Anda di halaman 1dari 18

PRODUKSI ENGINE CUP DENGAN MENGGUNAKAN

INJECTION MOLDING

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Pelaksanaan : 01 Maret s/d 01 April 2017

Oleh :

Aep Nana Sutrisna

NIM: 2114141021

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2017
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN
Oleh :

Aep Nana Sutrisna

NIM: 2114141021

Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik

Universitas Jenderal Achmad Yani

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diterima, disetujui, dan disahkan menjadi
syarat menyelesaikan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan.

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II / Industri

dosen industri

NID:.. NIP:,,,,.

Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Mesin

Wirawan Piseno, S.T., M.T.

NID: 412142964
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS LAPORAN PRAKTEK
KERJA LAPANGAN
PRODUKSI ENGINE CUP DENGAN MENGGUNAKAN INJECTION
MOLDING

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa laporan Praktek Kerja
Lapangan ini adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri, tidak ada pekerjaan orang
lain yang saya gunakan tanpa menyebarkan sumbernya.

Materi dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini tidak/belum pernah disajikan/
digunakan sebagai bahan untuk makalah Tugas Akhir/Laporan Praktek Kerja
Lapangan lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.

Saya memahami bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan yang saya kumpulkan ini
dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarism.

Bandung, Maret 2017

Aep Nana Sutrisna


NIM: 2114141021
Mengetahui :

Pembimbing I Pembimbing II/Industri

dosen industri
NID: NIP:
LEMBAR PERSEMBAHAN

Bapak dan Ibu Tercinta

Yang telah memberikan kasih saying

Mendidik dan memberikan kesempatan kepadaku

Untuk belajar

Cinta

Yang menciptakan ketulusan kejujuran keberanian kepercayaan dan

Kesetiaan

Serta orang yang membantuku berjuang untuk menggapai cita-citaku


Abstraksi

Produksi pembuatan engine cup ini dilakukan dengan cara injection molding. Pada
produksi ini, bahan baku untuk pembuatan engine cup adalah PLASTIK, dengan
cetakan/ molding yang telah disesuaikan dengan dimensi yang diinginkan. Dengan
adanya molding yang sudah memiliki dimensi yang sudah ditetapkan, maka dimensi
pada produk yang dihasilkan akan tetap dan tidak mengalami perubahan. Produksi
engine cup ini tidak dilakukan secara massal namun hanya diproduksi sebanyak
pesanan yang diinginkan. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penulisan
laporan ini akan dibahas mengenai proses produksi yang dilakukan untuk
menghasilkan produk engine cup.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat kepada kita sekalian.
Khususnya kepada penulis, sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul
Produksi Engine Cup Dengan Menggunakan Injction Molding dapat diselesaikan
dengan baik.

Didalam penyelesaiannya penulis banyak sekali dibantu oleh beberapa pihak, oleh
karenanya pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu ikhlas dan penuh dengan kesabaran
membesarkan dan mendidik penulis selama ini, Bapak dab Ibu semoga
Rahmat Tuhan selalu menyertaimu.
2. Bapak . sebagai Ketua Jurusan
3. Ibu .. sebagai pembimbing
4. Seluruh dosen dan Staf Teknik
5. Industry yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat
melaksanakan kerja praktek.
6. Kepada teman dan kerabat seangkatan

Penulis yakin masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam laporan
ini, baik dari segi penulisan maupun penyajiannya. Oleh karenanya saran dan kritik
yang sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan. Sehingga kesalahan dan
kekurangan tersebut dapat diperbaiki. Pada penyusunan berikutnnya.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya penulis.

Bandung, Maret 2017

Penulis
DAFTAR ISI

PRODUKSI ENGINE CUP DENGAN MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING


.......................................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN................2
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
.......................................................................................................................................3
LEMBAR PERSEMBAHAN........................................................................................4
Abstraksi........................................................................................................................5
KATA PENGANTAR....................................................................................................6
DAFTAR ISI..................................................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................8
1.1. Latar Belakang....................................................................................................8
1.2. Tujuan Dan Manfaat...........................................................................................9
1.2.1. Tujuan..........................................................................................................9
1.2.2. Manfaat........................................................................................................9
1.3. Lokasi, Waktu dan Tempat Kerja........................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................10
2.1. Pengertian Injection Molding...........................................................................10
2.2. Fungsi dan Komponen Mesin Injeksi...............................................................10
2.2.1. Mould Clamp Unit (Unit Pencekam Cetakan)..........................................10
2.2.2. Injection Unit (Unit Injeksi)......................................................................12
2.2.3. Drive System (Sistem Penggerak).............................................................13
2.2.4. Control System (Sistem Kendali)..............................................................13
2.3. Bahan Baku.......................................................................................................14
2.4. Proses Pembuatan dengan Menggunakan Injection Molding..........................14
BAB III HASIL PELAKSANAAN.............................................................................14
3.1. Proses Produksi Injection Molding...................................................................14
3.2. Hasil Produk.....................................................................................................18
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan pada Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani difokuskan


