Anda di halaman 1dari 45

H.

06 ALIRAN DALAM LUBANG

Oleh

Ahmad Arsyuddin

Azza Batari Naldi

Nurul Fahira

Yeni Martensi Pinahi

Yuthika Al Izzan Wisqa

TANRI ABENG UNIVERSITY

Jln. Swadarma Raya No. 58, Ulujami, Pesanggrahan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta

2016
H06. ALIRAN DALAM LUBANG

6.A.1 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah mencari besaran koefisien kecepatan


aliran melalui lubang kecil.

6.A.2 Teori

Pemahaman yang tepat mengenai mekanika fluida adalah hal yang sangat
penting di berbagai aspek teknik. Dalam biomekanika, aliran darah dan cairan
serebral adalah beberapa bagian menarik; teknik aeronautika menggunakan
pemahamannya mengenai fluida untuk memaksimalkan gaya angkat dan
meminimalisir gaya gesek pada pesawat terbang dan untuk mendesain mesin fan-
jet; teknik mesin mendesain pompa, turbin, permbakaran internal mesin,
kompresor udara, perlengkapan pendingin udara, perlengkapan pengontrol polusi,
dan pembangkit tenaga listrik menggunakan pemahaman yang tepat mengenai
mekanika fluida; dan teknik sipil juga harus memanfaatka hasil pengamatan
selama pembelajaran mekanika fluida untuk memahami transportasi sedimen
sungai dan erosi, mendesain sistem pipa, limbah perawatan pabrik, saluran irigasi,
sistem pengontrol banjir, dan bendungan.
Secara umum, aliran internal pada pipa dan saluran dapat ditemukan pada
seluruh lingkungan industri kita. Dari mengalirkan air yang dapat diminum hingga
cairan kimia dan masih banyak cairan industri lainnya. Para engineer telah
mendesain dan mengonstruksikan aliran pipa skala besar yang tak terbilang
jumlahnya. Juga sangat banyak saluran pipa kecil yang telah dihasilkan, semisal
dalam kontrol hidrolik, sistem pemanas dan pendingin udara, kardiovaskular dan
sistem aliran pada paru-paru. Aliran ini bisa termasuk dalam aliran tetap atau statis
atau dinamis, seragam atau tidak seragam. Aliran ada yang bersifat kompresibel
dan ada juga yang bersifat inkompresibel. Begitu pun dengan material pipa, bisa
elastis, kaku atau mungkin viskolenting.
Sedangkan, aliran bebas permukaan adalah fenomena cairan yang paling
banyak terjadi di muka bumi ini. Gelombang laut, aliran sungai dan air terjun alah
beberapa contoh alami. Sedangkan contoh untuk buatan manusia adalah aliran
pada kanal dan saluran air bawah tanah, drainase yang tahan untuk material
tertentu seperti atap serta tempat parkir dan pergerakan gelombang di pelabuhan.
Di tiap situasi ini, aliran dikategorikan antara udara dengan lapisan permukaan air
yang disebut dengan aliran permukaan. Pada aliran permukaan, tekanannya adalah
konstan, selebihnya mengikuti tekanan udara atmosfer.
Untuk menyatakan nilai dari kecepatan aliran melalui lubang atau orifice,
maka digunakan persamaan sebagai berikut;
V =Cv . 2. g . h ...................................

H06.A.1
Dengan:
V = Kecepatan air yang melewati lubang
Cv = Koefisien kecepatan
g = Percepatan gravitasi bumi
h = Tinggi air terhadap lubang
Sedangkan dari percobaan ini, harga koefisien kecepatan Cv dapat
diperoleh dari hubungan persamaan berikut;
X
Cv= .......................................
2 h .Y

H06.A.2
Dengan:
Cv = Koefisien kecepatan
X = Jarak horizontal pancaran air dari bidang vena contracta
h = Tinggi air terhadap lubang
Y = Jarak vertikal pancaran air
Titik nol (0) untuk pengukuran sumbu X, diambil dari bidang vena
contracta. Demikian juga dengan luas penampang yang dipakai adalah luas
penampang pada bidang vena contracta. Dimana hubungan antara luas penampang
lubang (Ap) dengan luas bidang vena contracta (Av), dinyatakan sebagai berikut;

Av =Cc . Ap ......................................

H06.A.3
Dengan:
Av = Luas bidang vena contracta
Ap = Luas penampang lubang
Cc = Nilai koefisien kontraksi
6.A.3 Alat-alat

Alat-alat yang dibutuhkan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Meja Hidrolika
2. Kertas grafik
3. Perangkat alat percobaan aliran melalui lubang

6.A.4 Cara Kerja

Berikut adalah prosedur pengerjaan percobaan untuk mendapatkan besaran


koefisien aliran melalui lubang kecil:

1. Menempatkan alat pada saluran tepi meja hidrolika. Menghubungkan pipa


aliran masuk dengan suplai meja hidrolika dan mengarahkan pipa lentur
dari pipa pelimpah ke tangki air meja hidrolika
2. Mengatur kaki penyangga sehingga alat terletak horizontal dan juga
mengatur arah aliran dari lubang bukaan sedemikian rupa sehingga
menjadi sebidang dengan jajaran jarum pengukur pengukur
3. Menyelipkan selembar kertas pada papan di belakang jarum pengukur dan
menaikkan terlebih dahulu semua jarum pengukur untuk membebaskan
lintasan air yang menyembur
4. Menaikkan pipa pelimpah, membuka katup pengatur aliran dan
mengalirkan masuk ke dalam tangki utama
5. Mengatur katup aliran sedemikian rupa, sehingga air persis melimpah
lewat pipa pelimpah dan tidak ada gelombang pada permukaan tangki
utama
6. Mencatat besarnya tinggi tekanan pada tangki utama
7. Menentukan letak terjadinya vena cotracta di ukur dari lubang bukaan (0,5
diameter bukaan)
8. Mengatur posisi jarum pengukur tegak secara berurutan untuk
mendapatkan bentuk lintasan aliran yang menyembur. Memberi tanda
posisi ujung atas jarum pengukur pada kertas grafik
9. Mengulangi percobaan untuk setiap perbedaan tinggi tekanan pada tangki
utama
10. Mengganti lempeng lubang bukaan dengan diameter yang lain dan
mengulangi langkah 1-9
6.A.5 Data Pengamatan
Diameter Head
Koordinat 1 2 3 4 5 6 7 8
(mm) (mm)
x 0 52 105 151 201 251 300 352
400
y 0 4 12 24,5 40 57 79,5 103
202,
x 0 51 98 153 252 301 352
5
380
112,
y 0 5 12 26 41 61 89
5
3 x 0 53 99 153 202 252 39 354
360
y 0 6 15,5 28 42 63,5 90 114
x 0 50 106 150 202 252 302 352
340
y 0 6 15,5 28,5 46,5 65 94,5 120
x 0 52 99 153 204 253 303 353
320
y 0 7 16,5 29,5 47,5 70 97 129
6 148, 148,
x 0 53 198 249 300 350
400 5 5
y 0 4 12,5 24,5 41,5 56 78 100
x 0 49 101 150 201 259 300 350
380 103,
y 0 5 13,5 26 41,5 59,5 79
5
x 0 49 98 149 199 248 300 350
360
y 0 5,5 14,5 28 42 60,5 84 110
340 x 0 50 96,5 149 199 249 300 350
y 0 5 15,5 29 45,5 66,5 89 107,
5
101,
x 0 52 149 200 250 300 350
320 5
y 0 55 16,5 31 50 69 95 123
Tabel H06.A.1 Data Pengamatan Terhadap Sumbu X dan Y
6.A.6 Pengolahan Data

