Anda di halaman 1dari 14

1

BAB II

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber Data

2.1.1 Literatur Buku


1. 366 Cerita Rakyat Nusantara, Tim Penulis AdiCita Grup, merupakan
buku berisi kumpulan cerita rakyat, sebagai referensi data cerita.
2. Aktif dan Kreatif Bahasa Indonesia oleh Adi Abdul Somad, Aminudin Yudi
Irawan, di dalam buku ini terdapat beberapa penjelasan mengenai cerita rakyat.
3. Majalah CONCEPT.Vol04.Ed.22.2008 sebagai sumber penjelasan sejarah
animasi di Indonesia

Berikut sumber-sumber literature lain yang penulis gunakan sebagai sumber data
untuk landasan teori :
1. Animators Survival Kit oleh Richard Williams
2. Teknik Menulis Skenario Film oleh H.Misbach Yusa Biran
3. Cinematography Theory and Practice oleh Blain Brown

2.1.2 Literatur Artikel


Berikut adalah website-website yang digunakan penulis sebagai sumber
versi-versi cerita rakyat.
1. http://legendakita.wordpress.com/2007/12/10/sigarlaki-dan-limbat/
2. http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/203-Sigarlaki-dan-
Limbat#
3. http://monika-ku.blogspot.com/2008/10/si-sigarlaki-dan-si-limbat-
cerita.html

Dan dibawah ini adalah artikel-artikel yang mmenjelaskan permasalahan


kurangnya minat kaum muda terhadap cerita rakyat, kondisi perkembangan film
animasi di Indonesia dan beberapa solusinya :
2

1.http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/10/155598/
Cerita-Impor-Vs-Cerita-Rakyat
2. http://oase.kompas.com/read/2011/10/07/15113761/Ayo.Ramai-
ramai.Menulis.Cerita.Rakyat
3. http://lemabang.wordpress.com/2009/07/29/ajak-siswa-lestarikan-
cerita-rakyat/
4.http://raispictures.com/main/index.php?option=com_content&task=vie
w&id=49&Itemid=26

2.2 Data-data Umum

2.2.1 Sejarah Animasi

2.2.1.1 Sejarah Animasi Dunia


Sejarah animasi sudah dimulai sejak tahun 35000 SM, dari
lukisan-lukisan gua manusia purba. Dapat dilihat dari sekuens gambar-
gambar yang sama dengan pose yang berbeda dan berurutan.

Gambar 1. Lukisan Gua orang-orang San di Afrika

Hal ini masih dapt dilihat pada zaman Mesir kuno pada sekitar
tahun 1600 SM, seperti di dinding-dinding kuil yang terdapat gambar-
gambar berurutan tersebut sebagai dekorasinya, Begitu pula peradaban
Yunani kuno juga mencoba mengimplementasikan hal ini pada benda-
benda kesehariannya, seperti pada suatu vas misalnya. Di Asia, ada
Indonesia dengan wayang dan relief bersekuens yang terdapat di candi-
3

