ALAT BERAT
FELLER BUNCHER
Oleh :
Kiki Yudha Pratama
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam
karena atas izin dan kehendakNya jualah makalah ini dapat dirampungkan tepat pada
waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Alat Berat. Adapun yang dibahas dalam makalah ini mengenai Alat berat
Feller Buncher.
Dalam penulisan makalah ini saya menemui berbagai hambatan yang
dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan
dengan penulisan makalah ini.
Dalam makalah ini saya sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi saya
yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan
saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.
Harapan saya, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi
bagi saya dalam mengarungi masa depan. Saya juga berharap agar makalah ini dapat
berguna bagi orang lain yang membacanya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN.................................................................................4
1.4. MANFAAT PENULISAN.............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................6
2.1 PENGERTIAN ALAT BERAT.....................................................................6
2.1.1.1. Berdasarkan penggeraknya (Prime-mover)..............................................6
2.1.1.2 Berdasarkan fungsinya............................................................................7
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................9
3.1 PENGERTIAN FELLER BUNCHER...........................................................9
3.2 BAGIAN BAGIAN FELLER BUNCHER...................................................10
3.3 SPESIFIKASI FELLER BUNCHER..........................................................12
3.4 CARA PENGOPERASIAN FELLER BUNCHER......................................12
3.5 PRODUKTIVITAS FELLER BUNCHER...................................................17
3.5.1 Kapasitas Produksi.....................................................................................17
3.5.2 Kapasitas Tarik...........................................................................................18
3.5.3 Memilih Kecepatan Kerja..........................................................................21
3.5.4 Waktu untuk Ikat / Lepas...........................................................................21
3.5.5 Waktu Tetap...............................................................................................22
BAB IV PENUTUP..................................................................................................23
4.1 KESIMPULAN............................................................................................23
4.2 SARAN........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24
LAMPIRAN..............................................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Feller Buncher
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi dari Feller Buncher
1.3.3 Untuk mengetahui cara pengoperasian Feller Buncher
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Attachment adalah peralatan yang terpasang pada Alat Berat.
Dimana bentuk dan konstruksinya disesuaikan dengan tujuan
penggunaan dilapangan atau medan yang akan diterjuni oleh Alat
Berat yang bersangkutan. Prime mover terdiri dari 2 jenis, yaitu :
7
material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang
digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini
memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke
dalamnya.
4. Alat Pemindahan Material. Yang termasuk
dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan
sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan
material dari satu alat ke alat yang lain. Loader adalah alat
pemindahan material.
5. Alat Pemadat. Jika pada suatu lahan dilakukan
penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan
pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan,
baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur
maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat
adalah tamping roller, pneumatic tired roller, compactor, dan
lain-lain.
6. Alat Pemproses Material. Alat ini dipakai
untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu
bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini
misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal.
Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher dan concrete
mixer truck. Alat yang dapat mencampur material di atas juga
dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete
batch plant dan asphalt mixing plant.
7. Alat Penempatan Akhir Material. Alat
digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk
menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan.
Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan
dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader,
asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
pohong yang telah ditebang akan ditahan oleh pencapit yang terdapat pada
head, dan kemudian dibawa ke lokasi penumpukan. Berdasarkan pada jarak
jangkauannya, feller buncher dapat terbagi menjadi 3, yaitu:
Head pada tipe ini langsung dipasang pada bagian chassis. Memiliki
jangkauan yang paling terbatas diantara yang lainnya.
Head pada tipe ini akan dipasang pada bagian boom. Memiliki jangkauan
yang lebih jauh bila dibandingkan dengan zero tail swing.
Sama seperti pada limited tail swing, head juga dipasang pada bagian boom.
Namun, jangkauan feller buncher tipe ini adalah yang paling jauh dan
mencapai jarak maksimal bila dibandingkan dengan kedua tipe lainnya.
10
dilokasi yang banyak dengan bebatuan, operator harus mengendalikan alat
ini dengan sangat hati-hati agar tidak mengenai bebatuan.
Bar saw
Bar saw merupakan sebuah gergaji besar yang dipasang pada head
feller. Gergaji ini hanya akan berputar pada saat dibutuhkan untuk
memotong pohon, sehingga dapat mengurangi resiko. Namun, proses kerja
gergaji ini lebih lambat bila dibandingkan dengan disc saw.
Shear
Mesin ini memotng pohon dengan cara kerja mirip dengan gunting
yang digunakan oleh tukang kebun. Metode ini membutuhkan waktu kerja
yang lebih lama bila dibandingkan dengan disc saw dan bar saw. Selain itu,
metode ini juga memiliki kecenderungan untuk menghancurkan log,
sehingga tidak digunakan untuk menebang pohon berkualitas tinggi.