Untuk Lempeng Lubang Bukaan dengan Diameter 3mm

a. Ketinggian 400mm

X=
h x x2 Y X2 XY
x2/h
0 0 0 0 0 0
52 2704 0,13 4 0,0169 0,52
0,06890
105 11025 0,2625 12 3,15
6
0,14250
151 22801 0,3775 24,5 9,24875
6
400
0,25250
201 40401 0,5025 40 20,1
6
0,39375
251 63001 0,6275 57 35,7675
6
300 90000 0,75 79,6 0,5625 59,7
352 123904 0,88 105 0,7744 92,4
2,21147 220,886
Total 1412 353836 3,53 322,1
5 3
Tabel H06.A.2 Data untuk Ketinggian 400mm

Contoh perhitungan

Nilai gradien,

ni=1 [ Xi .Yi ]
b n ...............................
i=1 [ Xi 2]

220,886
H06.A.4
2,21148

99,8819

Maka, dapat kita simpulkan bahwa persamaan regresinya adalah

y =b.X.....................................
H06.A.5
= 352,583

Koefisien kecepatan praktikum,

1
Cv praktikum = 2 b ......................................

H06.A.6

= 0,05003

Koefisien kecepatan teori,

Cv teori = 0,98

Kuadrat x2/h terhadap Y


120
100
80 f(x) = 120.45x - 12.89
R = 0.95
Y 60
40
20
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

x^2/h

Kuadrat x2/h terhadap Y Linear (Kuadrat x2/h terhadap Y)

Grafik H06.A.1 Hubungan Kuadrat x2/h terhadap Y

b. Ketinggian 380mm

X=
h x x^2 Y X^2 XY
x^2/h
380 0 0 0 0 0 0
51 2601 6,84474 5 46,8504 34,2237
98 9604 0,25789 12 0,06651 3,09474
153 23409 61,6026 26 3794,88 1601,67
202,5 41006,3 107,911 41 11644,8 4424,36
252 63504 167,116 61 27927,7 10194,1
301 90601 238,424 89 56845,9 21219,7
352 123904 326,063 112,5 106317 36682,1
Total 1409,5 354629 908,219 346,5 206577 74159,2
Tabel H06.A.3 Data untuk Ketinggian 380mm

Nilai gradien,

b = 0,35899

Persamaan regresi,

y = 326,042

Koefisien kecepatan praktikim,

Cv praktikum = 0,8345

Koefisien kecepatan teori,

Cv teori = 0,98

Kuadrat x2/h terhadap Y


120
100 f(x) = 0.34x + 5.11
R = 0.99
80

Axis Title 60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350

Axis Title

Kuadrat x2/h terhadap Y Linear (Kuadrat x2/h terhadap Y)

Grafik H06.A.2 Hubungan Kuadrat x2/h terhadap Y


c. Ketinggian 360mm

X=
h X x^2 Y X^2 XY
x^2/h
0 0 0 0 0 0
53 2809 7,80278 6 60,8833 46,8167
54 2916 8,1 15,5 65,61 125,55
153 23409 65,025 28 4228,25 1820,7
360
202 40804 113,344 42 12847 4760,47
252 63504 176,4 62,5 31117 11025
303 91809 255,025 90 65037,8 22952,3
354 125316 348,1 114 121174 39683,4
Total 1371 350567 973,797 358 234530 80414,2
Tabel H06.A.4 Data untuk Ketinggian 360mm

Nilai gradien,

b = 0,34285

Persamaan regresi,

y = 333,889

Koefisien kecepatan praktikim,

Cv praktikum = 0,85389

Koefisien kecepatan teori,


Cv teori = 0,98

Kuadrat x2/h terhadap Y


120
f(x) = 0.32x + 6.09
100
R = 0.99
80

Axis Title 60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400

Axis Title

Kuadrat x2/h terhadap Y Linear (Kuadrat x2/h terhadap Y)

Grafik H06.A.3 Hubungan Kuadrat x2/h terhadap Y

d. Ketinggian 340mm

X=
h x x^2 Y X^2 XY
x^2/h
0 0 0 0 0 0
50 2500 7,35294 6 54,0657 44,1176
106 11236 33,0471 15,5 1092,11 512,229
150 22500 66,1765 28,5 4379,33 1886,03
340
202 40804 120,012 46,5 14402,8 5580,55
252 63504 186,776 65 34885,4 12140,5
302 91204 268,247 94,5 71956,5 25349,3
352 123904 364,424 120 132805 43730,8
Total 1414 355652 1046,04 376 259575 89243,6
Tabel H06.A.5 Data untuk Ketinggian 340mm

Nilai gradien,

b = 0,34381

Persamaan regresi,

y = 359,634
Koefisien kecepatan praktikim,

Cv praktikum = 0,85273

Koefisien kecepatan teori,

Cv teori = 0,98

Kuadrat x2/h terhadap Y


140
120
f(x) = 0.33x + 4.32
100 R = 1
80
Axis Title 60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400

Axis Title

Kuadrat x2/h terhadap Y Linear (Kuadrat x2/h terhadap Y)

