Anda di halaman 1dari 9

PENGUKURAN SKALA NYERI

Pada uji klinis maupun manajemen nyeri yang efektif diperlukan penilaian yang valid dan
reliabel. Nyeri akut dapat dinilai baik pada saat pasien dalam kondisi sedang istirahat atau
sedang bergerak dengan menggunakan alat satu dimensi seperti penilaian skala numerik
(Numeric Rating Scale) atau skala analog visual (Visual Analog Scale). Kedua alat tersebut
memiliki 'kemampuan' lebih untuk mendeteksi perubahan intensitas nyeri dibandingkan
dengan skala penilaian kategori lisan (Verbal Categorial Rating Scale).

Penilaian nyeri merupakan hal yang penting dilakukan sehingga dapat diperoleh data yang
bermanfaat dan kesimpulan yang benar pada proses perawatan yang diberikan kepada pasien.
Oleh karena itu banyak dikembangkan instrumen untuk melakukan penilaian nyeri ini, seperti
VAS,NRS, dan VRS. Dua diantara instrumen tersebut yakni penilaian skala numerik (NRS)
dan skala analog visual (VAS), memiliki keunggulan yakni berfungsi 'terbaik' untuk pasien
dengan perasaan subyektif terhadap rasa nyeri yang dirasakan saat sekarang. Pada sebuah
penelitian yang menggunakan rekaman secara simultan intensitas nyeri pada VAS, NRS, dan
VRS dengan melibatkan sejumlah pasien dalam skala besar menunjukkan bahwa VAS dan
NRS lebih unggul dibandingkan VRS. Berdasarkan data penelitian yang dilakukan untuk
membandingkan penggunaan instrumen penilaian nyeri VAS, NRS, dan VRS diperoleh hasil
bahwa instrumen VAS dan NRS memberikan hasil yang hampir identik pada pasien yang
sama, waktu yang bervariasi atau berbeda-beda setelah proses pembedahan.
Grafik Hasil Penelitian Perbandingan VAS, NRS, dan VRS
(sumber: Assessment Pain British Journal of Anaesthesia 101 (1): 1724 (2008))

Penilaian nyeri pada pasien yang sedang beristirahat ataupun pasien yang sedang dalam
pergerakan penting dilakukan, namun proses penilaian nyeri pada pasien yang sedang
bergerak dinilai lebih penting dibandingkan pada saat pasien sedang dalam kondisi istirahat,
salah satunya karena pergerakan pasien dapat memicu terjadinya nyeri.

Penilaian nyeri pada pasien dilakukan pada berbagai aspek dan situasi, antara lain:

Penilaian nyeri dasar yang dilakukan untuk mengetahui dan mendokumentasikan


sensitivitas uji suatu obat. Misalnya pada uji obat analgesik berikut, dimana dilakukan
uji sensitivitas dengan hasil: untuk pemberian codeine ditambah acetaminophen tidak
berbeda dari pemberian acetaminophen saja pada pasien dengan nyeri awal hanya
moderat (40-60 pada 0-100 VAS) , tapi jelas lebih unggul pada mereka dengan nyeri
awal yang lebih parah (di atas 60 pada 0-100 VAS).

Penilaian nyeri akut pada komponen neuropathic setelah pembedahan

Penilaian nyeri kronis, dimana penilaian dan pengelolaan nyeri dilakukan untuk
pasien dengan perawatan yang dapat menimbulkan nyeri yang cukup lama (long-
lasting pain). Penilaian komprehensif diperlukan dalam setiap pengelolaan kondisi
nyeri kronis yang kompleks, meliputi; sejarah sakit/ nyeri, pemeriksaan fisik, dan tes
diagnostik tertentu. Beberapa instrumen yang dapat dipergunakan dalam penilaian
nyeri kronis, seperti:

o The Brief Inventory Pain (BIP)

o The McGill Pain Questionnaire (MPQ) dan Short-Form McGill Pain


Questionnaire (SMQ)

o The Massachusetts General Hospital Pain Center's Assessment Form

o Neuropathic pain screening tools

o The Initiative, Measurement, adan Pain Assessment in Clinical Trials

Penilaian nyeri untuk menilai kualitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
dengan penyakit kronis

Penilaian nyeri dengan instrumen yang diperuntukkan bagi penyakit tertentu dan
generik untuk mengetahui dampak nyeri pada berbagai fungsi

Penilaian nyeri pada pasien sakit kanker dan pasien dengan perawatan paliatif Untuk
pasien kanker dapat mempergunakan The Brief Inventory (BIP) sebagai instrumen
penilaian nyeri.
Untuk pasien dengan perawatan paliatif dapat mempergunakan beberapa pilihan
instrumen, seperti; Memorial Pain Assessment Card; Memorial Symptom Assessment
Scale (MSAS) and a Short Form (MSAS-SF); M.D. Anderson Symptom Inventory
(MDASI); the Rotterdam Symptom Checklist; and the Symptom Distress Scale

Penilaian nyeri pada pasien yang memiliki masalah komunikasi dan dementia, dapat
mempergunakan instrumen penilaian nyeri, seperti; The COMFORT Pain Scale untuk
bayi dan anak-anak kecil, FaceLegsActivityCryConsolability, The CRIES Pain
Scale, The MOBID-2 Pain Scale

Berbagai referensi instrumen banyak tersedia dan dapat dipergunakan dalam proses penilaian
nyeri pasien. Pemilihan instrumen yang tepat dapat memberikan data dan kesimpulan yang
tepat dalam proses pemberian layanan kesehatan kepada pasien. Sehingga penentuan
instrumen penilaian nyeri harus ditentukan dengan berbagai pertimbangan dan kondisi
pasien.

