Anda di halaman 1dari 18

BAB II

KOMIK DAN CERITA RAKYAT CIUNG WANARA

II.1. Komik.

Komik adalah gambar – gambar dan lambang – lambang yang di


posisikan dalam urutan tertentu, bertujuan memberikan informasi atau
mencapai tanggapan pantas dari pembaca.

Menurut Marcel Bonneff, komik merupakan salah satu faktor penting


dalam sebuah evolusi, komik merupakan alat komunikasi massa yang
menggabungkan konsepsi hayalan dan pandangan tentang kehidupan
nyata yang di anggap sesuai dengan masyarakat luas.

Sedangkan menurut Dwi Koendoro seorang komikus indonesia


menyebutkan bahwa komik adalah visualisasi susunan gambar berseri
yang mampu memberikan kejelasan pada kadar sajian.

Para ahli berpendapat bahwa komik merupakan salah satu bentuk akhir
hasrat manusia untuk menceritakan pengalamannya melalui gambar dan
tanda. Komik merupakan sebuah rangkaian gambar – gambar yang
terbentuk dam tersusun menjadi suatu rangkaian cerita.

Menurut Agung Arif Budiman, seorang pengamat komik indonesia dalam


artikelya yang berjudul “ Masyarakat dan Komik ”, menyebutkan bahwa
posisi komik di dalam masyarakat, lahir dan besar dalam industri budaya
massa yang berpusat di kota-kota besar. Komik lebih banyak di jumpai di
wilayah kota, ini menandakan bahwa distribusi komik sebagian besar
beredar di masyarakat perkotaan. Meski relatif, masyarakat perkotaan
adalah konsumen utama komik-komik populer. Komik sebagai produk
budaya populer lebih banyak bersifat menghibur, sehingga komik di

9
konsumsi masyarakat seperti halnya barang-barang konsumsi lainnya.
Dalam logika inilah kemudian proses pergesekan antara komik dan
konsumennya (masyarakat) lebih bermuara pada kepuasan konsumen.

Sebagai sebuah produk budaya, komik tidak bisa lepas dari masyarakat
tempat komik tersebut tumbuh dan berkembang. Komik boleh jadi adalah
dokumen berharga untuk memahami masyarakat yang di wakilinya.
Sebagai karya yang bersentuhan dengan ruang apresiasi masyarakat dan
perkembangan budaya serta teknologi maka komik akan selalu rentan
terhadap perubahan.

II. 2. Sejarah Komik Indonesia.

Sejarah komik Indonesia bisa ditelusuri sampai ke masa prasejarah, bukti


pertama terdapat pada monumen – monumen keagamaan yang terbuat
dari batu. Candi Borobudur sering kali di bandingkan dengan buku batu
yang disebut sebagai katedral abad pertengahan. Di candi Borobudur
terdapat sebelas seri gambar atau relief yang mencakup sekitar 1460
adegan, gambar – gambar ini merupakan sebuah bimbingan bagi para
peziarah dalam melakukan perenungan.

Kemudian lebih dekat dengan masa sekarang, ada wayang beber dan
wayang kulit yang menampilkan tipe cerita dengan sarana gambar, maka
wayang tersebut bisa disebut sebagai cikal bakal komik di Indonesia.

Tidak bisa dipungkiri bahwa media massa memiliki peranan yang besar
dalam perkembangan komik di Indonesia, hal tersebut terbukti pada komik
timur yang muncul pada surat kabar Sin Po, yaitu sebuah media
komunikasi Cina peranakan yang berbahasa Melayu. Pada awal tahun
1931 tokoh gendut Put On muncul untuk pertama kalinya dan
kehadirannya mendapat sambutan yang baik dari para pembaca.

10
Tokoh Put On ini merupakan sebuah tokoh jenaka yang namanya mirip
dengan nama Cina, tokoh tergambar sebagai seorang cina yang rendah
hati dan sebagai gambaran rakyat kecil di Ibukota, cara hidupnnya
sederhana hingga bahasa jakarta yang diucapkannya mencerminkan
bahwa tokoh ini memerankan seorang tokoh yang baik.

