Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penurunan angka kematian ibu melahirkan, bayi dan balita merupakan
indikator keberhasilan pelayanan kesehatan. Dalam memberi pelayanan
kebidanan perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
ibu dan anak seperti perilaku masyarakat, keturunan serta lingkungan, yag
mencakup lingungan sosial dan ekonomi. Sala satu tujuan SDGS yaitu
menjamin adanya kehidupan yang sehat, serta mendorong kesejahteraan untuk
semua orang didunia pada semua usia (tujuan ketiga). Salah satu cara untuk
mencapai tujuan ketiga ini adalah dengan cara memberikan perhatian khusus
pada perkembangan bayi (SDGS 2016).
Masa bayi merupakan masa awal kehidupan manusia. Perkembangan
masa bayi sangat mempengaruhi dasar dari perilaku individu dikehidupan
selanjutnya. Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan
memperlihatkan rasa senang- nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal,
usia 4-7 bulan memberikan respon emosional terhadap kontak sosial, dan usia
9-10 bulan mulai lepas dari pengasuhannya karena sudah dapat merangkak
atau meraih sesuatu. Usia 1 tahun tampak interaktif rasa aman dengan ibu atau
penyasuhnya dan usia 2 tahun mulai mengikuti perbuatan.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan psikososial bayi dan balita
2. Untuk mengetahui perkembangan motorik dan kognitif bayi dan balita
3. Untuk mengetahui perkembangan adaptasi pada bayi dan balita

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK


1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan

1
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahanbesar, jumlah,
ukuran dan dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan
keseimbangan metabolik. Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan. Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah mempelajari
berbagai hal yang ebrhubungan dengann segala upaya untuk menjaga
dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, metal dan
sosial. Juga menegakkan diagnosis dini setiap keliann tumbuh
kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari
penyebab dan mencegah keadaan tersebut.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Genetik
Lingkungan
Lingkungan Pranatal: gizi ibu pada waktu hamil, mekanis,
tiksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas dan
anoksia embrio
Lingkungan Post Natal
Bayi baru lahir hares berhasil melewati masa transisi, dari suatu
sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-
organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan
genetik dan mekanisme homeostatis bayi itu sendiri.
Perbedaan lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir menurut
Timiras, dikutip dari Johnston, 1986:
No Sebelum Lahir Sesudah Lahir
1. Lingkungan fisik Cairan Udara
2. Suhu luar Pada umumnya tetap Berubah-ubah
3. Stimulasi sensoris Terutama kinestetik Bermacam-macam
4. atau vibrasi stimuli
Gizi
Tergantung pada zat- Tergantung pada
zat gizi yang terdapat tersedianya bahan
5. dalam darah ibu makanan

2
Penyediaan Berasal dari ibu ke Berasal dari paru-

6. oksigen janin melalui plasenta paru ke pembuluh


darah paru-paru
Pengeluaran hasil Dikeluarkan ke sistem
Dikeluarkan melalui
metabolisme peredaran darah ibu
paru-paru, kulit,
ginjal, dan saluran
pencernaan.

Lingkungan Biologis: ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,


perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit
kronis, fungsi metabolisme,
Hormon:
- Somatotropin atau growth hormon(GH=Hormon
pertumbuhan)
Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatis
terutama pertumbuhan kerangka. Pertambahan tinggi
badan sangat dipengaruhi hormon ini. GH merangsang
terbentuknya somatomedin yang kemudian berefek pada
tulang rawan. GH mempunyai cicardian variation
dimana aktivitasnya meningkat pada malam hari pada
waktu tidur, sesudah makan, sesudah latihan fisik,
perubahan kadar gula darah dan sebagainya.
- Hormon tiroid
Hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang
anak, karena mempunyai fungsi pada metabolisme protein,
karbohidrat dan lemak. Maturasi tulang juga dibawah
pengaruh hormon ini. Demikian pula dengan pertumbuhan
fungsi otak sangat tergantung pada tersedianya hormon
tiroid dalam kadar yang cukup. Defisiensi hormon tiroid
mengakibatkan retardasi fisik dan mental yang kalau
berlangsung terlalu lama, dapat menjadi permanen.
Sebaliknya pada hipertiroidisme dapat mengakibatkan

3
gangguan pada kardiovaskuler, metabolisme, otak, mata
seksual dll. Hormon ini mempunyai interaksi dengan
hormon-hormon lain seperti somatotropin.
- Glukokortikoid
Mempunyai fungsi yang bertentangan dengan
somatotropin, tiroksin serta ndrigen, karena kortison
mempunyai efek anti-anabolik. Kalau kortison berlebihan
akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat/terhenti dan
terjadinya osteoporosis.
- Hormon-hormon seks
Terutama mempunyai peranan dalam fertilisasi dan
reproduksi. Pada permulaan pubertas, hormon seks
memacu pertumbuhan badan, tetapi sesudah beberapa lama
justru menghambat pertumbuhan. Androgen disekresi
kelenjar adrenal 9dehidroandosteron) dan testis
(testoteron), sedangkan estrogen terutama diproduksi oleh
ovarium

- Insulin like growth factors (IGFs)


Merupakan somatomedin yang kerjanya sebagai mediator
GH dan kerjanya mirip dengan insulin. Fungsinya selain
sebagai growth promoting factor yang berperan pada
pertumbuhan, sebagai mediator GH, aktifitasnya mirip
insulin, efek mitogenik terhadap kondrosit, osteoblas dan
jaringan lainnya. IGFs diproduksi oleh berbagai jaringan
tubuh, tetapi IFGs yang beredar dalam sirkulasi terutama
diproduksi di hepar.
Faktor fisik: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah,
sanitasi, keadaan rumah, struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan
kepadatan rumah, radiasi
Faktor psikologis: stimulasi, motivasi belajar, ganjaran ataupun
hukuman yang wajar, ganjaran ataupun hukuman yang wajar,

4
kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas
interaksi anak-orang tua,
Faktor keluarga dan adat istiadat antara lain: pekerjaan/pendapatan
keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin
dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu,
adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik
3. Pertumbuhan Fisik Bayi
Berat Badan
Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan kalau
anak mendapat gizi yang baik:
- 700-1000 gram/bulan pada triwulan I
- 500-600 gram/bulan pada triwulan II
- 350-450 gram/bulan pada triwulan III
- 250-350 gram/bulan pada triwulan IV
Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman (1992)
untuk memperkirakan berat badan anak adalah sebagai berikut:
a. Lahir 3,25 kg
b. 3-12 bulan Umur (bulan) + 9
2
c. 1-6 tahun Umur (tahun) x 2 + 8
d. 6-12 tahun Umur (tahun) x 7 5
2

Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. secara garis
besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan, sebagai berikut:
1 tahun 1,5 x TB lahir
4 tahun 2 x TB lahir
6 tahun 1,5 x TB setahun
13 tahun 3 x TB lahir
Dewasa 3,5 x TB lahir (2x TB 2 tahun)
Kepala
Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm dan besarnya
lingkar kepala ini lebih besar dari lingkar dada. Pada anak umur 6
bulan lingkar kepala rata-ratanya adalah 44 cm, umur 1 tahun 47
cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak,
demikian pula sebaliknya. Pertumbuhan otak yang tercepat terjadi
pada trimester ketiga kehamilan sampai 5-6 bulan pertama setelah