untiuk menghasilkan lulusan yang siap pakai, sehingga beroperasi pada bidang
terapan sebagaimana diamanatkan pada Undang-Undang RI No. 20 mengenai Sistem
Pendidikan Nasional. Dengan demikian, pada kurukulum Fakultas Teknik terdapat
muatan-muatan yang bertujuan untuk mendekatkan kompetensi peserta didik dengan
tuntutan dunia kerja yang kelak akan dihadapi setelah menyelesaikan pendidikannya.
Pengalaman kerja di industri merupakan suatu hal penting yang harus dirasakan oleh
setiap peserta didik. (FT UNJANI, 2014)

Dalam usaha untuk mencapai sasaran tersebut, maka Fakultas Teknik Unjani
menetapkan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi peserta didik, yang
implementasinya disesuaikan oleh masing-masing jurusan. Pada kesempatan ini
untuk mencapai sasaran mendapatkan pengalaman kerja di industri, saya
melaksanakan praktek kerja di PT WAFIQ MITRA TEKNIK sebagai operator
injection molding untuk pembuatan produk dengan bahan baku plastik. Diharapkan
dengan melakukan praktek kerja ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman
kerja di industri bagi saya khususnya serta dapat memenuhi syarat kelulusan mata
kuliah praktek kerja industri.

Pada Praktik Kerja Lapangan yang saya lakukan saat ini ialah pada bagian
operator mesin injection molding dengan tugas dan menjalankan mesin untuk
memproduksi Engine Cup dan mengawasi serta memastikan tidak ada kegagalan
produk maupun kegagalan teknik pada mesin selama mesin beroperasi.
1.2. Tujuan Dan Manfaat

1.2.1. Tujuan
Kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang saya laksanakan pada bagian
injection molding ini selain sebagai suatu pengalaman langsung di industri, juga
sebagai pengetahuan lebih bagi saya tentang bagaimana proses produksi suatu produk
dengan menggunakan mesin injection molding yang tentunya tidak bisa saya
dapatkan secara langsung di perkuliahan.

1.2.2. Manfaat

Adapun manfaat dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan yang saya


laksanakan ini ialah sebagai berikut:

1. Mengetahui atau melihat secara langsung proses produksi suatu produk


dengan menggunakan mesin injection molding;
2. Mendapatkan pengalaman di dunia kerja sehingga kelak setelah
menyelesaikan studi, mampu menyesuaikan (menyiapkan) diri dalam
menghadapi lingkungan kerja.

1.3. Lokasi, Waktu dan Tempat Kerja

Lokasi praktek kerja : PT WAFIQ MITRA TEKNIK


Waktu :
Tempat :
BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Injection Molding

Injection Moulding adalah metode pembentukan material termoplastik dimana


material meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam cetakan yang
didinginkan oleh air sehingga mengeras.

Meskipun banyak variasi dari proses dasar ini, 90 persen injection moulding
mengambil porsi sepertiga dari keseluruhan resin yang dikonsumsi dalam pemrosesan
termoplastik. Sekarang ini bisa dipastikan bahwa setiap kantor, kendaraan, rumah,
pabrik terdapat barang-barang dari plastik yang dibuat dengan cara injection
Moulding.