Kemudian sebuah kelompok media “ Melayu Tiong Hoa “ Keng Po,


mencoba mengangkat seorang tokoh yang hampir sama. Tokoh tersebut
dikenal dengan Si Tolol, komik Si tolol ini terbit pada surat kabar
mingguan Star Magazine sekitar tahun 1939 sampai 1942. kemudian
masih banyak lagi tokoh – tokoh lain yang muncul serupa dengan tokoh
Put On, akan tetapi semua tokoh tersebut tidak berhasil dan tidak dapat
mengalahkan kepopuleran Put On.

Komik di Indonesia mulai tumbuh pada saat awal perang dunia, di kota
Solo mingguan Ratu Timur menganggkat sebuah legenda kuno yaitu
Mentjari Puteri Hidjau, yang di gambar oleh Nasrun A.S.

Tahun 1952 masyarakat Indonesia mulai mengenal tokoh – tokoh yang


pernah populer di Amerika, seperti Rip Kirby, Phantom, dan masih banyak
lagi komik – komik yang lainnya.

Komik Phantom karya Wilson Mc Coy, yang sudah di beri terjemahan bahasa Indonesia.(
Komik Indonesia, 22 : 1998, Marcel Bonneff )

11
Komik strip yang muncul pada surat kabar harian atau mingguan segera
diterbitkan kembali dalam bentuk album, kumpulan komik strip ini
merupakan komik buku yang pertama, dan banyak diterbitkan oleh
Gapura dan Keng Po di Jakarta, serta oleh Perfectas di kota Malang.

Pada tahun 1954 mulai banyak bermunculan komik – komik yang tokoh –
tokohnya adalah tiruan dari komik Amerika, salah satunya adalah Sri Asih.
Komik ini di terbitkan oleh penerbit Melodi di Bandung, Sri Asih ini
bercerita tentang seorang perempuan super mirip dengan dengan
Superman. Komik Sri Asih ini di buat oleh komikus bernama Kosasih,
komik ini di anggap sebagai komik Indonesia yang pertama. Walaupun
komik Sri Asih bukan merupakan komik yang pertama kali terbit di
Indonesia, tetapi tetap komik ini dijadikan sebagai patokan bagi awal
pertumbuhan komik di Indonesia. Selain itu komikusnya sekarang
dianggap sebagai bapak komik Indonesia.

Pada tahun 1954 muncul komik jenis baru yang disebut Komik Wayang,
terbitan pertamanya muncul antara tahun 1954 dan 1955. masyarakat
menyambut dengan baik komik wayang tersebut, sehingga para pendidik
tidak punya alasan lain lagi untuk menentang komik di Indonesia.

Contoh gaya atau karakter komik Wayang.


( Komik Indonesia,109 : 1998, Marcel Bonneff )

12
Setelah tahun 1960 komik wayang sudah mulai di tinggalkan, sehingga
para komikus memanfaatkan cerita – cerita legenda untuk diagkat kembali
dalam komiknya. Selain di pulau jawa, pulau lain seperti Madura, Bali,
Sumbawa, dan Kalimantan turut menyemarakan dunia komik indonesia
saat itu.

Contoh komik yang mengangkat cerita rakyat.


( Komik Indonesia,30 : 1998, Marcel Bonneff )

Namun diantara semuanya cerita rakyat dari Sumatra yang lebih banyak
menyumbang perkomikan Indonesia, berkat kelompok komikus Medan.
Sehingga dalam perjalanan sejarah komik Indonesia ada yang disebut
dengan Periode Medan, yaitu sekitar tahun 1960 sampai dengan 1963.

Komik “ Mati Kau Tamaksa “ karya Taguan Hardjo.


( Komik Indonesia,33 : 1998, Marcel Bonneff )

Sekitar tahun 1963 komik – komik yang bertemakan tentang perjuangan


mulai berkembang dan di sukai oleh masyarakat, komik – komik ini mulai
marak di kota Jakarta dan Kota Surabaya. Kepribadian bangsa, rasa cinta

13
tanah air, kebanggaan menjadi orang Indonesia lahir semakin kuat, tidak
hanya dalam menghadapi musuh saja, akan tetapi dalam kehidupan
sehari – hari, menjalani pembangunan dan menikmati keberhasilan
negara. Semua hal tersebut dapat ditemukan dalam komik – komik yang
terbit pada masa itu.

