Anda di halaman 1dari 16

Rabu, 10 Januari 2007

Menteri Keuangan Membekukan Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta


Bapepam menemukan adanya indikasi konspirasi dalam penyajian laporan keuangan Great
River. Tak tertutup kemungkinan, Akuntan Publik yang menyajikan laporan keuangan Great
River itu ikut menjadi tersangka.

Menteri Keuangan (Menkeu) RI terhitung sejak tanggal 28 Nopember 2006 telah


membekukan izin Akuntan Publik (AP) Justinus Aditya Sidharta selama dua tahun. Sanksi
tersebut diberikan karena Justinus terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi
Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan Laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi
PT Great River International Tbk (Great River) tahun 2003.

Selama izinnya dibekukan, Justinus dilarang memberikan jasa atestasi (pernyataan pendapat
atau pertimbangan akuntan publik) termasuk audit umum, review, audit kerja dan audit
khusus. Dia juga dilarang menjadi Pemimpin Rekan atau Pemimpin Cabang Kantor Akuntan
Publik (KAP). Namun yang bersangkutan tetap bertanggungjawab atas jasa-jasa yang telah
diberikan serta wajib memenuhi ketentuan untuk mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL).

Pembekuan izin oleh Menkeu ini merupakan tindak lanjut atas Surat Keputusan Badan
Peradilan Profesi Akuntan Publik (BPPAP) Nomor 002/VI/SK-BPPAP/VI/2006 tanggal 15
Juni 2006 yang membekukan Justinus dari keanggotaan Ikatan Akuntan Indonesia
Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Hal ini sesuai dengan Keputusan Menkeu Nomor
423/KMK.06/2006 tentang Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menkeu Nomor 359/KMK.06/2003 yang menyatakan bahwa AP dikenakan sanksi
pembekuan izin apabila AP yang bersangkutan mendapat sanksi pembekuan keanggotaan dari
IAI dan atau IAI-KAP.

Menurut Fuad Rahmany, Ketua Bapepam-LK, pihaknya sedang melakukan penyidikan


terhadap AP yang memeriksa laporan keuangan Great River. Kalau ditemukan unsur pidana
dalam penyidikan itu, maka AP tersebut bisa dijadikan sebagai tersangka. Kita sedang proses
penyidikan terhadap AP yang bersangkutan. Kalau memang nanti ditemukan ada unsur
pidana, maka dia akan kita laporkan juga Kejaksaan, ujar Fuad.

Seperti diketahui, sejak Agustus lalu, Bapepam menyidik akuntan publik yang mengaudit
laporan keuangan Great River tahun buku 2003. Fuad menyatakan telah menemukan adanya
indikasi konspirasi dalam penyajian laporan keuangan Great River. Sayangnya, dia tidak
bersedia menjelaskan secara detail praktek konspirasi dalam penyajian laporan keuangan
emiten berkode saham GRIV itu.

Fuad juga menjelaskan tugas akuntan adalah hanya memberikan opini atas laporan
perusahaan. Akuntan, menurutnya, tidak boleh melakukan segala macam rekayasa dalam
tugasnya. Dia bisa dikenakan sanksi berat untuk rekayasa itu," katanya.

Untuk menghindari sanksi pajak


Menanggapi tudingan itu, Kantor akuntan publik Johan Malonda & Rekan membantah telah
melakukan konspirasi dalam mengaudit laporan keuangan tahunan Great River. Deputy
Managing Director Johan Malonda, Justinus A. Sidharta, menyatakan, selama mengaudit
buku Great River, pihaknya tidak menemukan adanya penggelembungan account penjualan
atau penyimpangan dana obligasi. Namun dia mengakui metode pencatatan akuntansi yang
diterapkan Great River berbeda dengan ketentuan yang ada. "Kami mengaudit berdasarkan
data yang diberikan klien," kata Justinus.

