Anda di halaman 1dari 24

Klasifikasi Alat Berat

1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat


a. Alat Pengolah Lahan
1) Bulldozer
Bulldozer adalah salah satu alat berat yang mempunyai roda rantai
untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi.
Pada proyek-proyek konstruksi, bulldozer digunakan pada pelaksanaan
berikut:
Pembersihan medan dari kayu-kayuan, pokok-pokok/ tonggak-
tonggak pohon dan bebatuan
Pembukaan jalan kerja dipegunungan maupundaerah bebatuan
Memindahkan tanah yang jaraknya 100 meter
Menarik scraper
Menghampar tanah isian (fills)
Menimbun kembali trencher
Pembersihan medan
Pemeliharaan jalan kerja
Menyiapkan bahan-bahan dari soil borrow pit dan quarry pit
(tempat pengambilan bahan).

Gambar 1. Bulldozer

Produktivitas dozer sangat tergantung pada ukuran blade, ukuran


traktor dan jarak tempuh. Kapasitas Blade untuk mencarinya dapat
digunakan rumus atau table.
Rumus V = WHL/2 denga nilai W = 1,5 1,67 (m) dan Sudut = 30
330
Pengisian blade umumnya dilakukan pada 40-50 ft (13-17 m)
pertama dari jarak tempuh. Pada saat kembali, blade dala keadaan kosong.
Waktu angkut dan kembali bulldozer dapat ditentukan dari jarak dibagi
kecepatan untuk setiap variable. Perhitungan waktu siklus ditentukan juga
oleh suatu waktu yang konsisten (fixed time- FT) yang merupakan waktu
yang dibutuhkan bulldozer untuk mempercepat dan memperlambat laju
kendaraan. FT pada umumnya berkisar antara 0,10 0,15 menit. Waktu
yang diperlukan oleh dozer untuk melakukan 1 siklus adalah :

CT = FT + HT + RT

Perhitungan maksimum produktivitas bulldozer dapat dicari


dengan menggunakan rumus dan atau kurva.

Prod = Vl x 60/CT x efisiensi

2) Scraper
Adalah salah satu alat berat beroda ban (tire) yang bisa dipakai
memuat/mengangkut dan membuang (spreading) secara individu dengan
atau tanpa dibantu pendorong (buldozer).
Ada 2 macam Scraper yaitu :
Towed Scraper, dalam operasinya ditarik buldozer karena
memang tidak bermesin, tenaganya diambil dari buldozer.
Motor Scraper.
Ada yang menggunakan mesin tunggal / Front. Ada yang
menggunakan mesin ganda / Front and Rear
Sedang yang bermesin ganda tidak harus dibantu pendorong buldozer.
Jarak angkut motor scraper antara (500 2000 meter) sangat effektif
material/tanah yang diambil tidak terlalu keras dan medan operasi
memotong/meratakan bukit yang cukup luas, sedang Towed Scrapper
jarak angkut tidak lebih dari 500 meter.

Gambar 2. Scraper

3) Motor Grade
Digunakan untuk mengupas, memotong, meratakan suatu
pekerjaan tanah, misalnya pada pembuatan jalan. Agar diperoleh kerataan
yang lebih baik, juga dapat digunakan untuk membuat kemiringan
tanah/badan jalan atau slope dan bisa membuat parit-parit kecil.

Gambar 3. Motor Grade

b. Alat Penggali
1) Backhoe
Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan
shovel yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah pennukaan
tanah atau di bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah
permukaan ini misalnya parit, lubang untuk fondasi bangunan, lubang
galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe ini jika dibandingkan
dragline dan clamshell ialah karena backhoe dapat menggali sambil
mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena kekauan
konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan
jarak dekat dan memuatkan hasil galian ke truk.
Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat kendali
dan undercarriage nya.
Menurut alat kendali:
1.Dengan kendali kabel (cable controlled)
2.Dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled)
Menurut undercarriage nya:
1.Roda rantai (crawler mounted)
2.roda karet (wheel mounted)
Gambar 4. Wheel Mounted