Grafik H06.A.4 Hubungan Kuadrat x2/h terhadap Y

e. Ketinggian 320mm

X=
h x x^2 Y X^2 XY
x^2/h
0 0 0 0 0 0
52 2704 8,45 7 71,4025 59,15
99 9801 30,6281 16,5 938,082 505,364
153 23409 73,1531 29,5 5351,38 2158,02
320
204 41616 130,05 47,5 16913 6177,38
253 64009 200,028 70 40011,3 14002
303 91809 286,903 97 82313,4 27829,6
353 124609 389,403 129 151635 50233
Total 1417 357957 1118,62 396,5 297233 100964
Tabel H06.A.6 Data untuk Ketinggian 320mm
Nilai gradien,

b = 0,33968

Persamaan regresi,

y = 379,972

Koefisien kecepatan praktikim,

Cv praktikum = 0,8579

Koefisien kecepatan teori,

Cv teori = 0,98

Kuadrat x2/h terhadap Y


140
120 f(x) = 0.32x + 4.36
100 R = 1
80
Axis Title 60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Axis Title

Kuadrat x2/h terhadap Y Linear (Kuadrat x2/h terhadap Y)

Grafik H06.A.5 Hubungan Kuadrat x2/h terhadap Y

Koefisien kecepatan praktikum rata-rata,

Total data
Cv rata-rata = n ..................................

H06.A.7
3,4491
= 5

= 0,6898

Kesalahan relatif untuk lempeng bukaan dengan diameter 3mm

KR = |kpratikumkteoritis
kteoritis |x 100 .................

H06.A.8

= 30%

Untuk Lempeng Lubang Bukaan dengan Diameter 6mm

a. Ketinggian 400mm

h x x2 X = x2/h Y X2 XY

0 0 0 0 0 0
52 2704 6,76 4 16 27,04
98 9604 24,01 12,5 156,25 300,125
22052,2
400 148,5 5 55,13063 24,5 600,25 1350,7
198 39204 98,01 41,5 1722,25 4067,415
249 62001 155,0025 56 3136 8680,14
300 90000 225 78 6084 17550
350 122500 306,25 100 10000 30625
348065, 21714,7
Total 1395,5 3 870,1631 316,5 5 62600,42
Tabel H06.A.7 Data untuk Ketinggian 400mm

Nilai gradien,

b = 2,88285

Persamaan regresi,

y = 2508,55
Koefisien kecepatan praktikim,

Cv praktikum = 0,29448

Koefisien kecepatan teori,

Cv teori = 0,98

Kuadrat x2/h terhadap Y


120

100
f(x) = 0.32x + 4.36
R = 0.99
80

Axis Title 60

40

20

0
0 50 100 150 200 250 300 350

Axis Title

Kuadrat x2/h terhadap Y Linear (Kuadrat x2/h terhadap Y)

Grafik H06.A.6 Hubungan Kuadrat x2/h terhadap Y

b. Ketinggian 380mm

X=
h x x^2 Y X^2 XY
x^2/h
0 0 0 0 0 0
49 2401 6,31842 5 39,9224 31,5921
101 10201 26,8447 13,5 720,64 362,404
150 22500 59,2105 26 3505,89 1539,47
380
201 40401 106,318 41,5 11303,6 4412,21
249 62001 163,161 59,5 26621,4 9708,05
200 40000 105,263 79 11080,3 8315,79
350 122500 322,368 103,5 103921 33365,1
Total 1300 300004 789,484 328 157193 57734,7
Tabel H06.A.8 Data untuk Ketinggian 380mm
Nilai gradien,

b = 0,36728

Persamaan regresi,

y = 289,966

Koefisien kecepatan praktikim,

Cv praktikum = 0,82503

Koefisien kecepatan teori,

Cv teori = 0,98

Kuadrat x2/h terhadap Y


120
100 f(x) = 0.32x + 9.43
R = 0.84
80

Axis Title 60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350

Axis Title

Kuadrat x2/h terhadap Y Linear (Kuadrat x2/h terhadap Y)

Grafik H06.A.7 Hubungan Kuadrat x2/h terhadap Y

c. Ketinggian 360mm

X=
h x x^2 Y X^2 XY
x^2/h
360 0 0 0 0 0 0
49 2401 6,66944 5,5 44,4815 36,6819
101 10201 28,3361 14,5 802,935 410,874
150 22500 62,5 28 3906,25 1750
201 40401 112,225 42 12594,5 4713,45
249 62001 172,225 60,5 29661,5 10419,6
300 90000 250 84 62500 21000
350 122500 340,278 110 115789 37430,6
Total 1400 350004 972,233 344,5 225299 75761,2
Tabel H06.A.9 Data untuk Ketinggian 360mm

Nilai gradien,

b = 0,33627

Persamaan regresi,

y = 326,933

Koefisien kecepatan praktikim,

Cv praktikum = 0,86224

Koefisien kecepatan teori,

Cv teori = 0,98

Kuadrat x2/h terhadap Y


120

100 f(x) = 0.32x + 4.62


R = 1
80

Axis Title 60

40

20

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400

Axis Title

Kuadrat x2/h terhadap Y Linear (Kuadrat x2/h terhadap Y)


Grafik H06.A.8 Hubungan Kuadrat x2/h terhadap Y

d. Ketinggian 340mm

X=
h x x^2 Y X^2 XY
x^2/h
0 0 0 0 0 0
50 2500 7,35294 5 54,0657 36,7647
96,5 9312,25 27,389 15,5 750,156 424,529
149 22201 65,2971 29 4263,71 1893,61
340
199 39601 116,474 45,5 13566,1 5299,55
248 61504 180,894 66,5 32722,7 12029,5
300 90000 264,706 89 70069,2 23558,8
350 122500 360,294 107,5 129812 38731,6
Total 1392,5 347618 1022,41 358 251238 81974,4
Tabel H06.A.10 Data untuk Ketinggian 340mm

Nilai gradien,

b = 0,32628

Persamaan regresi,

y = 333,593

Koefisien kecepatan praktikim,

Cv praktikum = 0,87533

Koefisien kecepatan teori,

Cv teori = 0,98
Kuadrat x2/h terhadap Y
120
100 f(x) = 0.3x + 6.36
R = 0.98
80

Axis Title 60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400

Axis Title

Kuadrat x2/h terhadap Y


Linear (Kuadrat x2/h terhadap Y)

