Disusun Oleh :
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERYATAAN .. iii
NASKAH SOAL TUGAS AKHIR iv
HALAMAN PERSEMBAHAN. v
INTISARI . vi
KATA PENGANTAR .. vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL . xiii
DAFTAR NOTASI ......................................................................................... xiv
ix
3.3.1 Energi Yang Dibangkitkan Pada Pompa Hidram ......................... 24
3.3.2 Peningkatan Tekana Pada Pompa Hidram
Akibat Peristiwa Palu Air ............................................................. 28
3.3.3 Efisiensi Pompa Hidram ................................................................ 30
x
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 56
6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 56
6.2 Saran ..................................................................................................... 56
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
Gambar 5.3. Grafik Hubungan Antara Jumlah Ketukan dan Head Output
Pada Berbagai Variasi Ukuran Tabung Udara...................... 51
Gambar 5.4. Grafik Hubungan Antara Volume Tabung Udara dengan
Head Output Pompa Hidram ................................................ 52
Gambar 5.5. Grafik Hubungan Antara Volume Tabung Udara dengan
Efisiensi Pompa Hidram ....................................................... 53
Gambar 5.19. Grafik Hubungan Antara Volume Tabung Udara dengan
Jumlah Ketukan Katup Limbah ............................................ 54
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR NOTASI
xv
p3 = tekanan pada titik 3, N/m2
xvi
Hp = kenaikan head tekanan, m
p = kenaikan tekanan akibat palu air, N/m2
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Dalam semua aspek
kehidupan, air merupakan komponen yang mutlak harus tersedia baik sebagai
komponen utama maupun sebagai komponen pendukung. Usaha pemenuhan
kebutuhan air dalam kehidupan sehari hari dapat dilakukan dengan
memanfaatkan kondisi alam dan hukum dasar fisika ataupun dengan
memanfaatkan peralatan mekanis hasil karya manusia.
Masyarakat yang berdomisili pada daerah di bawah sumber air tidak perlu
bersusah payah menyediakan air untuk kehidupan mereka sehari hari. Karena
sesuai dengan hukum fisika, air akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat
yang rendah. Jadi bagi mereka yang tinggal di daerah seperti itu, tinggal membuat
jalur jalur perpipaan untuk mengalirkan air ke rumah rumah mereka.
Sedangkan bagi masyarakat yang berada jauh dari sumber air atau berada pada
daerah yang lebih tinggi dari pada sumber air, dapat menggunakan peralatan
mekanis untuk membantu dalam penyediaan air. Pompa adalah peralatan mekanis
yang telah digunakan dari generasi ke generasi untuk membantu transport air dari
tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi atau dari satu tempat ke tempat
lain dengan jarak tertentu.
Pompa adalah peralatan mekanis untuk mengubah energi mekanik dari
mesin penggerak pompa menjadi energi tekan fluida yang dapat membantu
memindahkan fluida ke tempat yang lebih tinggi elevasinya. Selain itu, pompa
juga dapat digunakan untuk memindahkan fluida ke tempat dengan tekanan yang
lebih tinggi atau memindahkan fluida ke tempat lain dengan jarak tertentu. Pompa
dapat diklasifikasikan dalam dua macam, yaitu:
1
2
Sementara itu, jika kebutuhan energi untuk penggerak utama dipenuhi dengan
menggunakan mesin diesel, akan dihadapkan pada masalah finansial dan daya beli
masyarakat yang masih rendah.
