Anda di halaman 1dari 14

Cakra Kimia (Indonesian E-Journal

of Applied Chemistry) Volume 3,


Nomor 12, Mei 2015

EFEKTIFITAS ANTOSIANIN KULIT BUAH JAMBLANG (Syzygium


cumini) SEBAGAI PENURUN LOW DENSITY LIPOPROTEIN DARAH
TIKUS WISTAR YANG MENGALAMI HIPERKOLESTEROLEMIA

1 1,2) 1,2*
I Gusti Putu Agus Ferry S.P. , Manuntun Manurung , Ni Made Puspawati
1
Program Studi Magister Kimia Terapan Universitas Udayana, Denpasar
2
Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran
*nmpuspa_65@yahoo.co.id

ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian ekstraksi antosianin dari kulit buah jamblang dengan
pelarut etanol. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis antosianin dalam ektrak
kulibuah jamblang serta mengetahui potensi antosianin dalam ekstrak etanol sebagai penurun
LDL sekaligus sebagai menaikkan HDL dalam darah tikus yang hiperkolesterolemia.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan One Group Pretest and Posttest
Design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar antosianin total dalam ekstrak kulit buah
jamblang sebesar 830 15,2 mg/L. Uji spektrofotometri UV-Vis menunjukkan serapan pada
274 dan 536 nm, yang merupakan ciri golongan flavonoid termasuk antosianin. Hasil TLC
menunjukkan 2 noda, yaitu noda (a) dengan Rf = 0,40 (petunidin-3-rhamnosa) dan noda b, Rf
= 0,33 (sianidin-3-soporosa). Kemampuan menurunkan LDL terbaik ditunjukkan oleh P3
yang diberikan ekstrak kulit buah Jamblang sebanyak 69 g/150 BB dengan penurunan kadar
LDL mencapai 54,5% dan kenaikan HDL 16,6%. Prosentase penurunan kadar LDL yang
ditunjukkan P3 sebanding dengan P4 yang diberikan obat paten berupa simvastatin dengan
prosentase penurunan 53,4%.

Kata Kunci: Ekstrak Antosianin Kulit Buah Jamblang (Syzygium cumini), LDL, HDL,
Simvastatin

ABSTRACT: A research has been conducted of anthocyanin extraction from jamblangs


peel fruit with ethanol solvent. The purpose of this research was to determine the type of
anthocyanin extraction of jamblangs peel fruit and determine the potential of anthocyanins in
the ethanol extraction as a function of decreasing LDL as well as raising HDL in the bloods
of rats in hypercholesterolemia. This research was experimental in design of One Group Pre-
test and Post-test Design. The results showed that the levels of total anthocyanins in the
Jamblangs fruit peel extraction was 830 15.2 mg/L. UV-Vis spectrophotometry test
showed the absorptions at 274 and 536 nm which are the characteristics of flavonoids such as
anthocyanins. The results of TLC showed two stains, such as stain (a) with Rf = 0.40
(petunidin-3-rhamnosa) and stain b, Rf = 0.33 (sianidin-3-soporosa). The best decreasing
LDL ability was demonstrated by P3 group that had been given Jamblangs fruit peel
extraction as much as 69 g/150 BB by decreasing the LDL level by 54.5% and increasing the
HDL level by 16.6%. The decreasing of LDL levels indicated by P3 comparable with P4
group that had been given with patented simvastatin drug with percentage of decreasing of
53.4%.

Keywords: Jamblang (Syzygium cumini) peel antosianin, LDL, HDL, Simvastatin

9
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal ISSN
of Applied Chemistry) Volume 3,