Gambar 5. Crawler Mounted

Untuk menghitung produktivitas backhoe kita harus


membatasi terhadap kondisi yang ada pada setiap pekerjaan.
Beberapa factor yang dapat mempengaruhi produktivitas
excavator antara lain:
1. Factor keadaan pekerjaan
a. Keadaan dan jenis tanah
b. Tipe dan ukuran saluran
c. Jarak pembuangan
d. Kemampuan operator
e. Pengaturan operasional
2. Factor keadaan mesin
a. Attachment yang cocok untuk pekerjaan yang bersangkutan
b. Kapasitas bucket
c. Waktu siklus yang dipengaruhikecepatan travel dan system
hidrolik.
3. Pengaruh dalamnya pemotongan dan sudut wing
Rumus yang dipakai dalam perhitungan :

Produktivitas = (60/CT) x BC x JM x BF

2) Dragline
Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada
alat-alat angkut. misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat
dengan tempat galian. Pada umumnya power shovel sampai dengan
kapasitas 2.5 cu-yd dapat diubah menjadi dragline, dengan melepas boom
shovel diganti boom dan bucket dragline.
Untuk beberapa proyek. power shovel atau dragline digunakan
untuk menggali, tetapi dalam beberapa hal, dragline mempunyai
keuntungan yang umumnya disebabkan oleh keadaan medan dan bahan
yang perlu digali. Dragline biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat
galian untuk melaksanakan pekerjaannya, dragline dapat bekerja dengan
ditempatkan pada lantai kerja yang baik, kemudian menggali pada tempat
yang penuh air atau berlumpur Jika hasil galian terus dimuat ke dalam
truk, maka truk tidak periu masuk ke dalam lubang galian yang kotor dan
berlumpur yang menyebabkan teriebaknya truk tersebut. Dragline sangat
baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang tebingnya curam,
sehingga kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi penggalian.
Satu kerugian dalam menggunakan dragline untuk menggali ialah
produksinya yang rendah, antara 70% - 80% dibandingkan dengan power
shovel untuk ukuran yang sama.
Macam dragline ada tiga tipe ialah crawler mounted, wheel
mounted dan truck mounted. Crawler mounted digunakan pada tanah-
tanah yang mempunyai daya dukung kecil sehingga floating-nya besar,
tetapl kecepatan geraknya rendah dan biasanya diperlukan bantuan alat
angkut untuk membawa alat sampai ke lokasi pekerjaan.
Gambar 6. Dragline

3) Front Shovel
Front shovel digunakan untuk menggali material yang letaknya di
atas permukaan tempat alat tersebut berada. Alat ini mempunyai
kemampuan untuk menggali material yang keras. Jika material yang digali
bersifat lunak, maka front shovel akan mengalami kesulitan. Dengan
demikina waktu penggalian akan lama.

Gambar 7. Front Shovel


4) Clamshell
Clamshell adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya
tinggal mengganti bucketnya saja. Clamshell terutama digunakan untuk
mengerjakan bahan-bahan lepas, seperti pasir, kerikil, lumpur dan lain-
lainnya. Batu pecah dan batubara dapat juga diangkut secara massa oleh
clamshell.
Clamshell bekerja dengan mengisi bucket, mengangkat secara
vertikal ke atas, kemudian gerakan swing dan mengangkutnya ke tempat
yang dikehendaki di sekelilingnya untuk kemudian ditumpahkan ke dalam
truk, atau alat-alat angkut lain, atau hanya menimbun saja. Karena cara
mengangkat dan membuang muatan vertikal, maka clamshell cocok untuk
pekerjaan pengisian pada hopper yang lebih tinggi letaknya.

Gambar 8. Clamshell

5) Power Shovel
Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka
didapatkan alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk
pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus
memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat
untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling).
Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted,
karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan
kemampuan floatingnya. Power shovel di lapangan digunakan terutama
untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan
alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan kendali
kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic
controlled).
Gambar 9. Power Shovel

c. Alat pengangkut material


1) Dump Truck

Alat yang dapat memindahkan material pada jarak menengah


sampai jarak jauh (500 meter up). Muatannya diisikan oleh alat pemuat,
sedangkan untuk membongkar muatannya ia dapat bekerja sendiri.
Dump truck ada dua golongan ditinjau dari besar muatannya :
On High Way Dump Truck, muatannya dibawah dari 20 m3.

Off High Way Dump Truck, muatannya diatas 20 m3.

