TRANSISTOR
IE = IC + IB ............... 4.1
IC = DC . IB ............... 4.2
IE = ( DC + 1) . IB ............... 4.3
IC = IE ............... 4.4
1. Fixed Bias
Vcc
Jika nilai IB divariasikan dengan mengubah-ubah nilai Rb, maka akan didapatkan kurva
karakteristik output transistor seperti gambar 4.3, yang menghasilkan tiga daerah kerja
transistor yaitu: daerah saturasi, daerah aktif, daerah cut-off.
Supaya BJT bisa di-bias dalam daerah linear (daerah aktif), beberapa syarat berikut
harus dipenuhi:
- Junction base-emitter dibias maju (forward bias)
- Junction base-collector dibias mundur (reverse bias)
Daerah kerja transistor (cut-off, aktif atau saturasi) yang terlihat pada gambar 4.3
ditentukan oleh bias yang diberikan pada masing-masing junction :
Dari gambar 4.2, dapat dianalisa dari arah input dan output seperti terlihat pada gambar
4.4 yaitu (a) Loop basis-emitter, (b) loop colektor-Emitor :
(a) (b)
Loop collector-emitter
VCE = VCC ICRC 4.7
Transistor Saturasi
Transistor saturasi jika juction base collector tidak lagi di bias mundur, yaitu
pada saat:
VCE = 0 V ICsat = VCC / RC ........................................... 4.8
Jika pada gambar 4.2 ditambahkan RE seperti gambar 4.5, maka akan didapatkan
persamaan loop yang bebeda
Untuk menstabilkan arus loop output, rangkaian bias pada gambar 4.2 ditambahka R E
seperti gambar 4.5 , Sehingga didapat persamaan loop yaitu :
Loop Base-Emitter :
VCC VBE
IB
RB ( 1) RE
Vcc IBR B VBE IE R E 0
Loop Collector - Emitter :
VCC = IE . RE + VCE + IC . RC
Saturasi :
ICsat = VCC/(RC+RE)
Gambar 4.7 adalah rangkaian transistor dengan bias pembagi tegangan, dengan melihat
hanya proses bias DC, maka dapat disederhanakan seperti gambar 4.8
Gambar 4.8 Bias pembagi tegangan disederhanakan
R2
VTH .VCC . 4.9
R1 R 2
RTH R1 // R 2 . 4.10
VB VTH IB.RTH . 4.11
VE VB VBE . 4.12
IB 0 VB VTH . 4.13
VTH VBE
IC IE . 4.14
RE
Hal ini dapat dijelaskan dengan menganalisa daerah saturasi dan cut-off pada kurva
karakteristik output transistor dan garis beban dc seperti pada gambar 4.10.
to
Saklar on
Saklar off
I
(a) (b)
Gambar 4.11 (a). Saklar on (b). Saklar off
Pada gambar 4.11 (a) saklar on, mewakili logika transistor saturasi (I B
maksimum, IC maksimum dan VC minimum).
Pada gambar 4.11 (b) saklar off, mewakili logika transistor cut-off (IB
minimum, IC minimum dan VC maksimum).
Contoh :
1. Vcc
Gambar di samping adalah transistor sebagai
saklar, yang digunakan untuk mengendalikan
Rc
nyala LED sesuai dengan pulsa yang diberikan
Pulsa
Vc pada masukan.
RB
Prinsip kerjanya adalah : Jika pada RB diberikan
pulsa, maka LED akan menyala selama panjang
LED
pulsa yang diberikan .
IC = I Relay = 50 mA
0,95 sampai 0,99. Persamaan untuk analisa DC pada bahasan penguat ini sudah
dituliskan pada persamaan 4.1 samapi 4.11.
Gambar 4.14
1. Setting Semua Sumber DC menjadi nol dan hubungsingkatkan semua kapasitor
Gambar 4.15
2. Gambar Ulang RangkaianTransistor
Gambar 4.16
Langkah selanjutnya dalam bahasan ini adalah mengasumsikan transistor sebagai
kotak dengan saluran input dan output, yang dikenal sebagai two port system dengan
parameter-parameternya seperti gambar 4.17.
Gambar 4.16
Beberapa parameter penting yang perlu diketahui dalam Permodelan Transistor
BJTyaitu :
Zi , Impedansi Input
ZO , Impedansi output
AV , Penguatan tegangan
Ai , Penguatan arus
Zi , Impedansi Input
Vi
Zi
Ii
Vs Vi
Ii
Rs
Contoh 1:
Rs = 600 , Zi = 1k2, Vs = 10 mV (ulangi untuk nilai Zi = 800 dan 1200)
(1k 2)(10mV )
Vi 6.67 mV
1k 2 0.6k
Zo , Impedansi Output
V Vo
Io
Rs
Vo
Zo
Io
Pada sebuah penguatan (amplifier) nilai Zo idealnya harus sangat besar, jika
nilai Zo >> RL maka arus akan menuju ke beban.
Contoh 2 :
Vs = 1V, 680 mV dan Rs 20K Hitung nilai Zo?
1V 680mV 320mV
Io 16 A
20 K 20 K
680mV
Zo 42.5 K
16 A
Penguatan Tegangan, AV
Zi.Vs
Vi
Zi Rs
Vi Zi
Vs Zi Rs
Vo Vi Vo
Avs
Vs Vs Vi
Vo Zi
Avs AVNL
Vs Zi Rs
Penguatan Arus, AI
Io
Ai
Ii
Vi Vo
Ii Io
Zi RL
Vo / RL Vo.Zi
Ai
Vi / Zi Vi.RL
Zi
Ai Av
RL
Contoh :
Contoh :
Jika diketahui sebuah penguat Common Emitter dg nilai = 120 IE = 3.2 mA dan ro =
Takterhingga , tentukan :
(a) Zi
(b) Av jika diberi beban 2k
(c) Ai dengan beban 2k
c. Model rangkaian ekuivalen hybrida.
Pada bagian ini akan diuraikan Model Hybrid Equivalent, beberapa parameter
akan digambarkan pada suatu titik operasi yang mungkin bisa atau tidak untuk
mencerminkan kondisi-kondisi operasi yang nyata suatu amplifier.
Dalam kaitannya dengan kenyataan bahwa data sheet transistor tidak menyediakan
parameter untuk rangkaian ekuivalen pada tiap-tiap titik operasi yang mungkin,
misalkan hfb.
Deskripsi model hybrid equivalen akan dimulai dengan Two Port System ; seperti
gambar,
Vi
h11 ( ) saat Vo = 0
Ii
h11 diperoleh dengan dengan membuat Vo = 0 (Short Circuit the Output Terminal).
h11 mempunyai satuan ohm, h11 merupakan perbandingan antara tegangan input dan
arus input.
Io
h 21 saat Vo = 0
Ii
h21 diperoleh dengan dengan membuat VO = 0. h21 tidak mempunyai satuan , h21
merupakan perbandingan antara Arus Output dan Arus Input. h21 disebut sebagai
Short-circuit Forward transfer Current ratio parameter.
Dari pernyataan di atas dapat dituliskan persamaan input outputnya sebagai berikut :
Vi = h11 Ii + h22 Vo sedang Io = h22 Ii + h22 Vo
dan dapat digambarkan dalam rangkaian ekuivalen hibrida sebagai berikut,
Dimana :
h11 = Resistansi input, sebagai hi