Anda di halaman 1dari 3

Pengertian styrofoam

Styrofoam atau plastik busa masih tergolong keluarga plastik. Bahan dasar Styrofoam adalah
polisterin, suatu plastik yang sangat ringan, kaku, tembus cahaya dan murah tetapi cepat rapuh.
Karena kelemahannya tersebut, polisterin dicampur dengan seng dan senyawa butadien. Hal ini
menyebabkan polisterin kehilangan sifat jernihnya dan berubah warna menjadi putih susu
(Sulchan&Endang, 2007).
Styrofoam merupakan nama dagang yang telah dipatenkan oleh Perusahaan Dow Chemical untuk
polystyrene foam. Oleh pembuatannya, Styrofoam dimaksudkan untuk digunakan sebagai
insulator pada bahan konstruksi bangunan, bukan untuk kemasan makanan. Styrofoam
merupakan bahan plastik yang memiliki sifat khusus dengan struktur yang tersusun dari butiran
dengan kerapatan rendah, mempunyai bobot ringan, dan terdapat ruang antar butiran yang berisi
udara yang tidak dapat menghantar panas sehingga hal ini membuatnya menjadi insulator panas
yang baik (Info POM, 2008). Tapi styrofoam Terjadinya migrasi monomer styrene dari wadah
Styrofoam ke dalam pangan dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan. Migrasi dipengaruhi oleh
suhu, lama kontak, tipe makanan. Semakin tinggi suhu, lama kontak, dan kadar lemak suatu
makanan, semakin besar migrasinya.
Bahaya penggunaan wadah styrofoam bagi kesehatan.
Toksisitas yang ditimbulkan tidak langsung tampak. Sifatnya akumulatif dan dalam jangka
panjang baru timbul akibatnya (yuliarti, 2007). Bahaya monomer styrene terhadap kesehatan
setelah terpapar dalam jangka panjang, antara lain (info pom, 2008) :
1. Menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat, dengan gejala seperti sakit kepala, letih,
depresi, disfungsi sistem syaraf pusat (waktu reaksi, memori, akurasi, dan kecepatan visiomotor,
fungsi intelektual), hilang pendengaran, dan neurofati peripheral.
2. Paparan styrene dapat meningkatkan resiko leukemia dan limfoma.
3. Styrene termasuk bahan yang diduga dapat menyebabkan kanker pada manusia (2b), yaitu
terdapat bukti terbatas pada manusia dan kurang cukup bukti pada binatang.
4. Monomer styrene dapat masuk ke dalam janin jika wadah polystyrene digunakan untuk
mewadahi pangan beralkohol, karena alkohol bersifat dapat melintasi plasenta. Hal ini
menjelaskan mengapa dalam jaringan tubuh anak-anak ditemukan monomer styrene meskipun
anak-anak tersebut tidak pernah terpapar secara langsung.
5. Monomer styrene juga dapat mengkontaminasi asi.
Residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine
disrupter (edc), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem
endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan (sulchan
& endang, 2007).
2.2.6. Bahaya penggunaan wadah styrofoam bagi lingkungan
Selain berefek negatif bagi kesehatan, penggunaan styrofoam juga memiliki dampak negatif bagi
pelestarian lingkungan hidup. Penumpukan yang terjadi akibat pengunaan styrofoam yang
berlebihan, tidak hanya dapat mencemari lingkungan, bila terbawa ke laut, styrofoam pun dapat
merusak ekosistem dan biota laut (anonimus, 2008).
Plastik jenis polystyrene ini sulit mengalami peruraian biologik dan sulit didaur ulang sehingga
tidak diminati oleh pemulung. Proses daur ulang styrofoam yang telah dilakukan selama ini
sebenarnya hanya dengan menghancurkan styrofoam yang lama kemudian membentuknya
menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman.
Sebagai gambaran, di amerika serikat setiap tahun diproduksi 3 juta ton bahan ini, tetapi hanya
sedikit yang didaur ulang, sehingga sisanya masuk ke lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan
oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan menjadi sumber sampah yang mencemari
lingkungan (info pom, 2008).
Pengertian global warming
Pemanasan global (global warming) adalah proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan di bumi. Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), suhu rata-
rata di bumi telah meningkat selama seratus tahun terakhir. Hal ini diakibatkan karena aktivitas
manusia yang menyebabkan konsentrasi gas-gas rumah kaca meningkat. Menurut beberapa
penelitian, pemanasan global terjadi sejak Revolusi Industri di Inggris pada tahun 17501850.
Revolusi Industri telah menciptakan banyak kemajuan di bidang industri. Namun, Revolusi
Industri menyebabkan dampak negatif bagi alam. Salah satu dampak negatif dari Revolusi
Industri adalah meningkatnya suhu global akibat diproduksinya gas-gas rumah kaca dari mesin-
mesin industri.
Dampak global warming
Pemanasan global diperkirakan akan mempengaruhi kestabilan cuaca, produksi hasil
pertanian, berkurangnya populasi satwa dan tumbuhan, hingga naiknya permukaan air laut.
Meningkatnya suhu global menyebabkan penguapan air terjadi secara cepat. Akibat penguapan
yang cepat ini, bagian bumi yang satu akan mengalami kekeringan. Bagian bumi yang lain akan
mengalami hujan dengan intensitas tinggi. Hal tersebut berpengaruh terhadap kestabilan cuaca.
Dampak lain dari pemanasan global adalah naiknya permukaan air laut. Meningkatnya suhu
di atmosfer menyebabkan volume lapisan permukaan laut ikut membesar. Hal ini memicu
naiknya tinggi air laut. Selain itu, meningkatnya suhu global juga menyebabkan gletser di kutub
utara mencair. Mencairnya gletser turut berpengaruh terhadap meningkatnya volume air di laut.
Jika air laut semakin naik, kehidupan makhluk di bumi tentu akan terancam.
Naiknya suhu bumi juga memicu dampak serius bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Hewan dan tumbuhan yang tidak dapat beradaptasi terhadap peningkatan suhu di muka bumi
akan punah. Akibat punahnya berbagai spesies binatang dan varietas tumbuhan tentunya
kehidupan manusia akan semakin terancam.
Pengertian efek rumah kaca
Efek rumah kaca ini sebenarnya peristiwa yang akan terjadi secara alami, namun dengan
tingginya emisi gas karbon dioksida CO2 maka proses yang terjadi lebih cepat.