Gambar 10. Dump Truck

Produktivitas suatu alat selalu bergantung dari waktu siklus. Waktu


siklus terdiri dari waktu muatan, waktu pengangkutan, waktu
pembongkaran muatan, waktu perjalanan kembali, dan waktu antri.
Rumus yang dipakai untuk menghitung produktivitas adalah:

Produktivitas= kapasitas x (60/CT) x efisiensi

d. Alat Pemindahan Material


1) Dozer Shovel
Dozer shovel adalah sebuah alat berat track loader yang biasa
digunakan untuk memuat material/tanah atau batu ke dalam alat
pengangkut atau memindahkan material ke tempat lain dengan jarak
angkut yang sangat terbatas.

Gambar 11. Dozer Shovel

2) Wheel Loader
Adalah alat berat mirip dozer shovel, tetapi beroda karet (ban),
sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda yaitu :
hanya mampu beroperasi didaerah yanq keras dan rata, kering tidak licin
karena traksi di daerah basah akan rendah, tidak mampu mengambil tanah
bank sendiri atau tanpa dibantu lebih dulu oleh bulldozer.
Metode pemuatan pada alat pemuat/loader baik track shovel
maupun wheel loader ada 3 macam :
1. I shape/cross loading
2. V shape loading
3. Pass loading dan metode lain yang jarang digunakan adalah load and
carry.
Kelebihan wheel loader mobilitasnya tinggi dan manuver daerah
pemuatan loading point lebih sempit dibanding dengan track shovel dan
kerusakan permukaan loading point lebih kecil karena menggunakan ban
karet. Alat pemuat tersebut dalam menempatkan muatan kedalam dump
truck kurang bisa merata, sehingga kadang-kadang bisa miring, faktor ini
sangat dipengaruhi oleh skill operator.
Gambar 12. Wheel Loader

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi produktivitas alat


berat dalam suatu pekerjaan konstruksi Teknik Sipil adalah faktor efisiensi
kerja operator. Faktor efisiensi untuk operator alat berat yang tersedia
selama ini masih bersifat umum yang dapat digunakan untuk seluruh alat
berat. Makalah ini bertujuan untuk menghitung angka faktor efisiensi
operator pada alat berat Loader.
Metodologi yang digunakan adalah dengan melakukan studi
literatur dan pengamatan langsung di lapangan untuk perhitungan
produktivitas alat berat dengan menggunakan tiga tingkat keahlian
operator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan angka
faktor efisiensi operator alat berat secara umum dengan tingkat efisiensi
operator khusus pada alat wheel loader, yaitu untuk operator sangat baik,
rata-rata baik dan kurang secara berurutan didapatkan angka koreksi
sebesar 1, 0,94 dan 0,85.

Produktivitas Alat Secara umum, produktivitas suatu alat beratm


dihitung dengan menggunakan rumus 1: Q = q x (60 /CT)x E

e. Alat Pemadat
1) Tandem Roller
Three axle tandem roller digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan
yang berat seperti mengerjakan landasan pesawat terbang dan lain-lainnya.
Konstruksi dari three axle tandem apabila ditambah satu roda depan (guide
roll) yang dipasang pada perpanjangan overhead frame disebut walking
beam, yang dapat bergerak bebas naik turun mengikuti ketidakrataaan
permukaan jalan, sehingga satuan tekanan per satuan lebar rol dapat
dipertahankan besamya. Walking beam dapat juga dikunci, sehingga dapat
bergerak ke atas saja apabila permukaan jalan tidak rata.
Gambar 13. Tandem Roller

2) Sheepfoot Roller
Sheepfoot roller ini termasuk adalah alat pampat yang melindas
dari bawah. Bagian utama roller ini berupa drum yang sekelilingnya diberi
kaki-kaki, sehingga tekanan roller dapat terpusat pada kepala kaki yang
merupakan bidang-bidang kecil dan memberikan tekanan per satuan luas
yang besar.
Sheepfoot roller ini merupakan alat pampat yang ditarik, dan pada
waktu ditarik kaki-kaki domba akan masuk ke dalam lapisan tanah, dan
dinding drum yang ada pada permukaan lapisan akan memberikan
kemampatan sementara. Sehingga tebal lapisan yang efektif untuk
pemampatan dengan sheepfoot roller ini antara 20 -25 sentimeter, dan
bahan tanah yang cocok untuk sheepfoot roller ini adalah tanah yang
banyak mengandung lempung.
Gambar 14. Sheep-foot Roller

3) Segment Roller
Untuk tanah yang banyak mengandung lempung (tanah liat),
terutama tanah yang basah, grid roller kurang memberi hasil yang baik,
karena tanah akan tertinggal di antara batang-batang besi anyaman roda.
Untuk menghindari hal tersebut dapat digunakan segment roller yang
rodanya tersusun dari lempengan-lempengan baja kecil-kecil. yang akan
memberi tekanan per satuan luas cukup besar dan dapat masuk ke dalam
tanah, sehingga terjadi pemampatan langsung dari bawah.