Menurut Justinus, Great River banyak menerima order pembuatan pakaian dari luar negeri
dengan bahan baku dari pihak pemesan. Jadi Great River hanya mengeluarkan ongkos
operasi pembuatan pakaian. Tapi saat pesanan dikirimkan ke luar negeri, nilai ekspornya
dicantumkan dengan menjumlahkan harga bahan baku, aksesori, ongkos kerja, dan laba
perusahaan.

Justinus menyatakan model pencatatan seperti itu bertujuan menghindari dugaan dumping
dan sanksi perpajakan. Sebab, katanya, saldo laba bersih tak berbeda dengan yang diterima
perusahaan. Dia menduga hal itulah yang menjadi pemicu dugaan adanya penggelembungan
nilai penjualan. Sehingga diinterpretasikan sebagai menyembunyikan informasi secara
sengaja.

Johan Malonda & Rekan mulai menjadi auditor Great River sejak 2001. Saat itu perusahaan
masih kesulitan membayar utang US$150 Juta kepada Deutsche Bank. Pada 2002, Great
River mendapat potongan pokok utang 85 persen dan sisa utang dibayar menggunakan
pinjaman dari Bank Danamon. Setahun kemudian Great River menerbitkan obligasi Rp 300
miliar untuk membayar pinjaman tersebut. "Kami hanya tahu kondisi perusahaan pada
rentang 2001-2003," kata Justinus.

Sebelumnya Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah
melimpahkan kasus penyajian laporan keuangan Great River ke Kejaksaan Agung pada
tanggal 20 Desember 2006. Dalam laporan tersebut, empat anggota direksi perusahaan tekstil
itu ditetapkan menjadi tersangka, termasuk pemiliknya, Sunjoto Tanudjaja.

Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi Aryanto, Amir Jusuf, dan
Mawar, yang menemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang, dan aset
hingga ratusan miliar rupiah di Great River. Akibatnya, Great River mengalami kesulitan arus
kas dan gagal membayar utang.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam terdapat indikasi penipuan dalam penyajian laporan
keuangan. Pasalnya, Bapepam menemukan kelebihan pencatatan atau overstatement
penyajian account penjualan dan piutang dalam laporan tersebut. Kelebihan itu berupa
penambahan aktiva tetap dan penggunaan dana hasil emisi obligasi yang tanpa pembuktian.
Akibatnya, Great River kesulitan arus kas. Perusahaan tidak mampu membayar utang Rp250
miliar kepada Bank Mandiri dan gagal membayar obligasi senilai Rp400 miliar.
Rabu, 28 Maret 2007
Akuntan Publik Petrus Mitra Winata Dibekukan
Kasus pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik kembali muncul. Menteri Keuangan
pun memberi sanksi pembekuan.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membekukan izin Akuntan Publik (AP)
Drs. Petrus Mitra Winata dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Mitra Winata dan Rekan
selama dua tahun, terhitung sejak 15 Maret 2007.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan Samsuar Said dalam siaran pers
yang diterima Hukumonline, Selasa (27/3), menjelaskan sanksi pembekuan izin diberikan
karena akuntan publik tersebut melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP).

Pelanggaran itu berkaitan dengan pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT Muzatek Jaya
tahun buku berakhir 31 Desember 2004 yang dilakukan oleh Petrus. Selain itu, Petrus juga
telah melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan
audit umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan
Apartemen Nuansa Hijau sejak tahun buku 2001 sampai dengan 2004.

Selama izinnya dibekukan, Petrus dilarang memberikan jasa atestasi termasuk audit umum,
review, audit kinerja dan audit khusus. Yang bersangkutan juga dilarang menjadi pemimpin
rekan atau pemimpin cabang KAP, namun dia tetap bertanggungjawab atas jasa-jasa yang
telah diberikan, serta wajib memenuhi ketentuan mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL).