Untuk menyelesaikan problem tersebut dapat digunakan pompa yang tidak
memerlukan energi luar sebagai sumber tenaga penggerak utama. Pompa
Hydraulic Ram (Hidram) adalah sebuah pompa yang tidak memerlukan energi
luar sebagai sumber tenaga penggerak utama. Selain tidak memerlukan energi luar
sebagai sumber tenaga penggerak utama, pompa hidram juga memiliki kelebihan
lain, yaitu:
Konstruksinya sederhana
Tidak memerlukan pelumasan
Dapat bekerja kontinyu selama 24 jam tanpa berhenti
Efisiensi tinggi dan tidak menimbulkan kebisingan
Pengoperasiannya mudah
Biaya pembuatan dan perawatan murah
2. Bagian Pelengkap
Bak pembagi (source tank)
Pipa masuk (drive pipe)
Pipa penghantar (delivery pipe)
Bak penampung (storage tank)
4
Pompa hidram bekerja berdasar prinsip palu air. Ketika air dihentikan
secara tiba-tiba, maka perubahan momentum massa fluida tersebt akan
meningkatkan tekanan secara tiba tiba pula. Peningkatan tekanan fluida ini
digunakan untuk mengangkat sebagian fluida tersebut ke tempat yang lebih tinggi
(Suarda dan Wirawan, 2008). Selama ini sudah banyak dilakukan penelitian
mengenai efisiensi sebuah pompa hidram, akan tetapi penelitian penelitian
tersebut belum membahas mengenai peningkatan tekanan pada pompa hidram
akibat adanya proses palu air. Selain itu, diperlukan juga penelitian tentang
pengaruh penggunaan tabung udara dalam konstruksi pompa hidram yang secara
teoritis dimaksudkan untuk mendapatkan aliran yang kontinyu dan untuk
mengurangi konsumsi daya. Dalam penelitian ini, penulis ingin melakukan
penelitian mengenai perubahan tekanan akibat peristiwa palu air pada pompa
hidram tanpa dilengkapi tabung udara dan pompa hidram yang dilengkapi tabung
udara dengan variasi volume tabung udara.
Pompa hidram adalah sebuah pompa yang tidak memerlukan energi luar
sebagai tenaga penggerak utamanya. Untuk menaikkan fluida kerja dari suatu
tempat ke tempat lain dengan elevasi yang lebih tinggi, pompa hidram
memanfaatkan energi dari air itu sendiri. Fluida kerja yang masuk ke dalam badan
hidram dengan energi kinetik tertentu dihentikan secara tiba-tiba, akibatnya,
energi kinetik tersebut akan berubah bentuk menjadi energi tekanan dinamis yang
akan mengangkat sebagian fluida kerja ke tempat yang lebih tinggi. Besarnya
perubahan tekanan yang diakibatkan peristiwa palu air tergantung pada energi
kinetik yang dibawa oleh aliran dan konstruksi katup limbah. Karena pompa
hidram bekerja menggunakan prinsip palu air, fluida kerja pada sisi outlet akan
mengalir secara berdenyut. Dalam perancangan sebuah pompa hidram, aliran
berdenyut dapat dihindari dengan cara menambahkan tabung udara. Sampai saat
ini, penelitian mengenai efek variasi ukuran tabung udara terhadap unjuk kerja
5
pompa hidram belum diketahui secara pasti. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk lebih menegaskan pengaruh variasi ukuran tabung
udara terhadap unjuk kerja pompa hidram.
Dalam penelitian kali ini, fluida kerja yang digunakan berupa air. Air
dipompa terlebih dahulu menuju tangki reservoir, kemudian dari tangki reservoir
baru dialirkan menuju pompa hidram. Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penggunaan tabung udara. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui
tekanan pada drive pipe, delivery pipe, dan tekanan pada tabung udara.
Pengukuran tekanan pada tabung udara saat pompa hidram beroperasi tanpa
tabung udara dilakukan pada Tee setelah air melewati katup penghantar. Selain
itu, dilakukan juga pengukuran untuk mengetahui debit air yang keluar dari katup
limbah dan debit air yang keluar dari delivery pipe, sebagai bahan untuk
mengetahui efisiensi pompa hidram.
Hidraulik ram merupakan suatu alat yang digunakan untuk menaikkan air
dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi secara automatik dengan energi
yang berasal dari air itu sendiri (Hanafie dan De Longh, 1979). Beragam
penelitian pernah dilakukan untuk mungkaji performansi dari pompa ini. Pada
tahun 2008, S. Imam Wahyudi dan Fauzi Fachrudin melakukan penelitian untuk
mencari korelasi tekanan dan debit air pompa hidram. Berdasarkan pengujian
yang dilakukan, didapatkan sebuah korelasi antara tekanan input dan tekanan
output pompa hidram. Hasil yang didapatkan untuk korelasi tekanan input dan
output di sajikan pada diagram di bawah ini.
