Anda di halaman 1dari 80

PROSES PEMBUATAN BLADE PADA TURBIN UAP DENGAN

MENGGUNAKAN MESIN CNC 3 AXIS

LAPORAN KERJA PRAKTEK


Pelaksanaan : 22 April s/d 22 Mei 2019

Oleh :
Ridzki Maulana
NIM : 2113161060

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

BANDUNG

2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Oleh :
Ridzki Maulana
NIM : 2113161060

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Jenderal Achmad Yani

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diterima, disetujui, dan


Disahkan menjadi syarat menyelesaikan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II/


Perusahaan/Industri

Adi Ganda Putra, S.T., M.T. Budi Nurdiansyah, S.T.


NID. 412143967 NIP. 198111242005021001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin

Wirawan Piseno.ST.,MT
NID. 412142964

i FAKULTAS TEKNIK UNJANI


CURRICULUM VITAE

Nama Lengkap : Ridzki Maulana


Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 18 Mei 1998
Alamat : Jalan Sukabumi Dalam No.260 RT.03 RW.06
Kelurahan Kacapiring Kecamatan Batununggal
Bandung 40271
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. HP : 0896 6753 9627
Email : ridzkim18@gmail.com
Anak ke- : 2 (Dua) dari dua bersaudara

Pendidikan Formal :
2004 – 2010 : SD Negeri Ciujung 1 Bandung
2010 – 2013 : SMP Negeri 27 Bandung
2013 – 2016 : SMK Negeri 2 Bandung

Pengalaman Organisasi :
1. Ekstrakurikuler Nihonbu Ichi Daime
2. Himpunan Mahasiswa Mesin UNJANI Bandung

Riwayat Orang Tua :


Nama Bapak : Mukhsin
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Rosmini
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua : Jalan Sukabumi Dalam No.260 RT.03 RW.06
Kelurahan Kacapiring Kecamatan Batununggal
Bandung 40271

ii FAKULTAS TEKNIK UNJANI


LEMBAR PERNYATAAN PENULISAN LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PROSES PEMBUATAN BLADE PADA TURBIN UAP DENGAN


MENGGUNAKAN MESIN CNC 3 AXIS

Saya bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Praktek Kerja
Lapangan ini adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri tidak ada pekerjaan orang
lain yang praktikan gunakan tanpa menyebarkan sumbernya.
Materi dalam laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini tidak/belum pernah
disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah Tugas Akhir/Laporan Kerja
Praktek Lapangan lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa praktikan
menggunakannya.

Saya memahami bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang SAYA
kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau di komunikasikan untuk tujuan
mendeteksi adanya plagiaris.
Bandung, 31 Juli 2019
Yang menyatakan

Ridzki Maulana
NIM. 2113161060
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II/
Perusahaan/Industri

Adi Ganda Putra, ST., M.T. Budi Nurdiansyah, S.T.


NID. 412143967 NIP. 198111242005021001

iii FAKULTAS TEKNIK UNJANI


LEMBAR PERSEMBAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapngan (PKL) ini praktikan persembahkan kepada :

Bapak dan Ibu Tercinta


Yang telah memberikan kasih sayang
Mendidik dan memberikan kesempatan kepadaku
Untuk belajar

Cinta
Yang menciptakan ketulusan kejujuran keberanian kepercayaan dan
Kesetiaan

Serta orang-orang yang membantuku berjuang untuk menggapai cita-citaku

iv FAKULTAS TEKNIK UNJANI


ABSTRAK

Turbin uap merupakan mesin tenaga yang berfungsi untuk mengubah energi
thermal menjadi energi mekanik. Blade merupakan salah satu komponen pada
turbin uap. Proses pembuatan Blade dilakukan dengan menggunakan Mesin CNC
3 Axis karena jumlah Blade pada satu turbin memiliki jumlah yang banyak. Untuk
mencapai hasil produk berupa Blade terdapat 3 tahapan yang dilakukan
diantaranya adalah tahapan pertama untuk bagian atas, tahapan kedua untuk
bagian bawah, dan tahapan ketiga untuk bagian alur. Software yang digunakan
untuk pembuatan program adalah dengan menggunakan MasterCAM. Pahat yang
digunakan adalah pahat HSS dengan diameter yang beragam diantanya 20 mm, 10
mm, 8 mm, dan 4 mm. Pencekaman pada ragum dalam mesin CNC menggunakan
tambahan alat bantu Jig. Jig digunakan sebagai alat untuk membantu proses
pencekaman benda kerja agar tidak rusak saat dilakukan proses pembuatan Blade.
Material yang digunakan untuk bahan Blade adalah material Stainless Steel 402.
Stainless Steel digunakan karena sifatnya yang tahan karat dan tahan terhadap
temperatur tinggi.

Kata kunci : Turbin Uap, Blade, CNC 3 Axis, MasterCAM, Stainless Steel 402

v FAKULTAS TEKNIK UNJANI


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbilalamin, Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah


memberikan rahmat kepada kita sekalian. Khususnya kepada penulis, sehingga
laporan praktik Kerja Lapangan dengan judul “Proses Pembuatan Blade Pada
Turbin Uap Dengan Menggunakan Mesin CNC 3 Axis” dapat diselesaikan dengan
baik.
Semoga laporan praktik Kerja Lapangan ini memberikan sedikit kebahagiaan
dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Dalam penyusunannya, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Adi Ganda Putra S.T., M.T. sebagai pembimbing Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di kampus.
2. Bapak Budi Nurdiansyah, S.T. sebagai pembimbing Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM).
3. Seluruh teman dan keluarga yang selalu mendukung dan membuat penulis
bersemangat menyusun laporan ini.
Meskipun penulis merasa bahwa laporan praktik Kerja Lapangan ini masih
belum maksimal. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar penulis kedepannya dapat membuat laporan yang lebih baik
lagi.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan praktik
Kerja Lapangan ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya penulis.

Bandung, 31 Juli 2019


Yang Menyatakan

Ridzki Maulana
NIM. 2113161060

vi FAKULTAS TEKNIK UNJANI


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
CURRICULUM VITAE............................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN (PKL)...............................................................................................iii
LEMBAR PERSEMBAHAN.................................................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1 Latar Belakang................................................................................................1
I.2 Tujuan.............................................................................................................3
I.3 Manfaat...........................................................................................................3
I.4 Waktu dan Tempat..........................................................................................3
I.5 Jadwal Kegiatan dan Alokasi Waktu..............................................................3
BAB II TINJAUAN OBJEK PKL...........................................................................5
II.1 Sejarah Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM)...........................................5
II.2 Kegiatan Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM)........................................6
II.3 Struktur Organisasi........................................................................................8
II.4 Tugas dan Fungsi...........................................................................................9
II.4.1 Tugas.......................................................................................................9
II.4.2 Fungsi....................................................................................................10
II.5 Sistem Kerja.................................................................................................10
BAB III TEORI DASAR.......................................................................................12
III.1 Pengertian Dan Cara Kerja Turbin Uap.....................................................12
III.2 Pengertian Dan Fungsi Blade.....................................................................17
III.3 Jenis Blade Turbin......................................................................................18
III.4 Material Stainless Steel..............................................................................22

vii FAKULTAS TEKNIK UNJANI


III.5 Stainless Steel 402......................................................................................24
III.6 Pengertian Mesin CNC...............................................................................27
III.7 Jenis Mesin CNC........................................................................................30
III.8 Mesin Bubut CNC......................................................................................32
III.9 Mesin Frais CNC........................................................................................34
III.10 Bagian-bagian Mesin CNC......................................................................35
BAB IV HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK......................................43
IV.1 Flowchart Pembuatan Blade......................................................................43
IV.2 Data Kerja Praktek.....................................................................................45
IV.2.1 Data Gambar Kerja..............................................................................46
IV.2.2 Data G Kode........................................................................................47
IV.2.3 Working Plan.......................................................................................49
IV.3 Hasil dan Pembahasan................................................................................52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................57
V.1 Kesimpulan..................................................................................................57
V.2 Saran............................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................xiii
LAMPIRAN..........................................................................................................xiv

viii FAKULTAS TEKNIK UNJANI


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM)..............8
Gambar 2.2 Sistem Kerja Pada Bidang Produksi..................................................11
Gambar 3.1 Bagian-bagian Turbin Uap.................................................................14
Gambar 3.2 Jenis-jenis Blade.................................................................................19
Gambar 3.3 Gaya Reaksi Pada Blade....................................................................20
Gambar 3.4 Mesin CNC.........................................................................................27
Gambar 3.5 Sistem Absolute.................................................................................31
Gambar 3.6 Sistem Incremental.............................................................................32
Gambar 3.7 Mesin Bubut TU 2A...........................................................................34
Gambar 3.8 Prinsip Kerja Mesin CNC TU 3A......................................................35
Gambar 3.9 Motor Utama......................................................................................36
Gambar 3.10 Eretan...............................................................................................37
Gambar 3.11 Step Motor........................................................................................37
Gambar 3.12 Revolver............................................................................................38
Gambar 3.13 Toolturret.........................................................................................39
Gambar 3.14 Cekam..............................................................................................39
Gambar 3.15 Meja Mesin.......................................................................................40
Gambar 3.16 Kepala Lepas....................................................................................41
Gambar 3.17 Bagian Pengendali............................................................................41
Gambar 4.1 Flowchart Pembuatan Blade..............................................................43
Gambar 4.2 Blade..................................................................................................46
Gambar 4.3 Data G Code Program CNC Tahap Pertama......................................47
Gambar 4.4 Data G Code Program CNC Tahap Kedua........................................48
Gambar 4.5 Data G Code Program CNC Tahap Ketiga........................................48
Gambar 4.6 Simulasi Program Pada MasterCAM.................................................52
Gambar 4.7 Bentuk Material Sebelum Proses.......................................................53
Gambar 4.8 Pahat HSS Diameter 20 mm..............................................................54
Gambar 4.9 Proses Pemesinan Mesin CNC...........................................................54
Gambar 4.10 Bentuk Blade Setelah Proses Tahap Pertama...................................55
Gambar 4.11 Bentuk Blade Setelah Proses CNC..................................................56

ix FAKULTAS TEKNIK UNJANI


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal dan Agenda Kegiatan Kerja Praktek............................................4