Pembekuan izin oleh Menkeu tersebut sesuai dengan Keputusan Menkeu Nomor
423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menkeu Nomor 359/KMK.06/2003.

Pembekuan izin yang dilakukan oleh Menkeu ini merupakan yang kesekian kalinya. Pada 4
Januari 2007, Menkeu membekukan izin Akuntan Publik (AP) Djoko Sutardjo dari Kantor
Akuntan Publik Hertanto, Djoko, Ikah & Sutrisno selama 18 bulan. Djoko dinilai Menkeu
telah melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit dengan hanya melakukan
audit umum atas laporan keuangan PT Myoh Technology Tbk (MYOH). Penugasan ini
dilakukan secara berturut-turut sejak tahun buku 2002 hingga 2005.

Sebelumnya, di bulan November tahun lalu, Depkeu juga melakukan pembekuan izin
terhadap Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta. Dalam kasus ini, Justinus terbukti telah
melakukan pelanggaran terhadap SPAP berkaitan dengan Laporan Audit atas Laporan
Keuangan Konsolidasi PT Great River International Tbk (Great River) tahun 2003.

Kasus Great River sendiri mencuat ke publik seiring terjadinya gagal bayar obligasi yang
diterbitkan perusahaan produsen pakaian tersebut. Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengindikasikan terjadi praktik overstatement
(pernyataan berlebihan) penyusunan laporan keuangan yang melibatkan auditor independen,
yakni akuntan publik Justinus Aditya Sidharta.

Cukup satu saksi ahli


Terhadap kasus Great River, saat ini Bapepam-LK sedang meminta penilaian independen dari
saksi ahli untuk menuntaskan pemeriksaan kasus overstatement laporan keuangan emiten
berkode saham GRIV itu.

Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyidikan Bapepam-LK Wahyu Hidayat mengatakan akuntan
publik akan dipanggil untuk memberikan penilaian terhadap kasus laporan keuangan Great
River. Penyidikan Great River masih pada tahap penyempurnaan, kami menyiapkan saksi ahli
dari akuntan publik, tuturnya kepada pers, pekan lalu.

Pemanggilan saksi ahli oleh penyidik Bapepam-LK ini dibenarkan oleh UU No 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Alasannya, dalam Pasal 101 ayat 3 h UU Pasar Modal disebutkan,
penyidik Bapepam-LK berwenang meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang pasar modal.

Pasca pengambilan keterangan akuntan publik, otoritas pasar modal segera menyusun berkas
pemeriksaan overstatement laporan keuangan Great River yang akan dilimpahkan ke
Kejaksaan. Berkas itu, kata Wahyu, akan dibuat terpisah dari berkas pemeriksaan direksi.

Ditambahkan oleh Wahyu saksi ahli kasus Great River bisa diambil dari anggota Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) asalkan independen. Dalam waktu dekat ini, akuntan yang akan
ditetapkan sebagai saksi ahli segera diumumkan oleh otoritas pasar modal itu. Satu saksi ahli
cukup. Bisa dari IAI atau siapapun, yang pasti independen. Kalau sudah cukup dengan saksi
ahli itu, langsung kami berkas, sambungnya.
A. Pengertian Akuntan Publik
Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk
memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan publik di
Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang
Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa
Akuntan Publik. Setiap akuntan publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh Pemerintah.

B. Kantor-Kantor Akuntan Publik


Akuntan publik dalam memberikan jasanya wajib mempunyai kantor akuntan publik (KAP)
paling lama 6 bulan sejak izin akuntan publik diterbitkan. Akuntan publik yang tidak
mempunyai KAP dalam waktu lebih dari 6 bulan akan dicabut izin akuntan publiknya. Lebih
dari 40.000 kantor akuntan publik terdapat di Amerika Serikat, mulai yang dari
beranggotakan seorang auditor hingga lebih dari 30.000 partner dan staf. Accounting Today
setiap tahunnya menerbitkan daftar 100 perusahaan akuntan terbesar. Empat ukuran kategori
digunakan untuk mendeskripsikan kantor akuntan publik yaitu:

1. Lima bersar perusahaan internasional

Lima perusahaan akuntan publik terbesar di Amerika Serikat dikenal dengan sebutan
perusahaan akuntan publik internasional The Big Five. Mereka adalah perusahaan-
perusahaan yang berada pada lima urutan pertama yaitu:
- Pricewaterhouse Coopers,
- Deloitte & Touche,
- KPMG,
- Ernst & Young,
- Andersen.
Kelima perusahaan ini memiliki kantor-kantor di seluruh AS dan di banyak kota lainnya di
seluruh dunia. Perusahaan akuntan publik The Big Five mengaudit hampir semua perusahaan
terbesar baik yang ada di AS maupun di seluruh dunia, serta mengaudit pula banyak
perusahaan yang berskala kecil.

2. Perusahaan nasional
Tiga kantor akuntan publik di AS dikenal sebagai perusahaan nasional karena mereka
memiliki kantor-kantor pada mayoritas kota besar di AS. Mereka adalah perusahaan-
perusahaan yang ada pada urutan ke-6 hinggan ke-8 yaitu:
- Grant Thornton
- BDO Seidman
- RSM McGladrey
Perusahaan-perusahaan tersebut berskala besar tetapi tidak sebesar The Big Five. Perusahaan-
perusahaan nasional memberikan jenis jasa yang sama dengan jenis jasa yang ditawarkan
oleh The Big Five serta bersaing secara terbuka dengan mereka dalam memperebutkan para
klien. Setiap perusahaan nasional berafiliasi dengan perusahaan-perusahaan di negara lain
sehingga mereka pun memiliki kapabilitas internasional.

3. Perusahaan regional dan perusahaan lokal berskala besar.

Terdapat hanya sekitar 100 kantor akuntan publik yang memiliki staf profesional lebih dari
50 personil. Beberapa bahkan hanya memiliki sebuah kantor saja dan terutama melayani
klien-klien di daerah sekitarnya saja. Beberapa perusahaan lainnya memiliki sejumlah kantor
dalam suatu negara bagian atau daerah tertentu serta melayani para klien dalam wilayah yang
lebih luas. Contoh perusahaan regional adalah:
- Crowe, Chizek & Co.
- Moss Adams
- Plante & Moran
Contoh perusahaan lokal berskala besar:
- Frank, Rimerman & Co.
- Klayman & Korman
Perusahaan-perusahaan regional terbesar tidaklah secara dramatis berskala lebih rendah
daripada ketiga perusahaan nasional. Perusahaan regional dan perusahaan lokal berskala
besar saling berkompetisi memperebutkan klien dengan kantor akuntan publik lainnya,
termasuk bersaing dengan perusahaan The Big Five dan perusahaan nasional. Sebagian besar
perusahaan regional dan perusahaan lokal berskala besar berafiliasi dengan asosiasi kantor
akuntan publik agar dapat saling berbagi berbagai sumber daya seperti informasi teknis dan
pendidikan berkelanjutan. Banyak pula dari perusahaan-perusahaan ini memiliki hubungan
internasional.
4. Perusahaan lokal berskala kecil

Lebih dari 95 persen dari total kantor akuntan publik di AS hanya memiliki kurang dari 25
profesional dalam sebuah kantor. Mereka melakukan proses audit serta jasa-jasa lainnya yang
terkait terutama bagi bisnis-bisnis yang berskala lebih rendah serta bagi entitas nirlaba,
walaupun demikian beberapa kantor memiliki satu atau dua klien yang sahamnya dimiliki
publik. Banyak pula perusahaan lokal berskala kecil yang tidak melakukan audit tetapi
memberikan jasa akuntansi dan perpajakan bagi para kliennya.