7
8
Gambar 2.2. Korelasi antara debit input dan debit output pompa hidram
(Wahyudi dan Fachrudin, 2008)
Berdasarkan atas analisis yang tertuang dalam gambar 2.2, di dapat bahwa
Qout 30% Qin. Ini artinya masih ada 70% air yang tidak bisa diangkat (Wahyudi
dan Fachrudin, 2008). Berdasarkan atas data empiris tekanan input, tekanan
output, debit input dan debit output dapat diturunkan suatu persamaan sebagai
berikut :
1
2 =
2 1
dengan :
= koefisien
Q1 = Debit input (L/dtk)
Q2 = Debit output (L/dtk)
H1 = Head input (m)
H2 = Head output (m)
9
Tabel 2.1 di atas menunjukkan hasil analisa dari data hasil pengujian untuk
kemudian didapatkan hasil rata-rata nilai . Dari hasil analisa yang dilakukan
diperoleh nilai = 2,10 , sehingga persamaan korelasi debit dan tekanan input
output pompa hidram menjadi :
1
2 = 2,10
2 1
Penelitian lain yang pernah dilakukan oleh Gan Shu San dan Gunawan
Santoso mencoba untuk meneliti karakteristik volume tabung udara dan beban
katup limbah terhadap efisiensi pompa hidram. Penelitian yang dilakukan pada
tahun 2002 ini menggunakan variasi tabung udara dengan volume 800, 1050,
10
1300, 1950, dan 2200 mili liter. Sedangkan untuk variasi beban katup limbah
menggunakan pemberat dengan nilai yang lebih variatif, yakni 200, 400, 600, 800,
1000, 1200, 1400, dan 1600 gram. Percobaan dan pengambilan data dilakukan
sebanyak 3 kali untuk setiap variasi volume tabung beban katup limbah, dengan
selang waktu 3 menit.
Setelah dilakukan pengambilan data dan rekapitulasi data, maka dilakukan
analisa statistik untuk mengetahui apakah variabel yang digunakan berpengaruh
terhadap output yang diharapkan, dalam hal ini efisiensi pompa hidram dengan
rumus DAubussion. Hasil pengolahan data yang dilakukan disajikan sebagai
berikut.
Dari diagram di atas terlihat bahwa pada pipa penghantar, head tekanan
yang lebih besar terjadi ketika instalasi pompa hidram tanpa menggunakan tabung
udara, hal itu terjadi karena tidak ada udara yang terkompresi sebelum pipa
penyalur, tekanan yang melalui pipa penyalur lebih besar, sehingga untuk
memompa air sampai ke bak penampungan, katup limbah memompa lebih cepat.
Hal itu terbukti dengan banyaknya denyutan yang terjadi (Made Suarda dan IKG
Wirawan, 2008).
Sedangkan pada pipa penyalur berlaku sebaliknya, pada pompa hidram
dengan tabung udara, perubahan head tekanan akan menjadi lebih besar. Hal itu
terjadi karena adanya udara yang terkompresi dalam tabung udara yang
menyebabkan kecepatan fluida menjadi lebih stabil sehingga kerugian head akibat
kecepatan dan gesekan menjadi lebih kecil. Di samping itu, tabung udara juga
membantu menaikkan air ke dalam bak penampung secara lebih stabil dan dengan
debit yang lebih besar.
Berdasarkan hasil pengolahan data hasil pengujian, dibuatlah sebuah
grafik yang menunjukkan perbandingan efisiensi pompa hidram yang
menggunakan tabung udara dan tanpa menggunakan tabung udara, sebagai
berikut:
Dari gambar 2.9 dapat terlihat bahwa pompa hidram dengan tabung udara
memiliki efisiensi yang lebih tinggi dari pada pompa hidram tanpa tabung udara.
Sesuai dengan hukum kontinuitas dimana debit berbanding lurus dengan
kecepatan fluida, pada pompa hidram dengan tabung udara, fluida yang mengalir
di dalam pipa penyalur mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dari pada saat
pompa hidram tanpa tabung udara. Karena kecepatan juga berbanding lurus
dengan perubahan head tekanan, sehingga pada instalasi pompa hidram dengan
tabung udara perubahan head tekanan menjadi lebih besar dari pada pompa
hidram tanpa tabung udara. Sesuai dengan rumus efisiensi pompa hidram dimana
nilai efisiensi pompa hidram berbanding lurus dengan besarnya head tekanan pada
pipa penyalur dan berbading lurus dengan besarnya debit pada pipa penyalur,
maka dapat di ketahui bahwa efisiensi pompa hidram dengan tabung udara jauh
lebih besar dari pada efisiensi pompa hidram tanpa tabung udara.