Tabel 3.1 Komposisi Kimia Stainless Steel 402....................................................26
Tabel 3.2 Sifat Mekanik Stainless Steel 402..........................................................26
Tabel 3.3 Sifat Fisik Stainless Steel 402................................................................26
Tabel 4.1 Skema Proses Dan Penjelasan Proses....................................................49

x FAKULTAS TEKNIK UNJANI


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Berita Acara Presentasi dan Nilai Akhir Kerja Praktek


Lampiran 2. Daftar Hadir Kerja Praktek dari Perusahaan
Lampiran 3. Nilai Kerja Praktek dari Perusahaan
Lampiran 4. Kartu Asistensi Kerja Praktek
Lampiran 5. Foto Kegiatan Kerja Praktek

xi FAKULTAS TEKNIK UNJANI


BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Di zaman ini, kebutuhan manusia dalam teknologi dan energi sangatlah

dibutuhkan, terdapat banyak perusahaan di Indonesia yang bergerak pada bidang

pembangkit turbin uap yang sangat dibutuhkan khususnya untuk Pembangkit

Listrik Tenaga Uap, peran turbin uap sangatlah dibutuhkan. Selain dengan

berjalannya PLTU, pabrik pengolahan kelapa sawit, sistem transportasi dan masih

banyak lagi (PLTU, 2018). Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia

masih menjadi yang paling unggul dengan menyumbang sekitar 43,91% dari

kebutuhan listrik keseluruhan yaitu 14.446 MW. Pembangkit listrik tenaga uap ini

digerakkan dengan menggunakan bahan bakar batu bara. Saat ini PLTU yang

cukup berperan dalam menyumbang energi listrik adalah PLTU Priok dan PLTU

Suralaya (PLTU, 2018). Turbin uap adalah mesin tenaga yang berfungsi untuk

mengubah energi thermal (energi panas yang terkandung dalam uap) menjadi

energi poros (putaran). Sebelum energi thermal (enthalpi) diubah menjadi energi

poros, energi tersebut diubah menjadi energi kinetik (Turbin Uap, 2018).

Blade merupakan salah satu komponen yang terdapat dalam turbin uap, blade

adalah bagian yang bergerak atau biasa disebut dengan rotor, blade berfungsi

untuk mengubah energi uap menjadi energi kinetik yang akan menggerakan poros

pada turbin uap. Blade dalam turbin uap mempunyai jumlah yang banyak agar

1 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


dapat menggerakan poros pada turbin uap, karena jumlah blade yang dibutuhkan

banyak, maka proses pembuatannya harus dilakukan dengan mesin CNC yang

mempunyai kecepatan proses produksi dibandingkan dengan mesin konvensional.

Sistem pengoprasian CNC menggunakan program yang dikontrol langsung

oleh komputer. Secara umum konstruksi mesin perkakas CNC dan system

kerjanya adalah sinkronisasi antara komputer dan mekaniknya. Jika dibandingkan

dengan mesin perkakas konvensional yang sebanding dan sesjenis, mesin

perkakas CNC lebih unggul baik dari segi ketelitian, ketepatan, fleksibilitas, dan

kapasitas produkasi. Adapun beberapa keuntungan penggunaan mesin perkakas

CNC yaitu: produktivitas tinggi, ketelitian pengerjaan tinggi, kualitas produk yang

seragam dan dapat digabung dengan perangkat lunak tambahan misalnya software

CAD/CAM sehingga pemakaian mesin CNC akan lebih efektif, waktu produksi

lebih singkat, kapasitas produksi lebih tinggi, biaya pembuatan produk lebih

rendah.

Penulis melakukan kegiatan kerja praktek di Balai Besar Logam dan Mesin

(BBLM) yang bergerak di bidang jasa pelayanan diantaranya pengecoran,

pengelasan, pemesinan, pengujian logam, kalibrasi, sertifikasi produk, sertifikasi

sistem manajemen, pelatihan teknis dan uji kompetensi, penelitian dan

pengembangan serta industri hijau. Dalam kegiatan kerja praktek ini, penulis

ditempatkan dibagian produksi.

Proses pembuatan blade yang dilakukan oleh Balai Besar Logam dan Mesin

(BBLM) adalah dengan menggunakan mesin CNC 3 Axis. Maka dari itu penulis

2 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


akan melakukan proses produksi dengan menggunakan mesin CNC 3 Axis serta

dapat mengambil judul kerja praktek yaitu “PROSES PEMBUATAN BLADE

PADA TURBIN UAP DENGAN MENGGUNAKAN MESIN CNC 3 AXIS”.

I.2 Tujuan

Tujuan dari kerja praktek ini yaitu bagimana melakukan proses pembuatan

blade, dimana proses pembuatan blade dilakukan dengan menggunakan mesin

CNC 3 Axis.

I.3 Manfaat

Manfaat dari penulisan laporan kerja praktek ini yaitu agar dapat mengetahui

setiap langkah-langkah dari proses pembuatan blade dengan menggunakan mesin

CNC 3 Axis.

I.4 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan kerja praktek mulai dari tanggal 22 April 2019 sampai

dengan 22 Mei 2019 yang bertempat di Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM),

Jalan Sangkuriang No. 12, Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat

40135.

3 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


I.5 Jadwal Kegiatan dan Alokasi Waktu

Berikut merupakan jadwal kegiatan serta alokasi waktu dalam pelaksanaan

kerja praktek yang ditunjukan pada tabel 1.1 :

Tabel 1.1 Jadwal dan Agenda Kegiatan Kerja Praktek

No Tanggal Kegiatan

1. 25 April 2019 Pengenalan mesin-mesin dan fungsinya.


Mempelajari Jig & Ficture pada proses produksi
2. 26 April 2019
berserta fungsinya.
Mempelajari Base Design dan membaca gambar
3. 2 Mei 2019
teknik.
Memperhatikan dan menanyakan kepada karyawan
4. 3 Mei 2019
tentang proses bubut manual.
Melakukan proses milling pada benda kerja Gear
5. 9 Mei 2019
Box Case.
Memperhatikan tentang pembuatan blade dengan
6. 10 Mei 2019
mesin CNC.
Melanjutkan proses milling pada benda kerja Gear
7. 16 Mei 2019
Box Case.
8. 17 Mei 2019 Bimbingan proses milling CNC pada Blade.

4 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


BAB II TINJAUAN OBJEK PKL

TINJAUAN OBJEK KERJA PRAKTEK

II.1 Sejarah Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM)

Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) berdiri pada tahun 1969 berdasarkan

SK Direktorat Jenderal Perindustrian Dasar No. 48 / Kpts. DD / Perdas, dengan

nama Proyek Pusat Pengembangan Industri Pengerjaan Logam atau lebih dikenal

dengan nama Metal Industries Development Center (MIDC).

Pada tanggal 9 Maret 1979 berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Perindustrian No. 45 / M / SK / 1979, proyek MIDC berubah status menjadi Balai

Besar Logam dan Mesin, dan berada di bawah lingkungan Badan Penelitian dan

Pengembangan Industri (BPPI) Departemen Perindustrian Republik

Indonesia.  Ketika terjadi penggabungan antara Departemen Perindustrian dan

Perdagangan tahun 2002, BBLM berada di bawah Direktorat Jenderal Industri dan

Dagang Kecil Menengah (IDKM), lalu pada tahun 2005 BBLM kembali lagi

berada di bawah BPPI sesuai dengan pemisahan kembali Departemen

Perindustrian dan Departemen Perdagangan.

Saat ini BBLM berada di bawah naungan Badan Penelitian dan

Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 58/M-IND/PER/6/2015

tanggal 12 Juni 2015.

Sejak pendiriannya, BBLM telah bekerjasama dengan Pemerintah Kerajaan

Belgia (1969 – 1987), UNIDO (1975–1978), Pemerintah Republik Federal Jerman

5 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


(1976), NIRIN (1995 – 2000) dan Japan International Cooperation Agency –

JICA (1999 – 2004).   Saat ini kerja sama yang sedang dilaksanakan yaitu dengan

Korea Institute of Materials Science (KIMS) dalam bidang penelitian dan

pengembangan material engineering [ CITATION Eli18 \l 1057 ] .

II.2 Kegiatan Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM)

Kegiatan yang ada di BBLM ini meliputi sebagai berikut :

1. Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Material

Kegiatan ini melakukan penelaahan tentang bahan yang tepat bagi produk

logam serta penelaahan bahan baku lokal untuk pengganti bahan baku

impor.

2. Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Proses Manufaktur

Kegiatan ini melakukan penelaahan tentang proses-proses teknik

pengecoran, pemesinan, pengelasan, serta melakukan eksperimen proses

pengerjaan agar dapat mengoptimalkan sarana produksi diberbagai bidang.