candi, dan Jepang dengan menggunakan gulungan lukisan yang memiliki


cerita pada zaman Heian, yang akhirnya juga menjadi cikal bakal komik.
Lalu pada tahun 1640, muncul benda yang dapat
memproyeksikan gambar-gambar sekuens. Benda ini dikenal sebagai
Magic Lantern, ditemukan oleh Athonasius Kircher. Kemudian pada
tahun 1824, Peter Mark Roget menemukan kembali salah satu
pemahaman prinsip kerja mata manusia, yang berperan sangat penting
dalam dunia animasi, yaitu Persistence of Vision. Dari prinsip Roget ini
lalu lahirlah alat yang biasa disebut Thaumatrope., yaitu sebuah alat
berupa kepingan bergambar yang diikat tali di kedua sisinya. Ketika
diputar, kepingan tersebut akan memberi ilusi seolah-olah gambar
tersebut bergerak.
Penemuan-penemuan ini terus berlanjut, dari munculnya alat-alat
yang memanfaatkan prinsip yang sama seperti Phenakistoscope ( Joseph
Plateau, 1826), Zoetrope, (Pierre Desvignes ,1860) Flipper Book (1866)
Praxinoscope (Frenchman Emile Reynauld, 1877), hingga akhirnya pada
tahun 1906 kartunis New York Newspaper James Stuart Blackton
bekerjasama dengan Thomas Alfa Edison dan membuat suatu karya
animasi Humourous Phases of Funny Faces, yang dibuat dari
menggabungkan gambar gambar yang dibuat di papan tulis dan
fotografi. Teknik inilah yang sekarang lebih dikenal dengan animasi stop
motion. Tahun berikutnya Emile Cohl dari Prancis membuat sebuah film
aniasi sederhana yang tokoh-tokohnya berupa figure batang korek api.
Animasi karya Emile Cohl ini ditayangkan pertama kali di Follies
Bergeres, Paris.
Sejak itu, film-film animasi mulai bermunculan, seperti Little
Nemo in Slumberland dan Gertie the Dinosaur oleh Winsor Mckay .
Tahun-tahun berikutnya teknik-teknik animasipun semakin berkembang.
Contohnya pada sekitar tahun 1913 hingga tahun 1920,-an muncul film
animasi Koko the Clown oleh Max Fleischer dan Felix the Cat oleh
Pat Sullivan. Pada saat itu Fleischer dan Sullivan sudah menggunakan
teknik animasi cell dengan menggunakan kertas celluloid.
Setelah itu muncullah Walt Disney, pada tahun 1928 dengan film
animasi Steamboat Willie yang juga menjadi debut karakter Mickey
4

Mouse yang masih terkenal hingga sekarang ini. Steamboat Willie ini
menjadi film animasi pertama yang memiliki suara. Setelah Steamboat
Willie, Walt Disney melanjutkan dengan film animasi musikalnya yang
pertama, Skeleton Dance. Lalu pada tahun 1932, muncul film animasi
berwarnanya yang pertama, Flowers and Trees. Tahun berikutnya
muncul film animasi Three Little Pigs, dan empat tahun sesudahnya
muncullan film layar lebar animasi pertama dari Walt Disney, yang
berjudul Snow White and Seven Dwarves. Karya ini kemudian
menjadi cikal bakal zaman keemasan film animasi, dan Walt Disney pun
terus mengeluarkan karya-karyanya yang fenomenal hingga saat kini,
seperti Pinocchio, Dumbo, Bambi, Fantasia, Silly Symphony dan serial
Mickey Mouse dan Donald duck.

2.2.1.2 Animasi di Indonesia

Seperti di tempat-tempat lainnya di dunia, animasi di Indonesia


juga berawal dari lukisan-lukisan gua purba yang saat itu menceritakan
tentang aktivitas-aktivitas seperti perburuan atau ritual mistis. Begitu
pula dengan wayang, yang juga mengampil peran dalam cikal bakal
animasi di Indonesia
Titik awal kemunculan film animasi di Indonesia baru terjadi
setelah tahun 1933, setelah film-film animasi Walt Disney dimuat di
koran lokal saat itu. Lalu pada tahun 1955 Presiden Soeharto mengirim
salah seorang seniman yang bernama Dukut Hendronoto, atau yang lebih
dikenal dengan Pak Ook untuk belajar animasi di studio Walt Disney
selama tiga bulan. Sepulangnya dari studio Disney, beliau membuat film
animasi Indonesia pertama yang berjudul Si Doel Memilih . Walaupun
saat itu film animasi digunakan sebagai alat propaganda politik. Tahun
1963 Pak Ook bergabung di TVRI dan mengembangkan animasi disana.
Pada tahun 1970-an muncul studio animasi Anima Indah yang
didirikan oleh orang Amerika.Studio ini, selain produktif, juga menjadi
salah satu pelopor bidang animasi di Indonesia
Tahun 1980 merupakan tahun maraknya film animasi di
Indonesia. Ada banyak karya yang dihasilkan pada saat itu, seperti film
5