C. Perizinan Akuntan Publik


Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama 5 tahun (dapat
diperpanjang). Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan publik harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang sah yang diterbitkan oleh IAPI atau
perguruan tinggi terakreditasi oleh IAPI untuk menyelenggarakan pendidikan profesi
akuntan publik.

2. Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib
menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL)
paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.

3. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit
1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya
memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh
Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.

4. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu Tanda


Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.

5. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).


6. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.

7. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih.

8. Menjadi anggota IAPI.

9. Tidak berada dalam pengampuan.

10. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan Publik,
membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa
data persyaratan yang disampaikan adalah benar.

D. Aktivitas atau Jasa Kantor Akuntan Publik


Kantor akuntan publik menyediakan jasa-jasa audit dan telah memperluas cakupan jasanya
dengan menyediakan tambahan jasa-jasa atestasi dan assurance. Di dalam jasa-jasa tambahan
yang umumnya disediakan oleh kantor akuntan publik tersebut termasuk pula jasa akuntansi
dan pembukuan, jasa perpajakan serta jasa konsultasi manajemen. Kantor akuntan publik
secara berkesinambungan terus mengembangkan produk-produk dan jasa-jasa baru, termasuk
pula spesialisasi dalam perencanaan keuangan dan penilaian bisnis. Adapun kegiatan/ jasa
yang diberikan oleh seorang akuntan publik, diantaranya:
1. Jasa akuntansi dan pembukuan
Kebanyakan klien kecil dengan staf akuntansi yang terbatas menyandarkan diri pada kantor
akuntan publik untuuk mempersiapkan laporan keuangan mereka. Beberapa klien kecil
kekurangan personil atau keahlian untuk mempersiapkan bahkan jurnal dan buku besar mereka
sendiri. selanjutnya kantor akuntan publik melaksanakan serangkaian jasa akuntansi dan
pembukuan untuk memenuhi kebutuhan dari para klien ini.
2. Jasa perpajakan
Kantor akuntan publik mempersiapkan pula perhitungan pajak penghasilan bagi perusahaan dan
perseorangan baik bagi klien jasa audit maupun klien non jasa audit. Sebagai tambahan, pajak
bumi dan bangunan, pajak hadiah, perencanaan perpajakan, serta aaspek lainnya dari jasa
perpajakan disediakan pula oleh sebagian besar kantor akuntan publik. Jasa perpajakan saat ini
dilaksanakan oleh hampir semua kantor akuntan publik, dan pada banyak perusahaan yang
berskala kecil, jasa-jasa tersebut memegang peranan yang lebih penting dari pada jasa audit.
3. Jasa konsultasi manajemen
Mayoritas kantor akuntan publik menyediakan beberapa jasa tertentu yang membuat kliennya
mampu mengelola bisnis secara lebih efektif. Jasa-jasa ini dikenal dengan sebutan konsultasi
manajemen atau jasa penasihat manajemen. Jasa-jasa ini beragam mulai dari saran-saran
sederhana untuk meningkatkan sistem akuntansi klien hingga saran dalam strategi pemasaran,
instalasi komputer, serta konsultasi manfaat aktuaria. Banyak dari kantor akuntan publik yang
besar memiliki departemen-departemen yang terlibat secara eksklusif dalam jasa konsultasi
manajemen dengan interksi yang sangat kecil pada staf audit atau staf perpajakan. Pendapatan
dari jasa konsultasi manajemen telah meningkat secara signifikan dalam tahun-tahun terakhir ini.

E. Sturtur organisasi kantor akuntan publik


Kantor akuntan publik memiliki karakteristik dan linkup penyediaan jasa yang amat beragam,
yang pada gilirannya mempengaruhi struktur dan organisasi dari perusahaan-perusahaan
tersebut. Tiga faktor utama yang memperngaruhi struktur organisasi dari perusahaan-
perusahaan tersebut adalah:

1. Kebutuhan untuk memiliki independensi atas klien

Independensi membuat auditor tetap objektif/tidak memihak dalam menarik kesimpulan


mengenai laporan keuangan klien

2. Pentingnya struktur untuk mendorong kompetensi

Kompetensi mengizinkan para auditor untuk melaksanakan audit dan melakukan jasa-jasa
lainnya secara efisien dan efektif.