Grafik H06.A.9 Hubungan Kuadrat x2/h terhadap Y

e. Ketinggian 320mm

X=
h x x^2 Y X^2 XY
x^2/h
0 0 0 0 0 0
52 2704 8,45 5,5 71,4025 46,475
19,5 380,25 1,18828 16,5 1,41201 19,6066
149 22201 69,3781 31 4813,32 2150,72
320
200 40000 125 50 15625 6250
250 62500 195,313 69 38147 13476,6
300 90000 281,25 95 79101,6 26718,8
350 122500 382,813 123 146545 47085,9
Total 1320,5 340285 1063,39 390 284305 95748,1
Tabel H06.A.11 Data untuk Ketinggian 320mm

Nilai gradien,

b = 0,33678

Persamaan regresi,

y = 358,128
Koefisien kecepatan praktikim,

Cv praktikum = 0,86158

Koefisien kecepatan teori,

Cv teori = 0,98

Kuadrat x2/h terhadap Y


140
120 f(x) = 0.31x + 7.92
100 R = 0.99

80
Axis Title 60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Axis Title

Kuadrat x2/h terhadap Y Linear (Kuadrat x2/h terhadap Y)

Grafik H06.A.10 Hubungan Kuadrat x2/h terhadap Y

Koefisien kecepatan praktikum rata-rata,

Cv rata-rata = 0,7437

Kesalahan relatif rata-rata untuk lubang bukaan 6mm,

KR = 24%
6.A.7 Analisis

6.A.7.1 Analisis Praktikum

Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan besaran nilai koefisien


kecepatan atau Cv aliran melalui lubang kecil. Salah satu manfaat dari percobaan
ini adalah memudahkan dalam permodelan saluran pipa. Pada percobaan ini
semua alat telah disiapkan oleh asisten laboratorium. Asisten laboratorium telah
mengatur kaki penyangga perangkat alat percobaan aliran melalui lubang,
sehingga alat terletak horizontal. Begitu pun dengan arah aliran dari lubang yang
telah diposisikan sehingga menjadi sebidang dengan jajaran jarum pengukur.
Sama halnya dengan kertas milimeter blok yang telah diselipkan pada papan di
belakang jajaran jarum pengukur yang juga telah disiapkan oleh asisten
laboratorium.

Langkah selanjutnya adalah menaikkan pipa pelimpah dan membuka


katup pengatur aliran, sehingga air masuk ke dalam tangki utama. Selanjutnya
adalah mengatur katup pengatur aliran hingga sedemikian rupa, hal ini
menyebabkan air persis melimpah melewati pipa pelimpah dan tidak ada
gelombang pada permukaan tangki utama. Pada percobaan Osborne Reynolds,
kelereng digunakan sebagai media agar air pada tangki menjadi tenang dan tidak
bergelombang. Namun, metode tersebut tidak digunakan pada percobaan ini
karena dengan menambahkan kelereng pada tangki utama, walaupun dengan
tujuan agar air pada tangki menjadi tidak bergelombang, kehadiran kelereng
memengaruhi ketinggian air yang terbaca pada skala tangki utama.

Langkah berikutnya adalah mencatat besaran tekanan pada tangki utama,


dilanjutkan dengan mengatur posisi jarum pengukur tegak secara berurutan untuk
mendapatkan bentuk lintasan aliran yang menyembur. Keberadaan pompa sangat
berpengaruh pada lintasan pancaran air nanti, selebihnya mengenai pompa akan
dibahas pada analisis kesalahan. Dilanjutkan dengan memberi tanda dengan
menggunakan warna yang berbeda untuk masing-masing pancaran air dengan
ketinggian dan diameter lubang yang berbeda. Tersebut adalah langkah-langkah
untuk percobaan ini, kemudian di bawah bimbingan asisten laboratorium tim
penyusun melakukan variasi percobaan dengan menurunkan ketinggian air pada
tangki utama dan mengganti lempeng lubang bukaan dengan diameter yang
berbeda.

Variasi pertama pada percobaan ini adalah mendapatkan bentuk lintasan


aliran yang menyembur dari ketinggian 400mm pada tangki utama dan dengan
lempeng lubang bukaan yang berdiameter 3mm. Variasi selanjutnya adalah
menurunkan ketinggian air pada tangki utama, masing-masing dengan penurunan
20mm hingga ketinggian air mencapai 320mm. Selanjutnya adalah mengganti
lempeng lubang bukaan menjadi lempeng lubang bukaan dengan diameter 6mm
dan kembali mengulangi variasi ketinggian air tangki utama dari 400mm hingga
320mm, masing-masing dengan penurunan 20mm.

6.A.7.2 Analisis Hasil

Pada percobaan ini, data diperoleh dari data koordinat kurva dan debit air
dalam keadaan constant head. Dari data koordinat yang tersedia, praktikan
menghitung koefisien kecepatan untuk masing-masing diameter lubang dan
ketinggian air menggunakan metode linear sederhana.

y =b.X

dari perhitungan, praktikan mendapatkan koefisien kecepatan rata-rata untuk


lubang bukaan dengan diameter 3mm adalah 0,6898. Sedangkan untuk lubang
bukaan dengan diameter 6mm memiliki koefisien kecepatan rata-rata sebesar
0,7437. Untuk lubang bukaan dengan diameter 3mm, koefisien kecepatan rata-rata
terbesar adalah 0,8579 pada saatn ketinggian permukaan air pada tangki utama
adalah 320mm. Sedangkan untuk lubang bukaan dengan diameter 6mm adalah
0,87533 pada saat ketinggian permukaan air pada tangki utama 340mm.

Masing-masing lubang bukaan memiliki kesalahan relatif diatas 10%,


yaitu 30% untuk lubang bukaan dengan diameter 3mm dan 24% untuk lubang
bukaan dengan diameter 6mm. Setelah mendapatkan kesalahan relatif, selanjutnya
adalah mencari koefisien korelasi. Jika nilai koefisien korelasi (r) mendekati satu,
hal itu berarti hubungan x2/y dan y adalah erat.

Ketinggian Koefisien Korelasi


Untuk lubang bukaan dengan diameter 3mm
400mm 0,9485
380mm 0,9918
360mm 0,9909
340mm 0,996
320mm 0,908
Untuk lubang bukaan dengan diameter 6mm
400mm 0,9918
380mm 0,8409
360mm 0,9966
340mm 0,9843
320mm 0,9868
Tabel H06.A.12 Koefisien Korelasi untuk Masing-masing Pipa

6.A.7.3 Analisis Grafik

Grafik hubungan antara x2/h terhadap Y memiliki hubungan linear.