BAB III
DASAR TEORI
Pompa hidram pertama kali dibuat oleh John Whitehurst seorang peneliti
asal Inggris pada tahun 1772. Pompa hidram buatan Whitehurst masih berupa
hidram manual, di mana katup limbah masih digerakkan secara manual. Pompa ini
pertama kali digunakan untuk menaikkan air sampai ketinggian 4,9 meter (16
kaki). Pada tahun 1783, Whitehusrt memasang pompa sejenis ini di Irlandia untuk
keperluan air bersih sehari - hari.
Pompa hidram otomatis pertama kali dibuat oleh seorang ilmuwan Prancis
bernama Joseph Michel Montgolfier pada tahun 1796. Desain pompa buatan
Montgolfier sudah menggunakan 2 buah katup (waste valve dan delivery valve)
yang bergerak secara bergantian. Pompa ini kemudian digunakan untuk
menaikkan air untuk sebuah pabrik kertas di daerah Voiron. Satu tahun kemudian,
Matius Boulton, memperoleh hak paten atas pompa tersebut di Inggris.
Pada tahun 1820, melalui Eastons Firma yang mengkhususkan usahanya
di bidang air dan sistem drainase, Josiah Easton mengembangkan hidram hingga
menjadi usaha ram terbaik dalam penyediaan air bersih untuk keperluan rumah
tangga, peternakan dan masyarakat desa. Pada tahun 1929, usaha Eastons ini
dibeli oleh Green and Carter, yang kemudian meneruskan manufaktur ram
tersebut.
Di Benua Amerika, hak paten hidram pertama kali di pegang oleh J.
Cernau dan SS Hallet, di New York. Pompa tersebut sebagian besar digunakan di
derah pertanian dan peternakan. Memasuki periode berikutnya, kepopuleran
hidram mulai berkurang, seiring berkembangnya pompa elektrik.
Di kawasan Asia, pompa hidram mulai dioperasikan di Taj Mahal, Agra,
India pada tahun 1900. Pompa hidram yang di pasang di daerah tersebut adalah
15
16
Blacks Hydram yang dibuat oleh John Black Ltd., sebuah perusahaan asal
Inggris. Blacks Hydram digunakan untuk memompa air dengan debit 31,5 liter
per detik. Selain di Agra, Blacks Hydram juga dipasang di daerah Risalpur,
Pakistan, pada tahun 1925. Ditempat itu, Blacks Hydram berhasil memompa air
hingga ketinggian 18,3 m dengan debit mencapai 56,5 Liter/detik.
Pada akhir abad 20, penggunaan pompa hidram kembali digalakkan lagi,
karena kebutuhan pembangunan teknologi di negara negara berkembang, dan
juga karena isu konservasi energi dalam mengembangkan perlindungan ozon.
Contoh pengembang pompa hidram yang baik adalah AID Foundation di Filipina.
Mereka mengembangkan pompa hidram untuk digunakan di desa desa terpencil.
Oleh sebab itu mereka meraih Penghargaan Ashden.
Dengan :
L = Panjang pipa masuk
H = Head supply
h = Head output
D = Diameter pipa masuk
N = Jumlah ketukan katup limbah per menit
Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, referensi
perhitungan panjang pipa masuk oleh Calvert memberikan hasil yang
lebih baik.
A. Katup limbah terbuka dan air mulai mengalir melalui pipa masuk,
memenuhi badan hidram dan keluar melalui katup limbah. Karena
pengaruh ketinggian supply tank, air yang mengalir tersebut
mengalami percepatan sampai kecepatannya mencapai vo. Posisi
delivery valve masih tertutup. Pada kondisi awal seperti ini, tidak ada
tekanan dalam tabung udara dan belum ada air yang keluar melalui
delivery pipe.
B. Air telah memenuhi badan hidram, ketika tekanan air telah mencapai
nilai tertentu, katup limbah mulai menutup. Pada pompa hidram yang
baik, proses menutupnya katup limbah terjadi sangat cepat.