Kecenderungan baru yang lahir pada tahun 1965 itu, membuat sebagian
masyarakat mulai mengkhawatirkannya. Mereka khawatir akan dampak –
dampak negatif yang ditimbulkan dari komik tersebut terhadap anak –
anak, karena sebagian orang berharap komik bisa dijadikan sebagi media
alat pendidikan. Setelah bangsa Indonesia mengalami sebuah peristiwa
yang menyangkut tentang komunis, para aparat pada masa itu melakukan
pengawasan terhadap para komikus yang pernah membuat karyanya di
harian komunis

Sekitar tahun 1968 komik – komik silat juga mulai bermunculan, sehingga
komik tentang kehidupan remaja harus rela berbagi dengaan komik –
komik silat dalam mendapatkan konsumennya. Tidak lama kemudian
muncul kemballi komik komik lain, yaitu komik – komik humor. Komik
humor ini juga mengalami peningkatan dengan munculnya tokoh – tokoh
humor baru.

Komik Silat. ( Komik Indonesia, 139 : 1998, Marcel Bonneff )

14
Komik “ Komedi Aktuil Sepekan “ dengan tokohnya Mat Pilun, karya Delsy Sjamsumar.
( Komik Indonesia, 63 : 1998, Marcel Bonneff )

Pada tahun 1969 tepatnya di bulan september, muncul sebuah majalah


komik baru yaitu majalah bulanan Eres. Majalah ini mampu bertahan
karena pasokan dari para komikus terbaik di Jakarta masuk secara
teratur.

Komik Indonesia mengalami perubahan besar setelah munculnya studio


atau industri komik di awal 90-an. Secara umum dilihat kebangkitan ketiga
komik Indonesia ini masih sama dengan periode 1950-an, yakni
pembuatan komik digagas untuk menandingi derasnya komik impor
terjemahan. Namun karena begitu kuatnya pengaruh komik impor ini yang
bahkan telah menguat, maka kebanyakan kemunculan komik Indonesia
secara gagasan dan visual tidak jauh berbeda dengan komik impor.

Dominasi komik-komik impor di pasaran komik Indonesia adalah sebuah


fakta, Komik impor dari Amerika, Eropa, Jepang memenuhi rak-rak komik
di toko-toko buku. Komik-komik yang mudah didapat dibanding mencari
komik Indonesia.

II. 3. Cerita Rakyat.

15
Cerita rakyat merupakan sebuah bagian dari salah satu unsur
kebudayaan yang sangat penting artinya bagi pembentukan dan
pembinaan watak serta pengaturan ketertiban sosial yang terdapat dalam
masyarakat tertentu. Sebagai suatu bentuk penuturan yang tumbuh dan
berkembang serta menyebar di dalam kalangan masyarakat luas, cerita
rakyat dapat dikatakan sebagai sebuah sarana yang cukup efektif dalam
proses penyampaian pesan dan amanat dari suatu generasi kepada
generasi selanjutnya. Hal ini disebabkan karena bermacam – macam
pesan dan amanat yang akan di sampaikan kepada masyarakat
disampaikan secara tidak langsung serta dihubungkan dengan berbagai
hal, sehingga penerima pesan atau pendengar cerita dapat menerima
pesan tersebut tanpa merasakan adanya kebosanan. Masyarakat
Indonesia pada umumnya hidup dalam tradisi lisan. Pengetahuan tentang
masa lalu didapat dan diterima melalui informasi dari mulut ke mulut,
disampaikan dari satu generasi ke generasi yang berikutnya.

Melalui cerita rakyat ini kekayaan budaya yang dimiliki dapat dilestarikan
dan berbagai ilmu pengetahuan dituunkan serta banyaknya nasihat –
nasihat dari para leluhur kita yang patut untuk diteladani oleh umat
manusia di sampaikan dalam kemasan cerita rakyat. Cerita rakyat
biasanya tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat, selain
merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat itu sendiri, cerita rakyat
ini dijadikan sebagi sarana menyampaikan nilai – nilai budaya yang ada
dalam masyarakat tersebut.

Cerita rakyat memiliki nilai – nilai yang lebih dari sekedar cerita atau
bacaan biasa yang sifatnya menghibur, tapi cerita rakyat dapa
bermanfaat bagi seuah perkembangan terutama anak – anak, karena isi
dari cerita rakyat tersebut mengandung nilai – nilai moral, emosional,
bahasa, sosial budaya dan lain sebagainya.