serial animasi pertama yang ditayangkan di televisi berjudul


Petualangan si Huma, yang juga cukup sukses pada saat itu. Pada
tahun ini juga mulai banyak bermunculan studio-studio animasi di
Indonesia, seperti Wang Fim Animation, Evergreen,Marsa Juwita Indah,
Red Rocket Animation Studio di Bandung, Bening Studio di Yogyakarta
dan Tegal Kartun di Tegal.
Film animasi di Indonesia semakin marak pada tahun 1990-an.
Contohnya Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang,Satria Nusantara
serial Hela,Heli,Helo yang merupakan film animasi 3D pertama yang di
buat di Surabaya yang berkerjasama dengan PT Nurtanio. Pada tahun
1998 mulai bermunculan film-film animasi yang berbasis cerita rakyat
seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas dan petualangan
si Kancil oleh Bening Studio.
Tahun 2000-an muncul Studio RedRocket dengan karyanya yang
kebanyakan film serial TV Dongeng Aku dan Kau, Klilip dan Puteri
Rembulan, Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, Si Kurus
dan Si Macan, pada masa ini serial animasi cukup populer karena
menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi. Pada tahun 2003, serial
3D animasi merambah layar lebar diantaranya Janus Perajurit Terakhir,.
Kemudian pada bulan Mei 2004 terdapat film layar lebar 3D animasi
berdurasi panjang yang berjudul Homeland.

2.2.2 Cerita Rakyat

Cerita Rakyat adalah salah satu unsur kebudayaan Indonesia yang lahir
dan berkembang secara turun-temurun, baik melalui media lisan atau tertulis.
Dalam suatu cerita rakyat, kita dapat melihat banyak hal yang menyangkut
kehidupan dan budaya masyarakat asal cerita tersebut, begitu pula dengan sistem
nilai,kepercayaan dan agama, kaidah-kaidah sosial, dan etos kerja mereka.
Menurut William R. Bascom (Danandjaja, 1984) kategori cerita rakyat dapat
dibagi menjadi 3, yaitu :

2.2.2.1 Dongeng
Dongeng adalah cerita yang tidak pernah dianggap benar-benar
terjadi. Dongeng dibagi lagi menjadi :
6

a. Fabel (dongeng tentang binatang)


b. Dongeng biasa (tokoh-tokohnya kebanyakan manusia)
c. Dongeng jenaka ( di dalamnya terdapat unsur-unsur
kejenakaan)

2.2.2.2 Mite
Mite adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi. Ciri
khas Mite adalah mceritanya yang melibatkan tokoh-tokoh khayangan
atau tokoh-tokoh yang memiliki kekuatan supernatural atau kesaktian
tertentu.

2.2.2.3 Legenda
Legenda adalah jenis dongeng yang menceritakan tentang asal-
usul terjadinya suatu tempat.

2.2.3 Cerita Rakyat dalam Media

Selain media literatur, Indonesia sebenarnya pernah mencoba


mengangkat cerita rakyat ke dalam bentuk media audio visual. Misalnya
yang pernah dilakukan Bening Studio pada tahun 1998, atau film serial
cerita rakyat dari Dongeng Aku dan Kau oleh Studio RedRocket pada
tahun 2000an. Film-film tersebut lebih ditujukan untuk segmen pasar
anak-anak.

Gambar 2. VCD Dongeng Aku dan Kau, Simalang Pemimpi


7

Ada juga yang mengemasnya dengan bentuk live action dengan


visual efek seperti serial Layar Kemilau, Cerita Pagi dan Cerita Siang
dari MNC TV yang kadang menggunakan cerita rakyat sebagai dasarnya.
Sayangnya kualitas visual efek yang mereka gunakan masih sangat
kurang. Begitu pula dari segi cerita, yang jadinya malah terlalu banyak
bumbu dan overdramatis.

Gambar 3. Layar Kemilau MNC TV: Jaka Tarub dan 7 Bidadari

2.3 Data-data cerita, dan karakter

2.3.1 Data-data Artikel

Zaman sekarang ini, kepopuleran cerita rakyat sudah menurun. Hal ini didukung
dari beberapa penuturan dari website berita terkenal seperti kompasiana dan suara
merdeka, yaitu tentang cerita rakyat yang mulai terlupakan. Salah satu penyebab hal
ini adalah modernisasi dan globalisasi, dimana mempermudah akses anak-anak muda
terhadap dunia luar. Jadilah mereka lebih memilih cerita-cerita impor yang
dianggapnya lebih menarik ketimbang cerita rakyat. Begitu pula kondisi orangtua
yang kurang memiliki kesempatan untuk mendongeng kepada anak-anaknya karena
sibuk bekerja, sehingga cara penyampaian lisan yang turun temurun seperti dulu
sudah tidak efektif lagi karena tergusur oleh kemajuan teknologi dan globalisasi.
Padahal, banyak sekali manfaat dan nilai-nilai moral yang dapat diambil dari cerita
rakyat.
8