2. Processing heads
Pada head ini, batang tidak hanya dipotong saja tetapi juga dilakukan
proses selanjutnya. Proses yang paling sering dilakukan yaitu delimbing.
Sebagian besar processing heads hanya mampu memproses satu batang
pohon dalam satu waktu, namun saat ini sudah ada yang mampu menangani
beberapa pohon diameter lebih kecil dalam satu waktu. Komponen utama
dalam mesin ini yaitu bar saw, delimbing knives dan feed rollers.
3. Felling heads
Felling heads adalah sebuah grapple sederhana yang memiliki bar saw
tegak lurus terhaddap grapple. Alat ini mampu menebang pohon dan
mengendalikan arah jatuhnya.
11
3.3 SPESIFIKASI FELLER BUNCHER
ENGINE
Daya Kotor 226.0 kW
Model Engine Cat® C9 ACERT™ Tier 3
SPESIFIKASI KERJA
Jangkauan Maks dengan Attachment 8.6 m
SISTEM HIDRAULIK
Pompa Pompa
KAPASITAS ISI ULANG SERVIS
Sistem Pendinginan 61.0 l
Oli Engine 39.0 l
Tangki Hidraulik 323.0 l
Sistem Hidraulik 370.0 l
Penggerak Swing 10.0 l
Kapasitas Bahan Bakar 1181.0 l
BOBOT
Bobot Kerja tanpa Attachment 35816.0 kg
Bobot Kerja (tanpa hulu)* 35816.0 kg
Bobot Kerja (tanpa hulu)*** 36124.0 kg
BOBOT KERJA (TANPA HULU)
Track Feller Buncher (linkage 36124.0 kg
penebangan panjang)
Track Feller Buncher (linkage standar) 35816.0 kg
SISTEM BOOM
Maks. Jangkauan (dengan hulu)* 8.6 m
Pengangkatan Bare Pin @ Jangkauan 7700 kg @ 8,2 m (16.900 lb @ 27 ft)
Jangkauan (tanpa hulu)***
Pengangkatan Bare Pin @ Jangkauan 9400 kg @ 6,6 m (21.800 lb @ 21,5 ft)
Maks. (tanpa hulu)*
UNDERCARRIAGE
Jarak Bebas ke Tanah 889.0 mm
12
Lebar Antar-Track 2591 mm-2870 mm (102 in/-113 in.)
Panjang Track 4903.0 mm
Tenaga Traksi 47174.0 kg
Ukuran/Pitch 345 HD/215,9 mm (345 HD/8,5 in.)
STANDAR
Kabin Standar
POWER TRAIN
Daya Kotor @ 1800 rpm 226.0 kW
Daya Tetapan @ 2100 rpm 210.3 kW
Kapasitas Silinder 8.8 l
3.4.1 Kabin
13
Di dalam ruang kontrol atau kabin dari feller buncher, ada banyak tombol
yang perlu dipelajari jika akan mengoperasikan pada kendaraan sebenarnya.
Tapi kali ini kita akan bahas hanya beberapa tombol, pedal dan joystick yang
akan digunakan saat penebangan berlangsung.
3.4.2 Pedal Control
14
gerak maju dari mesin. Meningkatkan kecepatan mesin dalam arah maju
dengan menekan pedal forward.
3.4.3 Joystick Kanan
15
(C) Gerakkan joystick ke posisi ini untuk memiringkan kepala penebangan ke
bawah.
(D) Gerakkan joystick ke posisi ini dalam rangka untuk menaikan kepala
penebangan.
(E) Gerakkan joystick ke posisi ini untuk memiringkan kepala penebangan ke
atas.
(F) Gerakkan joystick ke posisi ini dalam rangka untuk menurunkan kepala
penebangan.
Momentary Differential Lock Switch
Tombol pengunci diferensial sementara ini terletak di joystick kanan.
Menekan tombol ini untuk mengaktifkan kunci diferensial depan. Lepaskan
tombol ini untuk menonaktifkan kunci diferensial depan.
Catatan: Tombol ini akan hanya berfungsi jika tombol kunci diferensial
depan dan belakang dalam posisi OFF.
Joystick Kiri
16
Joystick kiri ini untuk mengontrol kemudi. Gerakkan joystick ke kiri (A)
dalam rangka untuk mengubah mesin ke kiri. Gerakkan joystick ke kanan (B)
untuk menghidupkan mesin ke kanan.
Catatan: joystick akan kembali ke tengah ketika joystick dilepaskan. Namun,
mesin tidak akan ikut kembali lurus ketika joystick kembali ke posisi tengah.