3. Rancang Bangun dan Perekayasaan

Kegiatan ini melakukan pembuatan produk logam dan mesin melalui

proses perancangan dan perancangan ulang (reverse engineering).

4. Pengembangan Produk dan Alat Bantu Produksi

Kegiatan ini melakukan pengembangan terhadap produk-produk

komponen logam serta alat bantu dalam pengerjaan mesin (mould dan

dies).

6 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


5. Pembuatan Prototipe

Kegiatan ini melakukan pembuatan prototipe peralatan dan mesin-mesin

sederhana dalam usaha melakukan alih teknologidan berbagai modifikasi

produk untuk menunjang sektor pertanian, otomotif, tekstil, dan

kelistrikan.

6. Desiminasi Teknologi

Kegiatan melakukan penyebaran teknologi melalui seminar dan pelatihan.

7. Konsultasi dan Supervisi

Kegiatan ini memberikan layanan konsultasi dan supervisi dalam

mengatasi masalah teknik dan teknologi di industri logam dan mesin serta

sektor industri lain.

8. Kalibrasi dan Pengujian

Kegiatan ini melakukan proses verifikasi kelayakan alat ukur yang dapat

digunakan untuk mengukuran besaran gaya, dimensi, massa, listrik,

tekanan, temperatur dan volume. BBLM telah memperoleh akreditasi dan

Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk melakukan proses pengukuran

tersebut.

7 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


II.3 Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM)
(Sumber : Balai Besar Logam dan Mesin)

Struktur keorganisasian pada Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) ini

dipimpin oleh seorang Kepala yang merupakan jabatan tertinggi. Kemudian

kepala BBLM ini dibantu oleh beberapa divisi utama diantaranya bagian tata

usaha, bidang-bidang dan kelompok jabatan fungsional. Untuk bagian tata usaha

dibagi kedalam sub bagian diantaranya :

1. Sub bagian program dan pelaporan.

2. Sub bagian keuangan.

8 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


3. Sub bagian kepegawaian.

4. Sub bagian umum.

Bagian bidang-bidang dibagi kedalam 3 divisi yaitu :

1. Bidang Kerja Sama dan Pengembangan Teknik

Bidang ini terdiri dari seksi pemasaran dan kerja sama, pelatihan dan

informasi.

2. Bidang Penelitian dan Pengembangan

Bidang ini terdiri dari seksi perancangan keteknikan, pengecoran logam

dan perlakuan panas serta pemesinan dan pengelasan.

3. Bidang Penilaian dan Kesesuaian

Bidang ini terdiri dari seksi kalibrasi, pengujian dan sertifikasi.

II.4 Tugas dan Fungsi

II.4.1 Tugas

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor

44/MIND/PER/6/2006 tanggal 29 juni 2006, Balai Besar Logam dan

Mesin mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan pengembangan

industri logam dan pemesinan, penelitian terapan serta layanan

pengujian, jasa keteknikan dan peningkatan SDM, sesuai dengan

kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian

Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI).

9 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


II.4.2 Fungsi

1. Melaksanakan kerjasama dan pengembangan usaha, monitoring

dan evaluasi serta konsultasi dan supervisi.

2. Melaksanakan penelitian dan pengembangan, perancangan

keteknikan, standarisasi proses dan produk serta teknologi

informasi.

3. Melaksanakan alih teknologi, pengecoran logam, pemesinan dan

perlakuan panas serta pengelasan dan pelapisan.

4. Melaksanakan penilaian dan kesesuaian, kalibrasi, pengujian dan

inspeksi serta sertifikasi produk dan profesi.

5. Melaksanakan pelayanan teknis dan administrasi bagi semua unsur

di lingkungan BBLM.

II.5 Sistem Kerja

Berikut merupakan sistem kerja yang berisikan alur mekanisme datangnya

permintaan produk hingga mendapatkan produk yang dilakukan selama kerja

praktek di Balai Besar Logam dan Mesin [ CITATION KAM16 \l 1057 ].

10 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Gambar 2.2 Sistem Kerja Pada Bidang Produksi

(Sumber : Balai Besar Logam dan Mesin)

Dalam sistem kerja yang ditunjukan pada gambar 2.2 menjelaskan bahwa

pelanggan yang ingin mendapatkan sertifikasi terhadap hasil dari produk yang

harus masuk melalui customer service untuk dinyatakan mengenai kebutuhan

pelanggan tersebut. Kemudian pelanggan ke loket informasi untuk penerimaan

produk yang akan diproduksi. Selanjutnya pelanggan menuju loket pembayaran

untuk proses pembuatan produk, lalu produk yang akan dibuat telah diterima

diterima kepala bidang kerjasama dan pengembangan teknik atau kepala bindang

penelitian dan pengembangan atau koordinator penelitian untuk dilakukan proses

pembuatan prototipe atau pembuatan produk. Selanjutnya laporan hasil produksi

diverifikasi oleh bagian keuangan, sehingga pelanggan dapat melakukan transaksi

pembayaran. Jika telah melaksanakan pembayaran, maka loket pembayaran

menginformasikan lunas kepada bagian loket informasi. Kemudian loket

informasi dapat menyerahkan produk disertai dengan sertifikat.

11 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


BAB III TEORI DASAR

TEORI DASAR

III.1 Pengertian Dan Cara Kerja Turbin Uap

Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran

fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli

rotorblade". Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan

menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir

angin dan roda air. Sebuah turbin yang bekerja terbalik disebut kompresor atau

pompa turbo. Turbin gas, uap dan air biasanya memiliki "casing" sekitar baling-

baling yang memfokus dan mengontrol fluida. "Casing" dan baling-baling

mungkin memiliki geometri variabel yang dapat membuat operasi efisien untuk

beberapa kondisi aliran fluid. Energi diperoleh dalam bentuk tenaga "shaft"

berputar (wikipedia).

Penggunaan paling umum dari turbin adalah pemroduksian tenaga listrik.

Hampir seluruh tenaga listrik diproduksi menggunakan turbin dari jenis tertentu.

Turbin kadangkala merupakan bagian dari mesin yang lebih besar. Sebuah turbin

gas, sebagai contoh, dapat menunjuk ke mesin pembakaran dalam yang berisi

sebuah turbin, kompresor, "kombustor", dan alternator. Turbin dapat memiliki

kepadatan tenaga ("power density") yang luar biasa (berbanding dengan volume

dan beratnya). Ini karena kemampuan mereka beroperasi pada kecepatan sangat

tinggi. Mesin utama dari Space Shuttle menggunakan turbopumps (mesin yang

terdiri dari sebuah pompa yang didorong oleh sebuah mesin turbin) untuk

12 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


memberikan propellant (oksigen cair dan hidrogen cair) ke ruang pembakaran

mesin. Turbopump hidrogen cair ini sedikit lebih besar dari mesin mobil dan

memproduksi 70.000 hp (52,2MW).

Turbin Uap termasuk mesin-mesin konversi energi yang mengubah energi

potensial uap menjadi energi kinetis pada nozel dan selanjutnya diubah menjadi

energi mekanis pada sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros turbin. Energi

mekanis yang dihasilkan dalam bentuk putaran poros turbin dapat secara langsung

atau dengan bantuan roda gigi reduksi dihubungkan dengan mekanisme yang

digerakkan. Untuk menghasilkan energi listrik, mekanisme yang digerakkan

adalah poros generator jika dibandingkan dengan penggerak dengan tenaga listrik

lain seperti diesel, turbin memiliki kelebihan antara lain:

 Penggunaan panas yang lebih baik

 Pengontrolan putaran yang lebih mudah.

 Tidak menghasilkan loncatan bunga api listrik.

 Tidak terpengaruh lingkungan sekeliling yang panas.

 Uap bekasnya dapat digunkan kembali atau untuk proses.

Komponen-komponen utama sistem turbin uap. Secara umum komponen-

komponen utama dari sebuah turbin uap adalah :

 Nosel, sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi

energi kinetik.

 Sudu, alat yang menerima gaya dari energi kinetik uap melalui nosel.

 Cakram, tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros.

13 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


 Poros, sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram

sepanjang sumbu.

 Bantalan, bagian yang berfungsi uuntuk menyokong kedua ujung poros dan

banyak menerima beban.

 Kopling, sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan

mekanisme yang digerakkan.

Untuk melihat komponen-komponen utama pada turbin dapat dilihat pada

gambar berikut ini :

Gambar 3.3 Bagian-bagian Turbin Uap

1. CASSING adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin.

2. ROTOR adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu

turbin atau deretan sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving Blade.

Untuk turbin bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya unuk turbin

14 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


jenis reaksi maka motor ini perlu di Balance untuk mengimbagi gaya

reaksi yang timbul secara aksial terhadap poros.

3. BEARING PENDESTAL adalah merupakan kekdudukan dari poros rotor.

4. JOURNAL BEARING adalah Turbine Part yang berfungsi untuk

menahan Gaya Radial atau Gaya Tegak Lurus Rotor.

5. THRUST BEARING adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan

atau untuk menerima gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang

merupakan gerakan maju mundurnya poros rotor.

6. MAIN OIL PUMP berfungsi untuk memompakan oli dari tangki

untukdisalurkan pada bagian – bagian yang berputar pada turbin .

Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :

 Sebagai Pelumas pada bagian – bagian yang berputar.

 Sebagai Pendingin ( Oil Cooler ) yang telah panas dan masuk ke

bagian turbin dan akan menekan / terdorong keluar secara sirkuler

 Sebagai Pelapis ( Oil Film ) pada bagian turbin yang bergerak secara

rotasi.