16
Setiap bangsa memiliki cerita rakyat masing – masing, lewat cerita – cerita
rakyat ini banyak sekali yang dapat diketahui sebuah tradisi adat, serta
kebudayaan yang berkembang di berbagai tempat.

Dalam masyarakat Sunda dikenal cerita pantun dan babad. Cerita pantun
adalah cerita – cerita yang terdapat dalam tradisi lisan masyarakat Sunda.
Semua gambaran yang terdapat dalam cerita didengar secara turun
temurun. Babad merupakan cerita yang disusun berdasarkan ingatan
kolektif kelisanan dari orang – orang yang pernah hidup dalam suatu
jaman. Babad tidak disusun berdasarkan catatan – catatan atau buku –
buku lama. Babad kebanyakan bercerita tentang gejala budaya jaman
Islam dan Indonesia, buku semacam babad tidak dikenal pada jaman
sebelumnya, yaitu jaman pra Islam. Pengetahuan tentang jaman Hindu –
Jawa sangat sedikit sekali, dan kebanyakan didapat dari cerita – cerita
Mitos.

Pantun dan babad bisa dijadikan sebagai sumber sejarah yang bukan
berupa fakta, karena pantun dan babad merupakan sebuah karya etika
yaitu ajaran tentang perilaku dan tindakan – tindakan yang seharunya
dilakukan bagi masyarakat Sunda. Dari karya - karya tersebut akan
didapatkan apa yang seharusnya dilakukan bagi orang Sunda. Babad
sedikit berbeda dengan pantun, babad jauh lebih banyak bercerita.
Kekayaan informasi yang terdapat dalam babad disebabkan karena
penulisnya mengetahui betul tentang kehidupan dan kondisi pada saat itu.

II. 4. Cerita Rakyat Ciung Wanara.

Cerita rakyat Ciung Wanara merupakan cerita rakyat yang berkembang di


Jawa Barat, cerita rakyat ini menceritakan tentang kisah seorang tokoh
yaitu Ciung Wanara. Dalam cerita ini akan didapatkan pemahaman bahwa

17
masyarakat Sunda dan Jawa adalah bersaudara, karena keturunan –
keturunan galuh akhirnya menjadi raja di Jawa dan Sunda.

Ciung Wanara dalam bahasa sunda memiliki arti dan makna tertentu.
Masyarakat Jawa Barat, khususnya suku Sunda, pada umumnya
mempunyai kebiasaan dalam mengartikan dan memaknai sesuatu. Hal ini
terjadi karena kedekatan yang begitu erat dengan alam sekitar, flora
maupun fauna. Dengan demikian kebiasaan ini masih banyak dipakai dan
dipercayai oleh sebagian besar masyarakat suku Sunda.

Ciung merupakan sebuah nama dari jenis burung, kata ciung ini daiartikan
atau dimaknai sebagai sebuah sifat kepandaian dalam berbicara, luwes,
bentuk yang indah, terampil dan bersahabat.

Wanara merupakan sebutan dari bahasa sunda untuk kera, wanara di beri
makna sebagai sifat yang baik, gesit, tekun dan pekerja keras.

Cerita rakyat Ciung Wanara menceritakan sosok tokoh yang pantas


diteladani karena memiliki sifat yang baik hati, sabar, ramah dan tekun.
Ciung Wanara diceritakan sebagi seorang tokoh raja dari kerajaan Galuh,
yang pada akhirnya kerajaan tersebut dibagi dua menjadi Galuh barat
( Pajajaran ) yang dipimpin oleh Ciung Wanara, dan Galuh Timur
( Majapahit ) dipimpin oleh saudaranya Aria Banga.

II. 4. 1. Pesan dan Nilai Moral yang Terkandung Dalam


Cerita Rakyat Ciung Wanara.

Nama Ciung Wanara dalam bahasa Sunda memiliki arti dan makna
tertentu, Ciung diambil dari nama dari jenis burung, kata Ciung ini dalam
bahasa Sunda diaratikan atau dimaknai sebagai sebuah sifat kepandaian
dalam berbicara, luwes, bentuk yang indah, terampil dan bersahabat.