Efek Rumah Kaca yang terjadi terlalu cepat ini menjadi masalah yang sangat serius bagi bumi
dan penghuni bumi (read: manusia)
Gas Rumah Kaca

Gas rumah kaca yang memberikan dampak pemantulan sinar matahari ialah gas H2O dari air
laut, CO2, N2O, CH4, SF6 dan lain-lain.

Mekanisme Terjadinya Efek Rumah Kaca

Sinar matahari yang masuk ke atmosfer bumi, akan diserap sebagian, kemudian sisanya
dipantulkan. Radiasi yang dipantulkan ini akan mengenai gas-gas rumah kaca yang berada di
atmosfer bumi, kemudian radiasi ini akan dipantulkan kembali ke bumi, hal ini berlangsung terus
sehingga energi radiasi tertahan di bumi dan membuat temperatur bumi menjadi panas.

Dampak Buruk Dari Efek Rumah Kaca

Beberapa dampak buruk yang terjadi akibat adanya efek rumah kaca ialah:

Iklim tidak menentu

Karena panas yang tinggi (global warming) akibat efek rumah kaca, maka uap air yang berada di
udara bertambah. Artinya udara akan semakin lembab dan hujan akan sering terjadi.

Peningkatan hujan ini telah terjadi sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.
Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1% dalam seratus tahun terakhir ini. Badai
akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Selain itu, air
akan lebih cepat menguap dari tanah.Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda.

Peningkatan permukaan laut karena es di kutub mencair

Es di wilayah kutub telah mencair sehingga tinggi permukaan air laut di seluruh dunia telah
meningkat sekitar 1025cm (4 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 988 cm (435 inchi) pada abad ke- 21.

Perubahan tinggi permukaan air laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai.
Kenaikan 100cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6% daerah Belanda, 17,5% daerah
Bangladesh, dan banyak pulau-pulau.Suhu Global Meningkat

Anda mungkin juga menyukai