 Sebagai Pembersih ( Oil Cleaner ) dimana oli yang telah kotor

sebagai akibat dari benda-benda yang berputar dari turbin akan

terdorong ke luar secara sirkuler oleh oli yang masuk .

7. GLAND PACKING sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran baik

kebocoran Uap maupun kebocoran oli.

8. LABIRINTH RING mempunyai fungsi yang sam dengan gland packing.

15 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


9. IMPULS STAGE adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai

sudu sebanyak 116 buah

10. STASIONARY BLADE adalah sudu-sudu yang berfingsi untuk menerima

dan mengarahkan steam yang masuk.

11. MOVING BLADE adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima

dan merubah Energi Steam menjadi Energi Kinetik yang akan memutar

generator.

12. CONTROL VALVE adalah merupakan katup yang berfungsi untuk

mengatur steam yang masuk kedalam turbin sesuai dengan jumlah Steam

yang diperlukan.

13. STOP VALVE adalah merupakan katup yang berfungsi untuk

menyalurkan atau menghentikan aliran steam yang menuju turbin.

14. REDUCING GEAR adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya

dipasang pada turbin-turbin dengan kapasitas besar dan berfungsi untuk

menurunkan putaran poros rotor dari 5500rpm menjadi 1500 rpm.

Bagian-bagian dari Reducing Gear adalah :

 Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagian-bagian

dalam reducing gear.

 Pinion ( high speed gear ) adalah roda gigi dengan type Helical yang

putarannya merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.

 Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical yang

putarannya akan mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor turbin

yaitu dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.

16 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


 Pinion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan /

menerima gaya tegak lurus dari pinion gear.

 Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing

terhadap gaya radial shaft pinion gear.

 Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau menahan

gaya radial dari shaft gear wheel.

 Wheel Holding Ring adalah ring penahan dari wheel Bearing terhadap

gaya radial atau tegak lurus shaft gear wheel.

 Wheel Trust Bearing merupakan bantalan yang berfungsi menahan

atau menerima gaya sejajar dari poros gear wheel ( gaya aksial ) yang

merupakan gerak maju mundurnya poros.

III.2 Pengertian Dan Fungsi Blade

Suatu turbin dapat terdiri dari satu dua atau banyak silinder yang merupakan

mesin rotasi berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi mekanik. Tiap

silinder memiliki sebuah rotor yang disangga oleh bantalan-bantalan. Rotor-rotor

tersebut disambung menjadi satu termasuk rotor generator. Ruang diantara rotor

dengan rumah turbin (casing) terdiri dari rangkaian sudu-sudu tetap dan sudu-

sudu gerak yang dijajarkan berselang-seling.

Sudu-sudu tetap dipasang disekeliling bagian dalam rumah turbin, sedang

rangkaian sudu gerak dipasang pada rotor. Bila kedalam turbin dialirkan uap,

maka energi panas yang dikandung uap akan diubah menjadi energi mekanik

dalam bentuk putaran poros.

17 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Mula-mula energi panas dalam uap diubah terlebih dahulu menjadi energi

kinetik (kecepatan) dengan cara melewatkan uap melalui nosel-nosel. Uap

berkecepatan tinggi kemudian diarahkan ke sudu-sudu sehingga menghasilkan

putaran poros turbin dimana energi mekanik ini selanjutnya dapat digunakan

untuk menggerakkan generator, pompa dan sebagainya.

Perubahan energi panas menjadi energi kinetik terjadi didalam nosel (sudu

diam) turbin, sedangkan perubahan energi kinetik menjadi energi mekanik dalam

bentuk putaran rotor turbin terjadi pada sudu jalan turbin.

III.3 Jenis Blade Turbin

Berdasarkan azas tekanan uap yang digunakan untuk menggerakkan

roda/rotor turbin sebelum masuk dan setelah keluar dari sudu-sudu yang terpasang

pada roda tersebut, maka dikenal sudu impuls dan sudu reaksi. Turbin uap untuk

pembangkit listrik saat ini umumnya terdiri dari kombinasi kedua macam sudu

tersebut.

18 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Gambar 3.4 Jenis-jenis Blade

 Sudu Implus

Sudu impuls juga disebut sudu aksi atau sudu tekanan tetap, adalah sudu

dimana uap mengalami ekspansi hanya dalam sudu-sudu tetap. Sudu-sudu tetap

berfungsi sebagai nosel (saluran pancar) sehingga uap yang melewati akan

mengalami peningkatan energi kinetik.

Uap dengan kecepatan tinggi selanjutnya akan membentur (impuls) sudu-

sudu gerak. Benturan antara uap dengan sudu gerak ini menimbulkan gaya yang

mengakibatkan poros turbin berputar.

Setelah memutar sudu gerak, selanjutnya uap diarahkan masuk ke dalam sudu

tetap baris berikutnya. Selama melintasi sudu gerak tekanan dan entalpi uap tidak

berubah. Dengan demikian pada sudu impuls penurunan tekanan dan energi panas

uap hanya terjadi pada sudu-sudu tetap atau nosel.

19 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


 Sudu Reaksi

Dalam suatu turbin yang terdiri dari 100 % sudu-sudu reaksi, maka sudu-sudu

gerak juga berfungsi sebagai nosel-nosel sehingga uap yang melewatinya akan

mengalami peningkatan kecepatan dan penurunan tekanan. Peningkatan kecepatan

ini akan menimbulkan gaya reaksi yang arahnya berlawanan dengan arah

kecepatan uap.

Gambar 3.5 Gaya Reaksi Pada Blade

Gaya reaksi pada sudu gerak inilah yang akan memutar poros turbin. Uap

selanjutnya dialirkan ke sudu tetap yang berfungsi untuk mengarahkan uap ke

sudu gerak baris berikutnya.

Sudut dan profil sudu-sudu dibuat sedemikian rupa sehingga apabila turbin

berputar pada kecepatan rancangannya uap akan mengalir dengan mulus melewati

20 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


sudu-sudu tersebut sehingga dapat menurunkan erosi sampai pada tingkat

minimum.

Pada sebuah roda/poros turbin sudu-sudu yang terpasang pada roda tersebut

bisa terdiri dari satu baris sudu atau beberapa baris sudu. Setiap baris sudu terdiri

dari sudu yang disusun melingkari roda turbin masing-masing dengan bentuk dan

ukuran yang sama. Turbin dengan hanya satu baris sudu yang terpasang pada

rotornya dinamai turbin bertingkat tunggal. Sedangkan turbin dengan beberapa

baris sudu-sudu yang terpasang pada rotornya dinamai turbin bertingkat banyak

(multi stages).

Ditinjau dari tekanan uap meninggalkan turbin, maka dapat dibedakan

menjadi turbin kondensasi (condensing turbine) dan turbin tekanan lawan (back

pressure turbine). Turbin kondensasi adalah turbin yang saluran keluarnya

dihubungkan dengan kondensor, sehingga tekanan uap pada saluran keluar lebih

kecil dari 1 atmosfir, sedangkan turbin tekanan lawan adalah turbin yang tekanan

uap keluarnya diatas tekanan atmosfir. Turbin tekanan lawan jarang sekali

digunakan.

 Sudu Implus Reaksi

Didalam turbin reaksi proses ekspansi (penurunan tekanan) terjadi baik

didalam sudu tetap maupun sudu gerak. Pada turbin reaksi baris sudu tetap

maupun sudu gerak berfungsi sebagai nosel sehingga kecepatan relatif uap keluar

setiap sudu lebih besar dari kecepatan relatif uap masuk sudu yang bersangkutan.

Meskipun demikian kecepatan absolut uap keluar sudu gerak lebih kecil daripada

kecepatan absolut uap masuk sudu gerak yang bersangkutan, karena sebagian

21 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


energi kinetik diubah menjadi kerja memutar roda turbin. Tekanan uap keluar

sudu lebih rendah dari pada tekanan uap masuk sudu yang bersangkutan sehingga

akan memperbesar gaya aksial pada bantalan.

Sedangkan didalam turbin impuls penurunan tekanan hanya terjadi pada

nosel, pada sudu gerak tidak terjadi penurunan tekanan (impuls 100%). Namun

demikian didalam praktek tidak dijumpai turbin reaksi 100% maupun

impuls100%. Hal ini disebabkan karena selalu ada gesekan antara fluida kerja

dengan startor dan rotor, sehingga didalam sudu tetap maupun sudu gerak terjadi

penurunan tekanan.

Pada turbin reaksi apabila sudu-sudu tetap dan sudu-sudu gerak profilnya

sama, maka penurunan panas uap ketika melintasi tiap-tiap baris dari setiap

tingkat akan menjadi sama. Turbin semacam ini disebut turbin dengan DR

setengah atau lebih umum turbin reaksi 50%.

III.4 Material Stainless Steel

Stainless steel adalah baja paduan yang memiliki sifat ketahanan korosi

(karat), sehingga secara luas digunakan dalam industri kimia, makanan dan

minuman, industri yang berhubungan dengan air laut dan semua industri yang

memerlukan ketahanan korosi. (Raharjo, 2015).

Stainless steel didapat dengan menambahkan unsur Chromium (Cr) pada

baja, minimum sejumlah 12%. Unsur Cr ini akan bereaksi dengan oksigen yang

ada di udara (atmosfer) dan membentuk lapisan Cr-oksida yang sangat tipis.

