Anda di halaman 1dari 14

Setiap bulan-bulan haram (Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan

Rojab) tiba, Syaikh Abdul Hamid Al Qudsiy selalu dijadikan rujukan


ummat Islam sedunia. Hal ini karena kitab beliau, Kanzun Najah
Was Surur, merupakan kitab rujukan tentang keutamaan bulan
hijriyah terlengkap dan mendapatkan rekomendasi dari para
ulama. Salah satunya adalah ulama besar Makkah, Syekh Yasin
bin Isa Al Fadaniy, beliau memasukkan nama pengarang Kanzun
Najah Was Surur ini pada deretan nama-nama ulama ahli hadits
paling berpengaruh di kurun abad 19 kala itu. Dan tahukah anda,
bahwa Syekh Abdul Hamid Al Qudsiy adalah putera kebanggaan
ibu pertiwi yang berdarah Indonesia? Demikian Syekh Yasin Al
Fadani menyebutkan dalam sebuah kitabnya, Syarah Kifayatul
Mustafid li ma ala minal asanid. Wallahu Alam.

Apa sajakah amalan yang perlu kita kerjakan pada tanggal 1


Muharram hingga 10 Muharram (hari Asyura) setiap tahunnya?
Berikut penjelasan dari Syekh Abdul Hamid Al Qudsiy:

1. Membaca do'a akhir tahun (setelah sholat Ashar, pada akhir


bulan Dzulhijjah).

. .

.

.

Syaikh Abdul Hamid Qudsiy menukil doa akhir tahun dan awal tahun, dari
gurunya, Syaikh Dairobi, dari Syaikh Sibth bin Jauzi, dari Syaikh Umar bin
Quddamah Al Maqdisiy.

Syaikh Dairobi berkata, Para guruku tidak pernah luput berwasiat untuk
selalu membaca doa tersebut. Dan aku belum pernah melewatkan doa
tersebut sepanjang hidupku.

Doa tersebut dibaca tiga kali.

2. Membaca do'a awal tahun (setelah sholat Maghrib, di malam 1


Muharram).

Sebelum membaca doa awal tahun, sebaiknya membaca Ayat Kursi


sebanyak 360 kali, dengan diiringi basmalah disetiap permulaannya.

Sayyid Ahmad Zaini Dahlan berkata bahwa hal tersebut merupakan


benteng yang kokoh dari godaan syaitan yang terkutuk dalam setahun.
Demikian halnya dengan Syaikh Utsman Ad Dimyathi dan Syaikh Hasan Al
'Idwy Al Hamzawi juga mewasiatkan tentang hal ini. Syaikh Hasan
menambahkan, agar juga membaca doa berikut setelah selesai membaca
Ayat Kursi.




**Bacaan do'a awal tahun:

.


.




Do'a awal tahun ini dibaca tiga kali.

3. Berpuasa

Muharram adalah bulan paling utama untuk berpuasa, setelah bulan


Ramadlan. Baru kemudian diikuti Rajab, Dzulhijjah, Dzulqo'dah, dan
Sya'ban.

Al Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan, "Diriwayatkan dari Hafshah, dari Nabi


Shollallahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda, "Barangsiapa yang
berpuasa di akhir bulan Dzulhijjah dan di awal bulan Muharram, maka Allah
akan menjadikannya penebus dosanya selama 50 tahun. Dan puasa satu
hari di bulan Muharram sama dengan puasa 30 hari".

Hujjatul Islam Al Imam Al Ghozali berkata di dalam Ihya', dari Nabi


Shollallahu 'alaihi Wa Sallam beliau bersabda, "Barangsiapa berpuasa tiga
hari di bulan-bulan mulia (Dzulqo'dah, Dzulhijjah, Rojab, Muharram) di hari
Kamis, Jum'at, dan Sabtunya, maka Allah akan mencatat baginya ibadah
tujuh ratus tahun ".

4. Membaca do'a pada tanggal 1 hingga 10 Muharram.

Dibaca tiga kali:


.





. .

5. Menghidupkan malam 10 Muharrom dengan banyak-banyak berdoa,


membaca Al Quran, dan sholat malam. Hal ini sangat dianjurkan oleh para
ulama, karena di malam 10 Muharram terdapat banyak pertolongan Allah
SWT.

Al Imam Ad Dairobi dalam Mujarrobat menyebutkan, barangsiapa di malam


10 Muharram menyempurnakan wudlunya, kemudian menghadap kiblat
dengan duduk di atas kedua lututnya, dan membaca ayat Kursyi sebanyak
360 kali, disertai Bismillah tiap awalnya, setelah selesai itu semua,
,membaca
(48)

Katakanlah (wahai Muhammad) dengan keutamaan dan rahmat Allah


berbahagialah kalian, itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.