3. Meningkatnya resiko pengadilan yang dihadapi oleh auditor

Dalam dekade terakhir, perusahaan-perusahaan memiliki sejumlah pengalaman dalam


peningkatan biaya-biaya yang terkait dengan pengadilan. Beberapa struktur organisasi
mampu memberikan suatu tingkat proteksi pada individu anggota perusahaan.
Enam struktur organisasi dapat digunakan oleh kantor akuntan publik. Kecuali untuk jenis
perusahaan perorangan, setiap struktur menghasilkan suatu entitas yang terpisah dari akuntan
publik sebagai pribadi, di mana hal tersebut membantu auditor untuk bersikap independen.
Empat struktur organisasi terakhir menyediakan beberapa perlindungan terhadap kerugian
pengadilan.
Pembagian struktur organisasi kantor akuntan publik secara umum biasanya pembagian menurut
jenjang atau jabatan akuntan publik. Pembagian dapat digambarkan sebagai berikut:

Adapun penjelasan dari bagan tersebut, adalah sebagai berikut:


1. Partner
Partner menduduki jabatan tertinggi dalam penugasan audit, bertanggung jawab atas
hubungan dengan klien, bertanggung jawab secara menyeluruh mengenai auditing. Partner
menandatangani laporan audit dan management letter, dan bertanggung jawab terhadap
penagihan fee audit dari klien.
2. Manajer audit
Manajer audit bertidak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor senior
dalam merencanakan program audit dan waktu audit, me-review kertas kerja, laporan audit
dan management letter. Biasanya manajer melakukan pengawasan terhadap pekerjaan
beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer tidak berada di kantor klien, melainkan di kantor
auditor, dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan pada auditor senior.
3. Auditor senior
Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit, bertanggung jawab untuk mengusahakan
biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, bertugas untuk mengarahkan dan me-
review pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya hanya menetap di kantor klien
sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap
suatu objek pada saat tertentu.
4. Auditor junior
Auditor melaksanakan prosedur audit rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan
pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor yang
baru saja menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah.

Setiap kantor akuntan memiliki pembagian struktur organisasi tersendiri tergantung kepada
kebijakan perusahaan yang ditetapkan.
Ada pun level dan tanggung jawab staf seperti terlihat pada tabel berikut:
Level staf Rata-rata pengalaman Tanggung jawab yang khas
Auditor junior 0-2 tahun Melaksanakan sebagian besar detil-detil audit
Auditor senior 2-5 tahun Mengkoordinasikan dan bertanggung jawab
atas audit di lapangan, termasuk mengawasi
dan mereview pekerjaan auditor junior
Manajer audit 5-10 tahun Membantu auditor senior dalam merencanakan
dan mengelola audit, mereview pekerjaan
auditor penanggung jawab, serta menjaga
hubungan dengan klien. Manager dapat
bertanggung jawab atas lebih dari satu
pekerjaan pada saat yang bersamaan
Partner Lebih dari 10 tahun Mereview keseluruhan pekerjaan audit dan
terlibat dalam pembuatan keputusan audit yang
penting. Partner adalah pemilik perusahaan,
dan ia memiliki tanggung jawab mutlak untuk
melaksanakan audit dan melayani kliennya.

F. Standar-Standar dan Aturan-Aturan


AICPA diberi wewenang untuk menyusun seperangkat standar (panduan) dan peratursn yang
harus dipatuhi oleh semua anggota dan semua akuntan publik dalam praktek mereka.
Persyaratan tersebut disusun oleh komite yang terdiri dari para anggota AICPA. Terdapat 4
area utama di mana AICPA memiliki wewenang untuk menyusun standar dan membuat
peraturan-peraturan.