Lapisan ini kedap dan kuat sehingga berfungsi sebagai pelindung permukaan

22 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


logam dibawahnya, lapisan tersebut akan mencegah proses korosi (karat)

berkelanjutan. Lapisan ini dapat dikatakan permanen, karena jika lapisan tersebut

rusak misalkan akibat goresan, maka akan segera terbentuk lapisan Cr-oksida

yang baru. (INC0,1963).

Penggunaan stainless steel didunia semakin meningkat dikarenakan

karakteristiknya yang menguntungkan. Terdapat penambahan dari karakteristik

material untuk industri konstruksi dimana stainless steel agar material

berpenampilan menarik (attractive). Tahan korosi (corrosion resistance), rendah

perawatan (low maintenance) dan berkekuatan tinggi (high strength). Banyak lagi

industri yang mengadopsi logam stainless steel untuk alasan yang sama

sebagaimana faktanya bahwa stainless steel tidak memerlukan perlakuan

tambahan, seperti surface treatment, pengecatan, pelapisan dan lain sebagainya

untuk sifat karakteristik fungsionalnya. Stainless steel ini cukup mahal

dibandingkan dengan baja karbon biasa (plain carbon steel). (Defrasnc, 2013).

Stainless steel merupakan salah satu logam ferro dari klasifikasi logam baja

(Fe3C) dan dari klasifikasi logam baja paduan tinggi (high alloy) yang unsur

paduan diatas 8-10%. Sedangkan stainless steel memiliki unsur paduan utamanya

adalah sebagian Chromium (Cr) dan Nickel (Ni). Meskipun semua stainless steel

tergantung pada presentase unsur Chrome dan Nikel, elemen paduan lainnya juga

sering ditambahkan untuk meningkatkan sifat-sifat stainless steel tersebut menjadi

lebih baik lagi. (Seitovirta, 2013).

23 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


III.5 Stainless Steel 402

Stainless steel 402 merupakan baja paduan dengan unsur chromium 11,5 %

- 13,0 % ini memberikan sifat ketahanan korosi dan karakteristik mekanik yang

tinggi. Stainless steel 402 dapat tahan terhadap panas hingga temperatur 1300°F.

Stainless steel merupakan baja paduan pada kondisi fasa martensit yang tahan

pada korosi hingga 12% dan tahan terhadap temperatur tinggi. Stainless steel 402

dapat dilakukan perlakuan panas untuk mendapatkan sifat mekanis yang

diinginkan sesuai dengan kebutuhan. Proses pendinginannya dapat dilakukan

dengan oli, atau dengan pendingin udara dan dapat diperkeras pada temperatur

hingga 1350°F (732°C) untuk meningkatkan ketangguhan retak. Pendingan

tersebut dibutuhkan pada bagian yang lebih tebal. Spesifikasi stainless steel 402

pada ASTM / ASTE : UNS S40200. Aplikasi dari stainless steel 402 adalah pada

kompresor blade, dan bagian-bagian dari turbin uap.

Ketahanan korosinya:

 Ketahanan korosi yang tinggi karena mampu membentuk lapisan tipis

oksida yang melekat kuat pada material.

 Ketahanan korosi maksimum dapat dilakukan dengan pengerasan dan

pemolesan.

 Tidak direkomendasikan digunakan pada lingkungan yang sangat

korosif.

Ketahanan oksidasinya:

 Menahan oksidasi hingga 1400°F (760°C).

24 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


 Temperatur tidak boleh melebihi 1200-1300 ° F (649-704 ° C) dalam

proses kontinyu.

Hot Working / Heat Treatment

 Forging / Rolling

- Suhu awal antara 2000°F dan 2100°F direkomendasikan untuk

penempaan, dengan suhu akhir direkomendasikan di atas 1400°F.

- Temperatur tempa terakhir minimal 1300°F.

- Sifat mekanik yang lebih baik diperoleh dalam kondisi tempa dan

tempered pada suhu yang lebih rendah.

 Annealing

- Dapat di annealing pada 1500-1650°F, diikuti oleh pendinginan

lambat hingga 1100°F, dan pendingan terakhir oleh udara.

 Hardening

- Material dapat sepenuhnya dikeraskan dengan pendinginan oli pada

1650-1800°F.

- Material akan mengeras, hingga temperatur yang berbeda-beda,

ketika didinginkan dari suhu di atas 1500°F.

 Tempering

- Dapat dilakukan pada temperatur antara 400°F -1400°F.

- Disarankan untuk menghindari 800°F - 1100°F karena akan

mengakibatkan penurunan sifat ketangguhan impak dan ketahanan

korosi.

25 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


- Kekuatan dan kekerasan menurun pada 800°F - 1100°F sementara

keuletan dan ketangguhan meningkat ketika suhu temper

dinaikkan.

Properties Material

 Chemical Properties

Tabel 3.2 Komposisi Kimia Stainless Steel 402

% Cr Ni C Si Mn P S Fe
11,5 – Min : Max: Max: Max: Max: Max:
402 Balance
13,0 0,60 0,15 0,5 1,0 0,04 0,03

 Mechanical Properties

Tabel 3.3 Sifat Mekanik Stainless Steel 402

Tensile Yield Strength Hardness


Grad Elongation - %
Strength ksi 0,2% Offset ksi (Rockwell B)
e in 50 mm (min.)
(min.) (min.) max
402 70 30 25 98

 Physical Properties

Tabel 3.4 Sifat Fisik Stainless Steel 402

Coefficient of
Thermal Modules of
Density Thermal Specific Heat
Conductivity Elasticity
lbm/in3 Expansion BTU/lbm-°F
BTU/hr-ft-°F (annealed)2 –psi
(min/in)-°F

at 68-
at 68-
at 68°F 1450° at 200°F at 32 – 212°F in tension (E)
212°F
F

26 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


0,276 5,5 6,6 9,3 14,4 29 x 106

III.6 Pengertian Mesin CNC

Gambar 3.6 Mesin CNC

CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled, merupakan mesin

perkakas yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol berbasis komputer

yang mampu membaca instruksi kode N, G, F, T, dan lain-lain, dimana kode-kode

tersebut akan menginstruksikan ke mesin CNC agar bekerja sesuai dengan

program benda kerja yang akan dibuat. Secara umum cara kerja mesin perkakas

CNC tidak berbeda dengan mesin perkakas konvensional. Fungsi CNC dalam hal

ini lebih banyak menggantikan pekerjaan operator dalam mesin perkakas

konvensional. Misalnya pekerjaan setting tool atau mengatur gerakan pahat

sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan dan gerakan kembali

keposisi awal, dan lain-lain. Demikian pula dengan pengaturan kondisi

pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan dan kedalaman pemotongan)

serta fungsi pengaturan yang lain seperti penggantian pahat, pengubahan transmisi

daya (jumlah putaran poros utama), dan arah putaran poros utama,

pengekleman,pengaturan cairan pendingin dan sebagainya.

27 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang dapat

membuat benda kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi yang

diarahkan secara numerik (berdasarkan angka).Parameter sistem operasi CNC

dapat diubah melalui program perangkat lunak (software load program) yang

sesuai.Tingkat ketelitian mesin CNC lebih akurat hingga ketelitian seperseribu

millimeter, karena penggunaan ballscrew pada setiap poros transportiernya.

Ballscrew bekerja seperti lager yang tidak memiliki kelonggaran/spelling namun

dapat bergerak dengan lancar.

Pada awalnya mesin CNC masih menggunakan memori berupa kertas

berlubang sebagai media untuk mentransfer kode G dan M ke sistem kontrol.

Setelah tahun 1950, ditemukan metode baru mentransfer data dengan

menggunakan kabel RS232, floppydisks, dan terakhir oleh Komputer Jaringan

Kabel (Computer Network Cables) bahkan bisa dikendalikan melalui internet.

Akhir-akhir ini mesin-mesin CNC telah berkembang secara menakjubkan

sehingga telah mengubah industri pabrik yang selama ini menggunakan tenaga

manusia menjadi mesin-mesin otomatik. Dengan telah berkembangnya Mesin

CNC, maka benda kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat secara mudah dalam

jumlah yang banyak. Selama ini pembuatan komponen/suku cadang suatu mesin

yang presisi dengan mesin perkakas manual tidaklah mudah, meskipun dilakukan

oleh seorang operator mesin perkakas yang mahir sekalipun.

Penyelesaiannya memerlukan waktu lama. Bila ada permintaan konsumen

untuk membuat komponen dalam jumlah banyak dengan waktu singkat, dengan

kualitas sama baiknya, tentu akan sulit dipenuhi bila menggunakan perkakas

28 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


manual. Apalagi bila bentuk benda kerja yang dipesan lebih rumit, tidak dapat

diselesaikan dalam waktu singkat. Secara ekonomis biaya produknya akan

menjadi mahal, hingga sulit bersaing dengan harga di pasaran.

Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang presisi,

berkualitas sama baiknya, dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang banyak,

akan lebih mudah dikerjakan dengan mesin perkakas CNC (Computer

Numerlcally Controlled), yaitu mesin yang dapat bekerja melalui pemogramman

yang dilakukan dan dikendalikan melalui komputer. Mesin CNC dapat bekerja

secara otomatis atau semi otomatis setelah diprogram terlebih dahulu melalui

komputer yang ada. Program yang dimaksud merupakan program membuat benda

kerja yang telah direncanakan atau dirancang sebelumnya. Sebelum benda kerja

tersebut dieksikusi atau dikerjakan oleh mesin CNC, sebaikanya program tersebut

di cek berulang-ulang agar program benar-benar telah sesuai dengan bentuk benda

kerja yang diinginkan, serta benar-benar dapat dikerjakan oleh mesin CNC.