5
lahir. Pada masa ini terjadi pemeblahan sel-sel otak yang pesat,
setelah itu pembelahan melambat dan terjadi pembesaran sel-sel
otak saja. Sehingga pada waktu lahir berat bayi berat otak
dewasa, tetapi jumlah selnya sudah mencapai 2/3 jumlah sel otak
orang dewasa.
Masa pesat pertumbuhan jaringan otak adalah rawan, setiap
gangguan pada masa ini akan mengakibatkan gangguan pada
jumlah sel otak dan mielinisasi yang tidak bisa dikejar pada masa
pertumbuhan berikutnya.
Gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 tahun, pada umur 1 tahun
sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun
kedua gigi tumbuh lagi 8 biji, sehingga jumlah seluruhnya sekitar
14-16 gigi, dan pada umur 2 tahun sudah terdapat 20 gigi.
Jaringan lemak
Selain otot-otot, jaringan lemak juga menentukan ukuran dan
bentuk tubuh seseorang. Pertambahan jumlah sel lemak meningkat
pada trinester III kehamilan sampai pertengahan masa bayi.
Setelah itu jumlah sel lemak tidak banyak bertambah. Banyak dan
besarnya sel lemak menentukan gemuk atau kurusnya seseorang.
Pertumbuhan jaringan lemak melambat sampai anak berumur 6
tahun, anak kelihatan kurus/langsing. Jaringan lemak akan
bertambah lagi pada anak perempuan umur 8 tahun dan pada anak
laki-laki umur 10 tahun sampai menjelang awal pubertas. Setelah
itu pertambahan jaringan pada pria mengurang, sedangkan pada
wanita terus bertambah dan mengalami reorganisasi hingga
dicapai bentuk tubuh wanita dewasa. Untuk mengukur tebalnya
jaringan lemak, yaitu dengan mengukur tebalnya lipatan kulit.
Organ-organ tubuh
Perumbuhan organ-organ tubuh mengikuti polanya sendiri-sendiri.
Secara umum terdapat 4 pola pertumbuhan organ, yaitu:
- Pola umum
- Pola neural

6
- Pola limfoid
- Pola genital
Yang mengikuti pertumbuhan pola umum adalah tulang
panjang, otot skelet (pada neonatus 20-25% berat badan, setelah
dewasa 40% berat badan), sistem pencernaan pernafasan,
peredaran darah dan volume darah.
Perkembangan otak bersama-sama tulang tengkorak yang
melindunginya, mata dan telinga berlangsung lebih dini. Berat
otak waktu lahir 25 % berat otak dewasa, pada umur 2 tahun 75%
dan pada umur 10 tahun sudah 95% berat otak dewasa.
Pertumbuhan jaringan limfoid agak berbeda dari bagian tubuh
lainnya, pertumbuhan mencapai maksimum sebelum adolesensi
kemudian menurun hingga mencapai ukuran dewasa.
Organ-organ reproduksi mengikuti pola genital, dimana
pertumbuhannya lambat pada pra-remaja, kemudian disusul pacu
tumbuh adolesen yang pesat.
4. Perkembangan Mental (Skala Yaumil-Mimi, Bagian Psikologi Anak
UI dan UKK Pediatri Sosial IDAI)
Gerakan-gerakan kasar dan halus, emosi, sosial, perilaku dan bicara
Perkembangan anak balita
- Sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan
selanjutnya yakni prasekolah, sekolah, akil balik dan remaja
- Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan:
a. Kesehatan & gizi yang baik daripada ibu hamil, bayi dan
anak prasekolah
b. Stimulasi/rangsangan yang cukup dalam kualitas dan
kuantitas
- Keluarga dan KIA/KB mempunyai peran yang penting dalam
pembinaan fisik, mental sosial anak balita
Dari lahir sampai 3 bulan
- Belajar mengangkat kepala
- Belajar mengikuti obyek dengan matanya
- Melihat kemuka orang dengan tersenyum
- Bereaksi terhadap suara/bunyi
- Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran, dan kontak

7
- Menahan barang yang dipegangnya
- Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
Dari 3 sampai 6 bulan
- Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan
bertopang tangan
- Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam
jangkaunannya atau diluar jangkauannya
- Menaruh benda-benda di mulutnya
- Berusaha memperluas lapangan pandangan
- Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
- Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
Dari 6 sampai 9 bulan
- Dapat duduk tanpa dibantu
- Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
- Dapat merangkak meraih benda atau mendekat seseorang
- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
- Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
- Bergembira dengan melempar benda-benda
- Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti
- Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada
orang asing/lain
- Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan
sembunyi-bunyian
Dari 9 sampai 12 bulan
- Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
- Dapat berjalan dengan dituntun
- Menirukan suara
- Mengulang bunyi yang didengarnya
- Belajar menyatakan satu atau dua kata
- Mengerti perintah sederhana atau larangan
- Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi
sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-
benda ke mulutnya
- Berpartisipasi dalam permainan
Dari 12 sampai 18 bulan
- Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
menyusun 2 atau 3 kotak
- Dapat mengatakan 5-10 kata
- Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
Dari 18 sampai 24 bulan

8
- Naik turun tangga
- Menyusun 6 kotak
- Menunjuk mata dan hidungnya
- Menyusun dua kata
- Belajar makan sendiri
- Menggambar garis di kertas atau pasir
- Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air
kecil/kencing
- Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang
yang lebih besar
- Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main
dengan mereka
Dari 2 sampai 3 tahun
- Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
- Membuat jembatan dengan 3 kotak
- Mampu menyusun kalimat
- Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, menegrti kata-kata
yang ditunjukkan kepadanya
- Menggambar lingkaran
- Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya
lingkungan lain di luar keluarganya
Dari 3 sampai 4 tahun
- Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
- Berjalan pada jari kaki
- Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
- Menggambar garis silang
- Menggambar orang hanya kepala dan badan
- Mengenal 2 atau 3 warna
- Bicara dengan baik
- Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya
- Banyak bertanya
- Ertanya bagaimana anak dilahirkan
- Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, sisi belakang
- Mendengarkan cerita-cerita
- Bermain dengan anak lain
- Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
- Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana
Dari 4 sampai 5 tahun
- Melompat dan menari
- Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan
- Menggambar segi empat dan segi tiga

9
- Pandai bicara
- Dapat menghitung jari-jarinya
- Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
- Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
- Minat kepada kata baru dan artinya
- Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya
- Mengenal 4 warna
- Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan
besar dan kecil
- Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa
Pendidikan/stimulasi yang perlu diberikan:
- Akademik sederhana; pengenalan ruang, bentuk, warna
persiapan berhitung
- Pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan
masyarakat
- Bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan
memperkaya pengalaman
- Menyanyi menggambar
- Bahasa; bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita,
mengucapkan syair sederhana
- Melatih daya ingat dengan antara lain bermain jualan,
menyampaikan berita
- Menggambar
- Membuat permainan dari kertas
- Bermain musik
- Mengenal tugas, larangan-larangan
- Aktivitas sehari-hari (makan sendiri, minum sendiri, kontrol
buang air besar, kontrol buang air kecil).

B. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA BAYI


Psikososial, istilah ini dipakai dalam kaitannya dengan perkembangan.
Secara khusus hal ini berarti bahwa tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir
sampai dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu
organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis. itu kenapa dalam
tahap perkembangan psikososial pada bayi, perhatian dan segala bentuk kasih
sayang seorang ibu merupakan hal yang sangat urgen sehingga bila ibu berhasil

10
memuaskan kebutuhan dasar bayi dalam fase ini maka anak tersebut akan merasa
aman dan melangkah dengan mantap ke fase berikutnya. Bila fase oral tidak
terselesaikan dengan baik maka akan terbawa ke fase berikutnya. Ketidaksiapan
tersebut tampak pada perilaku anak yang tetap ingin bergantung, dan menolak
untuk mandiri.
Perkembangan psikososial pada bayi usia 2-3 bulan, respon yang
ditunjukkan yaitu tertawa, misal, bila diajak bercanda. Jadi, ada kontak mata. Jika
menangis pun jelas, entah karena lapar atau buang air. Makin usia bertambah,
pada bayi normal juga akan aktif bereksplorasi atau punya keingintahuan besar
pada objek-objek di sekelilingnya. Sedangkan pada bayi autis, tak demikian. sang
bayi tidak memberikan respon apa pun, entah kala diajak bercanda atau bercakap-
cakap. Bila menangis, tangisannya juga tak jelas disebabkan apa. Jikapun ada
kontak mata, matanya mungkin terlihat kosong tak bermakna. Kala tiba masa
ekplorasi, ia juga tak tertarik dengan yang ada di sekelilingnya. Kertarikan hanya
pada satu objek saja yang bisa lekat dan terus-menerus.
Sedangkan pada perkembangan psikososial bayi usia 4 bulan adalah sudah
dapat melakukan kontak mata dan tersenyum kepada orang yang sering
dilihatnya. Bila hal tersebut tidak muncul, orang tua harus waspada dan segera
memeriksakan bayinya. Sebab, ada kemungkinan si bayi memiliki gangguan
perilaku atau gangguan pada aspek-aspek lain. Selama 12 bulan pertama bayi
akan mengalami masa-masa perkembangan yang sangat pesat sehingga sangat
baik untuk memberinya stimulasi yang tepat di masa ini. Sebaliknya kalau
dibiarkan saja tanpa stimulasi yang cukup, perkembangan bayi tidak akan
optimal. Artinya, stimulasi tak boleh putus. Ketika ayah dan ibu bekerja pun,
maka demi perkembangannya, si bayi harus tetap mendapatkan stimulasi dari
pengasuhnya.
Bagaimanapun hal yang perlu diperhatikan adalah masalah orang tua yang
bisa merembet ke bayi. Bukankah bayi adalah bagian dari keluarga? Jadi,
semuanya berkaitan. Kalau bayi bermasalah, maka, orang tua juga bermasalah.
Sebaliknya kalau orang tua bermasalah, bayi juga bisa terpengaruh. Oleh karena
itu, pengetahuan orang tua terhadap perkembangan bayi merupakan hal yang

11
mutlak, untuk menghindari semacam kekuatiran orang tua terhadap
perkembangan psikososial pada bayi. Contoh, saat bayi mulai takut melihat orang
pada umumnya orang tua memiliki kekuatiran-kekuatiran dengan perkenbangan
psikososial sang bayi padahal (umumnya di atas 7 bulan), bayi takut pada orang
asing. Ini bukan suatu gangguan, bahkan bentuk kepintaran lain karena berarti dia
sudah bisa membedakan antara orang yang dikenalnya dengan orang yang belum
ia kenal. untuk melengkapi pengetahuan ibu terhadap perkembangan sang bayi
rasanya memang perlu untuk memperhatikan panduan dibawah ini.
Tabel 2.1 Panduan Umum Perkembangan Kognisi, Emosional, Dan
Psikososial Pada Usia 0-12 Bulan.
USIA(bulan) PERKEMBANGAN YANG CONTOH STIMULASI
DICAPAI
0-2 Keterampilan motorik kasar mulai Orang tua dapat
berkembang; mulai mencari sumber memainkan kerincingan,
bunyi dan cahaya; mulai usia 2 bulan memperlihatkan gambar-
belajar mengingat sesuatu. gambar berwarna terang,
bermain cilukba.

4-6 Dapat tengkurap; daya penglihatan Letakkan mainan ke


makin kuat; mulai meraih benda-benda; tangan bayi, atau jauhkan
minat mendengarkan suara bertambah; mainan agar bayi belajar
mulai tersenyum sosial. menggapai. Tumbuhkan
minat membaca dengan
membacakan dongeng
dari buku.
6-8 Berusaha mengambil benda dengan Sembunyikan mainan dan
mengubah sikap duduk; mulai takut ajak bayi untuk mencari
dengan orang yang tak dikenalnya; mainan itu. Asalkan bersih
eksplorasi semakin meningkat; suka dan tak berbahaya, jangan
memasukkan barang-barang ke terlalu sering melarang
mulutnya. bayi memasukkan barang-

12
barang ke mulut karena
tahap ini merupakan tahap
dimana bayi
bereksplorasi.
9-11 Rasa cemas dan takut pada hal-hal baru Berikan mainan-mainan
mulai berkurang. Perkembangan yang ukurannya kecil atau
kognisi makin meningkat, bayi mulai bercorak.
memanipulasi mainan, misalnya
melempar untuk mendengar suara,
memasukkan atau mengambil mainan
dalam kotak.Mulai tertarik hal-hal
detail.
12 Mulai mengerti fungsi benda, semisal Pengenalan terhadap
bagaimana memencet remote anggota keluarga (ayah,
controlteve, mengangkat telepon yang bunda, kakak, eyang, dan
berdering. sebagainya) serta
pengenalan nama bayi
(panggilan nama bayi
sebaiknya menggunakan
satu nama panggilan agar
bayi tidak bingung akan
identitas dirinya).
Memberikan perintah
sederhana, seperti dadah,
bersalaman, kiss-bye.
Sumber :

C. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA BAYI MENURUT


ERIKSON
Tahap/fase perkembangan kepribadian pada bayi sampai balita menurut Erikson
memiliki ciri utama sebagai berikut:

13
1. Kepercayaan Dan Kecurigaan
Tahap ini berlangsung pada masa oral, kira-kira terjadi pada umur 0-1
atau 1 tahun. Tugas yang harus dijalani pada tahap ini adalah
menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan tanpa harus menekan
kemampuan untuk hadirnya suatu ketidakpercayaan. Kepercayaan ini akan
terbina dengan baik apabila dorongan oralis pada bayi terpuaskan, misalnya
untuk tidur dengan tenang, menyantap makanan dengan nyaman dan tepat
waktu, serta dapat membuang kotoron (eliminsi) dengan sepuasnya. Oleh
sebab itu, pada tahap ini ibu memiliki peranan yang secara kwalitatif sangat
menentukan perkembangan kepribadian anaknya yang masih kecil. Apabila
seorang ibu bisa memberikan rasa hangat dan dekat, konsistensi dan
kontinuitas kepada bayi mereka, maka bayi itu akan mengembangkan
perasaan dengan menganggap dunia khususnya dunia sosial sebagai suatu
tempat yang aman untuk didiami, bahwa orang-orang yang ada didalamnya
dapat dipercaya dan saling menyayangi. Kepuasaan yang dirasakan oleh
seorang bayi terhadap sikap yang diberikan oleh ibunya akan menimbulkan
rasa aman, dicintai, dan terlindungi. Melalui pengalaman dengan orang
dewasa tersebut bayi belajar untuk mengantungkan diri dan percaya kepada
mereka. Hasil dari adanya kepercayaan berupa kemampuan mempercayai
lingkungan dan dirinya serta juga mempercayai kapasitas tubuhnya dalam
berespon secara tepat terhadap lingkungannya.
Sebaliknya, jika seorang ibu tidak dapat memberikan kepuasan kepada
bayinya, dan tidak dapat memberikan rasa hangat dan nyaman atau jika ada
hal-hal lain yang membuat ibunya berpaling dari kebutuhan-kebutuhannya
demi memenuhi keinginan mereka sendiri, maka bayi akan lebih
mengembangkan rasa tidak percaya, dan dia akan selalu curiga kepada orang
lain.
Pada dasarnya setiap manusia pada tahap ini tidak dapat menghindari
rasa kepuasan namun juga rasa ketidakpuasan yang dapat menumbuhkan
kepercayaan dan ketidakpercayaan. Akan tetapi, hal inilah yang akan menjadi
dasar kemampuan seseorang pada akhirnya untuk dapat menyesuaikan diri

14
dengan baik. Adanya perbandingan yang tepat atau apabila keseimbangan
antara kepercayaan dan ketidakpercayaan terjadi pada tahap ini dapat
mengakibatkan tumbuhnya pengharapan. Nilai lebih yang akan berkembang
di dalam diri anak tersebut yaitu harapan dan keyakinan yang sangat kuat
bahwa kalau segala sesuatu itu tidak berjalan sebagaimana mestinya, tetapi
mereka masih dapat mengolahnya menjadi baik.
2. Otonomi Dan Perasaan Malu, Ragu-Ragu
Pada tahap kedua adalah tahap anus-otot (anal-mascular stages), masa
ini biasanya disebut masa balita yang berlangsung mulai dari usia 18 bulan
sampai 3 atau 4 tahun. Tugas yang harus diselesaikan pada masa ini adalah
kemandirian (otonomi) sekaligus dapat memperkecil perasaan malu dan ragu-
ragu. Apabila dalam menjalin suatu relasi antara anak dan orangtuanya
terdapat suatu sikap/tindakan yang baik, maka dapat menghasilkan suatu
kemandirian. Namun, sebaliknya jika orang tua dalam mengasuh anaknya
bersikap salah, maka anak dalam perkembangannya akan mengalami sikap
malu dan ragu-ragu. Dengan kata lain, ketika orang tua dalam mengasuh
anaknya sangat memperhatikan anaknya dalam aspek-aspek tertentu misalnya
mengizinkan seorang anak yang menginjak usia balita untuk dapat
mengeksplorasikan dan mengubah lingkungannya, anak tersebut akan bisa
mengembangkan rasa mandiri atau ketidaktergantungan. Pada usia ini
menurut Erikson bayi mulai belajar untuk mengontrol tubuhnya, sehingga
melalui masa ini akan nampak suatu usaha atau perjuangan anak terhadap
pengalaman-pengalaman baru yang berorientasi pada suatu tindakan/kegiatan
yang dapat menyebabkan adanya sikap untuk mengontrol diri sendiri dan juga
untuk menerima control dari orang lain. Misalnya, saat anak belajar berjalan,
memegang tangan orang lain, memeluk, maupun untuk menyentuh benda-
benda lain.
Di lain pihak, anak dalam perkembangannya pun dapat menjadi
pemalu dan ragu-ragu. Jikalau orang tua terlalu membatasi ruang
gerak/eksplorasi lingkungan dan kemandirian, sehingga anak akan mudah

15
menyerah karena menganggap dirinya tidak mampu atau tidak seharusnya
bertindak sendirian.
Orang tua dalam mengasuh anak pada usia ini tidak perlu
mengobarkan keberanian anak dan tidak pula harus mematikannya. Dengan
kata lain, keseimbanganlah yang diperlukan di sini. Jikalau dapat mengatasi
krisis antara kemandirian dengan rasa malu dan ragu-ragu dapat diatasi atau
jika diantara keduanya terdapat keseimbangan, maka nilai positif yang dapat
dicapai yaitu adanya suatu kemauan atau kebulatan tekad. Meminjam kata-
kata dari Supratiknya yang menyatakan bahwa kemauan menyebabkan anak
secara bertahap mampu menerima peraturan hukum dan kewajiban.

D. PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA MASA BAYI


Menurut Piaget tahap-tahap perkembangan pemikiran dibedakan atas
empat tahap, yaitu tahap pemikiran sensorik-motorik, praoperasional,
operasional-konktret, operasional formal.
Pemikiraqn bayi termasuk kedalam pemikiran sensorik motorik, tahap
sensorik motorik belangsung ari kelahiran hingga kira-kira berumur 2 tahun.
Selama tahap ini berkembangan mental di tandai dengan perkembangan pesat
dengan kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkordinasikan
sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik dalam hal ini
bayi yang baru lahir bukan saja menerima secara pasif rangsangan
rangsangan terhadap alat-alat inderanya, melainkan juga aktif memberikan
respons terhadap rangsangan tersebut, yakni melalui gerak-gerak refleks. Pada
akhir tahap ini ketika anak berusia 2 tahun, pola-pola sensorik motoriknya
semakin komplek dan mulai mengadopsi suatu system symbol yang primitive.
Misalnya, anak usia2 tahun dapat membayangkan sebuah mainan dan
memanipulasinya dengan tangannya sebelum mainan tersebut benar-benar
ada. Anak juga dapat menggunakan kata-kata sederhana, seperti mama
melompat untuk menunjukkan telah terjadinya sebuah peristiwa sensorik
motorik.
Tahap sensorik-motorik di bagi menjadi 6 tahap yaitu :