1. PENDAHULUAN. Pencarian obat hipolipidemia terutama


Pada era globalisasi ini, semakin yang berasal dari alam sangat giat
banyak orang menjalani perubahan gaya dilakukan. Obat-obatan dari alam ini selain
hidup terutama pola makan dan olahraga murah dan mudah didapat, juga memiliki
yang tidak teratur. Ketergantungan akan efek samping yang kecil sehingga relatif
makanan cepat saji dan konsumsi makanan aman jika dibandingkan dengan obat-
tinggi lemak menyebabkan peningkatan obatan sintetis (Dachriyanus et al, 2007).
resiko terjadinya obesitas. Obesitas Salah satu tumbuhan yang dapat
merupakan faktor pemicu timbulnya berpotensi sebagai obat hipolipidemia
penyakit jantung, stroke, dan adalah jamblang (Syzygium cumini).
aterosklerosis. Hal ini dikarenakan pada Tumbuhan jamblang di Indonesia saat ini
orang yang obesitas biasanya memilki tergolong ke dalam tumbuhan langka.
kadar kolesterol yang tinggi (Azwar, Kurangnya pembudidayaan tumbuhan
2004). tersebut, merupakan salah satu faktor
Kolesterol yang berlebih dalam darah utama terkait dengan kelangkaannya. Kulit
bisa menyebabkan masalah jangka panjang buah jamblang mengandung antosianin
seperti aterosklerosis hingga penyakit yang mampu berperan sebagai penangkal
kardiovaskuler (Widowati, 2007). Penyakit radikal bebas. Selain antosianin, kulit buah
jantung aterosklerosis adalah pembunuh jamblang mengandung zat-zat antara lain
nomor satu bangsa Amerika setiap Vitamin C, Vitamin A, Riboflavin, kolin,
tahunnya sejak tahun 1921. Penyakit ini asam folat, asam amino.
disebabkan penumpukan kolesterol dalam Menurut penelitian yang sudah
bentuk low density lipoproptein di dilakukan, pigmen antosianin dan
pembuluh darah sehingga menimbulkan senyawa-senyawa flavonoid lainnya
terjadinya penyumbatan pembuluh darah terbukti memiliki efek positif terhadap
jantung (Mason et al, 2008). kesehatan (Bridle dan Timberlake, 1997).
Penyakit jantung koroner dan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
aterosklerosis dalam pengobatannya oleh Safitri pada tahun 2012, minuman
membutuhkan jangka waktu yang panjang sari buah jamblang dalam 100 ml memiliki
dan konsumsi obat yang teratur. aktivitas antioksidan setara dengan 74 mg
Pengobatan awal yang biasanya diberikan vitamin C, dimana antosianin memiliki
adalah terapi penurunan kadar kolesterol kontribusi paling besar pada aktivitas
terutama low density lipoprotein dalam antioksidan minuman sari kulit buah
darah. Kadar kolesterol yang tinggi dapat jamblang dibandingkan vitamin C dan
diturunkan dengan levostatin dan senyawa fenol. Penelitian serupa yang
simvastatin. Pengobatan dengan dilakukan oleh Leimena, 2008
menggunakan simvastatin ternyata tidak menyebutkan bahwa kulit buah jamblang
bisa dilakukan pada penderita yang mengandung antosianin yang tinggi dan
mengalami diabetes melitus yang tidak tidak ditemukan adanya senyawa fenol dan
terkontrol, hipotiroid, sindrom nefrotik, vitamin C dalam kulit kuah jamblang.
disproteinemia, penyakit hati obstruktif, Berdasarkan kemampuan antosianin
terapi dengan obat immunosupresan dan dari kulit buah jamblang sebagai
alkoholism. Hal ini menyebabkan obat ini antioksidan yang sangat baik bagi tubuh
tidak bisa diaplikasikan secara penuh pada manusia dan pemanfaatannya yang kurang
semua pasien (Septiriyan, 2012). di masyarakat maka penulis melakukan
Disamping itu, levostatin dan simvastatin penelitian untuk menguji kemampuan
merupakan obat penurun kolesterol yang antosianin dalam kulit buah jamblang
mahal dan belum terjangkau oleh seluruh dalam menurunkan low density lipoprotein
lapisan masyarakat. pada tikus galur wistar yang mengalami
hiperkolesterolemia secara invivo.
2. PERCOBAAN menggunakan pelarut 0,1% HCl dalam
2.1. Bahan dan Peralatan etanol. Hal ini dikarenakan antosianin
Alat yang digunakan adalah pisau lebih stabil dalam suasana sedikit asam.
stainless steel, hand blender, penyaring, Karakterisasi Antosianin
sentrifus, rotary vacuum evaporator, Karakteristik antosianin pada kulit
neraca analitik, penangas air, cawan buah jamblang ditentukan dengan
porselin, plat silika gel, spektrofotometer menggunakan spektrofotometri UV-VIS
VWR UV-1600PC, dan alat-alat gelas dan TLC (Thin Layer Chromatography).
keperluan analisis. Bahan utama yang Analisis spektrofotometri didasarkan pada
digunakan dalam penelitian ini adalah kulit prosedur yang dilakukan oleh Harborne
buah jamblang. Kulit buah jamblang (1967) dan Francis (1982). Pengukuran ini
dipisahkan dari daging dan bijinya dilakukan pada ekstrak kulit buah
sehingga diperoleh sampel kulit-daging jamblang menggunakan spektrofotometer
buah, sedangkan kulit kulit buah jamblang VWR UV-1600PC pada panjang
dipisahkan dari daging buahnya dengan gelombang antara 200 700 nm. Data
menggunakan pisau stainless steel karakteristik dari panjang gelombang
sehingga diperoleh kulit buahnya saja. maksimum (spektra) yang diperoleh
kemudian dicocokkan dengan tabel data
2.2. Metode panjang gelombang maksimum untuk
Jenis penelitian ini adalah beberapa antosianidin (Harborne, 1967).
eksperimental, dengan rancangan One Analisis TLC didasarkan pada prosedur
Group Pretest and Posttest Design untuk yang dilakukan oleh Hrazdina (1970)
mengetahui efektifitas antosianin dan dengan modifikasi yaitu penggantian plat
toksisitas (LD50) kulit buah jamblang selulose dengan plat silika gel. Lempeng
sebagai penurun low density lipoprotein TLC yang digunakan pada penelitian ini
pada tikus wistar yang terbuat dari silika gel, sedangkan eluennya