Pengecekan tersebut dapat melalui layar monitor yang terdapat pada mesin atau

bila tidak ada fasilitas cheking melalui monitor (seperti pada CNC TU EMCO

2A/3A) dapat pula melalui plotter yang dipasang pada tempat dudukan

pahat/palsu frais. Setelah program benar-benar telah berjalan seperti rencana, baru

kemudian dilaksanakan/dieksekusi oleh mesin CNC.

Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi

dua,antara lain:

a. mesin CNC Training unit (TU), yaitu mesin yang digunakan sarana

pendidikan, dosen dan training.

29 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


b. mesin CNC produktion unit (PU), yaitu mesin CNC yang digunakan untuk

membuat benda kerja/komponen yang dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi tiga

jenis,antara lain:

a. mesin CNC 2A yaitu mesin CNC 2 axis, karena gerak pahatnya hanya

pada arah dua sumbu koordinat (axis) yaitu koordinat X, dan koordinat Z,

atau dikenal dengan mesin bubut CNC,

b. mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 axis atau mesin yang memiliki

gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau dikenal

dengan mesin frsais CNC.

c. mesin CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu mengerjakan

pekerjaan bubut dan freis sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan

peralatan pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitas

pembubutan/ pengefraisan pada benda kerja yang dihasilkan. Pada

umumnya mesin CNC yang sering dijumpai adalah mesin CNC 2A (bubut)

dan mesin CNC 3A (frais).

III.7 Jenis Mesin CNC

Di industri menengah dan besar, akan banyak dijumpai penggunaan mesin

CNC dalam mendukung proses produksi. Secara garis besar, mesin CNC dibagi

dalam 2 (dua) macam, yaitu :

1. Mesin bubut CNC

2. Mesin frais CNC

30 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Setiap jenis mesin CNC mempunyai karakteristik tersendiri sesuai dengan

pabrik yang membuat mesin tersebut. Namun demikian secara garis besar dari

karakteristik cara mengoperasikan mesin CNC dapat dilakukan dengan dua

macam cara, yaitu :

1. Sistem Absolut

Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai

acuan adalah menetapkan titik referensi yang berlaku tetap selama proses

operasi mesin berlangsung. Untuk mesin bubut, titik referensinya diletakkan

pada sumbu (pusat) benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian ujung.

Sedangkan pada mesin frais, titik referensinya diletakkan pada pertemuan

antara dua sisi pada benda kerja yang akan dikerjakan.

Gambar 3.7 Sistem Absolute

2. Sistem Incremental

Pada system ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan

adalah selalu berpindah sesuai dengan titik actual yang dinyatakan terakhir.

Untuk mesin bubut maupun mesin frais diberlakukan cara yang sama. Setiap

kali suatu gerakan pada proses pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik

31 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


akhir dari gerakan alat potong itu dianggap sebagai titik awal gerakan alat

potong pada tahap berikutnya.

Sejalan dengan berkembangnya kebutuhan akan berbagai produk industri

yang beragam dengan tingkat kesulitan yang bervariasi, maka telah

dikembangkan berbagai variasi dari mesin CNC. Hal ini dimaksud untuk

memenuhi kebutuhan jenis pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi.

Berikut ini diperlihatkan berbagai variasi mesin CNC.

Gambar 3.8 Sistem Incremental

III.8 Mesin Bubut CNC

Mesin Bubut CNC secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Mesin Bubut CNC Training Unit (CNC TU)

2. Mesin Bubut CNC Production Unit (CNC PU)

Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, akan tetapi yang

membedakan kedua tipe mesin tersebut adalah penggunaannya di lapangan. CNC

TU dipergunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan pengoperasian CNC

yang dilengkapi dengan EPS (External Programing Sistem).Mesin CNC jenis

Training Unit hanya mampu dipergunakan untuk pekerjaan pekerjaan ringan

dengan bahan yang relatif lunak.

32 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Sedangkan Mesin CNC PU dipergunakan untuk produksi massal, sehingga

mesin ini dilengkapi dengan assesoris tambahan seperti sistem pembuka otomatis

yang menerapkan prinsip kerja hidrolis, pembuangan tatal, dan sebagainya.

Gerakan Mesin Bubut CNC dikontrol oleh komputer, sehingga semua gerakan

yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan, keuntungan dari sistem ini

adalah memungkinkan mesin untuk diperintah mengulang gerakan yang sama

secara terus menerus dengan tingkat ketelitian yang sama pula.

a. Prinsip Kerja Mesin Bubut CNC TU-2 Axis

Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti

halny Mesin Bubut konvensional yaitu gerakan kearah melintang dan

horizontal dengan sistem koordinat sumbu X dan Z. Prinsip kerja Mesin

Bubut CNC TU-2A juga sama dengan Mesin Bubut konvensional yaitu

benda kerja yang dipasang pada cekam bergerak sedangkan alat potong

diam.Untuk arah gerakan pada Mesin Bubut diberi lambang sebagai

berikut:

 Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap

sumbu putar.

 Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar

sumbu putar.

Untuk memperjelas fungsi sumbu-sumbu Mesin Bubut CNCTU-2A

dapat dilihat pada gambar ilustrasi di bawah ini :

33 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Gambar 3.9 Mesin Bubut TU 2A

III.9 Mesin Frais CNC

Mesin Frais CNC secara garis besar dapat digolongkanmenjadi dua, yaitu :

a. Mesin Frais CNC Training Unit

b. Mesin Frais CNC Production Unit

Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, akan tetapi yang

membedakan kedua tipe mesin tersebut adalah penggunaannya di lapangan. CNC

Frais Training Unit dipergunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan

pengoperasian CNC yang dilengkapi dengan EPS (External Programing

Sistem).Mesin CNC jenis Training Unit hanya mampu dipergunakan untuk

pekerjaan pekerjaan ringan dengan bahan yang relatif lunak

Sedangkan Mesin Frais CNC Production Unit dipergunakanuntuk produksi

massal, sehingga mesin ini dilengkapi dengan assesoris tambahan seperti sistem

pembuka otomatis yang menerapkan prinsip kerja hidrolis, pembuangan tatal, dan

sebagainya. Gerakan Mesin Frais CNC dikontrol oleh komputer, sehingga semua

gerakan yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan, keuntungan dari

34 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


sistem ini adalah mesin memungkinkan untuk diperintah mengulang gerakan yang

sama secara terus menerus dengan tingkat ketelitian yang sama pula.

a. Prinsip Kerja Mesin Frais CNC TU (Training Unit) 3 Axis

Mesin Frais CNC TU-3A menggunakan sistem persumbuan dengan

dasar system koordinat Cartesius Prinsip kerja mesin CNC TU-3A

adalah meja bergerak melintang dan horizontal sedangkan pisau / pahat

berputar. Untuk arah gerak persum-buan Mesin Frais CNC TU-3A

tersebut diberi lambang pesumbuan sebagai berikut :

Gambar 3.10 Prinsip Kerja Mesin CNC TU 3A

 Sumbu X untuk arah gerakan horizontal.

 Sumbu Y untuk arah gerakan melintang.

 Sumbu Z untuk arah gerakan vertikal.

III.10 Bagian-bagian Mesin CNC

Dalam mesin CNC ada bagian-bagian utama komponen. Pada bagian utama

tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Bagian mekanik

b. Bagian pengendali

Bagian mekanik

35 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


a. Motor Utama

Motor utama adalah motor penggerak cekam untuk memutar benda

kerja. Motor ini adalah jenis motor arussearah/DC (Direct Current) dengan

kecepatan putaranyang variabel. Adapun data teknis motor utama adalah:

1. Jenjang putaran 600 – 4000 rpm

2. Power Input 500 Watt

3. Power Output 300 Watt

Gambar 3.11 Motor Utama

b. Eretan atau support

Eretan adalah gerak persum-buan jalannya mesin. Untuk Mesin Bubut

CNC TU-2A dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Eretan memanjang (sumbu Z) dengan jarak lintasan 0–300 mm.

2. Eretan melintang (Sumbu X) dengan jarak lintasan 0–50 mm.

36 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Gambar 3.12 Eretan

c. Step motor

Step motor berfungsi untuk menggerakkan eretan, yaitu gerakan sumbu

X dan gerakan sumbu Z. Tiap-tiap eretan memiliki step motor sendiri-

sendiri, adapun data teknis step motor sebagai berikut:

1. Jumlah putaran 72 langkah

2. Momen putar 0.5 Nm.

3. Kecepatan gerakan :

- Gerakan cepat maksimum 700 mm/menit.

- Gerakan operasi manual 5 – 500 mm/menit.

- Gerakan operasi mesin CNC terprogram 2 – 499 mm/menit.

Gambar 3.13 Step Motor

d. Rumah alat potong (revolver / toolturret)

Rumah alat potong berfungsi sebagai penjepit alat potong pada saat

proses pengerjaan benda kerja. Adapun alat yang dipergunakan disebut

37 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


revolver atau toolturet, revolver digerakkan oleh step motor sehingga bisa

dige-rakkan secara manual maupun terprogram.

Gambar 3.14 Revolver

Pada revolver bisa dipasang enam alat potong sekaligus yangterbagi

mejadi dua bagian, yaitu :

1. Tiga tempat untuk jenis alat potong luar dengan ukuran

12x12mm.Misal: pahat kanan luar, pahat potong, pahat ulir, dll.