Hubungan keduanya pun saling mengikat satu sama lain. Semakin tinggi nilai
head, maka koordinat yang ditunjukkan rendah.

6.A.7.4 Analisis Kesalahan

Tak ada percobaan yang luput dari kesalahan, berikut adalah kesalahan
yang terjadi pada praktikum ini dan beberapa kemungkinan kesalahan yang bisa
terjadi;

1. Pompa dengan kondisi yang tidak terlalu baik


Percobaan ini memerlukan pompa untuk menjaga ketinggian air pada
tangki utama. Namun, menggunakan pompa dengan kondisi yang tidak
terlalu baik juga akan menghambat proses untuk memosisikan jarum
pengukur yang nantinya akan diberi tanda pada kertas grafik untuk tiap-
tiap ketinggian. Menggunakan pompa yang tidak dalam kondisi baik akan
memengaruhi posisi jarum pengukur dan membutuhkan waktu lebih
karena pancaran air yang keluar dari lubang adalah berbeda-beda untuk
ketinggian dan dengan diameter lubang yang sama.

2. Memosisikan letak jarum pengukur

Letak jarum pengukur diposisikan sesuai dengan ketinggian pancaran air


yang keluar dari tiap-tiap ketinggian dan diameter lubang. Memosisikan
letak jarum pengukur berkesinambungan dengan kondisi pompa yang
digunakan untuk menjaga ketinggian air pada tangki utama. Makin bagus
keadaan pompa yang digunakan, maka pancaran air yang keluar dari
tangki utama adalah tetap. Yang dimaksud tetap adalah pancarannya
konstan dan tidak berubah. Hal ini memudahkan dalam memosisikan
jarum pengukur tepat di atas pancaran air dan kemungkinan kesalahan
pada kesimpulan akan terminimalisir.

3. Pemberian tanda pada kertas grafik


Menggunakan spidol warna dalam pemberian tanda pada kertas grafik
sangat membantu untuk membedakan posisi jarum pengukur untuk tiap-
tiap ketinggian air pada tangki utama. Namun, menggunakan spidol
dengan ketebalan di atas 0,7 akan menghambat dalam pembacaan skala
pada kertas grafik dikarenakan posisinya tidak tepat atau tidak pas pada
satu koordinat Y atau X. Sehingga tim penyusun mencari titik tengah dari
tiap-tiap maka mata spidol untuk menentukan posisi masing-masing jarum
pengukur terhadap koordinat X dan Y. Walaupun skala yang digunakan
dalam satuan milimeter (mm) namun, tetap dibutuhkan ketelitian dalam
membaca skala. Karena akan memengaruhi pengolahan data nanti.
4. Pembacaan skala pada kertas grafik
Pembacaan skala pada kertas grafik membutuhkan ketelitian tinggi karena
tim penyusun dihadapkan pada situasi untuk membaca skala pada kertas
milimeter blok dengan mata spidol yang cukup tebal. Pembacaan skala
harus dilakukan dengan teliti karena akan berpengaruh pada pengolahan
data nanti dan dalam pengambilan kesimpulan percobaan,
5. Perhitungan waktu
Walaupun perhitungan waktu dilakukan menggunakan stopwatch digital,
namun hal ini tak menghindarkan kesalahan pada satuan waktu yang akan
dimasukkan pada data pengamatan., dan kembali berpengaruh pada
pengolahan data serta pengambilan kesimpulan percobaan.
6. Pengolahan data
Walaupun tersedia banyak software yang memudahkan dalam pengolahan
data, semisal Microsoft Excel, hal ini tak berarti bahwa pengolahan data
luput dari kesalahan. Terdapat beberapa kemungkinan kesalahan dalam
pengolahan data, seperti memasukkan rumus yang salah ataupun memilih
sel yang salah pada Microsoft Excel.

6.A.8 Kesimpulan

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa,

1. Koefisien kecepatan praktikum rata-rata untuk masing-masing lubang


bukaan 3mm dan 6mm adalah 0,6898 serta 0,7437.
2. Koefisien kecepatan praktikum terbesar pada saat menggunakan
penampang dengan lubang bukaan 3mm adalah 0,8579 pada saat ketinggin
air 320mm. Sedangkan untuk lubang bukaan dengan diameter 6mm adalah
0,87533 pada saat ketinggian air 340mm.

6.A.9 Daftar Pustaka

Potter, Merle C, David C. Wiggert, Bassem H. Ramadan; Mechanics of Fluids, 4th


edition

6.A.10 Lampiran
6.B.1 Tujuan

Percobaan ini masih berkaitan dengan percobaan yang telah dijelaskan


pada bagian sebelumnya. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan besaran
koefisien debit aliran melalui lubang kecil dengan dalam dua keadaan yang
berbeda. Yaitu, aliran dengan tekanan tetap dan aliran dengan tekanan berubah.

6.B.2 Teori

Pemahaman yang tepat mengenai mekanika fluida adalah hal yang sangat
penting di berbagai aspek teknik. Dalam biomekanika, aliran darah dan cairan
serebral adalah beberapa bagian menarik; teknik aeronautika menggunakan
pemahamannya mengenai fluida untuk memaksimalkan gaya angkat dan
meminimalisir gaya gesek pada pesawat terbang dan untuk mendesain mesin fan-
jet; teknik mesin mendesain pompa, turbin, permbakaran internal mesin,
kompresor udara, perlengkapan pendingin udara, perlengkapan pengontrol polusi,
dan pembangkit tenaga listrik menggunakan pemahaman yang tepat mengenai
mekanika fluida; dan teknik sipil juga harus memanfaatka hasil pengamatan
selama pembelajaran mekanika fluida untuk memahami transportasi sedimen
sungai dan erosi, mendesain sistem pipa, limbah perawatan pabrik, saluran irigasi,
sistem pengontrol banjir, dan bendungan.
Fluida statis adalah salah satu bagian pembelajaran dari fluida yang berarti
tidak ada pergerakan relatif antara partikel fluida. Jika tidak ada pergerakan
relatif, maka If there is no relative motion, no shearing stresses exist, since
velocity gradients, such as du/dy, are required for shearing stresses to be present.
The only stress that exists is a normal stress, the pressure, so it is the pressure that
is of primary interest in fluid statics.
Selain koefisien kecepatan (Cv) pada aliran melalui lubang, juga dikenal
istilah koefisien debit empiris (Cd). Koefisien debit empiris adalah perbandingan
antara debit yang sebenarnya dengan debit teoritis. Untuk mendapatkan besaran
koefisien debit aliran melalui lubang kecil dalam keadaan aliran dengan tekanan
tetap, maka digunakan persamaan sebagai berikut;

Q=Cd . A . 2 . g .h ...............................