hiperkolesterolemia. Penelitian ini adalah BAA (n-butanol-asam asetat-air
menggunakan enam kelompok, yaitu dua dengan perbandingan 4:1:5).
kelompok kontrol dan empat kelompok Pengukuran Total Antosianin
eksperimental, dengan randomisasi Penentuan kandungan antosianin total
sederhana. Pada penelitian terdapat pretest dalam ekstrak kulit buah jamblang
sebelum diberi perlakuan, dengan menggunakan metode perbedaan pH.
demikian hasil perlakuan dapat diketahui Ekstrak kulit buah jamblang sebanyak 5
lebih akurat karena dapat membandingkan ml dimasukan ke dalam labu ukur 25 ml.
antara keadaan sebelum diberi perlakuan Dilarutkan dengan KCl pH 1,0 dan
dan setelah perlakuan. Penelitian ini Natrium Asetat Monohidrat pH 4,5
dilaksanakan di Penelitian ini dilaksanakan sampai tanda batas. Kemudian diambil 1
di laboratorium Analis Kesehatan Sekolah ml dan dimasukkan dalam labu ukur 10 ml
Menengah Kejuruan Kesehatan Bali dan tambahkan buffer yang sama sampai
Medika Denpasar. tanda batas. Dilakukan inkubasi selama
Ekstraksi Kulit Buah Jamblang
Kulit buah jamblang yang masih segar 35 menit Lalu larutan pada kondisi pH
sebanyak 2 kg diuapkan selama 2 menit yang berbeda tersebut diukur serapannya
dengan menggunakan uap panas untuk menggunakan Spektrofotometer UV-Vis
menginaktifkan enzim polifenol oksidase. pada panjang gelombang 520 nm dan 700
Sampel yang diperoleh dimasukkan ke nm. Kandungan antosianin total pada
dalam kantong plastik dan disimpan dalam ekstrak kulit buah jamblang dihitung
lemari pembeku untuk tahapan menggunakan perhitungan dengan
selanjutnya. Ekstraksi antosianin koefisien ekstingsi molar () sebesar
dilakukan dengan metode maserasi 26.900 (berdasarkan koefisien ekstingsi
molar dari sianidin-3 glukosida) dan bobot spektrofotometri.
molekul sebesar 449 sebagai berikut : Kelompok kedua dibagi menjadi 5
(Widyawati, 2014) kelompok masing-masing terdiri dari 5
Keterangan : ekor tikus, yaitu kelompok kontrol positif
(Kontrol positif) yang diberi diet standar
selama 3 minggu, kelompok perlakuan 1
(P1) yang diberi diet standar dan 23 g /
A : (A520 nm A700 nm)pH 1 (A520 150 BB ekstrak kulit buah jamblang
nm A700 nm) pH 4,5 selama 3 minggu, kelompok perlakuan 2
: koefisien ekstingsi molar (26 900 L (P2) yang diberi diet standar dan 46 g/ 150
-1
cm ) BB ekstrak ekstrak kulit buah jamblang
MW : Bobot molekul ( 449 ) selama 3 minggu, kelompok perlakuan 3
DF : Faktor pengenceran (5 ml/0.05 ml) (P3) yang diberi diet standar dan 69 g/ 150
l : Tebal kuvet (1 cm) BB ekstrak ekstrak kulit buah jamblang
selama 3) minggu. Sebagai Pembanding
Pembuatan Makanan Diet Lemak adalah kelompok perlakuan 4 (P4) yang
Tinggi (MDLT) diberi diet standar dan simvastatin (0,09 g
MDLT dibuat dari campuran antara lemak / 150 BB).
sapi dan minyak (1: 5). MDLT ini Kadar kolesterol LDL dan HDL serum
nantinya akan diberikan pada semua tikus Wistar diperoleh dengan mengambil
kelompok uji kecuali kontrol negatif. Cara darah tikus wistar dari pleksus
pembuatannya adalah timbang lemak 200 retroorbitalis pada hari ke-56 dan diukur
gram kemudian campurkan dalam minyak dengan metode presipitasi secara
sebanyak 1000 gram sesuai dengan spektrofotometri di laboratorium Analis
perbandingan (1:5) dengan bantuan Kesehatan SMK Kesehatan Bali Medika
pemanasan. MDLT diberikan secara oral Denpasar dinyatakan dengan satuan mg/dl.
sebanyak 2% BB.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN.
Pengujian pada Hewan Uji Hasil Identifikasi Antosianin dalam
Penelitian menggunakan 30 ekor tikus Ekstrak Kulit Buah Jamblang
wistar dan seluruh tikus mengalami masa Ekstraksi kulit buah jamblang
adaptasi dan diberi pakan standar dan sebanyak 2 kg hasil maserasi diperoleh
minuman yang sama selama 1 minggu. ekstrak pekat sebanyak 250 g, dengan
Tikus dibagi menjadi 2 kelompok, warna ungu kehitaman. Ekstrak pekat ini
kelompok pertama sebagai kontrol negatif kemudian di identifikasi dengan UV-Vis
(Kontrol negatif) terdiri dari 5 ekor tikus pada panjang gelombang 200 sampai 700
diberi diet standar selama 7 minggu, nm. Hal ini disebabkan dalam pelarut yang
kelompok kedua terdiri dari 25 tikus diberi asam, antosianin dan aglikonnya
diet standar selama empat minggu dan menunjukkan dua karakteristik panjang
injeksi adrenalin 0,0045 mg/150 gram gelombang maksimum yaitu satu pada
intravena pada hari kedelapan dilanjutkan daerah visibel antara 465 dan 550 nm dan
dengan diet kuning telur setiap dua hari satu lagi pada daerah UV yaitu disekitar
(intermiten) dan makanan diet lemak 275 nm. Panjang gelombang maksimum
tinggi (MDLT) 2% BB dari hari dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kesembilan sampai hari ke-35. Pada hari aglikon, akan tetapi penggunaan dengan
ke-36 kadar kolesterol-LDL dan HDL metode yang lain sebagai pendukung juga
serum tikus diperiksa dengan mengambil diperlukan (Jackman dan Smith, 1996).
darah tikus dari pleksus retroorbitalis dan Pola spektra pada analisis spektrofotometri
diukur dengan metode presipitasi secara ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal ISSN
of Applied Chemistry) Volume 3,
Hasil yang diperoleh pada TLC juga
lebih baik dari pada kromatografi kertas,
karena partikel pada lempeng TLC lebih
kecil dari pada kromatografi kertas
(Rounds dan Nielsen, 1998). Analisis
dengan TLC dilakukan pada sampel
ekstrak kasar kulit buah jamblang dengan
lempeng yang terbuat dari silika gel. Hasil
uji TLC dapat dilihat pada Gambar 2 di
bawah ini