Seperti juga yang dikatakan oleh pemerhati budaya dari Bima Nusa Tenggara
Barat, Alan Malingi, cerita rakyat harusnya ditulis dan didokumentasikan agar tidak
tergerus zaman yang semakin modern. Sayangnya, banyak penulis yang kurang
tertarik dengan upaya tersebut.
Oleh karena itu, daripada orang dewasa, Alan Malingi memilih mengajarkan para
remaja untuk menuliskan cerita rakyat dengan sederhana sehingga bisa menginspirasi
orang yang membacanya. Berikut adalah tiga alasan mengapa Alan Malingi lebih
memilih remaja sebagai pelaku pelestarian cerita rakyat. Pertama, anak-anak dan
remajalah yang biasanya mendapat cerita rakyat langsung dari bibir orangtuanya dan
mereka selalu menunjukkan naluri ketertarikan ketika mendengarkan sebuah cerita
atau dongeng. Kedua, mereka masih memiliki daya serap tinggi untuk menuliskan
sesuatu. Alasan ketiga, agak ironis, karena banyak penulis dewasa tak tertarik
menuliskan cerita rakyat. Alan Malingi menyayangkan ketidaktertarikan ini, entah
karena alasan kuno atau membosankan. Padahal, justru mereka yang sudah
dewasalah yang memiliki potensi paling besar untuk mengemasnya dengan baik dan
menarik untuk generasi yang akan datang.
Kemudian menurut Riza , head of animation department di Cyber Media College,
pasar film animasi biasanya diidentikkan dengan segmen pasar anak-anak. Tetapi
kini remaja, dan orang dewasa juga menonton film animasi. Sebut saja beberapa
judul seperti Spongebob Squarepants, The Simpsons, dan beberapa fim animasi
Jepang seperti Naruto, Samurai X yang bila diselidiki, sebenarnya tidak dibuat untuk
segmen pasar anak-anak. Penggemarnya pun tidak sedikit yang sudah dewasa. Ini
membuktikan betapa besar dan luasnya pangsa pasar film animasi.

2.3.2 Versi-versi cerita Sigarlaki dan si Limbat

Untuk cerita Sigarlaki dan Si Limbat, tampaknya masih belum seterkenal


cerita Bawang Merah Bawang Putih, Timun Mas, Sangkuriang, Malin Kndang
dan beberapa cerita lainnya. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya jumlah versi
yang ada, dan perbedaan-perbedaan antara versi-versi tersebutpun tidak terlalu
jauh. Begitu pula cerita ini hampir tidak pernah diangkat sebagai tema dalam
media-media hiburan di Indonesia selain dalam bentuk buku cerita. Berikut
adalah contoh-contoh versi cerita rakyat Sigarlaki dan Si Limbat.
9

2.3.2.1 Versi 1( Diadaptasi secara bebas dari Drs. J Inkiriwang dkk,


Dept. P dan K)

Pada jaman dahulu di Tondano hiduplah seorang pemburu perkasa yang


bernama Sigarlaki. Ia sangat terkenal dengan keahliannya menombak. Tidak
satupun sasaran yang luput dari tombakannya.
Sigarlaki mempunyai seorang pelayan yang sangat setia yang bernama
Limbat. Hampir semua pekerjaan yang diperintahkan oleh Sigarlaki dikerjakan
dengan baik oleh Limbat. Meskipun terkenal sebagai pemburu yang handal, pada
suatu hari mereka tidak berhasil memperoleh satu ekor binatang buruan.
Kekesalannya akhirnya memuncak ketika Si Limbat melaporkan pada
majikannya bahwa daging persediaan mereka di rumah sudah hilang dicuri
orang.
Tanpa pikir panjang, si Sigarlaki langsung menuduh pelayannya itu yang
mencuri daging persediaan mereka. Si Limbat menjadi sangat terkejut. Tidak
pernah diduga majikannya akan tega menuduh dirinya sebagai pencuri.
Lalu Si Sigarlaki meminta Si Limbat untuk membuktikan bahwa bukan
dia yang mencuri. Caranya adalah Sigarlaki akan menancapkan tombaknya ke
dalam sebuah kolam. Bersamaan dengan itu Si Limbat disuruhnya menyelam.
Bila tombak itu lebih dahulu keluar dari kolam berarti Si Limbat tidak mencuri.
Apabila Si Limbat yang keluar dari kolam terlebih dahulu maka terbukti ia yang
mencuri.
Syarat yang aneh itu membuat Si Limbat ketakutan. Tetapi
bagaimanapun juga ia berkehendak untuk membuktikan dirinya bersih. Lalu ia
pun menyelam bersamaan dengan Sigarlaki menancapkan tombaknya.
Baru saja menancapkan tombaknya, tiba-tiba Sigarlaki melihat ada
seekor babi hutan minum di kolam. Dengan segera ia mengangkat tombaknya
dan dilemparkannya ke arah babi hutan itu. Tetapi tombakan itu luput. Dengan
demikian seharusnya Si Sigarlaki sudah kalah dengan Si Limbat. Tetapi ia
meminta agar pembuktian itu diulang lagi.
Dengan berat hati Si Limbat pun akhirnya mengikuti perintah
majikannya. Baru saja menancapkan tombaknya di kolam, tiba-tiba kaki
Sigarlaki digigit oleh seekor kepiting besar. Iapun menjerit kesakitan dan tidak
sengaja mengangkat tombaknya. Dengan demikian akhirnya Si Limbat yang
10