2.2. Fungsi dan Komponen Mesin Injeksi

2.2.1. Mould Clamp Unit (Unit Pencekam Cetakan)

Gambar

Nama-nama bagian mould clamp unit


1. Stationary Platen (Platen Tetap), tempat diikatnya Mould Mounting Plate dari
sisi Cavity.
2. Moving Platen (Platen Bergerak), tempat diikatnya Mould Mounting Plate
dari sisi Core.
3. Clamp Cylinder (Silinder Cekam).
4. Tie Bar (Batang Pengikat), berjumlah 4 buah dipasang diagonal simetris.
5. Clamp Bar (Batang Cekam).
6. Close Moving Booster Cylinder (Silinder Booster untuk Gerakan Menutup
Cetakan).
7. Open Moving Booster Cylinder (Silinder Booster untuk Gerakan Membuka
Cetakan).
8. Hydrolic Oil Tank (Tanki Oli Hidrolik). Nissei Plastik mengeluarkan
rekomendasi Oli Hidrolik untuk General Type yang digunakan adalah Mobil
Hyd Oil 38, Mobil Hyd Oil 48LP, Esso Telesso 46, Shell Tellas Oil 56, Caltex
Rand Oil 46. Dan untuk Anti Wear Type adalah Mobil DTE 25, Esso Nuto H
46, Shell Tellas Oil 46, dan Caltex Rand Oil 46.
9. Open/Close Limit Switch Line (Rangkaian Saklar Sensor untuk gerakan
Membuka dan Menutup).
10. Locating, untuk menetapkan posisi Locating Ring dari sebuah Cetakan
11. Ejector Cylinder (Silinder Ejektor), untuk menggerakkan Batang Ejektor.
12. Ejector Rod (Batang Ejektor), untuk mendorong produk dari cetakannya.
13. Pressure Gauge (Pengukur Tekanan Hidrolik), untuk memperlihatkan tekanan
actual.
14. Pressure Switch 1 (Saklar dengan Tekanan bagian pertama), sebagai
Konfirmasi Cekam.
15. Clamp Valve (Katup Cekam).
16. Hydrolic Control System. Di dalamnya terdapat Hydrolic Solenoid Valve
System yang mengatur arah aliran Hidrolik, Regulator Control System yang
mengatur Tekanan Hidrolik hingga beberapa tingkat, dan Hydrolic Flow Rate
Control System yang mengatur Debit Aliran Hidrolik dalam beberapa
tingkatan.
17. Hydrolic Pump (Pompa Hidrolik). Spesifikasi pompa dengan kemampuan
menghasilkan tekanan mulai dari 120 kg/cm hingga 190 kg/cm, tergantung
spesifikasi pompa yang digunakan.
Unit ini berfungsi untuk menggerakan Mould dengan gerakan membuka dan
menutup. Gerakan ini terbagi dalam 3 setting kecepatan dan 1 setting tambahan,
baik untuk gerakan menutup maupun gerakan membuka. Untuk gerakan menutup
terdiri dari atas gerakan : 1. Perlahan 2 . cepat 3.perlahan dan 4 mencekam
mould. Sedangkan untuk gerakan Membuka terdiri atas gerakan : 1. Melepas
Cekam Mould 2. Perlahan 3. Cepat 4. Perlahan. Lalu dilanjutkan dengan
gerakan Ejector untuk mendorong Produk keluar dari Mould, yaitu dari sisi Core.

Pada saat Mencekam Mould, Mesin harus mampu menahan Gaya Membuka
(Open Force) ketika proses injeksi berlangsung. Karena proses injeksi juga adalah
kekuatan Hidrolik yang cukup besar. Jika Mesin tidak mampu menahan, maka Mould
akan sedikit terbuka sehingga material plastik cair akan luber dari cetakannya. Ada 2
tipe Mould Clamp Unit, yaitu Straight Hydrolic Type (Tipe Hidrolik Langsung) dan
Toggle Type (Tipe Togel) yang terdiri dari rangkaian batang, baik yang disupport
oleh Sistem Hidrolik maupun Sistem Servo Motor (Mechatronic).

2.2.2. Injection Unit (Unit Injeksi)

Disinilah pengolahan Polimer Plastik berlangsung, yang dimulai dengan


masuknya Polimer dalam bentuk Pellet (Granule), kemudian dipanaskan didalam
Tungku (Barrel) dengan suhu lumer Plastik yang bersangkutan sambil
diperlakukan adukan (Mixing) oleh bentuk Screw di dalam Tungku. Dengan
bentuk yang sedemikian rupa sehingga Screw ini berfungsi sebagai Feeder dan
juga Sebagai Mixer Plastik cair agar pencampuran warna plastik menjadi rata dan
seimbang (konstan).

Lalu dari unit inilah di injeksikan atau disuntikkan ke dalam cetakan (Mould)
dengan setting yang melibatkan Tekanan Hidrolik (Hydrolic Pressure) dalam satuan
kg/cm, Kecepatan (Velocity) dalam satuan %, Posisi (Limit Switches) dalam satuan
mm, Waktu dalam satuan detik, dan Suhu dalam satuan C.
Unit Injeksi akan melakukan Proses Injeksi Plastik setelah ada konfirmasi dari
Unit Mould Clamp berupa sinyal dari PS1 (Pressure Switch 1) dengan minimum
Tekanan 100 kg/cm, kemudian Unit Injeksi akan menyentuhkan Nozzle ke
Sprue Bush Mould juga dengan tekanan minimum 100 kg/cm sebagai
konfirmasi PS2 (Pressure Switch 2) . Tekanan ini untuk mencegah terjadinya
kebocoran material plastik cair dari celah antara Nozzle dan Sprue Bush Mould.
Setelah ada sinyal PS2, maka Proses Injeksi berlangsung.

