DBD
DBD
1 Patogenesis
Patogenesis terjadinya demam berdarah dengue (DBD) hingga saat ini
masih diperdebatkan.
Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa mekanisme
renjatan dengue.
Respon imun yang diketahui berperan dalam patogenesis DBD adalah :
a. Respon humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam proses
mempercepat replikasi virus pada monosit dan makrofag. Hipotesis ini disebut
b. Limfosit T baik T-helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8) berperan dalam respon
imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi T- helper yaitu Th1 akan
memproduksi interferon gamma, IL-2 dan limfokin, sedangkan Th2
fagositosi ini meningkatkan replikasi virus. Virus yang difagositosis ini kemudian
bereplikasi di dalam makrofag membentuk virus yang baru yang kemudian dilepaskan
infection)
(sumber: CDC dikutip oleh Soegeng,2008).
infection yang menyatakan bahwa DBD terjadi bila seseorang terinfeksi ulang
endothel dan terjadi kebocoran plasma. Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui
berikut:
menyebabkan pendarahan.
Agregasi trombosit terjadi sebagai akibat dari perlekatan kompleks antigen-
diphofat), sehingga trombosit melekat satu sama lain. Hal ini akan menyebabkan
yang terjadi (Soegeng, 2008; Suhendro dkk, 2007; Dharma dkk,2006; dikutip
USU 2011). Secara lebih jelas patomekanisme perdarahan pada DBD dapat dilihat
Masa inkubasi virus dengue rata-rata selama 3-15 hari sejak seseorang
Mual,muntah
Ruam
Sakit dan nyeri
Tes tourniquet positif
Leukopenia