Gambar 1. Pola Spektra UV dari ekstrak kulit


buah Jamblang

Pola spektra yang dihasilkan pada


Gambar 1 menunjukkan panjang
gelombang maksimum yang dapat
digunakan untuk menduga jenis antosianin
yang terdapat dalam buah jamblang.
Menurut Timberlake dan Bridle (1997),
spektra UV-Vis merupakan salah satu cara
yang sederhana untuk mengidentifikasi
dan memeriksa kemurnian dari pigmen
antosianin. Panjang gelombang maksimum
dari sampel ekstrak kulit buah jamblang
adalah 274 dan 536 nm. Panjang
gelombang maksimum ini berada pada
kisaran panjang gelombang antosianin Gambar 2. Hasil Uji TLC ekstrak total
yaitu antara 465 sampai 550 nm (Jackman kulit buah Jamblang
dan Smith, 1996). Menurut Francis (1982)
panjang gelombang 274 dan 536 Hasil analisis pada sampel ekstrak
merupakan panjang gelombang maksimum menghasilkan dua buah spot yang
untuk jenis antosianin petunidin yang pemisahannya cukup bagus (spot a dan
mengandung satu gugus gula yang terikat spot b). Spot yang pertama (spot a)
pada atom C nomor 3. berwarna merah muda agak keunguan,
Analisis lainnya yang dilakukan untuk sedangkan spot yang kedua (spot b)
mengetahui karakteristik antosianin pada berwarna ungu kebiruan. Spot yang
penelitian ini adalah analisis dengan pertama memiliki intensitas warna yang
menggunakan thin Layer Chromatography lebih tajam bila dibandingkan dengan spot
(TLC), menggunakan eluen BAA (n- yang kedua. Hal ini menunjukkan
butanol-asam asetat-air dengan komponen antosianin yang terdapat pada
perbandingan 4:1:5). Analisis TLC spot yang pertama lebih banyak
merupakan salah satu jenis analisis dibandingkan dengan spot yang kedua
kromatografi yang sering digunakan. (Gritter et al., 1991).
Analisis ini telah digunakan secara luas Nilai Rf dari masing-masing spot
untuk menggantikan kromatografi kertas. adalah 0,40 untuk spot a dan 0,33 untuk
Hal ini dikarenakan sifat dari TLC yang spot b. Nilai Rf ini kemudian dicocokkan
lebih cepat dan sensitif bila dibandingkan dengan literatur menurut Harborne (1967),
dengan kromatografi kertas. dengan nilai Rf 0,40 merupakan antosianin
jenis petunidin-3-rhamnosa, sedangkan pada dua panjang gelombang yaitu 520
nilai Rf 0,33 merupakan antosianin jenis dan 700 nm. Pada pH 1, antosianin berada
sianidin-3-soporosa. Komponen antosianin dalam bentuk kation flavilium yang
yang lebih banyak adalah petunidin-3- berwarna merah. Men urut Timberlake dan
rhamnosa. Penjelasan secara terinci setelah Bridle (1997), pada pH antara 4 5
dibandingkan dengan Tabel Harborne antosianin kehilangan proton sehingga
dapat dilihat pada Tabel 1. Berikut ini menghasilkan struktur karbinol
pseudobase. Pengukuran kadar antosianin
Tabel 1. Identifikasi Senyawa Antosianin dilakukan pada sampel ekstrak buah
dalam Ekstrak Kulit Buah Jamblang jamblang yang berwarna ungu kehitam-
Spot Warna RF Kemungkinan hitaman sebanyak 2 sampel dengan
Visual UV max. senyawa pengulangan 3 kali. Menurut Leimena
A Ungu Merah 0,40 533 petunidin-3- (2008), kandungan antosianin pada buah
muda muda- rhamnosa
ungu jamblang sangat tergantung pada
B biru Ungu- 0,33 524 sianidin-3- kepekatan warnanya. Berdasarkan data
muda kebiruan soporosa pengukuran didapatkan kandungan rata-
rata antosianin dalam ekstrak kulit buah
jamblang adalah 830 15,2 mg CyE/L.
Struktur molekul yang dihasilkan adalah
sebagai berikut :
Kadar HDL dan LDL Sebelum dan
Setelah Pemberian Ekstrak Kulit Buah
Jamblang
Pengukuran kadar LDL dan HDL
dalam darah tikus wistar pada kelompok
pertama dan kelompok kedua sebelum
a perlakuan dilakukan pada hari ke-36
b dengan mengambil darah tikus dari pleksus
retroorbitalis dan diukur dengan metode
Gambar 3. Struktur Molekul dari presipitasi secara spektrofotometri. Hasil
Petunidin-3-Rhamnosa (a) dan Sianidin-3 dari pemeriksaan ini merupakan data kadar
Soporosa (b) LDL dan HDL sebelum dilakukan
perlakuan yang akan dibandingkan dengan
Kadar Antosianin dalam Ekstrak Kulit data LDL dan HDL setelah perlakuan.
Buah Jamblang Kelompok pertama merupakan
Total antosianin ini dihitung dari kontrol negatif yang tidak mendapatkan
selisih pengukuran absorbansi sampel pada perlakuan. Sedangkan, kelompok kedua
panjang gelombang maksimum yang yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu
dilarutkan masing-masing dalam dua kelompok kontrol positif (Kontrol positif),
macam larutan buffer yang memiliki nilai kelompok perlakuan 1 (P1), kelompok
pH yang berbeda. Pada pH 1, antosianin perlakuan 2 (P2), kelompok perlakuan 3
berada dalam bentuk kation flavilium yang (P3) dan kelompok perlakuan 4 (P4)
menunjukkan jumlah antosianin dan sebagai pembanding. Kadar kolesterol-
senyawa-senyawa pengganggu. Sedangkan LDL dan HDL serum tikus wistar diambil
pada pH 4.5, antosianin berada dalam pada hari ke-56 dan diukur dengan metode
bentuk karbinol yang menunjukkan jumlah presipitasi secara spektrofotometri.
senyawa pengganggu. Selisih dari kedua Hasilnya ditunjukkan oleh Tabel 2.
pengukuran akan menunjukkan jumlah dibawah ini
antosianin (Francis, 1982).
Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis
Tabel 2. Hasil Pengukuran Rata-rata LDL dan HDL Sebelum dan Setelah Pemberian Ekstrak
Kulit Buah Jamblang
Sampel SEBELUM PERLAKUAN SETELAH PERLAKUAN
Sampel Uji
Uji LDL HDL LDL HDL

Kontrol Kontrol
32,52 mg/dl 67,45 mg/dl 32,32 mg/dl 67,42 mg/dl
Negatif negatif

Kontrol
positif 89,56 mg/dl 46,10 mg/dl 89,57 mg/dl 42,67 mg/dl

P1 (23 g /
89,38 mg/dl 46,19 mg/dl 63,67 mg/dl 48,90 mg/dl
150 BB)

Sampel P2 (46 g/
90,28 mg/dl 46,10 mg/dl 55,53 mg/dl 52,44 mg/dl
Uji 150 BB)

P3 (69 g/
92,56 mg/dl 43,92 mg/dl 38,05 mg/dl 59,97 mg/dl
150 BB)

