Selama izinnya dibekukan, Justinus dilarang memberikan jasa atestasi (pernyataan pendapat
atau pertimbangan akuntan publik) termasuk audit umum, review, audit kerja dan audit
khusus. Dia juga dilarang menjadi Pemimpin Rekan atau Pemimpin Cabang Kantor Akuntan
Publik (KAP). Namun yang bersangkutan tetap bertanggungjawab atas jasa-jasa yang telah
diberikan serta wajib memenuhi ketentuan untuk mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL).
Pembekuan izin oleh Menkeu ini merupakan tindak lanjut atas Surat Keputusan Badan
Peradilan Profesi Akuntan Publik (BPPAP) Nomor 002/VI/SK-BPPAP/VI/2006 tanggal 15
Juni 2006 yang membekukan Justinus dari keanggotaan Ikatan Akuntan Indonesia
Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Hal ini sesuai dengan Keputusan Menkeu Nomor
423/KMK.06/2006 tentang Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menkeu Nomor 359/KMK.06/2003 yang menyatakan bahwa AP dikenakan sanksi
pembekuan izin apabila AP yang bersangkutan mendapat sanksi pembekuan keanggotaan dari
IAI dan atau IAI-KAP.
Seperti diketahui, sejak Agustus lalu, Bapepam menyidik akuntan publik yang mengaudit
laporan keuangan Great River tahun buku 2003. Fuad menyatakan telah menemukan adanya
indikasi konspirasi dalam penyajian laporan keuangan Great River. Sayangnya, dia tidak
bersedia menjelaskan secara detail praktek konspirasi dalam penyajian laporan keuangan
emiten berkode saham GRIV itu.
Fuad juga menjelaskan tugas akuntan adalah hanya memberikan opini atas laporan
perusahaan. Akuntan, menurutnya, tidak boleh melakukan segala macam rekayasa dalam
tugasnya. Dia bisa dikenakan sanksi berat untuk rekayasa itu," katanya.
Menurut Justinus, Great River banyak menerima order pembuatan pakaian dari luar negeri
dengan bahan baku dari pihak pemesan. Jadi Great River hanya mengeluarkan ongkos
operasi pembuatan pakaian. Tapi saat pesanan dikirimkan ke luar negeri, nilai ekspornya
dicantumkan dengan menjumlahkan harga bahan baku, aksesori, ongkos kerja, dan laba
perusahaan.
Justinus menyatakan model pencatatan seperti itu bertujuan menghindari dugaan dumping
dan sanksi perpajakan. Sebab, katanya, saldo laba bersih tak berbeda dengan yang diterima
perusahaan. Dia menduga hal itulah yang menjadi pemicu dugaan adanya penggelembungan
nilai penjualan. Sehingga diinterpretasikan sebagai menyembunyikan informasi secara
sengaja.
Johan Malonda & Rekan mulai menjadi auditor Great River sejak 2001. Saat itu perusahaan
masih kesulitan membayar utang US$150 Juta kepada Deutsche Bank. Pada 2002, Great
River mendapat potongan pokok utang 85 persen dan sisa utang dibayar menggunakan
pinjaman dari Bank Danamon. Setahun kemudian Great River menerbitkan obligasi Rp 300
miliar untuk membayar pinjaman tersebut. "Kami hanya tahu kondisi perusahaan pada
rentang 2001-2003," kata Justinus.
Sebelumnya Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah
melimpahkan kasus penyajian laporan keuangan Great River ke Kejaksaan Agung pada
tanggal 20 Desember 2006. Dalam laporan tersebut, empat anggota direksi perusahaan tekstil
itu ditetapkan menjadi tersangka, termasuk pemiliknya, Sunjoto Tanudjaja.
Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi Aryanto, Amir Jusuf, dan
Mawar, yang menemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang, dan aset
hingga ratusan miliar rupiah di Great River. Akibatnya, Great River mengalami kesulitan arus
kas dan gagal membayar utang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam terdapat indikasi penipuan dalam penyajian laporan
keuangan. Pasalnya, Bapepam menemukan kelebihan pencatatan atau overstatement
penyajian account penjualan dan piutang dalam laporan tersebut. Kelebihan itu berupa
penambahan aktiva tetap dan penggunaan dana hasil emisi obligasi yang tanpa pembuktian.
Akibatnya, Great River kesulitan arus kas. Perusahaan tidak mampu membayar utang Rp250
miliar kepada Bank Mandiri dan gagal membayar obligasi senilai Rp400 miliar.
Rabu, 28 Maret 2007
Akuntan Publik Petrus Mitra Winata Dibekukan
Kasus pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik kembali muncul. Menteri Keuangan
pun memberi sanksi pembekuan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membekukan izin Akuntan Publik (AP)
Drs. Petrus Mitra Winata dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Mitra Winata dan Rekan
selama dua tahun, terhitung sejak 15 Maret 2007.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan Samsuar Said dalam siaran pers
yang diterima Hukumonline, Selasa (27/3), menjelaskan sanksi pembekuan izin diberikan
karena akuntan publik tersebut melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP).
Pelanggaran itu berkaitan dengan pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT Muzatek Jaya
tahun buku berakhir 31 Desember 2004 yang dilakukan oleh Petrus. Selain itu, Petrus juga
telah melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan
audit umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan
Apartemen Nuansa Hijau sejak tahun buku 2001 sampai dengan 2004.
Selama izinnya dibekukan, Petrus dilarang memberikan jasa atestasi termasuk audit umum,
review, audit kinerja dan audit khusus. Yang bersangkutan juga dilarang menjadi pemimpin
rekan atau pemimpin cabang KAP, namun dia tetap bertanggungjawab atas jasa-jasa yang
telah diberikan, serta wajib memenuhi ketentuan mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL).
Pembekuan izin oleh Menkeu tersebut sesuai dengan Keputusan Menkeu Nomor
423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menkeu Nomor 359/KMK.06/2003.
Pembekuan izin yang dilakukan oleh Menkeu ini merupakan yang kesekian kalinya. Pada 4
Januari 2007, Menkeu membekukan izin Akuntan Publik (AP) Djoko Sutardjo dari Kantor
Akuntan Publik Hertanto, Djoko, Ikah & Sutrisno selama 18 bulan. Djoko dinilai Menkeu
telah melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit dengan hanya melakukan
audit umum atas laporan keuangan PT Myoh Technology Tbk (MYOH). Penugasan ini
dilakukan secara berturut-turut sejak tahun buku 2002 hingga 2005.
Sebelumnya, di bulan November tahun lalu, Depkeu juga melakukan pembekuan izin
terhadap Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta. Dalam kasus ini, Justinus terbukti telah
melakukan pelanggaran terhadap SPAP berkaitan dengan Laporan Audit atas Laporan
Keuangan Konsolidasi PT Great River International Tbk (Great River) tahun 2003.
Kasus Great River sendiri mencuat ke publik seiring terjadinya gagal bayar obligasi yang
diterbitkan perusahaan produsen pakaian tersebut. Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengindikasikan terjadi praktik overstatement
(pernyataan berlebihan) penyusunan laporan keuangan yang melibatkan auditor independen,
yakni akuntan publik Justinus Aditya Sidharta.
Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyidikan Bapepam-LK Wahyu Hidayat mengatakan akuntan
publik akan dipanggil untuk memberikan penilaian terhadap kasus laporan keuangan Great
River. Penyidikan Great River masih pada tahap penyempurnaan, kami menyiapkan saksi ahli
dari akuntan publik, tuturnya kepada pers, pekan lalu.
Pemanggilan saksi ahli oleh penyidik Bapepam-LK ini dibenarkan oleh UU No 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Alasannya, dalam Pasal 101 ayat 3 h UU Pasar Modal disebutkan,
penyidik Bapepam-LK berwenang meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang pasar modal.
Pasca pengambilan keterangan akuntan publik, otoritas pasar modal segera menyusun berkas
pemeriksaan overstatement laporan keuangan Great River yang akan dilimpahkan ke
Kejaksaan. Berkas itu, kata Wahyu, akan dibuat terpisah dari berkas pemeriksaan direksi.
Ditambahkan oleh Wahyu saksi ahli kasus Great River bisa diambil dari anggota Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) asalkan independen. Dalam waktu dekat ini, akuntan yang akan
ditetapkan sebagai saksi ahli segera diumumkan oleh otoritas pasar modal itu. Satu saksi ahli
cukup. Bisa dari IAI atau siapapun, yang pasti independen. Kalau sudah cukup dengan saksi
ahli itu, langsung kami berkas, sambungnya.
A. Pengertian Akuntan Publik
Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk
memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan publik di
Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang
Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa
Akuntan Publik. Setiap akuntan publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh Pemerintah.
Lima perusahaan akuntan publik terbesar di Amerika Serikat dikenal dengan sebutan
perusahaan akuntan publik internasional The Big Five. Mereka adalah perusahaan-
perusahaan yang berada pada lima urutan pertama yaitu:
- Pricewaterhouse Coopers,
- Deloitte & Touche,
- KPMG,
- Ernst & Young,
- Andersen.
Kelima perusahaan ini memiliki kantor-kantor di seluruh AS dan di banyak kota lainnya di
seluruh dunia. Perusahaan akuntan publik The Big Five mengaudit hampir semua perusahaan
terbesar baik yang ada di AS maupun di seluruh dunia, serta mengaudit pula banyak
perusahaan yang berskala kecil.
2. Perusahaan nasional
Tiga kantor akuntan publik di AS dikenal sebagai perusahaan nasional karena mereka
memiliki kantor-kantor pada mayoritas kota besar di AS. Mereka adalah perusahaan-
perusahaan yang ada pada urutan ke-6 hinggan ke-8 yaitu:
- Grant Thornton
- BDO Seidman
- RSM McGladrey
Perusahaan-perusahaan tersebut berskala besar tetapi tidak sebesar The Big Five. Perusahaan-
perusahaan nasional memberikan jenis jasa yang sama dengan jenis jasa yang ditawarkan
oleh The Big Five serta bersaing secara terbuka dengan mereka dalam memperebutkan para
klien. Setiap perusahaan nasional berafiliasi dengan perusahaan-perusahaan di negara lain
sehingga mereka pun memiliki kapabilitas internasional.
Terdapat hanya sekitar 100 kantor akuntan publik yang memiliki staf profesional lebih dari
50 personil. Beberapa bahkan hanya memiliki sebuah kantor saja dan terutama melayani
klien-klien di daerah sekitarnya saja. Beberapa perusahaan lainnya memiliki sejumlah kantor
dalam suatu negara bagian atau daerah tertentu serta melayani para klien dalam wilayah yang
lebih luas. Contoh perusahaan regional adalah:
- Crowe, Chizek & Co.
- Moss Adams
- Plante & Moran
Contoh perusahaan lokal berskala besar:
- Frank, Rimerman & Co.
- Klayman & Korman
Perusahaan-perusahaan regional terbesar tidaklah secara dramatis berskala lebih rendah
daripada ketiga perusahaan nasional. Perusahaan regional dan perusahaan lokal berskala
besar saling berkompetisi memperebutkan klien dengan kantor akuntan publik lainnya,
termasuk bersaing dengan perusahaan The Big Five dan perusahaan nasional. Sebagian besar
perusahaan regional dan perusahaan lokal berskala besar berafiliasi dengan asosiasi kantor
akuntan publik agar dapat saling berbagi berbagai sumber daya seperti informasi teknis dan
pendidikan berkelanjutan. Banyak pula dari perusahaan-perusahaan ini memiliki hubungan
internasional.
4. Perusahaan lokal berskala kecil
Lebih dari 95 persen dari total kantor akuntan publik di AS hanya memiliki kurang dari 25
profesional dalam sebuah kantor. Mereka melakukan proses audit serta jasa-jasa lainnya yang
terkait terutama bagi bisnis-bisnis yang berskala lebih rendah serta bagi entitas nirlaba,
walaupun demikian beberapa kantor memiliki satu atau dua klien yang sahamnya dimiliki
publik. Banyak pula perusahaan lokal berskala kecil yang tidak melakukan audit tetapi
memberikan jasa akuntansi dan perpajakan bagi para kliennya.
1. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang sah yang diterbitkan oleh IAPI atau
perguruan tinggi terakreditasi oleh IAPI untuk menyelenggarakan pendidikan profesi
akuntan publik.
2. Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib
menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL)
paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.
3. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit
1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya
memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh
Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.
7. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih.
10. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan Publik,
membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa
data persyaratan yang disampaikan adalah benar.
Kompetensi mengizinkan para auditor untuk melaksanakan audit dan melakukan jasa-jasa
lainnya secara efisien dan efektif.
Setiap kantor akuntan memiliki pembagian struktur organisasi tersendiri tergantung kepada
kebijakan perusahaan yang ditetapkan.
Ada pun level dan tanggung jawab staf seperti terlihat pada tabel berikut:
Level staf Rata-rata pengalaman Tanggung jawab yang khas
Auditor junior 0-2 tahun Melaksanakan sebagian besar detil-detil audit
Auditor senior 2-5 tahun Mengkoordinasikan dan bertanggung jawab
atas audit di lapangan, termasuk mengawasi
dan mereview pekerjaan auditor junior
Manajer audit 5-10 tahun Membantu auditor senior dalam merencanakan
dan mengelola audit, mereview pekerjaan
auditor penanggung jawab, serta menjaga
hubungan dengan klien. Manager dapat
bertanggung jawab atas lebih dari satu
pekerjaan pada saat yang bersamaan
Partner Lebih dari 10 tahun Mereview keseluruhan pekerjaan audit dan
terlibat dalam pembuatan keputusan audit yang
penting. Partner adalah pemilik perusahaan,
dan ia memiliki tanggung jawab mutlak untuk
melaksanakan audit dan melayani kliennya.
1. Standar-standar auditing
Auditing standar board (ASB) atau dewan standar auditing bertanggung jawab untuk
menerbitkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah auditing. Pernyataan-
pernyataan tersebut dikenal sebagai Statements on Auditing Standars (SASs). ASB serta
semua organisasi pendahulunya bertanggung jawab atas sejumlah besar pernyataan yang
terdapat dalam literatur auditing yang ada saat ini.
Pada tahun 1986, AICPA menerbitkan Statement on Standars for Attestation Engagements
(Pernyataan Standar Penugasan Atestasi). Tujuan penerbitan pernyataan ini terdiri dari 2 hal
yaitu:
- Untuk memberikan suatu kerangka kerja yang dipatuhi oleh badan-badan penyusun standar
AICPA dalam mengembangkan standar-standar yang terperinci atas jenis-jenis jasa atestasi
yang lebih spesifik.
- Untuk memberikan suatu kerangka panduan bagi para praktisi pada saat tak terdapat satu
pun standar khusus.
4. Standar konsultasi
Komite AICPA untuk etika profesional menyusun aturan-aturan kode etik yang harus
dipenuhi oleh para akuntan publik. Aturan-aturan ini diterapkan pada semua jasa yang
diberikan oleh akuntan publik dan memberikan suatu kerangkan bagi standar teknisnya.
AICPA mendukung penelitian yang dilakukan oleh staf penelitiannya sendiri dan
menyediakan sejumlah imbalan bagi peneliti lainnya. AICPA pun menerbitkan berbagai jenis
bacaan, termasuk pula menerbitkan jurnal-jurnal seperti The Journal of Accountancy,
panduan audit bagi beberapa industri, perubahan secara periodik atas Condification of
Statements on Auditing Standars (Kodifikasi atas Pernyataan Standar Auditing), serta kode
etik profesional. AICPA bertanggung jawab baik atas ujian tertulis maupun pengklasifikasian
ujian akuntan publik. Sekitar 60.000 kandidat turut ambil bagian dalam setiap pelaksanaan
ujian tersebut.
1. Standar umun
- Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
- Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, indepedensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
- Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
- Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
- Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
- Bukti audit kompeten yang memadai harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan hasil audit.
3. Standar pelaporan
- Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
- Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara
konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan yang sesuai
dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
- Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyaktakan lain dalam laporan audit.
- Laporan audit harus memuat penyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua
hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab
auditor yang bersangkutan.
Persyaratan : Dalam perusahaan akuntan publik kebijakan dan prosedur harus disusun supaya
dapat memberikan tingkat keandalan tertentu bahwa : Semua karyawan baru memiliki
kualifikasi sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara kompeten. Pekerjaan dibebankan
pada mereka yang telah mendapatkan pelatihan teknis yang cukup serta memiliki kecakapan.
Semua karyawan harus berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan profesi berkelanjutan
serta aktifita pengembangan profesi sehingga membuat mereka mampu melaksanakan
tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka. Karywan yang terpilih untuk dipromosikan
adalah mereka yang memiliki kualifikasi yang diperlukan supaya menjadi bertanggung jawab
dalam penugasan berikutnya.
Contoh Prosedur : Setiap professional harus dievaluasi pada setiap kali penugasan dengan
pengisian formulir evaluasi penugasan individual.
Persyaratan : Kebijakan dan prosedur harus disusun agar dapat menentukan apakah akan
menerima klien baru atau meneruskan bekerjasama dengan klien yang telah ada. Kebijakan
dan prosedur ini harus mamp meminimalkan resiko yang berkaitan dengan klien yang
memiliki tingkat integritas manajemen yang rendah. Perusahaan akuntan public hanya boleh
melaksanakan penugasan yang dapat dilakukan dengan kompetensi professional.
Contoh Prosedur : Formulir evaluasi klien, yang memuat masalah-masalah seputar komentar
auditor terdahulu dan evaluasi manajemen, harus dipersiapkan untuk setiap kliaen baru
sebelum perushahaan akuntanpublik memutuskan menerima klien tersebut.
Persyaratan : Kebijakan dan prosedur harus hadir terutama ntuk memastikan bahwa
penugasan yang dilaksanakan oleh auditor telah memenuh standar kualitas perusahaan
akuntan public.
Contoh Prosedur : Direktur akuntansi dan auditing perusahaan akuntan public dapat diajak
berkonsultasi serta harus telah memberikan persetujuannya pada semua penugasan sebelum
penugasan itu dianggap selesai.
5. Pemantauan
Persyaratan : Harus terdapat kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa keempat
elemen penendalian kualitas lainnya diterapkan secara efektif.
Contoh Prosedur : Rekan yang bertugas mengendalikan kualitas harus menguji prosedur
pengendalian kualitas minimal setahun sekali untuk memastikan bahwa perusahaan akuntan
public masih mematuhi prosedur itu.