1
Perdarahan GIT
Erny
Fakultas Kedokteran FK UWKS
2012
2
Standart kompetensi
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu
mendiagnosis dan melakukan tatalaksana secara
paripurna pada kasus perdarahan GIT pada anak
Subkompetensi :
1. Mengetahui definisi perdarahan GIT
2. Mengetahui epidemiologi perdarahan GIT
3. Mengetahui tanda & gejala klinis perdarahan GIT
4. Mengetahui cara diagnosis perdarahan GIT
5. Menentukan pemeriksaan penunjang diagnosis
6. Menentukan program tatalaksana
7. Menentukan prognosis
3
Definisi
Adanya darah yang
tampak nyata pada saat
muntah atau bersama
feses
Klasifikasi :
1. Perdarahan GIT atas
(esofagus, lambung,
duodenum)
2. Perdarahan GIT bawah
(intestine, colon, rectum,
anus)
4
Chorns disease
Diverticulum meckel
GASTRO-INTESTINAL BLEEDING
5
Epidemiologi
Insiden pasti belum dapat ditentukan
Perdarahan GIT berat : jarang
10%-20% dari seluruh kasus rujukan
ICU : 6-20% : perdarahan GIT atas
Perdarahan rectal : 0.3%
6
Etiologi
7
Diagnosis klinis perdarahan GIT
Neonatus 1 bulan 1 tahun 1 tahun 2 tahun > 2 tahun
Riwayat intake susu GIT BAWAH GIT ATAS GIT BAWAH
sapi/soya Nyeri perut episodik, Obat : NSAID Perdarahan feses
obat : NSAIDs, heparin, muntah, feses berlendir : luka bakar luas (curling minimal (Chron disease)
tolazoline, intususepsi ulcer) Perdarahan akut/kronik :
Indomethacin Bayi rewel + frekuensi trauma kepala (cushing Inflammation Bowel
Riwayat obat maternal : gerakan usus, diare warna ulcer) Disease
Aspirin, cephalothin, & terang Keganasan Diare profus disertai
phenobarbital (kelainan Sepsis darah : colitis
koagulasi)
Prematuritas, distress GIT BAWAH
neonatal & penggunaan Nyeri (-)
ventilasi mekanik Darah segar : polip
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda klinis shock/renjatan : HR, Tensi, capilarry refill dengan perubahan posisi tubuh
epistaxis, nasal polyps, dan erosi oropharyngeal dari bahan kaustik/lainnya
Bising usus : hiperaktif (perdarahan GIT atas)
Nyeri tekan abdomen dengan/tanpa massa : intususepsi/iskemia
Hepatomegaly, splenomegaly, jaundice : penyakit hepar dengan hipertensi portal
Inspeksi area perianal : fisura, fistula, lacerasi atau bekas trauma
Colok dubur : polip, masa atau darah segar
Inspeksi perdarahan kulit : penyakit sistemik (IBD, Henoch schonlein ) : purpura, ekimosis, petekie
Palpasi : Masa bentuk seperti sosis : intususepsi
Distensi abdomen, dehidrasi, tanda peritonitis : ganggren usus
8
Diagnosis causatif yang
dipertimbangkan
NEC
Portal hypertension (variceal bleeding)
Caustic ingestions
Salmonella Infection
Sexual Assault
Epistaxis
9
Diagnosis banding
Anal Fistulas and Fissures
Diaper Rash
Fever in the Neonate and Young Child
Gastrointestinal Foreign Bodies
Hemolytic Uremic Syndrome
Inflammatory Bowel Disease
Intussusception
Pediatric Dehydration
Pediatric Foreign Body Ingestion
Pediatric Gastroenteritis
10
Pemeriksaan penunjang diagnosis
Neonatus 1 bulan 1 tahun 1 tahun 2 tahun > 2 tahun
Upper endoskopi : GIT ATAS GIT ATAS GIT ATAS
erythema, perdarahan Foto abdomen dengan Pengukuran kadar Upper endoskopi : varices,
difus, erosi, ulcus mukosa kontras, esofagoskopi : gastrin plasma : ulcus ulcer
gaster : stress gastritis GER pepticum non infeksi H
IgG, biopsi mukosa gaster pylori GIT BAWAH
: Gastritis infeksi Endoskopi +biopsi : 1. Colonoskopi
Helicobacter pylori perdarahan masif 2. Arteriografi
3. Endoskopi
GIT BAWAH GIT BAWAH 4. Imaging abdominal :
USG abdomen Colonoskopi (juvenile a)Foto polos abdomen
(intususepsi) : pseudo polip) b)Foto abdomen +
kidney sign abdominal scanning : kontras barium
(patognomonic) diverticulum meckle c)Doppler USG
Foto abdomen dengan (akurasi 90%) d)Barium enema
kontras : ganggren usus 4. NGT :