Anda harus mengarahkan mesin dalam arah yang berlawanan untuk
meluruskan mesin.
Keterangan :
KP = Kapasitas Produksi (Ton/Jam)
FK = Faktor Koreksi
J = Jarak sarad (meter)
F = Kecepatan sarad (m/menit)
R = Kecepatan kembali (m/menit)
CH = Waktu untuk ikat sling (menit)
DCH = Waktu untuk melepas sling (menit)
17
3.5.2 Kapasitas Tarik
Suatu feller buncher yang akan dipakai untuk menarik kayu memiliki
sejumlah tenaga yang bersumber dari tenaga HP(engine), Karena itu disebut
tenaga tarik (Drawbar pull disingkat DBP).
Faktor-faktor yang membatasi tenaga yang tersedia, antara lain yaitu :
Setiap alat memiliki kemampuan traksi
Besarnya kemampuan traksi feller tergantung dari daya cengkram bagian
dari alat tersebut. Kemampuan traksi ini ada batas kritisnya, yang apabila
dilampaui, maka alat tersebut akan slip. Besarnya traksi kritis dapat dihitung
sebagai berikut:
TK = G.μ.T
Keterangan:
TK = Traksi kritis (kg)
G = Berat operasi total alat (kg)
μT = Koefisien traksi
Nilai koefisien traksi tergantung jenis tanah dan jenis roda penggerak
dari suatu alat
18
Metode ground skidding : SR = BK (0.9 ± k %)
Metode arch skidding : SR = BK (0.3 ± k %)
Keterangan :
SR = Tahanan gesek log (kg)
BK = Berat log (kg)
K = Kelandaian bukit (%)
f = Faktor f = 0,9 untuk metode ground skidding
f = 0,3 untuk arch skidding
Metode ground skidding adalah nama lain dari metode
disarad/menyentuh tanah (butt down) dan Metode Arch skidding adalah nama
lain dari metode terangkat sebagian (butt up).
GR = G.k %
Keterangan :
GR = Tahanan/bantuan kelandaian (kg)
G = Berat operasi total alat (kg)
k = Kelandaian bukit (%)
RR = G × μR
19
Keterangan:
RR = Tahanan gelinding (kg)
G = Berat operasi total alat (kg)
μR = Koefisien tahanan gelinding (%)
G(μT −( K + μR ))
Kapasitas tarik skidder=KT <
(f + K )
Keterangan:
KT = Kapasitas tarik (kg)
G = Berat operasi total alat (kg)
μT = Koefisien traksi (%)
K = Kelandaian bukit (%)
μR = Koefisien tahanan gelinding (%)
f = Faktor f = 0,9 untuk metode ground skidding
f = 0,3 untuk arch skidding.
20
3.5.3 Memilih Kecepatan Kerja
21
Gambar 2.5 Kurva drawbar pull dan travel speed
(Sumber: Susilo,2011)
Apabila jumlah tahanan sudah diketahui, maka dengan menggunakan
kurva tersebut kita dapat mengetahui kecepatan yang optimal. Untuk alat yang
dilengkapi dengan sistem transmisi powershift, maka dapat diambil kecepatan
maksimal dari suatu gigi yang dipilih kemudian dikalikan factor sebagai
berikut:
Maju, faktornya 0,75
Mundur, faktornya 0,85
Yang temasuk waktu tetap adalah total waktu yang diperlukan untuk:
Maneuver dari jalan ke blok tebangan pulang pergi
Maneuver dari jalan ke TPK pulang pergi
Waktu untuk mengulur, mnarik winch diperjalanan
Waktu untuk pindah gigi
Dll
Besarnya waktu bervariasi tergantung kemudahan yang dijumpai
dilapangan. Makin sulit atau makin berat situasi dan kondisi lapangan, makin
tinggi waktu tersebut.
Waktu berkisar antara 1,8 – 6 menit
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Alat berat adalah mesin yang berukuran besar yang sangat membantu
manusia dalam mempercepat melakukan suatu pekerjaan
2. Feller Buncher adalah sebuah alat berat yang memiliki fungsi
penebangan dan pengangkutan dalam satu alat yang sama. Alat ini biasa
digunakan untuk menebang seluruh pohon atau hanya beberapa pohon di suatu
lokasi.
3. Produktivitas kerja dari alat yang sama tetapi berbeda jenis sangat lah
berbeda
23
4.2 SARAN
1. Sebelum melakukan pekerjaan di lapangan, hendaklah kita
menghitung terlebih dahulu produktifias dari alat berat yang akan digunakan.
2. Untuk melengkapi paper, hendaklah melampirkan brosur / katalog
dari alat berat yang bersangkutan
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
25
26
27