Gambar 15. Segment Roller


4) Vibration Roller
Vibration roller adalah termasuk tandem roller, yang cara
pemampatannya menggunakan efek getaran, dan sangat cocok digunakan
pada jenis tanah pasir atau kerildl berpasir. Efisiensi pemampatan yang
dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis terhadap tanah. Butir-
butir tanah cenderung akan mengisi bagian-bagian yang kosong yang
terdapat di antara butir-butimya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemampatan dengan
vibration roller ialah frekwensi getaran, amplitude dan gaya sentrifugal.

Produksi per jam suatu vibratory roller pada suatu pemadatan


adalah sebagai berikut:

Produksi dalam satuan luas QA =NV1000 W t E

Dimana: V = Kecepatan rata-rata (km/jam)


W = Lebar efektif pemadatan (m)
H = Tebal lapisan (m)
N = Jumlah lintasan
E = Efisiensi kerja

Gambar 16. Vibration Roller

5) Modified Tamping Roller


Sering disebut juga sebagai grid roller. Dengan memberikan
pemberat berupa balok beton, tekan yang diberikan alat pada tanah
menjadi lebih besar. Jika tanah mengandung batuan, grid roller yang diberi
pemberat dapat membantu alat untuk memecahkan batuan sehingga
permukaan tanah relative lebih rata.
Gambar 17. Modified Tamping Roller

6) Tandem Vibration Roller


Tandem Vibratory Roller adalah mesin penumbuk/ pemadat jalan
tipe tandem dengan kapasitas 6 ton, 8 ton, dan 10 ton dengan penggerak
roda belakang. Peralatan dilengkapi dua buah silindrical steel wheel (roda
baja) dengan ukuran sama dan perangkat vibrator, sehingga alat mi juga
berfungsi sebagai compactor. BTVR sangat cocok untuk proses pemadat
akhir dengan sistem rolling dan pemadat getar (vibratory compactor),
terutama pada jenis jalan Asphalt Hot Mix kelas High Way. BTVR juga
cocok untuk pemadatan pada konstruksi jalan umum.
Sistem penggerak BTVR menggunakan diesel engine multi
silinder tipe inline. Sistim transmisi (pemindab tenaga) terdiri dan
komponen - komponen: master clutch, gear box, differential dan final
drive. Gear box terdiri dan 3 (tiga) kecepatan maju dan 3 (tiga) kecepatan
mundur melalui sistem reverse clutch.
Alat mi menggunakan sistem penggerak roda belakang yang
dilengkapi dengan rem (brake). Differential di pasang secara integral pada
gear box dilengkapi dengan differential lock, serta penggerak akhir (final
drive) menggunakan sistem gear. Sistem kemudi menggunakan tipe
hydraulic dengan kontrbl roda kemudi, sehingga lebib mudah, ringan, dan
aman di dalam pengoperasian. Dengan sistem belok articulating, alat mi
memiliki sudut belok yang lebih kecil, sehingga lebib leluasa bermanuver.
Gambar 18. Tandem Vibration
Roller

7) Smooth-wheel Roller
Jenis pemadatan ini dibagi berdasarkan tipe dan beratnya. Smooth-wheel
roller sangat baik digunakan untuk memadatkan material,berbutir seperti
pasir, kerikil, dan batuan pecah. Permukaan tanah yang telah dipadatkan
dengan tamping roller akan mudah licin dengan menggunakan alat ini.

Gambar 19. Smooth-wheel Roller

8) Pneumatic-tired Roller
Umumnya alat ini digunakan untuk pemadatan aspal hotmix.
Proses pemadatan alat ini menggunakan gabungan antara metode
kneading action dan static weight.
Gambar 20. Pneumatic-tired Roller

f. Alat Pemroses Material


1) Asphalt Distributor Truck
Alat ini merupakan truk yang dimodifikasisesuai dengan
fungsinya. Fungsi alat ini adalah untuk menghamparkan aspal cair ke atas
pondasi jalan dengan kecepatan yang sama. Tangki pada distributor aspal
mempunyai system yang dapat mempertahankan suhu aspal dan pada alat
ini dilengkapi burner yang berfungsi meningkatkan suhu aspal sesuai
dengan ketentuan.