P4 (0,09 g /
92,33 mg/dl 46,21 mg/dl 38,85 mg/dl 54,63 mg/dl
150 BB).
Co-A menjadi asam mevalonat yang
Diet tinggi lemak adalah faktor yang merupakan langkah awal dari sintesa
penting dalam peningkatan konsentrasi kolesterol.
LDL kolesterol dan penurunan HDL Senyawa antosianin yang terdapat
kolesterol serum (P1, P2,P3, dan P4). Diet dalam ekstrak kulit buah jamblang adalah
tinggi asam lemak jenuh dan kolesterol senyawa yang sangat efektif terhadap
menyebabkan konsentrasi kolesterol penangkap radikal hidroksil dan peroksil,
meningkat. Peningkatan ini menyebabkan meskipun efisiensinya sebagai penangkap
kadar LDL kolesterol juga meningkat anion superoksida belum jelas. Antosianin
karena LDL kolesterol merupakan juga merupakan senyawa pengkelat logam
dan menghambat reaksi Fenton dan Haber-
lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar
Weiss, yang merupakan reaksi penting
pada darah manusia. Diet Asam lemak
yang menghasilkan radikal oksigen aktif.
jenuh ganda akan menekan sintesis HDL Aktifitas menkelat logam yang
melalui penurunan kadar apolipoprotein A- ditunjukkan oleh antioksidan (antosianin)
1 yang merupakan prekursor untuk menyebabkan gangguan fisiologis bagi
pembentukan HDL sehingga menyebabkan enzim HMG-CoA reduktase. Sehingga
penurunan HDL kolesterol serum (Mayes menyebabkan kegagalan enzim tersebut
et al, 2003) dalam membentuk mevalonat. Logam
Berdasarkan data Tabel 2, kadar sangat diperlukan oleh enzim karena
LDL setelah pemberian ekstrak kulit buah merupakan kofaktor bagi enzim. Enzim
jamblang mengalami penurunan yang kehilangan logam akan mengalami
dibandingkan sebelum pemberian. Hal ini gangguan fungsi dan rusak.
menunjukkan bahwa antosianin dalam Kemampuan menurunkan LDL
kulit buah jamblang mampu menghambat terbaik ditunjukkan oleh P3 yang diberikan
kerja 3-Hidroksi-3-metilglutaril koenzim Ekstrak Kulit Buah Jamblang sebanyak 69
A reduktase (HMG Co-A reduktase). g/ 150 BB. Prosentase penurunan kadar
Enzim ini mengkatalisis perubahan HMG LDL dalam darah tikus wistar mencapai
58,93%. Prosentase penurunan kadar LDL kelompok pembanding yang diberikan
yang ditunjukkan P3 sebanding dengan P4 simvastatin sebanyak 0,09 gr/BB.
yang diberikan obat paten berupa Kelompok ini menunjukkan penurunan
simvastatin dosis 0,09 g/150 BB dengan rata-rata kadar LDL sebanyak 57,92%
prosentase penurunan 57,92. Hal ini Penghambat HMG Co-A reduktase
menunjukan bahwa ekstrak kulit buah menghambat sintesis kolesterol di hati dan
jamblang dalam konsentrasi 69 g/ 150 BB hal ini akan menurunkan kadar LDL
mampu memberikan efek positif bagi plasma. Menurunnya kadar kolesterol akan
tubuh dalam menurunkan LDL. menimbulkan perubahan-perubahan yang
Perbandingan kadar LDL sebelum berkaitan dengan potensial antioksidan ini.
pemberian Ekstrak dan setelah pemberian Kolesterol menekan transkripsi tiga jenis
ekstrak dapat dilihat pada Gambar 4 gen yang mengatur sintesis HMG Co-A
berikut ini. sintase, HMG Co-A reduktase dan reseptor
LDL. Menurunnya sintesis kolesterol oleh
penghambat HMG Co-A reduktase akan
P menghilangkan hambatan ekspresi tiga
R jenis gen tersebut di atas, sehingga
O
S aktivitas sintesis kolesterol meningkat. Hal
E ini menyebabkan penurunan sintesis
N
T kolesterol oleh penghambat HMG Co-A
A reduktase tidak besar. Antosianin akan
S
E melangsungkan efeknya dalam
menurunkan kolesterol dengan cara
meningkatkan jumlah reseptor LDL,
Kelompok perlakuan sehingga katabolisme kolesterol terjadi
semakin banyak. Dengan demikian maka
Gambar 4. Perbandingan kadar LDL
antosianin dapat menurunkan kadar
sebelum dan setelah perlakuan pada grup
kolesterol (LDL).
kontrol positif (K+) dan grup yang
Antosianin menunjukkan suatu
diperlakukan (P1, P2, dan P3).
afinitas yang tinggi terhadap salah satu
ujung aktif dari HMG-CoA reduktase.
Gambar diatas menunjukkan
Antosianin adalah senyawa polar dan
perbedaan kemampuan menurunkan LDL
membentuk ikatan van der Waals dengan
dari masing-masing kelompok uji. K+
salah satu ujung rantai HMG-CoA
adalah kelompok kontrol positif yang tidak
reduktase, yang mana merupakan hal
diberikan perlakuan. Sehingga tidak ada
umum yang ditemui ada diantara berbagai
perubahan pada kadar LDL sebelum dan
senyawa-senyawa penurun kolesterol low
setelah perlakuan. P1 adalah kelompok
density lipoprotein dalam tubuh. Hal ini
yang diberikan ektrak kulit buah jamblang
menyebabkan antosianin mampu
sebanyak 23 g/150 BB. Kelompok ini
menghambat mekanisme kerja HMG-CoA
menunjukkan penurunan kadar LDL
reduktase dari dalam membentuk
sebanyak 28,7%. P2 adalah kelompok
mevalonat. Antosianin sama halnya
yang diberikan ektrak kulit buah jamblang
dengan senyawa statin, juga membentuk
sebanyak 46 g/150 BB. Kelompok ini
ikatan polar dengan sekelompok sulfone
menunjukkan penurunan kadar LDL
elektronegatif
sebanyak 38,5%. P3 adalah kelompok
Pengujian pengaruh pemberian
yang diberikan ektrak kulit buah jamblang
ekstrak antosianin dalam kulit buah
sebanyak 69 g/150 BB. Kelompok ini
jamblang pada tikus wistar yang
menunjukkan penurunan rata-rata kadar
mengalami hiperkolesterolemia diukur
LDL sebanyak 58,93%. P4 adalah
dengan menggunakan paired samples T-
Test. Uji ini akan memberikan signifikansi Gambar diatas menunjukkan
pengaruh pemberian suatu perlakuan. perbedaan kemampuan meningkatkan
Nilai korelasi yang didapat adalah HDL dari masing-masing kelompok uji.
0,936 (semakin mendekati 1). Jika nilai K+ adalah kelompok kontrol positif yang
korelasi mendekati 1, maka hubungan tidak diberikan perlakuan. Sehingga tidak
semakin kuat. Sehingga hubungan antara ada perubahan pada kadar HDL sebelum
sebelum pemberian ekstrak dan setelah dan setelah perlakuan. P1 adalah kelompok
pemberian ekstrak sangat kuat. Nilai yang diberikan ektrak kulit buah jamblang
Signifikasi (sig.) < 0,05, maka terdapat sebanyak 23 g/150 BB. Kelompok ini
hubungan yang signifikan antara sebelum menunjukkan peningkatan kadar HDL
pemberian ekstrak dan setelah pemberian sebanyak 5,9%. P2 adalah kelompok yang
ekstrak diberikan ektrak kulit buah jamblang
Kinerja lain yang dapat dilihat dari sebanyak 46 g/150 BB. Kelompok ini
Gambar 5 adalah kemampuan menunjukkan peningkatan kadar HDL
meningkatkan HDL yang merupakan sebanyak 13,7 %. P3 adalah kelompok
kolesterol baik sebagai anti-LDL. Terjadi yang diberikan ektrak kulit buah jamblang
peningkatan kadar HDL pasca pemberian sebanyak 69 g/150 BB. Kelompok ini
ekstrak kulit buah jamblang. Hal ini menunjukkan peningkatan kadar HDL
memberikan manfaat yang baik dalam sebanyak 38,58%. P4 adalah kelompok
menekan LDL dalam darah. Prosentase pembanding yang diberikan simvastatin
kenaikan HDL yang ditunjukkan oleh P3 sebanyak 0,09 gr/BB. Kelompok ini
adalah 38,58%. Kemampuan ganda yang menunjukkan peningkatan kadar HDL
dimiliki oleh antosianin dalam sebanyak 18,29%
menurunkan LDL dan meningkatkan kadar Nilai korelasi 0,923 (semakin
HDL merupakan sisi positif penggunaan mendekati 1). Jika nilai korelasi mendekati
ekstrak antosianin dalam kulit buah 1, maka hubungan semakin kuat. Sehingga
jamblang sebagai alternatif obat baru hubungan antara sebelum pemberian
dalam pengobatan aterosklerosis ataupun ekstrak dan setelah pemberian ekstrak
kolesterol tinggi. Perbandingan kadar HDL sangat kuat. Nilai Signifikasi (sig.) < 0,05,
sebelum pemberian Ekstrak dan setelah maka terdapat hubungan yang signifikan
pemberian ekstrak dapat dilihat pada antara sebelum pemberian ekstrak dan
Gambar 5 berikut ini. setelah pemberian ekstrak