menang. Ia berhasil membuktikan dirinya tidak mencuri. Sedangkan Sigarlaki


karena sembarangan menuduh, terkena hukuman digigit kepiting besar.

2.3.2.2 Versi 2 ( Diceritakan kembali oleh Samsuni )

Pada zaman dahulu di daerah Tondano, ada seorang pemburu perkasa


bernama Sigarlaki yang sangat mahir menombak. Sigarlaki tinggal bersama
pelayannya yang jujur dan setia.
Suatu hari, Sigarlaki dan Limbat pergi berburu, namun pada hari itu
mereka tidak menemukan satupun binatang buruan. Sigarlaki yang agak kesal
akhirnya memutuskan untuk istirahat sejenak. Selama istirahatpun ia tidak
menemukan binatang buruan, begitu pula saat mereka melanjutkan
perburuannya. Sigarlaki tidak berhenti mengeluh, sedangkan si Limbat hanya
bisa mendengarkan.
Saat senja turun, Sigarlaki dan Limbat pulang tanpa membawa hasil. Sigarlaki
lalu menyuruh Limbat untuk memasak makanan dari daging hasil perburuan
mereka. Betapa terkejutnya Limbat ketika menemukan bahwa persediaan daging
mereka sudah hilang tanpa bekas. Limbat lalu melaporkan hal itu kepada
Sigarlaki, dan Sigarlaki yang sudah sangat kesal malah menuduh Limbat yang
mengambil daging-daging itu.
Limbat tentu saja menyangkal tuduhan tersebut, tetapi Sigarlaki
bersikeras dan menyuruhnya membuktikannya. Sigarlaki mencelupkan
tombaknya ke dalam kolam di dekat rumahnya. Lalu ia menyuruh Limbat
menyelam ke dalam kolam itu. Sebelum tombaknya tenggelam ke dalam air,
Sigarlaki berpesan kepada Limbat, bahwa jika ia keluar lebih dahulu dari tombak
itu, maka ia bersalah. Tetapi jika tombak itu yang keluar terlebih dahulu, maka ia
bebas dari tuduhan. Walaupun merasa permintaan Tuannya itu tidak masuk akal,
Limbat tetap menuruti karena yakin ia tidak bersalah.
Begitu Sigarlaki menenggelamkan tombaknya ke dasar kolam, Limbat
pun segera menyelam. Namun, baru saja Sigarlaki menenggelamkan tombaknya,
tiba-tiba seekor babi hutan muncul dari balik semak-semak hendak minum di tepi
kolam. Tanpa berpikir panjang, ia segera mengangkat kembali tongkatnya lalu
melemparkannya ke arah babi hutan itu. Namun, sayang, tombakannya kali ini
luput sehingga babi hutan itu melarikan diri masuk ke dalam semak-semak.
11