16
1. Reflek sederhana (simple refleks)
Waktu : bulan pertama setelah kelahiran
Karakteristik : pada subtahap ini, alat dasar koordinasi sensasi dan aksi ialah
melalui perilaku refleksif dalam ketiadaan rangsang reflektif yang jelas
2. Kebiasaan-kebiasaan pertama dan reaksi serkuler primer (first habits and
primary circular reactins)
Waktu : antara usia 1 dan 4 bulan
Karakteristik : pada sub tahap ini bayi belajar mengoganisasikan sensasi dan
tpe skema atau struktur, yaitu kebiasaan-kebiasaan dan reaksi sirkuler primer.
Suatu kebiasaan ialah suatu skema yang di dasrkan atas suatu refleks yang
sederhana
Contoh : seorang bayi pada sub tahap 1 akan menghisap bila secara oral di
rangsang oleh suatu botol tetapi pada sub tahap 2 ini dapat melatih isapan
bahkan bila tidak ada botol muncul. Rekasi sirkler primer ialh suatu skema
yang di dasarkan pada usaha bayi untuk memproduksi suatu peristiwa yng
menarik atau menyenangkan yang pada mulanya terjadi secara kebetulan.
Contoh : seorang anak secara kebetulan menghiasap jarinya ketika jarinya di
dekatkan didekat mulutnya, kemudian dia mencarinya untuk di hiap lagi jari
yang bekerja sama dalam pencarian karena bayi tidak dapat meng
koordinasikan tindakan visual dan tindakn manual.
3. Reaksi sirkuler sekunder (secondary circular reaction)
Waktu : antara usia 4 dan 8 bulan
Karakteristik : pada subtahap ini bayi semakin berorientasi atau berfokus pada
benda didunia, yang bergerak dalam keasyikan dengan diri sendiri dalam
interaksi sensorik motorik
Contoh : kesempatan menggoyang-goyangkan suatu mainan yang berbunyi
kertak-kertak, misalnya dapat menakjubkan bayi dan selanjutnya akan
mengulangkan tindakan ini dalam rangka mengalami ketakjuban, bayi meniru
tindakan orang lain seperti berbicara, dll
4. Koordinasi reaksi sirkuler sekunder (coordination secondary circular reaction)

17
Waktu : antara usia 8 sampai 12 bulan
Karakteristik : pada subtahap ini, beberapa perubahan yang signofikan
berlangsung meliputi koordinasi skema dan kesenjangan. Bayi dapat
mengkoordinasikan dan mengkombinasikan ulang skema yang telah dipelajari
sebelumnya dengan cara yang terkoordinasi.
Berkaitan dengan koordinasi ini adalah pencapaian kedua adanya kesenjangan
(intentionality), pemisahan cara dan tujuan dalam melaksanakan perbuatan
yang sederhana.
Contoh : Bayi dapat menggunakan suatu tongkat (cara) untuk meraih suatu
mainanyang diinginkan didalam jangkauan tertentu (tujuan)
5. Reaksi sirkuler tersier, kesenangan atas sesuatu yang baru dan keingintahuan
(tertiery circular reaction, novelty and curiocity)
Yaitu suatu skema dimana bayi dengan tujuan tertentu menjelajahi
kemungkinan-kemungkinan benda-benda dan terus-menerus mengubah apa
yang dilakukan terhadap benda-benda itu dan mengamati hasilnya.
Waktu : antara usia 12 bulan dan 18 bulan
Karakteristik : pada sub tahap ini bayi semakin terbugah minatnya oleh
berbagai hal yang ada pada benda-benda itu dan oleh banyaknya hal dapat
mereka lakukan pada benda-benda itu
Contoh : balok dapat di buat jatuh, berputar atau di tabrkkan ke benda lain
6. Internalisasi skema ( internalization of schemes)
Antara usia 18 bulan dan 24 bulan
Karakteristik : pada sub tahap ini, fungsi mental bayi berubah dar suatu
tarap sensorik-motorik murni menjadi suatu tarap simbolis dan bayi mulai
mengembangkan kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol primitif
Simnol primitif adalah representasi peristiwa yang di alami bayi melalui
sensoris gambar atau kata yang terinterisasi dalam dirinya

E. PERSPEKTIF BARU TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF


PADA MASA BAYI

18
Pada dasawarsa lalu, muncul suatu pemahaman baru tentang perkembangan
kognitif bayi setelah adanya penelitian bayi. Teori perkembangan sensorik
motorik Piaget disanggah dari dua sumber, yaitu:
1. Penelitian yang mendalam di bidang perkembangan persepsi bayi
menunjukkan bahwa suatu dunia persepsi yang lebih stabil dan nyata telah di
bangun jauh lebih awal pada masa bayi dibandingkan dengan yang di
bayangkan oleh Piaget.
2. Para peneliti baru-baru ini telah menemukan memory dan bentuk-bentuk
kegiatan simbolis lainnya terjadi sekurang-kurangnya pada semester kedua
tahun pertama.
Perkembangan persepsi dan konsepsi pada bayi menunjukkan bahwa bayi
memiliki kemmpuan persepsi yang lebih canggih dan dapat memulai berpikir
jauh lebih awal di bandingkan apa yang di bayangkan oleh Piaget. Para
peneliti bahwa bayi terlahir dengan apa atau memperoleh kemampuan-
kemampuan ini sebelumnya di dalam perkembangan mereka.

F. PERKEMBANGAN ADAPTASI PADA BAYI DAN BALITA


1. Adaptasi kepribadian bayi
Masa bayi sering dianggap sebagai periode kritis perkembangan
kepribadian anak karena merpakan dasar pelekatan struktur kepribadian yang
akan dibangun. Perubahan pola kepribadian pada masa bayi dapat bersifat
kuantitatif dan kualitatif. Erikson (dalam Hurlock,1988) berpendapat bahwa
pada tahun pertama ditandai oleh krisis rasa percaya dan tidak percaya. Pada
perkembangan tahun kedua, bayi mengembangkan suatu rasa dirinya sendiri.
Kemandirian menjadi tema sentral pada tahun kedua kehidupan. Bayi akan
menjauhkan diri dari ibunya kemudian mengembangkan prilaku
individualisasi dan pada tahun kedua kehidupan bayi ditandai dengan tahap
otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu.
Temperamen merupakan salah satu bagian kepribadian. Temperamen
didefinisikan sebagai karakteristik seseorang, cara yang berdasar biologis
untuk mendekati dan bereaksi terhadap orang atau situasi. Temperamen

19
mendiskripsikan bagaimana perilaku seseorang, bukan apa yang
dilakukannya. Perkembangan individual dalam temperamen akan membentuk
inti perkembangan kepribadian. Pola perasaaan, pemikiran dan perilaku yang
cendrung konsisten dan membuat orang tersebut menjadi unik.
Tabel 2.2 Penggolongan Temperamen Pada Bayi
Tipe kepribadian Karakteristik
Temperamen sedang a) Memiliki perasaan dengan intensitas
lembut,moderat,positif.
b) Merespon sesuatu yang baru dengan
baik.
c) Mengembangkan jadwal tidur dan
makan yang regular.
d) Mudah menerima makanan baru.
e) Tersenyum pada orang asing.
f) Mudah beradaptasi dengan situasi
baru. Menerima perasaan frustasi
dengan sedikit kemarahan.
g) Mudah beradaptasi pada rutinitas dan
peraturan permainan baru.