H06.B.1
Dengan:
Q = Besarnya debit aliran yang melalui lubang
Cd = Koefisien debit empiris
A = Luas penampang lubang
g = Percepatan grafitasi bumi
h = Tinggi air terhadap lubang
Sedangkan untuk mendapatkan besaran koefisien debit aliran melalui
lubang kecil dalam keadaan aliran dengan tekanan yang berubah, digunakan
persamaan sebagi berikut;
2 . AT
T= .( h1 h2 ) .....................
Cd . A . 2 . g

H06.B.2
Dengan:
T = Waktu pengosongan tabung atau tangki ( t2 t1)
AT = Luas tangki utama
Cd = Koefisien debit empiris
A = Luas pernampang lubang
g = Percepatan gravitasi bumi
h1 = Tinggi air pada waktu t1
h2 = Tinggi air pada waktu t2

6.B.3 Alat-alat

Berikut adalah alat-alat yang dibutuhkan untuk praktikum ini;

1. Meja Hidrolika
2. Stopwatch
3. Gelas ukur
4. Perangkat alat percobaan atau peraga aliran melalui lubang
5. Jangka sorong

6.B.4 Cara Kerja

Berikut adalah prosedur pendahuluan untuk melakukan percobaan


mengenai aliran dalam lubang dengan beberapa keadaan yang berbeda;

1. Mengukur diameter tangki utama


2. Menempatkan alat pada saluran tepi meja hidrolika. Menghubungkan pipa
aliran masuk dengan suplai meja hidrolika dan mengarahkan pipa lentur
dan pipa pelimpah ke tangki meja hidrolika
3. Mengatur kaki penyangga sehingga alat terletak horizontal
4. Menaikkan pipa pelimpah dan membuka katup pengatur aliran pada meja
hidrolika

Tujuan dari percobaan ini adalah mencari besaran koefisien aliran melalui
lubang kecil dengan keadaan aliran yang berbeda. Berikut adalah langkah kerja
untuk keadaan aliran dengan keadaan tetap;

1. Mengatur katup pengatur aliran dan pipa pelimpah hingga tinggi muka air
pada tangki tetap pada ketinggian yang dikehendaki. Pada percobaan ini
yaitu dengan ketinggian 400mm
2. Mencatat tinggi tekanan air h pada skala mistar ukur, menghitung debit
aliran yang melewati lubang dengan menggunakan gelas ukur dan
stopwatch
3. Mengulangi dua prosedur di atas untuk setiap perbedaan tinggi tekanan
4. Mengganti lempeng lubang bukaan dengan diameter yang lain dan
mengulangi keseluruhan prosedur di atas. Termasuk prosedur pendahuluan

Sedangkan untuk aliran dengan tekan yang berubah, di bawah adalah prosedur
untuk mendapatkan nilai dari koefisien debit aliran;

1. Menaikkan pipa pelimpah sampai ketinggian tekanan maksimum


2. Membuka katup pengatur aliran, mengisi penuh tangki utama aliran
sehingga air persis melimpah melalui pipa pelimpah pada ketinggian
maksimum tersebut
3. Menutup katup pengatur aliran
4. Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan tangki utama dari
ketinggian h1 hingga ketinggian h2, mengambil setiap penurunan muka air
setinggi 20mm sebagai variasi percobaan
5. Mengulangi percobaan untuk harga h1 dan h2 yang lain
6. Mengganti lempeng bukaan dan mengulangi langkah 1-5 di atas
6.B.5 Data Pengamatan

D (mm) h (mm) V (mL) T (s) Q (mL/s) Q^2


400 80 5,3 15,0943396 227,839089
380 78 5,36 14,5522388 211,767654
3 360 80 5,31 15,0659134 226,981746
340 79 5,36 14,738806 217,232401
320 80 5,4 14,8148148 219,478738
400 270 5,4 50 2500
380 300 5,6 53,5714286 2869,89796
6 360 280 5,13 54,5808967 2979,07428
340 260 5,4 48,1481481 2318,24417
320 250 5,41 46,2107209 2135,43072
Tabel H06.B.1 Data Pengamatan untuk Constant head

D h1 h2
T (s) T (s)
(mm) (mm) (mm)
400 380 1,31 1,31
380 360 12,87 11,56
3 360 340 42,06 29,19
340 320 72,92 30,86
320 300 102,82 29,9
400 380 1,53 1,53
380 360 2,86 1,33
6 360 340 10,02 7,16
340 320 17,67 7,65
320 300 25,77 8,1
Tabel H06.B.2 Data Pengamatan untuk Variabel Head
6.B.6 Pengolahan Data

Untuk constant head

a. Lubang bukaan dengan diameter 3mm

D (mm) Q (m^3/s) X = Q^2 Y=h X^2 XY


15,2671756 233,08665 400 54329,3864 93234,66
1,55400155 2,41492083 380 5,83184261 917,669915
3 0,47551117 0,22611088 360 0,05112613 81,3999158
0,27427318 0,07522578 340 0,00565892 25,5767635
0,19451469 0,03783596 320 0,00143156 12,1075082
Total 17,7654762 235,840743 1800 54335,2764 94271,4141
Tabel H06.B.3 Pengolahan Data untuk Penampang Lubang Bukaan dengan
Diameter 3mm

Nilai gradien,

ni=1 [ Xi .Yi ]
b n ...............................
i=1 [ Xi 2]

H06.B.3

94271,4141
= 54335,2764

= 1,73449947

Luas penampang lubang bukaan,

1 2
A = d . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4

H06.B.4

1
= ( 3,14 ) (9)
4

= 7,065mm
Koefisien debit empiris,

1
Cd empiris = A 2 g b ...................................

H06.B.5

= 0,0242723

Koefisien debit literatur,

Cd literatur = 0,69

Kesalahan relatif,

KR = |kpratikumkteoritis
kteoritis |x 100 .................