Sementara itu, Limbat yang baru saja muncul ke permukaan air kolam
sangat senang karena merasa telah berhasil membuktikan bahwa dirinya tidak
bersalah. Namun, Sigarlaki yang terlanjur kecewa meminta agar pembuktian itu
diulangi lagi.
Limbat pun tak berdaya untuk menolak permintaan majikannya itu.
Akhirnya, dengan penuh keyakinan, Limbat menuruti permintaan itu untuk
membuktikan bahwa dirinya benar-benar tidak bersalah. Baru saja Sigarlaki
menancapkan tombaknya ke dalam kolam, tiba-tiba seekor kepiting besar keluar
dari kolam itu lalu menggigit kaki Sigarlaki. Sigarlaki pun menjerit kesakitan dan
tanpa sengaja ia mengangkat kembali tongkatnya.
Sementara itu, Limbat yang baru saja muncul ke permukaan air kolam
melihat kaki tuannya digigit kepiting segera naik ke darat untuk menolongnya.
Setelah melepas gigitan kepiting itu, ia mengobati luka di kaki tuannya dengan
dedaunan. Dengan demikian, Limbat berhasil membuktikan dirinya tidak
bersalah. Sigarlaki pun segera meminta maaf kepada Limbat untuk mengakui
kesalahannya.

2.3.2.3 Versi 3 (Naskah drama oleh monicha t-wBie 08 di 04:45)


Alkisah di Tondano Sulawesi Utara, hiduplah seorang pemuda bernama
Sigarlaki. Ia seorang yatim piatu. Orangtuanya telah lama meninggal dunia. Sang
ibu meninggal karena sakit keras. Ayahnya pun menyusul setahun kemudian.
Sigarlaki sangat sedih.
Kini, hidupnya sebatang kara. Ia merasa tidak mempunyai teman untuk
berbagi cerita. Ia hanya bisa mencurahkan isi hatinya kepada kijang
peliharaannya. Dua tahun setelah kepergiaan ayahnya, Sigarlaki masih tinggal
sendiri. Sampai suatu malam ada seorang pemuda yang mengunjungi rumahnya.
Pemuda itu minta izin untuk menginap di rumah Sigarlaki.
Keesokan harinya, pemuda itu menceritakan asal usulnya. Namanya
limbat. Sigarlaki pun mengajak Limbat untuk tinggal di rumahnya. Sejak saat itu,
Limbat tinggal dirumah Sigarlaki. Mereka tinggal di desa Tombak. Nama desa
ini disesuaikan dengan kegemaran seluruh penduduknya yaitu menombak.
Semua orang di desa ini suka menombak termasuk Sigarlaki. Ia sangat terkenal
dengan keahliannya menombak.
12

Suatu hari, mereka merencanakan untuk pergi pergi berburu ke hutan


lebat. Tetapi, sesampainya ditengah hutan, mereka terheran-heran. Mereka belum
mendapat satu binatang buruan pun. Padahal, kabarnya setiap orang yang berburu
di hutan itu pasti mendapat binatang buruan yang banyak. Keesokan harinya,
Sigarlaki melanjutkan perburuan. Namun, tidak seperti biasanya, Sigarlaki ingin
pergi sendiri. Ia tidak ingin ditemani oleh Limbat. Ia menyuruh Limbat menjaga
rumah mereka. Namun ternyata perburuannya kali ini pun tidak berhasil, sampai
pada hari, kemarahan Sigarlaki memuncak. Beberapa saat kemudian, Sigarlaki
pulang dari hutan. Ia merasa sangat lapar.
Beberapa menit kemudian, Limbat tiba di rumah. Ia baru saja pergi
mencari kayu bakar. Sigarlaki menyuruhnya untuk membuatkan makanan, dan Si
Limbat pun menuju gudang persediaan makanan. Tetapi sesampainya di gudang,
Limbat sangat terkejut karena persediaan daging mereka semuanya hilang.
Limbat memberitahu hal itu kepada Sigarlaki. Sigarlakipun marah dan langsung
menuduh Limbat sebagai pencuri daging-daging tersebut. Limbat tentu saja
membantah tuduhan tersebut. Tetapi Sigarlaki tidak percaya.
Kemudian ia membuat semacam permainan untuk membuktikan bahwa
Limbat tidak bersalah. Ia akan mengundang seluruh warga untuk
menyaksikannya. Sigarlakipun membuat pengumuman tentang Limbat yang
mencuri, tetapi warga tidak percaya. Warga selama ini mengenal Limbat sebagai
orang baik yang jujur.
Keesokan harinya, para penduduk berkumpul di tepi kolam dan mnunggu
kedatangan Sigarlaki dan Limbat. Mereka berdua akhirnya muncul dan disambut
sorak-sorai penduduk. Sigarlaki kemudian menjelaskan aturan permainan. Yaiu,
jika tombak yang akan dilemparnya ke air muncul terlebih dahulu dari Si Lmbat,
maka Limbat tidak bersalah. Bila sebaliknya, berarti Limbat bersalah. Limbat
ketakutan mendengar syarat itu, tetapi ia tetap menurutinya karena ingin
membuktikan diri tidak bersalah. Permainanpun dimulai.
Ketika Sigarlaki baru saja akan menancapkan tombaknya, tiba-toba ia
melihat seekor babi hutan tengah minum di sudut danau. Ia langsung mengambil
tombaknya dan melemparnya kearah babi hutan tersebut, tetapi luput. Kejadian
ini membuat Sigarlaki lalai. Ia harus menerima jika dirinya telah kalah dalam
permainan itu.
13