Gambar 21. Asphalt Distributor Roller


2) Asphalt Mixing Plant
Asphalt Mixing Plant adalah suatu unit mesin atau peralatan yang
digunakan untuk memproduksi material campuran antara aspal dengan
material agregat batu.

Proyek-proyek pembangunan jalan tol perkerasan lentur maupun


pelapisan ulang (overlay), umumnya mensyaratkan kontraktor untuk
menggunakan asphalt mixing plant untuk produksi material lapis
perkerasan seperti asphalt concrete.

Penggunaan asphalt mixing plant dimaksudkan untuk


memproduksi material campuran perekerasan lentur dengan jumlah yang
besar dengan mutu dan keseragaman campuran tetap terjamin (homogen).

Material batu pecah dan aspal akan dipanaskan secara terpisah


sebelum dicampurkan. Suhu pencampuran pada alat ini umumnya berkisar
160 derajat celcius .

Gambar 22. Asphalt Distributor Roller

3) Crusher
Crusher adalah alat pemecah batuan yang berfungsi untuk
memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan. Selain memecahkan batuan, crusher juga
memisahkan batuan hasil pemecahan dengan menggunakan saringan atau
screen. Dengan adanya screen maka batuan dapat dikelompokkan sesuai
dengan ukurannya.
Gambar 23. Crusher

4) Silo
Silo adalah silinder vertical yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan campuran aspal hasil dari mixer. Campuran aspal dialirkan
ke dalam silo melalui bagian atasnyadengan menggunakan conveyor
tertutup.

Gambar 24. Silo


g. Alat Penempatan Akhir Material
1) Asphalt paver
Alat ini merupakan traktor beroda ban ataupun crawler yang
dilengkapi dengan suatu system yang berfungsi untuk menghamparkan
campuran aspal di atas permukaan pondasi jalan.

Gambar 25. Asphalt Paver

2) Concrete Batching Plant


Batching Plant atau nama lengkapnya Concrete Batching
Plant adalah suatu unit mesin atau peralatan yang digunakan untuk
memproduksi materialcampuran antara semen dengan material agregat
batu dan pasir yang disebut beton.
Proyek-proyek pembangunan jalan tol, khususnya untuk proyek
yangmenggunakan beton mutu (kekuatan) tinggi, mensyaratkan kontraktor
menggunakan batching plant untuk produksi beton yang digunakan
padabangunan struktur dan perkerasan beton semen.
Penggunaan batching plant dimaksudkan untuk memproduksi
material beton dengan jumlah yang besar dan kecepatan produksi tinggi,
namun mutu dan keseragaman campuran tetap terjamin (homogen).
Ukuran kapasitas alat adalah satuan kecepatan produksi dalam
meter kubik perjam. Agar batching plant dapat berproduksi sesuai
kapasitasnya,harus didukung dengan kecepatan pasokan material dan
jumlah truk pengangkut (Mixer Truck atau Agitator Truck) secara
berimbang.
Gambar 26. Concrete Btaching Plant

2. Klasifikasi Operasional Alat Berat


a. Alat dengan Penggerak
1) Conveyor Belt
Belt Conveyor merupakan alat yang digunakan untuk
memindahkan tanah, pasir, kerikil, batuan pecah, beton, dan lain-lain.
Kapasitas pemindahan material oleh belt conveyor cukup tinggi karena
material dipindahkan secara terus menerusdalam kecepatan yang relative
tinggi.