H06.B.6

= 65%

Hubungan h dan Q^2


500
400
300 f(x) = - 20x + 420
200 R = 1
100
0
Y= h

X = Q^2

Hubungan h dan Q^2 Linear (Hubungan h dan Q^2)

Grafik H06.B.1 Hubugan h da Q2

b. Lubang bukaan dengan diameter 6mm

D (mm) Q (m^3/s) X = Q^2 Y=h X^2 XY


13,0718954 170,87445 400 29198,0777 68349,78
6,99300699 48,9021468 380 2391,41996 18582,8158
6 1,99600798 3,98404787 360 15,8726374 1434,25723
1,13186191 1,28111139 340 1,64124639 435,577873
0,77609624 0,60232537 320 0,36279585 192,744118
Total 23,9688686 225,644081 1800 31607,3743 88995,175
Tabel H06.B.3 Pengolahan Data untuk Penampang Lubang Bukaan dengan
Diameter 6mm

Nilai gradien,

b = 2,8156459

Luas penampang bukaan,

A = 28,26mm

Koefisien debit empiris,

Cd empiris = 0,0047633

Koefisien debit literatur,

Cd literatur = 0,69

Kesalahan relatif,

KR = 68%
Hubungan h dan Q^2
500
400
300 f(x) = - 20x + 420
200 R = 1
100
0
Axis Title

Axis Title

Hubungan h dan Q^2 Linear (Hubungan h dan Q^2)

Grafik H06.B.2 Hubugan h da Q2


Untuk variabel head

1. Lubang bukaan dengan diameter 3mm

h1 h2 sqrt h1 sqrt h2 X Y X^2 Y^2 XY


19,4935886
400 380
20 9 0,50641131 1,31 0,256452 1,7161 0,663399
18,9736659 0,51992272
380 360
19,49358869 6 9 11,56 0,27032 133,6336 6,010307
18,4390889 0,53457704
360 340
18,97366596 1 6 29,19 0,285773 852,0561 15,6043
17,8885438 0,55054509
340 320
18,43908891 2 5 30,86 0,3031 952,3396 16,98982
17,3205080 0,56803574
320 300
17,88854382 8 4 29,9 0,322665 894,01 16,98427
2,67949192
Total 94,79488739 92,11539546 4 102,82 1,438309 2833,755 56,2521
Tabel H06.B.4 Pengolahan Data untuk Penampang Lubang Bukaan dengan Diameter 3mm

Nilai gradien,

b = 39,10988

Luas penampang bukaan,


A = 7,065

Luas penampang tangki utama,

AT = 14733,665
Koefisien debit empiris,

Cd empiris = 24,09

Koefisien debit literatur,

Cd literatur = 0,69

Kesalahan relatif,

KR = 3391%

Variabel Head
40
30
20 f(x) = 7.65x - 2.38
10 R = 0.81
0
Axis Title

Axis Title

Variabel Head Linear (Variabel Head)

Grafik H06.B.3 Grafik Hubungan antar Variabel Head


2. Lubang bukaan dengan diameter 6mm

3. 4. 9. X 10. Y
h h 5. sqrt 6. sqrt ^ ^ 11. X
h1 h2 7. X 8. Y 2 2 Y
18. 0, 20. 0,
2 7
12. 13. 5 19. 2, 7
40 38 6 3 4
15. 19,4 16. 0,50 17. 1, 4 4 8
9358 6411 5 5 0 0
14. 20 869 31 3 2 9 9
29. 0,
27. 0, 6
21. 22. 2 28. 1, 9
38 36 7 7 1
23. 19,49 24. 18,9 25. 0,51 26. 1, 0 6 4
3588 7366 9922 3 3 8 9
69 596 729 3 2 9 7
36. 0, 38. 3,
2 37. 5 8
30. 31. 8 1, 2
36 34 5 2 7
32. 18,97 33. 18,4 34. 0,53 35. 7, 7 6 5
3665 3908 4577 1 7 5 7
96 891 046 6 3 6 2
39. 40. 41. 18,43 42. 17,8 43. 0,55 44. 7, 45. 0, 46. 5 47. 4,
34 32 9088 8854 0545 6 3 8, 2
5 1
0 2 1
3 2 6
91 382 095 5 1 5 7
54. 0,
3 56. 4,
48. 49. 2 6
32 30 2 55. 6 0
50. 17,88 51. 17,3 52. 0,56 6 5, 1
8543 2050 8035 53. 8, 6 6 0
82 808 744 1 5 1 9
62. 1, 63. 1 64. 1
4 7 4,
3 9, 1
61. 2 8 5 0
58. 94,79 59. 92,11 60. 2,67 5, 3 0 6
4887 5395 9491 7 0 7 6
57. Total 39 46 924 7 9 9 4
65. Tabel H06.B.4 Pengolahan Data untuk Penampang Lubang Bukaan dengan Diameter 6mm

66. Nilai gradien,

67. b = 9,8077923

68. Luas penampang bukaan,

69. A = 7,065
70. Luas penampang tangki utama,

71. AT = 14733,665

72. Koefisien debit empiris,

73. Cd empiris = 24,09


74. Koefisien debit literatur,

75. Cd literatur = 0,69

76. Kesalahan relatif,

77. KR = 3391%

78.

Variabel Head
10
8
6 f(x) = 1.95x - 0.68
4
2 R = 0.81
0
Axis Title

Axis Title

Variabel Head Linear (Variabel Head)

79. Grafik H06.B.3 Grafik Hubungan antar Variabel Head


80. 6.B.7 Analisis

81. 6.B.7.1 Analisis Praktikum

82. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan besaran koefisien


debit aliran melalui lubang kecil dalam keadaan aliran yang berbeda, yaitu
aliran dengan tekanan yang tetap dan aliran dengan tekanan berubah.
Tidak sedikit hal yang sama dengan percobaan pertama pada modul ini,
yang bertujuan untuk mendapatkan besaran koefisien kecepatan aliran
melalui lubang kecil. Percobaan kali ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu
untuk aliran dengan tekanan yang tetap dan aliran dengan tekan yang
berubah.

83. Kembali, semua alat telah disiapkan oleh asisten laboratorium.


Asisten laboratorium telah mengatur kaki penyangga perangkat alat
percobaan aliran melalui lubang, sehingga alat terletak horizontal. Begitu
pun dengan arah aliran dari lubang yang telah diposisikan sehingga
menjadi sebidang dengan jajaran jarum pengukur. Langkah selanjutnya
adalah menaikkan pipa pelimpah dan membuka katup pengatur aliran,
sehingga air masuk ke dalam tangki utama. Berikutnya adalah mengatur
katup pengatur aliran hingga sedemikian rupa, hal ini menyebabkan air
persis melimpah melewati pipa pelimpah.