Tetapi Sigarlaki tidak dapat menerima ini. Iapun meminta agar


permainan diulang kembali. Permainanpun dimulai lagi dari awal. Namun,
ternyata kejadian aneh terulang kembali. Ketika Sigarlaki akan menancapkan
tombaknya di kolam, seketika itu juga ia merintih kesakitan. Rupanya, kepiting
besar telah menggigit kaki kanannya. Lagi-lagi Sigarlaki gagal. Limbat pun
kembali meraih kemenangan. Warga yang melihatpun bersorak-sorai atas
kemenangan Limbat.
Sigarlaki lalu menyesal dan meminta maaf kepada Limbat dan
dimaafkan. Sejak kejadian itu, Sigarlaki tidak pernah menuduh Limbat
sembarangan. Selanjutnya, mereka tidak pernah saling curiga. Jika ada masalah,
mereka selalu mencari penyelesaiannya bersama-sama.

Dari beberapa versi cerita tersebut, penulis menggabung-gabungkan


beberapa versi, mengemasnya dalam genre humor dan memberi beberapa
improvisasi dengan cara penyampaian yang lebih disesuaikan untuk kawula
muda .

2. 3.3 Gambaran Umum Karakter-karakter dalam Cerita Sigarlaki dan Si Limbat

Berikut adalah gambaran tokoh-tokoh utama yang selalu ada dalam semua versi
cerita.

2.3.3.1 Sigarlaki
Sigarlaki adalah seorang pemburu handal, sayang sifatnya temperamental
dan suka mengambil kesimpulan terlalu cepat. Hal ini justru membawa
kesialan bagi dirinya.

2.3.3.2 Si Limbat
Pelayan Sigarlaki yang setia, jujur, gigih dan dapat diandalkan.

2.4 Faktor Pendukung dan Penghambat

2.4.1 Faktor Pendukung

a. Kebutuhan akan film animasi semakin meningkat.


14

b. Segmen pasar film animasi yang tidak hanya terbatas pada anak-anak.

c. Teknologi software animasi yang sudah maju.

d. Genre humor yang mudah diterima banyak pihak.

2.4.2 Faktor Penghambat

a. Masih kurangnya pengalaman membuat film

b. Jangka waktu produksi yang terbatas

2.5 Target audiens

Remaja, usia sekitar 12-18, pendidikan SD-SMATinggal di daerah Perkotaan,


kondisi ekonomi golongan menengah keatas

2.6 Analisa Film


Berikut adalah anaslisa SWOT dari film animasi pendek cerita rakyat Sigarlaki dan
Si Limbat
2.6.1 Kekuatan
- Mengemas kembali cerita rakyat dengan cara pengemasan dan
penyampaian yang lebih menarik dan lebih cocok bagi kawula muda

2.6.2 Kelemahan
- Masih kurangnya pengalaman dalam pembuatan film
- Jangka waktu pembuatan yang minim

2.6.3 Kesempatan
- Belum banyak pesaing dalam membuat film animasi cerita rakyat untuk
remaja.
- Genre humor termasuk genre yang banyak diminati

2.6.4 Ancaman
- Banyaknya film-film animasi impor yang dianggap lebih menarik oleh
kawula muda
- Kawula muda yang rentan terhadap pengaruh globalisasi

Anda mungkin juga menyukai