Kemudian mengucapkan:

Yaa Allah sesungguhnya ini malam baru, bulan baru, dan tahun baru.
Maka berikan aku kebaikannya dan kebaikan yang ada di dalamnya. Dan
jauhkan dariku kejelekan nya dan kejelekan yang ada di dalamnya, hindari
dari kejelekan fitnah nya, ke jadi anak dia di an nya, kejelekan hawa nafsu
dan syaitan yang terkutuk.

Berikutnya diakhiri dengan doa-doa matsur dalam Al Quran yang


dikehendaki, disertai doa untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat.
Jangan lupa sebelum berdoa, awali dengan membaca sholawat, tasbih,
dan tahlil berulang-ulang. Insyaallah dalam setahun itu akan dijaga dari
segala keburukan oleh Allah SWT.

6. Al Hafidz Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Baari berkata, Barangsiapa


yang membaca kalimat berikut ini di hari asyuro, maka tidak akan mati
hatinya".


7. Imam Ajhuriy berkata : Barang siapa yang pada hari asyuro membaca,


Hasbunallah wanimal wakil, nimal maula wanimannashiir

sebanyak 70 kali, maka Allah menjaganya dari keburukan tahun itu.

8. Membaca doa di bawah ini 7 x

9. Melakukan 10 ritual hari Asyuro (10 Muharrom):

Shalat 2 rakaat (dengan niat hajat meminta keselamatan).

Puasa (Asyuro) Faidah : diampuni dosanya pada tahun yang telah


lewat.

Silaturrahim.

Shodaqoh.

Mandi.

Memakai celak mata.


Berkunjung pada ulama (meminta do'a dan nasehat agama).

Menjenguk orang sakit.

Mengusap kepala anak yatim.

Memberikan kelapangan uang belanja/ nafkah kepada keluarga.

Memotong kuku.

Membaca surat Al Ikhlas 1000 kali.

Catatan:

Syekh Abdul Hamid Al Qudsy, pengarang kitab Kanzunnajah Wassurur


mengatakan bahwa, hadits shohih tentang hal-hal tersebut di atas
hanyalah hadits puasa dan menambah nafkah keluarga. Selebihnya adalah
hadits dloif dan bahkan bidah hasanah para ulama.

Referensi Dalil:

Syaikh Nawawi Al Bantani, seorang ulama Nusantara yang menjadi Imam


Masjidil Haram, Mufti Syafii di Makkah, dan rujukan ulama dunia, beliau
berkata:







196 )
Dikutip dari sebagian ulama yang mulia bahwa amal-amal (saleh) di hari
Asyura ada 12, yakni shalat, yang lebih utama adalah salat Tasbih, puasa,
sedekah, melapangkan belanja keluarga, mandi, ziarah orang alim yang
saleh, menjenguk orang sakit, mengusap kepala anak yatim, bercelak,
memotong kuku, membaca surat Al Ikhlash 1000 kali, dan silaturrahim.
Yang dijelaskan dalam hadits-hadits adalah puasa dan melapangkan
belanja keluarga. Sedangkan yang lainnya tidak dijelaskan dalam hadis.
( _Nihayatuz Zain_ hal. 196)

Puasa tanggal 10 yang disebut dengan puasa Asyuro, seperti yang telah
disebutkan dalam hadits :

) :
(

Rosulullah SAW bersabda : Ini (10 Muharrom) adalah hari Asyuro dan
Allah tidak mewajibkan puasa atas kalian dan sekarang aku berpuasa,
maka siapa yang mau silahkan berpuasa dan siapa yang tidak mau
silahkan berbuka (tidak berpuasa) (HR. Bukhori :1899 dan Muslim : 2653)

Dengan pahala akan diampuni dosa tahun yang lalu :

Dari Abu Qatadah -radhiyallahu anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu


alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab,
(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu . (HR. Muslim
: 2746).
Sangat dianjurkan untuk ditambah agar bisa berpuasa di hari yang ke-
Sembilan, seperti yang telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim :

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma bahwasanya


dia berkata, Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika
berpuasa di hari Asyura dan memerintahkan (perintah sunnah) manusia
untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, Ya Rasulullah! Sesungguhnya
hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun berkata, Apabila datang tahun
depan Insya Allah kami akan berpuasa pada tanggal 9 (Muharram).
Berkata Abdullah bin Abbas Belum sempat tahun depan tersebut datang,
ternyata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah wafat. (HR. Muslim :
1134/2666)

Lebih bagus lagi jika ditambah hari yang ke-Sebelas seperti disebutkan
dalan sebuah riwayat dari sahabat Abdullah ibn Abbas :




Berpuasalah kalian pada hari Asyuro` dan berbedalah dengan orang
Yahudi, (yaitu) berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari
setelahnya. (HR. Ibnu Khuzaimah: 2095).