(5)
(4)
dengan :
p 0 = tekanan pada titik 0 yaitu tekanan atmosfer [= 0], N/m2
datum, m
H L = head losses, m
= massa jenis fluida, untuk air = 1000 , kg/m
26
dengan:
F = gaya fluida yang mengalir, N
m = massa fluida yang mengalir, kg
= m = A L
Karena,
p3 L dv
= (3.5)
g g dt
L v2 v2
HL = f + K (3.7)
D 2g 2g
dengan:
HL = head losses, m
f = faktor gesekan bahan pipa masuk
L = panjang pipa masuk, m
D = diameter pipa masuk, m
K = faktor kontraksi
v32
H HL = (3.8)
2g
Q = v3 A waste (3.9)
dengan:
Q = debit air yang keluar melalui katup limbah, m3/s
v3 = kecepatan air di titik 3 (yang melalui katup limbah), m/s
Awaste = luas penampang lubang katup limbah, m2
dengan :
Ev = Modulus bulk, yang menyatakan kompresibilitas dari suatu
fluida. Untuk air, Ev = 2,07 x 109 N/m2.
= massa jenis fluida, untuk air = 1000 kg/m3
c = kecepatan gelombang suara, dari nilai di atas, cair = 1440
m/s
Lv
h =
gt (3.13)
dengan:
h = kenaikan tekanan akibat palu air, m
v = kecepatan aliran, m/s
L = panjang pipa, m
g = percepatan gravitasi, m/s2
t = waktu penutupan katup, s
Menurut D Aubuisson :
q h
A = (3.14)
(Q + q ) H
dengan :
A = efisiensi hidram menurut DAubuisson
q = debit hasil, m3/s
Q = debit limbah, m3/s
h = head keluar, m
H = head masuk, m
Menurut Rankine :
31
q (h H )
R = (3.15)
(Q + q ). H
dengan :
R = efisiensi hidram menurut Rankine
q = debit hasil, m3/s
Q = debit limbah, m3/s
h = head keluar, m
H = head masuk, m
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
32
33
2. Gelas takar.
Bejana ukur digunakan untuk mengukur debit air yang keluar
melalui waste valve dan delivery pipe.
Tabel 4.1. Besar head keluar (h) berdasarkan head masuk (H)
dan panjang pipa masuk (L)
H (m) 1 1,5 2 3 4
h (m) 6 12 15 23 30
L (m) 10 12 15 23 30
13 2 13
20 3 20
25 4 25
30 4.5 30
40 6 40
50 7.5 50
80 12 80
100 15 100
Setelah mendapatkan harga dari tabel 4.1, kemudian kita cek harga
tersebut menggunakan metode Calvert, dimana :
L
150 < < 1000
D
dengan memasukkan L = 10 m dan D = 3,175 x 10-2 m pada persamaan di
atas maka didapatkan L/D = 314,96. Nilai tersebut memenuhi persamaan
dari metode Calvert di atas. Nilai tersebut juga sesuai jika dicek pada tabel
35
4.2. Jadi asumsi kita menggunakan pipa dengan diameter 1.25 in dengan
panjang 10 m adalah benar.
Untuk penelitian ini, tabung udara di buat dalam 3 volume yang berbeda.
Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh perubahan volume tabung udara
terhadap unjuk kerja pompa hidram. Variasi volume tabung yang dibuat, yaitu:
1. Tabung Udara 1 (TU1) dengan Vtu1 = 0.0008 m3
2. Tabung Udara 2 (TU2) dengan Vtu2 = 0.0016 m3
3. Tabung Udara 3 (TU3) dengan Vtu3 = 0.0024 m3
TU3
TU2
TU1
Keterangan gambar :
1. Pompa sentrifugal
2. Water Source Tank
3. Pipa Masuk (Drive Pipe)
4. Badan Hidram
5. Tabung udara
6. Katup Limbah
7. Bak penampung air limbah
8. Pipa Penghantar
9. Storage Tank
40
Keterangan gambar :
1. Pompa sentrifugal
2. Water Source Tank
3. Pipa Masuk (Drive Pipe)
4. Badan Hidram
5. Katup Limbah
6. Bak penampung air limbah
7. Pipa Penghantar
8. Storage Tank
41
4.9.1 Persiapan
Pengujian diawali dengan mempersiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan, kemudian dirakit sesuai dengan instalasi yang dibutuhkan
untuk pengujian. Setelah perakitan selesai dilakukan pengecekan
kebocoran pada instalasi.
4.9.2 Simulasi Percobaan
Sebelum melakukan penelitian, dilakukan terlebih dahulu simulasi
penelitian. Simulasi dalam penelitian ini meliputi simulasi performa
pompa hidram, simulasi kesesuaian alat ukur, dan simulasi metode
pengambilan data.