18
Wanara merupakan sebutan dari bahasa sunda untuk kera, wanara di beri
makna sebagai sifat yang baik, gesit, tekun dan pekerja keras. Semua arti
dan makna dalam kata tersebut tercermin dalam karakter tokoh Ciung
Wanara itu sendiri. Sifat – sifat lain yang tercermin dari karakter tokoh
Ciung Wanara adalah sifat pemaaf, walaupun ibu tiri dan saudaranya
telah menyengsarakannya, tetap saja Ciung Wanara memaafkan mereka,
bahkan ia merelakan haknya untuk dibagi dua bersama saudaranya.

Sifat penolong dan penyayang tercermin dalam karakter tokoh Aki dan
Nini Balangantrang. Karena dalam cerita ini kedua tokoh ini mengurus dan
membesarkan Ciung Wanara yang jelas bukan anak mereka, tetapi Aki
dan Nini Balangantrang tetap menyelamatkan, membesarkan Ciung
Wanara tanpa melihat asal usulnya. Nilai positif yang dapat diambil dari
karakter tokoh ini adalah kita sebagai manusia harus saling menolong dan
menyayangi sesama manusia tanpa melihat statusnya. Tidak seperti
kejadian – kejadian yang sering terjadi pada masa sekarang ini, banyak
orang yang membuang anaknya sendiri, padahal sudah ketahuan itu
adalah anak kandung dari darah dagingnya sendiri.

Pada saat masih bayi Ciung Wanara dibuang dan dihanyutkan ke sungai,
tetapi masih saja bisa selamat dan hidup. Pesan dan nilai yang dapat
diambil dari kejadian tersebut yaitu kita harus percaya terhadap
kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, karena hidup dan mati seseorang itu
ditentukan oleh Yang Maha Kuasa sesuai dengan kehendak - Nya.

Dalam cerita Ciung Wanara ini diceritakan seorang tokoh yaitu raja dari
kerajaan Galuh Pakuan, yaitu Permana Dikusuma. Raja ini dikenal
memiliki sifat adil, bijaksana, perhatian terhadap rakyatnya, serta rendah
hati. Selain itu tokoh ini disebutkan memiliki kepandaian dalam ilmu
pemerintahan serta taat beragama, maka keadaan kerajaan dan
masyarakatnya hidup dengan tenang dalam kemakmuran dan
kesejahteraaan. Nilai yang dapat diambila adalah untuk menjadi seorang

19
pemimpin hendaklah memiliki sifat adil, bijaksana, lebih mementingkan
kepentingan masyarakat yang dipimpinya serta memiliki kepandaian dan
ilmu pengetahuan agar lingkungan yang dipimpinnya dapat hidup tenang
dalam kemakmuran dan kesejahteraan. Banyak sekali orang yang ingin
menjadi seorang pemimpin demi kepuasan dirinya sendiri, setelah
menjadi seorang pemimpin mereka lebih mementing kepentingan
pribadinya dan seolah tidak mau peduli akan kemakmuran dan
kesejahteraan orang – orang yang dipimpinnya.

Pesan tentang hak seseorang dibahas dalam haknya Ciung Wanara atas
tahta kerajaan Galuh. Sebagai pewaris tahta kerajaan meskipun telah
dibuang dan dihanyutkan di sungai tetap saja Ciung Wanara pada
akhirnya mendapatkan tahta tersebut. Dengan kata lain kita tidak boleh
mengambil dan mengganggu sesuatu yang bukan milik atau hak kita. Kita
harus dapat menghormati dan menghargai hak – hak orang lain.

Dalam perebutan tahta kerajaan, Ciung Wanara bertarung dengan Aria


Banga. Dalam pertarungan tersebut tidak ada yang menang dan kalah,
pertarungan tersebut dihentikan dan dipisah oleh Raja Permana
Dikusuma, dengan perkataannya bahwa sesama saudara janganlah
bertangkar itu tidak baik. Akhirnya kerajaan dibagi dua. Pesan dan nilai
yang dapat diambil adalah dari perkataan raja tersebut yaitu sesama
saudara jangan bertengkar atau berkelahi itu tidak baik.

Sifat buruk yang terdapat dari tokoh Dewi Pangenyep adalah sifatnya
yang serakah, ketakutan jika kelak anaknya tidak akan mendapatkan tahta
karena yang lebih berhak adalah Ciung Wanara. Nilai yang dapat diambil
dari kejadian ini adalah sifat serakah akan dapat menimbulkan ketakutan,
dan menimbulkan sifat – sifat buruk lainya. Segala cara akan dijalankan
agar mendapatkan segalanya. Pada akhirnnya keserakahan tersebut tidak
akan menghasilkan apa – apa.