A. konfirmasi diagnostik
perdarahan
B. Negatif palsu 16% jika
regurgitasi
duodenopilorik (-)
11
Penatalaksanaan
Neonatus 1 bulan 1 tahun 1 tahun 2 tahun > 2 tahun
GIT ATAS GIT ATAS GIT ATAS GIT ATAS
Stress gastritis : suportif : acid-reducing agents, diet Epineprine : ulcus Vasopressin, octreotide, &
resusitasi hipoksemia; lunak & prokinetic agents pepticum beta blocker : mengontrol
suction nasogastric; H2 : Peptic esophagitis - GER produksi asam perdarahan varices
bloker H2 blockage, antibiotic & lambung esofagus
medikamentosa gagal : bismuth : Gastritis primer Pembedahan : Balloon tamponade SB :
bedah - infeksi H Pylorii medikamentosa gagal keberhasilan 80%
Hemorrhagic disease of Koreksi kelainan mengontrol perdarahan
the newborn (HDN): metabolik & asam GIT BAWAH Endoscopic sclerotherapy
Profilaktik vit K1 BBL, FFP lambung : gastritis Transfusi darah : dengan sodium
& PRC sekunder - penyakit perdarahan masif morrhuate : keberhasilan
sistemik berat Pembedahan : reseksi 90-95% mengontrol
GIT BAWAH NEC pada divertikulum perdarahan
non-operative : GIT BAWAH meckel
puasa, antibiotik, total Laksative untuk GIT BAWAH
parenteral nutritional, & melunakkan feses : fisura proctocolectomy : IBD
dekompresi nasogastrik : ani indikasi :
recovery rate 70-80% Barium enema : reduksi 1. Perdarahan
Operative : urgent intususepsi (90% berhasil) persisten/berulang
laparotomy : indikasi : Eliminasi susu sapi : alergi 2. Anemia
1. Management non- susu sapi Metronidazole/vancomycin
operative gagal : diare infeksi shigella, E
2. sepsis progresif Coli
3. perforasi usus Colonoscopy : lesi vaskuler
4. perdarahan persisten
12
Prognosis
Tergantung
1. Causa
2. Usia
3. Ketepatan & kecepatan diagnostik &
tatalaksana dini
13
Diare akut dan komplikasinya
Erny
Fakultas Kedokteran FK UWKS
2012
14
Standart kompetensi
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu mendiagnosis dan
melakukan tatalaksana secara paripurna pada kasus diare dengan
atau tanpa komplikasi pada anak
Subkompetensi :
1. Mengetahui definisi diare dengan atau tanpa komplikasi
2. Mengetahui epidemiologi diare dengan atau tanpa komplikasi
3. Mengetahui tanda & gejala klinis diare dengan atau tanpa
komplikasi s
4. Mengetahui cara diagnosis diare dengan atau tanpa komplikasi
5. Menentukan pemeriksaan penunjang diagnosis
6. Menentukan program tatalaksana
7. Menentukan prognosis
15
Definisi
BAB >3x/hari dengan perubahan konsistensi
feses menjadi cair dengan atau tanpa lendir &
darah
Klasifikasi :
1. Diare akut : <7 hari
2. Diare berkepanjangan : 7-14 hari
3. Diare kronis : >14 hari
16
Epidemiologi
Merupakan masalah kesehatan utama di
Indonesia : penyebab morbiditas & mortalitas
Mortalitas (dunia) : 17%
Mortalitas (Indonesia) : 42% (Riskesdes, 2007)
Urutan ke 2 dari 10 penyakit terbanyak di
populasi
17
Etiologi
Bakteri : Virus : Parasit :
1. Aeromonas 1. Rotavirus 1. E histolitica
2. Bacillus cereus 2. Cytomegalo virus 2. Giardia Lamblia
3. Campylobacter jejuni 3. Astrovirus 3. Trichuris trichiuria
4. E Coli 4. Enteric adenovirus 4. Strongyloides Ster
5. Salmonela 5. Herpes simplex virus 5. Blastocystic homonis
6. Shigella 6. Coronavirus 6. Balantidium coli
7. Staphylococcus aureus 7. Calcivirus
8. Vibrio cholerae 8. Norwalk virus
Negara berkembang :
1. Rotavirus
2. E Coli
3. Shigella
4. Campylobacter jejuni
5. cholera
18
Mekanisme diare
Secara umum :
1. Gangguan proses absorbsi
2. Gangguan proses sekresi
Menurut penyebab :
1. Gangguan absorbsi/diare osmotik
2. Malabsorpsi
3. Gangguan sekresi/diare sekretorik
4. Gangguan peristaltik
5. Diare inflamasi
6. Diare terkait imunologi
19
Mekanisme diare
20
Manifestasi klinis
21
GEJALA KHAS DIARE AKUT
Masa tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam
