riba dan ijun. Usaha riba adalah usaha memberi pinjaman
dengan mengenakan bunga yang sangat tinggi, sehingga sering disebut
lintah darat atau rentenir.
Praktik ijon terjadi di kalangan petani, dimana pemodal memberikan
dana kepad apetani, dengan syarat hasilnya nantinya harus dijual kepada

20
pemodal. Yang menjadi persoalan dalam praktik ijon adalah seringkali
harga jual hasil petani sangat rendah disbanding harga pasar yang berlaku.
Di satu sisi keberadaan lembaga keuangan informal ini amal menolong,
karena menjangkau kelompok masyarakat yang tidak memiliki askes
kelembaga keuangan formal. Disisi lain biaya modal yang dibebankan
kepada peminjam sangat tinggi. Misalnya jika melalui perbakan
masyarakat dapat meperoleh pinjaman dengan bunga sekitar 2-3% per
bulan, melalui ruba beban bungan yang dipinjamkan lebih besar dari 5%
per bulan
Lembaga keuangan informal yang tidak menjerat namunumumya kurang
ekonomis untuk digunakansebagai sumber dana usaha yaitu lemabaga
arisan. Biasanya tujuan pelaksanaan arisan bukan semata-mata financial,
namun juga tujuan sosial.

V. Penutup
1. Kesimpulan
Perdagangan selalu didasarkan atas barang yang dimiliki oleh mitra dagang
yang satu, tetapi tidak dimiliki dan diperlukan oleh yang lain. Bila perdagangan
antar manusia meningkatkan efektivitas dan efisiensi, demikian pula perdagangan
antar daerah.
Syarat perdagangan merupakan rasio harga barang ekspor terhadap harga
barang impor, yang menentukan jumlah ekspor yang diperlukan untuk membayar
barang impor. Syarat perdagangan menentukan bagaimana manfaat dari
perdagangan dibagi untuk semua Negara. Perubahan syarat perdagangan yang
menguntungkan adalah kenaikan harga barang ekspor relative terhadap barang

21
impor, artinya suatu Negara dapat memperoleh lebih banyak barang impor per unit
barang ekspor.
2. Saran
Kesetiakawanan antarnegara berkembang tampaknya merupakan aset
perusahaan multinasionalnegara berkembang bagi operasinya di Negara-negara
tersebut. Perdagangan internasional, uang, dan lembaga keuangan saling berkaitan
satu sama lain. Maka kita sebagai warga Negara harus mampu menjaga hubungan
perdagangan antar Negara maupun internasional untuk memajukan perekonomian
Negara.

22

Anda mungkin juga menyukai