20
II. 4. 2. Karakter – Karakter Tokoh Dalam Cerita Rakyat
Ciung Wanara.

1. Ciung Wanara, karakter Ciung Wanara digambarkan sebagai


seorang yang memiliki hati yang bijaksana mampu berbuat adil,
senang menolong, pemaaf. Ciri fisiknya digambarkan sebagai
seseorang yang tampan dan gagah. Ciung Wanara merupakan
anak keturunan dari raja Permana Dikusuma, yaitu seorang raja
dari kerajaan Galuh. Nama Ciung Wanara diberikan oleh aki
Balangantrang, karena pada saat Ciung Wanara masih kecil sering
dibawa berburu ke hutan. Pada saat berburu ia senang sekali
terhadap satu jenis burung dan kera, jenis burung tersebut
bernama Ciung, sedangkan Wanara dalam bahasa Sunda adalah
kera.

2. Dewi Naga Ningrum, merupakan ibu kandung dari Ciung Wanara.


Dewi Naganingrum adalah permaisuri pertama dari raja Permana
Dikusuma. Dewi Naganingum digambarkan sebagai sosok wanita
yang memiliki budi pekerti yang sangat baik dan lemah lembut,
serta rendah hati. Ciri fisik Dewi Naga Ningrum digambarkan
sebagai seorang wanita yang yang berparas cantik dengan rambut
panjang berwarna hitam.

3. Dewi Pangrenyep, adalah permaisuri kedua dari raja Permana


Dikusuma. Karakter tokoh Dewi Pangrenyap ini digambarkan
sebagai seorang wanita cantik, namun memilki kepribadian yang
kurang baik, ia memiliki sifat sombong, angkuh dan licik.

4. Arya Banga, merupakan saudara tiri dari Ciung Wanara, Arya


Banga anak dari Dewi Pangrenyep. Sifat asli dari Arya Banga
sebenarnya adalah seorang anak yang baik, karena didikan dan
hasutan dari ibunya ia menjadi seorang yang serakah yang ingin

21
memiliki tahta kerajaan Galuh Pakuan sepenuhnya. Ciri fisiknya
digambarkan dengan sosok yang tampan dan gagah.

5. Aki Balangantrang, merupakan seorang tokoh yang digambarkan


sebagai seeorang kakek tua, dengan sifat yang baik serta memilki
ilmu yang cukup tinggi. Karakter tokoh ini digambarkan sebagai
orang yang sederhana, serta penyayang, hidup di tengah hutan.
Aki Balangantrang adalah orang yang membesarkan Ciung
Wanara. Serta yang memberitahu tentang jati diri Ciung Wanara
yang sebenarnya pada saat Ciung Wanara sudah mulai beranjak
dewasa.

6. Nini Balangantrang, tokoh ini merupakan istri dari aki


Balangantrang, sifat dari tokoh ini sama baiknya seperti sifat Aki
Balangantrang. Bersama suaminya ia memelihara dan menyayangi
Ciung Wanara seperti anak kandungnya sendiri, meskipun pada
awalnya mereka tidak mengetahui jati diri Ciung Wanara yang
sebenarnya, bahwa bayi yang mereka temukan di sungai itu tidak
tahu anak siapa dan dari keturunan siapa.

7. Raja Permana Dikusuma, tokoh ini digambarkan sebagai seorang


raja dari kerajaan Galuh Pakuan. Memiliki sifat baik hati, ramah,
adil, bijaksana, meiliki kepandaian dan taat beragama.

8. Raja Barma Wijaya, tokoh ini merupakan tokoh raja dari kerajaan
Galuh Pakuan, Barma Wijaya diangkat menjadi raja menggantikan
Raja Permana Dikusuma.

22
II. 4. 3. Sinopsis Cerita Rakyat Ciung Wanara.

Jaman dulu terdapat sebuah kerajaan besar bernama kerajaan Galuh


Pakuan, kerajaan ini memiliki alam yang indah, lahannya yang subur dan
penduduknya yang makmur. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang
sangat adil dan bijaksana, bernama raja Permana Dikusuma.