84. Kemudian atur katup aliran dan pipa pelimpah hingga tinggi
permukaan air pada tangki utama adalah 400mm. Sebagai variasi,
dilakukan percobaan dengan menghitung debit aliran pada ketinggian
400mm hingga 320mm dengan penurunan 20mm serta mengganti lempeng
lubang bukaan dengan diameter yang berbeda dan kembali menghitung
dari ketinggian 400mm hingga 320mm dengan penurunan yang sama.
Tersebut adalah langkah-langkah untuk percobaan tahap pertama.

85. Untuk tahap kedua, yaitu menghitung besaran koefisien debit


aliran melalui lubang kecil dalam keadaan aliran dengan tekanan berubah.
Langkah pertama adalah menaikkan pipa pelimpah sampai ketinggian
tekanan maksimum lalu mengisi tangki utama dengan air hingga mencapai
ketinggian maksimum. Selanjutnya adalah menutup katup pengatur aliran
dan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan tangki utama
dari ketinggian h1 hingga ketinggian h2.

86. Sebagai variasi dilakukan pencatatan waktu untuk tiap penurunan


ketinggian sebesar 20mm dan mengganti lempeng lubang bukaan dengan
diameter yang berbeda. Untuk mengefisienkan waktu dan melalukan
percobaan secara efektif, tim penyusun di bawah bimbingan asisten
laboratorium melakukan percobaan untuk mendapatkan besaran koefisien
kecepatan aliran melalui lubang kecil lalu dilanjutkan dengan mencari
besaran koefisien debit aliran melalui dalam keadaan aliran dengan
tekanan tetap dan berubah yang masing-masing menggunakan lempeng
lubang bukaan yang berdiameter 3mm. Selanjutnya mengulangi percobaan
dengan langkah-langkah persis seperti sebelumnya namun dengan
lempeng lubang bukaan dengan diameter yang berbeda, yaitu 6mm.

87. 6.B.7.2 Analisis Hasil

88. Data pengamatan dari percobaan ini diperoleh bersamaan dengan


percobaan pada bagian sebelumnya. Setelah mendapatkan data dari
percobaan yang diamati, selanjutnya dilanjutkan dengan mencari nilai
gradien yang selanjutnya akan digunakan untuk mendapatkan nilai dari
koefisien debit empiris. Dari perhitungan diperoleh bahwa koefisien debit
empiris pada lubang bukaan 6mm lebih besar daripada lubang bukaan
3mm, yaitu 1,7349947 dan 2,8156459 untuk constant head.

89. Sedangkan untuk variabel head, koefisien kecepatan empiris untuk


lubang bukaan dengan diameter 3mm memiliki nilai yang lebih besar
dibandingkan dengan lubang bukaan berdiameter 3mm., yaitu 39,10988
dan 9,8077923. Kesalahan relatif yang sangat tinngi mengindikasikan
adanya kesalahan. Setelah mendapatkan kesalahan relatif, selanjutnya
adalah mencari koefisien korelasi. Jika nilai koefisien korelasi (r)
mendekati satu, hal itu berarti hubungan kehilangan tekanan dan kuadrat
kecepatan adalah erat.

91. Koefisien
90. Variabel
Korelasi
92. Untuk constant head 93.
94. Lubang bukaan
95. 1
diameter 3mm
96. Lubang bukaan
97. 1
diameter 6mm
98. Untuk variabel head 99.
100. Lubang bukaan 101. 0,81
diameter 3mm 31
102. Lubang bukaan 103. 0,81
diameter 6mm 11
104. Grafik H06.B.6 Koefisien Korelasi untuk Masing-masing Variabel

105. 6.B.7.3 Analisis Grafik

106. Antara Q2 dan head memiliki hubungan yang linear.


Hubungan keduanya pun saling mengikat satu sama lain. Semakin besar
nilai ketinggian permukaan air pada tangki utama, maka makin besar pula
volume air yang dikeluarkan dan dengan debit yang besar pula. Volume
dapat bertambah ditinjau dari diameter penampang lubang bukaan.

107. 6.B.7.4 Analisis Kesalahan

108. Berikut adalah kesalahan yang terjadi saat melakukan


percobaan ini;

1. Kesalahan membaca debit aliran pada gelas ukur


109. Tiap gelas ukur memiliki volumenya masing-masing dengan nilai
tiap batang pengukuran berbeda. Sering terjadi kesalahan dalam
memasukkan data debit karena kesalahan membaca nilai volume. Seperti
halnya dengan kesalahan dalam membaca manometer. Kesalahan lainnya
adalah jumlah volume air yang tertampung pada gelas ukur tidak sesuai
dengan waktu yang diukur menggunakan stopwatch. Hal ini kembali
berpengaruh pada saat pengolahan data dan bisa saja hasil hasil
pengolahan nanti tidak berbanding lurus antara satu variasi percobaan dan
lainnya.
2. Kesalahan dalam perhitungan waktu
110. Pada tahap kedua percobaan ini, terdapat prosedur dimana tangki
dikosongkan dan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu
ketinggian dari ketinggian tertentu. Kurang teliti dalam memerhatikan
ketinggian permukaan air pada tangki utama dan saat melalukan
pencatatan waktu akan mengakibatkan sesuatu yang fatal dan sangat
memengaruhi tahap pengolahan data nanti
3. Kesalahan pengolahan data
111. Menghitung data menggunakan kalkulator secara manual sangat
rentan menuai kesalahan pengolahan data. Menggunakan aplikasi
Microsoft Excel-pun tetap tidak luput dari kesalahan, baik dalam
memasukkan rumus maupun memilih sel yang dimaksud. Maka
dibutuhkan ketelitian tinggi pada tahap ini. Kesalahan dalam pengolahan
data sangat memengaruhi kesimpulan di bagian akhir.

112. 6.B.8 Kesimpulan

113. Kesimpulan percobaan diatas adalah,

1. Makin besar nilai permukaan air pada tangki utama, makin besar pula
volume yang keluar melewati lubang bukaan
2. Nilai koefisien debit empiris terbesar terdapat pada variabel head dengan
lubang bukaan berdiameter 3mm yaitu 39,10988. Sedangkan nilai terkecil
adalah 2,8156459 untuk constant head dengan lubang bukaan berdiameter
3mm

114. 6.B.9 Daftar Pustaka

115.

Anda mungkin juga menyukai