Gambar 27. Conveyor Belt

Berat material yang dipindahkan oleh belt conveyor ditentukan


dengan menggunakan rumus berikut ini :

T = 60ASW/2000

dengan : T = berat material yang dihitung dalam ton/ jam


A = potongan luas area material (sq ft)
S = kecepatan ban (ft/menit)
W = berat jenis material (lb/cft)

2) Crawler Crane
Crawler Crane adalah derek yang dipasang pada bagian bawah
dengan satu set track (juga disebut crawler) yang memberikan stabilitas
dan mobilitas. Crawler crane mengangkat kapasitas dari 40 sampai 3.500
ton.
Crawler crane memiliki keuntungan dan kerugian tergantung pada
penggunaannya. Keuntungan utamanya adalah bahwa alat ini dapat
bergerak di tempat dan melakukan setiap angkat dengan sedikit set-up,
karena crane stabil pada jalurnya tanpa outriggers. Selain itu, crawler
crane mampu bepergian dengan beban. Kerugian utama adalah bahwa
mereka sangat berat, dan tidak dapat dengan mudah dipindahkan dari satu
situs pekerjaan ke pekerjaan lain tanpa biaya yang signifikan. Biasanya
crawler besar harus dibongkar dan dipindahkan oleh truk, mobil rel atau
kapal ke lokasi berikutnya.

Gambar 28. Crawler Crane


b. Alat Statis
1) Tower Crane
Tower Crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material
secara vertical dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang
gerak yang terbatas.

Gambar 29. Tower Crane

Dengan mengacuh pada prinsip kerja dari tower crane dan


pemilihan serta penentuan tower crane yang tepat maka kita dapat
menghitung produktivitas sebuah tower crane. Secara umum produktivitas
adalah produk/hasil kerja dibagi satuan kerja sumber daya manusia/alat.
Dimana :

h = Jumlah jam kerja TC yang sesungguhnya digunakan untuk


menyelesaikan pekerjaan tertentu

H = Jumlah jam kerja TC yang diperlukan untuk menyelesaikan


pekerjaan indentik pada kondisi standar

pada proyek konstruksi produktivitas alat adalah hasil kerja dari


sebuah alat persatuan waktu. Satuan produktivitas tower crane sangat
dipengaruhi oleh waktu siklus. Waktu siklus adalah waktu tempuh yang
diperlukan tower crane untuk melakukan satu kali putaran yang terdiri
dari gerakan vertikal (hoist), horisontal (trolley), dan perputaran (swing).
Di mana ketiga gerakan utama ini terdiri dari enam tahap pekerjaan yaitu :
mengikat material, mengangkat, memutar, menurunkan dan melepas
material sampai kembali lagi menuju lokasi persediaan material.

Waktu siklus meliputi waktu tetap (fixed time) dan waktu variabel
(variable time). Waktu tetap meliputi waktu mengikat dan melepas
material yang tergantung pada jenis material yang diangkat, untuk setiap
pekerjaan memiliki waktu tetap yang berbeda misalnya : waktu untuk
mengikat tulangan berbeda dengan waktu untuk mengikat bekisting.
Waktu variabel bergantung pada jarak tempuh vertikal tergantung tinggi
angkat, waktu tempuh rotasi tergantung sudut putar, dan waktu tempuh
horisontal tergantung pada jarak titik tujuan dan sumber material. Waktu
tersebut dikategorikan dalam jarak tempuh Jarak Tempuh :

a. Jarak Tempuh Vertikal : Jarak tempuh vertikal tower crane adalah jarak
adalah jarak total yang ditempuh oleh hoist secara vertikal. Jarak tempuh
vertikal meliputi jarak tempuh vertikal angkat dan jarak tempuh vertikal
kembali. Jarak tempuh vertikal angkat untuk pengecoran, tulangan, bekisting
berbeda dengan jarak tempuh vertikal untuk pengangkatan material.

b. Jarak Tempuh Rotasi : Jarak tempuh rotasi berupa sudut rotasi. Sudut
rotasi adalah sudut yang terbentuk antar sumber ke tower crane ke tujuan.
Jarak tempuh rotasi meliputi jarak tempuh rotasi angkat ketempat tujuan
material dan jarak tempuh rotasi kembali ke sumber material.

c. Jarak Tempuh Horisontal : Jarak tempuh horisontal tower crane adalah


jarak total yang ditempuh oleh trolley secara horisontal. Jarak tempuh
horisontal meliputi jarak tempuh horisontal angkat dan jarak tempuh
horisontal kembali

2) Truck Crane
Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari suatu proyek ke proyek
lainnya tanpa bantuan dari alat pengangkutan. Akan tetapi beberapa bagian
daari crane tetap harus dibongkar untuk mempermudah perpindahan. Alat
ini juga mempunyai bagian atas yang dapat berputar 360o.
Gambar 30. Truck Crane

Anda mungkin juga menyukai