P Perbandingan Efektifitas Simvastatin


R dan Ekstrak Antosianin Kulit Buah
O
S Jamblang
E Perbandingan kemampuan
N
T menurunkan LDL dan HDL antara
A simvastatin (0,09 g / 150 BB) dengan
S
E ekstrak kulit buah jamblang pada
konsentrasi tertinggi (69 g/ 150 BB) dapat
dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Kelompok perlakuan

Gambar 5. Perbandingan Kadar HDL


Sebelum Perlakuan dan Setelah Perlakuan
Tabel 3. Perbandingan Efektifitas Simvastatin dengan Ekstrak Antosianin Kulit Buah
Jamblang dalam Menurunkan LDL dan Menaikkan HDL
LDL
PROSENTASE
NAMA BAHAN SEBELUM SESUDAH (%) RATA-RATA (%)

91,42 36,89 59,64


92,34 41,2 55,38
Simvastatin 92,45 38,76 58,07 57,92
92,67 35,1 62,12
92,78 42,3 54,40
94,2 41,9 55,52
Ekstrak 93,4 38,75 58,51
antosianin kulit
92,8 43,6 53,01 58,93
buah jamblang
91,3 32,8 64,07
91,11 33,2 63,56
HDL
PROSENTASE
NAMA BAHAN SEBELUM SESUDAH RATA-RATA (%)
(%)
13,14 4,24
33,17 38,58 12,98
51,2
45,15 61,2 35,54 18,29
57,8
47,35 59,47 25,59
45,25
43,4
Ekstrak 41,9 61,2 46,6%
antosianin kulit
40,8 62,9 54,16% 38,58
buah jamblang
47,7 56,9 19,28%
45,8 64 39,73%
Pengukuran perbedaan kemampuan
Berdasarkan Tabel 3, kemampuan penurunan LDL oleh simvastatin dan
ekstrak antosianin kulit buah jamblang ekstrak antosianin kulit buah jamblang
dalam menurunkan LDL lebih baik
dibandingkan dengan simvastatin. menggunakan Independent samples T-test.
Prosentase penurunan LDL dengan ekstrak Pengujian menggunakan tingkat
antosianin kulit buah jamblang mencapai signifikansi 0,05. Uji levenes dapat dilihat
58,93%. Kemampuan Anti-LDL yang pada nilai F dan signifikansi. Diketahui
dimiliki ekstrak kulit buah jamblang nilai F sebesar 2.464 dengan signifikansi
diimbangi dengan peningkatan jumlah 0,115, oleh karena signifikansi lebih besar
HDL, yang merupakan kolesterol yang dari 0,05 maka disimpulkan varian data
berfungsi menekan jumlah LDL. adalah sama. Pengambilan keputusan uji
Pengukuran prosentase efektifitas ekstrak independent sample t-test dilihat pada nilai
antosianin menggunakan konsentrasi t dan signifikansi equal variances
tertinggi yaitu 69 g/150 BB. assumed. Nilai t adalah 0,311 dengan
signifikansi 0,003. Nilai signifikansi
kurang dari 0,05, maka kesimpulannya ada mengandung antosianin mampu
perbedaan kemampuan menurunkan LDL menurunkan kadar LDL dalam darah tikus
dari simvastatin dan ekstrak antosianin wistar yang mengalami
kulit buah jamblang pada konsentrasi 69 hiperkolesterolemia dengan prosentase
g/150 BB. Gambar 5.5 akan menunjukkan mencapai 58,93%. Disamping itu, ekstrak
struktur molekul dari antosianin dan kulit buah jamblang juga mampu
simvastatin meningkatkan kadar HDL dalam darah
tikus wistar dengan prosentase kenaikan
mencapai 38,58%.

4. SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan data yang diperoleh jenis
antosianin yang terdapat dalam ekstrak
kulit buah jamblang diduga merupakan
jenis petunidin-3-rhamnosa (Rf 0,40) dan
a
sianidin-3-soporosa (Rf 0,33). Kandungan
b antosianin total kulit buah jamblang adalah
830 15,2 mg CyE/L. Antosianin kulit
Gambar 6. Perbedaan struktur molekul buah jamblang dapat menurunkan low
antara Simvastatin (a) dan Antosianin (b). density lipoprotein (LDL) pada tikus galur
wistar yang mengalami
Efektifitas Antosianin dalam Kulit Buah hiperkolesterolemia, dengan penurunan
Jamblang Sebagai Penurun LDL dan terbaik pada P3 yaitu sebesar 54,5% untuk
Peningkat HDL pemberian ekstrak sebanyak 69 g/ 150 BB.
Antosianin kulit buah jamblang juga dapat
Efektifitas berasal dari kata efektif menaikkan high density lipoprotein (HDL)
yang mengandung pengertian dicapainya setelah pemberian ekstrak antosianin dari
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang buah jamblang pada tikus galur wistar
telah ditetapkan. Efektifitas selalu terkait yang mengalami hiperkolesterolemia,
dengan hubungan antara hasil yang dengan peningkatan terbaik ditunjukkan
diharapkan dengan hasil yang telah P3 yaitu sebesar 16,6%
dicapai. Efektifitas dapat dilihat dari Buah jamblang dalam penelitian ini
berbagai sudut pandang dan dapat dinilai terbukti sebagai antikolesterol terutama
dengan berbagai cara dan mempunyai low density lipoprotein (LDL). Hal ini
kaitan yang erat dengan efisiensi (Etzioni, tentunya akan meningkatkan harga dan
1985). efek positif buah lokal terutama jamblang
Tujuan penelitian ini adalah sebagai salah satu komoditi yang patut
mengetahui jumlah total antosianin dalam dilestarikan, dibudidayakan, dan
kulit buah jamblang serta efektifitas dimanfaatkan sebagai obat alami. Perlu
antosianin kulit buah jamblang sebagai penelitian lanjutan untuk memisahkan dan
penurun low density lipoprotein (LDL) memurnikan antosianin serta identifikasi
pada tikus galur wistar yang mengalami senyawa aktif dalam buah jamblang. Serta
hiperkolesterolemia. Selain itu, juga pengujian lanjutan keamanan konsumsi
mengetahui kemampuan antosianin dalam dari ekstrak kulit buah jamblang (LD50).
kulit buah jamblang sebagai peningkat
High Density Lipoprotein (HDL) pada
tikus galur wistar yang mengalami
hiperkolesterolemia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ekstrak kulit buah jamblang yang
5. UCAPAN TERIMA KASIH [10] Dachriyanus., Katrin, Oria Delpa.,
Pada kesempatan ini, penulis Oktarina, Rika., Ernas, Olvia.,
mengucapkan terimakasih kepada semua Suhatri., Mukhtar, Husni., 2007.
pihak yang telah membantu penelitian ini. Uji Efek A-Mangostan terhdapa
kadar kolesterol total, trigliserida,
6. DAFTAR PUSTAKA HDL, LDL darah mencit putih
[1] Awika J.M., Lloyd W. R., dan Ralph jantan serta penentuan Lethal
D. W. 2004. Anthocyanins from Dosis 50, MIPA Andalas
black sorghum and their antioxidant [11] Delvin, M. T.,1992. Textbook of
properties. Food Chemistry 90:293 Biochemistry , with Clinical
301. Correlation . New York:Willey-
[2] Azwar, A., 2004. Tubuh Sehat Liss
Ideal Dari Segi Kesehatan. Depok; [12] Elbe, J.H.V. dan Schwarts, S.J.,
Pada Seminar Kesehatan Obesitas, 1996. Colorants. Di dalam O.R.
Senat Mahasiswa Fakultas Fennema (ed). Food Chemistry
Kesehatan Masyarakat Universitas Third Edition. Marcel Dekker Inc,
Indonesia, Sabtu 15 Februari 2004. New York.
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan [13] Espada, A.C.M, K.V. Wood, B.
Masyarakat, Departemen Bordelon, dan Watkins, B.A.,
Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Anthocyanin Quantification
[3] Bassa, I. A. dan Francis, F.J., 1987. and Radical Scavenging Capacity
Stability of Anthocyanins from of Concord, Norton, and Marechal
Sweet Potatoes in a Model Foch Grapes and Wines. J. Agric.
Beverage. J. Food Science, 52 (6): Food Chem 52: 6779-6786.
1753-1754. [14] Etzioni, A., 1985. Organisasi-
[4] Bennion, M., 1980. The Science of Organisasi Modern. UI Press
Food. Wiley and Sons Co., New Pustaka Bradjaguna: Jakarta.
York. [15] Francis, F.J., 1982. Analysis of
[5] Bridle, P. Timberlake, C.F.,1997. Anthocyanins. Di dalam P.
Food Chemistry. Volume 58. Markakis (ed). Anthocyanins as
Number 1. Elsevier. Food Colors. Academic Press, New
[6] Bull, E. dan Morell, J., 2007, York.
Kolesterol, Erlangga, Jakarta, hal. [16] Francis, F.J., 2000. Anthocyanins
26-28, 45-46. and Betalains: Composition and
[7] Bobbio, F.O., P.A. Bobbio, dan Application. Cereal Foods World
Stringheta, P.C., 1992. Di dalam 45 (5): 208-213.
Bridle, P. dan Timberlake, C.F. [17] Galindo A.O., Pedro W. E., Ronald
Anthocyanin as Natural Food E. W., Luis R. S., dan Alvaro A. J.,
colours Selected Aspects. Food 1999. Purification and
Chemistry. Vol. 58 Identification of Capulin (Prunus
[8] Bravo L (1998). Polyphenols: setotina Ehrh) Anthocyanins. Food
Chemistry, Dietary Sources, Chemistry 65: 201-206.
Metabolism,and Nutritional [18] Gritter R.J., Bobbitt J.M., dan
Significance. Nutr Rev., 56: 317- Schwarting A.E., 1991. Pengantar
333. Kromatografi Edisi Kedua.
[9] Brouillard, R., 1982. Chemical Penerjemah: Kosasi Padmawinata.
Structure of Anthocyanin. Di dalam Penerbit ITB, Bandung.
P. Markakis (ed). Anthocyanin as [19] Guyton, A.C. and Hall, J.E., 2006.
Food Colors. Academic Press, New Textbook of Medical Physiology.
York.
11th ed. Philadelphia, A, USA: [29] Lewis, C.E., Walker, J.R.L., dan
Elsevier Saunders. Lancaster, J.E., 1997. Di dalam
[20] Herawati, E.R. N., 2013. Pengaruh Bridle, P. dan Timberlake, C.F.