2. Tiga tempat untuk jenis alat potong dalam dengan maksimum

diameter 8 mm. Misal: pahat kanan dalam, bor, center drill, pahat

ulir dalam, dll.

Untuk memutar toolturret digerakkan oleh step motor. Sedangkan cara

pengoperasian toolturret dapat dilaksanakan dengan cara manual dan

terprogram. Pengoperasian tool curent dengan cara manual :

1. Mesin pada fungsi manual

2. Tombol FWD ditekan bersamaan dengan tombol angka, sesuai jumlah

putaran yang dikehendaki. Misal: toolturret akan diputar sebanyak dua

tempat kedudukan pahat, maka tombol FWD ditekan bersamaan dengan

tombol angka 2.

38 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


3. Arah gerakan putar tool turret adalah ke atas ( putar kiri jika dilihat dari

kedudukan kepala lepas (tail stock)

Gambar 3.15 Toolturret

e. Cekam

Cekam pada Mesin Bubut berfungsi untuk menjepit benda kerja pada

saat proses penyayatan berlangsung. Kecepatan spindel Mesin Bubut ini

diatur menggunakan transmisi sabuk. Pada sistem transmisi sabuk dibagi

menjadi enam transmisi penggerak.

Gambar 3.16 Cekam

f. Meja mesin

39 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Meja mesin atau sliding bed sangat mempengaruhi baik buruknya

hasil pekerjaan menggunakan Mesin Bubut ini, hal ini dikarenakan

gerakan memanjang eretan (gerakan sumbu Z) tertumpu pada kondisi

sliding bed ini. Jika kondisi sliding bed sudah aus atau cacat bisa

dipastikan hasil pembubutan menggunakan mesin ini tidak akan maksimal,

bahkan benda kerja juga rusak. Hal ini juga berlaku pada Mesin Bubut

konvensional.

Gambar 3.17 Meja Mesin

g. Kepala lepas

Kepala lepas berfungsi sebagai tempat pemasangan senter putar pada

saat proses pembubutan benda kerja yang relatif panjang. Pada kepala

lepas ini bisa dipasang pencekam bor, dengan diameter mata bor

maksimum 8 mm. Untuk mata bor dengan diameter lebih dari 8 mm, ekor

mata bor harus memenuhi syarat ketirusan MT1.

40 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Gambar 3.18 Kepala Lepas

h. Bagian pengendali (control).

Bagian pengendali/kontrol merupakan bak kontrol mesin CNC yang

berisikan tombol-tombol dan saklar serta dilengkapi dengan monitor. Pada

bok kontrol merupakan unsur layanan langsung yang berhubungan dengan

operator. Gambar berikut menunjukan secara visual dengan nama-nama

bagian sebagai berikut :

Gambar 3.19 Bagian Pengendali

Keterangan :

1. Saklar utama.

2. Lampu kontrol saklar utama.

3. Tombol emeregency.

41 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


4. Display untuk penunjukan ukuran.

5. Saklar pengatur kecepatan sumbu utama.

6. Amperemeter.

7. Saklar untuk memilih satuan metric atau inch.

8. Slot disk drive.

9. Saklar untuk pemindah operasi manual atau CNC (H=hand/manual,

C= CNC).

10. Lampu control pelayanan CNC.

11. Tombol START untuk eksekusi program CNC.

12. Tombol masukan untuk pelayanan CNC.

13. Display untuk penunjukan harga masing-masing fungsi (X, Z,F, H),

dll.

14. Fungsi kode huruf untuk masukan program CNC.

15. Saklar layanan sumbu utama.

16. Saklar pengatur asutan.

17. Tombol koordinat sumbu X, Z.

42 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


BAB IV HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

HASIL PELAKSANAAN PKL

IV.1 Flowchart Pembuatan Blade

Berikut merupakan tahapan atau flowchart dari proses pembuatan blade

dengan menggunakan mesin CNC 3 Axis.

Gambar 4.20 Flowchart Pembuatan Blade

43 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Berikut merupakan penjelasan dari beberapa tahapan sistem kerja untuk

proses pembuatan blade:

1. Start

Dalam tahapan ini yaitu tahapan dimana memulai suatu proses produksi

pembuatan blade.

2. Gambar Kerja

Dalam tahapan ini yaitu mendapatkan gambar kerja blade dari bagian

perancangan teknik.

3. Membuat Gambar Pada MasterCAM

Dalam tahapan ini yaitu proses pembuatan gambar dengan menggunakan

software MasterCAM sesuai dengan gambar kerja blade.

4. Memindahkan Program ke CNC

Dalam tahapan ini yaitu membuat program pada MasterCAM sesuai

dengan gambar yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya, kemudian

program tersebut dipindahkan dengan SD Card kemudian di input ke

mesin CNC.

5. Menentukan Titik Nol Pahat

Dalam tahapan ini yaitu menentukan titik nol pahat terhadap benda kerja,

dengan cara menyimpan benda kerja kemudian menyentuhkan pahat ke

benda kerja terhadap sumbu x, y, dan z, ketika pahat mengenai benda kerja

kemudian di reset, sehingga titik tersebut adalah titik nol pahat terhadap

benda kerja.

44 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


6. Benda Kerja

Dalam tahapan ini yaitu tahapan dimana benda kerja telah selesai

dilakukan proses pemesinan yang pertama, kemudian dilakukan dengan

proses pemesinan yang kedua dan yang terakhir dilakukan dengan proses

pemesinan yang ketiga. Karena pada pembuatan blade sendiri terdapat tiga

tahapan proses pemesinan yang haru dilakukan.

7. End

Dalam tahapan ini yaitu tahapan terakhir dari proses pembuatan blade

yang menandakan bahwa proses pembuatan blade telah selesai dilakukan.

IV.2 Data Kerja Praktek

Data yang didapat dalam Kerja Praktek tentang pembuatan blade adalah

sebagai berikut:

45 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


IV.2.1 Data Gambar Kerja

Gambar 4.21 Blade

46 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Material : Stainless Steel 402
Dimensi : berbentuk silinder dengan Ø 30 mm dengan tinggi 40 mm

IV.2.2 Data G Kode

Program yang digunakan untuk proses pembuatan blade adalah

dengan menggunakan 3 program, karena pada proses pembuatan blade

terdapat 3 kali proses.

Data program yang digunakan pada proses pembuatan blade pada

tahap pertama.

Gambar 4.22 Data G Code Program CNC Tahap Pertama

Gambar 4.3 merupakan tampilan dari program yang mewakili total

program berjumlah 4531 nomer program, program diatas digunakan pada

proses pembentukan tahap pertama, dan penjelasannya terdapat pada tabel

4.1.

47 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Data program yang digunakan pada proses pembuatan blade pada

tahap kedua.

Gambar 4.23 Data G Code Program CNC Tahap Kedua

Gambar 4.4 merupakan tampilan dari program yang mewakili total

program berjumlah 4474 nomer program, program diatas digunakan pada

proses pembentukan tahap kedua, dan penjelasannya terdapat pada tabel 4.1.

Data program yang digunakan pada proses pembuatan blade pada

tahap ketiga.

Gambar 4.24 Data G Code Program CNC Tahap Ketiga

48 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Gambar 4.5 merupakan tampilan dari program yang mewakili total

program berjumlah 3036 nomer program, program diatas digunakan pada

proses pembentukan tahap pertama, dan penjelasannya terdapat pada tabel

4.1.

IV.2.3 Working Plan

Tabel 4.5 Skema Proses Dan Penjelasan Proses

Skema Proses Penjelasan


Proses pembuatan blade tahap Pertama melakukan faceing pada
pertama bagian atas benda kerja setebal 2
mm agar sesuai dengan ukuran
pada gambar kerja, kemudian
melakukan pembuatan bagian atas
dari benda kerja dengan
menggunakan pahat HSS
berukuran Ø 20 mm. Dilakukan
secara siklus hingga membentuk
ukuran lebar 8,3 mm dengan
panjang 6,15 mm dengan bagian
belakang membentuk radius
sebesar 10 mm dengan ketebalan
4 mm. Setelah bagian atas
terbentuk kemudian melanjutkan
ke bagian tengah benda kerja
secara siklus hingga membentuk
ukuran lebar 18 mm dengan
bentuk radius depan sebesar 10
mm dan radius belakang 10 mm
dengan ketebalan 16 mm.

49 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Kemudian membuat bagian
chamfer pada bagian atas benda
kerja dan membuat rata
permukaan atas benda kerja
dengan menggunakan pahat HSS
Ø10 mm. Dilakukan secara siklus
hingga membentuk ukuran
chamfer sebesar 0,5 mm x 45°.
Setelah bagian atas terbentuk
kemudian melakukan proses
finishing atau conturing pada
keseluruhan benda kerja yang
telah terbentuk dengan
menggunakan pahat HSS Ø8 mm.
Proses pembuatan blade tahap Setelah tahap pertama selesai
kedua dilanjutkan ke tahap kedua tahap
kedua ini dimana tahap proses
pembuatan bagian bawah dari
blade. Pertama melakukan proses
tahap kedua yaitu pembentukan
bagian bawah benda kerja dengan
menggunakan pahat HSS Ø20
mm. Dilakukan secara siklus
hingga membentuk ukuran lebar
12,5 mm dengan panjang 8 mm
dengan bagian belakang
membentuk radius sebesar 10 mm
dengan ketebalan 8 mm.
Kemudian membuat bagian
chamfer pada bagian bawah benda
kerja dan membuat rata

50 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


permukaan bawah benda kerja
dengan menggunakan pahat HSS
Ø10 mm. Dilakukan secara siklus
hingga membentuk ukuran
chamfer sebesar 1 mm x 45°.
Setelah bagian bawah terbentuk
kemudian melakukan proses
finishing atau conturing pada
keseluruhan benda kerja yang
telah terbentuk dengan
menggunakan pahat HSS Ø8 mm.
Proses pembuatan blade tahap Setelah tahap kedua selesai
ketiga dilanjutkan ke tahap ketiga tahap
ketiga ini dimana tahap proses
pembuatan alur pada bagian
bawah dari blade. Pertama
melakukan proses ketiga yaitu
pembuatan alur pada bagian
bawah benda kerja di bagian kiri
dan kanan dengan menggunakan
pahat dengan HSS Ø 4 mm.
Dilakukan secara siklus hingga
membentuk ukuran lebar 4 mm
dengan panjang 8 mm dengan
dengan kedalaman alur 2,25 mm.
Kemudian membentuk radius
pada bagian bawah alus sebesar 1
mm dan radius bagaian atas alur
sebesar 0,5 mm. Setelah bagian
bawah terbentuk kemudian
melakukan proses finishing pada

51 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


alur yang telah dibuat.

