BAB II
Berikut sumber-sumber literature lain yang penulis gunakan sebagai sumber data
untuk landasan teori :
1. Animators Survival Kit oleh Richard Williams
2. Teknik Menulis Skenario Film oleh H.Misbach Yusa Biran
3. Cinematography Theory and Practice oleh Blain Brown
1.http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/10/155598/
Cerita-Impor-Vs-Cerita-Rakyat
2. http://oase.kompas.com/read/2011/10/07/15113761/Ayo.Ramai-
ramai.Menulis.Cerita.Rakyat
3. http://lemabang.wordpress.com/2009/07/29/ajak-siswa-lestarikan-
cerita-rakyat/
4.http://raispictures.com/main/index.php?option=com_content&task=vie
w&id=49&Itemid=26
Hal ini masih dapt dilihat pada zaman Mesir kuno pada sekitar
tahun 1600 SM, seperti di dinding-dinding kuil yang terdapat gambar-
gambar berurutan tersebut sebagai dekorasinya, Begitu pula peradaban
Yunani kuno juga mencoba mengimplementasikan hal ini pada benda-
benda kesehariannya, seperti pada suatu vas misalnya. Di Asia, ada
Indonesia dengan wayang dan relief bersekuens yang terdapat di candi-
3
Mouse yang masih terkenal hingga sekarang ini. Steamboat Willie ini
menjadi film animasi pertama yang memiliki suara. Setelah Steamboat
Willie, Walt Disney melanjutkan dengan film animasi musikalnya yang
pertama, Skeleton Dance. Lalu pada tahun 1932, muncul film animasi
berwarnanya yang pertama, Flowers and Trees. Tahun berikutnya
muncul film animasi Three Little Pigs, dan empat tahun sesudahnya
muncullan film layar lebar animasi pertama dari Walt Disney, yang
berjudul Snow White and Seven Dwarves. Karya ini kemudian
menjadi cikal bakal zaman keemasan film animasi, dan Walt Disney pun
terus mengeluarkan karya-karyanya yang fenomenal hingga saat kini,
seperti Pinocchio, Dumbo, Bambi, Fantasia, Silly Symphony dan serial
Mickey Mouse dan Donald duck.
Cerita Rakyat adalah salah satu unsur kebudayaan Indonesia yang lahir
dan berkembang secara turun-temurun, baik melalui media lisan atau tertulis.
Dalam suatu cerita rakyat, kita dapat melihat banyak hal yang menyangkut
kehidupan dan budaya masyarakat asal cerita tersebut, begitu pula dengan sistem
nilai,kepercayaan dan agama, kaidah-kaidah sosial, dan etos kerja mereka.
Menurut William R. Bascom (Danandjaja, 1984) kategori cerita rakyat dapat
dibagi menjadi 3, yaitu :
2.2.2.1 Dongeng
Dongeng adalah cerita yang tidak pernah dianggap benar-benar
terjadi. Dongeng dibagi lagi menjadi :
6
2.2.2.2 Mite
Mite adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi. Ciri
khas Mite adalah mceritanya yang melibatkan tokoh-tokoh khayangan
atau tokoh-tokoh yang memiliki kekuatan supernatural atau kesaktian
tertentu.
2.2.2.3 Legenda
Legenda adalah jenis dongeng yang menceritakan tentang asal-
usul terjadinya suatu tempat.
Zaman sekarang ini, kepopuleran cerita rakyat sudah menurun. Hal ini didukung
dari beberapa penuturan dari website berita terkenal seperti kompasiana dan suara
merdeka, yaitu tentang cerita rakyat yang mulai terlupakan. Salah satu penyebab hal
ini adalah modernisasi dan globalisasi, dimana mempermudah akses anak-anak muda
terhadap dunia luar. Jadilah mereka lebih memilih cerita-cerita impor yang
dianggapnya lebih menarik ketimbang cerita rakyat. Begitu pula kondisi orangtua
yang kurang memiliki kesempatan untuk mendongeng kepada anak-anaknya karena
sibuk bekerja, sehingga cara penyampaian lisan yang turun temurun seperti dulu
sudah tidak efektif lagi karena tergusur oleh kemajuan teknologi dan globalisasi.
Padahal, banyak sekali manfaat dan nilai-nilai moral yang dapat diambil dari cerita
rakyat.