Panas + ++ ++ - ++ -
Mual muntah Sering Jarang Sering + - Sering
Nyeri perut Tenesmus Tenesmus Tenesmus - Tenesmus Kramp perut
Kramp perut Kolik perut Kramp perut
Nyeri kepala - + + - - -
Lama sakit 5-7 hari >7 hari 3-7 hari 2-3 hari bervariasi 3 hari
Sifat tinja
Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
Frekuensi 5-10x/hari >10x/hari Sering Sering Sering Terus menerus
Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair
Bau Langu Busuk - - Amis
Warna Kuning hijau Merah hijau Kehijauan Tdk berwarna Merah hijau Air cucian beras
Lekosit - + + - - -
Lain-lain anoreksia Kejang Sepsis meteorismus Infeksi
sistemik
22
DIAGNOSIS
24
Program tatalaksana
Diare berkepanjangan
Diare kronik :
1. Sindroma pasca enteritis
2. Diare intractable
26
Prognosis
Tergantung :
1. Status gizi anak : gizi buruk : jelek
2. Status dehidrasi
3. Penyakit dasar yang menyebabkan diare
4. Kecepatan dan ketepatan upaya rehidrasi
27
Gastroesophageal reflux
Erny
Fakultas Kedokteran FK UWKS
2012
28
Standart kompetensi
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu
mendiagnosis dan melakukan tatalaksana secara
paripurna pada kasus GFR pada anak
Subkompetensi :
1. Mengetahui definisi GFR
2. Mengetahui epidemiologi GFR
3. Mengetahui tanda & gejala klinis GFR
4. Mengetahui cara diagnosis GFR
5. Menentukan pemeriksaan penunjang diagnosis
6. Menentukan program tatalaksana
7. Menentukan prognosis
29
Definisi
Gastroesophageal reflux :
Imaturitas fungsi sphincter esofagus distal, relaksasi sphincter &
menyebabkan reflux dari gaster ke esofagus
tekanan thorax :
reflux gastroesofages
32
Epidemiologi
Bayi : angka kejadian , usia puncak 1-4 bulan
85% bayi : muntah selama minggu I post natal
& 60-70% manifestasi klinis GER (+) pada usia
3-4 bulan
Usia 6 bulan (60%) : Gejala membaik tanpa
terapi : dengan posisi tubuh & mulai makan
padat
90% membaik sempurna pada usia 8-10 bulan
33
Diagnosis
34
Gejala respirasi pada GER
Air
Aktivasi inflamasi
Asam
Distensi
Reseptor inflamasi tr respirasi laryngeal
abdominal bronkospasme
tahanan Laryngitis
jalan nafas
35
Diagnosis banding
Antral web
Intestinal motility disorder
Irritable bowel syndrome
Peptic ulcer disease
Tracheoesofageal fistula
36
Komplikasi
Striktur :
1. Terjadi pada mid-esofagus - distal
esofagus
2. Gejala :
Disfagia saat diberi makanan padat
Muntah berisi makanan yang belum
dicerna
3. Terapi : operasi
4. Evaluasi : barium esophagrafi :
evaluasi lokasi striktur
37
Barrett esofagus :
1. Komplikasi GERD
2. Meningkatkan risiko terjadi
adenocarcinoma
3. Terapi : operasi
38
Program tatalaksana
BB
2 minggu evaluasi episode muntah 39
Step-up & step-down terapi
(North American Society for Pediatric Gastroenterology)
Step-up terapy :
Progresi terapi dietetik menjadi terapi
medikamentosa H2 -receptor blockade (ranitidine,
nizatidine) hingga proton pump inhibitors
(omeprazole, lansoprazole)
Step-down :
Dimulai dengan penggunaan PPI selama 2 minggu &
dievaluasi manifestasi klinis jika membaik, dosis
diturunkan dan dihentikan
40
41
Prognosis
Selama masa bayi : prognosis baik
80% : resolusi pada usia 18 bulan
Gejala menetap s/d 18 bulan : kronik GER : risiko
jangka panjang
GER refrakter / komplikasi (+) (striktur, aspirasi,
penyakit respirasi) : indikasi tindakan operatif
(fundoplication)
Prognosis operasi : baik
GER + kelainan neurologis : terapi medikamentosa
tidak menunjukkan hasil yang bermakna : risiko
komplikasi
42
SINDROMA MALABSORPSI
Erny
Fakultas Kedokteran FK UWKS
2012
43
Standart kompetensi
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu
mendiagnosis dan melakukan tatalaksana secara
paripurna pada kasus malabsorpsi pada anak
Subkompetensi :
1. Mengetahui definisi malabsorpsi