IV.3 Hasil dan Pembahasan

Berikut merupakan hasil dan pembahasan dari hasil produksi pembuatan

blade dengan mesin CNC 3 axis:

Pada proses pembuatan blade harus menggunakan mesin CNC 3 Axis karena

bentuk dari blade tidak berbentuk silinder, kemudian pada proses pembuatan

blade sendiri setiap harinya ditarget harus dapat menyelesaikan 60 buah dalam

setiap harinya, selain dapat mempercepat proses produksi penggunaan mesin CNC

juga dapat meminimalkan risiko kegagalan yang terjadi pada saat proses

pembuatan blade, kemudian hasil yang diperoleh pun akan sesuai dimensinya

dengan yang direncanakan sebelumnya. Pembuatan program menggunakan

software MasterCAM agar dapat mempermudah proses pembuatan program yang

hanya melakukan penggambaran ulang gambar kerja dengan software

MasterCAM kemudian dapat langsung mendapatkan program dan dapat melihat

terlebih dahulu simulasi dari program yang didapat pada software MasterCAM.

52 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Gambar 4.25 Simulasi Program Pada MasterCAM

Bahan yang digunakan untuk blade adalah bahan Stainless Steel 402 dengan

dimensi Ø 30 mm dengan tinggi 40 mm, menggunakan bahan Stainless Steel

karena blade sendiri digunakan pada turbin uap yang memiliki temperatur yang

tinggi, dan harus tahan terhadap korosi.

Gambar 4.26 Bentuk Material Sebelum Proses

Pada proses pemesinan berlangsung terdapat 3 kali proses,yang pertama

adalah proses pembuatan bentuk keseluruhan pada bagian atas blade, proses yang

53 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


kedua adalah proses pembuatan bentuk keseluruhan pada bagian bawah blade dan

yang terakhir adalah proses pembuatan alur pada bagian bawah blade.

Pada proses pemesinan tahap pertama pembuatan dilakukan dengan

menggunakan 3 jenis pahat proses pembentukan pertama menggunakan pahat

HSS yang berdiameter 20 mm dengan kecepatan spindel 7000 rpm, proses

penyayatan dilakukan secara siklus dengan pemakanan 1,5 mm dalam setiap

siklus, ketika telah selesai melakukan proses pembentukan pertama dilanjutkan

dengan membentuk chamfer pada bagian atas benda kerja kemudian dilanjutkan

proses meratakan bagian atas pada benda kerja dengan menggunakan pahat HSS

berdiameter 10 mm dengan kecepatan spindel 7000 rpm, proses penyayatan

dilakukan secara siklus hingga membentuk chamfer 2x45°. Proses terakhir pada

tahap pertama adalah melakukan conturing atau finishing pada benda kerja

dengan menggunakan pahat HSS yang berdiameter 8 mm dengan kecepatan

spindel 8000 rpm, proses penyayatan dilakukan secara siklus.

Gambar 4.27 Pahat HSS Diameter 20 mm

54 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Gambar 4.28 Proses Pemesinan Mesin CNC

Gambar 4.29 Bentuk Blade Setelah Proses Tahap Pertama

Pada proses pemesinan tahap kedua pembuatan dilakukan menggunakan 3

jenis pahat, pada proses tahap kedua benda kerja dibalikan kemudian dicekam

oleh jig yang telah dibuat, jig adalah suatu alat bantu yang digunakan untuk

mempermudah proses pencekaman benda kerja, karena benda kerja bagian atas

telah membentuk, maka dibuatkan jig yang sesuai dengan benda kerja kemudian

digunakan agar benda kerja yang telah terbentuk tersebut tidak rusak karena

adanya proses pencekaman pada tahapan selanjutnya. Proses pembentukan benda

55 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


kerja bagian bawah pertama menggunakan pahat HSS yang berdiameter 20 mm

dengan kecepatan spindel 7000 rpm, penyayatan dilakukan secara siklus dengan

pemakanan 1,5 mm dalam sekali siklus, ketika bagian bawah telah terbentuk

kemudian membuat chamfer pada permukaan bawah benda kerja dengan

menggunakan pahat HSS berdiameter 10 mm dengan kecepatan spindel 7000

rpm, penyayatan dilakukan secara siklis hingga membentuk chamfer 2x45°.

Proses terakhir pada tahap kedua adalah melakukan conturing atau finishing pada

benda kerja dengan menggunakan pahat HSS yang berdiameter 8 mm dengan

kecepatan spindel 8000 rpm, proses penyayatan dilakukan secara siklus.

Pada proses pemesinan tahap ketiga pembuatan alur pada sisi bagian kanan

dan kiri benda kerja, proses pembuatan alur juga menggunakan jig sebagai alat

bantu untuk mempermudah proses pencekaman benda kerja, benda kerja diletakan

secara horizontal agar benda kerja yang telah terbentuk pada tahapan sebelumnya

tidak rusak karena adanya proses pencekaman pada tahapan selanjutnya. Proses

pembuatan alur dilakukan dengan menggunakan pahat alur HSS berdiameter 4

mm, dengan kecepatan spindel 8000 rpm, penyayatan dilakukan secara siklus

dengan pemakanan 1,5 mm dalam sekali siklus.

56 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Gambar 4.30 Bentuk Blade Setelah Proses CNC

57 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas serta tujuan dari proses produksi

pembuatan blade dengan menggunakan mesin CNC 3 Axis, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Dalam satu hari Mesin CNC mampu memenuhi target dengan

membuat blade sebanyak 60 buah.

2. Terdapat 3 tahapan proses pembuatan blade yaitu, bagian atas blade,

bagian bawah blade, dan bagian alur blade.

3. Blade yang dibuat digunakan pada cakram atau disc bagian tengah

pada turbin uap.

4. Blade terbuat dari bahan Stainless Steel 402 agar tahan panas dan

tahan terhadap korosi.

5. Jig adalah alat bantu untuk mencekam benda kerja yang telah

terbentuk agar tidak rusak.

V.2 Saran

Dengan melihat pentingnya keselamatan produksi pembuatan blade ini maka

saran dari penulis adalah perlu diperhatikan K3 dalam pelaksanaannya agar

terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan ketika melakukan proses produksi.

58 FAKULTAS TEKNIK UNJANI


DAFTAR PUSTAKA

Elib. (2018). Profil Perusahaan. Bandung: Universitas Telkom.


MIDC, K. (2016). Standar Pelayanan Publik Balai Besar Logam dan Mesin
(BBLM) dan Maklumat Pelayanan. Bandung: Balai Besar Logam dan
Mesin (BBLM).

PT. PLN Persero. 2013, Turbin Uap.

https://ja.scribd.com/doc/145593403/1-TURBIN-UAP

Diakses pada 3 Juli 2019

PT. PLN Persero. 2013, Turbin Dan Sudu.

https://dokumen.tips/documents/2-turbin-dan-sudu-55c9ca1e7a686.html

Diakses pada 3 Juli 2019

Admin. 2017. Pengertian Dan Jenis Turbin Uap.

https://www.mesinpks.com/pengertian-dan-jenis-turbin-uap/

Diakses pada 3 Juli 2019

Admin. 2010. ”Computerized Numerical Control”.

https://cncsmksr.wordpress.com/2010/09/12/hello-world/

Diakses pada 3 Juli 2019

Penn Stainless Products, INC. ”402 Stainless Steel”.

http://www.pennstainless.com/stainless-grades/400-series-stainless/402-stainless-
steel/

xiii FAKULTAS TEKNIK UNJANI


Diakses pada 24 Juli 2019

xiv FAKULTAS TEKNIK UNJANI


LAMPIRAN

1. Berita Acara Presentasi dan Nilai Akhir Kerja Praktek

xv FAKULTAS TEKNIK UNJANI


2. Daftar Hadir Kerja Praktek dari Perusahaan

xvi FAKULTAS TEKNIK UNJANI


xvii FAKULTAS TEKNIK UNJANI
3. Nilai Kerja Praktek

xviii FAKULTAS TEKNIK UNJANI


4. Kartu Asistensi Kerja Praktek

xix FAKULTAS TEKNIK UNJANI


5. Foto Kegiatan Kerja Praktek

xx FAKULTAS TEKNIK UNJANI


xxi FAKULTAS TEKNIK UNJANI
xxii FAKULTAS TEKNIK UNJANI

Anda mungkin juga menyukai