2.2.3. Drive System (Sistem Penggerak)

Saat ini masih umum dengan media Oli, atau yang biasa disebut dengan
Sistem Hidrolik (Hydrolic System), baik untuk mesin tipe Straight Hydrolic
maupun tipe Toggle. Namun dewasa ini untuk tipe Toggle sudah banyak
mengaplikasikan Servo Motor (Full Electric System). Kelebihan mesin yang
sudah mengaplikasikan Servo Motor gerakan mesin lebih tenang, tidak seperti tipe
Straight Hydrolic. Juga tentunya tidak berisik, dan cenderung lebih bersih karena
tidak menggunakan banyak Oli, yang mana untuk sistem Hidrolik ada celah kecil
saja akan terjadi kebocoran yang mengakibatkan area mesin terdapat genangan-
genangan Oli. Namun bukan berarti untuk mesin-mesin baru tidak lagi
menggunakan sistem Hidrolik. Untuk sebagian pengguna merasa lebih cocok dengan
tipe Hidrolik, sehingga pembuat mesin injeksi plastik masih mengeluarkan mesin
tipe hidrolik yang tentunya beberapa bagian sudah di desain ulang untuk
memperbaiki performanya.

2.2.4. Control System (Sistem Kendali)

Sistem Kontrol (Control System) Adalah sistem penjamin bahwa urutan cara
kerja mesin harus benar dan sesuai dengan program yang sudah dibuat oleh
pembuat mesin. Sehingga setiap gerakan, setiap perubahan, sinyal-sinyal sensor
yang bisa ratusan jumlahnya bisa saling mengikat, saling berhubungan dan saling
mengunci dan sehingga kinerja mesin tetap terjaga. Apalagi yang berhubungan
dengan sistem keamanan dan keselamatan pengguna mesin, maka dibuat
berlapis, sehingga bisa menghilangkan resiko karena resiko human error
pengguna mesin itu sendiri.

2.3. Bahan Baku

2.4. Proses Pembuatan dengan Menggunakan Injection


Molding

BAB III HASIL PELAKSANAAN

3.1. Proses Produksi Injection Molding

1. Menutup Cetakan (Mould Close)

Gambar

Dalam 1 siklus kerja proses injeksi, diawali oleh proses menutup


cetakan. Istilah Mould dalam dunia injeksi Plastik adalah cetakan untuk
proses Injeksi Plastik. Mould itu sendiri terdiri dari 2 bagian besar yaitu yaitu
sisi core dan sisi cavity. Sisi Cavity diikat pada Stationery Platen Mesin
Injeksi. Sedangkan sisi core diikat pada moving platen mesin, bagian inilah
yang bergerak membuka dan menutup. Pada proses menutup terbagi dalam 4
urutan proses, yaitu:

Gerakan menutup pada kecepatan perlahan dengan tekanan rendah


(low Mould Close Velocity dan Low Mould Close Pressure). Tekanan yang
dimaksud adalah tekanan hidrolik. Posisi awal cetakan adalah terbuka penuh
yang diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan produk yang dihasilkan
nantinya dpat dikeluarka atau diambil dengan mudah. Dari posisi ini bergerak
hingga posisi tertentu yang tidak terlalu jauh dari posisi terbuka penuh tadi.
Gerakan ini dimaksudkan mereduksi getaran mesin yang juga sekaligus
merawat mesin itu sendiri, terutama system hidroliknya yang rentan terhadap
tekanan hidrolik yang tiba-tiba. Contoh kerusakan yang paling ringan adalah
kebocoran oli hidrolik yang dikarenakan pecahnya selang hidrolik, belum lagi
kerusakan lain yang berupa kerusakan mekanis yang membutuhkan biaya
yang lebih besar untuk memperbaikinya, sehingga biaya perawatan mesin
akan tinggi.

Gerakan menutup pada kecepatan pada kecepatan tinggi dengan tekanan


rendah (High mould close velocity dan Low mould close Pressure) memulai
gerakan ini pada posisi yang tidak jauh dari posisi terbuka penuh, dimana untuk
gerakan lebih cepat sangat memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk menghemat
waktu proses secara keseluruhan.

Gerakan menutup pada kecepatan perlahan dengan tekanan rendah


(Low mould close pressure). Sebelum cetakan menutup dengan rapat, maka
cetakan harus bergerak perlahan dengan tekanan yang rendah untuk
menghindari tumbukan. Hal unupun bertujuan untuk menjaga kondisi cetakan
dan juga kondisi mesin agar selalu dalam peforma yang baik dan dapat
berproduksi dengan lancer.