Temperamen tinggi a) Sering dan intens menunjukkan


perasaan negatif, sering menangis atau
tertawa dengan suara keras.
b) Kurang baik dalam merespons sesuatu
yang baru dan perubahan.
c) Makan dan tidur yang tidak teratur.
Lambat dalam menerima makanan
baru. Curiga terhadap orang asing.
d) Lambat beradaptasi terhadap situasi
baru.
e) Bereaksi terhadap frustasi dengan
kemarahan.

Temperamen rendah a) Memiliki reaksi dengan intensitas


ringan, baik positif maupun negatif.

20
b) Merespon perubahan dan menerima
sesuatu dengan lambat.
c) Tidur dan makan dengan teratur.
Menunjukkan respons awal negatif
terhadap stimulus baru (pertemuan
pertama dengan orang, tempat atau
situasi baru).
d) Secara gradual mengembangkan rasa
suka kepada stimulus baru setelah
diperlihatkan berulang kali dan tanpa
paksaan.

2. Adaptasi perkembangan kata hati (moralitas) pada bayi


Kata hati merupakan rasa ketidaknyamanan emosional ketika
melakukan sesuatu yang salah dan kemampuan menahan diri untuk tidak
melakukan hal tersebut ( papalia, 2008). Pada awalnya, bayi tidak memiliki
hirarki nilai suara hati dan tergolong individu nonmoral. Tidak bermoral
maupun tidak amoral. Prilaku bayi tidak dibimbing norma moral. Namun,
lambat laun bayi akan mempelajari moral dari orang tua, guru atau teman
bermain. Belajar berprilaku moral agar diterima oleh sekitarnya merupakan
proses yang memakan waktu lama.
Dikarenakan bayi memiliki keterbatasan dalam kecerdasan, bayi
menilai benar salahnya suatu tindakan menurut kesenangan atau kesakitan
yang ditimbulkan, bukan menurut baik atau buruknya efek suatu tindakan
terhadap orang-orang lain. Bayi menganggap suatu tindakan salah hanya bila
dia sendiri mengalami akibat buruknya. Ia tidak memiliki rasa bersalah karena
kurang memiliki norma yang pasti tentang benar salah. Bayi tidak merasa
bersalah kalau mengambil benda-benda milik orang lain karena tidak
memiliki konsep tentang hak milik pribadi.
Tabel 2.3 Tahap-Tahap Perkembangan Moralitas Bayi
Usia Deskripsi perkembangannya
Prenatal Perkembangan moral anak dipengaruhi oleh

21
lingkungan anak apakah lingkungan yang penuh
kasih, suka cita, kesehatan yang baik,atau tidak

Lahir 1 tahun Anak membutuhkan suatu lingkungan yang


dapat diandalkannya, rasa aman,kasih sayang
dari figur ibu dan ayahnya. Kemampuan untuk
memercayai orang lain akan berkembang selama
masa ini dan sangat penting bagi pertumbuhan
iman kepada Tuhan dan moralnya.
1 2 tahun Tahap mengembangkan sikap otonom versus
rasa malu dan ragu. Anak membutuhkan kasih
sayang yang diimbangi dengan disiplin secara
konsisten (misalnya cara mengalihkan perhatian
anak harus dilakukan dengan bijaksana). Konsep
diri yang sehat merupakan dasar bagi
berkembangannya kemampuan dalam menjalin
hubungan yang akrab dengan orang lain dan
Tuhan.

3. Peran disiplin pada bayi


Tujuan utama disiplin ialah mengajarkan tentang apa yang menurut
kelompok sosial benar atau salah, mengusahakan agar dia bertindak sesuai
dengan pengetahuan ini. Hal tersebut dicapai dengan cara pengendalian diri
dari luar maupun dalam terhadap prilaku. Selama periode bayi mereka harus
belajar melakuukan reaksi-reaksi khusus yang benar terhadap berbagai situasi
dirumah dan disekelilingnya. Tindakan yang salah harus selalu dianggap salah
terlepas siapa yang mengasuhnya. Kalau tidak, bayi akan bingung dan tidak
mengetahui apa yang diharapkan dari dirinya

G. MASALAH MASALAH SELAMA MASA BAYI


1. Bahaya fisik
bahaya fisik yang sering terjadi bagi bayi ialah kelahiran prematur,
kerusakan otak,cacat lahir, penyakit fisik atau kematian. Meredith ( dalam

22
Harlock,1980) melaporkan bahwa kematian lebih banyak terjadi dalam bulan
pertama. Selama tahun pertama kematian disebabkan oleh penyakit yang
parah, sedangkan dalam tahun kedua kematian lebih banyak disebabkan
kecelakaan. Sepanjang masa bayi ebih banyak anak laki-laki yang mati dari
pada anak perempuan.
Pada tahun pertama kecelakaan tidak banyak terjadi karena bayi sangat
terlindung dalam tempat tidur atau kereta tidurnya. Namun, dalam tahun
kedua pada saat bayi dapat bergerak lebih bebas dan tidak terlalu dilindungi,
kecelakaan lebih sering terjadi. Kecelakaan seperti luka memar atau luka
garuk merupakan kecelakaan ringan dan tidak meninggalkan akibat
permanen. Kekurangan gizi yang disebabkan kurang makan atau diet yang
tidak seimbang turut merusak pertumbuhan fisik dan mental.
2. Bahaya psikologis
bahaya psikologis yang terjadi pada periode bayi adalah kegagalan
menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Semakin cepat
bayi mengendalikan tubuh, semakin cepat pula dia tidak bergantung pada
bantuan orang lain. Penguasaan tugas-tugas perkembanggannya ke tahap
berikutnya. Sebagian besar hanya psikologis berkaitan dengan tugas-tugas
perkembangannya,seperti:
1. Bahaya dalam berbicara
Kelambatan dalam berbicara,seperti halnya kelambatan dalam
pengendalian motorik, menjadi serius dalam masa bayi karena pada
masa ini merupakan dasar-dasar alat komunikasi dan cakrawala sosial
anak. Dalam masa awal kanak-kanak, ketika minat teradap orang-orang
di luar rumah mulai timbul,anak-anak yang mengalami kelambatan
bicara akan merasa dikucilkan.
Kelambatan bicara disebabkan tingkat inteligensi yang
rendah,kurangnya perangsangan (terutama dalam tahun pertama) dan
kelahiran kembar. Kalau orangtua atau pengasuh tidak merangsang anak
untu berceloteh atau mencoba mulai berbicara maka kemungkinan besar
bayi akan kehilangan minat bicara. Sebaliknya, kalau bayi didorong
mengoceh dan belajar mengucapkan kata-kata, perkembangan bicara