Raja Permana Dikusuma memilki dua permaisuri, yang pertama bernama


Dewi Naga Ningrum dan yang kedua bernama Dewi pangrenyep. Kedua
permaisuri ini memilki kecantikan yang luar biasa, akan tetapi sifat mereka
jauh berbeda.

Lama tidak mendapatkan keturunan raja Permana Dikusuma memutuskan


untuk pergi bertapa dan menyerahkan tahta kerajannya kapada Patih Arya
Kebonan yang kemudian berubah namanya menjadi Prabu Galuh Barma
Wijaya. Tidak lama setelah ditinggalkan oleh raja Permana Dikusuma,
kedua istrinya mengandung. Semua itu berkat do’a dari sang raja, dan
Yang Maha Kuasa mengabulkan do’a raja tersebut.

Setelah sembilan bulan mengandung maka yang pertama melahirkan


adalah Dewi Pangrenyep, ia melahirkan seorang bayi laki – laki yang
sangat tampan. Bayi tersebut diberi nama Arya Banga, hati Dewi
Pangrenyep senang sekali ia berharap kelak anaknya akan menjadi raja di
kerajaan Galuh Pakuan, dan berharap Dewi Naga Ningrum akan
mendapatkan kejadian yang buruk atau melahirkan bayi perempuan.
Tidak lama setelah itu Dewi Naga Ningrum merasakan tanda – tanda akan
melahirkan, dengan kelicikannya Dewi Pangrenyep berpura – pura
hendak membantu persalinan Dewi Naga Ningum. Tanpa rasa curiga
Dewi Naga Ningrum menerima bantuan tersebut dengan senag hati. Pada
saat itu Dewi Naga Ningum melahirkan seorang bayi laki – laki yang juga
tidak kalah tampannya dengan Arya Banga, Dewi Pangrenyep yang
mengetahui bahwa yang lahir itu anak laki – laki hatinya semakin

23
ketakutan, bahwa anaknya tidak akan mendapatkan tahta kerajaan Galuh.
Timbullah niat buruk yang diakibatkan oleh rasa keserakahan
ketakutannya tersebut, ia menyuruh seoranng emban untuk menggantikan
bayi laki – laki tersebut dengan anak anjing yang baru lahir, disaat
keadaan Dewi Naga Ningrum yang masih lemah bayinya ditukar dengan
seekor anak anjing yang baru lahir. Sedangkan bayi laki – laki tersebut
dimasukan kedalam sebuah peti untuk di buang dan dihanyutkan
kesungai.

Di sebuah hutan hidup sepasang Kakek dan Nenek yang tidak memiliki
anak, mereka hidup secara sederhana. Namanya Aki dan Nini
Balangantrang.

Pada Suatu hari saat aki pergi mencari ikan ia menemukan sebuah peti
yang hanyut di sungai, kemudian aki mengambilnya ternyata dalam peti
tersebut ada seorang bayi laki – laki bersama sebutir telur ayam.

Seiring dengan berjalannya waktu, anak tersebut tumbuh dan


berkembang menjadi seorang anak laki – laki yang gagah dan tampan
namanya Ciung Wanara. Telur ayam yang terdapat dalam peti saat bayi
tersebut ditemukan, kini telah menetas dan menjadi seekor ayam jantan.
Pada suatu malam Aki Balangantrang mendapatkan sebuah mimpi.
Dalam mimpi tersebut Aki Balangantrang didatangi oleh seseorang yang
berpakaian serba putih, orang tersebut banyak bercerita tentang jati diri
Ciung Wanara.

Pada suatu hari Aki Balangantrang menceritakan jati diri Ciung Wanara
yang sebenarnya, pada saat mengetahui semuanya Ciung Wanara hanya
bisa diam, dalam hatinya sempat timbul rasa dendam kepada orang –
orang yang telah membuangnya. Dengan kerendahan hati dan nasihat
dari Aki dan Nini Balangantrang semua niat tersebut dapat
dihilanggkannya. Akhirnya Aki dan Nini menyuruh Ciung Wanara untuk

24
pergi ke kerajaan Galuh untuk menemui ibu kandung dan mendapatkan
haknya sebagi seorang raja. Aki berpesan untuk membawa si jago,
ayamnya Ciung Wanara pergi bersamanya menuju kerajaan.