2. Mengetahui epidemiologi malabsorpsi
3. Mengetahui tanda & gejala klinis malabsorpsi
4. Mengetahui cara diagnosis malabsorpsi
5. Menentukan pemeriksaan penunjang diagnosis
6. Menentukan program tatalaksana
7. Menentukan prognosis
44
Definisi
Sindroma malabsorpsi : kumpulan
gejala yang terdiri dari beberapa
kelainan klinis yang menyebabkan :
1. Diare kronis
2. Distensi abdominal
3. Gagal tumbuh
Klasifikasi :
1. Sindroma malabsorpsi kongenital
2. Sindroma malabsorpsi dapatan
45
Epidemiologi
Prevalensi Sindroma malabsorpsi kongenital :
1. Celiac disease (1%)
2. Cystic fibrosis
Sindroma malabsorpsi dapatan :
1. Alergi susu sapi & alergi susu soya (3%) (bayi & anak)
2. Enteritis akut (rotavirus) : intoleransi lactose transien
3. Sindroma malabsorpsi sekunder : Penyakit hati,
pankreas dan intestinal
Mortality/Morbidity
1. Morbiditas : malnutrisi berat dengan komplikasi
penyakit sistemik
2. Mortalitas : relatif rendah
46
Penyakit kongenital :
Patofisiologi malabsorpsi 1. Cistic fibrosis
2. Swachman-diamond syndrome
Penyakit dapatan sekunder :
Karbohidrat celiacdisease
Lactase
sukrosa zat tepung laktosa glucose & galactose
(kanji)
sucrase-isomaltase
Maltose
SGLT-1
Maltotriose
residu tinggi polimer glukose
NaKATPase
glucoamylase
47
Metabolisme Protein
48
Metabolisme Lemak
49
Sindroma
malabsorpsi
Karakteristik feses :
1. bercampur bahan makanan
2. berair : intoleransi karbihidrat
3. Pucat, membubur + bau busuk : malabsorpsi lemak (steatorrhea) : giardiasis, enterokinase
defisiensi, disfungsi hepatic & pancreatic
4. berdarah : malabsorpsi protein/giardiasis
Gejala lain :
Gejala sistemik : lemah, mudah lelah & gagal tumbuh (malabsorpsi karbohidrat, lemak/protein )
Anemia makrositik : malabsorpsi asam folat & B12 51
Pemeriksaan penunjang diagnosis
Laboratorium : Urinalisis :
Analisis feses : 1. Kadar gula meningkat :
1. Bercampur makanan : malabsorpsi malabsorpsi glukose-galactose :
karbohidrat kongenital malfungsi SGLT-1
2. asam : pH<5,5 : malabsorpsi karbohidrat 2. Kadar 4-hydroxyphenylacetic :
3. Asam empedu sindroma overgrowth bacteria
4. Jumlah lemak feses & jumlah lemak Imaging : upper GT radiografi :
makanan diukur selama 3 hari ; normal 1. Dinding usus menebal
absorpsi lemak >95%; 60-80% : malabsorpsi 2. Peningkatan jumlah cairan di
sedang, <50% malabsorpsi berat jejuni loop
5. Jumlah Serum protein (a1-antitripsin) :
malabsorpsi lemak 1. Substance tolerance test
6. Ovum & parasit : giardia spesies 2. Mucosal biopsy
1. Hapusan darah tepi : anemia megaloblastik
2. Total serum protein & kadar albumin rendah
3. Fat-soluble vitamin level : malabsorpsi lemak
4. Lipid profile : LDL, kolesterol
5. CRP : IBD
6. IgG, IgA : enteropati
52
Diagnosis banding
Congenital Microvillus Atrophy
Constitutional Growth Delay
Crohn Disease
Cystic Fibrosis
Diarrhea
Failure to Thrive
Gastroenteritis
Giardiasis
Growth Failure
Irritable Bowel Syndrome
Lactose Intolerance
53
Program tatalaksana
Medical care :
1. Dietetik : Tergantung macam substansi
intoleransi
2. Antibiotika : metronidazole
3. Cholestiramine : malabsorpsi asam empedu
4. Imunosupresan : enteropati
Surgical care : Transplantasi organ pada
kondisi terminal penyakit hati
54
Prognosis
Atrofi mukosa (GE infeksi, enteropati, malnutrisi) : reduksi
permukaan intestinal 80%
Dengan perbaikan penyebab :
1. pemulihan terjadi secara cepat (4-6 hari)
2. Lambat
3. >2 bulan : villi permukaan 63% normal kembali tetapi
permukaan mikrovili hanya 38% kembali normal
Beberapa sindroma malabsorpsi bersifat transien : hanya
memerlukan perubahan dietetik
Sebagian besar penyakit penyebab malabsorpsi sekunder
bersifat progresif & menyebabkan komplikasi sistemik &
bersifat fatal
55
Terima kasih semoga bermanfaat
56