Lebih dari itu berpuasa disepanjang bulan Muharom adalah sebaik baik
bulan untuk puasa seperti disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits yang
disebutkan Imam Muslim :

Sebaik baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan


Muharom, dan sebaik-baiknya sholat setelah sholat fardhu adalah Sholat
malam (HR. Muslim No: 2755).

Mengenai puasa Asyura haditsnya seperti yang telah kami terangkan di


point pertama di atas. Sedangkan hadits melapangkan belanja (nafkah)
adalah sebagai berikut:

)
(
Barangsiapa melapangkan belanja kepada keluarganya di hari Asyura,
maka Allah melapangkan kepadanya selama setahun, keseluruhan. (HR
Thabarani, al Baihaqi, dan Abu Syaikh)

Status hadits ini dikuatkan oleh banyak ulama seperti dari Mufti Universitas
Al Azhar Mesir yang mengutip dari al Hafidz as Suyuthi:



:
.

: .
) .
(256 / 9

Al Baihaqi berkata: Sanad hadis ini secara keseluruhan adalah dlaif.


Namun jika diakumulasikan maka menjadi kuat. Al Iraqi berkata dalam al
Amali: Hadis Abu Hurairah memiliki banyak jalur riwayat yang sebagiannya
disahihkan oleh al Hafidz Ibnu Nashir. Dan Ibnu al Jauzi memasukkan
dalam kitab al-Maudluat. Sebab Sulaiman bin Abi Abdillah seorang perawi
dari Abu Hurairah adalah majhul. Namun al-Hafidz Ibnu Hajar secara tegas
menyatakan dalam kitab Taqribnya bahwa ia perawi yang diterima. Ibnu
Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Maka hadis ini adalah hasan
menurutnya. Al Iraqi berkata: Hadis ini memiliki riwayat lain dari Jabir
sesuai syarat Muslim yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam al-
Istiab. Dan ini adalah riwayat yang paling sahih
Al Hafidz Ibnu Hajar menambahkan riwayat berikut sebagai lanjutan hadits
di atas:

: :

(293 / 2 )

Jabir berkata: Kami mencobanya maka kami menemukannya seperti itu


(diluaskan rezekinya). Abu Zubair dan Syubah berkata demikian. Guru-
guru Ibnu Abdil Barr yang tiga dinilai terpercaya. Guru mereka Muhammad
bin Muawiyah adalah Ibnu al-Ahmar perawi sunan dari Nasai, yang dinilai
tsiqah oleh Ibnu Hazm dan lainnya ( _Lisan al-Mizan_ 2/293)

Mengapa sebagian ulama Syafiiyah menganjurkan 10 amal di atas


dilakukan pada 10 Muharram? Sebab para sahabat sudah melakukan
amal-amal saleh di bulan-bulan mulia, dan 10 Muharram termasuk di
dalamnya:




:
(279 / 1 )

Telah kami sebutkan dari Abdullah bin Abbas bahwa amal shaleh dan
pahala di bulan-bulan mulia ini sangatlah agung. Dan sungguh banyak
ulama Salaf berpuasa di bulan-bulan mulia tersebut, kesemuanya, yang
diriwayatkan dari Ibnu Umar, Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq As Sabii.
Sufyan Ats Tsauri berkata: Bulan-bulan mulia lebih saya senangi untuk
melakukan puasa darinya (al-Hafidz Ibnu Rajab, _Lathaif al-Maarif_,
1/279).

Saudaraku yang kumuliakan, marilah kita berdoa, semoga Allah SWT


berkenan menolong kita untuk bisa memuliakan segala hal yang
dimuliakan-Nya, seperti empat bulan yang mulia ini. Harapan kita semua,
semoga Allah SWT meridloi dan menerima semua amal ibadah kita, dan
mengampuni semua kesalahan dan dosa kita. Semoga Allah SWT
berkenan meninggikan derajat kita di sisi-Nya, dan menempatkan kita
kelak bersama Rasulullah SAW di surga-Nyaaamiin.

. .
Diambil dari tulisan berbagai tokoh:

Syaikh Abdul Hamid Al Qudsiy (Kanzun Najah Wassurur)

Al Hafidz Ibnu Hajar (Fathul Baari)

Al Imam Ad Dairobi (Mujarrobat)

Syaikh Yahya Zainal Maarif (Buya Yahya)

Syaikh Idrus Ramli

Syaikh Maruf Khozin

Syaikh Kanthongumur

________________

Anda mungkin juga menyukai