Tiba dipusat kota kerajaan, terlihat sekali banyak orang yang sedang
berkerumun. Rupanya pada hari itu sedang di adakan lomba sabung
ayam, nampak hadir pada perlombaan tersebut raja kerajaan Galuh yaitu
Prabu Galuh Barma Wijaya. Pada saat itu ayam jago sangraja tidak
terkalahkan, kemudian raja menantang pada rakyatnya siapa yang berani
bertarung lagi melawan ayamnya tersebut. Ciung Wanara maju kedepan,
semua orang merasa heran dan kagum pada anak tersebut, rakyat Galuh
bertanya – tanya siapakah sebenarnya anak tersebut karena mereka baru
pertama kali melihatnya. Raja Galuh bertanya pada Ciung Wanara, apa
yang ia pertaruhkan jika ayamnya kalah dari ayam raja. Ciung Wanara
mempertaruhkan nyawanya, sedangkan raja mempertaruhkan
kerajaannya. Setelah lama bertarung akhirnya ayam Ciung Wanara
menjadi pemenangnya, raja menepati perjanjiannya. Sebelum
menyerahkan tahtanya raja bertanya siapakah Ciung Wanara yang
sebenarnya. Ciung Wanara menyebutkan bahwa ia adalah anak dari raja
Permana Dikusuma dan Dewi Naga Ningrum. Pada saat itu Dewi
Pangrennyep sangat kaget mendengarnya, serta membantah tentang
pengakuan dari Ciung Wanara dan memerintahkan pada anaknya yaitu
Aria Banga untuk melawan Ciung Wanara yang dianggap akan
mengambil tahta kerajaan dari tangan Aria Banga.

Pertarungan antar kedua saudara tidak bisa dihindari lagi, keduanya


bertarung mati – matian, demi memperebutkan sebuah tahta kerajaan.
Pertarungan berlangsung lama, antara keduanya tidak terlihat tanda –
tanda siapa yang akan menang dan kalah karena keduanya sama – sama
kuat. Dalam sengitnya pertarungan, tiba – tiba datang sekelebat bayangan
putih memisahkan pertarungan kedua saudara tersebut. Bayangan
tersebut berubah menjadi sosok manusia yaitu raja Permana Dikusuma

25
yang sudah lama pergi bertapa. Serentak seluruh orang yang sedang
menyaksikan pertarungan tersebut menjadi tunduk dan hormat akan
kedatangan Permana Dikusuma. Raja tersebut memisahkan pertarung
tersebut dan memberikan amanat bahwa sesama saudara tidak boleh
bertengkar itu tidak baik, kemudian raja Permana Dikusuma memutuskan
untuk membagi dua wilayah Galuh Pakuan, sebelah barat dipimpin oleh
Ciung Wanara dan bagian timur dipimpin oleh Arya Banga, pada
kesempatan itu raja Permana Dikusuma secara langsung memerintahkan
agar Prabu Galuh Barma Wijaya untuk segera turun tahta dan
mendapatkan hukuman karena dianggap telah banyak melakukan
kesalahan dan penyimpangan dalam memeintah kerajaan galuh, yang
telah banyak mengakibatkan rakyat Galuh kurang terjamin keamakmuran
dan kesejahteraaanya.

Sejak saat itu Ciung Wanara memimpin kerajaan Galuh bagian barat yang
berkembang menjadi kerajaan Pajajaran, selain itu Ciung Wanara tidak
melupakan budi baik dari Aki dan Nini Balangantrang, keduanya dibawa
ke istana untuk dijadikan sebagai penasihat di kerajaan tersebut.
Sedangkan Aria Banga setelah mendapatkan bagiannya menjadi sadar
akan kebaikan yang diberikan oleh saudaranya, ia sadar sebenarnya yang
lebih berhak atas tahta kerajaan adalah Ciung Wanara, ia menjalankan
pemerintahan kerajaan Galuh bagian timur, yang diceritakan kerajaan
tersebut maju dan berkembang menjadi kerajaan Majapahit.

Akhirnya kedua saudara itu hidup rukun dan saling bekerja sama dalam
memimpin dan membangun kerajaannya masing – masing, keduanya
lebih mementingkan kepentingan rakyatnya yang paling utama. Maka
kerajaan yang mereka pimpin menjadi sebuah kerajaan besar yang hidup
makmur dan sejahtera.

26

Anda mungkin juga menyukai