4.9.3 Pelaksanaan Pengujian
Sesuai dengan tujuan penelitian kali ini, yakni untuk mengetahui
fungsi sebuah tabung udara pada pompa hidram, maka variasi yang
digunakan adalah variasi volume tabung udara. Adapun volume tabung
udara yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabung Udara 1
Volume tabung : 0,0008 m3
Diameter tabung : 2 in.
Tinggi tabung : 39 cm
42
Tabung Udara 2
Volume tabung : 0,0016 m3
Diameter tabung : 3 in.
Tinggi tabung : 54 cm
Tabung Udara 3
Volume tabung : 0,0024 m3
Diameter tabung : 3 in.
Tinggi tabung : 74 cm
44
45
Pengujian I
Pengujian I dilakukan dengan kondisi pompa hidram sebagai berikut.
Volume tabung udara : 0 m
Panjang langkah katup limbah : 9 mm
Beban tambahan katup limbah : 20 gram
Head input (H) : 1.75 m
Panjang pipa drive : 10 m
Diameter pipa drive : 1.25 inch
Pengujian II
Pengujian II dilakukan dengan kondisi pompa hidram sebagai berikut.
Volume tabung udara : 0.0008 m
Panjang langkah katup limbah : 9 mm
Beban tambahan katup limbah : 20 gram
Head input (H) : 1.75 m
Panjang pipa drive : 10 m
Diameter pipa drive : 1.25 inch
Pengujian III
Pengujian III dilakukan dengan kondisi pompa hidram sebagai berikut.
Volume tabung udara : 0.0016 m
Panjang langkah katup limbah : 9 mm
Beban tambahan katup limbah : 20 gram
Head input (H) : 1.75 m
Panjang pipa drive : 10 m
Diameter pipa drive : 1.25 inch
48
Pengujian IV
Pengujian IV dilakukan dengan kondisi pompa hidram sebagai berikut.
Volume tabung udara : 0.0024 m
Panjang langkah katup limbah : 9 mm
Beban tambahan katup limbah : 20 gram
Head input (H) : 1.75 m
Panjang pipa drive : 10 m
Diameter pipa drive : 1.25 inch
2.5
2
Debit Hasil (Liter/menit)
1.5
TT
TU1
1 TU2
TU3
0.5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Head Output (Bar)
dengan :
EK = energi kinetik aliran air dalam pipa masuk, Joule
mD = massa air dalam pipa keluar, kg
25
G
Debit Limbah (Liter/menit)
20
15
TT
TU1
10 TU2
TU3
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Dari gambar 5.2 terlihat semakin besar head output, maka debit air
yang dibuang oleh hidram (debit limbah (Q)) semakin besar. Kenaikan
head output menyebabkan tekanan pada katup penghantar semakin besar.
Jika tekanan pada katup penghantar semakin besar, maka tekanan air
semakin sulit untuk membuka katup penghantar, sehingga air lebih banyak
mengalir menuju katup limbah. Banyaknya air yang mengalir menuju
katup limbah, akan menyebabkan jumlah ketukan katup limbah semakin
banyak sehingga lebih banyak air yang terbuang melalui katup limbah.
80
70
Jumlah Ketukan (Ketukan/menit)
60
50
TT
40
TU1
30 TU2
TU3
20
10
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Head Output (Bar)
Pada gambar 5.3 terlihat jumlah ketukan katub limbah (N) semakin
meningkat dengan bertambahnya head output (h). Kenaikan head output
mengindikasikan bahwa tekanan pada katup penghantar semakin besar.
Akibatnya tekanan air dari badan hidram semakin sulit untuk membuka
52
katup penghantar, sehingga aliran air akan lebih banyak menuju katup
limbah. Meningkatnya aliran air yang menuju katup limbah menyebabkan
jumlah ketukan katup limbah semakin besar pula.