Sumber : Assessment of Pain, British Journal of Anaesthesia 101 (1): 1724 (2008)
http://bja.oxfordjournals.org/content/101/1/17.abstract/

Tipe Pengukuran Nyeri

Ada 3 tipe pengukuran nyeri yaitu : self-report measure, observational measure, dan
pengukuran fisiologis.

Self-report measure

Pengukuran tersebut seringkali melibatkan penilaian nyeri pada beberapa jenis skala metrik.
Seorang peenderita diminta untuk menilai sendiri rasa nyeri yang dirasakan apakan nyeri
yang berat (sangat nyeri), kurang nyeri dan nyeri sedang. Menggunakan buku harian
merupakan cara lain untuk memperoleh informasi baru tentang nyerinya jika rasa nyerinya
terus menerus atau menetap atau kronik. Cara ini sangat membantu untuk mengukur
pengaruh nyeri terhadap kehidupan pasien tersebut. Penilaian terhadap intensitas nyeri,
kondisi psikis dan emosional atau keadaan affektif nyeri juga dapat dicatat. Self-report
dianggap sebagai standar gold untuk pengukuran nyeri karena konsisten terhadap
definisi/makna nyeri. Yang termasuk dalam self-report measure adalah skala pengukuran
nyeri (misalnya VRS, VAS, dll), pain drawing, McGill Pain Quesioner, Diary, dll).

Observational measure (pengukuran secara observasi)

Pengukuran ini adalah metode lain dari pengukuran nyeri. Observational measure biasanya
mengandalkan pada seorang terapis untuk mencapai kesempurnaan pengukuran dari berbagai
aspek pengalaman nyeri dan biasanya berkaitan dengan tingkah laku penderita. Pengukuran
ini relatif mahal karena membutuhkan waktu observasi yang lama. Pengukuran ini mungkin
kurang sensitif terhadap komponen subyektif dan affektif dari nyeri. Yang termasuk dalam
observational measure adalah pengukuran tingkah laku, fungsi, ROM, dan lain-lain.

Pengukuran fisiologis

Perubahan biologis dapat digunakan sebagai pengukuran tidak langsung pada nyeri akut,
tetapi respon biologis pada nyeri akut dapat distabilkan dalam beberapa waktu karena tubuh
dapat berusaha memulihkan homeostatisnya. Sebagai contoh, pernapasan atau denyut nadi
mungkin menunjukkan beberapa perubahan yang kecil pada awal migrain jika terjadi
serangan yang tiba-tiba dan keras, tetapi beberapa waktu kemudian perubahan tersebut akan
kembali sebelum migrain tersebut menetap sekalipun migrainnya berlangsung lama.
Pengukuran fisiologis berguna dalam keadaan dimana pengukuran secara observasi lebih sulit
dilakukan. Yang termasuk dalam pengukuran fisiologis adalah pemeriksaan denyut nadi,
pernapasan, dll.

Jenis-jenis Pengukuran Nyeri

Pengukuran nyeri terdiri dari pengukuran komponen sensorik (intensitas nyeri) dan
pengukuran komponen afektif (toleransi nyeri).

Pengukuran komponen sensorik

Ada 3 metode yang umumnya digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri yaitu Verbal
Rating Scale (VRS), Visual Analogue Scala (VAS), dan Numerical Rating Scale (NRS).

VRS adalah alat ukur yang menggunakan kata sifat untuk menggambarkan level intensitas
nyeri yang berbeda, range dari no pain sampai nyeri hebat (extreme pain). VRS
merupakan alat pemeriksaan yang efektif untuk memeriksa intensitas nyeri. VRS biasanya
diskore dengan memberikan angka pada setiap kata sifat sesuai dengan tingkat intensitas
nyerinya. Sebagai contoh, dengan menggunakan skala 5-point yaitu none (tidak ada nyeri)
dengan skore 0, mild (kurang nyeri) dengan skore 1, moderate (nyeri yang sedang)
dengan skore 2, severe (nyeri keras) dengan skor 3, very severe (nyeri yang sangat keras)
dengan skore 4. Angka tersebut berkaitan dengan kata sifat dalam VRS, kemudian
digunakan untuk memberikan skore untuk intensitas nyeri pasien. VRS ini mempunyai
keterbatasan didalam mengaplikasikannya. Beberapa keterbatasan VRS adalah adanya
ketidakmampuan pasien untuk menghubungkan kata sifat yang cocok untuk level intensitas
nyerinya, dan ketidakmampuan pasien yang buta huruf untuk memahami kata sifat yang
digunakan