23
akan mengikuti pola normal dan seringkali dipercepat.semakin banyak
hal-hal baru dalam lingkungan, semakin besar motivasi bayi untuk
bersuara.
2. Perkembangan motorik
Kalau perkembangan motorik terlambat maka bayi akan semakin lama
untuk memperoleh keterampilan yang di miliki anak-anak pada
umumnya Yang juga sangat mengganggu dalam penyesuaian diri anak
ialah tekanan dari orangtua untuk mencapai pengendalian motorik dan
belajar ketrampilan motorik sebelum cukup matang untuk
melakukannya.
3. Bahaya sosial
Bahaya sosial utama ialah kurangnya kesempatan dan motivasi untuk
belajar sosial. Kondisi ini mendorong terlambatnya reduksi sifat-sifat
egosentris. Kurangnya kesempatan kontak sosial dalam setiap usia akan
mengganggu,terutama dari usia enam minggu sampai enam bulan yang
merupakan priode kritis perkembangan sikap sosial. Meskipun sikap
sosial berubah-ubah, pada kenyataannya banyak individu yang gagal
membentuk sikap sosial pada priode perkembangan berikutnya.
Yang berbahaya ialah yang disebut malu.Sifat ini terbawak sejak masa
bayi ketika mereka dihadapkan pada terlalu banyak orang asing dan
pengasuh asing.Akibat buruk jangka panjang pada sifat malu ialah
timbulnya penyakit sosial, seperti kesepian, sadar diri dan penilaian
sosial yang kurang baik. Orang pemalu dianggap sebagai pembosan,
menarik diri, rendah diri bahkan tidak ramah. Penilaian tersebut tidak
menunjang penyesuaian diri dan penesuaian sosial yang baik di setiap
tahap usia.
4. Bahaya emosi
Perubahan awal pada perkembangan emosi dapat dibagi menjadi 2
klasifikasi (Lewis, 2002)
a. Emosi Primer
Yang muncul pada manusia dan binatang. Yang termasuk emosi
primer ini adalah terkejut (Surprise), tertarik ( interest), senang (joy),

24
marah (anger), sedih (sadness), takut (fear), dan jijik (disgust), semua
emosi ini muncul pada usia 6 bulan pertama

b. Emosi yang disadari (self-conscious emotions)


Yang muncul pada manusia dan binatang. Yang termasuk emosi
primer ini adalah terkejut (Surprise), tertarik ( interest), senang (joy),
marah (anger), sedih (sadness), takut (fear), dan jijik (disgust), semua
emosi ini muncul pada usia 6 bulan pertama
c. Emosi yang disadari (self-conscious emotions)
Yang mememerlukan kognisi, terutama kesadaran diri. Yang
termasuk jenis emosi ini adalah empati, cemburu (jealousy), dan
kebingungan (embarassment) yang muncul pada 1,5 tahun pertama
(setelah timbulnya kesadaran diri), selain itu ada juga bangga (pride),
malu (shame), dan rasa bersalah (guilt), yang mulai muncul pada 2,5
tahun pertama. Dalam mengembangkan set kedua dari emosi yang
disadari ini (biasanya disebut emosi evaluatif yang di sadari). Anak
anak memperoleh dan dapat menggunakan standart dan aturan sosial
untuk mengevaluasi perilaku mereka.
Bahkan ketika bayi hanya mengalami emosi primer ekspresi
emosi mereka sudah membantu hubungan interpersonal pertama
mereka. Kemampuan bayi mengomunikasikan emosi mereka
memungkinkan interaksi timbal balik dengan pengasuh mereka dan
menemukan ikatan emosional diantara mereka. Tidak hanya orang tua
yang merubah ekspresi emosi mereka ketika merespon ekspresi emosi
si bayi, tetapi bayi juga mengubah skepresi emosi mereka untuk
merespon ekspresi emosional dari orang tua. Dengan kata lain
interaksi ini dilakukan timbal balik oleh kedua belah pihak. Karena
sifat timbal balik ini, interksi ini digambarkan bersifat resiprok atau
sinkron ketika berlangsung dengan baik. Tangisan dan senyuman
adalah ekspresi emosi yang ditampilkan oleh bayi ketika mereka

25
berinteraksi dengan orang tua, dan itu merupakan bentuk komunikasi
emosional awal dari bayi.

5. Bahaya Ketakutan
Salah satu emosi awal pada bayi adalah ketakutan, yang biasanya mulai
muncul pada usia enam bulan dan mencapai puncaknya pada usia 18
bulan. Ekspresi ketakutan yang paling sering muncul biasanya berkaitan
dengan kecemasan terhadap orang asing (stanger anxiety) , dimanas
seorang bayi menunjukan ketakutan dan kegelisahan terhadap orang
asing. Hal inibiaanya timbul secara bertahap. Peratam akli timbul sektar
usa 6 bualn dalam bentuak reaksi gelisah. Pada usia 9 bulan, ketakutan
terhapa orang asing ini sering kali menjadi lebih intens dan terus
meningkat sampai ulang tahun peratama bayi tersebut ( Emde,
Gaensbauer, & Harmon, 1976)
Tidak semua bayi menunjukan kegelisahan ketika menghadapi orang
asing bayi akan lebih berani berhadapan dengan orang asing jika mereka
berda dilingkungan yang familiar, sebagai contoh dalam sebuah
penelitian bai yang berusia 10 hanya menunjukan sedikit kecemasan
terhadap orang asing ketika mereka bertemu dengan orang asing
tersebut di rumah mereka. Tetapi akan menunjukan tingkat kecemasan
yang jauh lebih tinggi ketika menemui orang asing di laboratorium
penelitian ( Sroufe, Waters & Mtas, 1974)
Selain itu bayi akan lebh tidak akan menunjukkan kecemasan ketika
merea erda di pangkuan ibu mereka jika dibandingkan mereka duduk
dalam jarak beberapa meter dari ibu ( Bohlin & Hagekul, 1993). Jadi
bisa disimulkan ketika bayi mersa aman, mereka akan lebih tahan
terhadap orang asing ini. Selain kecemasan terhafap orang asing, bayi
juga mengalami ketakutann akan berpisah denga pengasuhnya hal ini
akan mneyebabkan Separation Protest- menangs ketika di tingggalkan
pengasuhnya. Separaoin Protes biasanya akan memuncak pada usia 15
bulan pada bai di Amerika. Bahkan sebuah penelitian menunjukkan

26
separation protest emncapai puncaknya pada usis 13-15 bulan di 4
kebidayaan yang berbeda. ( Kagan, earsley & Zelazo, 1978). Selain itu
penelitian terkini juga meunjukkan bahwa ibu dari bayi yang memiliki
seperation anxiety yang tinggi adalah orang tua yang terlalu sensitif
terhadap sinyal negatif dari bayi tetapi kurang sensitif terhdap sinyal
positf dari bayi tersebut ( Hsu, 2004)
6. Bahaya moralitas
Bahaya psikologis yang serius untuk perkembanggan moral di masa
depan ialah bila bayi menyadari bahwa dirinya lebih banyak
memperoleh perhatian saat melakukan sesuatu yang mengganggu atau
melawan orang lain daripada saat melakukkan tindakan yang lebih di
terima.

H. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


BABYHOOD
Secara umum bayi memiliki pola-pola pertumbuhan dan perkembangan yang
normal sebagai interelasi dalam diri dengan luar diri sehingga pertumbuhan dan
perkembangganya berkaitan dengan erat:

1. Genetik
Gen dibawa anak sejak dalam konsepi dan akan menjadi ciri khas dan
menjadi potensi dirinya.Adanya kelainan genetik akan memengaruhi tumbuh
kembang anak,misalnya ada anak yang bertumbu besar, sedang dan kerdil.
Demikian juga halnya dengan faktor genetik dari orangtua sehingga bisa kita
temukan ada sebagian keluarga yang memiliki postur tubuh besar,tinggi dan
sebagian lagi berpostur tubuh kecil,pendek sebagianya.
2. Faktor kondisi fisik dan psikologis bayi
Faktor ini meliputi faktor gizi, daya tahan atau kesalahan bayi, penyakit dan
struktur bangun tubuh dan fisiologis bayi.misalnya,perbedaan daya imunologi
bayi terhadap berbagi infeksi.Terjadi infeksi di trimester pertama dan kedua
yang disebabkan virus TORCH dapat menyebabkan kelainan pada janin,
seperti katarak,bisu dan tuli,retardasi mental atau pun kelainan jantung.
Demikian pula dengan kondisi lingkungan fisik tempat anak itu tinggal
misalnya,sanitasi lingkungan yang yang kurang baik, minimnya sinar

27
matahari, sinar radioaktif, atau zat-zat kimia tertentu. Kondisi seperti ini
mempengaruhi kecepatan tumbuh kembang anak. Di lain pihak, dampak
kemiskinan ekonomi memungkinan terlambatnya pertumbuhan dan
perkembangan bayi, seperti kekuranggan makanan, kurang gizi, kondisi
lingkungan yang jelek dan minimnya pengetahuan tentang kesehatan.
Adapun faktor-faktor psikologis bayi yang berkaitan erat ialah kecakapan
dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, tingkat stres dan kondisi
emosi bayi, kasih sayang, pola asuh, disiplin keluarga dan sikap
keluarga,seperti konsep anak impian,tingkat ketetergantungan bayi,
kekhawatiran orangtua, merosotnya hubungan keluarga, perceraian, ibu
bekerja, ibu yang teralalu sibuk dan sikap orangtua yang membeda-bedakan
terhadap anggota keluarga.
3. Jenis kelamin dan umur
Fungsi reproduksi dan pertumbuhannya pada anak perempuan lebih cepat
tumbuh kembang dari anak laki-laki. Hal ini akan memengaruhi kecepatan
perkembangan dan kematangan anak perempuan. Namun, hormon
pertumbuhan pada laki-laki lebih lama bertahan sehingga kondisi ini juga
memengarui kematangan emosi anak laki-laki. Kecepatan pertumbuhan
terjadi pada masa prenatal sehingga pada masa prenatal sudah seyogianya
menjadi perhatian khusus dalam kesehatan dan perkembangan bayi.

I. MASALAH MASALAH HUBUNGAN KELUARGA YANG


BERKAITAN PADA MASA BAYI

1. Perpisahan dengan ibu


Biasanya bayi yang di pisahkan dengan ibunya akan mengembangkan
perasaaan tidak aman yang di tampilkan dalam gangguan pribadi. Hal ini
awal anak mengalami kesulitan penyesuaian diri pada fase-fase
perkembangan berikutnya.
2. Gagal mengembangkan perilaku akrab
Bayi yang gagal mengembangkan perilaku akrab dengan ibunya atau dengan
pengganti ibunya yang stabil,akan mengalami perasaan tidak aman seperti
halnya dengan bayi yang dipisahkan dengan ibunya. Bayi tidak akan

28
mengalami kegembiraan. Kekurangan ini menyulitkan bayi dalam
mengembangkan persahabatan di kemudian hari.
3. Merosotnya hubungan keluarga
Merosotnya hubungan keluarga hampir selalu terjadi dalam tahun kedua.
Secara psikologis kondisi ini sangat berbahaya karena bayi kerap
memperhatikan sikap dan perlakuan anggota keluarga kepadanya.Jika bayi
merasa ada perubahan sikap dan di perlakukan secara berbeda, bayi akan
merasa dirinya tidak lagi dicintai dan di tolak. Perasaan seperti ini dapat
mengembangkan kebencian dan rasa tidak aman.
4. Sikap orangtua yang terlampau melindungi
Bayi yang sangat dilindungi dan dilarang melakukan sesuatu yang
sebenarnya dapat dilakukannya akan menyebabkannya menjadi orang yang
sangat bergantung atau takut melakukan hal-hal yang sesungguhnya masih
dalam batas kemampuannya. Jika hal ini di teruskan, kemungkinan besar di
masa remaja atau dewasanya dia menjadi sangat takut, bahkan memberikan
resiko kurang percaya diri bila berhadapan dengan orang lain.
5. Penganiayaan anak
Penganiayan anak biasanya bersumber ketika orang tua tidak menyenangi
peranannya sebagai orang tua atau pertentangan antar orang tua. Bayi kerap
kali menjadi sasaran empuk atas luapan marah dan kebencian. Bayi akan di
abaikan atau dianiaya. Penganiayaan bayi sering terjadi pada tahun kedua
karena bayi pada saat itu sering menyulitkan orangtua dan memancing rasa
marah, benci dan emosi.

J. PEMBAHASAN JURNAL

29
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masa bayi merupakan masa awal kehidupan manusia. Perkembangan
masa bayi sangat mempengaruhi dsar dari perilaku individu dikehidupan
selanjutnya. Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan
memperlihatkan rasa senang- nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal,
usia 4-7 bulan memberikan respon emosional terhadap kontak sosial, dan usia
9-10 bulan mulai lepas dari pengasuhannya karena sudah dapat merangkak
atau meraih sesuatu. Usia 1 tahun tampak interaktif rasa aman dengan ibu atau
penyasuhnya dan usia 2 tahun mulai mengikuti perbuatan.
Psikososial, istilah ini dipakai dalam kaitannya dengan perkembangan.
Secara khusus hal ini berarti bahwa tahap-tahap kehidupan seseorang dari
lahir sampai dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi
dengan suatu organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis. itu
kenapa dalam tahap perkembangan psikososial pada bayi, perhatian dan
segala bentuk kasih sayang seorang ibu merupakan hal yang sangat urgen
sehingga bila ibu berhasil memuaskan kebutuhan dasar bayi dalam fase ini

30
maka anak tersebut akan merasa aman dan melangkah dengan mantap ke fase
berikutnya . Bila fase oral tidak terselesaikan dengan baik maka akan terbawa
ke fase berikutnya.
Bagaimanapun hal yang perlu diperhatikan adalah masalah orang tua
yang bisa merembet ke bayi. Kalau bayi bermasalah, maka, orang tua juga
bermasalah. Sebaliknya kalau orang tua bermasalah, bayi juga bisa
terpengaruh. Oleh karena itu, pengetahuan orang tua terhadap perkembangan
bayi merupakan hal yang mutlak, untuk menghindari semacam kekuatiran
orang tua terhadap perkembangan psikososial pada bayi

B. SARAN

31

Anda mungkin juga menyukai