1.2
0.8
Head Output (Bar)
0.6 bukaan 1
bukaan 2
0.4 bukaan 3
0.2
0
0 0.0008 0.0016 0.0024
G Volume Tabung Udara (m)
Gambar 5.4. Grafik Hubungan Antara Volume Tabung Udara dengan
Head Output Pompa Hidram
53
70.00
60.00
50.00
Efisiensi (%)
40.00
bukaan 1
30.00 bukaan 2
bukaan 3
20.00
10.00
0.00
G
0 0.0008 0.0016 0.0024
G Volume Tabung Udara (m)
Gambar 5 .5. Grafik Hubungan Antara
Volume Tabung Udara dengan Efisiensi Pompa Hidram
54
80
70
Jumlah Ketukan (Ketukan/menit)
60
50
40 bukaan 1
bukaan 2
30
bukaan 3
20
10
0
0 0.0008 0.0016 0.0024
Volume Tabung Udara (m)
G
Gambar 5.6. Grafik Hubungan Antara
Volume Tabung Udara dengan Jumlah Ketukan Katup Limbah
55
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
56
57
Banga, T.R. and Makker, B.P., 1983, Hydraulics, Fluid Mechanics and Hydraulic
Machines, Khanna Publishers, Nai Sarak Delhi.
David, J.P. and Edward, H.W., 1985, Schaum's Outline of Theory and Problems of Fluid
Mechanics and Hydraulics, SI (Metric) Edition, McGraw-Hill Book Company,
Singapore.
Hanafie, J., de Longh, H., 1979, Teknologi Pompa Hidraulik Ram, Pusat Teknologi
Pembangunan Institut Teknologi Bandung, Bandung.
International Development Research Centre, 1986, Manuscript Report Proceedings of a
Workshop on Hydraulic Ram Pump (Hydram) Technology, Canada.
Karassik, I., 1975, Pump handbook, McGraw Hill, USA.
Kinsky, R., 1982, Applied Fluid Mechanic, Mc Graw-Hill, Sidney.
Mohammed, S.N., 2007, Design and Construction of A Hydraulic Ram Pump, Department of
Mechanical Engineering, Federal University of Technology, Minna, Nigeria.
Lal, J., 1956, Hydraulic Machines, 6th ed., Metropolitan Book Co. Private Ltd, New Delhi
Suarda, M., Wirawan, IKG.,2008, Kajian eksperimental pengaruh tabung udara pada head
tekanan pompa hidram, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM, Vol. 2, No.1., Jurusan
Teknik Mesin Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali.
San, G.S, Santoso, G., 2002, Studi Karakteristik Volume Tabung Udara dan Beban Katup
Limbah Terhadap Efisiensi Pompa Hydraulic Ram, Jurnal Teknik Mesin, Vol. 4, No.2,
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra.
Taye, T., 1998, Hydraulic Ram Pump, Journal of the ESME, Vol II, No. 1
Tessema, A.A., 2000, Hydraulic Ram Pump System Design and Application, ESME 5th Annual
Conference on Manufacturing and Process Industry, September 2000.
Widarto, L., Sudarto, FX., 1997, Membuat Pompa Hidram, edisi 8, Kanisius, Yogyakarta.
58
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Perhitungan Dimensi Tabung Udara
1. Tabung Udara 1
2. Tabung Udara 2
59
60
3. Tabung Udara 3
60
Lampiran 2 : LEMBAR PENGAMATAN PENGUJIAN POMPA HIDRAM
Profil Pengujian
Volume Tabung Udara : 0 m3 Head masuk (H) : 1.75 m
Panjang Langkah Katup Limbah : 9 mm
Massa Tambahan Katup Limbah : 20 gram
61
Lampiran 3 : LEMBAR PENGAMATAN PENGUJIAN POMPA HIDRAM
Profil Pengujian
Volume Tabung Udara : 0.0008 m3 Head masuk (H) : 1.75 m
Panjang Langkah Katup Limbah : 9 mm
Massa Tambahan Katup Limbah : 20 gram
62
Lampiran 4 : LEMBAR PENGAMATAN PENGUJIAN POMPA HIDRAM
Profil Pengujian
Volume Tabung Udara : 0.0016 m3 Head masuk (H) : 1.75 m
Panjang Langkah Katup Limbah : 9 mm
Massa Tambahan Katup Limbah : 20 gram
63
Lampiran 5 : LEMBAR PENGAMATAN PENGUJIAN POMPA HIDRAM
Profil Pengujian
Volume Tabung Udara : 0.0024 m3 Head masuk (H) : 1.75 m
Panjang Langkah Katup Limbah : 9 mm
Massa Tambahan Katup Limbah : 20 gram
64