PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manajemen Konstruksi 1
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Konstruksi Piramid
Piramid atau piramida adalah konstruksi bangunan yang sudah digunakan sejak lama oleh
bangsa Mesir kuno maupun bangsa Maya, digunakan sebagai makam raja-raja masa dahulu
serta sarana ibadah (pemujaan).
Dalam sejarah konstruksi bangunan piramida digunakan sudah sejak lama. Bangsa bangsa
Mesir kuno maupun bangsa Maya dikenal menggunakan bangunan piramida sebagai makam
raja-raja masa dahulu serta sarana ibadah (pemujaan) selain ada dugaan sebagai tempat
penimbunan (gudang) pangan sejak zaman ketika persiapan menghadapi musim paceklik
ataupun tempat penyimpanan harta.
Beragam analisis tentang digunakannya konstruksi piramida. Ada yang menyebutnya sebagai
bangunan warisan UFO dengan alasan terdapat bangunan mirip piramida ditemukan di Mars
yang berada satu lintang derajat yang sama dengan lintang derajat di Bumi, ada pula yang
mengatakan peninggalan peradaban Atlantis dan sebagian lagi mengatakan bahwa konstruksi
piramida digunakan dengan alasan bahwa pada peradaban lampau, manusia mengalami
kesulitan untuk membuat konstruksi kubah. Oleh karena itu digunakanlah konstruksi
piramida untuk mempermudah. Konstruksi kubah sendiri baru digunakan pada masa Romawi
dengan konstruksi pelengkung pada bangunan betonnya dan Romawi Timur
Sejarah perkembangan jalan dimulai dengan sejarah manusia itu sendiri yang selalu berhasrat
untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama. Dengan demikian
perkembangan jalan saling berkaitan dengan teknik jalan, seiring dengan perkembangan
teknologi yang ditemukan manusia.Pada awalnya jalan raya hanya berupa jejak manusia yang
mencari kebutuhan hidup. Setelah manusia mulai hidup berkelompok jejak-jejak berubah
menjadi jalan setapak yang masih belum berbentuk Jalan yang rata. Dengan dipergunakan
alat transportasi seperti hewan, kereta, atau yang lainnya, mulai dibuat jalan yang rata.
Konstruksi perkerasan jalan berkembang pesat pada jaman keemasan Romawi. Pada saat itu
Manajemen Konstruksi 2
telah dimulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dari beberapa lapis perkerasan. Perkembangan
konstruksi perkerasan jalan seakan terhenti dengan runtuhnya kekuasaan Romawi sampai
abad 18. Pada akhir abad 18, Thomas Telford dari Skotlandia (1757-1834) ahli jembatan
lengkung dari batu, menciptakan konstruksi perkerasan jalan yang prinsipnya sama seperti
jembatan lengkung seperti berikut ini ; Prinsip desak-desakan dengan menggunakan batu-
batu belah yang dipasang berdiri dengan tangan .
Pada waktu itu pula John Mc Adam (1756 1836), memperkenalkan kontruksi perkerasan
dengan prinsip tumpang-tindih dengan menggunakan batu-batu pecah dengan ukuran
terbesar ( 3). Perkerasan sistem ini sangat berhasil pula dan merupakan prinsip pembuatan
jalan secara masinal/mekanis (dengan mesin). Selanjutnya sistem ini disebut Sistem Mc.
Adam.
Manajemen Konstruksi 3
Sampai sekarang ini kedua sistem perkerasan tersebut masih sering dipergunakan di daerah
daerah di Indonesia dengan menggabungkannya menjadi sistem Telford-Mc Adam ialah utk
bagian bawah sistem Telford dan bagian atasnya sistem Mc Adam.
Diperlukan waktu ribuan tahun untuk membuat tembok ini, dibuat di jaman berbagai dinasti dan
kaisar, dan selama proses pembuatannya telah menelan jutaan korban manusia. Tembok ini telah
mulai dibuat sebelum Dinasti Qin berkuasa, tepatnya dibangun pertama kali pada jaman musim semi
dan musim gugur pada 722 SM. Ketika Dinasti Qin berkuasa, Kaisar Qin Shi-huang meneruskan
kembali pembangunan dan pengokohan tembok yang telah dibangun sebelumnya. Sepeninggal Kaisar
Qin Shi-huang, pembuatan tembok ini sempat terhenti dan baru dilanjutkan kembali pada jaman
Dinasti Sui, terakhir pembuatan tembok dilanjutkan lagi pada jaman Dinasti Ming. Bentuk tembok
yang sekarang dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara adalah hasil
pembangunan dari jaman Dinasti Ming (1368-1644).
Manajemen Konstruksi 4
Sejarah Konstruksi Colosseum
Colosseum adalah sebuah peninggalan bersejarah berupa gedung pertunjukan yang besar
berbentuk elips yang disebut amphitheatre atau dengan nama aslinya Flavian Amphitheatre,
yang termasuk salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Pertengahan. Situs ini terletak di
ibukota negara Italia, Roma, yang didirikan oleh Raja Vespasian pada masa Kekaisaran
Romawi dan diselesaikan oleh anaknya Titus, dan menjadi salah satu karya terbesar dari
arsitektur Romawi yang pernah dibangun.
Mengenai tahun pembuatannya sampai saat ini masih ada perbedaan keyakinan. Ada yang
berpendapat bahwa Colosseum dibuat pada tahun 79 SM , ada juga yang berpendapat bahwa
dibuat antara tahun 70-82 M .Tapi, kebanyakan arkeolog berpendapat bahwa Colosseum
dibuat pada tahun 70-82 M. Asal nama Colosseum berasal dari sebuah patung setinggi 130
kaki atau 40 m yang bernama Colossus. Colosseum di set untuk menampung 50.000 orang
penonton.
Manajemen Konstruksi 5
Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-
an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha
terbesar di dunia, sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Borobudur ditinggalkan
pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai
masuknya pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814
oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas
Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran.
Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik
Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang
datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci
Waisak.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari
organisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan
mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu.
Manajemen Konstruksi 6
Suatu sistem informasi dapat dikembangkan karena adanya kebijakan dan perencanaan
telebih dahulu. Tanpa adanya perencanaan sistem yang baik, pengembangan sistem tidak
akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Setidak-tidaknya ada enam buah tahapan
yang harus dilalui: perencanaan, analisa, desain, konstruksi, implementasi, dan pasca
implementasi.
Manajemen Konstruksi 7