Menghimpit cetakan dengan tekanan tinggi (high mould clamp). Posisi


pada proses ini harus dibuat se-limit mungkin pada posisi menutup rapat
setelah gerakan sebelumnya. Hal ini juga untuk menghindari tumbukan karena
tekanan hidrolik yang relative tinggi untuk menghimpit cetakan. Tekanan
tinggi ini 9 minimal 100 kg.cm2) dibutuhkan untuk menahan proses injeksi
atau apa yang disebut Cavity Force During Injection nantinya.
2. Injeksi Pengisian (Fill Injection)

Gambar

Setelah dipastikan Mould dihimpit dengan tekanan tinggi. Maka unit


injeksi yang terdiri dari nozzle, barrel, dan screw dan seterusnya. Bergerak
mendekati mould hingga nozzle bersentuhan dengan Mould, juga dengan
tekanan tinggi (hingga 100 kg/cm2). Gambar di atas menunjukan Nozzle
sudah bersentuhan dengan mould. Bagian Mould yang bersentuhan langsung
dengan nozzle disebut Sprue Bush. Kemudian mesin melakukan proses injeksi
pengisian, yaitu menyuntikan plastik cair ke dalam mould. Pada proses ini
melibatkan beberapa parameter yang bisa kita atur sedemikian rupa mengikuti
tingkat kesulitan produk yang akan dibuat, yaitu:

a. Tekanan pengisian (Fill Pressure). Mesin-mesin keluaran saat ini


memiliki variasi tingkat tekanan pengisian lebih dari 2 tingkat, dan
juga diikuti dengan variasi posisi dari tiap-tiap tekanan pengisian
tersebut. Sehingga dapat menentukan di posisi manakah ketika plastik
cair membentuk produk membutuhkan besaran tekanan pengisian dan
posisi lain dengan masih produk yang sama membutuhkan besaran
tekanan pengisian dan seterusnya. Besarnya tekanan pengisian (filling
pressure) yang diatur sekedar lebih tinggi dari tekanan ketika proses
pengisian berlangsung dengan memperhatikan pressure gauge (alat
ukur tekanan hidrolik) yang tersedia pada bagian unit injeksi, atau
yang ditubjukan pada layar monitor bagi yang sudah digital. Fluktasi
tekanan ini akibat adanya hambatan-hambatan aliran plastik cair di
saat mengalir atau memasuki ruang-ruang di dalam Mould, dan
tekanan pengisian tidak boleh dikalahkan oleh hambatan ini. Misalkan
pada suatu mesin terdapat 3 tingkat parameter. Tekanan pengisian
yaitu :
1. 1) PF1 dengan besaran 90 kg/cm2 pada posisi (PFS1) 200 mm
2. PF2 dengan besaran 120 kg/cm2 pada posisi ( PFS2) 150 mm
3. PF3 dengan besaran 100 kg/cm2 pada posisi ( PFS2) 70 mm
b. Kecepatan Pengisian (Fill Velocity) terdapat variasi tingkat kecepatan
yang bisa kita atur dan dibutuhkan untuk menghindari adanya kondisi
hasil produk yang tidak diinginkan. Posisi-posisi tingkat kecepatan
inipun bisa diatur dan disesuaikan dengan posisi aliran plastik ketika
membentuk produk. Pada mesin sekarang, setidaknya terdapat 5
tingkat kecepatan dengan 5 posisinya, atau bahkan lebih. Misalnya:
1. PV1 dengan besaran 40% pada posisi shot size 200 mm
2. PV2 dengan besaran 60% pada posisi (PVS1) 170 mm
3. PV3 dengan besaran 70% pada posisi (PVS2) 150 mm
4. PV4 dengan besaran 50% pada posisi (PVS3) 70 mm
5. PV5 dengan besaran 10% pada posisi (PVS4) 20 mm
6. Berakhirnya pada posisi V-P Change over 10 mm

Hasil produk dari suatu proses ini masih belum sempurna dengan
menyisakan sedikit, dan akan disempurnakan pada proses selanjutnya.
Jaminan terhadap kestabilam proses berkelanjutan berada di bagian
ini, sehingga menyediakan 1 tingkat tekanan pengisian dan 1 atau 2
tingkat kecepatan pengisian. Hal ini tentu saja membatasi kemampuan
mesin ketika menghadapi produk dengan tingkat kesulitan tertentu,
walau proses setting parameternya relative mudah dan cepat.

3. Penahana Injeksi (Holding Injection)


4. Lnhkhku
5. Lihli
6.

3.2. Hasil Produk

Anda mungkin juga menyukai