Numeral Rating Scale adalah suatu alat ukur yang meminta pasien untuk menilai rasa
nyerinya sesuai dengan level intensitas nyerinya pada skala numeral dari 0 10 atau 0 100.
Angka 0 berarti no pain dan 10 atau 100 berarti severe pain (nyeri hebat). Dengan skala
NRS-101 dan skala NRS-11 point, dokter/terapis dapat memperoleh data basic yang berarti
dan kemudian digunakan skala tersebut pada setiap pengobatan berikutnya untuk memonitor
apakah terjadi kemajuan.

VAS adalah alat ukur lainnya yang digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri dan secara
khusus meliputi 10-15 cm garis, dengan setiap ujungnya ditandai dengan level intensitas
nyeri (ujung kiri diberi tanda no pain dan ujung kanan diberi tanda bad pain (nyeri
hebat). Pasien diminta untuk menandai disepanjang garis tersebut sesuai dengan level
intensitas nyeri yang dirasakan pasien. Kemudian jaraknya diukur dari batas kiri sampai pada
tanda yang diberi oleh pasien (ukuran mm), dan itulah skorenya yang menunjukkan level
intensitas nyeri. Kemudian skore tersebut dicatat untuk melihat kemajuan pengobatan/terapi
selanjutnya. Secara potensial, VAS lebih sensitif terhadap intensitas nyeri daripada
pengukuran lainnya seperti VRS skala 5-point karena responnya yang lebih terbatas. Begitu
pula, VAS lebih sensitif terhadap perubahan pada nyeri kronik daripada nyeri akut (Carlson,
1983 ; McGuire, 1984). Ada beberapa keterbatasan dari VAS yaitu pada beberapa pasien
khususnya orang tua akan mengalami kesulitan merespon grafik VAS daripada skala verbal
nyeri (VRS) (Jensen et.al, 1986; Kremer et.al, 1981). Beberapa pasien mungkin sulit untuk
menilai nyerinya pada VAS karena sangat sulit dipahami skala VAS sehingga supervisi yang
teliti dari dokter/terapis dapat meminimalkan kesempatan error (Jensen et.al, 1986). Dengan
demikian, jika memilih VAS sebagai alat ukur maka penjelasan yang akurat terhadap pasien
dan perhatian yang serius terhadap skore VAS adalah hal yang vital (Jensen & Karoly, 1992).

Klasifikasi
No Lokasi Gambaran EKG
1 Anterior Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V1-
V4/V5
2 Anteroseptal Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V1-V3
3 Anterolateral Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V1-V6
dan I dan aVL
4 Lateral Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V5-V6
dan inversi gelombang T/elevasi ST/gelombang Q di
I dan aVL
5 Inferolateral Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di II, III,
aVF, dan V5-V6 (kadang-kadang I dan aVL).
6 Inferior Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di II, III,
dan aVF
7 Inferoseptal Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di II, III,
aVF, V1-V3
8 True posterior Gelombang R tinggi di V1-V2 dengan segmen ST
depresi di V1-V3. Gelombang T tegak di V1-V2
9 RV Infraction Elevasi segmen ST di precordial lead (V3R-V4R).
Biasanya ditemukan konjungsi pada infark inferior.
Keadaan ini hanya tampak dalam beberapa jam
pertama infark.
Lokasi infark miokard berdasarkan perubahan gambaran EKG

Materi untuk menjawab LO ada semua :

http://www.informasikedokteran.com/2015/09/infa
rk-miokard-akut-ami.html

Infark Miokard Akut (STEMI)


Akibat sumbatan total koroner kerusakan miokard
Kerusakan miokard transmural; tergantung dari
- 1. Letak dan lama sumbatan
- 2. Adakah kolateral
- 3. Luas wilayah miokard yang diperdarahi
Angka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi

Manfes :
Lokasi dada bag. tengah -kiri
Nyeri dada > 20 mnt
Tidak hilang dengan istirahat maupun nitrat
Tidak selalu dicetuskan oleh aktivitas
Penjalaran ke leher, rahang, bahu kiri, lengan kiri, punggung.
Disertai gejala sistemik ; mual, muntah, lemah, keringat dingin.

Pemeriksaan penunjang :

- ECG :
ST elevasi diiikuti evolusi khas IMA
Perubahan ST diikuti evolusi ---non Q
Perubahan ST tanpa evolusi --- angina
- Lab : enzim CPK ,CK-MB, Trop T, aHBDH
- Ro dada : mencari komplikasi, peny. terdahulu
- Ekokardiografi : menilai stratifikasi , fungsi jantung, dll
- Treadmill : menilai stratifikasi

Anda mungkin juga menyukai