1. Standar-standar auditing

Auditing standar board (ASB) atau dewan standar auditing bertanggung jawab untuk
menerbitkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah auditing. Pernyataan-
pernyataan tersebut dikenal sebagai Statements on Auditing Standars (SASs). ASB serta
semua organisasi pendahulunya bertanggung jawab atas sejumlah besar pernyataan yang
terdapat dalam literatur auditing yang ada saat ini.

2. Standar komplikasi dan standar review

Accounting and review services committee bertugas untuk menerbitkan pernyataan-


pernyataan tentang tanggung jawab akuntan publik ketika akuntan publik terlibat dengan
laporn keuangan dari perusahaan swasta non publik yang tidak diaudit. Pernyataan tersebut
dikenal sebagai Statements on Standars for Accounting dan Review Services (SSARS).
SSARS 1, diterbitkan bulan Desember 1978, telah menggantikan pernyataan sebelumnya
tentang standar auditing untuk laporan keuangan yang tidak diaudit. Pernyataan ini mencakup
2 jenis jasa spesifik:
- Situasi-situasi di mana akuntan membantu seorang klien dalam mempersiapkan laporan
keuangan serta tidak memberikan sedikit pun keandalan atas laporan keuangan serta tidak
memberikan sedikit pun keandalan atas laporan keuangan tersebut (jasa kompilasi)
- Situasi-situasi di mana akuntan melakukan sejumlah wawancara dan prosedur analitis yang
dapat memberikan dasar bagi pemberian tingkat keandalan terbatas di mana tidak ada
modifikasi material yang perlu dibuat bagi laporan tersebut (jasa review).

3. Standar atestasi lainnya

Pada tahun 1986, AICPA menerbitkan Statement on Standars for Attestation Engagements
(Pernyataan Standar Penugasan Atestasi). Tujuan penerbitan pernyataan ini terdiri dari 2 hal
yaitu:
- Untuk memberikan suatu kerangka kerja yang dipatuhi oleh badan-badan penyusun standar
AICPA dalam mengembangkan standar-standar yang terperinci atas jenis-jenis jasa atestasi
yang lebih spesifik.
- Untuk memberikan suatu kerangka panduan bagi para praktisi pada saat tak terdapat satu
pun standar khusus.

4. Standar konsultasi

Komite eksekutif jasa konsultasi manajemen bertanggung jawab untuk menerbitkan


ketetapan atas jasa konsultasi yang dilakukan oleh akuntan publik. Dalam jasa konsultasi,
akuntan publik mengembangkan penemuan, kesimpulan, dan rekomendasi yang diberikan
kepada klien. Jasa konsultasi berbeda secara fundamental dari jasa atestasi, dimana laporan
akuntan publik atas sebuah tuntutan yang merupakan tanggung jawab dari pihak lain.

5. Kode etik profesional

Komite AICPA untuk etika profesional menyusun aturan-aturan kode etik yang harus
dipenuhi oleh para akuntan publik. Aturan-aturan ini diterapkan pada semua jasa yang
diberikan oleh akuntan publik dan memberikan suatu kerangkan bagi standar teknisnya.
AICPA mendukung penelitian yang dilakukan oleh staf penelitiannya sendiri dan
menyediakan sejumlah imbalan bagi peneliti lainnya. AICPA pun menerbitkan berbagai jenis
bacaan, termasuk pula menerbitkan jurnal-jurnal seperti The Journal of Accountancy,
panduan audit bagi beberapa industri, perubahan secara periodik atas Condification of
Statements on Auditing Standars (Kodifikasi atas Pernyataan Standar Auditing), serta kode
etik profesional. AICPA bertanggung jawab baik atas ujian tertulis maupun pengklasifikasian
ujian akuntan publik. Sekitar 60.000 kandidat turut ambil bagian dalam setiap pelaksanaan
ujian tersebut.

G. Standar profesional akuntan publik

1. Standar umun

- Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
- Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, indepedensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
- Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar pekerjaan lapangan

- Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
- Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
- Bukti audit kompeten yang memadai harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan hasil audit.

3. Standar pelaporan

- Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
- Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara
konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan yang sesuai
dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
- Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyaktakan lain dalam laporan audit.
- Laporan audit harus memuat penyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua
hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab
auditor yang bersangkutan.

H. Ikhtisar standar profesi akuntan publik


I. Lima elemen pengendalian kualitas

1. Intdependensi, Integritas, dan Objektivitas

Persyaratan : Semua personalia yang terlibat dalam penugasan harus memelihara


independensi baik secara nyata mauoun secara penampilan, melaksanakan sekuruh tanggung
jawab profesionalnya dengan segenap integritas, serta memelihara objektivitas dalam
melaksanakan tanggung jawab professional mereka.
Contoh Prosedur : Setiap tahun, setiap rekan dan karyawan harus mengisi formulir
kuosioner independensi yang berkaitan dengan hal seperti kepemilikan saham serta
keanggotaan pada dewan direksii.

2. Manajemen Sumber Daya Manusia

Persyaratan : Dalam perusahaan akuntan publik kebijakan dan prosedur harus disusun supaya
dapat memberikan tingkat keandalan tertentu bahwa : Semua karyawan baru memiliki
kualifikasi sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara kompeten. Pekerjaan dibebankan
pada mereka yang telah mendapatkan pelatihan teknis yang cukup serta memiliki kecakapan.
Semua karyawan harus berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan profesi berkelanjutan
serta aktifita pengembangan profesi sehingga membuat mereka mampu melaksanakan
tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka. Karywan yang terpilih untuk dipromosikan
adalah mereka yang memiliki kualifikasi yang diperlukan supaya menjadi bertanggung jawab
dalam penugasan berikutnya.
Contoh Prosedur : Setiap professional harus dievaluasi pada setiap kali penugasan dengan
pengisian formulir evaluasi penugasan individual.

3. Penerimaan Serta Kelanggengan Klien

Persyaratan : Kebijakan dan prosedur harus disusun agar dapat menentukan apakah akan
menerima klien baru atau meneruskan bekerjasama dengan klien yang telah ada. Kebijakan
dan prosedur ini harus mamp meminimalkan resiko yang berkaitan dengan klien yang
memiliki tingkat integritas manajemen yang rendah. Perusahaan akuntan public hanya boleh
melaksanakan penugasan yang dapat dilakukan dengan kompetensi professional.
Contoh Prosedur : Formulir evaluasi klien, yang memuat masalah-masalah seputar komentar
auditor terdahulu dan evaluasi manajemen, harus dipersiapkan untuk setiap kliaen baru
sebelum perushahaan akuntanpublik memutuskan menerima klien tersebut.

4. Kinerja Atas Penugasan

Persyaratan : Kebijakan dan prosedur harus hadir terutama ntuk memastikan bahwa
penugasan yang dilaksanakan oleh auditor telah memenuh standar kualitas perusahaan
akuntan public.
Contoh Prosedur : Direktur akuntansi dan auditing perusahaan akuntan public dapat diajak
berkonsultasi serta harus telah memberikan persetujuannya pada semua penugasan sebelum
penugasan itu dianggap selesai.

5. Pemantauan

Persyaratan : Harus terdapat kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa keempat
elemen penendalian kualitas lainnya diterapkan secara efektif.
Contoh Prosedur : Rekan yang bertugas mengendalikan kualitas harus menguji prosedur
pengendalian kualitas minimal setahun sekali untuk memastikan bahwa perusahaan akuntan
public masih mematuhi prosedur itu.

Anda mungkin juga menyukai