8
Seperti juga yang dikatakan oleh pemerhati budaya dari Bima Nusa Tenggara
Barat, Alan Malingi, cerita rakyat harusnya ditulis dan didokumentasikan agar tidak
tergerus zaman yang semakin modern. Sayangnya, banyak penulis yang kurang
tertarik dengan upaya tersebut.
Oleh karena itu, daripada orang dewasa, Alan Malingi memilih mengajarkan para
remaja untuk menuliskan cerita rakyat dengan sederhana sehingga bisa menginspirasi
orang yang membacanya. Berikut adalah tiga alasan mengapa Alan Malingi lebih
memilih remaja sebagai pelaku pelestarian cerita rakyat. Pertama, anak-anak dan
remajalah yang biasanya mendapat cerita rakyat langsung dari bibir orangtuanya dan
mereka selalu menunjukkan naluri ketertarikan ketika mendengarkan sebuah cerita
atau dongeng. Kedua, mereka masih memiliki daya serap tinggi untuk menuliskan
sesuatu. Alasan ketiga, agak ironis, karena banyak penulis dewasa tak tertarik
menuliskan cerita rakyat. Alan Malingi menyayangkan ketidaktertarikan ini, entah
karena alasan kuno atau membosankan. Padahal, justru mereka yang sudah
dewasalah yang memiliki potensi paling besar untuk mengemasnya dengan baik dan
menarik untuk generasi yang akan datang.
Kemudian menurut Riza , head of animation department di Cyber Media College,
pasar film animasi biasanya diidentikkan dengan segmen pasar anak-anak. Tetapi
kini remaja, dan orang dewasa juga menonton film animasi. Sebut saja beberapa
judul seperti Spongebob Squarepants, The Simpsons, dan beberapa fim animasi
Jepang seperti Naruto, Samurai X yang bila diselidiki, sebenarnya tidak dibuat untuk
segmen pasar anak-anak. Penggemarnya pun tidak sedikit yang sudah dewasa. Ini
membuktikan betapa besar dan luasnya pangsa pasar film animasi.
Sementara itu, Limbat yang baru saja muncul ke permukaan air kolam
sangat senang karena merasa telah berhasil membuktikan bahwa dirinya tidak
bersalah. Namun, Sigarlaki yang terlanjur kecewa meminta agar pembuktian itu
diulangi lagi.
Limbat pun tak berdaya untuk menolak permintaan majikannya itu.
Akhirnya, dengan penuh keyakinan, Limbat menuruti permintaan itu untuk
membuktikan bahwa dirinya benar-benar tidak bersalah. Baru saja Sigarlaki
menancapkan tombaknya ke dalam kolam, tiba-tiba seekor kepiting besar keluar
dari kolam itu lalu menggigit kaki Sigarlaki. Sigarlaki pun menjerit kesakitan dan
tanpa sengaja ia mengangkat kembali tongkatnya.
Sementara itu, Limbat yang baru saja muncul ke permukaan air kolam
melihat kaki tuannya digigit kepiting segera naik ke darat untuk menolongnya.
Setelah melepas gigitan kepiting itu, ia mengobati luka di kaki tuannya dengan
dedaunan. Dengan demikian, Limbat berhasil membuktikan dirinya tidak
bersalah. Sigarlaki pun segera meminta maaf kepada Limbat untuk mengakui
kesalahannya.
Berikut adalah gambaran tokoh-tokoh utama yang selalu ada dalam semua versi
cerita.
2.3.3.1 Sigarlaki
Sigarlaki adalah seorang pemburu handal, sayang sifatnya temperamental
dan suka mengambil kesimpulan terlalu cepat. Hal ini justru membawa
kesialan bagi dirinya.
2.3.3.2 Si Limbat
Pelayan Sigarlaki yang setia, jujur, gigih dan dapat diandalkan.
b. Segmen pasar film animasi yang tidak hanya terbatas pada anak-anak.
2.6.2 Kelemahan
- Masih kurangnya pengalaman dalam pembuatan film
- Jangka waktu pembuatan yang minim
2.6.3 Kesempatan
- Belum banyak pesaing dalam membuat film animasi cerita rakyat untuk
remaja.
- Genre humor termasuk genre yang banyak diminati
2.6.4 Ancaman
- Banyaknya film-film animasi impor yang dianggap lebih menarik oleh
kawula muda
- Kawula muda yang rentan terhadap pengaruh globalisasi