Konsumsi Ekstrak Antosianin Ubi Anthocyanin as Natural Food
Jalar Ungu terhadap Glukosa colours Selected Aspects. Food
Darah, Antioksidan Darah, dan Chemistry. Vol. 58, pp 103 109.
Gambaran Histopatologis [30] Linder, C. Maria., 1985.
Pankreas Tikus Hiperglikemia Nutritional Biochemistry and
Induksi Aloksan. UGM. Metabolism. With Clinical
Yogyakarta Application. New york: Elsevier.
[21] Harborne J. B. dan Grayer R. J.,
1988. The Anthocyanins. Di dalam [31] Lohachoompol, V., Srzednicki, G.,
J. B. Harborne (ed). The dan Craske, J., 2004. The Change
Flavonoids. Chapman and Hall, of Total Anthocyanins in
London. Blueberries and Their Antioxidant
[22] Harborne, J.B., 1967. Comparative Effect After Drying and Freezing. J
Biochemistry of The Flavonoids. Biomed Biotechnol (5): 248252.
Academic Press, London. [32] Mason, F., and Junge, C., 2008.
[23] Harborne, J.B., 1987. Metode Kolesterol Rendah Jantung Sehat.
Fitokimia, terjemahan K. Terjemahan. Penerbit PT Bhuana
Radmawinata dan I. Soediso, Ilmu Populer. Jakarta
penerbit ITB, Bandung, 69-94, [33] Markakis, P., 1982. Anthocyanins
142- 158, 234-238. 11. as Food Additives. Di dalam P.
Buckingham. J., et al (eds), Markakis (ed). Anthocyanins as
"Dictionary of Natural Product", Food Colors. Academic Press, New
Chapman and Hall, London, 1352, York.
3863, 4453. [34] Markham, K.R., 1988. Cara
[24] Harper, H.A., 1980. Review of Mengidentifikasi Flavonoid.
Physiological Chemistry, Terjemahan. Penerbit ITB,
diterjemahkan oleh Martin Bandung.
Muliawan. Jakarta: Penerbit Buku [35] Mathews, K. C., dan Holde,V.G.,
Kedokteran EGC. 1991. Biochemistry. New York:
[25] Hrazdina, G., 1970. Column The Benjamin/Cummings
Chromatography Isolation of The Company.
Anthocyanidin-3,5- diglucoside [36] Mayes, P.A., Rodweell, V. W.,
from Grapes. J. Agric. Food. Granner, D, K., and Murray, R.K..,
Chem., 18 (2): 243 245. 2003, Biokimia Harper, Cetakan I,
[26] Jackman R. L. dan Smith J.L., Edisi XXV, EGC, Jakarta, hal.
1996. Anthocyanins and Betalains. 270-290.
Di dalam Hendry. G. A. P dan J. D. [37] Morton, J., 1978. Jambolan. Di
Houghton (eds). Natural Food dalam: Julia F. Morton, Miami, FL.
Colorants, Second Edition. Fruits of warm climates.
Chapman and Hall, London. http://www.hort.purdue.edu/newcr
[27] Kimball, J.W., 1993. Biologi. op/morton/jambolan.html (12
Terjemahan. Penerbit Erlangga, Desember 2006).
Jakarta [38] Murray.R.K., Granner, and
[28] Leimena, B. B., 2008. Rodwell., 2003. Biokimia Harper.
Karakterisasi dan Purifikasi Penerjemah: Andry Hartono. Buku
Antosianin Pada Buah Duwet. IPB. Kedokteran EGC. Jakarta.
Bogor [39] Nur, M. A. dan Adijuwana, H.,
1989. Teknik Pemisahan dalam T.W. Goodwin (ed). Chemistry and
Analisis Biologis. PAU Ilmu Biochemistry of Plant Pigments.
Hayat. IPB, Bogor. Academic Press, London.
[40] Pietta, P.G., 2000. Flavonoids as [51] Teeling, C.G.V., Cansfield P.E.,
antioxidants. J. Nat. Prod. 63, dan Gallop R.A., 1971. An
10351042. Anthocyanin Complex Isolated
[41] Robinson, T., 1991. Kandungan From The Syrup of Canned
Organik Tumbuhan Tinggi. Blueberries. J. Food Sci 36: 1061-
Terjemahan. Penerbit ITB, 1063.
Bandung. [52] Terahara, N., Honda T., Hayashi
[42] Rounds, M. A. dan S.S. Nielsen., M., dan Ishimaru K.., 2000. New
1998. Basic Principles of Anthocyanins from Purple Pods of
Chromatography. Di dalam S. S. Pea (Pisum spp.). J. Biosci.
Nielsen (ed). Food Analysis Biotechnol. Biochem 64 (12) :
Second Edition. Kluwer Academic/ 2569-2574.
Plenum Publishers, New York. [53] Timberlake, C. F. dan Bridle P.,
[43] Sacher, R.A., dan McPherson, 1997. The Anthocyanins. Di dalam
R.A., 2004. Tinjauan Klinis Hasil J. B. Horborne (ed). The
Pemeriksaan Laboratorium. EGC. Flavonoid. Chapman and Hall,
Jakarta London.
[44] Safitri, D. E., 2012. Stabilitas [54] Timberlake, C.F. dan Bridle P.,
Antosianin dan Aktivitas Antioksidan 1983. Anthocyanins. Di dalam J. Walford
pada Minuman Sari Buah Duwet. IPB. (ed). Developments in
Bogor. Food Colours. Applied Science
[45] Saija., 1994. Di dalam Bridle, P. Publishers LTD, London.
dan Timberlake, C.F. Anthocyanin
[55] Tranggono., 1990. Bahan
as Natural Food colours Selected
Aspects. Food Chemistry. Vol. 58, Tambahan Pangan (Food
pp 103 109. Additives). PAU Pangan dan Gizi.
[46] Sargowo, D., 2005. Peran Lipid Universitas Gadjah Mada,
dan Oksidasi Lipoprotein pada Yogyakarta.
Patogenesa Aterosklerosis. [56] Verheij, E.W.M. dan Coronel
Universitas Brawijaya. Malang R.E., 1997. Prosea. Gramedia
[47] Septiriyan., 2012, Simvastatin, Pustaka Utama, Jakarta.
http://septiriyan.wordpress.com/2012/ [57] Widowati., 2007. Peran
10/08/simvastatin/ diakses pada Sabtu, Antioksidan sebagai Agen
1 Maret 2014 Hipokolesterolemia, Pencegah
[48] Strack, D. dan Wray V., 1993. The
Oksidasi Lipid dan Aterosklerosis.
anthocyanins. Di dalam J. B.
Harborne (ed). The Flavonoids: Majalah Kedokteran Damianus
Advances in Research since 1986. vol. 6 no. 3 (Sep. 2007)
Chapman and Hall, London. [58] Widyawati, A., 2014. Penentuan
[49] Sunaryo, H., Ediyanto S.P., Aktivitas Antioksidan Sirup Kulit
Djatmiko W., dan Fuad A.,1985. Buah Manggis (Garcinia
Pengaruh Pemberian Kurkuminoid Mangostana L.) Yang Diolah
Curcuma Domestica val terhadap Melalui Variasi Suhu Pemanasan
Kadar Kolesterol HDL Serum . Universitas Pendidikan Indonesia
Tikus Putih. Simposium . Jakarta
Temulawak. [60] Winarno, F. G., 1997. Kimia
[50] Swain, T., 1976. Nature and pangan dan Gizi. PT Gramedia,
Properties of Flavonoid. Di dalam Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai